Vous êtes sur la page 1sur 5

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN SEJARAH


KELAS X DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

LR. Retno Susanti, Alian, Zulfachry Juhar


Universitas Sriwijaya
Email: Retno_sutikno@yahoo.com dan Aliansair.fkipunsri@gmail.com

Abstract: It is a research which entitled as “Development of Student’s Worksheet Based on


Contextual Learning at Xth Grade in History Subject for Senior High School.” Its aim is to
explain how to make a valid learning material for History Subjects. A measurement of this
learning material in a kind of Student’s Worksheet must be scored by three experts like
Learning Design’s Expert, Learning Material Expert, and Linguistic Expert. These are every
point of validation that were given to Learning Material was made by researcher : Learning
Design categorized as valid in average of 3,88, Learning Material categorized as valid in
average of 3,75, and in Lingusitic categorized as valid in average of 3,77. This Learning
Material potentially effected to students based on field test in Senior High School 7 of
Palembang, field test that’s ever been done divided into two sections where Pre-Test shows a
score of average 56,9 as a low result and Post-Test shows a higher result of average 84,7
From 0% as agregate of all students reached minimum standard of score for 38 person or 100
%. The result concludes Development of Student’s Worksheet Based on Contextual Learning at
Xth Grade in History Subject for Senior High School is effectively used as a valid learning
product.

Keywords: Development of Learning Material, Student’s Worksheet.

Abstrak: Penelitian ini berjudul "Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Pembelajaran
Kontekstual di Kelas X Sekolah Menengah Atas." Tujuannya adalah untuk menjelaskan
bagaimana membuat materi pembelajaran yang valid untuk mata pelajaran Sejarah.
Pengukuran materi pembelajaran ini berupa Lembar Kerja Siswa yang dinilai tiga ahli yaitu
pakar desain pembelajaran, pakar pembelajaran, dan ahli linguistik. Berikut adalah nilai
validasi yang diberikan kepada Materi Pembelajaran yang dibuat oleh peneliti: Desain
Pembelajaran dikategorikan valid rata-rata 3.88, Materi Pembelajaran yang dikategorikan valid
rata-rata 3,75, dan di Lingusitik dikategorikan valid rata-rata 3,77. Materi Pembelajaran ini
berpotensi mempengaruhi siswa berdasarkan uji lapangan di SMA Negeri 1 Palembang, uji
lapangan yang pernah dilakukan dibagi menjadi dua bagian dimana Pre-Test menunjukkan
skor rata-rata 56,9 sebagai hasil yang rendah dan Post-Test menunjukkan. Hasil yang lebih
tinggi dari rata-rata 84,7 dari 0% sebagai agregat semua siswa mencapai standar minimal skor
untuk 38 orang atau 100%. Berdasarkan hasil penelitiann tersebut Pengembangan Lembar
Kerja Siswa Berbasis Pembelajaran Kontekstual di Kelas X SMA efektif digunakan sebagai
produk pembelajaran.

Kata kunci: Pengembangan Materi Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa

1
2 JURNAL CRIKSETRA, VOL 6, NO 11, FEBRUARI 2017

PENDAHULUAN daerah di Kota Lahat yang dapat digunakan


Pendidikan merupakan salah satu pada proses pembelajaran.
sektor yang paling penting dalam Oleh karena itu media LKPD yang
pembangunan nasional.Hal ini dikarenakan biasa digunakan oleh guru dalam
melalui sektor pendidikan dapat dibentuk menyampaikan materi peninggalan
manusia yang berkualitas. kebudayaan Zaman Megalithikum yang ada
Menurut Tirtahardja dan La Sulo di Kota Lahat serta kurangnya informasi data
(2005:37) Sebagai suatu komponen yang ada di Kota lahat dalam kajian Sejarah
pendidikan, tujuan pendidikan menduduki terutama Sejarah Lokal. Maka penulis
posisi penting diantara komponen-komponen tertarik melakukan pengembangan Lembar
pendidikan lainnya. Dapat dikatakan bahwa Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis
segenap komponen dari seluruh kegiatan Kontekstual Pada Mata Pelajaran Sejarah
pendidikan dilakukan semata-mata terarah Kelas X Di Sekolah Menengah Atas”.
kepada atau ditujukan untuk tertentu.
Sedangkan menurut Pidarta (2009:19) bahwa TINJAUAN PUSTAKA
tujuan pendidikan Indonesia ialah untuk Menurut Gagne (1984) dalam Dahar
membentuk manusia seutuhnya dalam arti (2011 : 2) belajar dapat didefinisikan sebagai
berkembangnya potensi-potensi individu suatu proses dimana suatu organisasi berubah
secara berimbang, optimal dan terintegerasi. prilakunya sebagai akibat pengalaman.
Disini terlihat bahwa tujuan pendidikan Cronbach berpendapat dalam Rusman (2011 :
bersifat normatif, yaitu mengandung unsur 8) bahwa “Learning is shown by change in
norma yang bersifat memaksa, tetapi tidak behavior as result of experience”. Belajar
bertentangan dengan hakikat perkembangan sebagai suatu aktivitasyang ditunjukan oleh
peserta didik serta dapat diterima oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil
masyarakat sebagai nilai hidup yang baik pengalaman. Ini berarti belajar adalah suatu
guna membentuk karakter manusia proses dimulai dari input pengetahuan,
seutuhnya. transformasi dalam proses berpikir,
Wawancara yang dilakukan pada selanjutnya hasil berupa output dan
tanggal 26 Januari 2015 dengan beberapa manfaatnya dilihat dari outcomenya. Menurut
siswa/siswi Sekolah Menengah Atas dikota (Slameto, 2008), belajar adalah proses usaha
Palembang. Hasil wawancara menyatakan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
bahwa siswa kurang memahami mengenai suatu perubahan tingkah laku yang baru
peninggalan Megalithikum di beberapa secara keseluruhan, sebagai hasil
daerah Sumatera Selatan khususnya Kota pengalamannya sendiri dalam interaksi
Lahat karena kurangnya data diperpustakaan dengan lingkungannya.
daerah maupun disekolah dan keterbatasan Istilah teknologi pendidikan sering
bahan ajaryang digunakan oleh guru juga didefinisikan dalam instructional
merupakan salah satu faktor kurangnya technology (Teknologi Pembelajaran).
pemahaman mereka terhadap sejarah Definisi Teknologi Intruksional dirumuskan
peninggalan kebudayaan Megalithikum yang oleh Miarso (2012 : 137) adalah teknologi
ada di beberapa kota Lahat. Sehingga guru, Intruksional adalah suatu cara yang
siswa serta masyarakat berharap adanya sistematik untuk merancang, melaksanakan
bahan ajarLembar Kerja Peserta Didik dan mengevaluasi keseluruhan proses
(LKPD) yang membahas tentang peninggalan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan
Zaman Megalithikum yang ada di beberapa khusus komunikasi dan belajar manusia, serta
dengan mempergunakan kombinasi sumber
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA, LR. Retno Susanti, Alian, Zulfachry Juhar 3

belajar insani dan non insani, agar terjadi diselesaikan oleh peserta didik dalam jangka
pembelajaran yang lebih efektif. waktu tertentu, misalnya 2 x 45 menit, sistem
Dalam teori belajar Humanistik bahwa modul diharapkan dapat menghasilkan
motivasi belajar harus bersumber pada diri peserta didik yang lebih berprakarsa dan
peserta didik. Pada teori ini ada dua ciri kreatif, sebab sistem ini menekankan pada
belajar, yaitu: 1). Belajar yang bermakna dan pendekatan pemecahan masalah dan sebagai
2).Belajar yang tidak bermakna. Belajar yang pusat perhatian adalah peserta didik. (Suradi,
bermakna terjadi jika dalam proses Dkk, 1986).
pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan Handout berasal dari bahasa Inggris
perasaan peserta didik, dan belajar yang tidak yang berarti informasi, berita atau surat
bermakna terjadi jika dalam proses lembaran. Handout termasuk media cetak
pembelajaran melibatkan aspek pikiran akan yang meliputi bahan-bahan yang disediakan
tetapi tidak melibatkan aspek perasaan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi
peserta didik (Suardi, 2015). belajar.Biasanya diambil dari beberapa
Sejarah sebagai ilmu memiliki proses literatur yang memiliki relevansi dengan
pembelajarannya sendiri agar referensi materi yang diajarkan/kompetensi dasar dan
didalamnya tetap mampu didapat, selain materi pokok yang harus dikuasai oleh
dapat beroengaruh luas didalam diri peserta peserta didik (Suryaman, 2007)
didik yang mempelajarinya sehingga bisa Menurut Soekamto dalam (Lismawati,
mencapai tujuan dari belajar sebagaimana 2010:38) Lembar Kerja Peserta Didik
diungkapkan diatas. Umumnya Sejarah merupakan lembaran-lembaran yang berisi
dikenal sebagai informasi mengenai kejadian pedoman bagi siswa untuk melakukan
yang sudah lampau, sebagai bidang ilmu kegiatan agar siswa memperoleh
pengetahuan, mempelajari sejarah berarti pengetahuan dan keterampilan yang perlu
mempelajari dan menerjemahkan informasi dikuasai. Sedangkan materi ajar yang sudah
dari catatan-catatan yang dibuat perorangan, dikenal sedemikian rupa sehingga siswa
keluarga, dan komunitas. Pengetahuan akan diharapkan dapat mempelajari materi ajar
sejarah melingkupi pengetahuan akan tersebut.
kejadia-kejadian yang sudah lampau serta Lembar Kerja Peserta Didik
pengetahuan cara berpikir secara historis merupakan kumpulan lembaran yang berisi
(Hidayat dalam arsip LPMP Sulawesi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
Selatan, 2012:4). peserta didik dalam pembelajaran. Kegiatan
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang akan dialami peserta didik sangat
yang digunakan untuk membantu guru atau bermacam-macam mulai dari kegiatan
instruktur dalam melaksanakan proses menemukan masalah, merancang
pembelajaran. Bahan yang dimaksudkan eksperimen, merumuskan hipotesis,
dapat berupa bahan tertulis maupun tidak menyusun dasar teori, melaksanakan
tertulis.Pandangan dari ahli lainnya eksperimen, mengambil data, menganalisis
mengatakan bahwa bahan ajar adalah data, melakukan pembehasan, serta
seperangkat materi yang disusun secara menyimpulkan (Santoso, 2014).
sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis, Model pengembangan 4-D (Four D)
sehingga tercipta suatu lingkungan atau merupakan model pengembangan perangkat
suasana yang memungkinkan siswa belajar pembelajaran.Model ini dikembangkan oleh
(Andi,2011). S. Thagarajan, Dorothy S. Semmel, dan
Modul merupakan suatu unit pelajaran Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4D
yang terkecil. Unit pelajaran ini harus terdiri atas 4 tahap utama yaitu: (1) Define
4 JURNAL CRIKSETRA, VOL 6, NO 11, FEBRUARI 2017

(Pembatasan), (2) Design (Perancangan), (3) (c) digunakan sebagai dasar


Develop (Pengembangan) dan Disseminate revisi.Langkah berikutnya adalah uji coba
(Penyebaran), atau diadaptasi Model 4-P, lebih lanjut dengan siswa yang sesuai
yaitu Pendefinisian, Perancangan. Secara dengan kelas sesungguhnya.
garis besar keempat tahap tersebut sebagai d. Tahap penyebaran (Disseminate). Pada
berikut: tahap ini merupakan tahap penggunaan
a. Tahap Pendefinisian (Define). Tujuan perangkat yang telah dikembangkan pada
tahap ini adalah menentapkan dan skala yang lebih luas misalnya di kelas
mendefinisikan syarat-syarat lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain.
pembelajaran di awali dengan analisis Tujuan lain adalah untuk menguji
tujuan dari batasan materi yang efektivitas penggunaan perangkat di
dikembangkan perangkatnya. Tahap ini dalam KBM (Trianto, 2007 : 65 – 68).
meliputi 5 langkah pokok, yaitu: (a)
Analisis ujung depan, (b) Analisis siswa, METODOLOGI PENELITIAN
(c) Analisis tugas. (d) Analisis konsep, Metodologi penelitian berdasarkan
dan (e) Perumusan tujuan pembelajaran. rumusan masalah dan uraian diatas maka,
b. Tahap Perencanaan (Design). Tujuan penelitian yang saya lakukan adalah
tahap ini adalah menyiapkan prototipe penelitian pengembangan. Adapun model
perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri yang digunakan adalah 4D yaitu
dari empat langkah yaitu, (a) Penyusunan mendefinisikan, perancangan,
tes acuan patokan, merupakan langkah pengembangan, penyebaran.
awal yang menghubungkan antara tahap
define dan tahap design. Tes disusun
PEMBAHASAN
berdasarkan hasil perumusan Tujuan
Langkah awal dari pengembangan
Pembelajaran Khusus (Kompetensi Dasar
bahan ajar berbentuk LKPD adalah melalui
dalam kurikukum KTSP). Tes ini
tahap analisis kebutuhan.Pada tahap ini
merupakan suatu alat mengukur terjadinya
peneliti melakukan wawancara dengan
perubahan tingkah laku pada diri siswa
peserta didik. Dari hasil wawancara itu,
setelah kegiatan belajar mengajar, (b)
peneliti menemukan beberapa permasalahan
Pemilihan media yang sesuai tujuan,
terkait pengetahuan peserta didik hasil
untuk menyampaikan materi pelajaran, (c)
kebudayaan Megalithikum di daerah
Pemilihan format. Di dalam pemilihan
Pasemah, akses dan biaya yang relatif jauh
format ini misalnya dapat dilakukan
serta mahal untuk mencapai tempat-tempat
dengan mengkaji format-format perangkat
peninggalan kebudayaan Megalithikum
yang sudah ada dan yang dikembangkan
Pasemah yang tersebar pada beberapa
di negara-negara yang lebih maju.
wilayah di Kabupaten Lahat secara terpisah,
c. Tahap Pengembangan (Development).
dan tidak adanya kontekstualisasi
Tujuan tahap ini adalah untuk
peninggalan Megalithikum Sumatera Selatan
menghasilkan perangkat pembelajaran
dalam buku teks pelajaran Sejarah pada kelas
yang sudah direvisi berdasarkan masukan
X semester ganjil karena penjabaran materi
dari pakar. Tahap ini meliputi: (a) validasi
yang cenderung general (umum).
perangkat oleh para pakar diikuti dengan
Setelah melakukan tahap penerapan uji
revisi, (b) simulasi yaitu kegiatan
lapangan dapat dilihat peningkatan hasil
mengoperasionalkan rencana pengajaran,
belajar siswa dengan memakairumus yang
dan (c) uji coba terbatas dengan siswa
dijeleskan sebagai berikut:
yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA, LR. Retno Susanti, Alian, Zulfachry Juhar 5

Untuk menilai kemampuan kognitif Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran


pre-test dan post-test adalah dengan Mengembangkan Profesionalisme
menghitung Ngain skor dengan Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo.
menggunakan rumus:
Santoso, PH, 2014, Pengembangan LKPD
𝑠𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠𝑡 −𝑠𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁𝑔𝑎𝑖𝑛 = Discussion and Determination
𝑠𝑚𝑎𝑥𝑖𝑚𝑢𝑚 −𝑠𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
84,7−56,9 27,8
Berbasis Model Pembelajaran Curious
= 100−56,9 = 43,1 = 0,64 Note Program (CNP) Guna
(Sumber : Meltzer) Memfasilitasi Kemampuan Merancang
Eksperimen Peserta Didik SMA Materi
SIMPULAN Hukum Newton Tentang Gravitasi,
Penelitian yang dilakukan merupakan Skripsi Tidak Diterbitkan, Yogyakarta
penelitian pengembangan dengan dilakukan : Universitas Negeri Yogyakarta.
dengan beberapa tahap pengembangan.
Tahap pengembangan dalam penelitian ini Suardi, Moh, 2015, Belajar dan
meliputi tahap analisis, tahap perancangan Pembelajaran. Yogyakarta:
media pembelajaran, tahap pengembangan Deepublish. Diakses terbatas dari
media pembelajaran, tahap validasi, uji coba www.book.google.com
produk dan tahap akhir media.
Suradi, dkk., 1986, Sejarah Pemikiran
Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud.
Andi, 2011, Dremweaver CS5 PHP-MySQL
untuk Pemula. Yogyakarta: C.V Andi.
Suryaman, Isman, 2007, 7 Dosa Besar
Pengguna Power Point (Kiat
Dahar, R.W., 2011, Teori-Teori Belajar dan
Menyajikan Presentasi yang Menarik).
Pembelajaran, Jakarta : Erlangga.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Lismawati, 2010, Pengoptimalan
Tirtarahardjo,Umar, dkk.,2005,Pengantar
Penggunaan Lembar Kerja Siswa
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Sebagai Sarana Peningkatan Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam di
Trianto, 2009,Mendesain Model
SMA Raudlatul Ulum Kapedi
Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Sumenep, Skripsi Tidak Diterbitkan,
Jakarta: Kencana Prenadamedia
Malang : UIN Malang.
Group.
Hidayat, Muhammad, “Sejarah Sebagai
Peristiwa dan Ilmu”, Dalam Arsip
LPMP Sulawesi Selatan, 2012.

Miyarso, Estu, 2012,Optimalisasi


Penggunaan Media ICT dalam
Kegiatan Pembelajaran,Makalah
disampaikan dalam Kegiatan KKN,
Jogjakarta: Universitas negeri
Yogyakarta.

Vous aimerez peut-être aussi