Vous êtes sur la page 1sur 8

http://dx.doi.org/10.22435/bpk.v45i4.6802.

249-256
Peningkatan Pengetahuan Calon Pengantin Melalui Konseling ASI ... (Agus Hendra Al Rahmad, dan Ampera Miko )

Peningkatan Pengetahuan Calon Pengantin Melalui Konseling


ASI Eksklusif di Aceh Besar

INCREASED KNOWLEDGE OF THE BRIDE THROUGH EXCLUSIVE


BREASTFEEDING COUNSELING IN ACEH BESAR

Agus Hendra Al Rahmad, dan Ampera Miko


Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh
Jl. Soekarno-Hatta, Kampus Terpadu Lampeuneurut,
Aceh Besar. 23352, Indonesia
E - mail : 4605.ah@gmail.com

Submitted : 4-9-2017, Revised : 19-9-2017, Revised : 19-9-2017, Accepted : 3-10-2017

Abstract
The global movement of nutrition improvement is anoverall effort to strengthen the commitment and
action plan to accelerate the improvement of nutrition, especiallyin the first 1,000 days of life, including
exclusive breastfeeding. One of the intervention is through nutritional counseling approach about
exclusive breastfeeding to prevent stunting problems. To improve the nutrition and health, counseling for
a future bride needs special attention. The aim of the study was to increase knowledge about exclusive
breastfeeding of future brides through counseling. This quasi-experimental study analyzing a total sample
of 30 future brides through non-random assignment. Data of knowledge variables obtained through
interview using questionnaire with scale ratio, whereas counseling method was conducted face to face
with a leaflet tool. The data were analyzed by Wilcoxon Rank test. The results showed that exclusive
breastfeeding counseling could improve the future brides’ knowledge (p=0.000) with the mean difference
of 6.13 and a deviation of 3.71. The conclusion is that the improvement of future brides’ knowledge
about exclusive breastfeeding can be done through counseling using media leaflets. The study suggests
that every health center can cooperate with Religious Affairs Office to conduct exclusively breastfeeding
counseling routinely and become one of programto preventchild stunting.

Key words: future brides, counseling, knowledge about exclusive breastfeeding

Abstrak
Gerakan global peningkatan gizi merupakan suatu upaya secara keseluruhan untuk memperkuat
komitmen dan rencana aksi percepatan perbaikan gizi, khususnya penanganan gizi sejak 1.000
HPK termasuk di dalamnya pemberian ASI eksklusif dan ASI saja sampai usia 24 bulan. Salah satu
intervensinya yaitu melalui pendekatan konseling gizi tentang ASI eksklusif agar balita bebas masalah
stunting. Konseling tersebut mempunyai sasarannya adalah calon pengantin yang perlu perhatian khusus
dalam meningkatkan gizi dan kesehatan. Tujuan penelitian untuk meningkatkan pengetahuan tentang
ASI eksklusif pada calon pengantin melalui konseling. Penelitian quasi-eksperimen ini menggunakan
sampel 30 orang calon pengantin melalui non-random assignment. Data variabel pengetahuan diperoleh
melalui wawancara menggunakan kuesioner dengan skala ratio, sedangkan variable metode konseling
dilakukan secara tatap muka dengan alat bantu leaflet. Data dianalisis menggunakan Wilcoxon-rank test.
Hasil penelitian menunjukan konseling ASI eksklusif dapat meningkatkan pengetahuan calon pengantin
(p=0,000) dengan selisih rerata 6,13 serta deviasi 3,71. Kesimpulan bahwa peningkatan pengetahuan
calon pengantin tentang ASI eksklusif dapat dilakukan melalui konseling menggunakan media leaflet.
Saran, setiap puskesmas bekerja sama dengan KUA untuk menyelenggarakan konseling ASI eksklusif
secara rutin dan menjadi salah satu prioritas program dalam rangka penanggulangan anak stunting.

Kata kunci: calon pengantin, konseling, pengetahuan tentang ASI eksklusif

249
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 45, No. 4, Desember 2017: 249 - 256

PENDAHULUAN dini mempunyai dampak yang positif baik bagi


ibu maupun bayinya. Bagi bayi, akan menunjang
Sasaran Pembangunan Pangan dan Gizi pertumbuhan, kesehatan, dan kelangsungan
dalam RPJMN 2015-2019 adalah menurunkan hidup bayi karena ASI kaya dengan zat gizi dan
prevalensi kekurangan gizi pada balita, termasuk antibody, sedangkan bagi ibu, dapat mengurangi
stunting. Salah satu sasaran pembangunan yang morbiditas dan mortalitas karena proses menyusui
akan dicapai adalah menurunkan prevalensi gizi akan merangsang kontraksi uterus sehingga
kurang menjadi 15% dan menurunkan prevalensi mengurangi perdarahan pasca melahirkan
balita pendek menjadi 32%. Salah satu unsur (postpartum). Pemerintah Indonesia melalui
penting yaitu bayi usia 0-6 bulan mendapatkan Kementerian Kesehatan juga merekomendasikan
ASI eksklusif.1 Seiring dengan hal tersebut, para ibu untuk menyusui eksklusif selama 6 bulan
gerakan perbaikan gizi dengan fokus terhadap kepada bayinya.7
kelompok 1000 hari pertama kehidupan pada Pernikahan atau perkawinan merupakan
tataran global disebut Scaling Up Nutrition (SUN) salah satu tahap yang terpenting dalam sepanjang
dan di Indonesia disebut dengan Gerakan Nasional siklus kehidupan manusia.8 Menjadi seorang ibu
Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka 1000 baru adalah peran yang sangat berat. Umumnya,
Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 Hari mereka akan menghadapi tantangan yang berat
Pertama Kehidupan dan disingkat Gerakan 1000 dalam memberikan ASI eksklusif, dimana
HPK). Seribu hari pertama kehidupan adalah fase nantinya sang ibu akan menemukan titik paling
kehidupan yang dimulai sejak terbentuknya janin sensitifnya pada saat dirinya dihadapkan untuk
dalam kandungan sampai anak berusia 2 (dua) menjalani peran baru sebagai ibu untuk pertama
tahun.2 Gerakan ini merupakan respon negara- kalinya. Seorang suami juga akan mendapat
negara di dunia terhadap kondisi status gizi di peran baru sebagai seorang ayah sekaligus
sebagian besar negara berkembang dan akibat suami harus mendukung secara penuh sang istri
kemajuan yang tidak merata dalam mencapai untuk tetap berjuang memberikan ASI eksklusif
Tujuan Pembangunan Menium/MDGs.3 kepada bayi demi kelangsungan tumbuh kembang
Sasaran utama 1000 HPK yaitu remaja sang bayi.9 Sejumlah penelitian menunjukkan,
putri, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak angka keberhasilan pemberian ASI eksklulif
dibawah usia dua tahun. Program tersebut supaya bisa mencapai hampir 100% bila ada dukungan
terpenuhinya hak kebutuhan pangan, serta dari suami. Sebaliknya, bila suami tidak peduli,
berkembangnya potensi ibu dan anak dengan target angka keberhasilannya hanya 30% saja. Oleh
sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2019 yaitu karena itu, pentingnya diberikan pengetahuan
underweight menjadi 17,0%, stunting (28,0%), tentang pentingnya ASI eksklusif bagi para calon
wasting (9,5%) dan BBLR menjadi 8,0%. Selain pengantin agar keberhasilan pemberian ASI
itu, juga penurunan 50,0%, proporsi ibu usia subur eksklusif mencapai 100% dan dapat menciptakan
yang anemia, serta meningkatkan prosentase ibu generasi penerus yang sehat dan cerdas di masa
yang memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan mendatang.10
paling kurang menjadi 50,0%.4 Berdasarkan pengambilan data awal pada
Pokok-pokok hasil Riset Kesehatan Dasar Kantor Urusan Agama (KUA) di Kecamatan
(Riskesdas) 2013 Provinsi Aceh menunjukkan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar, tercatat
bahwa di Kabupaten Aceh Besar persentase 121 pasangan pengantin atau calon pengantin
pemberian ASI saja dalam 24 jam terakhir hanya telah mendaftar dan melangsungkan pernikahan.
sebesar 58%. Hasil ini masih belum mencapai Sebanyak 75% calon pengantin lulusan Sekolah
target pemberian ASI Provinsi Aceh yaitu sebesar Menengah Atas (SMA), rendahnya tingkat
61,4%.5 Permasalahan ini dianggap penting untuk pendidikan calon pengantin sangat berpengaruh
dilakukan suatu kegiatan, mengingat Provinsi terhadap tingkat pengetahuan dan pemahaman
Aceh masih mempunyai prevalensi yang tinggi calon pengantin terkait pemberian ASI eksklusif
terkait stunting yaitu 31,6%.6 Menyusui sejak terhadap anak.11 Pemahaman dan pengetahuan

250
Peningkatan Pengetahuan Calon Pengantin Melalui Konseling ASI ... (Agus Hendra Al Rahmad, dan Ampera Miko )

calon pengantin di Aceh tentang pemberian (KUA) Kecamatan Darul Imarah Aceh Besar pada
ASI saja sejak usia 0-6 bulan sangat penting. bulan Februari – Agustus 2016. Sampel sebanyak
Sebagaimana diketahui hanya 11,6% lulusan 30 orang calon pengantin wanita yang dipilih
SMU yang melanjutkan ke perguruan tinggi, melalui kuota sampling, dengan kriteria terdaftar
selain itu memasuki kejenjang perkawinan, sebagai calon pengantin di KUA, calon pengantin
padahal perkawinan pada usia muda mempunyai (wanita) bersedia mengikuti penelitian, tidak
risiko tinggi, sehingga calon pengantin baik pria berstatus telah menikah sebelumnya.
maupun wanita sudah harus dipersiapkan baik Pengumpulan data dilakukan secara
secara fisik (gizi baik, tidak anemia) maupun wawancara dan diskusi dengan calon pengantin
pengetahuan mengenai tumbuh-kembang balita.12 melalui konseling menggunakan media leaflet
Tujuan dari pengetahuan untuk mendapatkan tentang ASI eksklusif. Data yang dikumpulkan
kepastian serta menghilangkan prasangka akibat yaitu data pengetahuan sebelum diberikan
ketidakpastian dan juga untuk mengetahui dan konseling dan setelah diberikan konseling yang
memahami hal tentang pemberian ASI dan MP- terdiri dari 20 butir pertanyaan tentang ASI
ASI.13 Kurangnya pengetahuan ibu tentang eksklusif. Pembobotan skoring yaitu 0 jika
pentingnya ASI membuat program pemberian ASI jawaban salah, 1 jika kurang benar, dan 2 jika
eksklusif tidak berjalan dengan lancar. Padahal, jawaban benar. Data konseling dilakukan secara
pengetahuan dalam segi kesehatan bertujuan tatap muka hanya satu kali setiap masing-masing
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan calon pengantin dengan alat bantu leaflet ASI
kemampuan bagi setiap orang untuk mewujudkan eksklusif dan modul konseling, pada saat calon
derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. pengantin telah dibimbing oleh KUA. Konseling
Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu dilakukan oleh konselor dari Jurusan Gizi
penelitian yang berorientasi pada peningkatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh di KUA
pengetahuan secara dini kepada calon pengantin sebanyak 2 orang, dengan syarat telah mengikuti
tentang pemberian ASI eksklusif yaitu pemberian pelatihan dan aktif sebagai konselor ASI.
ASI saja sampai usia 6 bulan di wilayah Kecamatan Analisis data pada penelitian ini
Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan software R-Statistik open source.
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan calon Pengujian prasyarat analisis penting dilakukan
pengantin di wilayah Kecamatan Darul Imarah pada pendekatan statistik parametrik mengingat
terkait dengan keilmuan dalam pemberian ASI model distribusi dan variansi antar kelompok
yang eksklusif kepada bayi sampai usia 6 bulan, data yang ada. Pengujian pra-syarat analisis
sehingga manfaat secara spesifik calon pengantin menggunakan uji Kolmogorov Smirnov diperoleh
mempunyai informasi dan pengetahuan untuk data tidak berdistribusi normal (p-value < 0,05).
menerapkan pemberian ASI secara eksklusif pada Selanjutnya dalam menjawab tujuan penelitian
bayinya sampai usia 6 bulan. Jika hal ini terwujud, serta membuktikan hipotesis, digunakan analisis
maka outcomenya yaitu menurunnya prevalensi uji statistik yaitu Wilcoxon Rank-Test yaitu
stunting pada balita. untuk mengukur pengaruh konseling terhadap
peningkatan pengetahuan calon pengantin.
BAHAN DAN METODE
HASIL
Jenis penelitian eksperimen dan Karakteristik Calon Pengantin
menggunakan desain Quasi Experimental melalui Calon pengantin yang dijadikan sebagai
pretest posttest non equivalent group yaitu suatu sasaran dalam penelitian ini berdasarkan
pendekatan eksperimen yang mengontrol situasi karakteristik (Tabel 1) tergambarkan bahwa
rancangan sebelum dan sesudah intervensi sebagian besar (86,7%) calon pengantin berusia
menggunakan kelompok sebagai pembanding, 19-25 tahun. Pernikahan adalah lambang dari
dengan sarasan bersifat non-random assignment.14 saling cinta antar pria dan wanita, pernikahan
Penelitian dilaksanakan di Kantor Urusan Agama membutuhkan ketepatan untuk memulainya, yaitu

251
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 45, No. 4, Desember 2017: 249 - 256

dari pasangan yang tepat, waktu yang tepat, hingga menerima informasi, sehingga makin banyak pula
usia yang tepat. Beberapa penelitian menunjukkan, pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan
peningkatan jumlah angka perceraian nampak dari yang kurang akan menghambat perkembangan
pernikahan pasangan di usia 20 tahun.9 Mereka sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru
melihat adanya tanggung jawab yang besar untuk diperkenalkan.15
membawa hubungan ke tujuan yang diinginkan.
Hal pertama untuk mendapatkan hubungan Pengetahuan Calon Pengantin
pernikahan yang awet dengan mengetahui Calon pengantin wanita, setelah menikah
waktu dan usia yang tepat untuk menikah. Pada akan mengikuti proses menyusui dan pemberian
dasarnya, usia menikah yang baik dan tepat ASI, dan diharapkan berdampak positif bagi
untuk menikah yaitu setelah 18 tahun, dimana bayi nantinya. Aceh dikenal sebagai provinsi
proses pertumbuhan, kesiapan dan kematangan yang kental akan tradisi dan budaya, dan sudah
umumnya akad pernikahan dilakukan pada tempat
mental seseorang sudah tercapai. Oleh karena
tinggal calon pengantin perempuan. Pengetahuan
itu, banyaknya pasangan muda dalam penelitian
calon pengantin tentang ASI eksklusif baik
ini menggambarkan pentingnya penyampaian
sebelum diberikan konseling maupun setelahnya
informasi gizi dan kesehatan khususnya terkait
dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil penelitian (Tabel
pemberian ASI eksklusif. 2), tergambarkan bahwa sebelum dilakukan
konseling diketahui rata-rata pengetahuan calon
Tabel 1. Karakteristik Calon Pengantin Wanita di
KUA Kecamatan Darul Imarah
pengantin tentang ASI eksklusif yaitu 25,7 dengan
deviasi 4,86 selain itu terlihat juga bahwa paling
Calon Pengantin
Variabel
N %
rendah skor pengetahuan 16 dan paling tinggi
Umur
yaitu 34. Selanjutnya setelah dilakukan konseling
19 – 25 tahun 26 86,7 menggunakan media leaflet ternyata terjadi
26 – 32 tahun 4 13,3 peningkatan rerata pegetahuan yaitu 31,9 dengan
Pendidikan deviasi 4,13. Juga terjadi perubahan dengan skor
SMP 1 3,3 terendah 20 dan tertinggi skor pengetahuan calon
SMA 13 43,3 pengantin yaitu 40. Berdasarkan tingkatannya,
Diploma 9 30,0 jika sebelum diberikan konseling tentang ASI
Sarjana 7 23,3 eksklusif, pengetahuan calon pengantin tentang
Total 30 100,0 ASI eksklusif di atas rerata hanya sebesar 53,3%,
selanjutnya setelah diberikan konseling maka
pengetahuan calon pengantin tentang ASI eksklusif
Selanjutnya jika dilihat berdasarkan lebih meningkat menjadi sebesar 60,0%. Secara
karakteristik pendidikan, maka secara umum deskriptif, hal ini berarti paling tidak konseling
tergambarkan calon pengantin dalam konseling ini yang diberikan dapat merubah pemahaman calon
43,3% berpendidikan SMA dan 30,0% Diploma. pengantin tentang ASI eksklusif kearah yang lebih
Hasil ini menggambarkan bahwa masyarakat baik. Peningkatan pengetahuan umumnya pada
di Kecamatan Darul Imarah mengganggap calon pengantin yang berpendidikan SMA serta
pendidikan kearah yang tinggi tidak harus berusia antara 19-25 tahun.
didahulukan dibandingkan pernikahan. Sebaliknya
pernikahanlah yang lebih mereka utamakan. Hal Tabel 2. Distribusi Pengetahuan Calon Pengantin
tersebut didasari faktor usia, jika usia sudah diatas Sebelum dengan Setelah Konseling ASI
30 tahun (biasanya menyelesaikan pendidikan Eksklusif di KUA Kecamatan Darul
S2) maka seorang perempuan tidak diminati oleh Imarah (n= 30)
para pemuda lantaran banyak faktor. Pendidikan Minimum - Rerata Standar
diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya Pengetahuan Catin
Maksimum Deviasi
hal-hal yang menunjang kesehatan, sehingga Sebelum Konseling 16 - 34 25,7 4,86
dapat meningkatkan kualitas hidup. Makin tinggi Setelah Konseling 20 - 40 31,9 4,13
tingkat pendidikan seseorang, makin mudah

252
Peningkatan Pengetahuan Calon Pengantin Melalui Konseling ASI ... (Agus Hendra Al Rahmad, dan Ampera Miko )

Tabel 3. Pencapaian Konseling ASI Eksklusif ter- hanya sebesar 3,3% yang mempunyai kesamaan
hadap Perubahan Pengetahuan Calon pengetahuan (pengetahuan setelah = pengetahuan
Pengantin di KUA Kecamatan Darul sebelum), juga diperoleh sebesar 3,3% calon
Imarah pengantin yang pengetahuan setelah konseling
Konseling ASI Distribusi Perubahan menurun dibandingkan sebelumnya (pengetahuan
Eksklusif Perubahan n % setelah < pengetahuan sebelum). Hasil ini dapat
Pengetahuan sebe- Jarak Positif 28 93,4 disimpulkan bahwa secara deskriptif konseling
lum-Pengetahuan Jarak Negatif 1 3,3 kepada calon pengantin tentang ASI eksklusif
setelah
Jarak Seri 1 3,3 dapat meningkatkan pengetahuan sebesar 93,4%.
Jumlah 30 100,0 Selanjutnya pada Tabel 4, dapat dilihat pengaruh
konseling yang diberikan kepada calon pengantin
Tabel 4. Pengetahuan tentang ASI Eksklusif Sebe- dalam meningkatkan pengetahuan mereka tentang
lum dan Sesudah Pemberian Konseling ASI eksklusif.
pada Calon Pengantin di KUA Kecamatan Hasil statistik sebagaimana Tabel 4,
Darul Imarah (n= 30) diketahui bahwa terjadi peningkatan pengetahuan
Selisih calon pengantin setelah diberikan konseling
Pengetahuan Rerata ± p-
Catin SD
Rerata ± CI: 95%
value tentang ASI eksklusif menggunakan media leaflet.
SD
Peningkatan skor tersebut sebesar 6,1 dengan
Sebelum 25,7 ± 4,86 6,1 ± 3,71 4,74 s/d 0,000* deviasi 3,71. Secara statistik terbukti bahwa
Konseling 7,51
terdapat perbedaan signifikan (p-value< 0,05)
Setelah 31,9 ± 4,13
Konseling antara pengetahuan sebelum dengan pengetahuan
* Signifikan (p-value < 0,05) pada CI:95% dengan df= 29
setelah konseling pada calon pengantin, dengan
nilai p= 0,000. Hasil statistik ini dapat disimpulkan
Pengaruh Konseling terhadap Pengetahuan bahwa konseling ASI eksklusif dapat meningkatkan
Calon Pengantin pemahaman calon pengantin tentang ASI
Menilai keberhasilan konseling yang eksklusif di KUA Kecamatan Darul Imarah tahun
diberikan kepada calon pengantin terhadap 2016. Walaupun secara umum konseling dapat
perubahan pengetahuan tentang ASI eksklusif, perlu meningkatkan pengetahuan calon pengantin, tetapi
dilakukan suatu proses evaluasi. Evaluasi yang terdapat beberapa materi yang tidak diketahui oleh
dilakukan yaitu menggunakan model pretes dan calon pengantin seperti warna dan manfaat dari
postes dengan tujuan akhir terdapatnya perubahan kolustrum dan komposisi gizi ASI.
pengetahuan kearah yang lebih baik, sehingga dari
pasangan yang telah diberikan konseling ASI secara PEMBAHASAN
eksklusif dapat mengaplikasikan pengetahuan Pengetahuan Calon Pengantin
mereka kepada bayi dalam hal pemberian ASI
eksklusif. Evaluasi (postes) dilakukan setelah Pengetahuan tentang ASI eksklusif tidak
satu minggu konseling dilakukan, dengan cara hanya bisa diperoleh melalui pendidikan formal
mengunjungi ke rumah calon pengantin untuk tetapi bisa melalui informasi dari rekan yang
diwawancarai. Hasil evaluasi tersebut dapat dilihat berlatar belakang kesehatan, ataupun dari media
pada Tabel 3. massa, karena pengetahuan bukan hanya dari
Berdasarkan Tabel 3, dapat diinformasikan keyakinan atau kepercayaan individu melainkan
bahwa dari 30 orang calon pengantin ada yang suatu usaha untuk mencari tahu, atau melalui
mengalami perubahan pengetahuan antara sebelum pengalaman pribadi bersama orang lain.16 Menurut
diberikan konseling dengan setelah diberikan Jumail17 bahwa bimbingan dan konseling akan
konseling, selain itu juga ada yang menurun berhasil baik menurut kompetensi konselor. Oleh
serta berada dalam posisi yang sama. Setelah karena itu kompetensi yang memadai seorang
dilakukan konseling ASI eksklusif, berdasarkan konselor mempunyai peranan terhadap peningkatan
hasil evaluasi tergambarkan sebesar 93,4% calon pengetahuan sesuai dengan apa yang diinginkan,
pengantin mempunyai peningkatan pengetahuan hal tersebut berdampak terhadap peningkatan
dibandingkan pengetahuan sebelumnya (penge- kemampuan daripada klien.18
tahuan setelah > pengetahuan sebelum), dan Berdasarkan perbandingan hasil penelitian
dapat diasumsikan bahwa memang tingkat

253
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 45, No. 4, Desember 2017: 249 - 256

pengetahuan calon pengantin wanita di Kecamatan meningkatkan pengetahuan ibu-ibu pada keluarga
Darul Imarah dipengaruhi oleh tingkat umur dan miskin tentang pemberian ASI eksklusif kepada
juga pendidikan. Hal ini dibuktikan pada saat bayinya, ibu-ibu yang mendapatkan konseling
dilakukan penelitian, dari sebagian responden relatif mempunyai pengetahuan lebih baik
(calon pengantin) yang berusia 19-25 tahun dibandingkan ibu-ibu yang tidak mendapatkan
lebih mudah mengerti mengenai penjelasan ASI konseling.21
eksklusif yang disampaikan dalam proses konseling Terdapatnya perbedaan pengetahuan
dibandingkan dengan usia 26-32 tahun, terjadi calon pengantin antara sebelum dilakukan
feedback dan diskusi yang baik antara usia 19-25 konseling dengan setelah dilakukan konseling ASI
tahun dengan para konselor. Selain itu, tingkat eksklusif diduga akibat pengaruh faktor klien itu
pendidikan calon pengantin juga berpengaruh pada sendiri (calon pengantin) serta faktor konselor,
saat dilakukan kegiatan ini, diketahui pada saat selain itu pengaruh materi dan media yang
konselor melakukan survei, maka sebagian besar diberikan oleh konselor terhadap klien juga turut
calon pengantin yang memiliki tingkat pendidikan mempengaruhinya. Menurut Gunarsa22 ternyata
tinggi (diploma dan sarjana) lebih mudah dalam kemampuan ibu, minat dan kesempatan bukan saja
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. sebagai faktor terjadinya perubahan pengetahuan
Perubahan pegetahuan calon pengantin tetapi faktor sikap dan emosional yang turut
sangat ditentukan oleh faktor konselor inovatif mempengaruhi dalam menentukan pilihan dan
dan kreatif dalam membangun komunikasi yang pengambilan keputusan. Selain itu faktor konselor
baik dengan kliennya, misalnya membuat modul turut mendukung dalam pemberian ASI eksklusif
konseling, penggunaan media yang sesuai dan alat dengan adanya perhatian dan motivasi yang baik,
komunikasi yang baik serta penguasaan informasi misalnya faktor pendidikan tinggi yang wajib
pengetahuan dan teknologi sangat perlu. dimiliki seorang konselor, faktor pengalaman serta
sifat kreatifitas dan inovatif harus dimiliki seorang
Pengaruh Konseling terhadap Pengetahuan konselor untuk komunikasi yang baik dengan
Calon Pengantin kliennya, khususnya terkait ASI eksklusif.23
Keberhasilan konseling untuk mening- Selain itu, keberadaan materi/modul dan
katkan pemahaman calon pengantin tentang ASI media sangat mendukung terhadap perubahan
eksklusif searah penelitian Hermina18, menunjukan pengetahuan dan berhasilnya suatu kegiatan
bahwa sasaran calon pengantin dapat ditingkatkan konseling. Pendapat tersebut didukung oleh AL-
>70% pengetahuan gizinya (penimbangan, anemia, Rahmad24, bahwa keberhasilan suatu kegiatan
ASI eksklusif, dan gizi buruk) melalui penggunaan pelatihan atau konseling sangat ditentukan oleh
media poster sebagai edukasi gizi yang dilakukan operasional dan proses kegiatan tersebut, seperti
pada tiga provinsi yaitu Jawa Barat, Sumatera pengembangan media, proses pelaksanaan
Barat dan Kalimantan Timur. Selain itu didukung kegiatan, kebutuhan sarana pendukung lainnya
penelitian Ramlan & Margawati19 di Kabupaten seperti pengembangan modul dan perlunya
Muda Sulawesi Tenggara, yang menyimpulkan evaluasi sehingga peserta semakin cakap dan
bahwa konseling gizi dan laktasi dengan intensitas cepat dalam pengambilan keputusan yang lebih
yang tinggi dapat meningkatkan pengetahuan dan baik, karena technical skill, human skill dan
sikap ibu-ibu tentang pemberian ASI eksklusif, managerial skill-nya telah meningkat. Penggunaan
tetapi dukungan suami menjadi faktor perancu media sangat mendukung terhadap perubahan
dalam penelitian tersebut. Menurut Imdad et.al.20, pengetahuan, menurut Farudin25 pemberian media
konseling setelah melahirkan memiliki dampak booklet dan media leaflet dapat meningkatkan skor
terhadap pemberian ASI sampai 4-6 minggu saja, pengetahuan. Selain itu penggunaan media sangat
sedangkan konseling yang diberikan pada saat efektif dalam meningkatkan pengetahuan melalui
prenatal dan postnatal berpengaruh terhadap edukasi gizi, adapun media yang digunakan yaitu
pemberian ASI Eksklusif sampai dengan 6 media poster Kadarzi.18
bulan, artinya konseling akan lebih efektif Berdasarkan hal tersebut maka jelas
apabila dilakukan melalui intensitas yang tinggi. penggunaan media leaflet disertai modul sangat
Penelitian lain juga menyampaikan kesimpulan berpengaruh terhadap pengetahuan calon pengantin,
yang sama, konseling gizi yang diberikan secara dengan demikian konseling ASI eksklusif yang
berkesinambungan secara signifikan dapat diberikan merupakan perwujudan yang nyata dalam

254
Peningkatan Pengetahuan Calon Pengantin Melalui Konseling ASI ... (Agus Hendra Al Rahmad, dan Ampera Miko )

keberhasilannya untuk meningkatkan pemahaman keberhasilan pemberian ASI yang eksklusif.


calon pengantin tentang ASI eksklusif pada wilayah Keberadaan seorang konselor ASI harus mampu
Kecamatan Darul Imarah. Keberhasilan konseling mengidentifikasi dan mendiskusikan hambatan-
ini turut serta berperan dalam mengatasi masalah hambatan yang ditemui dalam menyusui serta harus
gizi khususnya masalah balita pendek (stunting) mampu juga untuk meningkatkan kepercayaan diri
melalui pemberian ASI yang eksklusif sampai 6 seorang ibu untuk menyusui secara eksklusif sampai
bulan dan tetap memberikan ASI sampai usia 24 usia bayi 6 bulan, dan dilanjutkan pemberian MP-
bulan. Anak stunting disebabkan oleh rendahnya ASI yang disertakan pemberian ASI sampai usia 2
asupan zat gizi, yang apabila janin dalam tahun.
kandungan calon pengantin nanti tidak cukup
mendapatkan energi dan zat gizi maka berpeluang KESIMPULAN
besar lahir dengan panjang dan berat badan yang
tidak normal, oleh karena itu calon pengantin harus Terjadi peningkatan rata-rata skor
mempersiapkan diri serta saat hamil dengan kondisi pengetahuan tentang ASI eksklusif pada calon
yang sehat melalui gizi seimbang serta pemantauan pengantin antara sebelum dilakukan konseling
status gizi secara kontinu. Menurut Zahrani26, dengan setelah dilakukan konseling menggunakan
penanganan stunting yang paling efektif dilakukan media leaflet. Konseling ASI eksklusif yang
pada saat 1000 hari pertama kehidupan (1000 diberikan kepada calon pengantin dapat merubah
HPK) yang meliputi 1) perbaikan gizi pada ibu pemahaman dan pengetahuan mereka kearah
hamil melalui berbagai edukasi dan intervensi yang yang lebih baik. Secara statistik, pelaksanaan
bersifat spesifik seperti konseling ASI, pemberian konseling tersebut mempunyai pengaruh positif
PMT dan Tablet Fe dan pemeriksaan kesehatan, 2) dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
pada saat bayi lahir diupayakan berhasilnya proses calon pengantin tentang ASI eksklusif di KUA
inisiasi menyusu dini dan pemberian ASI eksklusif, Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar.
3) pada saat bayi berusia 6 – 24 bulan dengan tetap
memberikan ASI serta didukung pemberian MP- UCAPAN TERIMA KASIH
ASI, imunisasi lengkap, sampai pemberian vitamin
dan mineral, dan 4) yaitu diupayakan oleh setiap Ucapan terima kasih disampaikan kepada
rumah tangga untuk berperilaku hidup bersih dan Tim Pakar Poltekkes Kemenkes Aceh yang telah
sehat. memberikan masukan dan bimbingan untuk hasil
Dalam prakteknya, sering sekali penelitian, Direktur Poltekkes Kemenkes Aceh
faktor sosial budaya serta tradisi masyarakat atas izin serta dana untuk penelitian ini, juga
mempengaruhi mereka dalam proses pemberian kepada para konselor yang telah memberikan
ASI, yang mana bahwa keeratan hubungan tersebut konseling untuk calon pengantin. Terima kasih
berpeluang besar terhadap gagalnya pemberian kepada Kepala Dinas Kesehatan, Bapak Camat,
ASI eksklusif, oleh karena itu menjadi penting Bapak KUA dan Kepala Puskesmas sebagai unsur
untuk diambil langkah-langkah penanganan muspika Kecamatan Darul Imarah Kabupaten
yang strategis oleh pihak kesehatan (tenaga gizi Aceh Besar, serta para responden.
puskesmas, dinas kesehatan, lintas sektor lainnya)
ketika calon pengantin ini nanti akan menjadi DAFTAR RUJUKAN
seorang ibu sampai ia melahirkan bayinya. Bukan
hanya itu saja, pemberian ASI eksklusif oleh ibu 1. Kemenkes. Petunjuk Pelaksanaan Surveilans
apabila tidak adanya pendampingan oleh petugas Gizi. Jakarta: Direktorat Jendral Bina Gizi dan
kesehatan setelah melahirkan sampai usia bayi 6 Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Bina Gizi;
bulan maka akan berpengaruh terhadap pemberian 2011.
ASI, walaupun pengetahuan mereka sudah baik. 2. Kemenhukham. Peraturan Presiden RI
Mempertimbangkan hal tersebut, maka konseling Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Gerakan
ASI eksklusif seyogianya harus dilakukan secara Nasional Percepatan Perbaikan Gizi. Jakarta:
intensif dan berkala untuk meminimalisirkan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
kejadian stunting pada balita. American Dietetic 2013.
Association27, menyatakan bahwa dukungan yang 3. Dinkes. Aceh Kesehatan Rencana Strategis
berkelanjutan sangat penting untuk menjamin Pembangunan Tahun 2011-2015. Banda Aceh:

255
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 45, No. 4, Desember 2017: 249 - 256

Dinas Kesehatan Propinsi Aceh; 2011. 17. Jumail. Kompetensi Profesional dalam
4. Bappenas. Rencana Pembangunan Jangka Perspektif Konselor Sekolah dan Peranannya
Menengah Nasional 2015-2019. Agenda Terhadap Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Pembangunan Nasional. Jakarta: Kementerian di SMA Negeri Se-Kota Padang. J Ilm
Perencanaan Pembangunan Nasional; [ s.a ] Konseling.. 2013;2(1):250–5.
5. Balitbangkes. Laporan Riset Kesehatan Dasar 18. Hermina H, Prihatini S. Pengembangan
2013 Provinsi Aceh. Pertama. Jakarta: Badan Media Poster dan Strategi Edukasi Gizi untuk
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2014 Pengguna Posyandu dan Calon Pengantin. Bul
6. Syafrida E, Alfridsyah, Lindawati, Al- Penelit Kesehat. 2015;43(3):195–206.
Rahmad AH, Yusniwati. Laporan Survai 19. Ramlan R, Margawati A. Pengaruh konseling
Pemantauan Status Gizi Provinsi Aceh 2015. gizi dan laktasi intensif dan dukungan suami
Studi Monitoring dan Evaluasi Program Gizi. terhadap pemberian air susu ibu (asi) eksklusif
Cetakan kedua. Banda Aceh: Dinas Kesehatan sampai umur 1 bulan. J GIZI Indones.
Aceh dan Jurusan Gizi Poltekkes Aceh; 2016. 2015;3(2):101–7.
7. Balitbangkes. Laporan Riset Kesehatan Dasar 20. Imdad A, Yakoob MY, Bhutta ZA. Effect of
2013. Pertama. Jakarta: Badan Penelitian Breastfeeding Promotion Interventions on
dan Pengembangan Kesehatan. Kementerian Breastfeeding Rates, with Special Focus on
Kesehatan RI; 2014 Developing Countries. BMC Public Health.
8. Tambunan. Perkawinan Usia Dini Dalam 2011;11 Suppl 3:S24.
Perspektif Pluralisme Hukum 2011. Medan: 21. Nurhayati AI. Pengaruh Konseling Gizi Pada
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara; Ibu Keluarga Miskin Terhadap Pemberian
2011. ASI Eksklusif. Tesis program Studi Gizi
9. Ginting. Apa Peran Suami dalam Mendukung Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Bogor:
ASI Eksklusif. Vol. 2016. asuh.wiki.com; 2011. Institut Pertanian Bogor; 2007.
10. Herman. Peran Suami Dukung 100% 22. Gunarsa SD. Konseling dan Terapi. Jakarta: PT
Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif. Vol. BPK Gunung Mulia;[s.a.]
2015. 2014. 23. WHO. Implementing The Global Strategy
11. KUA. Profil Kantor Urusan Agama. Kecamatan for Infant and Young Child Feeding. Geneva,
Darul Imarah. Aceh Besar: Kementerian Departement of Child and Adolescent Health
Agama; 2015. and Development. Departemen of Nutrition for
12. Nedra W, Soedjatmiko, Agus F. Kesiapan Health and Development; 2003.
Fisik Dan Pengetahuan Remaja Perempuan 24. AL-Rahmad AH, Sudargo T, Lazuardi L.
Sebagai Calon Ibu Dalam Membina The Effectiveness Of WHO Anthro Growth
Tumbuh Kembang Balita Dan Faktor-Faktor Standard Training On The Data Quality Of
Yang Mempengaruhinya. Sari Pediatr. Underfive Children’s Nutritional Status. J Inf
2006;8(5):206–17. Syst Public Heal. 2013;1:21–6.
13. Hariyani R. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil 25. Farudin A. Perbedaan Efek Konseling Gizi
Tentang Pemberian ASI di Klinik Raskita Dengan Media Leaflet Dan Booklet Terhadap
Binjai. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Tingkat Pengetahuan, Asupan Energi Dan
Medan: Universitas Sumatera Utara; 2010. Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes
14. Creswell JW. Research Design: Pendekatan Melitus Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta.
Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Achmad F, Pascasarjana Prodi Ilmu Gizi. Surakarta:
editor. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2010. Universitas Sebelas Maret; 2011.
15. Wawan, Dewi. Teori & Pengukuran 26. Zahraini Y. 1000 Hari Pertama Kehidupan:
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Mengubah Hidup , Mengubah Masa Depan.
Yogyakarta: Nuha Medika; 2011. Vol. 2016. Jakarta: Subdit Bina Gizi Makro;
16. Somi MA. Faktor-Faktor Yang Berhubungan 2013.
dengan Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu 27. Nicklas TA, Hayes D. Position of the American
Tanag Boleng Adonara Kabupaten Flores Dietetic Association: Nutrition Guidance For
Timur. Artikel Ilmiah. Program Studi S1 Healthy Children ages 2 to 11 years. J Am Diet
Keperawatan . Jakarta: STIK SINT Carolus; Assoc. 2008;108(6):1038–44.
2013.

256

Vous aimerez peut-être aussi