Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Abstract
Geger Beach is one of the tourist areas that have located the area of Nusa Dua and have tourism potential attractive beaches.
Geger Beach has experienced the dynamics of the first as the location of seaweed cultivation, a place of tourism. These dynamics
would require continuity management efforts so that sites can run with the maximum and sustainable. The purpose of this study is to
obtain an overview of the best development policy in Geger Beach. This research was conducted at Geger Beach, Village Benoa,
Badung regency of Bali on 20 to 23 December 2016. The method used for data collection were interviews to respondents in Geger
Beach. Data were analyzed using descriptive analysis for determining factor tif kualita strengths, weaknesses, opportunities and threats.
Then quantitative descriptive analysis with the SWOT method or approach to internal factors Strategy Internal Factor Analysis (IFAS)
and the approach to external factors or External Factor Analysis Strategy (EFAS) to determine management strategies as well as the
tourist area using AHP (Analytic Hierarchy Process). Having obtained a strategy based on the results of SWOT analysis AHP analysis
to determine the policies to be followed in the development Geger Beach tourist area. Based on the results obtained AHP analysis of
strategic alternatives that have the highest value is Creating a master plan arrangement Geger Beach tourist area with a score of 0.26.
Then successively the next strategy is establish rules governing restrictions on the party seeking to intervene in the region Geger Beach
with a score of 0.24, Conduct training to the performers and workers travel in Pantai Geger with a score of 0.15, Doing promotion
through media-specific media with a score of 0.10, invites investors that already exist around the coastal region to jointly formulate the
management of Geger beach with a score of 0.06 and entered into a collaboration with BPBDs and the timber with a score of 0.05
respectively. Based on this, the alternative strategies with the highest scores and can be implemented into policy development Geger
Beach area is Make a master plan arrangement Geger Beach tourist area.
Abstrak
Pantai Geger merupakan salah satu kawasan wisata yang memiliki yang terletak kawasan Nusa Dua dan memiliki potensi
wisata pantai yang menarik. Pantai Geger telah mengalami dinamika dari awalnya sebagai lokasi budidaya rumput laut, menjadi
tempat pariwisata. Dinamika yang terjadi ini tentunya memerlukan upaya pengelolaan agar keberlangsungan tempat wisata bisa
berjalan dengan maksimal dan berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran tentang kebijakan
pengembangan terbaik di Pantai Geger. Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Geger, Kelurahan Benoa, Kabupaten Badung Bali
pada 20 – 23 Desember 2016. Metode yang digunakan untuk pengambilan data adalah metode wawancara kepada responden di Pantai
Geger. Analisa data menggunakan analisa deskriptif kualita tif untuk penentuan faktor kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman.
Kemudian analisa deskriptif kuantitatif dengan metode SWOT dengan pendekatan faktor internal atau Internal Factor Analysis
Strategy (IFAS) dan pendekatan faktor eksternal atau External Factor Analysis Strategy (EFAS) untuk menentukan strategi
pengelolaan kawasan wisata serta menggunakan AHP (Analytic Hierarchy Process). Setelah diperoleh strategi berdasarkan hasil
analisis SWOT dilakukan analisis AHP untuk menentukan kebijakan yang akan diambil dalam pengembangan kawasan wisata Pantai
Geger. Berdasarkan hasil analisis AHP diperoleh alternatif strategi yang memiliki nilai paling tinggi adalah Membuat master plan
penataan kawasan wisata Pantai Geger dengan skor 0.26. Kemudian berturut-turut strategi selanjutnya adalah Membuat aturan yang
mengatur batasan dari pihak yang ingin mengintervensi wilayah Pantai Geger dengan skor 0.24, Mengadakan pelatihan kepada pelaku
dan pekerja wisata di kawasan Pantai Geger dengan skor 0.15, Melakukan promosi melalui media-media tertentu dengan skor 0.10,
Mengajak investor yang telah ada di sekitar kawasan pantai untuk bersama menyusun upaya pengelolaan Pantai Geger dengan skor
0.06 dan mengadakan kerjasama dengan BPBD dan membuat papan peringatan dengan masing-masing skor 0.05. Berdasarkan hal
tersebut, maka alternatif strategi dengan skor paling tinggi dan dapat diterapkan menjadi kebijakan pengembangan kawasan Pantai
Geger adalah Membuat master plan penataan kawasan wisata Pantai Geger.
itu, kepariwisataan memiliki hubungan yang sangat erat pada tanggal 20 – 23 Desember 2016. Peta lokasi
dan tidak terpisahkan dengan kehidupan masyarakat serta penelitian ditunjukan pada Gambar 1.
pembangunan di Bali (Pitana, 2003). Pesatnya
perkembangan pariwisata bali telah mendorong Peta Lokasi
kemunculan berbagai tempat wisata terutama di daerah Penelitian
pesisir. Daerah pesisir di Bali yang termasuk di dalamnya
gugusan pulau-pulau kecil, yaitu : Pulau Nusa Penida,
Lembongan, Ceningan dan Pulau Menjangan, telah
menunjukan perkembangan dalam aktivitas pariwisata.
Namun, kawasan pesisir Bali dengan panjang garis pantai
sekitar 430 km, telah mengalami kerusakan sekitar 181
km (Sardana, 2013).
Salah satu daerah pesisir yang saat ini telah
berkembang menjadi tempat wisata adalah Pantai Geger.
Pantai ini terletak di Desa Adat Peminge, Sawangan,
Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Pantai Gambar 1. Lokasi Penelitian
Geger merupakan tempat rekreasi yang terletak di sekitar
kawasan Nusa Dua, yang diketahui sebagai tempat 2.2 Alat dan Bahan
pariwisata yang telah berkembang dengan pesat Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini,
sebelumnya. Dengan lokasi tersebut menjadikan pantai ini antara lain : Kamera untuk dokumentasi, software
menjadi tempat wisata yang potensial menarik kunjungan Microsoft excel untuk pengolahan data serta daftar
wisatawan. Dalam perkembangannya, Pantai Geger pertanyaan yang kemudian hasil dari jawaban responden
dahulunya dikenal memiliki potensi di bidang budidaya tersebut yang menjadi bahan untuk selanjtnya dianalisis.
rumput laut, namun saat ini perlahan-lahan telah bergeser
menjadi tempat wisata. 2.3 Prosedur Kerja
Dinamika yang terjadi di kawasan Pantai Geger Penentuan responden menggunakan metode
tentunya dipengaruhi oleh perkembangan wilayah serta purposive sampling yaitu pengambilan sampel secara
peruntukan dari pantai tersebut. Dalam menentukan arah sengaja terhadap orang-orang tertentu yang dapat
pengembangan dan mengantisipasi Dinamika yang terjadi memberikan informasi terkait dengan permasalahan
di wilayah tersebut, tentunya sangat penting untuk penelitian (Indriantoro et al, 1999). Data yang telah
menentukan strategi untuk pengembangan Pantai Geger. diperoleh kemudian dianalisa untuk menentukan strategi
Upaya yang dapat dilakukan untuk menganalisis alternatif dari masing-masing parameter berdasarkan analisis
kebijakan pengembangan suatu wilayah adalah dengan SWOT. Strategi yang telah diperoleh kemudian dianalisis
melakukan analisis AHP (Analytic Hierarchy Process). dengan menggunakan AHP menggunakan input dari
AHP adalah suatu analisis yang dikembangkan pertama wawancara dengan pihak-pihak terkait (stakeholder) yang
kali oleh Thomas L. Saaty pada awal tahun 1980. Analisis terkait dengan pengembangan Pantai Geger.
ini digunakan untuk memecahkan permasalahkan yang
tidak terukur dan biasanya berasal dari pendapat seseorang 2.4. Analisa Data
(judgement) atau permasalahan yang sifatnya dapat diukur Data yang diperoleh adalah data primer berdasarkan
(Herlawati, 2013). hasil wawancara dengan responden. Data tersebut
Penentuan kebijakan pengembangan kawasan kemudiaan dianalisa secara deskriptif kualitatif untuk
menggunakan AHP dapat dikaitkan dengan analisis menentukan faktor internal yaitu kekuataan serta
SWOT (Strenght, Weakness, Oportunity, Treath). Analisis kelemahan kemudian untuk memperkirakann faktor
SWOT merupakan salah satu bentuk analisis yang eksternal yaitu peluang serta ancaman. Kemudian untuk
menggunakan faktor eksternal (peluang dan ancaman) menentukan strategi pengelolaan digunakan analisis
serta faktor internal (kelebihan dan kekurangan) sebagai SWOT secara deskriptif kuantitif dengan pendekatan
perbandingan untuk menentukan arah strategi yang tepat faktor internal atau Internal Factor Analysis Strategy
dalam pengembangan sebuah kawasan (Putra, 2015). (IFAS) dan pendekatan faktor eksternal atau External
Alternatif terbaik dari strategi yang dapat digunakan untuk Factor Analysis Strategy (EFAS) (Rangkuti, 2001).
mengembangan kawasan Pantai Geger dapat Strategi yang telah diperoleh berdasarkan analisis
mengombinasikan kedua analisis tersebut. Analisis SWOT SWOT kemudian dianalisa menggunakan AHP dengan
dapat digunakan untuk menentukan faktor internal serta langkah-langkah sebagai berikut (Kadarsyah Suryadi dan
ekternal yang mempengaruhi kondisi Geger. Kemudian Ali Ramdhani, 1998) :
AHP digunakan untuk menentukan kebijakan
pengembangan kawasan Pantai Geger. 2.4.1 Dilakukan pendefinisikan masalah dan penentuaan
Melihat kondisi tersebut maka penelitian ini solusi.
dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran Pada tahap ini ditentukan masalah yang akan
tentang kebijakan pengembangan terbaik di Pantai Geger. dipecahkan secara detail dan mudah dipahami. Dari
permasalahan tersebut kemudian ditentukan solusi
2. Metode Penelitian yang mungkin cocok. Solusi tersebut yang dapat
dikembangan menjadi kebijakan untuk
2.1 Waktu dan Tempat pengembangan sebuah daerah.
Penelitian dilaksanakan di Pantai Geger, Kelurahan
Benoa, Kecamaatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung 2.4.2 Dibuat struktur heirarki.
Dalam pembuatan struktur hierarki, ditentukan 2.4.5 Dilakukan perhitungan vektor eigen dari setiap
tujuan utama sebagai sebagai level teratas yang matriks perbandingan berpasangan
diikuti oleh kriteria-kriteria yang cocok dan Penghitungan vektor eigen dilakukan dengan
ditentukan alternatif yang akan diambil seperti pada cara menjumlahkan nilai setiap kolom dari matriks dan
Gambar 2. menjumlahkan nilai-nilai dari seiap baris dan
membaginya dengan jumlah elemen untuk memperoleh
rata-rata, seperti pada Tabel 3.
2 Arus laut yang tenang 0.1 4 0.4 Dari kedua matriks tersebut kemudian disusun matriks
Dikelola oleh intansi pembobotan SWOT untuk memperoleh strategi pengelolaan
3 lokal 0.1 3 0.3 serta posisi dari strategi pengelolaannya, seperti pada Tabel 7.
Terdapat penyewaan
4 kelengkapan wisata 0.08 2 0.16
Tahap pengambilan keputusan dari hasil analisis Selanjutnya ditentukan nilai priority vector
SWOT ditentukan prioritasnya menggunakan AHP. dengan menggunakan metode penentuan eigen vector
Berdasarkan hasil kuisioner kemudian dianalisis pada perhitungan matriks pada umumnya. Nilai priority
menggunakan perhitungan menggunakan software vector tersebut yang digunakan untuk menentukan
microsoft excel . kebijakan yang paling penting diterapkan di Pantai Geger.
Strategi yang telah diperoleh tersebut kemudian Nilai priority vector ditunjukan pada Tabel 9.
dimasukan kedalam matriks agar memudahkan untuk
dianalisis dan dilakukan perbandingan antar parameter Tabel 9. Matriks Priority vector
kerja pa
untung menentukan tingat kepentingan dari masing- ma
kelo
sam pa
masing parameter tersebut. hal tersebut seperti Alter meng pel mp Prior
pro ste a n
natif ajak atur ati ok ity
ditampilkan pada Tabel 8. Nilai perbandingan dari Kriter
mo
invest
r
an ha pen
deng per
vect
si pla an ing
masing-masing parameter menunjukan rentang nilai dari 1 ia or
n
n gaw
BPB ata
or
sampai dengan 5 yang menandakan bahwa salah satu as
D n
parameter maksimal memiliki skor 5 yang termasuk pada
prom
rentangan berpengaruh terhadap parameter lainnya. 1 2 0.5 0.25 0.5 2 2 2 0.09
osi
mast
er 2 5 1 2 3 3 5 3 0.26
plan
atura
4 5 0.5 1 4 4 4 2 0.24
n
0.3
pelati
2 2 33 0.25 1 4 4 4 0.15
han
3
kelo
mpok 0.2
0.5 4 0.3 0.25 1 2 2 0.09
peng 5
awas
© 2015 by the authors; licensee Udayana University, Indonesia. This article is an open access article distributed under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution license (http://creativecommons.org/licenses/by/3.0/).