Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Mohamad Sobirin
Dosen Tetap Jurusan Teknik Sipil
NIDN ; 0312016007
Email : solat5waktuwajib@yahoo.com
ABSTRACT
Construction of high-rise buildings into a solution needs increasing land at this time. The
growth of urban areas very rapidly cause constriction land faster. Therefore, it is crucial
taken a way to overcome the narrowing of the land. One way that can be done is the
construction of multi-storey buildings. Seeing the need for a thing to be noticed by the
services of the construction industry, in general lies in the mechanism of implementation
and supervision of the construction of high-rise buildings, which is still encountered
irregularities.Porpose work on quality of this study to determine separately or
simultaneously how the influence of work instructions, work ability and monitoring
(surveillance) on the quality of construction of multi-storey buildings multi-storey
buildings. The method used in this study was a descriptive study (descriptive research)
that aims to describe the phenomenon of influence between independent variable method
of work and the ability to work both together and separately on the dependent variable
quality of construction of buildings. From the research results can be that: 1) Work
instructions have value = 59.80%, with accuracy of 99% positive and significant effect
on the dependent variable storey building construction quality, 2) the ability of labor has
value = 55.70%, with a precision of 99 % positive and significant effect on the dependent
variable quality of the construction of buildings. 3) Monitoring (supervision) has a value
= 53.50%, with accuracy of 99% positive and significant effect on the dependent variable
quality of the construction of buildings. 4) jointly between work instructions, work
kemampun, monitoring (supervision) and quality have value = 74.80%, with accuracy of
95% positive and significant effect on the dependent variable quality of construction of
multi-storey buildings
Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 133
Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan
Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 134
Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan
kemampuan intelektual yang tinggi dan dan peluang yang besar untuk
bukan kemampuan fisiknya. Mengenai ditumbuhkan dan dikembangkan
kesanggupan seseorang memang sangat kemampuan kerjanya.
tergantung pada kondisi fisik dan b) Upaya bukan hanya terbatas pada
psikisnya, yang pada akhirnya akan kemampuan ratio dan fisik untuk
mempengaruhi tingkat kemampuan memecahkan masalah masalah yang
dalam melaksanakan pekerjaannya Dari dihadapi dalam jangka pendek, akan
penjelasan di atas dapat di simpulkan tetap mencakup ketahanan, keuletan
bahwa kemampuan seseorang akan fisik dan mental dalam mengatasi
tercermin pada pengetahuan dan berbagai kesulitan dan tekanan
kecakapan yang dimilikinya dengan dalam pekerjaan sehingga selesai
didukung oleh kondisi fisik dan dan mencapai hasil.
psikisnya. ( Sarwoto, 1987 ) c) Menurut (Hadari Nawawi, 2006 )
2.2 Meningkatkan Kemampuan seseorang setelah memiliki
Kerja kemampuan kerja adalah
Kemampuan seseorang akan ditentukan mempekerjakannya untuk membuat
oleh tinggi rendahnya tingkat agar setiap organisasi yang memiliki
pendidikan dan pengalaman. Karena kemampuan dimanfaatkan untuk
kedua unsur inilah pengetahuan dan memberikan kesejahteraan kepada
keterampilan dapat diperoleh. Jadi masyarakat. Melalui peningkatan
semakin tinggi tingkat pendidikan kemampuan kerja tersebut
seseorang ditunjang dengan adanya diharapkan semua karyawan dapat
pengalaman yang luas menunjukkan bekerja semaksimal mungkin sesuai
orang tersebut mempunyai tingkat dengan kemampuan yang ada dalam
kepuasan yang tinggi. Selain tingkat dirinya sehingga diperoleh kerja
pendidikan dan pengalaman untuk yang positif yang mendukung
meningkatkan kemampuan seseorang terciptanya tujuan organisasi
dapat ditempuh melalui pendidikan dan Robbins, 1996, dalam buku
pelatihan, karena dengan adanya menguraikan bahwa, seluruh
pendidikan dan pelatihan akan kemampuan seorang individu pada
menambah pengetahuan seseorang hakekatnya tersusun dari dua perangkat
untuk ( Flippo, P. Edwin, 1994 ) faktor:
mengerjakan sesuatu bisa menjadi lebih a. Kemampuan Intelektual
cepat dan lebih baik. Dengan adanya Kemampuan intelektual adalah
latihan latihan yang memungkinkan kemampuan yang diperlukan untuk
karyawan mendapatkan keterampilan menjalankan kegiatan mental
lain yang lebih banyak, dengan demikian b. Kemampuan Fisik Kemampuan
dapat meningkatkan pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan
mereka( Anwar Prabu Mangkunegara, tugas
2005 ) Tugas yang menuntut stamina,
untuk meningkatkan kemampuan kerja kecekatan, kekuatan dan keterampilan
karyawan ada tiga diantaranya ; yang sempurna. Dilema utama yang
a) Upaya mengembangkan dan dihadapi oleh para atasan yang
memelihara pertumbuhan rohani dan menggunakan uji kemampuan mental
jasmani serta usaha menjaga untuk seleksi, promosi, pelatihan dan
kesehatan. Jika seseorang memiliki keputusan personal yang sempurna
pertumbuhan fisik dan psikis yang adalah bahwa mereka mempunyai
kuat maka ia akan memiliki potensi dampak negatif pada kelompok
Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 135
Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan
kelompok ras atau etnik. Kemungkinan dibicarakan para ahli. Beikut pengertian
besar bekerja karyawan yang lebih monitoring ( pengawasan ) menurut para
tinggi dicapai bila manajemen telah ahli :
memastikan kemampuan dan kemudian a. Menurut ( Sarwoto, 1987) :
menjamin bahwa karyawan dalam menjelaskan pengawasa adalah
pekerjaannya mempunyai kemampuan kegiatan manajer yang
2.3 Instruksi Kerja mengusahakan agar pekrjaan-
Didalam dokumen ISO 9001:2008 pekerjaan terlaksana sesuai dengan
(Lukman 2010), di jelaskan bahwa rencana yang ditetapkan dan atau
Instruksi kerja adalah dokumen hasil yang dikehendaki.
mekanisme kerja yang mengatur secara b. Menurut (Dessler, Gary, 2000) :
rinci dan jelas urutan suatu aktifitas yang mendefinisikan pengawasan sebagai
hanya melibatkan satu fungsi saja suatu proses yang menentukan
sebagai pendukung prosedur mutu atau tentang apa yang harus dikerjakan,
posedur kerja. Prosedur biasanya agar apa yang diselenggarakan
melibatkan beberapa bagian dan sejalan dengan rencana.
menggambarkan proses-proses secara
umum, maka instruksi kerja (Work 2.5 Prinsip Pengawasan
Instruction) biasanya berupa suatu Wearne, 1997 Prinsip pengawasan
proses tertentu, dilakukan personil atau sangat diperlukan oleh seorang
bagian tertentu namun berisi mekanisme pimpinan atau manajer dalam
proses secara detail. membandingkan rencana dengan
Misalnya instruksi kerja pekerjaan pelaksanaan adalah sebagai berikut :
pemasangan bata ringan, pekerjaan a. Prinsip wewenang merupakan suatu
pasang kermik, pekerjaan cara kegiatan pemimpin dalam
memasang bata, pekerjaan pengecoran, memberikan kepercayaan kepada
pekerjaan cara, dan sebagainya. bawahan dalam melakukan sistem
Instruksi kerja secara umum terdiri dari: pengawasan. Wewenang dan
a. Keterangan alat yang di butuhkan instruksi-instruksi yang jelas harus
b. Bahan/ material yang akan dapat diberikan kepada bawahan,
digunakan karena berdasarkan pelimpahan
c. Aktifitas kegiatan pekerjaan wewenang dapat diketahui apakah
termasuk phase persiapan sampai bawahan sudah melaksanakan tugas-
phase pelaksanaan, kemudian tugasnya dengan baik.
d. Pihak-pihak yang terlibat dalam b. Prinsip tercapainya tujuan.
setiap pekerjaan Pengawasan harus ditujukan kearah
e. Kriteria-kriteria pekerjaan, syarat- tercapainya tujuan, yaitu dengan
syarat pekerjaan dapat di terima, atau mengadakan perbaikan (koreksi)
layak dalam standar pekerjaan unutk menghindarkan
f. Toleransi-toleransi, bahwa penyimoangan-penyimpangan dari
pekerjaan dapat di terima rencana yang disusun sebelumnya.
g. Cek poin/ pemeriksaan terakhir oleh c. Prinsip tanggung jawab. Pelaksaaan
Quality Control pengawasan yang efektif dan efisien
menurut tanggung jawab penuh dari
seorang pimpinan atau manajer
2.4 Pengertian Pengawasan terhadap pelaksanaan rencana
Pengertian dan definisi pengawasan organisasi.
telah banyak dan panjang lebar
Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 136
Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan
Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 137
Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan
R2 = Koefisien Determinasi;
n = Jumlah sampel, k = Jumlah
variabel bebas
Hipotesis uji statistik F (F-test)
Keterangan : dirumuskan sebagai berikut
n = jumlah sampel (ditentukan dari H0 : Tidak ada pengaruh variabel
rumus diatas) bebas secara simultan terhadap variabel
N = jumlah populasi terikat dipenuhi jika b1=b2= b3 = b4 = 0.
e = kesalahan pengambilan sampel (%) Uji statistik yang digunakan untuik
yang dapat menyatakan H0 diterima atau H1 ditolak
ditoleransi terhadap ketidak tepatan adalah dengan melakukan uji-F dengan
penggunaan kriteria sebagai berikut, jika nilai Fhit ≤
sampel sebagai pengganti populasi. Ftabel atau nilai Fhit ≥ -Ftabel. Dapat
Dalam hal ini di ambil sebesar 10%, dikatakan bahwa tidak terdapat
3.2 Regresi Ganda dan Uji pengaruh signifikan secara bersama-
Hipotesis sama (serentak) dari seluruh variabel
bebas terhadap variabel terikat
3.2.1 Regresi Ganda H1 : Ada pengaruh variabel bebas
Disebabkan karena variabel yang secara simultan terhadap variabel terikat
dianalisis lebih dari 1(satu) variabel dipenuhi jika b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4≠ 0.
sehingga model persamaan regresi linier Uji statistik yang digunakan untuik
yang paling cocok adalah regresi linier menyatakan H1 diterima atau H0 ditolak
berganda (multiple linier regression). adalah dengan melakukan uji-F, kriteria
Pemodelan regresi linier berganda yang uji adalah sebagai berikut, jika nilai Fhit
menganalisis pengaruh variabel bebas ≥ Ftabel atau nilai Fhit ≤ -Ftabel. Dapat
(independen) kemampuan kerja (X1), dikatakan terdapat pengaruh signifikan
intruksi kerja (X2) dan pengawasan (X3) secara bersama-sama (simultan) dari
(Y), terhadap mutu ( Y) proyek seluruh variabel bebas terhadap variable
konstruksi bangunan terikat. Untuk menentukan nilai Ftabel,
.Formula/persamaan regresinya adalah tingkat signifikansi yang digunakan
dapat dituliskan sbb: sebesar = 0,01 dengan mengikuti
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 kriteria uji seperti diatas seperti yang
b1, b2, dan b3 = koefisien regresi untuk dilakukan oleh Iqbal Hasan (2002 : 264).
X1 , X2, dan X3 Untuk mengetahui variabel mana yang
berpengaruh terhadap kinerja personil
3.2.2 Uji Hipotesis Regresi Ganda proyek konstruksi diantara ketiga
Uji hipotesis yang dilakukan untuk variabel bebas kemampuan
regresi ganda adalah Uji-F untuk kerja,intruksi kerja dan pengawasan
mengetahui apakah pengaruh variabel terhadap mutu pembangunan kontruksi
bebas terhadap variabel terikat secara gedung bertingkat di jakarta secara
bersama-sama signifikan atau tidak parsial ditentukan dengan uji-t dua sisi
signifikan. Formula uji F, adalah: : (two-tailed t-test).
3.3 Regresi Sederha dan Uji Hipotesis
Untuk mengetahui variabel mana yang
berpengaruh dominan terhadap mutu
Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 138
Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan
Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 139
Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan
Tabel 4.3
Statistik Variabel Kemampuan Kerja
Tabel 4.4
Statistik Variabel Instruksi Kerja
4.3 Variabel Kemampuan Kerja
Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 140
Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan
Gambar 4.3
Tabel 4.5
Statistik Variabel Instruksi Kerja
Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 141
Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan
Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 142
Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan
Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 143
Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan
lebih besar dari F hitung, seperti terlihat a. Nilai konstanta a = 8,285 adalah
dalam tabel 4.12 nilai mutu kontruksi gedung
bertingkat di Jakarta jika
Tabel 4.12 Uji Hipotesis (Uji F) X1=X2=X3=0
b. Nilai b1 = 0,432; adalah nilai
koefisien regresi b1, artinya setiap
kenaikan nilai instruksi kerja
sebesar satu point akan menaikan
nilai mutu kontruksi gedung
bertingkat di Jakarta sebesar 0,432
point,
c. Nilai b2 = 0,301; adalah nilai
koefisien regresi b2, artinya setiap
kenaikan nilai kemampuan kerja
sebesar satu point akan
4.7 Pengaruh Kemampuan Kerja meningkatkan nilai mutu kontruksi
(X1), Instruksi Kerja (X2) dan gedung bertingkat di Jakarta
Pengawasan (X3) terhadap sebesar 0,301 point,
Mutu (Y) d. Nilai b3 = 0,221; adalah nilai
Untuk mengetahui adanya pengaruh koefisien regresi b3, artinya setiap
kemampuan kerja,instruksi kerja, dan kenaikan nilai monitoring
pengawasan secara simultan terhadap (pengawasan) sebesar satu point
mutu kontruksi gedung bertingkat di akan meningkatkan nilai mutu
jakarta digunakan analisis regresi kontruksi gedung bertingkat
berganda. Diperoleh nilai-nilai sebagai sebesar 0,221 point,
berikut :
Untuk membuktikan apakah pengaruh
Tabel 4.13 Rangkuman tersebut cukup signifikan atau tidak,
dilakukan uji hipotesis (uji signifikansi)
melalui uji F pada taraf 5%, dengan
ketentuan jika nilai Fhitung > Ftabel, maka
H0 ditolak dan H1 diterima, sebaliknya
jika nilai Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima
dan H1 ditolak. Nilai Ftabel pada taraf
signifikan 5% dengan db pembilang 3
dan db penyebut 56 adalah 2,769.
Besarnya nilai Fhitung dapat dilihat tabel
4.9
Nilai Fhitung adalah 59,469 Ternyata Nilai
Pengaruh X1, X2, dan X3, secara
Fhitung lebih besar dibandingkan dengan
bersama-sama terhadap Y, dapat
nilai Ftabel (59,469 > 2,769). Jika uji F 1
dinyatakan dengan formula sebagai
% di dapat Ftabel = 4,15 ( 59,469 > 4,15 )
berikut :
Hal menunjukkan bahwa H0 ditolak dan
Y = 8,285+ 0,432 X1 +
H1 diterima. Dengan demikian variabel
0,301 X2 + 0,221 X3.
kemampuan kerja ,instruksi kerja dan
Arti dari persamaan regresi ganda
pengawasan , secara bersama-sama
tersebut dapat diinterpretasikan sebagai
(simultan) mempunyai pengaruh yang
berikut :
signifikan (nyata) terhadap variabel
Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 144
Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan
Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 145
Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan
Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 146