Vous êtes sur la page 1sur 14

Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan

KEMAMPUAN KERJA,INTRUKSI KERJA DAN PENGAWASAN


BERPENGARUH TERHADAP MUTU PEMBANGUNAN KONTRUKSI
GEDUNG BERTINGKAT DI JAKARTA

Mohamad Sobirin
Dosen Tetap Jurusan Teknik Sipil
NIDN ; 0312016007
Email : solat5waktuwajib@yahoo.com

ABSTRACT

Construction of high-rise buildings into a solution needs increasing land at this time. The
growth of urban areas very rapidly cause constriction land faster. Therefore, it is crucial
taken a way to overcome the narrowing of the land. One way that can be done is the
construction of multi-storey buildings. Seeing the need for a thing to be noticed by the
services of the construction industry, in general lies in the mechanism of implementation
and supervision of the construction of high-rise buildings, which is still encountered
irregularities.Porpose work on quality of this study to determine separately or
simultaneously how the influence of work instructions, work ability and monitoring
(surveillance) on the quality of construction of multi-storey buildings multi-storey
buildings. The method used in this study was a descriptive study (descriptive research)
that aims to describe the phenomenon of influence between independent variable method
of work and the ability to work both together and separately on the dependent variable
quality of construction of buildings. From the research results can be that: 1) Work
instructions have value = 59.80%, with accuracy of 99% positive and significant effect
on the dependent variable storey building construction quality, 2) the ability of labor has
value = 55.70%, with a precision of 99 % positive and significant effect on the dependent
variable quality of the construction of buildings. 3) Monitoring (supervision) has a value
= 53.50%, with accuracy of 99% positive and significant effect on the dependent variable
quality of the construction of buildings. 4) jointly between work instructions, work
kemampun, monitoring (supervision) and quality have value = 74.80%, with accuracy of
95% positive and significant effect on the dependent variable quality of construction of
multi-storey buildings

Keywords: work instructions, work ability, monitoring (supervision) and quality

1.PENDAHULUAN Salah satu cara yang dapat dilakukan


Dewasa ini pembangunan gedung- adalah pembangunan gedung bertingkat.
gedung bertingkat menjadi solusi Pembangunan kontruksi gedung
kebutuhan lahan yang terus meningkat bertingkat di bagi dalam 3 (tiga) tahap,
pada saat ini. Pertumbuhan daerah yaitu pekerjaan struktur, pekerjaan
perkotaan yang sangat pesat finishing dan pekerjaan MEP
menimbulkan penyempitan lahan yang (mekanikal, plumbing dan elektrical),
semakin cepat. Oleh karena itu sangat ketiga tahap tersebut tergantung dari
penting diambil suatu cara untuk tender atau penunjukan dari owner, ada
mengatasi penyempitan lahan tersebut.

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 133
Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan

juga kontraktor yang mampu untuk Heteroskedasitas, uji Hipotesis, uji


melaksanakan 3 (tiga) aktifitas tersebut. Signifikansi Regresi Ganda, uji
Kontruksi gedung bertingkat di bagi dua Signifikansi Regresi sederhana dan
(2) aktifitas pekerjaan struktur dan persamaan regresi ganda.
aktifitas pekerjaan finishing, adapun
aktifitas pekerjaan struktur gedung, 2.Tinjauan Pustaka
dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu 2.1 Kemampuan Kerja
struktur atas dan struktur bawah. Kemampuan kerja adalah suatu
Menurut ( Imam Soeharto, 1997 ) “ kapasitas individu untuk mengerjakan
Mutu adalah sifat dan karakteristik berbagai tugas dalam suatu pekerjaan (
produk atau jasa yang membuatnya Robbins, 1998 ). Salah satu faktor yang
memenuhi kebutuhan pelanggan atau sangat penting dan berpengaruh
pemakai customers “ untuk menjamin terhadap keberhasilan karyawan di
mutu, maka langkah berikutnya adalah dalam melaksanakan suatu pekerjaan
mengelola aspek mutu tersebut dengan adalah kemampuan kerja. Kemampuan
benar tepat, sehingga tercapai apa yang merupakan potensi yang ada dalam diri
di sebut dengan fitness for use, yaitu seseorang untuk berbuat sehingga
pengelolaan yang bertujuan mencapai memungkinkan seseorang untuk dapat
persyaratan mutu proyek pada pekerjaan melakukan pekerjaan ataupun tidak
pertama tanpa adanya pengulangan ( to dapat melakukan pekerjaan tersebut.
do the right thing the first time) dengan Kemampuan kerja pada dasarnya sangat
cara-cara yang efektif dan ekonomis. berpengaruh terhadap mutu atau bobot
Untuk mencapai tujuan tersebut tidak hasil kerja yang dicapai oleh seorang
hanya diperlukan pemeriksaan ditahap karyawan. Hal ini dapat dimengerti
akhir sebelum diserahkan terimakan karena dalam kemampuan kerja terdapat
kepada pemilik proyek, tetapi juga di berbagai potensi kecakapan,
perlukan serangkain tindakan sepanjang keterampilan, serta potensi yang lain
siklus proyek. Dengan Keterbatasan yang mendukung yang tercermin dalam
Waktu lokasi Penelitian di wakili oleh kondisi fisik dan psikis. Dengan
satu proyek, untuk setiap wilayah jakarta demikian konsep kemampuan kerja
, dengan jumlah sampel 150 dan jumlah mengandung pengertian kekuatan yang
ketinggian gedung di atas 25 lantai. Data ada dalam diri seseorang untuk
yang di gunakan dalam penelitian ini melakukan pekerjaan. Kemampuan
adalah data sekunder dan data primer, kerja sangat menentukan kinerja
data sekunder di peroleh dari hasil studi karyawan dalam sebuah perusahaan atau
literatur dan buku - buku yang terkait organisasi tersebut. Keberhasilan dan
dengan permasalahan, sedangkan data kecakapan pelaksanaan pekerjaan dalam
primer di peroleh dari penelitian di suatu organisasi sangat bergantung pada
lapangan melalui penyebaran survey kinerja karyawannya. Sehingga
kuesioner kepada pihak pihak yang kemampuan kerja merupakan hal
terlibat dalam proyek pembangunan penting bagi seorang karyawan untuk
gedung. Analisa dan pengolahan data di dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
lakukan melalui pendekatan deskriftip baik. Dalam organisasi atau perusahaan,
menggunkan sofware SPSS versi 17. kita bisa melihat bahwa dalam
Pengolahan data untuk penulisan ini penempatan pegawai atau karyawan
pertama di lakukan dengan analisa pada umumnya semakin tinggi
populasi, uji Validitas, uji Reliabilitas, kedudukan seseorang dalam organisasi
Uji Normalitas, Uji Multikolineritas, Uji yang lebih diperlukan adalah

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 134
Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan

kemampuan intelektual yang tinggi dan dan peluang yang besar untuk
bukan kemampuan fisiknya. Mengenai ditumbuhkan dan dikembangkan
kesanggupan seseorang memang sangat kemampuan kerjanya.
tergantung pada kondisi fisik dan b) Upaya bukan hanya terbatas pada
psikisnya, yang pada akhirnya akan kemampuan ratio dan fisik untuk
mempengaruhi tingkat kemampuan memecahkan masalah masalah yang
dalam melaksanakan pekerjaannya Dari dihadapi dalam jangka pendek, akan
penjelasan di atas dapat di simpulkan tetap mencakup ketahanan, keuletan
bahwa kemampuan seseorang akan fisik dan mental dalam mengatasi
tercermin pada pengetahuan dan berbagai kesulitan dan tekanan
kecakapan yang dimilikinya dengan dalam pekerjaan sehingga selesai
didukung oleh kondisi fisik dan dan mencapai hasil.
psikisnya. ( Sarwoto, 1987 ) c) Menurut (Hadari Nawawi, 2006 )
2.2 Meningkatkan Kemampuan seseorang setelah memiliki
Kerja kemampuan kerja adalah
Kemampuan seseorang akan ditentukan mempekerjakannya untuk membuat
oleh tinggi rendahnya tingkat agar setiap organisasi yang memiliki
pendidikan dan pengalaman. Karena kemampuan dimanfaatkan untuk
kedua unsur inilah pengetahuan dan memberikan kesejahteraan kepada
keterampilan dapat diperoleh. Jadi masyarakat. Melalui peningkatan
semakin tinggi tingkat pendidikan kemampuan kerja tersebut
seseorang ditunjang dengan adanya diharapkan semua karyawan dapat
pengalaman yang luas menunjukkan bekerja semaksimal mungkin sesuai
orang tersebut mempunyai tingkat dengan kemampuan yang ada dalam
kepuasan yang tinggi. Selain tingkat dirinya sehingga diperoleh kerja
pendidikan dan pengalaman untuk yang positif yang mendukung
meningkatkan kemampuan seseorang terciptanya tujuan organisasi
dapat ditempuh melalui pendidikan dan Robbins, 1996, dalam buku
pelatihan, karena dengan adanya menguraikan bahwa, seluruh
pendidikan dan pelatihan akan kemampuan seorang individu pada
menambah pengetahuan seseorang hakekatnya tersusun dari dua perangkat
untuk ( Flippo, P. Edwin, 1994 ) faktor:
mengerjakan sesuatu bisa menjadi lebih a. Kemampuan Intelektual
cepat dan lebih baik. Dengan adanya Kemampuan intelektual adalah
latihan latihan yang memungkinkan kemampuan yang diperlukan untuk
karyawan mendapatkan keterampilan menjalankan kegiatan mental
lain yang lebih banyak, dengan demikian b. Kemampuan Fisik Kemampuan
dapat meningkatkan pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan
mereka( Anwar Prabu Mangkunegara, tugas
2005 ) Tugas yang menuntut stamina,
untuk meningkatkan kemampuan kerja kecekatan, kekuatan dan keterampilan
karyawan ada tiga diantaranya ; yang sempurna. Dilema utama yang
a) Upaya mengembangkan dan dihadapi oleh para atasan yang
memelihara pertumbuhan rohani dan menggunakan uji kemampuan mental
jasmani serta usaha menjaga untuk seleksi, promosi, pelatihan dan
kesehatan. Jika seseorang memiliki keputusan personal yang sempurna
pertumbuhan fisik dan psikis yang adalah bahwa mereka mempunyai
kuat maka ia akan memiliki potensi dampak negatif pada kelompok

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 135
Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan

kelompok ras atau etnik. Kemungkinan dibicarakan para ahli. Beikut pengertian
besar bekerja karyawan yang lebih monitoring ( pengawasan ) menurut para
tinggi dicapai bila manajemen telah ahli :
memastikan kemampuan dan kemudian a. Menurut ( Sarwoto, 1987) :
menjamin bahwa karyawan dalam menjelaskan pengawasa adalah
pekerjaannya mempunyai kemampuan kegiatan manajer yang
2.3 Instruksi Kerja mengusahakan agar pekrjaan-
Didalam dokumen ISO 9001:2008 pekerjaan terlaksana sesuai dengan
(Lukman 2010), di jelaskan bahwa rencana yang ditetapkan dan atau
Instruksi kerja adalah dokumen hasil yang dikehendaki.
mekanisme kerja yang mengatur secara b. Menurut (Dessler, Gary, 2000) :
rinci dan jelas urutan suatu aktifitas yang mendefinisikan pengawasan sebagai
hanya melibatkan satu fungsi saja suatu proses yang menentukan
sebagai pendukung prosedur mutu atau tentang apa yang harus dikerjakan,
posedur kerja. Prosedur biasanya agar apa yang diselenggarakan
melibatkan beberapa bagian dan sejalan dengan rencana.
menggambarkan proses-proses secara
umum, maka instruksi kerja (Work 2.5 Prinsip Pengawasan
Instruction) biasanya berupa suatu Wearne, 1997 Prinsip pengawasan
proses tertentu, dilakukan personil atau sangat diperlukan oleh seorang
bagian tertentu namun berisi mekanisme pimpinan atau manajer dalam
proses secara detail. membandingkan rencana dengan
Misalnya instruksi kerja pekerjaan pelaksanaan adalah sebagai berikut :
pemasangan bata ringan, pekerjaan a. Prinsip wewenang merupakan suatu
pasang kermik, pekerjaan cara kegiatan pemimpin dalam
memasang bata, pekerjaan pengecoran, memberikan kepercayaan kepada
pekerjaan cara, dan sebagainya. bawahan dalam melakukan sistem
Instruksi kerja secara umum terdiri dari: pengawasan. Wewenang dan
a. Keterangan alat yang di butuhkan instruksi-instruksi yang jelas harus
b. Bahan/ material yang akan dapat diberikan kepada bawahan,
digunakan karena berdasarkan pelimpahan
c. Aktifitas kegiatan pekerjaan wewenang dapat diketahui apakah
termasuk phase persiapan sampai bawahan sudah melaksanakan tugas-
phase pelaksanaan, kemudian tugasnya dengan baik.
d. Pihak-pihak yang terlibat dalam b. Prinsip tercapainya tujuan.
setiap pekerjaan Pengawasan harus ditujukan kearah
e. Kriteria-kriteria pekerjaan, syarat- tercapainya tujuan, yaitu dengan
syarat pekerjaan dapat di terima, atau mengadakan perbaikan (koreksi)
layak dalam standar pekerjaan unutk menghindarkan
f. Toleransi-toleransi, bahwa penyimoangan-penyimpangan dari
pekerjaan dapat di terima rencana yang disusun sebelumnya.
g. Cek poin/ pemeriksaan terakhir oleh c. Prinsip tanggung jawab. Pelaksaaan
Quality Control pengawasan yang efektif dan efisien
menurut tanggung jawab penuh dari
seorang pimpinan atau manajer
2.4 Pengertian Pengawasan terhadap pelaksanaan rencana
Pengertian dan definisi pengawasan organisasi.
telah banyak dan panjang lebar

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 136
Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan

d. Prinsip masa depan. Kegiatan memungkinkan alam segi waktu dan


pengawsan yang efektif dan efisien staf design lapangan dan staf
harus ditunjukkan kearah pengawas lapangan.
pencegahan penyimpangan b. Ketentuan perencana kontrak,
perencanaan yang akan terjadi baik spesifikasi dan dokumen-dokumen
pada waktu sekarang maupun pada lain yang telah dipersiapkan secara
masa yang akan datang. mendetail oleh kontraktor sebagai
harga proposal pelelangan.
2.6 Definisi Mutu / Kualitas c. Kontrak untuk melakukan pekerjaan
Menurut ( Crosby, 1979 ), mutu/kualitas dalma jadwal yang wajar dan dapat
adalah kesesuaian terhadap tuntutan menghasilkan keuntungan yang
(comformance to requirement). layak.
Menurut ( Juan, 1998 ) mutu/kualitas Dipenuhinya kepentingan dari pihak
dapat didefinisikan dan dilihat dari segi pemerintah terhadap :
kesesuaian terhadap persyaratan yang a. Pertimbangan lingkungan.
disetujui dari pelanggan. b. Perlindungan terhadap kepemilikan
Menurut ( Wearne, 1997 ) dalam industri umum termasuk fasilitas-fasilitasnya.
konstruksi, mutu/kualitas dapat c. Sesuai dengan ketentuan hukum,
didefinisikan sebagai kepentingan oleh peraturan dan norma yang berlaku.
pihak perencana, kontraktor, badan d. Keamanan dan kesehatan umum.
pemerintah dan pemilik proyek. Mutu yang mencerminkan kinerja
Menurut jurnal ASCE, mutu/kualitas (peformantce ) adalah merupakan salah
dapat didefinisikan sebagai. satu diantara 3 faktor utama dalam
Dipenuhinya kepentingan pihak pemilik mengukur proyek, dua faktor utama
proyek terhadap : lainya adalah biaya dan waktu. Dengan
a. Kemampuan fungsional proyek demikian mutu dapat di artikan sebagai
b. Waktu dan biaya penyelesaian “ different thing to different people ”
proyek tetapi tetap mengandung kesamaan
c. Life cycle cost yang minim dalam kesesuaian tujuan dan syarat yang
d. Biaya operasional dan maintenance harus di penuhi
yang minim.
Dipenuhinya kepentingan pihak 3. Metodologi Penelitian
perencana terhadap : Metode yang digunakan adalah
a. Ketentuan lingkup proyek deskriptif (deskriptif research) yang
b. Budget dalam mendapatkan data bertujuan untuk mendeskripsikan
lapangan terkait dengan desain. fenomena pengaruh antara variabel
c. Penggunaan staf yang qualified, bebas instruksi kerja, kemampuan kerja
terlatih dan berpengalaman. dan pengawasan baik secara bersama-
d. Ketentuan timely decision oleh sama maupun terpisah terhadap variabel
pemilik proyek dan perencana. terikat mutu kontruksi gedung
e. Kontrak untuk melakukan bertingkat, secara sistematisfaktual dan
pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan akurat.
pada imbalan yag wajar dan time
allowance yang layak.
Dipenuhinya kepentingan dari pihak 3.1.Populasi dan Sampel
kontraktor terhadap : Jumlah sampel yang diambil dari
a. Penerjemahan persyaratan/tuntutan populasi yang ada menurut rumus Slovin
kontrak yang wajar dan

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 137
Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan

mengikuti formula matematik sebagai


berikut :

R2 = Koefisien Determinasi;
n = Jumlah sampel, k = Jumlah
variabel bebas
Hipotesis uji statistik F (F-test)
Keterangan : dirumuskan sebagai berikut
n = jumlah sampel (ditentukan dari H0 : Tidak ada pengaruh variabel
rumus diatas) bebas secara simultan terhadap variabel
N = jumlah populasi terikat dipenuhi jika b1=b2= b3 = b4 = 0.
e = kesalahan pengambilan sampel (%) Uji statistik yang digunakan untuik
yang dapat menyatakan H0 diterima atau H1 ditolak
ditoleransi terhadap ketidak tepatan adalah dengan melakukan uji-F dengan
penggunaan kriteria sebagai berikut, jika nilai Fhit ≤
sampel sebagai pengganti populasi. Ftabel atau nilai Fhit ≥ -Ftabel. Dapat
Dalam hal ini di ambil sebesar 10%, dikatakan bahwa tidak terdapat
3.2 Regresi Ganda dan Uji pengaruh signifikan secara bersama-
Hipotesis sama (serentak) dari seluruh variabel
bebas terhadap variabel terikat
3.2.1 Regresi Ganda H1 : Ada pengaruh variabel bebas
Disebabkan karena variabel yang secara simultan terhadap variabel terikat
dianalisis lebih dari 1(satu) variabel dipenuhi jika b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4≠ 0.
sehingga model persamaan regresi linier Uji statistik yang digunakan untuik
yang paling cocok adalah regresi linier menyatakan H1 diterima atau H0 ditolak
berganda (multiple linier regression). adalah dengan melakukan uji-F, kriteria
Pemodelan regresi linier berganda yang uji adalah sebagai berikut, jika nilai Fhit
menganalisis pengaruh variabel bebas ≥ Ftabel atau nilai Fhit ≤ -Ftabel. Dapat
(independen) kemampuan kerja (X1), dikatakan terdapat pengaruh signifikan
intruksi kerja (X2) dan pengawasan (X3) secara bersama-sama (simultan) dari
(Y), terhadap mutu ( Y) proyek seluruh variabel bebas terhadap variable
konstruksi bangunan terikat. Untuk menentukan nilai Ftabel,
.Formula/persamaan regresinya adalah tingkat signifikansi yang digunakan
dapat dituliskan sbb: sebesar  = 0,01 dengan mengikuti
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 kriteria uji seperti diatas seperti yang
b1, b2, dan b3 = koefisien regresi untuk dilakukan oleh Iqbal Hasan (2002 : 264).
X1 , X2, dan X3 Untuk mengetahui variabel mana yang
berpengaruh terhadap kinerja personil
3.2.2 Uji Hipotesis Regresi Ganda proyek konstruksi diantara ketiga
Uji hipotesis yang dilakukan untuk variabel bebas kemampuan
regresi ganda adalah Uji-F untuk kerja,intruksi kerja dan pengawasan
mengetahui apakah pengaruh variabel terhadap mutu pembangunan kontruksi
bebas terhadap variabel terikat secara gedung bertingkat di jakarta secara
bersama-sama signifikan atau tidak parsial ditentukan dengan uji-t dua sisi
signifikan. Formula uji F, adalah: : (two-tailed t-test).
3.3 Regresi Sederha dan Uji Hipotesis
Untuk mengetahui variabel mana yang
berpengaruh dominan terhadap mutu

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 138
Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan

kontruksi pembiayaan proyek infra mutu kontruksi gedung bertingkat


struktur diantara ketiga variabel bebas jakarta, maka variabel tersebut di
loan luar negeri, pinjaman bank analisis dengan persamaan regresi
pemerintah/swasta dan penjualan saham sederhana.
kepada masyarakat secara parsial Menurut ( Priyatno, Dwi, 2008 )
ditentukan dengan uji-t dua sisi (two- pengujian hanya menggunakan Uji t dan
tailed t-test). Uji significant, oleh karena itu variabel
3.3.1 Uji Hipotesis Regresi Sederhana yang akan di uji seperti; Monitoring
Untuk dapat menyatakan apakah (Pengawasan ) ( x1) , pengambilan
persamaan regresi sederhana ini keputusan ( x2), Sasaran mutu ( x3), Alat
signifikan atau tidak dilakukan uji-t. Kerja ( x4), Schedul Target ( x5),
Nilai thitung dapat dicari dengan rumus : metode kerja ( x6), Tenaga Tukang (x7),
(Damodar Gujarati, 2003 : 114) Tenaga Pelaksana,(x8), kemampuan
kerja (x9), Spesifikasi Material (10),
instruksi kerja ( x11) dan Mutu (Y)
tersebut akan di gunakan sebagai
pembatasan masalah. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan
pengujian hipotesis sebagai berikut, bantuan software SPSS 17,00. Dari hasil
H0 : Tidak ada pengaruh, dipenuhi analisis data, diperoleh nilai seperti yang
jika atau b1 = 0 atau b2 = 0 atau b3 = 0 disajikan pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2
Uji statistik yang digunakan untuik di bawah ini;
menyatakan H0 diterima atau H1 ditolak
adalah dengan melakukan uji-t dengan Tabel 4.1
kriteria uji menurut menurut Agung
Nugroho (2005 : 308) adalah sebagai
berikut, jika nilai thit ≤ ttabel atau nilai thit
≥ -ttabel. Dapat dikatakan bahwa tidak
terdapat pengaruh variable bebas
terhadap variabel terikat
H1 : Ada pengaruh, dipenuhi jika
atau b1 ≠ 0 atau b2 ≠ 0 atau b3 ≠ 0
Uji statistik yang digunakan untuik
menyatakan H0 diterima atau H1 ditolak
adalah dengan melakukan uji-t dengan
kriteria uji menurut menurut Agung
(2001 : 308) adalah sebagai berikut, jika
nilai thit ≥ ttabel atau nilai thit ≤-ttabel. Dapat
dikatakan bahwa terdapat pengaruh
variable bebas terhadap variabel terikat

4.Hasil Penelitian dan Pembahasan


4.1 Statistik Variabel Pembatasan
Masalah Tabel 4.2
Untuk mengetahui variabel-variabel
bebas ( X) dari jumlah 11 (sebelas )
variabel, yang berpengaruh terhadap

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 139
Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan

Hasil pengolahan data variabel


kemampuan kerja ditabelkan pada
Tabel 4.3 dan Gambar 4.1 sebagai
berikut :

Tabel 4.3
Statistik Variabel Kemampuan Kerja

4.2. Variabel Bebas Yang Memenuhi


Syarat
Di Tabel 4.1 dan Tabel 4.2
terlihat hasil analisa dengan
menggunakan bantuan sofwre SPSS
versi 17.0 11 (sebelas) dengan jumlah 11
( sebelas ) variabel bebas ternyata ada 3
(tiga ) variabel yang signifikan seperti :
1. Kemampuan Kerja, di nyatakan , t
Hitung > t Tabel, sebesar, 4,399 >
1,677,Ho di Tolak, dan Sig.Hitung
< Sig.Koefisein Ha di Trima, sebesar
, 0,000 < 0,05sehingga variabel
Kemampuan kerja signifikan dan
memenuhi syarat Gambar 4.1
2. Instruksi kerja, di nyatakan , t Data skor perencanaan tersebar dari 37
Hitung > t Tabel, sebesar 3,177
sampai dengan 65 deviasi standar
>1,677 , Ho di Tolak, dan (STDEV) adalah 7.189 dan rata-rata
Sig.Hitung < Sig.Koefisein Ha di skor adalah 52.10. Histogram variabel
Trima, sebesar 0,003 < 0,05, Histogram variabel kemampuan dilihat
sehingga variabel instruksi kerja pada Gambar 4.1 sebagai berikut ,
signifikan dan memenuhi syarat. 4.4 Variabel Instruksi Kerja
3. Pengawasan, di nyatakan , t Hitung > Hasil pengolahan data variabel instruksi
t Tabel, sebesar, 3,644 > 1,677, Ho kerja ditabelkan pada Tabel 4.4 sebagai
di Tolak, dan Sig.Hitung < berikut ;
Sig.Koefisein Ha di Trima, sebesar
0,001 < 0,05, sehingga variabel
Monitoring(Pengawasan),
signifikan dan memenuhi syarat

Tabel 4.4
Statistik Variabel Instruksi Kerja
4.3 Variabel Kemampuan Kerja

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 140
Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan

Gambar 4.3

Tidak jauh berbeda dari data skor


instruksi kerja dan kemampuan kerja
statistik variabel
monitoring(pengawasan ) tersebar dari
34 sampai dengan 69 deviasi standar
(STDEV) adalah 9.550 dan rata-rata
Gambar 4.2 skor adalah 53.18 Histogram variabel
Data skor perencanaan tersebar dari 32 monitoring(pengawasa) dapat dilihat
sampai dengan 65 deviasi standar pada Gambar 4.3.
(STDEV) adalah 8.074 dan rata-rata
skor adalah 50.73. 4.6 Variabel Mutu
Histogram variabel instruksi kerja dapat Hasil pengolahan data variabel mutu
dilihat pada Gambar 4.2 kontruksi gedung bertingkat di Jakarta
ditabelkan pada Tabel 4.6 sebagai
4.5 Variabel Pengawasan berikut,
Hasil pengolahan data variabel
monitoring (pengawasan ) ditabelkan Tabel 4.6
pada Tabel 4.5 sebagai berikut; Statistik Variabel mutu

Tabel 4.5
Statistik Variabel Instruksi Kerja

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 141
Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan

Hasil pengujian mendapatkan bahwa


semua kuesioner sebanyak 15 (lima
belas) dinyatakan valid karena semua
korelasi pearson yang dihitung (Rhitung)
lebih besar dari koefisien dari tabel yang
nilainya adalah 0,33 dengan ketelitian
0,01 (1%).

4.4 Pengujian Reliabilitas Instrumen


Penelitian
Setelah data diuji validitasnya,
kemudian diuji reliabilitasnya,
reliabilitas adalah ukuran yang
Gambar 4.4 menunjukkan konsistensi dari alat ukur
dalam mengukur gejala yang sama di
Tidak jauh berbeda dari data skor lain kesempatan. Konsistensi disini
instruksi kerja, kemampuan kerja dan berarti alat ukur tersebut konsisten jika
monitoring(pengawasan) data statistik digunakan untuk mengukur konsep atau
variabel mutu tersebar dari 36 sampai gejala dari suatu kondisi ke kondisi lain.
dengan 70, deviasi standar (STDEV) Salah satu metode yang dapat dipakai
adalah 7.743 dan rata-rata skor adalah untuk mengukur reliabilitas dengan
57.65. Histogram variabel mutu menggunakan rumus Cronbach Alpha.
kontruksi gedung bertingkat di Jakarta Suatu instrumen dikatakan reliable jika
dilihat pada Gambar 4.4, nilai reliabilitas > 0,700.
Berikut ini disajikan hasil perolehan
Cronbach’s Alpha, variabel bebas
4.3 Uji Validasi Variabel sumber daya manusia, sumber daya
Uji Validitas seperti kemampuan kerja, peralatan, saumber daya material,
(X1),intruksi kerja( x2),pengawasan (x3) kinerja proyek konstruksi bangunan
Terhadap mutu kontruksi gedung pada Tabel 4.8
bertingkat jakarta, dari hasil perhitungan
dengan menggunakan program SPSS
versi 17.0 menghasilkan nilai hitung
lebih besar dari nilai koefisien korelasi
pearson tabel (Rhitung > Rtable). dapat
dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut :

Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Uji


Validitas 4.5 Pengujian Gejala
Multikolinearitas
Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah variabel bebas
kemampuan kerja instruksi kerja,
pengawasan dan mutu saling
berhubungan secara linier. Jika diantara
variabel-variabel independen yang
digunakan sama sekali tidak
berhubungan satu dengan yang lain,

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 142
Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan

maka dapat dikatakan bahwa tidak


terjadi multikolineritas. Pengujian
multikolineritas dilaksanakan dengan
menggunakan VIF dan Tolerance. Hasil
analisis terhadap multikolineritas dapat
dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Hasil Pengujian


Multikolinieritas
Setelah persamaan regresi diketemukan
maka langkah selanjutnya adalah
menghitung besarnya koefisien
2
determinan (R ). Koefisien deteminan
(R2) ini menunjukkan seberapa besar
pengaruh variabel bebas terhadap Mutu
bangunan kontruksi gedung bertingkat
di jakarta, dalam bentuk persentase.
Berdasarkan output SPSS versi 17,
Indikasi terjadinya multikolineritas
besarnya koefisien determinan adseperti
adalah bila batas VIF adalah 10 dan
terlihat dlam tabel 4.11
Tolerance 0,1. jika nilai VIF lebih besar
dari 10 dan tolerance kurang dari 0,1
Tabel 4.11 Koefisien Determinasi
maka terjadi multikolineritas. Dari
analisis terlihat bahwa semua variabel
bebas lolos dari masalah
multikolineritas atau tidak ada variabel
bebas yang terkena multikolineritas,
karena VIF ketiga variabel bebas < 10
dan tolerance > 0,1.
4.6 Persamaan Regresi dan Uji
Hipotesis
4.6.1 Pengaruh variabel Bebas
Terhadap Mutu
Nilai R2 yang tertera dalam tabel di atas
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh
menunjukkan bahwa variabel bebas
variabel bebas seperti ; kemampuan
memberikan pengaruh terhadap variabel
kerja, instruksi kerja dan pengawasan
mutu bangunan kontruksi gedung
terhadap mutu kontruksi gedung
bertingkat.Untuk membuktikan apakah
bertingkat di Jakarta, maka digunakan
pengaruh tersebut cukup signifikan atau
analisis regresi sederhana. Analisis data
tidak, dilakukan uji hipotesis (uji
dilakukan dengan menggunakan
signifikansi) melalui uji F pada taraf 5%,
bantuan software SPSS. Dari hasil t tabel
dengan ketentuan jika nilai Fhitung >
pada taraf signifikant 1% dengan db=58
Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima,
di dapat =2,392, dari analisis data
sebaliknya nilai jika Fhitung < Ftabel, maka
ternyata t hitung lebih besar dari t tabel
H0 diterima dan H1 ditolak. Nilai Ftabel
,hassil terakum di tabel 4.10
pada taraf signifikan 5% dengan db
pembilang 1 dan db penyebut 58 =
Tabel 4.10 Hasil uji Hipotesis
4,007, dari hasil analisa di dapat nilainya

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 143
Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan

lebih besar dari F hitung, seperti terlihat a. Nilai konstanta a = 8,285 adalah
dalam tabel 4.12 nilai mutu kontruksi gedung
bertingkat di Jakarta jika
Tabel 4.12 Uji Hipotesis (Uji F) X1=X2=X3=0
b. Nilai b1 = 0,432; adalah nilai
koefisien regresi b1, artinya setiap
kenaikan nilai instruksi kerja
sebesar satu point akan menaikan
nilai mutu kontruksi gedung
bertingkat di Jakarta sebesar 0,432
point,
c. Nilai b2 = 0,301; adalah nilai
koefisien regresi b2, artinya setiap
kenaikan nilai kemampuan kerja
sebesar satu point akan
4.7 Pengaruh Kemampuan Kerja meningkatkan nilai mutu kontruksi
(X1), Instruksi Kerja (X2) dan gedung bertingkat di Jakarta
Pengawasan (X3) terhadap sebesar 0,301 point,
Mutu (Y) d. Nilai b3 = 0,221; adalah nilai
Untuk mengetahui adanya pengaruh koefisien regresi b3, artinya setiap
kemampuan kerja,instruksi kerja, dan kenaikan nilai monitoring
pengawasan secara simultan terhadap (pengawasan) sebesar satu point
mutu kontruksi gedung bertingkat di akan meningkatkan nilai mutu
jakarta digunakan analisis regresi kontruksi gedung bertingkat
berganda. Diperoleh nilai-nilai sebagai sebesar 0,221 point,
berikut :
Untuk membuktikan apakah pengaruh
Tabel 4.13 Rangkuman tersebut cukup signifikan atau tidak,
dilakukan uji hipotesis (uji signifikansi)
melalui uji F pada taraf 5%, dengan
ketentuan jika nilai Fhitung > Ftabel, maka
H0 ditolak dan H1 diterima, sebaliknya
jika nilai Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima
dan H1 ditolak. Nilai Ftabel pada taraf
signifikan 5% dengan db pembilang 3
dan db penyebut 56 adalah 2,769.
Besarnya nilai Fhitung dapat dilihat tabel
4.9
Nilai Fhitung adalah 59,469 Ternyata Nilai
Pengaruh X1, X2, dan X3, secara
Fhitung lebih besar dibandingkan dengan
bersama-sama terhadap Y, dapat
nilai Ftabel (59,469 > 2,769). Jika uji F 1
dinyatakan dengan formula sebagai
% di dapat Ftabel = 4,15 ( 59,469 > 4,15 )
berikut :
Hal menunjukkan bahwa H0 ditolak dan
Y = 8,285+ 0,432 X1 +
H1 diterima. Dengan demikian variabel
0,301 X2 + 0,221 X3.
kemampuan kerja ,instruksi kerja dan
Arti dari persamaan regresi ganda
pengawasan , secara bersama-sama
tersebut dapat diinterpretasikan sebagai
(simultan) mempunyai pengaruh yang
berikut :
signifikan (nyata) terhadap variabel

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 144
Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan

mutu kontruksi gedung bertingkat , dari kemampuan kerja, instruksi kerja,


dengan ketelitian 0,05 (5%). Bukti dan pengawasan. Dari variabel-variabel
signifikansi ini juga dapat dilihat pada tersebut selanjutnya di analisa dengan
nilai sig. pada tabel 4.9 yang uji validitas, reliabilitas, normalitas, uji
menunjukkan lebih kecil dari 0,05, multikolinieritas, dan
dengan ketelitian 1 % masih signifikan heteroskedastisitas. Data-data ini
Setelah persamaan regresi dilakukan agar statistik non parametrik
diketemukan maka langkah selanjutnya memberikan hasil yang signifikan
adalah mencari nilai koefisien (nyata). Setelah itu di uji dengan analisis
determinan untuk regresi ganda R2. regresi sederhana dan regresi ganda
Koefisien determinan menunjukkan didapatkan bahwa variabel bebas
seberapa besar variabel kemampuan kemampuan kerja, instruksi kerja, dan
kerja (X1), instruksi kerjan (X2), dan pengawasan berpengaruh signifikan
pengawasan (X3) mampu menjelaskan terhadap mutu konstruksi gedung
variabel mutu kontruksi gedung bertingkat di Jakarta , baik secara parsial
bertingkat di Jakarta dalam bentuk maupun simultan. Secara terperinci
persent. Namun untuk regresi ganda dapat diuraikan sebagai berikut :
sebaiknya menggunakan Adjusted R a. Dengan nilai = 55,70 %, taraf
Square, karena telah disesuaikan dengan ketelitian 99 % maka variabel bebas
jumlah variabel independen yang kemampuan kerja (X2), berpengaruh
digunakan dalam penelitian. positif dan signifikan terhadap
Berdasarkan output SPSS versi 17 variabel terikat mutu konstruksi
,besarnya nilai koefisien determinan gedung bertingkat di Jakarta
yang sudah disesuaikan (Adjusted R b. Dengan nilai = 59,80 %, taraf
Square) adalah 0,748, ketelitian 99 % maka variabel bebas
Nilai dalam tabel 4.9 menunjukkan instruksi kerja (X1), berpengaruh
bahwa variasi dalam mutu kontruksi positif dan signifikan terhadap
gedung bertingkat di Jakarta (Y) dapat variabel terikat mutu konstruksi
dijelaskan secara bersama-sama oleh gedung bertingkat di Jakarta sebagai
variabel kemampuan kerja (X1), (Y)
instruksi kerja (X2), dan pengawasan c. Dengan nilai = 53,50 %, taraf
(X3) sebesar 74,80%. Sisanya 25,20% ketelitian 99 % maka variabel bebas
ditentukan oleh faktor lain yang belum pengawasan (X3), berpengaruh
diketahui, yang tidak dimasukkan dalam positif dan signifikan terhadap
penelitian ini. Pengaruh dalam persen ini variabel terikat mutu konstruksi
adalah signifikan seperti yang gedung bertingkat di Jakarta
ditunjukkan oleh nilai Fhitung > Ftabel d. Dengan nilai = 74,80 %, taraf
(59.469 > 2,769), dengan taraf F tabel ketelitian 95 % maka variabel bebas
1 % , masih menunjukan nilai yang kemampuan kerja, instruksi kerja, ,
signifikant seperti,Fhitung > Ftabel (59.469 pengawasan secara bersama-sama
> 4,15) artinya dengan nilai ketelitian F berpengaruh positip dn signifikant
tabel 1% ternyata variabel x1, x2 dan x3 terhadap variabel terikat mutu
terhadap mutu masih signifikan konstruksi gedung bertingkat di
Jakarta
5. Kesimpulan dan Saran 5.2 Saran-saran
5.1 Kesimpulan Hasil yang dapat disimpulkan dalam
Analisis dimulai menguji data penelitian ini maka penulis meyarankan
identifikasi masalah, hasil analisa terdiri hal yang dapat di perhatikan dan dapat

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 145
Mohamad Sobirin, Kemampuan Kerja, Instruksi kerja Dan Pengawasan

di jalankan pada proyek konstruki agar Damodar Gujarati.,’Basic


mencapai mutu dengan baik Econonometrics (Internasional
diantaranya: Edition)”.
a. Untuk mendapatkan mutu konstruksi Singapore: Mc Graw Hill, 2003
gedung bertingkat di Jakarta secara Dessler, Gary,” Manajemen Personalia”,
baik dan efektif maka hal yang perlu Erlangga, Jakarta, 2000
di perhatikan adalah instruksi kerja, Flippo, P. Edwin, Manajemen Personali
kemampuan kerja dan pengawasan a. Jilid I, : Erlangga Jakarta, 1994 .
secara bersama-sama. Hadari Nawawi, et.al.. Kepemimpinan
b. Tim proyek harus memiliki tim yang yang Efektif. Yogyakarta : UGM
solid dalam mengerjakan suatu Press 2006
proyek, sehingga bisa menjalankan Imam Soeharto, “ Manajemen Proyek
pekerjaan sesuai dengan mutu yang dari Konseptional sampai
di rencanakan. Operasional”,
c. Dari hasil penelitian ternyata Penerbit Erlangga, Jakarta, 1997
variabel instruksi kerja mempunyai Iqbal, M., Hasan, Pokok-pokok Materi
nilai yang tinggi, di bandingan Statistik 2 (Statistik Inferensif).
dengan variabel lainya, oleh karena Edisi kedua.
itu instruksi kerja agar Bumi Aksara. Jakarta, 2002
menjadi perioritas pertama dalam Jimmy S, Panduan Sistem Bangunan
kegiatan proyek gedung bertingkat Tinggi Erlangga 2005
d. Sebaiknya sebelum kegiatan proyek Juan, Mutu Produksi,
berlangsung Tim proyek agar Andi,Jogjakarta,1998
mensosialisasikan instruksi kerja Lukman “ Tesis Pengaruh Penerapan Iso
lebih awal, agar staff proyek dapat 9001 Terhadap Kualitas
melaksanakan pekerjaan Proyek Di Pt. Pembangunan Perumahan
berdasarkan instruksi kerja yang Cabang V Wilayah Jateng Dan
telah di tetapkan. Diy.”,
UGM Jogjakarta, 2010
Daftar Pustaka Priyatno, Dwi, , Mandiri Belajar SPSS
Agung Nugroho, , Strategi Jitu Memilih Untuk Analisis Data & Uji Statistik,
Metode Statistik Penelitian dengan MediaKom, Jakarta, 2008
SPSS, Robbin, S.D, , Perilaku Organisasi. Jilit
Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005 I. PT. Frehalindo ,Jakarta, 1996
Anwar Prabu Mangkunegara.. Evaluasi Sarwoto, Kinerja Perusahaan,
Kinerja. Bandung : Refika Aditama, Sidoarjo: Masmedia Buana
2005 Pustaka.sidoarjo
Crosby, Quality Control Engineering , Wearne, Control of Engineering Project,
Wiley and Son.Inc,1979. Thomas Telford , London , 1997

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 146

Vous aimerez peut-être aussi