Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Skripsi
OLEH:
GABY NURSILA
NIM: 1110104000010
JAKARTA
1435 H/ 2014 M
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
SCHOOL OF NURSING
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA
ABSTRACT
Osteopenia is a condition where the level density (density matrix and mineral)
bone is lower than the highest bone mass (peak bone mass) and the early detection
of osteoporosis. Risk factors for decreased bone density include gender,
increasing age, genetics, smoking, lack of physical activity, alcohol consumption
and low body mass.
The purpose of this study was to determine the relationship between physical
activity and BMI with the incidence of osteopenia in student grade 6 and 8 PSIK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. This research is a quantitative analytical cross-
sectional design with α = 0.05. Data were collected on 68 respondents.
Instruments in this research to determine the physical activity questionnaire
sample, measurements BMI, and the measurement of bone density. Data analysis
technique used is Spearmen Rank with the help of statistical application program
in its processing. The results of the analysis showed that there is a relationship
between physical activity with the incidence of osteopenia (p = 0,001, r= -0,378).
While the results of the analysis between BMI and the incidence of osteopenia
showed that there was no correlation (p = 0.238).
Researchers suggest that the more diligently to increase student exercise at least 3
times a week, each performed 30 minutes and bone density checks regularly at
least 6 months once.
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ABSTRAK
Osteopenia adalah suatu kondisi dimana tingkat densitas (kepadatan matriks dan
mineral) tulang lebih rendah dari massa tulang tertinggi (peak bone mass) dan
sebagai deteksi dini terjadinya osteoporosis . Faktor risiko terjadinya penurunan
kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan usia, genetik,
kebiasaan merokok, aktifitas fisik yang kurang, konsumsi alkohol dan massa
tubuh yang rendah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dan
IMT dengan kejadian osteopenia pada mahasiswi semester 6 dan semester 8 PSIK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian analitik
kuantitatif dengan desain cross sectional dengan α= 0,05. Pengambilan data
dilakukan pada 68 responden. Instrumen penelitian berupa kuesioner untuk
mengetahui aktivitas fisik sampel, pengukuran IMT, dan pengukuran kepadatan
tulang. Teknik analisa data yang digunakan adalah Spearmen Rank dengan
menggunakan bantuan program aplikasi statistik dalam pengolahannya. Hasil
analisis didapatkan bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian
osteopenia dengan (p= 0,001, r = -0,378). Sedangkan hasil analisis antara IMT
dengan kejadian osteopenia menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan (p =
0,238).
Peneliti menyarankan agar para mahasiswi lebih rajin untuk meningkatkan
olahraga minimal 3 kali seminggu, masing- masing dilakukan 30 menit dan
melakukan pengecekan kepadatan tulang secara rutin minimal 6 bulan sekali.
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
viii
PERSEMBAHAN
tiDAK ADA rASAnyA jiKA TAnpA KALIAN, pASti AKAN ADA yAng
menggores HATi....
KATA PENGANTAR
ix
السالم عليكم ورحمة هلال وبركاته
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat,
hidayah, dan kekuatan kepada penulis, karena hanya dengan izin-Nya penulis
Fisik dan Indeks Massa Tubuh Dengan Kejadian Osteopenia Pada Mahasiswi
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Melalui penyusunan skripsi ini,
banyak hal yang telah penulis peroleh terutama dalam menambah pengetahuan
kerjasama yang luar biasa dalam proses penyusunan proposal skripsi ini. Penulis
1. Prof. Dr. Dr, MK. Tadjudin, Sp. And. selaku Dekan Fakultas Kedokteran
2. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep., MKM selaku Ketua Program Studi
dan Ibu Eni Nur’aini Agustini selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
3. Ibu Maftuhah, S.Kp., M.Kep., PhD dan Ibu Ernawati, S.Kp., M.Kep., Sp.
x
kepada penulis selama proses penyusunan sehingga penyusunan skripsi ini
dapat terselesaikan.
4. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
selama kuliah.
6. Orang tua tercinta, Ibunda Susy Karmila dan Ayahanda Nurdin, yang
menyelesaikan perkuliahan dan tugas akhir ini. Tak lupa, kepada adik-adik
tersayang Getha Nursila dan Zakia Nabila Putri Nursila dan seluruh
Farhani, Ika Febti, Fitriyani Rahayu, dan Devica yang telah membantu
semangat, doa dan dukungan untuk penulis agar menyelesaikan skripsi ini
xi
11. Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini baik dalam
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi
perbaikan skripsi ini kearah yang lebih baik. Atas perhatiannya penulis
ucapkan terimakasih.
berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis
khususnya.
Gaby Nursila
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Abstract iii
Abstrak iv
Pernyataan Persetujuan v
Lembar Pengesahan vi
Lembar Persembahan ix
Kata Pengantar x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Pertanyaan Penelitian 6
D. Tujuan Penelitian 6
1. Tujuan Umum 6
2. Tujuan Khusus 7
E. Manfaat Penelitian 7
xiii
1. Bagi Peneliti 7
2. Bagi Mahasiswi PSIK 8
3. Bagi Institusi Pendidikan 8
F. Ruang Lingkup Penelitian 8
A. Tulang 10
1. Definisi Tulang 10
2. Struktur Tulang 11
3. Remodeling Tulang 12
B. Osteopenia 13
1. Definisi Osteopenia 13
2. Faktor Risiko terjadinya Osteopenia 14
a. Jenis Kelamin 14
b. Indeks Massa Tubuh (IMT) 14
c. Gaya Hidup 16
1) Aktivitas Fisik 16
2) Status Merokok 17
d. Asupan 18
1) Kalsium 18
2) Vitamin D 19
3) Vitamin C 20
4) Fosfor 21
5) Protein 21
6) Konsumsi Obat 22
3. Alat Untuk Mengukur Osteopenia 22
a. Densitometri DEXA 23
b. Quantitative Ultrasound (QUS) 24
c. Quantitative Computed Tomography (QCT) 25
C. Penelitian Terkait 25
D. Kerangka Teori 27
xiv
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kerangka Konsep 28
B. Definisi Operasional 29
C. Hipotesis 30
A. Desain Penelitian 31
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 31
C. Populasi dan Sampel 32
D. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data 34
1. Metode Pengumpulan Data 34
2. Instrumen Pengumpulan Data 38
E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen penelitian 39
F. Tahap Pengambilan Data 41
G. Etika Penelitian 42
H. Pengolahan Data 43
I. Analisa Data 45
BAB VI PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat 55
B. Analisa Bivariat 58
C. Keterbatasan Penelitian 62
xv
Daftar Pustaka
Lampiran
xvi
DAFTAR BAGAN
Halaman
2.1 Kerangka Teori 27
3.1 Kerangka Konsep Penelitian 28
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Batas Ambang IMT untuk Indonesia 16
2.2 AKG Kalsium di Indonesia 19
2.3 AKG Vitamin D di Indonesia 20
2.4 AKG Vitamin C di Indonesia 21
2.5 AKG Protein di Indonesia 22
3.1 Definisi Operasional 29
4.1 Interpretasi Koefisien Korelasi 46
5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia di PSIK UIN Syarif 49
Hidayatullah Jakarta Semester 6 dan Semester 8
5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Aktivitas Fisik Mahasiswi 49
PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut IMT Mahasiswi PSIK 50
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kepadatan Tulang 51
Mahasiswi PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5.5 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Osteopenia pada Pada Mahasiswi 52
PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5.6 Hubungan IMT dengan Osteopenia pada Pada Mahasiswi PSIK 53
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan hidup secara terus menerus. Tulang juga memberi kekuatan dan
keropos, dan mudah patah akibat berkurangnya massa tulang yang terjadi
atau standar deviasi yaitu di bawah nilai rata-rata rujukan (Depkes, 2002).
1
2
tulang. DMT normal jika nilai kepadatan tulang (T-score) sampel ≥ -1 dan
dan didapati tingginya angka DMT rendah pada perempuan dewasa muda.
Pada wanita disebabkan oleh hormon estrogen dan massa puncak tulang,
2008).
konsumsi alkohol dan massa tubuh yang rendah (Fox & Brown, 2007).
3
mempunyai tubuh yang kecil sebagai hasil dari gangguan makan juga
2008). Kondisi ini disebabkan karena tulang akan giat membentuk sel
apabila ditekan oleh bobot yang berat (Zaviera, 2008). Perempuan gemuk
atau kurus di Indonesia. Prevalensi IMT rendah atau kurus, yakni sebanyak
tulang tertinggi yaitu pada usia 20-35 tahun dikarenakan perubahan pola
olahraga (Jill. dkk., 1993 dalam Hasye, 2008). Usia mahasiswa pada masa
Mass) yang akan berbeda setiap individu. Semakin tua maka akan terjadi
(Wardlaw, 2002).
aktivitas masa lalu selama masih remaja (p= 0,002) menunjukan efek
fisik masa lalu (≥1 kali perminggu) memiliki efek perlindungan terjadinya
Seoul, Korea.
yang signifikan (nilai p< 0,05) antara IMT dengan DMT tidak normal, dan
di atas wanita usia 20 tahun keatas memiliki risiko yang tinggi terhadap
B. Rumusan Masalah
kesadaran akan gangguan DMT masih sangat rendah. Selain itu, penyakit
yang diakibatkan oleh penurunan DMT dapat timbul tanpa adanya gejala
DMT sangat perlu untuk diteliti lebih lanjut agar dapat mencegah dan
antara aktifitas fisik dan IMT dengan kejadian osteopenia pada mahasiswi
C. Pertanyaan Penelitian
Jakarta?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi ilmu dan informasi penguat ilmu
aktivitas fisik yang dilakukan pada sampel, pengukuran berat badan (BB)
dan tinggi badan (TB) untuk menilai IMT dan pengukuran DMT dengan
menilai kepadatan mineral tulang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei
TINJAUAN PUSTAKA
A. TULANG
1. Definisi Tulang
Tulang adalah organ vital yang berfungsi untuk alat gerak pasif,
remodeling yang terdiri dari proses resorbsi dan formasi. Dengan proses
resorbsi, bagian tulang yang tua dan rusak akan dibersihkan dan diganti
oleh tulang yang baru melalui proses formasi. Proses resorbsi dan
terjadi defisit massa tulang dan tulang menjadi semakin tipis dan
10
11
2. Struktur Tulang
Tulang terdiri dari lapisan luar, lapisan tulang padat dan lapisan
tulang padat dan lapisan tulang berongga jauh lebih tipis, sehingga
massa tulang biasanya sampai dengan umur 20-35 tahun (Jill. dkk.,
cone, dan merupakan sel raksasa yang berinti banyak, tetapi berasal dari
tulang. Sel ini berasal dari osteoblas, memiliki juluran sitoplasma yang
stimuli dari satu sel dengan sel lainnya. Baik osteoblas maupun osteosit
3. Remodeling Tulang
dibentuk kembali. Tulang yang sudah rusak itu akan diidentifikasi oleh
osteoklas akan dibentuk bagian tulang yang baru yang dilakukan oleh
daripada osteoblas.
B. Osteopenia
1. Definisi Osteopenia
(kepadatan matriks dan mineral) tulang lebih rendah dari massa tulang
a. Jenis Kelamin
yang lebih besar, tulang yang lebih padat dari wanita. Dengan kata
b. IMT
membentuk sel apabila ditekan oleh bobot yang berat. Posisi tulang
dan pinggul. Jika bobot tubuh ringan, maka masa tulang cenderung
IMT yang dikatakan kurus apabila < 18,4. IMT 18,5 sampai 25
Normal 18,5-25,0
c. Gaya Hidup
1) Aktivitas Fisik
(Wardlaw, 2002).
2) Status Merokok
(Law,1997)
d. Asupan
1) Kalsium
2) Vitamin D
tubuh.
3) Vitamin C
4) Fosfor
5) Protein
6) Konsumsi Obat
sering disebut scan tulang. Nilai masa tulang yang didapat dari
menghitung 2 dimensi yaitu tinggi dan lebar) dan jika pada saat
(Cosman, 2009)
oleh seluruh dunia. Bila T-Score sama dengan atau lebih rendah
C. Penelitian Terkait
Beberapa penelitian terkait aktivitas fisik dan indeks masa tubuh dengan
yang signifikan (nilai p< 0,05) antara IMT dengan DMT tidak normal,
aktivitas masa lalu selama masih remaja (p= 0,002) menunjukan efek
fisik dengan osteopenia, hal ini dapat dilihat dari penelitian nomor 2 dan
D. Kerangka Teori
Tulang
- Osteosit
- Osteoblas
- Osteoklas
Akan membentuk
Akan terjadi
Penurunan
kepadatan tulang Osteoporosis
Dampaknya
(OSTEOPENIA)
Gambar 2.1. Model Kerangka Teori modifikasi ( Cosman, 2009; Compston, 2002;
Fox & Brown, 2007; Ganong, 2008; Setyohadi, 2010; Tandra, 2009; Zaviera,
2008)
BAB III
PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
yakni IMT dan aktivitas fisik, sedangkan variabel terikat (dependen) yang
O
Aktivitas Fisik S
T
E
O
P
E
N
I
IMT
A
28
29
B. Definisi Operasional
C. Hipotesis Penelitian
Jakarta.
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juni tahun 2014 di
Jakarta.
31
32
1. Populasi
2. Sampel
oleh populasi, atau sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi
sesuai dengan nomor urut yang ada di absen. Sampel dalam penelitian
tulang.
33
Keterangan:
P= (P1+P2)/2
n= √ ( )+0.8√ ( ) ( ) 2
(0.731 – 0.39)2
2
= √( )( )+ 0.84√
(0.341)2
= √ + 0.84√ 2
0.116
34
= {1.376 + 0.553 2
0.116
= 3.721 = 32,1
0.116
Karena menggunakan rumus uji beda proporsi. Maka hasil dikali dua:
SD menunjukan osteopenia.
Data IMT, yang diambil terdiri dari berat badan (kg) dan
badan, sampel harus dalam posisi berdiri tegak, dan alat ukur harus
berada pada bidang datar, agar tidak mempengaruhi nilai pada saat
2, 3, 4, 11, 15, 16, 17, 18, 19, dan nomor 22 merupakan pertanyaan
masing pertanyaan:
Jika jawaban a = 1
Jika jawaban b = 3
Jika jawaban c = 5
Tidak pernah = 1
37
Jarang = 2
Kadang- kadang = 3
Sering = 4
Selalu = 5
5 menit = 1
5 – 15 menit = 2
15 – 30 menit = 3
30 - 45 menit = 4
> 45 menit = 5
Lebih berat = 4
Sama berat = 3
Lebih ringan = 2
a. GE (General Electric)
secca.
d. Baecke Questionnaire
instrumen dikatakan valid jika instrumen itu mampu megukur apa- apa
Keterangan:
r= koefisien korelasi
N= jumlah responden
Y= skor total
40
Pada penelitian ini, uji coba instrumen dilakukan pada tanggal 13-
20 Mei tahun 2014. Uji coba ini dilakukan terhadap 60 orang mahasiswi
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berumur ≥20 tahun keatas
validitas untuk pertanyaan nomor 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 21,
16, 17, 18, 19, 20 tidak di uji valid karena seharusnya pertanyaan tersebut
data, apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak. Reliabilitas instrumen
> 0,60, maka instrumen ini dianggap reliabel, dapat dipercaya, dan
diandalkan.
dihimpun dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan
keperawatan.
(Achilles Insigth).
G. Etika Penelitian
1. Prinsip Manfaat
3. Prinsip Keadilan
terhadap manusia.
H. Pengolahan Data
1. Editing
2. Coding
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini
dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali
melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel. Dalam coding,
data yang berbentuk huruf diubah menjadi data berbentuk angka atau
3. Entry
inferensial.
I. Analisis Data
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
95% dengan 5%, sehingga jika nilai P (p value) < 0,05 berarti hasil
dan apabila nilai P value > 0,05 berarti hasil perhitungan statistik
antara dua atau lebih variabel berskala ordinal. Asumsi uji korelasi
Spearmen adalah: (1) Data tidak berdistribusi normal dan (2) Data
HASIL PENELITIAN
a. Tujuan Umum
47
48
b. Tujuan Khusus
rawat inap
a. Usia
tahun. Hal tersebut bisa dilihat pada tabel 5.1 berikut ini:
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia di PSIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Semester 6 dan Semester 8
tabel 5.2.
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Aktivitas Fisik Mahasiswi
PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Data yang ada pada tabel 5.2 di atas terlihat bahwa dari 68
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut IMT Mahasiswi PSIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
Data yang ada pada tabel 5.3 di atas terlihat bahwa dari 68
(11,8%).
51
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kepadatan Tulang
Mahasiswi PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Data yang ada pada tabel 5.4 di atas terlihat bahwa dari 68
Tabel 5.5
Hubungan Aktivitas Fisik dengan Osteopenia pada Pada
Mahasiswi PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
osteopenia.
tabel 5.6.
Tabel 5.6
Hubungan IMT dengan Osteopenia pada Pada Mahasiswi PSIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
KT Total P value
IMT Normal Osteopenia
Kurus 7 4 11 0,238
(10,3%) (5,9%) (16,2%)
Normal 37 12 49
(54,4%) (17,6%) (72,1%)
Gemuk 7 1 8
(10,3%) (1,5%) (11,8%)
Total 55 13 68
(75%) ( 25%) (100%)
PEMBAHASAN
dikaitkan dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka, sedangkan keterbatasan
penelitian.
A. Analisis Univariat
55
56
2007).
Aktivitas fisik baik bagi tulang maupun aspek kesehatan lain, jika
kaki sekitar 30 menit yang dilakukan tiga atau empat kali dalam
IMT adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat badan
dan tinggi badan seseorang. Berat badan dan tinggi badan sampel
(Depkes, 2002).
B. Analisis Bivariat
Hidayatullah Jakarta
yang memiliki aktivitas fisik hampir sama dan lebih banyak yang
respon stres tulang dan kontraksi otot melawan daya gravitasi dalam
(WHO, 2003).
(Alexander, 2002).
60
Hidayatullah Jakarta
tubuh gemuk. Hal ini dikarenakan beban yang lebih berat dapat
Selain itu, kelebihan berat badan membuat tubuh sulit berfungsi secara
sehat dan tulang yang kuat. Oleh karena itu, risiko terkena osteoporosis
bahwa bentuk badan semakin kurus dan kecil tubuh seseorang maka
(2000) bahwa berat badan kurang merupakan salah satu faktor risiko
keropos tulang.
hasil penelitian ini dapat dikarenakan oleh faktor lain seperti asupan
C. Keterbatasan Penelitian
2. Alat yang digunakan untuk mengukur berat badan (BB) dan tinggi
A. Kesimpulan
(23,5%).
63
64
diperoleh P value sebesar 0,001 atau sig < 0,05 maka Ho di tolak,
Hidayatullah Jakarta.
value sebesar 0,238 atau sig > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak
B. Saran
1. Bagi Responden
mengenai batas IMT normal dan asupan yang sesuai dengan AKG. Hal
ini bermanfaat agar mahasiswi dapat menjaga status gizi dalam batas
osteopenia.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Anderson JJB. 2008. Nutrition And Bone Health p.614-33. Philadelphia : Saunders.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2007: Laporan Nasional. Jakarta: Badan Litbangkes Depkes,
2008.
Baecke., et al. 1982. A Short Questionnaire For The Measurement Of Habitual
Physical Activity In Epidemiological Studies. USA: Am J Clin Nutr.
Barker, Helen M. 2002. Nutrition And Dietics For Health Care. United Kingdom:
Churchil Livingtone.
Compston, Juliet DR. 2002. Seri Kesehatan, Bimbingan Dokter Pada
Osteoporosis. Jakarta: Dian Rakyat.
Cosman, Felicia. 2009. Osteoporosis: Panduan Lengkap Agar Tulang Anda Tetap
Sehat. Yogyakarta: B First.
D.A. de Vaus. 2002. Survey in Social Research, 5th Edition. New South Wales:
Allen and Unwin.
Dahlan, MS. 2013. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat,
dan Multiviariat, Dilengkapi Aplikasi Dengan Menggunakan SPSS, Edisi 5.
Jakarta: Salmeba Medika.
Davies, Kim. 2007. Nyeri tulang dan otot. Jakarta: erlangga
Dawson & Hughes. 2006. Osteoporosis; Modern Nutrition In Health And Desease.
Philadelphia: Tenth Edition.
Depkes RI. 2002. Pedoman Pengendalian Penyakit Osteoporosis. Jakarta: Dinas
Kesehatan.
Depkes RI. 2002. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI
Depkes RI. 2005. Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Gizi
Buruk 2005 – 2009. Jakarta: Dinas Kesehatan
Dian, DG. 2012. Hubungan Karakteristik Individu, Asupam Gizi dan Gaya Hidup
Dengan Densitas Mineral Tulang Mahasiswi Reguler Gizi dan Komunikasi
Universitas Indonesia angkatan 2009 Tahun 2012 [Skripsi]. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.
Fox-Spencer R & Brown Pam. 2007. Simple Guides Osteoporosis. Jakarta:
Erlangga.
Ganong, W.F . 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Gibney, Michael j., et al. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.
Groff J.L. and Gropper S.S. 2000. Advanced Nutrition and Human Metabolism.
United State: Wadsworth Thomson Leaming.
Halimah. 2007. Analisis Survival Untuk Mengukur Peningkatan Densitas Mineral
Tulang Pasien Perempuan Yang Menderita Osteoporosis Primer Yang
Diberikan Terapi Sesuai Tata Laksana Klinik MTIE FK UI, Jakarta tahun
2004- 2007 [Tesis]. Fakultas kesehatan masyarakat, Universitas Indonesia.
Hastono, S. 2007. Analisis Data Kesehatan. Depok: Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia .
Hasye, Reza Amelia. 2008. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Osteopenis
Pada Mahasiswi FKM UI Tahun 2008 [Skripsi]. Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia.
Putri, Alissa. 2009. Tetap Sehat Diusia Lanjut. Yogyakarta: Genius Printika
Riduwan. 2007. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Samuelson DA. 2007. Textbook of Veterinary Histology. Elsevier: Missouri.
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Setiyohadi, Bambang. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna
Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.
Shroff M., and Pai, B., 2000. Osteoporosis, the Battle againts Brittel Bones. India:
Jewings Magazine .
Tandra, Hans. 2009. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang
Osteoporosis Mengenal, Mengatasi Dan Mencegah Tulang Keropos. Jakarta
: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Watson, Roger. 2002. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Perawat. Jakarta: EGC.
Wardlaw, Gordon M., et al. 2002. Perppective in nutrition. New York: Mc, Graw
Hill.
Wolf, Randi L, et al. 2005. Lack Of A Relation Between Vitamin And Mineral
Antioxidants And Bone Mineral Density: Result From The Women’s Health
Initative.USA: Am J Clin Nutr. [diakses pada tanggal 21 Maret 2014, pukul
20.46].
Kepada Yth.
Kepala Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Di
Tempat
NIM : 1110104000010
Semester : 8 (delapan)
Judul Skripsi : Hubungan Aktivitas Fisik dan Indeks
Massa Tubuh dengan Kejadian
Osteopenia Pada Mahasiswi Semester 6
dan semester 8 PSIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Gaby Nursila
LAMPIRAN 2
“Hubungan Aktivitas Fisik Dan Indeks Massa Tubuh Dengan Kejadian Osteopenia
Pada Mahasiswi Semester VI dan Semester VIII PSIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta”
Saya adalah mahasiswi semester 8 (delapan) Program Studi Ilmu Keperawatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam
menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Aktivitas Fisik dan Indeks
Massa Tubuh Dengan Kejadian Osteopenia Pada Mahasiswi Semester VI dan Semester VIII
Saya menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas Anda. Informasi yang Anda
berikan hanya akan digunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak akan
dipergunakan untuk maksud-maksud lainnya. Partisipasi Anda dalam penelitian ini bersifat
bebas, Anda dipersilahkan memilih untuk bersedia menjadi peserta penelitian atau menolak
tanpa ada sanksi apa pun. Jika Anda bersedia menjadi peserta penelitian ini, silahkan Anda
Ciputat, 2014
Peneliti Peserta
(Gaby Nursila) ( )
LANJUTAN
Ciputat,.........................................
(...................................................................)
LAMPIRAN 3
Untuk mengisi kuesioner nomor 1 sampai dengan nomor 4 berilah lingkaran pada pilihan
sesuai dengan jawaban anda.
(a) aktivitas ringan: berjalan di atas permukaan datar, dengan kecepatan 2.5- 3 m/jam,
bekerja di garasi, keterampilan listrik, membersihkan rumah, aktivitas menulis,
(b) aktivitas sedang: berjalan di atas permukaan datar dengan kecepatan 3.5- 4 m/jam,
mencangkul, membawa beban, bersepeda,
(c) aktivitas berat: berjalan menanjak dengan beban, mendaki gunung, bermain basket.
2. Apakah anda berolahraga? Jika tidak, tidak perlu menjawab pertanyaan nomor 3, 4, 16, 17,
18, dan nomor 19.
(a) Ya
(b) Tidak
3. Jika anda berolahraga: Olahraga pertama yang paling sering, termasuk olahraga apakah
yang sering anda lakukan?
4. Jika anda berolahraga: Olahraga kedua yang paling sering, termasuk olahraga apakah yang
sering anda lakukan?
No Pertanyaan < 1 jam 1-2 jam 2-3 jam 3-4 jam >4 jam
16 Jika anda
berolahraga:olahraga
pertama yang paling
sering.
Berapa banyak anda
berolahraga dalam
seminggu?
17 Jika anda
berolahraga:olahraga
kedua yang paling
sering.
Berapa banyak anda
berolahraga dalam
seminggu?
No Pertanyaan < 1 bulan 1-3 bulan 4-6 bulan 7-9 bulan >9 bulan
18 Jika anda
berolahraga:olahraga
pertama yang paling
sering.
Berapa bulan anda
berolahraga dalam
setahun?
19 Jika anda
berolahraga:olahraga
kedua yang paling
sering.
Berapa bulan anda
berolahraga dalam
setahun?
TABULASI DATA
Correlations
P5 Pearson Correlation 1 .071 -.145 -.049 .248 .005 -.077 -.071 -.002 -.120 .043 .275* .171 .213
Sig. (2-tailed) .591 .270 .711 .056 .970 .558 .588 .986 .362 .743 .034 .192 .102
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
P6 Pearson Correlation .071 1 .379** -.136 -.078 -.030 -.132 -.181 -.045 .050 .161 .120 .039 .233
Sig. (2-tailed) .591 .003 .301 .556 .818 .313 .167 .733 .703 .219 .362 .766 .073
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
P7 Pearson Correlation -.145 .379** 1 -.086 .051 .150 .116 -.146 .002 .016 .066 .019 .059 .325*
Sig. (2-tailed) .270 .003 .512 .697 .252 .377 .266 .987 .901 .616 .886 .655 .011
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
P8 Pearson Correlation -.049 -.136 -.086 1 .273* .166 -.177 .060 -.154 -.056 .023 .213 .018 .245
Sig. (2-tailed) .711 .301 .512 .035 .205 .177 .651 .241 .670 .862 .102 .891 .060
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
P9 Pearson Correlation .248 -.078 .051 .273* 1 .342** .041 -.104 .023 -.042 .103 .228 .139 .440**
Sig. (2-tailed) .056 .556 .697 .035 .007 .755 .430 .860 .749 .434 .080 .288 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
P10 Pearson Correlation .005 -.030 .150 .166 .342** 1 .270* -.063 .161 .119 .348** .127 .063 .579**
Sig. (2-tailed) .970 .818 .252 .205 .007 .037 .631 .220 .366 .006 .332 .633 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
P11 Pearson Correlation -.077 -.132 .116 -.177 .041 .270* 1 .092 .348** .294* .146 -.026 .037 .425**
Sig. (2-tailed) .558 .313 .377 .177 .755 .037 .483 .006 .022 .266 .845 .781 .001
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
P12 Pearson Correlation -.071 -.181 -.146 .060 -.104 -.063 .092 1 .219 .018 -.267* -.071 -.094 .146
Sig. (2-tailed) .588 .167 .266 .651 .430 .631 .483 .093 .894 .040 .588 .476 .266
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
P13 Pearson Correlation -.002 -.045 .002 -.154 .023 .161 .348** .219 1 .262* .017 .078 .101 .401**
Sig. (2-tailed) .986 .733 .987 .241 .860 .220 .006 .093 .043 .897 .554 .440 .001
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
P14 Pearson Correlation -.120 .050 .016 -.056 -.042 .119 .294* .018 .262* 1 .135 -.110 .026 .324*
Sig. (2-tailed) .362 .703 .901 .670 .749 .366 .022 .894 .043 .302 .404 .843 .011
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
P15 Pearson Correlation .043 .161 .066 .023 .103 .348** .146 -.267* .017 .135 1 .168 .033 .420**
Sig. (2-tailed) .743 .219 .616 .862 .434 .006 .266 .040 .897 .302 .199 .801 .001
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
P21 Pearson Correlation .275* .120 .019 .213 .228 .127 -.026 -.071 .078 -.110 .168 1 .724** .552**
Sig. (2-tailed) .034 .362 .886 .102 .080 .332 .845 .588 .554 .404 .199 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
P22 Pearson Correlation .171 .039 .059 .018 .139 .063 .037 -.094 .101 .026 .033 .724** 1 .464**
Sig. (2-tailed) .192 .766 .655 .891 .288 .633 .781 .476 .440 .843 .801 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Total Pearson Correlation .213 .233 .325* .245 .440** .579** .425** .146 .401** .324* .420** .552** .464** 1
Sig. (2-tailed) .102 .073 .011 .060 .000 .000 .001 .266 .001 .011 .001 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
UJI RELIABILITAS
N %
Excludeda 0 .0
Total 60 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.657 9
Item Statistics
P7 3.47 .853 60
P9 3.43 .722 60
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
KT1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
AF
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cases
AF * KT1 Crosstabulation
KT1
AF rendah Count 9 8 17
normal Count 26 9 35
tinggi Count 16 0 16
Total Count 51 17 68
Correlations
KT1 AF
N 68 68
N 68 68
KT1
normal Count 37 12 49
gemuk Count 7 1 8
Total Count 51 17 68
Correlations
KT1 IMT1
N 68 68
N 68 68