Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Cukang Taneuh/Green Canyon Kabupaten Ciamis)
Rela Trigantiarsyah
Hari Mulyadi
Manajemen Pemasaran Pariwisata FPIPS UPI
ABSTRACT
Cukang Taneuh located in the village Kertayasa District Cijulang Kudat district is a tourist
attraction that environment (ecotourism). Based on data Cukang Taneuh increase the number of
tourists during the past four years, but a decline in the percentage of growth in the average
number of visits are very significant. 2009 to 2010 the number of percentage increase amounted to
only 9.24% of the target achievement of the increase in the number of tourists by 25% in 2010. Not
achieving the target of tourist arrivals is presumably due to the lack of development of tourism
products so that tourists experience burnout or boredom. One effort to improve and restore the
number of tourists is the development of tourism products by using the technique of tourism
opportunity spectrum. The purpose of this study was 1) to obtain findings regarding the
development of tourism products by using the technique of tourism opportunity spectrum in tourist
attractions Cukang Taneuh 2) To obtain findings regarding the decision to visit the tourist
attractions Cukang Taneuh 3) To determine the effect of tourism product development by using the
technique of tourism opportunity spectrum of the decision to visit the tourist attractions Cukang
Taneuh. This research is descriptive and verification, because the method used is explanatory
survey method using an ordinal scale. The analysis technique used in this research is the analysis
of the path (path analysis), the sampling technique using systematic random sampling method
through cross-sectional approach, the samples taken from the overall population of 150 visitors.
The study of the hypothesis shows that the development of tourism products by using the technique
of tourism opportunity spectrum consisting of accessibility, the characteristics of tourism facilities,
social interaction, and the degree of management control has direct and indirect influence on the
decision to visit the tourist attractions Cukang Taneuh 93.2% while the remaining 6.8% is
influenced by other factors not examined in this study. The dimensions of the development of
tourism products by using techniques spectrum of tourism opportunity to get high to low valuation
is characteristic of tourism facilities, social interaction, the degree of management control, and
accessibility
38.787.876 orang atau sebesar 34.60%. pada tahun 2006 juga menjadi salah satu
Jumlah kunjungan wisatawan nusantara ini faktor menurunnya kunjungan wisatawan ke
didukung oleh potensi dan daya tarik atraksi Kabupaten Ciamis. Pasca musibah tsunami
wisata yang ada di Jawa Barat. Jawa Barat ini timbul beberapa permasalahan walaupun
memiliki potensi dan daya tarik wisata yang sedikit demi sedikit permasalahan ini
beranekaragam. Kabupaten Ciamis berkurang dan saat ini sedang menuju
merupakan salah satu kawasan yang terletak pemulihan yang menyeluruh. Hal ini terbukti
diujung selatan bagian timur Provinsi Jawa dengan adanya kenaikan jumlah kunjungan
Barat juga memiliki potensi wisata, baik wisatawan nusantara dari 554.973 menjadi
yang sudah dikembangkan menjadi atraksi- 894.954 atau naik sebesar 5.06% dari tahun
atraksi wisata unggulan, maupun yang masih 2007 ke tahun 2008 sampai sekarang.
tersimpan belum tergali dan termanfaatkan. Kabupaten Ciamis memiliki kekayaan
Berdasarkan topografinya, sebagian besar alam yang beragam,unik dan kreatif dengan
wilayah Kabupaten Ciamis merupakan bauran produk pariwisatanya yang bervariasi
pegunungan dan dataran tinggi, serta di serta kelestarian panorama alam dan
bagian yang berbatasan dengan wilayah keajaibannya yang mempesona diharapkan
Jawa Tengah bagian selatan merupakan mampu menjadikan sektor pariwisata
daerah pesisir. Hal ini menjadikan sebagai salah satu ujung tombak daya saing
Kabupaten Ciamis memiliki kekayaan alam dan eksistensi Kabupaten Ciamis serta
yang bervariasi untuk dijadikan sebagai mampu mewujudkan kesejahteraan
daerah tujuan wisata. Selain itu, kreativitas masyarakatnya.
dan keramahan penduduknya sangat menarik Kabupaten Ciamis memiliki atraksi
dan eksotis untuk dikunjungi.Berikut ini wisata yang diminati wisatawan.Namun
akan diperlihatkan dalam bentuk Tabel 1.2 selama kurun waktu empat tahun tersebut
wisatawan nusantara yang datang ke atraksi terjadi perbedaan jumlah kunjungan
wisata Kabupaten Ciamis dalam kurun wisatawan yang cukup signifikan di setiap
waktu empat tahun, yaitu pada tahun 2007 atraksi wisata. Dalam usaha
sampai dengan tahun 2010. mengembangkan dan meningkatkan
TABEL 2 penyelenggaraan kepariwisataan secara
JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN menyeluruh, Kabupaten Ciamis berusaha
NUSANTARA KE KABUPATEN untuk memasarkan atraksi-atraksi wisata lain
CIAMIS yang juga tidak kalah menarik dari pantai
TAHUN JUMLAH WISNUS % Pangandaran. Hal ini dilakukan agar apabila
wisatawan mengalami kebosanan terhadap
2007 554.973 14,68
atraksi wisata Pantai Pangandaran, maka
2008 894.954 23,67 pemerintah atau Disbudpar kabupaten
TAHUN JUMLAH WISNUS % Ciamis bisa memberikan alternatif pilihan
atraksi wisata lain yang ada di kabupaten
2009 1.096.987 29,02 Ciamis. Salah satu strategi pemasaran yang
2010 1.233.570 32,63 dilakukan oleh Kabupaten Ciamis yang
tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra)
TOTAL 3.780.484 100 DISBUDPAR Kabupaten Ciamis tahun
Sumber: Dinas Kebudayaan dan 2009-2014 adalah program pengembangan
Pariwisata Kabupaten Ciamis, 2011. agrowisata. Kegiatan yang dilakukannya
Berdasarkan data tersebut, dapat adalah mengembangkan kualitas agrowisata
diketahui bahwa selama kurun waktu empat dan ekowisata yang bekerja sama dengan
tahun terakhir jumlah kunjungan wisatawan Dinas Pertanian dan Dinas Pertambangan
nusantara terbesar terjadi pada tahun 2010 Energi dan Lingkungan Hidup.
yaitu sebanyak 1.233.570 atau sebesar Cukang Taneuh/Green Canyon adalah
32,63%. Pada tahun 2005, kunjungan salah satu atraksi wisata di Kabupaten
wisatawan nusantara terus mengalami Ciamis yang berbasis ekowisata. Ekowisata
penurunan kunjungan sampai tahun 2007. menurut The Ecotourism Society (1990)
Penurunan jumlah wisatawan ini terjadi adalah suatu bentuk perjalanan wisata alami
karena adanya peristiwa teror bom yang yang dilakukan dengan tujuan untuk
terjadi di Indonesia yang menyebabkan mengkonservasi lingkungan dan
kekhawatiran dan ketakutan wisatawan melestraikan kehidupan dan kesejahteraan
untuk melakukan perjalanan wisata. Selain penduduk setempat. Ekowisata merupakan
itu, bencana alam Tsunami Pangandaran suatu bentuk wisata yang erat kaitannya
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 158
PENGEMBANGAN PRODUK WISATA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TOURISM OPPORTUNITY SPECTRUM
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Cukang Taneuh/Green Canyon Kabupaten Ciamis)
ldengan prinsip konservasi. Bahkan dalam sebesar 9,24% dimana jumlah tersebut tidak
strategi pengembangan ekowisata juga sebesar kenaikan jumlah wisatawan pada
menggunakan strategi konservasi. Dengan tahun 2007-2008 dan 2008-2009 yaitu
demikian, ekowisata sangat tepat dan sebesar 136,21% dan 61,47%. Selain itu
berdaya guna dalam mempertahankan jumlah kenaikan 9,24%wisatawan tersebut
keutuhan dan keaslian ekosistem di areal tidak memenuhi target pencapaian kenaikan
yang masih alami. Bahkan dengan ekowisata jumlah kunjungan yang ditetapkan oleh
pelestarian alam dapat ditingkatkan pengelola Cukang Taneuh sebesar 25% di
kualitasnya karena desakan dan tuntutan dari tahun 2010 (UPTD Cijulang, 2011).
para eco-traveler. Turunnya persentase pertumbuhan
Kawasan ekowisata Cukang Taneuh kunjungan tersebut disinyalir disebabkan
terletak di Desa Kertayasa Kecamatan karena tidak adanya pengembangan produk
Cijulang (31 Km dari Pangandaran ke arah wisata yang dilakukan oleh pihak pengelola,
selatan). Atraksi wisata ini berupa aliran sehingga wisatawan mengalami kejenuhan
sungai Cijulang yang menembus goa dengan atau kebosanan ketika berkunjung ke atraksi
stalaktit dan stalaknit yang mempesona serta wisata Cukang Taneuh. (Irma Risanti, 2010)
diapit oleh dua bukit dengan bebatuan dan Selain itu, minimnya sarana dan prasarana
rimbunnya pepohonan yang menyajikan juga menyebabkan turunnya kunjungan
atraksi alam yang khas dan menantang. wisatawan. Hal ini terbukti dengan
Terdapat air terjun Palatar dimulut goa banyaknya wisatawan yang mengeluhkan
sehingga suasana di atraksi wisata ini terasa tentang masalah sarana dan prasarana yang
begitu sejuk dan penuh dengan nuansa tersedia di Cukang Taneuh. (Irma Risanti,
petualangan. Kegiatan yang dapat dilakukan 2010). Berdasarkan penelitian tersebut,
diantaranya adalah panjat tebing (rock Cukang Taneuh memiliki beberapa
climbing), berenang, bersampan sambil kelemahan dalam pengelolaan sumber daya
memancing, body rafting, dan juga flying yang ada baik itu sumber daya alam ataupun
fox. Daya tarik utama dari Cukang Taneuh sumber daya manusia. Kurangnya fasilitas
adalah keindahan alamnya. Wisatawan dapat umum dan fasilitas penunjang juga bisa
menikmati kesejukan alami air hujan abadi menjadikan Cukang Taneuh akan kehilangan
dari stalaktit dan stalaknit. wisatawan. Artinya bahwa faktor tersebut
TABEL 3 sangat berpengaruh pada pengembangan
JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN kawasan wisata Cukang Taneuh karena hal
NUSANTARA KE ATRAKSI WISATA ini berkaitan dengan dengan pemanfaatan
CUKANG TANEUH aliran sungai. Selain kelemahan ada juga
Persentase faktor lain yaitu terancamnya ekosistem
Tahun Jumlah sungai. Hal ini merupakan ancaman yang
Pertumbuhan (%)
2007 14.951 sangat berpengaruh dalam pengelolaan
2008 35.316 136,21 kawasan wisata Cukang Taneuh karena
apabila ekosistem sungai rusak maka
2009 57.025 61,47 kawasan wisata sungai ini akan menjadi
2010 62.293 9,24 rusak dan tercemar. Ancaman ekosistem
Sumber: Dinas Kebudayaan dan yang terganggu, pengelolaan limbah
Pariwisata Kabupaten Ciamis, 2011. (industri hilir) yang kurang tepat, rawannya
Berdasarkan data tersebut dapat terjadi longsor dan erosi di lingkungan bisa
diketahui bahwa kunjungan wisatawan menurunkan kualitas destinasi Cukang
nusantara mengalami kenaikan jumlah Taneuh.
wisatawan nusantara selama empat tahun Apabila hal tersebut terus dibiarkan,
terakhir yaitu dari tahun 2007-2010. maka ini dapat menurunkan minat
Walaupun atraksi wisata Cukang Taneuh wisatawan untuk berkunjung ke Cukang
mengalami kenaikan jumlah wisatawan Taneuh dan bahkan bukan tidak mungkin
dalam setiap tahunnya, namun terjadi atraksi wisata Cukang Taneuh akan
penurunan persentase pertumbuhan kehilangan wisatawan. Oleh karena itu
wisatawan yang sangat signifikan atau dapat pengelola atraksi wisata Cukang taneuh
dikatakan bahwa level kunjungan di Cukang melakukan beberapa langkah atau program
Taneuh tetap meningkat namun dengan rata- untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.
rata kenaikan semakin menurun. Pada tahun Upaya yang dilakukan oleh pengelola
2009 sampai 2010 jumlah kunjungan untuk meningkatkan dan mengembalikan
wisatawan hanya mengalami kenaikan jumlah kunjungan wisatawan adalah dengan
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 159
Rela Trigantiarsyah, Hari Mulyadi
melakukan sebuah pengembangan produk tarik bagi wisatawan yang akan berkunjung
sehingga atraksi wisata Cukang Taneuh ini ke suatu destinasi. Hal yang dilakukannya
memiliki sebuah daya tarik baru bagi adalah dengan mengembangkan sarana dan
wisatawan. Wiendu Nuryantie, ketua panitia parasarana wisata yang sesuai dengan
World Conference Culture, Education and kapasitas daya dukung wisatawan.
Science (Wisdom) 2010 mengatakan, tanpa Pengembangan destinasi pariwisata
produk baru kita akan mengalami product memerlukan teknik yang baik dan tepat.
fatique, keletihan produk, jadi susah Teknik pengembangan itu harus
mendongkrak wisatawan. Jadi, selain menggabungkan beberapa aspek penunjang
promosi yang digenjot, yang lebih penting kesuksesan pariwisata. Aspek-aspek tersebut
adalah pembangunan kualitas destinasi. adalah aspek aksesibilitas (transportasi dan
(kompas.com, diakses pada 09 Desember saluran pemasaran), karakteristik
2010) infrastruktur pariwisata, tingkat interaksi
Di sisi lain, kenaikan jumlah wisatawan sosial, keterkaitan/kompatibilitas dengan
di kawasan ekowisata tidak selamanya sektor lain, daya tahan akan dampak
membawa dampak positif bagi kelestarian pariwisata, tingkat resistensi komunitas
alam dan infrastruktur dariatraksi wisata lokal, dan sebagainya. Saat ini pengelolaan,
tersebut. Pemanfaatan kawasan yang perawatan dan pelayanan kawasan wisata
melebihi daya dukung fisiknya dapat Cukang Taneuh dikelola oleh Dinas
menyebabkan degradasi sumber daya alam, Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar)
penurunan kualitas hidup komunitas yang secara operasional dikelola oleh Unit
disekitarnya, overcrowding, dan sebagainya, Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Cijulang
yang mengakibatkan pengalaman dan kesan dengan dibantu oleh KOMPEPAR
buruk bagi wisatawan. (I Gede Pitana, (Kelompok Penggerak Pariwisata) yang
2009:136). diantaranya adalah para pemuda masyarakat
Produk utama dari atraksi wisata sekitar kawasan wisata Cukang Taneuh.
Cukang Taneuh adalah keindahan alamnya, Selama ini Cukang Taneuh sudah
sehingga kelestarian alam ini perlu terus mengembangkan produk wisatanyadengan
dijaga agar tidak terjadi penurunan kualitas menerapkan konsep Tourism opportunity
dari alam tersebut. Oleh karena itu, pengelola spectrum.
kawasan wisata perlu membuat sebuah Pengelola Cukang Taneuh
pengembangan produk yang bisa menjaga menyediakan informasi mengenai rute dan
keseimbangan antara jumlah kunjungan destinasi baik melalui media cetak maupun
wisatawan yang meningkat dengan elektronik. Selain itu, pengelola Cukang
kelestarian ekosistem di kawasan ekowisata. Taneuh juga sudah bekerja sama dengan
Pengembangan produk ini dilakukan dengan biro-biro perjalanan atau tour-tour operator.
menyempurnakan produk yang telah ada. Namun ketersediaan sarana transportasi
Penyempurnaan produk yang telah ada ini untuk menuju kawasan Cukang Taneuh
dilakukan dengan menggunakan teknik belum dikelola secara maksimal. Wisatawan
tourism opportunity spectrum. Elemen- masih kesulitan mendapatkan sarana
elemen yang diperkenalkan oleh Butler dan transportasi umum untuk menjangkau atraksi
Walbrook (2003) dalam tourism opportunity wisata Cukang Taneuh. Penyediaan
spectrum diantaranya adalah aksesibilitas, akomodasi seperti penginapan, restoran, dan
kompatibilitas dengan kegiatan lain, kios cinderamata sudah dikelola, namun
karakterisrik sarana pariwisata, interaksi untuk sarana dan prasarana umum serta
sosial, akseptabilitas komunitas lokal pengelolaan wisatawan juga belum dikelola
terhadap wisatawan, dan manajemen derajat secara maksimal sehingga banyak wisatawan
kontrol.Selain pengembangan pelestarian yang mengeluhkan soal sarana dan prasaran
lingkungan atau ekosistem alam, dalam umum ini. Pengelola Cukang Taneuh selalu
teknik tourism opportunity spectrum ini memberikan penyuluhan tentang kelestarian
masyarakat lokal juga bisa menjadi daya lingkungan kepada masyarakat di sekitar
tarik bagi atraksi wisata di Cukang Taneuh. kawasan Cukang Taneuh sehingga aktivitas
Masyarakat lokal diberikan penyuluhan atau penebangan hutan dan pembuangan sampah
pelatihan-pelatihan supaya dapat berinteraksi ke sungai di Cukang Taneuh tidak terjadi.
langsung dengan wisatawan.Karakteristik Pengelola Cukang Taneuh juga memberikan
sarana pariwisata juga menjadi salah satu pelatihan-pelatihan kepada KOMPEPAR
elemen penunjang kesuksesan agar bisa menjadi tour guide di Cukang
pengembangan sehingga bisa menjadi daya Taneuh.
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 160
PENGEMBANGAN PRODUK WISATA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TOURISM OPPORTUNITY SPECTRUM
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Cukang Taneuh/Green Canyon Kabupaten Ciamis)
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 161
Rela Trigantiarsyah, Hari Mulyadi
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 162
PENGEMBANGAN PRODUK WISATA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TOURISM OPPORTUNITY SPECTRUM
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Cukang Taneuh/Green Canyon Kabupaten Ciamis)
kondisi yang bagaimana yang paling Interaksi ini dapat berupa adaptasi atau
optimal dan baik untuk menunjang peningkatan kadar gangguan yang
kawasan pengembangan. Beberapa dirasakan oleh komunitas lokalseiring
aktivitas mempunyai dampak langsung, dengan peningkatan jumlah wisatawan
seperti penebangan hutan, pembuangan yang melampaui ambang batas atau
limbah, penangkapan ikan dan daya dukung sosial. Beberapa studi
pengambilan terumbu karang, dan menunjukkan adanya dampak positif
sebagainya. Jika aktivitas itu terus dan dampak negatif pariwisata terhadap
berlangsung maka akan mengurangi komunitas lokal. Tourism opportunity
kompatibilitas terhadap konsep spectrum menyebutkan, semakin besar
pengembangan destinasi pariwisata. dampak positif yang ditimbulkan
Tourism opportunity spectrum pariwisata terhadap kualitas interaksi
menyebutkan bahwa semakin tinggi sosial manusia dengan ekosistem sosial
derajat kompatibilitas pengembangan dan ekosistem lingkungannya maka
destinasi pariwisata maka semakin besar peluang pengembangan destinasi
peluang pengembangannya. pariwisata akan semakin besar.
3) Karakteristik sarana pariwisata 5) Tingkat akseptabilitas komunitas lokal
Karakteristik sarana pariwisata sangat terhadap keberadaan wisatawan
menentukan peluang pengembangan Keberadaan orang baru disuatu wilayah
sebuah destinasi pariwisata. On-site akan mengakibatkan terjadinya
management, penataan sarana keseimbangan baru pada sistem sosial
pariwisata, termasuk didalamnya diwilayah tersebut untuk memastikan
pengadaan fasilitas baru, penanaman sistem sosial tersebut tetap stabil.
atau introduksi vegetasi, akomodasi, Keseimbangan baru tersebut dapat
tempat perbelanjaan, fasilitas hiburan, dicapai baik melalui mekanisme damai
serta penataan akses lalu lintas ke atau konflik terlebih dahulu.tingkat
kawasan, sangat menentukan penerimaan atau akseptabilitas
keberhasilan pengembangan destinasi komunitas lokal terhadap datangnya
pariwisata. Pembangunan sarana wisatawan di kawasan tersebut
pariwisata ini memerlukan modifikasi menimbulkan reaksi dalam derajat
kawasan destinasi yang bisa saja tertentu. Tingkat dan sifat reaksi
berakibat sangat kompleks. Penyediaan (damai/konflik) sangat ditentukan oleh
sarana pariwisata yang mempunyai derajat akibat yang akan ditimbulkannya
karakteristik tidak sesuai dengan dan kemampuan pengendalian (kontrol)
ekosistem dan sifat alamiah destinasi oleh komunitas lokal. Akibat dan
mungkin akan memperkecil peluang kontrol keduanya harus dikelola sebaik
keberhasilan pengembangan destinasi mungkin. Semakin buruk sistem kendali
pariwisata tersebut. terhadap kedua faktor tersebut dalam
4) Interaksi sosial konsep Tourism opportunity spectrum
Kedatangan wisatawan pada suatu maka peluang pengembangan destinasi
destinasi wisata, apalagi destinasi yang pariwisata akan semakin kecil.
mengandalkan sumber daya alam dan 6) Derajat manajemen kontrol
kehidupan ekosistem sebagai atraksi Derajat menajemen kontrol
utamanya, mempunyai potensi untuk mencerminkan kelenturan pengelolaan
merusak keseimbangan ekosistem destinasi wisata. Kecendrungan
tersebut. Dalam derajat tertentu, pariwisata ke depan adalah penonjolan
ekosistem sosial dan ekosistem alamiah pengalaman pribadi (personal
akan terpengaruhi. Konsekuensinya, experience) yang memerlukan
eksistensi kawasan tersebut akan selalu kecermatan pengelolaan destinasi
dalam ancaman degradasi kualitas. pariwisata agar mampu memuaskan
Dalam sistem kepariwisataan, ada dua sifat petualangan dari wisatawan.
kondisi interaksi manusia yang harus Konsekuensinya, pengelolaan destinasi
dipertimbangkan. Pertaman, interaksi pariwisata memerlukan paket wisata
manusia dengan lingkungan/ekosistem yang individualized dan personal.
yang mempengaruhi ekosistem alam. Dalam Tourism opportunity spectrum,
Kedua, interaksi antara wisatawan keberhasilan manajemen kontrol dalam
dengan komunitas lokal yang dapat menyeimbangkan hasrat wisatawan
mempengaruhi ekosistem sosial. yang menginginkan pengalaman dan
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 163
Rela Trigantiarsyah, Hari Mulyadi
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 164
PENGEMBANGAN PRODUK WISATA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TOURISM OPPORTUNITY SPECTRUM
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Cukang Taneuh/Green Canyon Kabupaten Ciamis)
GAMBAR 1
KERANGKA PEMIKIRAN
Berdasarkan kerangka pemikiran di
atas, penulis menggambarkan paradigma
penelitian yang menempatkan satu variabel
bebas, dan satu variabel terikat, yaitu
variabel pengembangan produk wisata
dengan menggunakan tourism opportunity
spectrum yang terdiri dari akesibilitas,
kompatibilitas dengan kegiatan lain,
karakteristik sarana pariwisata, interaksi
sosial, tingkat akseptabilitas komunitas lokal
terhadap keberadaan wisatawan, derajat
manajemen kontrol dan keputusan
berkunjung (Y). Paradigma penelitian
merupakan pola pikir yang menunjukan
hubungan antara variabel yang akan diteliti
yang sekaligus mencerminkan jenis dan
jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab GAMBAR 2
melalui penelitian, teori yang digunakan PARADIGMA PENELITIAN
untuk merumuskan hipotesis, jenis, dan
jumlah hipotesis serta tehnik atau model
dalam penelitian ini yang digambarkan pada
Gambar 2.2.
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 165
PENGEMBANGAN PRODUK WISATA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TOURISM OPPORTUNITY SPECTRUM
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Cukang Taneuh/Green Canyon Kabupaten Ciamis)
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 165
Rela Trigantiarsyah, Hari Mulyadi
sebagainya (perlakuan tidak seperti caranya kita mengukur suatu variabel, untuk
dalam eksperimen). mengetahui apa yang menjadi konsep teoritis
Penelitian yang menggunakan metode dan konsep analitis, maka perlu adanya
ini, melakukan kegiatan pengumpulan penjabaran konsep melalui operasionalisasi
informasi dari sebagian populasi secara variabel. Adapun variabel-varibel yang akan
langsung di tempat kejadian (empirik) diuji yaitu pengembangan produk wisata
dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dengan menggunakan teknik tourism
dari sebagian populasi terhadap objek yang opportunity spectrum (X) yang terdiri dari
sedang diteliti. aksesibilitas, kompatibilitas dengan kegiatan
Metode pengembangan yang lain, karakteristik sarana pariwisata, interaksi
dipergunakan adalah cross-sectional method. sosial, tingkat akseptabilitas komunitas lokal
Menurut Husein Umar (2009:42), cross terhadap keberadaan pengunjung, dan derajat
sectional method yaitu metode penelitian manajemen kontrol sebagai variabel bebas
dengan cara meneliti suatu fenomena tertentu dan keputusan berkunjung (Y) sebagai
dalam satu kurun waktu saja. variabel terikat. Berikut adalah
operasionalisasi variabel dalam penelitian ini
3.1. OPERASIONALISASI VARIABEL :
Menurut Sugiyono (2009:113),
operasional variabel adalah bagaimana
TABEL 4
OPERASIONALISASI VARIABEL
Variabel/Sub Konsep Variabel/Sub No.
Indikator Ukuran Skala
Variabel Variabel Item
Tourism Tourism oportunity
opportunity spectrum is offerred as a
spectrum tool to maximise natural
(X) resource-based tourism
development within
acceptable constrains.
(Butler & Waldbrook,
2003: 22)
Aksesibilitas Aksesibilitas, baik berupa Kemudahan Tingkat Ordinal A.1
(X1) perencanaan perjalanan, mencapai lokasi kemudahan
penyediaan informasi destinasi mencapai lokasi
mengenai rute destinasi, destinasi
ketersediaan sarana Sumber Ragam sumber Ordinal A.2
transportasi, akomodasi, informasi untuk informasi untuk
ataupun kemudahan lain mencapai mencapai destinasi
untuk mencapai destinasi destinasi
merupakan salah satu
faktor penentu berhasilnya
peluang pengembangan
destinasi
Kompatibilitas Keberhasilan Kesesuaian Tingkat kesesuian Ordinal A.3
dengan pengembangan destinasi pembangunan pembangunan
kegiatan lain pariwisata sangat lahan parkir lahan parkir
(X2) ditentukan oleh Keanekaragaman Tingkat Ordinal A.4
kompatibilitasnya terhadap pohon kesesuaian
aktivitas lain di kawasan keanekaragaman
pengembangan. Yang pohon
perlu diperhatikan adalah Pembuangan Tingkat Ordinal A.5
sampai level mana sebuah sampah atau pembuangan
pengembangan kawasan limbah sampah atau
dapat mempengaruhi limbah
kawasan lain dan kondisi Pelestarian flora Tingkat Ordinal A.6
yang bagaimana yang dan fauna pelestarian flora
optimal dan baik untuk dan fauna
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 166
PENGEMBANGAN PRODUK WISATA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TOURISM OPPORTUNITY SPECTRUM
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Cukang Taneuh/Green Canyon Kabupaten Ciamis)
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 167
Rela Trigantiarsyah, Hari Mulyadi
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 168
PENGEMBANGAN PRODUK WISATA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TOURISM OPPORTUNITY SPECTRUM
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Cukang Taneuh/Green Canyon Kabupaten Ciamis)
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 169
Rela Trigantiarsyah, Hari Mulyadi
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 170
PENGEMBANGAN PRODUK WISATA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TOURISM OPPORTUNITY SPECTRUM
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Cukang Taneuh/Green Canyon Kabupaten Ciamis)
bahwa keterlibatan masyarakat lokal sangat Skor terendah: Skor terendah x jumlah item
rendah. Sehingga pengalaman yang didapat pertanyaan x jumlah pengunjung
pengunjung terhadap masyarakat kurang. Skor terendah = 1 x 15 x 150 = 2250
Padahal interaksi sosial merupakan faktor Panjang interval kelas : 11250/5 = 2250
yang berpengaruh besar terhadap keputusan Berdasarkan jumlah skor hasil
berkunjung pengunjung. Selain itu, pengumpulan data pengembangan produk
penyelenggaraan event di atraksi wisata wisata dengan menggunakan tourism
Cukang Taneuh jarang dilakukan. opportunity spectrum adalah 8642 lihat
Penyelenggaraan event merupakan salah Tabel 1.5 dengan demikian maka
satu daya tarik pengunjung untuk pengembangan produk wisata dengan
berkunjung ke sebuah atraksi wisata. menggunakan tourism opportunity spectrum
Menurut The International Ecotourism menurut persepsi 150 pengunjung adalah
Society (2000) dalam Damanik (2006:48), (8642 : 11250) x 100% = 76,82%. Hasil ini
pengunjung menaruh perhatian besar pada secara kontinium dapat dibuat kategori
budaya masyarakat di daerah tujuan wisata. sebagai berikut:
Bahkan disebutkan pula bahwa pengalaman Sangat Sangat
budaya di daerah tujuan wisata menjadi Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi
salah satu daya tarik yang diperhitungkan.
Butler dan Waldbrook (2003:26) 2250 4500 6750 9000 1125
mengemukakan bahwa pengembangan
produk wisata dengan menggunakan teknik 0
tourism opportunity spectrum yang terdiri
dari aksesibilitas, kompatibilitas dengan
kegiatan lain, karakteristik sarana pariwisata, 8642
interaksi sosial, akseptabilitas komunitas Nilai 8642 sesuai dengan data
lokal terhadap keberadaan pengunjung, dan penelitian yaitu termasuk dalam kategori
derajat manajemen kontrol terkait langsung interval sedang dan tinggi tetapi lebih
dengan preferensi pengunjung dan mendekati tinggi, jadi pengembangan produk
mempengaruhi keputusannya untuk wisata dengan menggunakan teknik tourism
melakukan wisata atau tidak ke tempat opportunity spectrum menurut tanggapan
tersebut. Hal tersebut merupakan salah satu pengunjung di atraksi wisata Cukang Taneuh
faktor yang mempengaruhi tingkat dalam kategori tinggi dengan persentase
kunjungan pengunjung atraksi wisata 68,75%.
Cukang Taneuh.
Secara keseluruhan variabel 4.2. Keputusan Berkunjung
pengembangan produk wisata dengan Keputusan berkunjung yang diadopsi
menggunakan teknik tourism opportunity dari teori Kotler dan Amstrong (2008:129)
spectrum dapat diketahui kedudukannya bahwa, dalam memenuhi kebutuhannya,
berdasarkan skor yang didapat berdasarkan konsumen akan berada dalam suatu proses
data dari Gambar 4.10, di mana nilai-nilai keputusan pembelian. Dalam menjalankan
tersebut dibandingkan dengan kriteria skor niat pembelian tersebut, konsumen terdapat
standar, yang didapat melalui perhitungan enam sub keputusan pembelian, apakah
skor ideal (criterium) dan skor terkecil, keputusan pembelian berdasarkan pilihan
sehingga melalui skor standar tersebut dapat produk wisata, pilihan merek objek wisata,
diketahui daerah kontinium yang pilihan saluran distribusi, pilihan waktu
menunjukkan wilayah ideal dari variabel kunjungan, tingkat kunjungan dan metode
pengembangan produk wisata, hal tersebut pembayaran. Namun, dalam hal ini
dapat dicari dengan rumus menurut penelitian hanya memilih empat indikator
Sugiyono (2009:94) sebagai berikut: dari enam indikator yang dikemukakan oleh
Mencari skor ideal Pengembangan Kotler dan Amstrong (2008:129) tanpa
Produk Wisata Dengan menggunakan pilihan saluran distribusi dan metode
Tourism opportunity spectrum: pembayaran, karena hal ini disesuaikan
Skor ideal: Skor tertinggi x jumlah item penelitian di atraksi wisata Cukang Taneuh.
pertanyaan x jumlah pengunjung Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh
Skor ideal = 5 x 15 x 150 = 11250 pembahasan tanggapan pengunjung terhadap
Mencari skor terendah Pengembangan keputusan berkunjung adalah sebagai
Produk Wisata Dengan menggunakan berikut.
Tourism opportunity spectrum:
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 171
Rela Trigantiarsyah, Hari Mulyadi
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 172
PENGEMBANGAN PRODUK WISATA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TOURISM OPPORTUNITY SPECTRUM
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Cukang Taneuh/Green Canyon Kabupaten Ciamis)
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 173
Rela Trigantiarsyah, Hari Mulyadi
struktur analisis jalur dengan cara sarana pariwisata (X2), interaksi sosial (X3),
mengeluarkan dari model variabel eksogen dan derajat manajmen kontrol (X4), hasil
yang koefisien jalurnya tidak signifikan”. pengujian hipotesis path analysis dengan
Jadi model trimming terjadi ketika koefisien menggunakan bantuan SPSS 19.0 dapat
jalur di uji secara keseluruhan ternyata ada dilihat pada Tabel 4.4.
variabel yang tidak signifikan, kalau pun ada
satu, dua atau lebih variabel yang tidak
signifikan peneliti perlu model struktur
analisis jalur yang telah dihipotesiskan.
Pengujian hipotesis kali ini dilakukan
untuk menguji besarnya pengembangan
produk wisata dengan menggunakan teknik
tourism opportunity spectrum (X) yang
terdiri dari aksesibilitas (X1), karakteristik
TABEL 8
HASIL PENGUJIAN KOEFISIEN JALUR, PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK
LANGSUNG DARI PENGEMBANGAN PRODUK WISATA DENGAN MENGGUNAKAN
TOURISM OPPORTUNITY SPECTRUM TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG
MENGGUNAKAN MODEL TRIMMING
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2011 interaksi sosial, dan derajat manajemen
Pengembangan produk wisata dengan kontrol ditentukan melalui:
menggunakan teknik tourism opportunity
spectrum yang memiliki pengaruh terbesar PZ 1 R 2 Y ( X 1.,......... X 4) =
terhadap keputusan berkunjung adalah
interaksi sosial yang berpengaruh langsung 1 0.9320
sebesar 36,04% pengaruh tidak langsung = 0,068
melalui aksesibilitas sebesar 16,65%, melalui Hal tersebut berarti X1, X2, X3, dan
karakteristik sarana pariwisata sebesar X4 bersama-sama mempengaruhi tingkat
7,11%, dan melalui derajat manajemen kunjungan sebesar 93,2% dan sisanya
kontrol sebesar 1,57%. sebesar 6,8% dipengaruhi faktor lain yang
Berdasarkan hasil perhitungan di atas tidak masuk ke dalam penelitian ini.
dapat diketahui bahwa pengaruh
pengembangan produk dengan menggunakan V. KESIMPULAN DAN
teknik tourism opportunity spectrum REKOMENDASI
terhadap keputusan berkunjung adalah 5.1. Kesimpulan
sebesar 0.932 sedangkan koefisien jalur Berdasarkan hasil penelitian yang telah
variabel lain di luar variabel pengembangan dilakukan dengan menggunakan analisa
produk wisata dengan menggunakan tourism deskriptif dan verikatif pengaruh
opportunity spectrum yang terdiri dari pengembangan produk wisata dengan
aksesibilitas, karakteristik sarana pariwisata, menggunakan teknik tourism opportunity
spectrum terhadap keputusan berkunjung ke
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 174
PENGEMBANGAN PRODUK WISATA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TOURISM OPPORTUNITY SPECTRUM
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Cukang Taneuh/Green Canyon Kabupaten Ciamis)
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 175
Rela Trigantiarsyah, Hari Mulyadi
tulisan atau plang-plang yang bisa karena itu Penulis berharap akan adanya
dibuat oleh pengelola Cukang Taneuh. penelitian selanjutnya untuk
4. Meningkatkan derajat manajemen memperoleh hasil yang lebih baik.
kontrol melalui penyediaan atraksi-
atraksi wisata yang telah ada. DAFTAR PUSTAKA
Penyediaan atraksi wisata baru seperti Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur
body rafting perlu ditingkatkan lagi Penelitian (edisi revisi ke lima).
promosinya sehingga wisatawan lebih Jakarta: Rieka Cipta.
tertarik untuk mencoba atraksi wisata Butler, R.W. dan L.A. Waldbrook. 2003. A
tersebut. Penyedia jasa wisata sebaiknya New Planning Tool: The Tourism
tidak hanya menyiapkan sekedar atraksi opportunity spectrum. The Journal of
untuk menarik minat wisatawan, tetapi Torism Studies Vol.14, No 1.
juga menawarkan peluang bagi mereka Damanik, J. dan Weber, F. Helmut. 2006.
untuk lebih menghargai lingkungan Perencanaan Ekowisata. Yogyakarta:
sehingga keunikan Cukang Taneuh dan Penerbit Andi
lingkungannya tetap terpelihara dan Husein, Umar. 2006. Metode Riset Bisnis.
masyarakat lokal serta wisatawan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
berikutnya dapat menikmati keunikan Kotler P., Jhon T. Bowen and James Maken.
tersebut. Selain itu, penyedia jasa wisata 2006. Marketing for Hospitality and
perlu menyediakan kegiatan-kegiatan Tourism 4th Edition. New Jersey:
produktif yang langgeng agar Pearson Prentice Hall.
masyarakat lokal dapat menikmati hidup Kusmayadi, Endar S. 2000. Metodologi
yang lebih baik secara berkelanjutan Penelitian dalam Bidang
karena wisatawan tidak pernah nyaman Kepariwisataan. Jakarta. Gramedia
menikmati produk dan layanan wisata Pustaka.
yang mewah di tengah-tengah Middelton, T.T.C & Clarke, J. 2001.
kemiskinan massal di daerah tujuan Marketing in Travel and Tourism 2rd
wisata. Edition. Oxford: Butterworth-
5. Berdasarkan preferensi wisatawan Heinemaan.
dalam berkunjung ke atraksi wisata Morrison, Alastair. M., (2002), Hospitality
Cukang Taneuh menunjukkan hasil and Travel marketing , United State:
yang baik tetapi tingkat kunjungan ini Delmar Thomson Learning.
harus dipertahankan dan lebih Mower and Michael Minor. 2001. Perilaku
ditingkatkan agar atraksi wisata Cukang Konsumen, Jakarta : Erlangga.
Taneuh dapat menjadi salah satu Mulyana, Imam. 2004. Keputusan
destinasi pilihan masyarakat baik Pembelian. Jurnal
sebagai sarana untuk mengisi waktu Pitana, I Gede, dan Putu G. Gayatri. 2005.
liburan maupun sebagai alternatif Sosiologi dan Antropologi
berwisata. Selain sebagai tempat Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit
rekreasi, Cukang Taneuh juga memiliki Andi.
peran ganda sebagai tempat konservasi Pitana, I Gede. 2009. Pengantar Ilmu
lingkungan. Oleh karena itu, meskipun Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
pengelola mempunyai target kunjungan Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2009-
yang tinggi, pihak-pihak terkait juga 2014. Dinas Kebudayaan dan
harus bisa tetap menjaga kelestarian Pariwisata Kabupaten Ciamis.
alam karena itu merupakan daya tarik Riduwan dan Sunarto. 2007. Pengantar
utama dari Cuakng Taneuh. Statistik untuk Penelitian Pendidikan
6. Membuat terobosan atau inovasi baru Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan
yang lebih menarik yang berkaitan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
dengan konservasi alam seperti Riduwan dan Kuncoro. 2011. Cara
membuat jalur treckking yang ramah Menggunakan dan Memakai Path
lingkungan, ataupun penambahan flora Analysis (Analisis Jalur). Bandung:
dan fauna di cagar alam. Alfabeta.
7. Penulis menyadari bahwa penelitian ini Risanti, Irma. 2010. Pengembangan
jauh dari sempurna, selain itu dari hasil Fasilitas Green Canyon Sebagai
penelitian terdapat faktor lain yang Kawasan Wisata di Kabupaten
ditunjukkan oleh variabel epsilon yang Ciamis. Manajemen Resort and
tidak diteliti dalam penelitian ini, oleh
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 176
PENGEMBANGAN PRODUK WISATA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TOURISM OPPORTUNITY SPECTRUM
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Cukang Taneuh/Green Canyon Kabupaten Ciamis)
Website:
Entertaintment.kompas.com/read/20010/10/1
9/21091083/pariwisata.indonesia.jauh.keting
galan (diakeses: 09 Desember 2010)
www.balipost.co.id/balipostcetak/2007/3/27/
02.html (diakses: 09 Desember 2010)
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 177
Rela Trigantiarsyah, Hari Mulyadi
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 178