Vous êtes sur la page 1sur 16

Jurnal Teknologi Pendidikan

Vol: 07/01 Juli 2019.


Online ISSN: 2622-4283, Print ISSN: 2338-9184

http://dx.doi.org/10.31800/jtp.kw.v7n1.p14--29

PENGARUH DISCOVERY LEARNING


BERBANTUAN E-LEARNING DALAM
MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP
SISWA TENTANG KONSENTRASI LARUTAN
DAN APLIKASINYA
The Impact of Discovery Learning Assisted E-Learning to Enhance
Student’s Conceptual Mastery of Solution Concentration and Its
Application
Zainul Mustofa
SMK Al Munawwariyyah
Jalan Sudimoro No. 9, Bululawang, Kabupaten Malang
Pos-el: zainulmustofa1993@yahoo.com

INFORMASI ARTIKEL ABSTRACT:


Riwayat Artikel: The main objective of this study was to determine the effect
Diterima : 10 April 2019 of discovery learning assisted e-learning in improving
Direvisi : 15 Juni 2019 mastery of the concept of solution and solution
Disetujui : 30 Juni 2019
concentration. The research subjects consisted of 19
dressmaking students, Al Munawwariyyah Vocational
(diisi editor)
School, Bululawang, Malang. The results showed that
Keywords: discovery learning assisted e-learning can significantly
discovery learning, e-learning, improve student mastery of concepts with an N-gain
solution and solution average value of 0.63 (high medium) and an effect size value
of 0,72 (high medium). Students' skills in applying the
concentration, concept mastery
theory of solution and the concentration of a solution in the
Kata kunci:
process of coloring cloth with a certain concentration
discovery learning, e-learning
increased. Through the activities of e-learning based
larutan dan konsentrasi larutan,
discussion forums in the classroom, most students are
penguasaan konsep
interested in utilizing the fabric coloring theory in
increasing fabric color variations to increase the
attractiveness of the products produced.

ABSTRAK:
Tujuan utama pada penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pembelajaran discovery learning
berbantuan e-learning dalam meningkatkan

K-JTP: Vol.07, No.01/Juli 2019/hal: 14 – 29 14


penguasaan konsep larutan dan konsentrasi larutan.
Subjek penelitian terdiri atas 19 siswa Tata Busana,
SMK Al Munawwariyyah, Bululawang, Malang. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran discovery
learning berbantuan e-learning dapat meningkatkan
penguasaan konsep siswa secara signifikan dengan
nilai N-gain rata-rata sebesar 0,63 (medium tinggi) dan
effect size sebesar 0,72 (medium tinggi). Keterampilan
siswa dalam mengaplikasikan teori larutan dan
konsentrasi larutan pada proses pewarnaan kain
dengan konsentrasi tertentu meningkat. Melalui
kegiatan forum diskusi berbasis E-learning di kelas,
sebagian besar siswa tertarik untuk memanfaatkan
teori pewarnaan kain dalam meningkatkan variasi
warna kain agar meningkatkan daya tarik produk
yang dihasilkan.

PENDAHULUAN Tahun 2018 tentang struktur


Perubahan dari kurikulum kurikulum SMK/MAK.
2006 menjadi kurikulum 2013 revisi Salah satu perubahan struktur
2017 membawa perubahan mendasar yang terjadi di SMK kompetensi
pada struktur kurikulum. Perubahan keahlian tata busana terletak pada
yang paling besar terjadi pada jenjang munculnya mata pelajaran baru yaitu
SMK, terutama berkaitan dengan IPA Terapan. Struktur mata pelajaran
mata pelajaran bidang keahlian. baru ini berisikan materi-materi yang
Perubahan yang dilakukan lebih sesuai daripada mata pelajaran
didasarkan pada standar kebutuhan IPA umum di kurikulum
tenaga kerja yang siap pakai, mampu sebelumnya, terutama untuk
menghadapi persaingan tenaga kerja, menopang kompetensi keahlian tata
dan mampu menghadapi perubahan busana. Pada materi IPA Terapan
sistem pendidikan pada zaman terdapat 13 pokok bahasan. Mulai
globalisasi. Secara umum hal ini dari besaran dan satuan sebagai
tertuang dalam Perdirjen Nomor 7 penunjang ilmu pengukuran, hingga

K-JTP: Vol.07, No.01/Juli 2019/hal: 14 – 29 15


teori tentang konsentrasi larutan yang sarat akan permintaan yang

untuk menunjang pengetahuan semakin bervariasi. Banyak

tentang bahan tekstil. Berbagai materi customer/pembeli sering kali meminta

yang ada cukup selaras dengan atau memilih warna kain yang

peraturan SKKNI Kep. berbeda-beda dengan selera yang

91/MEN/IV/2008 yang membahas bervariasi. Dengan demikian ilmu

tentang standar kompetensi kerja konsentrasi zat yang dipelajari

nasional Indonesia (SKKNI) untuk diharapkan benar-benar bermanfaat

bidang menjahit pakaian. Salah satu pada zamannya. Tantangan

bagian dari SKKNI tersebut selanjutnya adalah bagaimana

menjelaskan bagaimana memilih membelajarkan konten ilmu

bahan baku yang sesuai dan serasi konsentrasi larutan ini agar dapat

baik warna, desain, maupun jenis. aplikatif dimanfaatkan dalam bidang

Hal ini dikarenakan memang tata busana oleh siswa.

keserasian dan pemilihan warna yang Selain konten yang

baik akan meningkatkan daya tarik menyesuaikan kebutuhan pada

dan daya jual produk jahitan. zamannya, pembelajaran yang

Pada pokok bahasan dilakukan juga perlu mendukung

konsentrasi larutan, terdapat teori perkembangan kebutuhan tersebut.

dan praktik yang berkaitan langsung Terlebih lagi saat ini perubahan

dengan tujuan SKKNI tersebut. Teori globalisasi sudah masuk era industri

dan praktik yang dimaksud adalah 4.0 yang mana hampir sebagian besar

pemanfaatan ilmu konsentrasi larutan aktivitas kegiatan serba terdigitalisasi.

untuk melakukan pewarnaan kain Menurut Prasetyo & Sutopo (2018)

berbasis konsentrasi zat. Tentu saja arah perkembangan industri 4.0 lebih

nuansa ini muncul dengan merujuk kepada ketersambungan antara

pada pangsa pasar di era globalisasi seluruh entitas secara real time

K-JTP: Vol.07, No.01/Juli 2019/hal: 14 – 29 16


berlandaskan teknologi internet guna kegiatan ilmiah yang difasilitasi oleh

menghasilkan kreasi baru dan guru (Suphi & Yaratan, 2016).

optimasi nilai yang sudah ada di Discovery learning menekankan pada

industri. Ini artinya pembelajaran pengembangan konsep siswa melalui

seharusnya dilakukan terarah untuk eksperimen guna mengaktifkan

menjadikan siswa yang mampu struktur pengetahuan mereka

menjadi warga negara yang dapat (Wenning, 2011). Model pembelajaran

memecahkan masalah, berpikir kritis ini terdiri atas 5 sintaks/langkah

dan kreatif, dan mampu pembelajaran yaitu observation,

berkolaborasi. Selain itu, yang lebih manipulation, generalization,

penting yaitu siswa lulusan SMK verification, dan application. Tahap

dapat benar-benar ahli dalam bidang pertama observation yaitu pengamatan

kompetensinya sehingga menjadi terhadap fenomena yang ada. Tahap

tenaga ahli yang kompeten. kedua manipulation yaitu melakukan

Salah satu pembelajaran yang percobaan/pengujian terhadap

sesuai dengan konten yang diajarkan pengamatan yang dilakukan. Tahap

dan sangat direkomendasikan dalam ketiga generalization yaitu

pembelajaran pada era globalisasi dan menentukan hasil analisis terhadap

kurikulum 2013 adalah model hasil eksperimen. Tahap keempat

pembelajaran discovery learning. verification yaitu melakukan validasi

Model pembelajaran discovery learning dengan teori ilmiah yang sudah

merupakan model pembelajaran yang terbangun oleh para ilmuwan. Yang

memfasilitasi siswa untuk terakhir yaitu application yaitu

berpengalaman dalam menemukan penerapan konsep yang dimiliki

konsep dari suatu permasalahan yang untuk menyelesaikan permasalahan

dihadapi melalui penemuan baru. Melalui sintaks discovery

informasi dengan serangkaian learning siswa terfasilitasi untuk

K-JTP: Vol.07, No.01/Juli 2019/hal: 14 – 29 17


belajar konsep secara bermakna dan yang akan mereka terapkan untuk

menekankan pada diri mereka memecahkan masalah. Sehingga

tentang belajar sepanjang hayat mereka benar-benar belajar secara

(Balim, 2009). mandiri dan tahu apa yang harus

Selanjutnya dalam rangka mereka lakukan ketika menghadapi

untuk memfasilitasi agar siswa dapat permasalahan.

belajar secara lebih efektif dan efisien, Berpijak dari manfaat model

dan tentunya menyesuaikan dengan pembelajaran discovery learning dan e-

zaman digitalisasi ini, pembelajaran learning, maka perlu dilakukan

dilaksanakan berbantuan e-learning pengintegrasian terhadap dua bagian

yang difasilitasi dengan berbagai pembelajaran ini. Secara umum sintak

modul dan link belajar. E-learning pembelajaran yang dilakukan tidak

bukanlah suatu model pembelajaran, ada bedanya dengan discovery learning

tetapi hanyalah suatu instrumen/alat murni, hanya saja pada

yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaannya diintegrasikan

akses dari pembelajaran yang dengan e-learning yang dipakai untuk

dirancang di kelas. E-learning mendukung peningkatan kualitas

diciptakan bukan untuk pembelajaran di kelas. Semua sintaks

menggantikan guru, tetapi lebih pada yang berbasis pengetahuan atau olah

bagaimana meningkatkan kualitas pikir disajikan dalam e-learning,

pembelajaran dan mendukung sedangkan yang berbasis

pencapaian tujuan yang lebih efektif keterampilan dilaksanakan melalui

(Clark & Mayer, 2011). Melibatkan e- kegiatan eksperimen yang difasilitasi

learning perlu dilakukan agar siswa oleh guru.

benar-benar memahami secara Keunggulan dari pembelajaran

menyeluruh baik pengetahuannya discovery learning yaitu siswa

dan cara mendapatkan pengetahuan mengembangkan konsep atau

K-JTP: Vol.07, No.01/Juli 2019/hal: 14 – 29 18


pengetahuan secara guru dengan leluasa mampu

berkesinambungan berdasarkan mengontrol forum diskusi yang

pengalaman (Wenning, 2011). Siswa dilaksanakan siswa dan mengarahkan

mampu menguasai dan mendapatkan secara terprogram dan cepat agar

pengalaman dalam menyelesaikan pembahasan yang mereka diskusikan

masalah berdasarkan keilmuan yang benar-benar sesuai dengan prosedur

dimiliki. Penanaman konsep dalam ilmiah dan tidak bertele-tele.

menyelesaikan masalah semakin kuat Sehingga, mereka benar-benar

merupakan tujuan penting dalam melaksanakan kaidah-kaidah

model pembelajaran ini. Selain itu keilmiahan dan belajar secara efektif

dengan adanya e-learning, di kelas. Guru dengan cepat juga

keunggulan yang dimiliki discovery dapat memberikan feedback secara

learning semakin melekat. Hal ini lebih cepat berdasarkan hasil analisis

dikarenakan, selain siswa e-learning yang tersedia secara up to

mendapatkan pengetahuan dan date dan akurat.

keterampilan saat belajar, siswa juga Berdasarkan keunggulan dari

dapat menemukan jawabannya discovery learning berbantuan e-

sendiri dan belajar secara learning yang telah dipaparkan, pada

berkolaborasi bersama kelompoknya penelitian ini diterapkan

ataupun belajar bersama teman satu pembelajaran discovery learning

kelas melalui e-learning (Vaughan, berbantuan e-learning pada materi

Cleveland-Innes, & Garrison, 2013). larutan dan konsentrasi larutan.

Siswa lebih leluasa menentukan apa Model pembelajaran yang

yang harus mereka lakukan, dilaksanakan ini difokuskan pada

merencanakan penyelesaian dan peningkatan penguasaan konsep

menyelesaikan apa yang mereka larutan dan konsentrasi larutan serta

rencanakan. Melalui e-learning pula aplikasinya pada jurusan tata busana.

K-JTP: Vol.07, No.01/Juli 2019/hal: 14 – 29 19


Oleh karena itu, penelitian ini perancangan pembelajaran terdiri

memiliki tujuan: 1) mengetahui atas dua fase yaitu analisis kebutuhan

bagaimana pengaruh discovery materi terhadap kompetensi keahlian

learning berbantuan e-learning dalam yang dibutuhkan siswa jurusan tata

meningkatkan penguasaan konsep busana dan persiapan media

larutan dan konsentrasi larutan; 2) pembelajaran discovery learning

mengetahui bagaimana pengaruh berbantuan e-learning.

discovery learning berbantuan e- Analisis kebutuhan materi

learning dalam meningkatkan disesuaikan dengan SKKNI yang

keterampilan pengaplikasian teori diterbitkan oleh Dinas Tenaga Kerja

tentang konsentrasi larutan pada Indonesia dan Kurikulum IPA

kasus pewarnaan kain. Terapan untuk tata busana SMK 3


METODE PENELITIAN tahun. Secara umum, pada materi
Penelitian ini mengimpelmentasi- larutan dan konsentrasi larutan
kan one-group pretest-posttest design diperlukan oleh siswa tata busana
(Gall, Gall, & Borg, 2003). Subjek saat mengembangkan dan merancang
penelitian adalah siswa kelas X Tata berbagai model baju pada mata
Busana Tahun Pelajaran 2018/2019, pelajaran kompetensi keahlian.
SMK Al Munawwariyyah, Salah satu materi yang
Bululawang, Malang. Subjek dipelajari adalah perpaduan warna
penelitian berjumlah 19 siswa. untuk menghasilkan baju yang
Sesuai dengan rancangan menarik. Perpaduan warna untuk
penelitian, penelitian ini terdapat dua bahan tekstil merupakan salah satu
tahap yaitu perancangan tujuan yang tertuang dalam SKKNI
pembelajaran berdasarkan fokus bidang menjahit pakaian. Ini berarti
kompetensi dasar yang akan dituju ilmu tentang pewarnaan pakaian
dan pelaksanaan perancangan dengan pewarna tekstil merupakan
pembelajaran di kelas. Tahap

K-JTP: Vol.07, No.01/Juli 2019/hal: 14 – 29 20


bagian penting dalam menguasai daripada aplikasi moodle yang

ilmu tata busana. dirancang semi-online melalui jaringan

IPA terapan sebagai bagian LAN (hanya dapat diakses di

dari dasar bidang keahlian melalui sekolah). Hal ini dipilih untuk

topik larutan dan konsentrasi larutan menyesuaikan dengan kondisi

perlu mendukung dengan sekolah. Dimana SMK Al

menerapkan ilmu konsentrasi larutan Munawwariyyah merupakan sekolah

untuk melakukan pewarnaan tekstil berbasis pondok pesantren dengan

dengan metode yang sesuai. Proses program unggulan tahfidzul Qur’an

pewarnaan juga harus melibatkan yaitu siswa hanya akan mendapatkan

penggunaan prinsip efektif dan akses dengan komputer saat di

efisien, artinya pewarnaan yang sekolah saja. Namun demikian tidak

dipilih haruslah minim sumber daya mengurangi tujuan pembelajaran

dan menghasilkan produk yang yang ada di sekolah yaitu mahir

berlimpah. Hal ini sesuai dengan dalam pengetahuan dan

rancangan praktek pewarnaan keterampilan. Selain itu tujuan agar

berbasis konsentrasi yaitu hanya pendidikan SMK tidak ketinggalan

menyediakan warna dasar (merah, dengan perkembangan pendidikan

kuning, biru, dan hitam) untuk pada era 4.0 juga dapat tercapai.

menghasilkan warna kain yang Kegiatan selanjutnya yaitu

bervariasi bergantung pada merancang rencana pelaksanaan

konsentrsi zat warna yang pembelajaran (RPP) sesuai dengan KI

digunakan. 3 dan KI 4. RPP dikembangkan

Persiapan media discovery dengan model pembelajaran discovery

learning berbantuan e-learning learning dan dipadukan dengan e-

dilakukan oleh guru secara mandiri. learning moodle. Terdapat 3 jenis

Media ini merupakan pengembangan kegiatan pembelajaran yang

K-JTP: Vol.07, No.01/Juli 2019/hal: 14 – 29 21


dipadukan dalam e-learning yaitu tes, membahas soal pretes. Hal ini

forum diskusi, dan sharing data. dikarenakan soal pretes dan postes

1. Tes dibuat sama. Setelah pemberian

Pada bagian ini guru terlebih perlakuan telah selesai, siswa

dahulu membuat kisi-kisi soal untuk mendapatkan postes. Melalui tes

menguji penguasaan konsep siswa dalam e-learning ini, guru dengan

tentang larutan dan konsentrasi cepat dapat mengetahui tingkat

larutan. Selanjutnya melalui aplikasi penguasaan konsep siswa melalui

e-learning, soal dientri untuk hasil analisis jawaban siswa. Hasil

dikerjakan oleh siswa. Hasil pretes analisis ini telah disediakan oleh e-

digunakan untuk mendiagnosis learning langsung setelah siswa

penguasaan konsep awal siswa. selesai mengerjakan tes.

Melalui hasil ini, guru dapat 2. Forum Diskusi

memanfaatkannya untuk membentuk Forum diskusi dirancang agar

kelompok yang heterogen yaitu interaksi siswa dengan guru dan

kelompok yang terdiri atas siswa siswa dengan siswa dapat dapat

berkemampuan tinggi, sedang dan dengan mudah dilaksanakan. Guru

rendah. Hal ini dilakukan agar terjadi dapat dengan mudah menangkap

transfer ilmu antar siswa dan pemahaman dan balikan dari siswa

munculnya tutor sebaya pada kelas saat diskusi kelas berlangsung.

tersebut. Model tutor sebaya ini Sehingga guru dapat sesegera

banyak digunakan pada berbagai mungkin mengangkat ide umum atau

penelitian pendidikan seperti yang jawaban umum yang dimiliki

dilakukan oleh Mustofa (2018) pada sebagian besar siswa. Jika itu

pembelajaran remedial. merupakan kesalahan konsep

Guru tidak diperbolehkan (miskonsepsi) guru dapat segera

menyampaikan hasil pretes maupun membenarkan melalui serangkaian

K-JTP: Vol.07, No.01/Juli 2019/hal: 14 – 29 22


ilustrasi. Jika ide tersebut adalah Tahap selanjutnya adalah

benar, guru dapat memberikan pelaksanaan rancangan pembelajaran.

penguatan agar siswa semakin Tahap ini terdiri atas tiga fase yaitu

mantap atas konsep tersebut. Hal ini pretes (uji pemahaman awal),

penting mengingat pembelajaran pembelajaran, postes (uji pemahaman

konvensional sering kali lebih banyak akhir). Soal pretes dan postes

diakomodir oleh siswa yang pintar digunakan untuk menguji

atau siswa yang berani berbicara saja penguasaan konsep siswa terkait

saat forum diskusi. Tentunya melalui materi larutan dan konsentrasinya.

forum online dalam jaringan ini, guru Instrumen pretes dan postes terdiri

dapat dengan mudah mengontrol atas 12 soal pilihan ganda. Instrumen

dan memberikan feedback yang lebih tersebut selanjutnya divalidasi oleh 38

efektif dan efisien. siswa yang telah mempelajari materi

3. Sharing Data larutan dan konsentrasi larutan.

Pada bagian ini, sebenarnya dapat Hasilnya diperoleh bahwa instrumen

dilakukan melalui media flashdisk. valid dan reliabel dengan nilai

Akan tetapi tentunya hal ini cukup koefisien reliabilitas sebesar 0,75 yang

memerlukan waktu untuk menyalin masuk kategori reliabel. Ini artinya

dan menempel ke perangkat laptop instrumen soal sudah siap untuk

siswa. Oleh karena itu, melalui e- digunakan dalam pengukuran

learning data dalam berbagai bentuk penguasaan konsep siswa pada

dapat diberikan ke siswa sesuai materi larutan dan konsentrasi

dengan akunnya masing-masing. Hal larutan.

ini sekaligus membelajarkan kepada Analisis data terkait

siswa bagaimana untuk mengambil pelaksanaan rancangan dilakukan

data pada suatu laman dan secara kuantitatif dan kualitatif. Data

mengakses suatu alamat. hasil pretes dan postes merupakan

K-JTP: Vol.07, No.01/Juli 2019/hal: 14 – 29 23


data kuantitatif dan dianalisis rata-rata pretes adalah 37,3 dan rata-

menggunakan uji statistik deskriptif rata postes adalah 77,3. Nilai skewness

dan dilanjutkan dengan uji t berada pada rentang -1 sampai

berpasangan untuk mengetahui dengan 1, menunjukkan bahwa data

apakah terdapat perbedaan antara terdistribusi normal dapat

pemahaman sebelum dan sesudah dilanjutkan menggunakan analisis uji

perlakuan. Selanjutnya untuk t untuk menentukan adanya

mengetahui seberapa besar pengaruh perbedaan antara pretes dan postes

pembelajaran terhadap penguasaan (Morgan, et.al., 2004). Hasil uji paired-

konsep siswa dilakukan analisis sample t test menunjukkan signifikansi

lanjutan menggunakan N-gain rata- 0,000 yang artinya terdapat

rata dan effect size. Analisis secara perbedaan yang signifikan antara

kualitatif dilakukan saat pretes dan postes.

pembelajaran menggunakan teknik Hasil analisis lanjutan N-gain

observasi dan dokumentasi untuk rata-rata dan effect size digunakan

memperkuat hasil analisis kuantitatif untuk mengetahui seberapa besar

yang dilakukan terutama berkaitan peningkatan penguasaan konsep

dengan keterampilan siswa terhadap siswa. Hasil uji N-gain rata-rata

penerapan konsep larutan dan diperoleh sebesar 0,63 (medium

konsentrasi larutan. tinggi). Ini berarti bahwa

HASIL DAN PEMBAHASAN pembelajaran telah berhasil

Peningkatan Penguasaan Konsep meningkatkan secara signifikan


Larutan dan Konsentrasinya
terhadap penguasaan konsep siswa
Berdasarkan hasil pretes dan
terkait materi larutan dan
postes yang telah dikerjakan,
konsentrasinya. Hasil uji effect size
dilakukan analisis deskriptif statistik.
diperoleh nilai sebesar 0,72 (medium
Hasil analisis tersaji pada Tabel 2.
tinggi). Ini berarti bahwa
Hasil analisis menunjukkan bahwa

K-JTP: Vol.07, No.01/Juli 2019/hal: 14 – 29 24


pembelajaran discovery learning learning dapat meningkatkan

berbantuan e-learning berpengaruh penguasaan konsep siswa.

cukup positif terhadap penguasaan Darmawan & Bariyah (2014)

konsep larutan dan konsentrasi menemukan bahwa pembelajaran

larutan pada siswa Tata Busana. dengan model pembelajaran e-

learning berbasis moodle dan


Tabel 2. Hasil Analisis Deskriptif statistik facebook dapat meningkatkan hasil
Aspek Pretes Postes
N 19 19 belajar siswa pada mata pelajaran
Rata-rata 37,3 77,3
Minimum 16 50 TIK. Melalui e-learning siswa
Maximum 66 91
Std. Deviasi 14,47 12,60 mendapatkan tambahan pengetahuan
Skewness 0.331 -0,945
yang cukup signifikan setelah

Peningkatan hasil ini tidak lain melakukan pembelajaran mandiri

karena dalam kegiatan pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil

siswa benar-benar diajak untuk belajarnya (Bakri, Fajriani, &

menemukan konsep dari suatu Muliyati, 2017). Model pembelajaran

fenomena atau masalah yang mereka discovery learning mampu

hadapi. Menurut teori perkembangan meningkatkan literasi ilmiah siswa

kognitif dari Jean Piaget, model sehingga kualitas konsep yang

pembelajaran seperti ini dapat dikuasai siswa meningkat seperti

memicu perkembangan skemata pemahaman para ahli (Ardianto &

untuk menghasilkan keseimbangan Rubini, 2016 ).

baru yang lebih matang, sehingga Keterampilan Siswa dalam


Mengaplikasikan Teori Larutan dan
konsep yang dimiliki semakin kuat Konsentrasi Larutan
(Arends, 2012; Slavin, 2006). Hasil ini Keterampilan siswa dalam

mendukung beberapa penelitian mengaplikasikan teori diakses saat

sebelumnya yang menyatakan bahwa melakukan praktikum pewarnaan

pembelajaran discovery learning dan e- kain berbasis konsentrasi. Selama

K-JTP: Vol.07, No.01/Juli 2019/hal: 14 – 29 25


praktikum, tiap kelompok siswa Gambar 1. Kegiatan Praktikum Pewarnaan
Kain
diobservasi terkait kemampuan
Setelah melakukan
mereka menghitung kebutuhan
serangkaian praktikum, setiap
bahan untuk menghasilkan produk
kelompok diharuskan untuk
yang diinginkan. Berdasarkan hasil
melaporkan hasil praktikumnya.
observasi diperoleh bahwa semua
Mereka diharuskan menuliskan
kelompok berhasil menerapkan teori
konsentrasi warna pada kain, volume
konsentrasi bahan saat pewarnaan
pewarna yang digunakan, dan
kain putih.
volume pelarut yang digunakan
Pada kegiatan praktikum,
untuk menghasilkan produk.
siswa dibagi menjadi 4 kelompok
Berdasarkan hasil observasi dan
dengan jumlah anggota 4-5 siswa.
dokumentasi selama praktikum
Setiap kelompok berkesempatan
diperoleh bahwa sebagian besar siswa
untuk melakukan praktikum
telah mampu mengaplikasikan teori
pewarnaan kain sesuai dengan
larutan dan konsentrasi larutan
keinginan kelompok itu sendiri. Pada
dalam praktikum pewarnaan kain
meja praktikum hanya tersedia
berbasis konsentrasi. Hasil observasi
pewarna tekstil untuk warna pokok
ini didukung dengan data laporan
saja yaitu merah, kuning, biru, dan
setiap kelompok yang memperoleh
hitam. Kegiatan siswa saat praktikum
nilai rata-rata 85. Artinya setiap
tersaji pada Gambar 1.
kelompok telah mampu menentukan

volume pewarna (zat terlarut) dan

volume pelarut untuk menghasilkan

produk kain berwarna menarik

dengan konsentrasi tertentu.

K-JTP: Vol.07, No.01/Juli 2019/hal: 14 – 29 26


menunjukkan bahwa discovery

learning berbantuan e-learning yang

dilengkapi dengan berbagai media

berpengaruh positif dan efektif

terhadap pencapaian tujuan. Hal ini

juga didukung oleh pernyataan


Gambar 2. Salah satu laporan hasil praktikum
Mustofa (2018) dan Arham &
(Kelompok 3)
Dwiningsih (2016) yang menyatakan
Salah satu laporan hasil
bahwa pemberian berbagai media
praktikum kelompok 3 tersaji pada
yang interaktif dapat meningkatkan
Gambar 2. Berdasarkan Gambar 2,
prestasi belajar siswa dan
Nampak bahwa kelompok 3 telah
mempercepat pencapaian tujuan
mampu menentukan konsentrasi
pembelajaran baik secara teori
warna kain yang diinginkan. Untuk
maupun praktik.
hasil bagian atas, mereka mencoba
SIMPULAN
menggunakan satu jenis warna yaitu Berdasarkan hasil dan
merah dengan konsentrasi 1%. pembahasan, dapat disimpulkan
Sedangkan pada hasil bagian bawah, bahwa pembelajaran discovery learning
mereka mencoba tidak menentukan berbantuan e-learning yang dirancang
warna kain terlebih dahulu, tetapi dapat meningkatkan penguasaan
mencampurkan tiga warna dengan konsep siswa pada materi larutan dan
jumlah yang berbeda. Hasilnya konsentrasinya. Diperoleh nilai N-
mereka berhasil mewarnai kain gain rata-rata sebesar 0,63 dan effect
dengan konsentrasi 6% dari tiga size sebesar 0,72 menunjukkan bahwa
warna pokok. pembelajaran discovery learning
Peningkatan keterampilan berbantuan e-learning berpengaruh
siswa yang dilandaskan pada secara signifikan terhadap
penguasaan konsep yang baik peningkatan penguasaan konsep

K-JTP: Vol.07, No.01/Juli 2019/hal: 14 – 29 27


larutan dan konsentrasi larutan siswa (2), 111-118.
https://doi.org/10.31800/jtp.kw.
dari pretes ke postes. Selain itu,
v4n2.p111--118
keterampilan siswa juga mengalami Arends, R. (2012). Learning to teach
(9th ed). Dubuque, Iowa:
peningkatan dalam melakukan
McGraw-Hill.
pewarnaan kain berbasis konsentrasi Bakri, F., Fajriani, F., & Muliyati, D.
(2017). Media E-learning
sesuai dengan kompetensi
Berbasis CMS JOOMLA:
keahliannya. Pelengkap Pembelajaran Fisika
SMA. TEKNODIK 21 (2), 99-
SARAN
110.
Perlu dilakukan penelitian lebih Balim, A. G. (2009). The Effects of
Discovery Learning on
lanjut tentang pemanfaatan
Students' Success and Inquiry
pembelajaran discovery learning Learning Skills. Eurasian
Journal of Educational Research,
berbantuan e-learning pada materi
Issue 35, 1-20.
yang lainnya. Pada dasarnya discovery Clark, R. C., & Mayer, R. E. (2011). E-
learning and the science of
learning berbantuan e-learning dapat
instruction: proven guidelines for
diterapkan pada semua mata consumers and designer of
multimedia learning. USA: John
pelajaran dan semua materi tidak
Wiley & Sons.
terkhusus pada materi-materi IPA Darmawan, D., & Bariyah, S. H.
(2014). Pengembangan E-
saja.
learning Berbasis Moodle dan
Pustaka Acuan Facebook Pada Mata Pelajaran
Ardianto, D., & Rubini, B. (2016 ). TIK. Jurnal TEKNODIK 18 (3),
Comparison of Students' 227-240.
Scientific Literacy in Integrated Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R.
Science Learning through (2003). Educational Research: An
Model of Guided Discovery Introduction 7th. United States:
and Problem Based Learning. Pearson Education, Inc.
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Indonesia, M. T. (2008). Keputusan
5 (1), 31-37. Nomor: Kep. 91/MEN/IV/2008
Arham, U. U., & Dwiningsih, K. Tentang SKKNI bidang Menjahit
(2016). Keefektifan Multimedia Pakaian. Jakarta: Menteri
Interaktif Berbasis Blended Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Learning Untuk Meningkatkan Republik Indonesia.
Hasil Belajar Siswa. Kwangsan 4

K-JTP: Vol.07, No.01/Juli 2019/hal: 14 – 29 28


Menengah, D. P. (2018). Peraturan Teaching. J. Phys. Tchr. Educ.
Direktur Jenderal Pendidikan Online 6 (2), 9-16.
Dasar dan Menengah Kemdikbud
No: 07/D.D5/KK/2018. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Morgan, G. A., Leech, N. L.,
Gloeckner, G. W., & Barrett, K.
C. (2004). SPSS for Introductory
Statistics: Use and Interpretation
(Second Edition). New Jersey:
Lawrence Erlbaum Associates.
Mustofa, Z. (2018). Pengaruh
Multimedia Interaktif dalam
Pembelajaran Remedial Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar
Fisika. Teknodik 22 (2), 121-132.
Prasetyo, H., & Sutopo, W. (2018).
Industri 4.0: Telaah Klasifikasi
Aspek dan Arah
Perkembangan Riset. Jurnal
Teknik Industri 13 (1), 17-26.
Slavin, R. E. (2006). Educational
Psychology: theory and practice
(8th ed). Boston: Pearson/Allyn
& Bacon.
Suphi, N., & Yaratan, H. (2016).
Effects of Discovery Learning
and Student Assessment on
Academic Success. TOJET: The
Turkish Online Journal of
Educational Technology, 829 -
835.
Vaughan, N. D., Cleveland-Innes, M.,
& Garrison, D. R. (2013).
Teaching In Blended Learning
Environments: Creating and
Sustaining Communities of
Inquiry. Canada: AU Press.
Wenning, C. J. (2011). The Levels of
Inquiry Model of Science

K-JTP: Vol.07, No.01/Juli 2019/hal: 14 – 29 29

Vous aimerez peut-être aussi