Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1, Maret 2016: 29 - 40
ISSN 2502 - 9185
Suryani
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Jakarta
E-mail: yanisuaeb@yahoo.com
ABSTRACT
Neo modernism emerged as a critical discourse face the phenomenon of modernist Islamic thought that
emphasizes reason and ratio in view of the existence of religion in a struggle and debate ideas discourse on
Islam and society. In Cak Nur’s perspective, a religious leaders is a leading guard for the people who should be
able to maintain the originality of religious as well as actualize in society in a more modern ways, to make it
interesting for the adherents. In the neo modernism discourse, the phenomenon of religious exclusivity becomes
a very important study. The highest truth claims and as the best ways of religiosity in islam already monopolize
the disc ourse of truth and salvation or truth and safety. Exclusive theology is used by some hard-line Islamic
groups to judge other religions or other Islamic groups that are not inline with Islam that they believe to be the
real truth. Neo modernism evolved to respons this religious exclusivity and the religious inclusivity comes to
make a new discourse on Islam which has the main idea of an understanding of the universal message delivered
by God not only to one particular religion but also to other religions in the scriptures each. The efforts to avoid
subjectivity of religion and promote objectivity in the social sphere in Cak Nur’s thought will not reduce the
religious existence, but will make it more effective and elegant can also be easily accepted by modern society
without suspicion.
Key words: Islam, Neo Modernism, Rationality, Exclusive Islam, Inclusive Islam
ABSTRAK
Neo-modernisme muncul sebagai diskursus kritis terhadap Islam modernis yang menekankan pada pemikiran
dan rasio dalam melihat eksistensi dari agama terkait perjuangan dan perdebatan ide tentang Islam dan
masyarakat. Dalam perspektif Cak Nur, pemimpin-pemimpin agama merupakan pelindung warga yang harus
mampu mempertahankan orisinalitas dari agama sekaligus mengaktualisasikannya dalam masyarakat dengan
cara-cara modern, agar agama menjadi menarik bagi para pengikutnya. Dalam diskursus neo modernisme,
fenomena eksklusivitas agama menjadi studi yang sangat penting. Klaim-klaim atas kebenaran tertinggi dan
cara-cara relijius terbaik dalam Islam telah memonopoli diskursus kebenaran dan keselamatan. Teologi eksklusif
digunakan oleh beberapa kelompok Islam garis keras untuk menghakimi agama lain atau kelompok-kelompok
Islam lain yang tidak sejalan dengan ajaran Islam yang mereka yakini sebagai kebenaran sejati. Neo modernisme
muncul untuk merespons eksklusivitas relijius tersebut dan inklusivitas relijius lahir untuk membuat diskursus
baru dalam Islam yang mempunyai ide utama tentang pemahaman terhadap pesan universal yang disampaikan
oleh Tuhan tidak hanya pada satu agama namun juga untuk semua agama dalam kitab sucinya. Upaya untuk
menghindari subyektifitas agama dan mempromosikan obyektifitas dalam wilayah sosial dalam pemikiran Cak
Nur tidak akan mereduksi eksistensi agama, namun akan membuatnya lebih efektif serta elegan dan juga dapat
membuatnya lebih mudah untuk diterima oleh masyarakat modern tanpa kecurigaan.
dan teknologi, akan tetapi jatuh terperangkap ke seperti bagaimana menempatkan Islam sebagai
dalam objek dan sasaran yang dikendalikan oleh agama Ilahiyah pada pertarungan politik dan
ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri. Neo kepentingan yang bersifat duniawi.
modernisme adalah sebuah fase sejarah yang ingin Bagi para pengusung neo-modernisme,
secara tuntas mengantisipasi dan membebaskan faham ini diharapkan dapat membawa Islam
manusia dari segala bentuk cengkeraman zaman keluar dari alur konvensional yang belakangan
yang tak menyenangkan (Norris, 2003:344). justru menampakkan wajah Islam yang negatif
Jika dalam visi modernisme, penalaran baik secara sosial politik maupun secara kultural.
(reason) dipercaya sebagai sumber utama ilmu Walau mendapatkan counter opini yang cukup
pengetahuan yang menghasilkan kebenaran- banyak, para neo modernis masih menjadikan
kebenaran universal, maka dalam visi neo faham ini sebagai solusi agar Islam bisa tampil
modernisme hal itu justru dipandang sebagai alat dengan wajah yang lebih ramah, rasional tapi
dominasi, sehingga neo modernisme menyadari tidak melepaskan identitasnya sebagai agama
bahwa seluruh budaya modernisme yang ber- dengan misi keselamatan dan sebagai rahmatan
sumber pada ilmu pengetahuan dan teknologi lil’alamin bagi seluruh kehidupan.
pada titik tertentu tidak mampu menjelaskan
kriteria dan ukuran epistemologi bahwa yang KERANGKA KONSEP
‘benar’ itu adalah yang real, dan yang real benar
itu adalah ‘rasional’. Meskipun neo modernisme Dalam upaya memahami pemikiran politik
sendiri juga berusaha menggiring manusia ke Nurcholish Madjid, ada beberapa pemikiran
dalam sebuah paradoks, yaitu di satu pihak telah dan pemahaman keIslaman yang dapat diguna-
membuka cakrawala dunia yang serba plural kan. Diantaranya adalah alur pemikiran neo-
dan universal, yang kaya akan interpretasi dan Modernisme yang digagas oleh Fazlur
penafsiran, tetapi di lain pihak, ia menjelma Rahman (1919-1988) seorang tokoh pembaharu
menjadi sebuah dunia yang seakan–akan tanpa Islam asal Pakistan. Konsep neo-modernisme
terkendali(Pilliang, 2004:358). Neo modernisme Fazlurrahman berusaha memahami pemikiran
bersifat relatif. Kebenaran adalah relatif, kenya- pemikiran Islam dan barat secara padu. Karena,
taan (realitas) adalah relatif, dan keduanya bagi Rahman, Islam menyimpan nilai-nilai
menjadi konstruk yang tidak bersambungan modernitas jika dipahami secara utuh dan menye-
satu sama lain. Hal tersebut jelas mempunyai luruh, bukan secara parsial yang justru akan
implikasi dalam bagaimana kita melihat diri dan melahirkan sikap eksklusif, jumud, dan intoleran
mengkonstruk identitas diri. ada banyak macam terhadap agama lain. Selanjutnya, Fazlurrahman
kebenaran, dan oleh sebab itu tidak ada kebenaran membagi dialektika perkembangan pembaharuan
(Roesnou, 1992:31). Islam kedalam empat model gerakan. Pertama,
Pemahaman agama yang di re-definisi revivalis modernis, yang muncul pada abad
mulai dari yang bersifat tradisional, modern, ke-18 dan 19, modernism klasik yang muncul
dan postmodern memunculkan banyak wacana pada pertengahan abad 19 dan 20, revivalisme
alternative bagaimana melihat Islam secara inklusif, pasca modernis atau neo-fundamentalis dan
yang akhirnya memunculkan beberapa aliran neo-modernisme itu sendiri. neo modernism
seperti Islam Tradisionalis, Islam Fundamentalis, Fazlurrhman memiliki karakter utama pengem-
Islam Modernis dan beberapa aliran lain. Aliran bangan suatu metodologi sistematis dengan
aliran yang muncul meniscayakan terbentuknya melakukan rekonstuksi Islam secara total dan
pengelompokkan dan tipologi gerakan Islam, tuntas pada akar-akar spiritualnya dan dapat
baik yang bersifat politis maupun yang non menjawab kebutuhan Islam modern secara
politis atau hanya bergerak pada substansi cerdas dan bertanggung jawab (Aziz, 1999:16).
keberagamaan secara vertikal. Kemunculan Gagasan neo-modernisme Fazlurrahman
gerakan dan kelompok yang bersifat politis di atas kemudian menginspirasi tokoh tokoh
memberikan warna baru bagi interaksi Islam pembaharus Islam di Indonesia, diantaranya
sebagai agama dan negara sebagai payung adalah Nurcholis Madjid yang dikenal seba-
kepentingan sosial politik yang lebih besar lagi. gai neo-modernis Islam Indonesia bersama
Bukan tanpa masalah, tipologi Islam tersebut Gus Dur. Selanjutnya para penerus pemikiran
memunculkan persoalan yang cukup signifikan Nurcholis Madjid seperti Budy Munawar Rahman
32 Neo Modernisme Islam Indonesia: Wacana Keislaman dan Kebangsaan Nurcholish Madjid
mencoba mengelaborasi pemikiran neo- Sejak kecil, Cak Nur sudah mengalami
modernisme Islam menjadi tiga tipologi, yaitu ketegangan kultural, sang ayah secara kultural
Islam rasionalis, Islam Peradaban dan Islam berubudiyah NU, tetapi lebih memilih Masyumi
Transformatif (Rahman, 2001:4-7). Tipologi sebagai wadah aktivitas politiknya, walaupun
yang dibangun oleh Budy Munawar Rahman pada masa itu NU sudah menjadi partai politik.
dipandang oleh sebagian besar orang sebagai Ternyata hal tersebut berimplikasi pada pergaulan
deskripsi atas pluralism Islam yang lebih men- Cak Nur yang sedang belajar di Pondok Pesan-
dekati kajian tentang Islam liberal. tren Darul Ulum. Diantara kawan-kawan dan
Kerangka konsep diatas diharapkan dapat gurunya ia dijuluki anak Masyumi kesasar,
membantu menjelaskan bagaimana pemikiran akibatnya ia pindah ke KMI Gontor (yang pada
neo modernism Islam Indonesia yang digagas saat itu dikenal sebagai pesantren Masyumi). Di
oleh Nurcholis madjid yang menjadi salah satu situlah Cak Nur menemukan inspirasi tentang
motor penggerak pembaharuan pemikiran Islam modernisme dan non-sekterianisme dalam pemi-
Indonesia menuju rasionalitas Islam sebagai kiran Islam, mungkin karena pola hidup di
agama pembawa rahmat bagi seluruh alam. Gontor yang beda dari kebanyakan pesantren
lain, dengan fasilitas dan sistem yang saat itu
Biografi Intelektual Nurcholish Madjid dinilai modern.
Nurcholish Madjid dengan panggilan Keinginan untuk maju dan berkembang
akrab Cak Nur, lahir di Jombang, 17 Maret dalam diri Cak Nur membuatnya selalu aktif
1939. la dibesarkan di tengah tengah keluarga dalam setiap kesempatan yang berhubungan
yang bernafaskan pesantren dan hidup dalam dengan pengembangan intelektualisme. Introduksi
sistem religio feodalisme. Kehidupan pola sistem klasikal yang diterimanya di Rejoso diga-
pesantren yang kuat dalam diri Cak Nur berasal bungkan dengan sistem modern pesantren
dari ayahnya yang seorang guru pesantren di Gontor, jadilah perpaduan yang menarik, dan
Tebu Ireng dan juga orang kepercayaan Kyai membuatnya kaya akan ide dan pemikiran. Hal
Hasyim Asyhari, dan ibu seorang putri dari Kyai tersebut ditunjukkannya ketika ia kuliah di IAIN
Abdullah Sajad, pengusaha Industri tebu dan Jakarta, namanya sebagai intelektuai muda
juga salah seorang komisaris Syarekat Dagang begitu harum, baik dalam organisasi maupun
Islam. dalam dunia akademis kampus. Cak Nur aktif
Pendidikan dasar Cak Nur ditempuh di dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), dan
dua sekolah tingkat dasar, yaitu di Madrasah menjadi satu-satunya ketua HMI selama dua
al-Wathaniyah yang dikelola oleh orang tuanya priode (1966-1968 dan 1968-1970). Namanya
sendiri, dan di Sekolah Rakyat Mojoanyar cukup terkemuka terutama dalam hal yang
Jombang. Sejak kecil Cak Nur memang sudah hangat dengan persoalan-persoalan gerakan dan
dibekali dengan dua model pendidikan sekali- keagamaan.
gus yaitu model pendidikan tradisional dengan Di dunia Internasional, kiprah tokoh ini
kitab kuning sebagai literatur utamanya, dan pen- cukup besar, ia pemah menjabat sebagai presiden
didikan sekolah umum dengan literatur umum Persatuan Mahasiswa Islam Asia Tenggara
dan metode pengajaran modern. (PEMIAT) tahun 1967-1969, wakil sekjen Interna-
Sebelum menamatkan SR, Cak Nur di tional Islamic Federation of Student Organization
kirim ke Pesantren Darul Ulum Rejoso pada (IIFSO), peserta Social Science Research Council
tahun 1953 dan berhasil tamat menyelesaikan (SSRC) New York tahun 1986-1988, peserta
Madrasah Tsanawiyah pada tahun 1954, lalu Eisenhower Fellowship, Philadelphia tahun 1990,
meneruskan ke KMI Gontor Ponorogo sampai dan anggota Sterring Committee, The Aga Khan
lulus tahun 1960. Selanjutnya kuliah di IAIN Award for Arcitecture, 1992-1995 (Madjid, 1998:
Syarif Hidayatullah Jakarta pada Fakultas Adab 44). Karir Cak Nur dalam dunia internasionai
Jurusan Sastra Arab sampai lulus sarjana pada menjadi lebih cemerlang sejak ia diangkat men-
tahun 1968, dan melanjutkan di Universitas jadi dosen tamu di Mc Gill University Montreal
Chicago pada jurusan Falsafah Islam untuk Canada tahun 1991-1992. Sejak tahun 1992,
meraih gelar Doktor berhasil lulus tahun 1984 tokoh ini sudah aktif sebagai pemakalah pada
dengan Disertasi berjudul Ibn Taymiyya on Kalam forum-forum internasional, baik dalam materi
and Falasifa (Malik, et al., 1998:122). yang bersifat keislaman maupun pada materi
Suryani 33
umum seperti tentang hak asasi manusia dan civil Intelektual Islam klasik seperti al-Kindi, al-
society, yang selanjutnya menjadi ide brilian yang ’Asy’ary, al-Farabi, Ibnu Sina’, al-Gazali,
dikenal dengan masyarakat madani. Ibnu Rusydi, Ibnu Taimiyah, Ibnu Khaldun,
Cak Nur muda selalu ingin melahirkan hal- al-Afghani, dan Muhammad Abduh. Buku
hal baru dalam wacana intelektualitas Islam. Hal ini adalah sebuah pengantar kepada kajian
ini dibuktikan dengan usahanya merekonstruksi intelektual Islam secara lebih mendalam dan
budaya Barat yang sebelumnya sempat menjadi lebih luas (Madjid, 1984: vi).
fenomena yang sangat dicurigainya. Nurcholish 2. Islam Kemoderenan dan Keindonesiaan
Madjid yang pada awalnya anti sekular perlahan (1987), buku ini sangat laris hingga dicetak
berubah, terutama setelah kunjungannya ke sampai enam kali. Dalam buku ini Cak Nur
Amerika pada tahun 1968. Hal tersebut dite- menuliskan gagasan-gagasannya tentang
gaskan pada acara halal bihalal organisasi pemuda kemodernan, keislaman dan keindonesiaan.
Islam, ketika menyampaikan makalah berjudul 3. Islam, Doktrin dan Peradaban: Sebuah Telaah
Masalah Integrasi Umat dan Keperluan Pemba- Kritis tentang Masalah Keimanan, Kemanu-
haruan Pemikiran Islam. Sejak saat itu julukan siaan, dan Kemoderenan (1992). Buku ini
“Natsir Muda” yang sebelumnya dilekatkan merupakan kumpulan makalah yang ditulis
padanya kehilangan legitimasi. la dipandang Cak Nur setelah studi di Chicago. Dalam
oleh sebagian komunitas umat tak layak lagi buku ini diungkapkan tentang konsep Islam
menyandang gelar itu, selain ternyata ia tak yang inklusif serta universalisme Islam dan
menampakkan diri sebagai kader yang dapat kemodernan.
melanjutkan misi perjuangan umat Islam, bah- 4. Islam, Kerakyatan dan Keindonesiaan:
kan ada yang menuduhnya sebagai agen Barat Pikiran-Pikiran Nurcholish Muda (1994).
(Trimansyah, 1998:62). Buku ini membahas tentang bagaimana Tau-
Setelah meraih gelar doktor di Chicago, hid bisa menjadi prinsip dalam menciptakan
Cak Nur semakin terkenal sebagai tokoh pem- masyarakat yang adil.
baharu Islam yang gigih, pemikirannya memang 5. Pintu-Pintu Menuju Tuhan (1994). Kumpulan
tidak mudah dipahami oleh masyarakat ke tulisan-tulisan dalam kolom Pelita Hati di
banyakan, karena pemikiran pembaharuan koran Pelita sekitar tahun 1981-1991, dan
Islam masih merupakan hal yang langka dan dalam majalah Tempo.
dipandang aneh, Namun demikian, Cak Nur 6. Islam Agama Peradaban, Membangun Makna
terus menunjukkan kematangan pemikirannya, dan Relevansi Doktrin Islam Dalam Sejarah
bahkan ia dikenal sebagai penganjur neo- (1995), buku ini merupakan analisa terhadap
modernisme Islam Indonesia. Hal ini tidak wacana keislaman dengan lebih mendasar.
mengherankan karena Cak Nur mengaku sangat 7. Islam, Agama Kemanusiaan: Membangun
dipengaruhi oleh pemikiran Fazlur Rahman, Tradisi dan Visi Baru Islam Indonesia (1995).
seorang neo-modemisme Islam (Trimansyah, Menurut Wahyuni Nafis, buku ini memberikan
1998:63). wawasan baru tentang bagaimana membe-
Sebagai seorang intelektual, Cak Nur ter- dakan dan memahami mana yang benar-
masuk sangat produktif dalam menulis. Hampir benar mutlak sebagai agama, dan mana yang
setiap tahun ia melahirkan karya-karya, baik merupakan budaya dan bersifat sementara..
dalam bentuk buku maupun tulisan dalam koran Karena seringkali terjadi kerancuan dalam
dan majalah, dan dapat dipastikan setiap karyanya membedakan agama dan budaya karena
sangat diminati dan didiskusikan di kelompok- keduanya tidak dapat dipisahkan (Madjid,
kelompok studi, perguruan tinggi, seminar, bahkan 1995:21).
juga menjadi obrolan para cendekiawan lain baik 8. Masyarakat Religius (1997), berisikan
secara formal maupun informal. Di antara karya- konsep-konsep keluarga Muslim dalam
karyanya yang seringkali dijadikan rujukan dan prinsip Islam dan konsep kemasyarakatan.
referensi kajian kajian keislaman adalah: 9. Tradisi Islam: Peran dan Fungsinya dalam
1. Khazanah Intelektual Islam (1984), buku ini Pembangunan Indonesia (1997). Buku ini
dimaksudkan untuk memperkenalkan salah banyak membahas tentang Pancasila dan
satu kejayaan pemikiran Islam. Dalam buku ini demokrasi serta organisasi politik.
Cak Nur menyajikan pemikiran-pemikiran 10. Kaki Langit Peradaban Islam (1997). Buku ini
34 Neo Modernisme Islam Indonesia: Wacana Keislaman dan Kebangsaan Nurcholish Madjid
Faham Keislaman Nurcholish Madjid muslimin kontemporer. Maka, salah satu ciri
Sebagai seorang yang dibesarkan secara pembaharuan Nurcholish Madjid pada era 70-an
religius, Cak Nur adalah seorang muslim yang adalah introspeksi atau kritik ke dalam dengan
taat. Kecintaannya pada Islam ditunjukkan dengan menggunakan metode terapi kejutan (shock
obsesi-obsesinya untuk menjadikan Islam ter- teraphy).
utama dalam konteks Indonesia sebagai agama Selanjutnya pada masa era 80-an, fokus
yang maju dan mampu menjawab tantangan pemikiran pembaharuan Cak Nur lebih berkem-
masa depan. la berusaha menjiwai makna Islam bang lagi dengan berusaha membangun suatu
dengan lebih luas lagi. Tekadnya untuk meni- peradaban Islam yang khas dan berakar kuat pada
upkan angin segar bagi dunia Islam yang tradisi Islam klasik sebagai langkah strategis
menurutnya agak menutup diri dari kemajuan untuk memperkaya wawasan intelektual Islam
globalisasi dunia membuat Cak Nur banyak yang baru. Dalam hal ini Cak Nur sangat apresiatif
sekali mendapat kritikan dan serangan yang dengan jargon ulama klasik: “al-Muhafazhat-u
tajam dari berbagai kalangan, terutama golongan ‘ala’lqadimi’l-shalih wa’l’akhdz-u bi’l-jadid-l’l-
Islam fundamentalis yang fanatik. aslah” (Memelihara yang lama, yang baik, dan
Seperti telah disebutkan di atas, predi- mengambil yang baru yang tebih baik) (Madjid,
katnya sebagai Natsir Muda dengan serta merta 1999:. xliv).
lepas karena pemikiran pembaharuannya yang Pemikiran Cak Nur pada masa itu lebih
dipandang kontroversial. Pembaharuan bagi dipandang sebagai strategi budaya umat Islam
Cak Nur adalah sebuah kebutuhan mengingat untuk membangun peradaban masyarakat
begitu cepatnya laju globalisasi. Islam tidak modern yang difokuskan pada penggambaran
bisa tetap bertahan pada pola pikir lama yang sebuah evolusi alamiah yang mengarah pada
pada perjalanannya justru membuat Islam jauh proses pematangan intelektuai. Cak Nur sebagai
ketinggalan baik secara intelektual maupun seorang neomodernis berusaha menggabungkan
teknologi. dua faktor penting dalam dunia intetektual
Pada tahun 70-an dengan menggunakan yaitu modernisme dan tradisionalisme (Aly
teori-teori sosial modernisasiterutama yang di dan Effendy,1986, 106). Modernisme Islam
kembangkan Max Weber dan Talcott Parson, menampilkan pemikiran Islam sebagai sesuatu
Nurcholish Madjid berusaha mengelaborasi yang tegar, modern, dan kaya dengan ide-ide
ajaran-ajaran Islam (al-Quran dan Sunnah) dan pembaharuan, sementara tradisionalisme Islam
reaktualisasi tradisi Islam itu sendiri (Mujani, sangat kaya dengan berbagai pemikiran klasik
1993: 74-78). Proses ini dilakukan Nurcholish Islam. Faham neo-modernisme Islam lah yang
Madjid agar umat menerima kemodernan dalam menjembatani dan mengatasi dua pemikiran
arti yang sangat luas. Bagi Cak Nur, makna konvensional di atas.
modernisasi berarti merombak pola berfikir dan Menurut M. Dawam Rahardjo, visi men-
tata kerja yang tidak akliah dan menggantinya dasar wacana neo-modernisme Islam ini adalah
dengan yang akliah, karena Tuhan memerin- obsesi untuk menjelaskan kaitan antara cita
tahkan manusia untuk menggunakan akalnya tauhid dan persoalan dunia modern (Rahardjo,
(Madjid, 1987: 172).Jadi, modernisasi adalah 1987:27). Dengan kata lain apa yang diinginkan
suatu keharusan sejarah, malah kewajiban Cak Nur terutama seperti terlihat dalam tulisan-
mutlak. Modernisasi merupakan perintah dan tulisannya, adalah aktualisasi iman dalam
ajaran Tuhan Yang Maha Esa.Ini berarti makna konteks yang relevan dengan semangat modern.
modernisasi telah bermuatan teologis, bukan Pemikiran keislaman Cak Nur yang lain
sekedar kenyataan historis. adalah tentang teologi inklusif yang berpijak
Dengan demikian, agenda pemikiran Nur- pada humanitas dan universalitas Islam. Hal ini
cholish Madjid yang mendasar pada era 70-an dimaksudkan sebagai acuan umat menghadapi
ini adalah bagaimana membawa umat ke alam realitas kemajemukan dan pluralitas yang tidak
modern atau dunia kemajuan. Dalam konteks bisa dihindari. Teologi inklusif memberikan
itu pula, wacana pembaharuan pemikiran Islam pengertian bahwa Islam adalah agama yang
Nurcholish Madjid sering dikaitkan dengan terbuka dan tidak eksklusif apalagi absolut.
modernisme dan modemisasi sebagai sebuah Sebagai agama yang menerima pluralisme,
fenomena aktual yang sedang dihadapi kaum Islam diharapkan akan mampu menghadapi
36 Neo Modernisme Islam Indonesia: Wacana Keislaman dan Kebangsaan Nurcholish Madjid
kehidupan manusia selanjutnya yang akan seharusnya rakyat harus diutamakan dalam
lebih mudah menemukan konfrontasi langsung berbagai pertimbangan, apalagi dengan adanya
antar sesama. Untuk itulah diperlukan sikap prinsip kedaulatan rakyat yang merupakan suatu
saling pengertian dan memahami di antara keharusan.
sesama untuk selanjutnya akan mencari titik Dalam konteks masyarakat Indonesia, Cak
kesamaan yang oleh Cak Nur disebut kalimatun Nur sering menganalogikan Pancasila dengan
sawa (Madjid, 1993: 16). Islam bagi Cak Nur Konstitusi Madinah (Mitsaq al-Madinah) atau
haruslah menjadi agama yang inklusif, adil, tebih dikenal dengan Piagam Madinah, yang
manusiawi dan egaliter yang didasari secara merupakan rumusan tentang kesepakatan-kese-
sempurna oleh doktrin tauhid. Hal tersebutlah pakatan antara kaum Muslim Yastrib (Madinah)
yang akan menjadikan Islam sebagai agama dengan berbagai kelompok bukan Muslim
bagi seru sekalian alam. untuk membangun masyarakat politik bersama.
Sebagai seorang muslim, Cak Nur memi- Seperti Piagam Madinah, Pancasila juga
liki cara yang unik dalam menjalankan tugas dipandang sebagai common platform antar
dakwahnya. la mendirikan Yayasan Wakaf berbagai kelompok masyarakat dan agama. Kedu-
Paramadina, tempat dapat digali pokok-pokok dukan serta fungsi Piagam Madinah ini bisa
ajaran Islam (termasuk fiqh dan tasawuf) secara dibandingkan dengan kedudukan dan fungsi
lebih modem dan eksklusif, dengan dosen-dosen Pancasila (Cak Nur tidak ingin menyamakan
yang cukup terkenal dan memiliki wawasan kedua hal ini). Dalam Piagam Madinah dimuat
Islam yang tidak tradisional dan fundamental. ide-ide modern politik Islam seperti kebebasan
Dalam yayasan Ini Islam bisa tampak sebagai beragama, hak kelompok untuk mengatur hidup
agama yang kontekstual dan tidak kaku. dan keyakinannya, kemerdekaan hubungan
ekonomi antar gotongan, dan lain-lain. Begitu
Faham Kebangsaan Nurcholish Madjid pula dalam Pancasila yang memuat secara baku
Pada kelanjutannya, pemikiran keislaman aturan-aturan hidup bernegara dan berpolitik
Cak Nur berkembang menyeluruh masuk ke bangsa Indonesia.
dalam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan Menurut Cak Nur, umat Islam Indonesia
bertanah air. Karena dalam visi Cak Nur, ber- dapat menerima Pancasila dan UUD 1945
bicara mengenai Indonesia berarti berbicara dengan dua pertimbangan: pertama, nilai-nilai-
mengenai Islam Indonesia, hal ini karena Islam nya dibenarkan oleh ajaran agama Islam. Kedua,
adalah agama mayoritas di Indonesia. Pada fungsinya sebagai nuktah-nuktah kesepakatan
konsep pluralisme misalnya, sebenarnya konsep antar berbagai gdongan untuk mewujudkan
tersebut lebih ditujukan sebagai petunjuk hidup kesatuan politik bersama (Madjid, 1999: 56-
bagi bangsa Indonesia yang majemuk dan padat 58). Untuk menjadi sebuah sumber etika politik
dengan perbedaan, mulai dari suku, bahasa, dan yang mantap, Pancasiia harus melalui proses
agama. peragian dengan berbagai sumber hukum lain.
Kecintaannya pada Indonesia membuat Lebih lanjut Cak Nur mengatakan dalam surat-
Cak Nur berupaya keras membangun integritas menyuratnya dengan Mohammad Roem:
umat dengan bingkai pluralismenya. Bagi Cak Ada sumber-sumber pandangan etis
Nur, semangat pluralisme dengan prinsip ke yang meluas dan dominan, yang secara sangat
manusiaan universal untuk kasus Indonesia potensial bisa menjadi ragi pandangan etis
sangatlah diuntungkan dengan adanya Pancasila bangsa secara keseluruhan, dan yang bisa
sebagai ideologi terbuka, lepas dari rumusan dan dijadikan bahan pengisian wadah etika
pengkalimatan formalnya seperti dalam pem- Pancasila. Yaitu pertama, etika kebangsaan
bukaan UUD 1945. Masing-masing nilai dari ke- Indonesia yang perwujudan paling baiknya dan
lima sila tersebut menciptakan suatu pandangan penampakan paling dinamis-nya ialah Bangsa
sosial politik yang potensial sama dan selaras Indonesia. Kedua, Etika kemodernan yang
antar semua anggota masyarakat, mengikuti merupakan akibat langsung keberadaan kita di
common sense masing-masing pribadi (Madjid, abad modern..Ketiga, etika Islam yang sebagai
1999: 186-188). Dalam kehidupan berbangsa, anutan rakyat merupakan agama paling luas
terutama bagi Indonesia yang merupakan negara menyebar di seluruh tanah air dan peranannya
yang demokratis dengan sistem parlementer, diakui para ahli sebagai perata jalan untuk
Suryani 37
tumbuhnya paham-paham maju dan moderen yaitu masyarakat madani di Indonesia. Untuk
di kalangan rakyat kita, khususnya dalam bentuk meresapi ajaran Islam tidak perlu berada dalam
paham persamaan manusia (egalitarianisme) dan negara Islam, tetapi cukup dengan mewujudkan
pengakuan serta penghargaan kepada adanya masyarakat Islam. Pada pemikiran inilah akan
hak-hak pribadi, selain paham hidup rnenurut tampak Islam yang universal sebagai sebuah
aturan atau hukum (pengaruh langsung sistem agama yang dibutuhkan oleh masyarakat Indo-
Syari’ah), weltanshauung yang lebih bebas dari nesia yang majemuk dan sedang dalam proses
tahayyul (Madjid dan Roem, 1997: 75). modernisasi dalam bidang sosial, politik, dan
Bila Pancasila dapat menjadi sumber ekonomi.
terpenting hukum Indonesia seperti Piagam Pancasila akan tampak sangat Islami bila
Madinah menjadi sumber dan dasar-dasar hukum dilihat dan dihayati dengan sudut pandang Islam.
politik Islam, maka persoalan dan masalah- Lebih lanjut Cak Nur mengatakan: “Karena itu,
masalah politik yang sekarang sedang menye- kini bangsa Indonesia sangat comportable dengan
limuti Indonesia akan menjadi lebih mudah gagasan mereka berkenaan dengan hubungan
diselesaikan, karena lebih tergantung pada antara agama dan negara yang didasarkan pada
mental-mental para politisi dalam menjalankan Pancasila sebagai titik temu antara seluruh
perundang-undangan yang sudah ada, walau golongan. Demikian fakta ini memperlihatkan
undang-undang tersebut masih perlu diperbaiki dan kita yakin, bahwa segala sesuatu berada
dalam beberapa hal. Yang harus diantisipasi dalam proses menjadi.” (Madjid, 1995: 21).
daiam pelaksanaan Pancasila adalah peng- Pandangan Cak Nur tersebut dengan jelas
khianatan-pengkhianatan yang mungkin saja menunjukkan bahwa baginya negara Panca-
muncul di kalangan masyarakat khususnya para sila telah menunjukkan suatu bentuk yang
penyelenggara pemerintahan, seperti peng- valid dan final untuk Indonesia. Jadi, tidak
khianatan atas Piagam Madinah yang dilakukan perlu pusing memikirkan bentuk negara Islam
oteh kaum Yahudi. secara formal. Yang terpenting adalah bagaimana
Sekalipun ada ketegangan yang muncul masyarakat Indonesia dan seluruh aparat peme-
berkaitan dengan Islam dan Pancasila, hal itu rintahan mampu mewujudkan relevansi antara
jangan dilihat sebagai pertentangan (hal ini ajaran Islam dan Pancasila itu sendiri. Jangan
kerapkali terjadi karena Islam adalah mayoritas), mengkambinghitamkan Pancasila dalam kasus
tetapi lebih jauh jalan keluar dari masalah krisis kepercayaan yang sekarang sedang me-
tersebut harus dicari secara pragmatis dengan nimpa Indonesia. Yang terpenting sekarang
melihat akar permasalahannya. Menurut Cak adalah, mewaspadai munculnya pengkhianat-
Nur hal tersebut sering disepelekan, karena pengkhianat Pancasila seperti dulu terj’adi peng-
umumnya budaya politik Indonesia menilai khianatan atas Piagam Madinah oteh kaum
sebuah persoalan yang menyinggung agama Yahudi.
dari unsur SARA (Suku, Agama, Ras, dan
antar Golongan). Neo-Modernisme Islam Dalam Perspektif
Kecendrungan untuk secara gampang Nurcholish Madjid
mencari keterangan atas suatu kesulitan sosial- Ada keterkaitan yang tidak bisa dilepaskan
politik yang datang dari suatu kelompok yang antara wacana neo modernism dan pemahaman
stereoptipikal mengaitkannya kepada hal-hal mengenai pluralism agama, dua hal ini adalah
yang prinsipil seperti Pancasila dan UUD 1945 materi pokok yang tidak bisa ditinggalkan saat
adalah menunjukkan suatu cara berpikir yang membahas Islam kekinian dan kontribusinya
terlalu sederhana dan ketakutan dalam meng- bagi kemanusiaan secara lebih luas. Ada empat
hadapi persoalan, dan mungkin juga karena pemahaman mengenai pluralisme agama jika
menghendaki keuntungan politis dari persoalan dihubungkan dengan kebenaran agama yang
tersebut, akibatnya tidak akan pemah dapat menimbulkan klaim kebenaran: pertama, tidak
ditemukan penyelesaiannya secara tuntas setiap agama memiliki kebenaran karena kebe-
(Madjid, 1999: 65). naran mutlak hanya pada satu agama. Kedua,
Bagaimanapun besamya perbedaan cara kebenaran ada pada setiap agama, tapi kebenaran
hidup masyarakat Indonesia, bagi Cak Nur tetap mutlak hanya ada pada satu agama. Ketiga,
harus berada dalam satu model tatanan ideal kebenaran itu ada pada semua agama secara
38 Neo Modernisme Islam Indonesia: Wacana Keislaman dan Kebangsaan Nurcholish Madjid
keselamatan sehingga memposisikan agama dan Gus Dur, hanya saja klaim public yang
lain sebagai yang tidak benar dan bukan yang menyamakan paham neo modernism dengan
terbaik. Teologi eksklusif ini seperti memberi islam sekuler atau Islam Liberal membuat
wewenang bagi Islam untuk menghakimi agama pemikiran tentang neo modernism seperti tidak
lain. Menyikapi eksklusifitas agama (yang menemukan anti klimaks nya. Ditambah lagi
sebenarnya tidak hanya dilakukan oleh Islam, dengan makin maraknya bermunculan kelompok
tetapi juga oleh agama lain yang menggunakan Islam tradisional yang dibungkus dengan gerakan
standar kebenaran secara subyektif) muncullah radikal dan menguatkan wacana eksklusifitas
wacana tentang inklusifitas Islam yang memiliki Islam sebagai satu satunya agama yang berhak
ide utama pemahaman mengenai pesan uni- atas kebenaran dan memonopoli Tuhan sebagai
versal yang disampaikan oleh Tuhan tidak hak mereka saja. Para pembaharu agama
hanya pada satu agama tertentu tetapi juga pasca Cak Nur punya pekerjaan berat yang
kepada agama lain dalam kitab sucinya masing sangat menantang menghadapi publik yang
masing (Al-Qur’an, Injil, zabur dan Taurat), hal makin rumit, negara yang tidak akomodatif,
ini ditegaskan oleh Cak Nur: para ulama yang mempolitisir agama, Karena
Pesan itu bersifat universal dan merupakan itu, mulai sekarang akan sangat baik bila para
kesatuan esensial semua agama samawi, pembaharu kembali meneguhkan niat baiknya
yang mewarisi abrahamic religion, yakni untuk mengkaji lebih dalam dan mentradisikan
yahudi (Nabi Musa), Kristen (Nabi Isa), dan pesan-pesan agama yang universal agar publik
Islam (Nabi Muhammmad). Lewat firman- menjadi terbuka, demi mengurangi gesekan
Nya Tuhan menekankan agar kita berpegang dan konflik keberagamaan yang belakangan ini
teguh kepada agama itu, karena hakikat makin mengkhawatirkan.
dasar agama-agama itu sebagai pesan Tuhan
adalah satudan sama. Agama Tuhan, pada DAFTAR BACAAN
esensisnya sama, baik yang diberikan kepada
Nabi Nuh, Musa, Isa, atau kepada Nabi Ali, Fachry dan Bachtiar Effendy. 1986.
Muhammad (Madjid, 1992: 226). Merambah Jalan baru Islam: Rekon-
struksi Pemikiran Islam Masa Orde baru,
Pendapat Cak Nur diatas mendapat banyak Bandung: Mizan.
kritik pedas dari para ulama dan pengikut Islam Aziz, Ahmad Amir. 1999. Neo Modernisme
Tradisional yang masih memandang Islam Islam di Indonesia, Jakarta: Rineka
sebagai al islamu ya’lu walayu’a alaih atau Cipta.
Islam itu yang paling tinggi dan tidak ada yang
lebih tinggi darinya. Dengan merujuk pada Effendy, EdyA. (ed.). 1998. Dialog Keterbukaan,
Ibnu Taymiyah Cak Nur menguatkan wacana Artikulasi Nilai islam Dalam Wacana
inklusifitas Islamnya dengan memaknai istilah Sosial Politik Kontemporer, Jakarta:
“sama” dalam memandang seluruh agama Paramadina.
terletak pada pemahaman tentang paham ke Madjid, Nurcholish (ed.). 1984. Khazanah
tuhanan yang Monotheis yang dalam Islam Intelektual Islam, Jakarta: Bulan
difahami sebagai Tauhid. Bintang,
--------------, 1998. Kalam Kekhalifahan Rahman, Budhy Munawar, 2001. Islam pliralis
Manusia dan Reformasi Bumi, Pidato Wacana Kesetaraan Kaum Beriman,
Pengukuhan Guru Besar Luar Biasa Jakarta: Paramadina.
Dalam Bidang Ilmu Filsafat Islam IAIN Rizem’s Archives’ blog, Neomodernisme
Jakarta, 1998. Menuju Islam Modernis.htm, mengutip
Malik, Dedy Djamaluddin, et-al., 1998. Zaman Abdul A’la Al-Maududi dalam bukunya
Baru Islam Indonesia: Pemikiran dan “Dari Neomodernisme ke Islam Liberal,
Aksi Politik Abdurrahman Wahid, M.Amin Jejak Fazlur Rahman Dalam Wacana
Rais, Nurcholish Madjid dan Jalaluddin Islam di Indonesia”
Rakhmat, Bandung:Zaman Wacana Mulia. Rousnou, Pauline Marie, 1992., Post-modernism
Mujani, Saiful. 1993. Islam dalam Hegemoni and the social science: Insights inroads,
Teori Modernisasi:Telaah kasus Awal, and intrusions. Rinceton University
dalam Jurnal Prisma no.1. Press: Priceton.