Process of Mathematical Representation Translation from Verbal

into Graphic

Proses Terjemahan Representasi Matematika dari Verbal ke Grafis

ABSTRACT The ability to do translation from one form of representation to

another representation form is a fundamental ability to build a conceptual and
mathematical thinking. Related to the important of translation process, this study
aimed to investigate the process of mathematical representation translation from
verbal to graph. This research was a qualitative research. Collecting data was done
through the assignment sheet and interviews after the subjects completed the
task given. The result showed that the students were able to do the process
of translation from verbal representation to graph well at every stage of the
translation. The translation process was done in four stages: unpacking the source,
preliminary coordination, constructing the targets, and determining equivalence.
The translation process of verbal to graph representations required more than one
translation process. This process through the intermediary of some other
representations like symbolic, schematic, equations, numerical. In general, students
do the same activity except at preliminary coordination activity. Preliminary
coordination activity can be done in two ways, namely students determined the
formula of the relationship between distance and time, and by connecting the
distance between the two cars and the increasing time. The more the time
increased, the distance the two cars decreased.

ABSTRAK Kemampuan untuk melakukan penerjemahan dari satu bentuk

representasi ke bentuk representasi lainnya adalah kemampuan mendasar untuk
membangun pemikiran konseptual dan matematis. Terkait dengan pentingnya
proses penerjemahan, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki proses
penerjemahan representasi matematis dari verbal ke grafik. Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui lembar tugas dan
wawancara setelah subyek menyelesaikan tugas yang diberikan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa siswa mampu melakukan proses penerjemahan dari
representasi verbal ke grafik dengan baik pada setiap tahap terjemahan. Proses
penerjemahan dilakukan dalam empat tahap: mengeksplorasi sumber, koordinasi
awal, membangun target, dan menentukan ekuivalensi. Proses terjemahan dari
representasi verbal ke grafik membutuhkan lebih dari satu proses terjemahan.
Proses ini melalui perantara dari beberapa representasi lain seperti simbolik, skema,
persamaan, numerik. Secara umum, siswa melakukan kegiatan yang sama kecuali
pada kegiatan koordinasi awal. Kegiatan koordinasi awal dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu, siswa menentukan rumus hubungan antara jarak dan waktu, dan
dengan menghubungkan jarak antara dua mobil dan bertambahnya waktu. Semakin
banyak waktu bertambah, jarak kedua mobil berkurang.

Introduction
Representation is one of the five standards of mathematical processes besides
problem solving, reasoning, connections and communication stated in Principles
and standards for school mathematics (NCTM, 2000). While in Indonesia the
idea of representation has also been included in the objectives of learning
mathematics at schools. Representation as one of the mathematical process
standards indicates that representation is an important process that the
representation in learning to develop and optimize students' thinking skills, which
is a process of construction and abstraction of mathematical knowledge. To think
mathematically and communicate the mathematical ideas, it needs to represent in
various forms of representations such as verbal representation, images, numeric,
symbols, algebra, tables and graphs. The use of various types of representation
and translation between representations is very important in expressing
mathematical ideas (Bal, 2015).

PENGANTAR

Representasi adalah salah satu dari lima standar proses matematika selain
pemecahan masalah, penalaran, koneksi dan komunikasi yang dinyatakan dalam
Prinsip dan standar untuk matematika sekolah (NCTM, 2000). Sementara di
Indonesia gagasan representasi juga telah dimasukkan dalam tujuan pembelajaran
matematika di sekolah. Representasi sebagai salah satu standar proses matematika
menunjukkan bahwa representasi adalah proses penting dalam pembelajaran untuk
mengembangkan dan mengoptimalkan keterampilan berpikir siswa, yang berarti
proses konstruksi dan abstraksi pengetahuan matematika. Untuk berpikir secara
matematis dan mengkomunikasikan ide-ide matematika, perlu direpresentasikan
dalam berbagai bentuk representasi seperti representasi verbal, gambar, numerik,
simbol, aljabar, tabel, dan grafik. Penggunaan berbagai jenis representasi dan
terjemahan antara representasi sangat penting dalam mengekspresikan ide-ide
matematika (Bal, 2015).

The use of various representations have an important role in learning mathematics

(Cai & Lester, 2005), especially in helping to understand and interpret the
mathematical concepts in a variety of representations (Pape & Tchoshanov, 2001).
This is in line with Tripathi (2008) that says in mathematics, the use
of multiple representations is an important tool that allows students to
understand mathematical concepts. However, generally in mathematics,
representation is only as complementary in solving mathematical problems. This
leads to a very limited ability representation. The weakness of mathematical
representation capability is due to the difficulty in bridging the representations and
change from one representation to another representation (Yerushalmy, 1997).
Thus, the use of representation deserves serious attention in learning.
Penggunaan berbagai representasi memiliki peran penting dalam pembelajaran
matematika (Cai & Lester, 2005), terutama dalam membantu memahami dan
menafsirkan konsep matematika dalam berbagai representasi (Pape & Tchoshanov,
2001). Ini sejalan dengan Tripathi (2008) yang mengatakan dalam matematika,
penggunaan representasi ganda adalah alat penting yang memungkinkan siswa
untuk memahami konsep matematika. Namun, secara umum dalam matematika,
representasi hanya sebagai pelengkap dalam memecahkan masalah matematika. Ini
mengarah pada kemampuan representasi yang sangat terbatas. Kelemahan
kemampuan representasi matematis adalah karena sulitnya menjembatani
representasi dan perubahan dari satu representasi ke representasi lain (Yerushalmy,
1997). Dengan demikian, penggunaan representasi layak mendapat perhatian serius
dalam pembelajaran.
Some experts have devided representation in a different way (Bruner,1966;
Lesh et al, 1987; Goldin, 2002; Cai & Lester, 2005; Gagatsis & Elia, 2004; Villeges
et al, 2009). From some classifications, representations covered in this study are
verbal and graphic representations.
Beberapa ahli membagi representasi dengan cara yang berbeda (Bruner, 1966; Lesh
et al, 1987; Goldin, 2002; Cai & Lester, 2005; Gagatsis & Elia, 2004; Villeges et
al, 2009). Dari beberapa klasifikasi, representasi yang tercakup dalam penelitian ini
adalah representasi verbal dan grafik.

Representation as a standard process, NCTM determines the standard of

representation that can be mastered in learning is being able to select,
implement and conduct translation inter mathematical representations to solve
problems (NCTM, 2000). Fluency in doing translation from one form of
representation to another representation form is a fundamental ability to be
possessed to build a conceptual and mathematical thinking. NCTM (2000)
identifies the ability to translate inter mathematical representations as a critical
ability in learning and math activities. If students can do the translation inter forms
of representation, it means students have access to the representation forms. The
more complete the translation ability of the students have, the stronger the
understanding of mathematical ideas they have. Through translation
capability inter representation done by the students, teachers can see the
understanding of the concept. Therefore it is very important for teachers to know
the process of translation inter representations done by the students. Teachers need
to understand how students perform translation inter representations to be able to
track the location and type of errors made by the students when doing translation.
Mistakes made by students can be a source of information to improve learning. It
is also very important for students as pre service teachers to be able to do the
translation inter representations.
Representasi sebagai proses standar, NCTM menentukan standar representasi yang
dapat dikuasai dalam pembelajaran adalah mampu memilih, mengimplementasikan
dan melakukan penerjemahan antar representasi matematis untuk menyelesaikan
masalah (NCTM, 2000). Kefasihan dalam melakukan penerjemahan dari satu
bentuk representasi ke bentuk representasi lainnya adalah kemampuan mendasar
yang harus dimiliki untuk membangun pemikiran konseptual dan matematis.
NCTM (2000) mengidentifikasi kemampuan untuk menerjemahkan antar
representasi matematis sebagai kemampuan kritis dalam pembelajaran dan kegiatan
matematika. Jika siswa dapat melakukan terjemahan antar bentuk representasi, itu
berarti siswa memiliki akses ke bentuk representasi. Semakin lengkap kemampuan
terjemahan yang dimiliki siswa, semakin kuat pemahaman tentang ide-ide
matematika yang mereka miliki. Melalui kemampuan penerjemahan antar
perwakilan yang dilakukan oleh siswa, guru dapat melihat pemahaman konsep.
Oleh karena itu sangat penting bagi guru untuk mengetahui proses penerjemahan
antar representasi yang dilakukan oleh siswa. Guru perlu memahami bagaimana
siswa melakukan representasi antar terjemahan untuk dapat melacak lokasi dan
jenis kesalahan yang dibuat oleh siswa saat melakukan terjemahan. Kesalahan yang
dilakukan oleh siswa dapat menjadi sumber informasi untuk meningkatkan
pembelajaran. Juga sangat penting bagi siswa sebagai guru pre-service untuk dapat
melakukan terjemahan antar representasi.

Janvier (1987) suggests that translation as a process involving transfer / change

from one representation form to other forms of representation. While Bosse et al
(2012) state that translation as a cognitive process in transforming information
from one representation form to another representation form. Translation activities
from one representation to another representation are very important in the
learning process (Duval, 2006). The translation ability inter representation of
graphs, tables, symbolic and verbal is essential in understanding and
communicating on mathematical concepts (Bosse, 2011). However, the reality
shows that the ability of translation inter verbal representations, tables, graphs and
symbolic in mathematical relation is still low (Gagatsis & Shiakalli, 2004).
Students have a difficulty in determining the symbolic representation that is
appropriate with the relationship represented in graphs or tables (McCoy, 1996).
Janvier (1987) mengemukakan bahwa terjemahan sebagai proses yang melibatkan
transfer / perubahan dari satu bentuk representasi ke bentuk representasi lainnya.
Sedangkan Bosse et al (2012) menyatakan bahwa terjemahan sebagai proses
kognitif dalam mentransformasi informasi dari satu bentuk representasi ke bentuk
representasi lainnya. Kegiatan penerjemahan dari satu representasi ke representasi
lain sangat penting dalam proses pembelajaran (Duval, 2006). Kemampuan
terjemahan antar representasi grafik, tabel, simbolik dan verbal sangat penting
dalam memahami dan berkomunikasi pada konsep-konsep matematika (Bosse,
2011). Namun, kenyataan menunjukkan bahwa kemampuan terjemahan
representasi verbal, tabel, grafik dan simbolik dalam hubungan matematika masih
rendah (Gagatsis & Shiakalli, 2004). Siswa memiliki kesulitan dalam menentukan
representasi simbolik yang sesuai dengan hubungan yang diwakili dalam grafik atau
tabel (McCoy, 1996).

The previous research linked to mathematical representation translation has been

done at all levels of education, both at the secondary and higher education.
Ipek & Okumus (2012) who did a research on prospective primary school
teachers in the use of representation in the problem solving process state that
prospective teachers are not able to do the translation inter
representations. Celik & Arslan (2012) conducted a study on pre service teachers of
primary school to determine the ability of students’ translation among verbal
representations, tables, graphs and physical context. In the research they found that
the students have not been able to do the translation in the types of
representation, particularly that of the physical context to the graph. Students are
more successful in determining the correct graph rather than constructing a graph.
While Bal (2015) in a study conducted on 134 pre service teachers of primary
school in state university in Turkish found that students are usually successful in
the transformation inter representation, but do not succeed in the transformation
particularly verbal representation to another representation. The success of
students in solving problems is most in symbolic representation and the least is in
verbal representation. The students state that the different forms of representation
help to understand the problem better and produce some solutions. Bal suggests that
the next study should examine the process of translation between representation
and various forms of representation in problem solving.
Penelitian sebelumnya terkait dengan terjemahan representasi matematis telah
dilakukan di semua tingkat pendidikan, baik di pendidikan menengah dan tinggi.
Ipek & Okumus (2012) yang melakukan penelitian tentang calon guru sekolah dasar
dalam penggunaan representasi dalam proses penyelesaian masalah menyatakan
bahwa calon guru tidak dapat melakukan terjemahan antar representasi. Celik &
Arslan (2012) melakukan penelitian pada guru pre-service sekolah dasar untuk
menentukan kemampuan terjemahan siswa di antara representasi verbal, tabel,
grafik dan konteks fisik. Dalam penelitian mereka menemukan bahwa siswa belum
dapat melakukan terjemahan dalam jenis representasi, terutama yang dari konteks
fisik ke grafik. Siswa lebih berhasil dalam menentukan grafik yang benar daripada
membangun grafik. Sedangkan Bal (2015) dalam sebuah penelitian yang dilakukan
pada 134 calon guru sekolah dasar di universitas negeri di Turki menemukan bahwa
siswa biasanya berhasil dalam transformasi antar representasi, tetapi tidak berhasil
dalam transformasi terutama representasi verbal menjadi representasi lain.
Keberhasilan siswa dalam memecahkan masalah sebagian besar dalam representasi
simbolis dan paling tidak dalam representasi verbal. Para siswa menyatakan bahwa
berbagai bentuk representasi membantu untuk memahami masalah dengan lebih
baik dan menghasilkan beberapa solusi. Bal menyarankan bahwa penelitian
selanjutnya harus memeriksa proses penerjemahan antara representasi dan berbagai
bentuk representasi dalam pemecahan masalah.

Bosse et al (2014), in their study on students of 15 to 17 years old found that there
are four activities done by the students in doing translation from the graph to the
symbolic. The activities are unpacking the source, preliminary coordination,
constructing the targets, and determining equivalence. Bosse suggests that further
studies, about mathematical representation translation besides from the graph to
the symbolic, are also needed in completing the research to examine in more
detail in the translation process.
Bosse et al (2014), dalam studi mereka pada siswa berusia 15 hingga 17 tahun
menemukan bahwa ada empat kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam
melakukan terjemahan dari grafik ke simbolik. Kegiatannya adalah membongkar
sumber, koordinasi awal, membangun target, dan menentukan ekuivalensi. Bosse
menyarankan bahwa studi lebih lanjut, tentang terjemahan representasi matematis
selain grafik ke simbol, juga diperlukan dalam menyelesaikan penelitian untuk
memeriksa lebih detail dalam proses terjemahan.
Related to the previous study, the result of this study will describe the process
of translation from verbal representation to grahical representation. The results of
this study are expected to be used to reflect and evaluate the translation process in
the forms of representations as the consideration in arranging appropriate
learning.
Terkait dengan penelitian sebelumnya, hasil penelitian ini akan menggambarkan
proses penerjemahan dari representasi verbal ke representasi grafis. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat digunakan untuk mencerminkan dan mengevaluasi proses
penerjemahan dalam bentuk representasi sebagai pertimbangan dalam mengatur
pembelajaran yang tepat.
Research Method
This study aimed to reveal the translation process from verbal representation to the graph.
To reveal the translation process of the research subjects, this research was conducted by asking the
research subjects to resolve the problem in writing and expressing verbally. Translation process was
seen from the behavior subject to resolve problems based on translational activity (Bosse, 2014). In
this study, the researcher was as a means to collect data, analyze data descriptively in the form of
behavior words experienced by the subject. According to Cresswell (2012) this research was
qualitative research. The subjects in the study were students of mathematics education. Subjects
were asked to solve the problem. The researcher chose two from ten students as subjects. The
research subject was selected by taking into account the work result and communication skill.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan proses penerjemahan dari representasi verbal ke
grafik. Untuk mengungkap proses penerjemahan dari subyek penelitian, penelitian ini dilakukan
dengan meminta subyek penelitian untuk menyelesaikan masalah secara tertulis dan diungkapkan
secara lisan. Proses penerjemahan dilihat dari subjek perilaku untuk menyelesaikan masalah
berdasarkan aktivitas translasi (Bosse, 2014). Dalam penelitian ini, peneliti adalah sebagai sarana
untuk mengumpulkan data, menganalisis data secara deskriptif dalam bentuk kata-kata perilaku yang
dialami oleh subjek. Menurut Cresswell (2012) penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa pendidikan matematika. Subjek diminta untuk menyelesaikan
masalah. Peneliti memilih dua dari sepuluh siswa sebagai subjek. Subjek penelitian dipilih dengan
mempertimbangkan hasil kerja dan keterampilan komunikasi.
The instrument of this study was the researcher guided by the assignment sheet. The
researcher acted as the instrument that collected data, analyzed the data, interpreted the data and
reported the results. The work sheet Instruments used was the development of assignment sheet
(Çelik & Arslan, 2012). The assignment sheet is as follows: Instrumen penelitian ini adalah peneliti
yang dipandu oleh lembar tugas. Peneliti bertindak sebagai instrumen yang mengumpulkan data,
menganalisis data, menafsirkan data dan melaporkan hasilnya. Instrumen lembar kerja yang
digunakan adalah lembar tugas yang telah dikembangkan (Çelik & Arslan, 2012). Lembar tugasnya
adalah sebagai berikut :
Car A goes from town X to town Y at a steady pace. Car B goes from town Y to town X at
a constant speed. Both cars go at the same speed, time and route. Draw a graph showing the
relationship between the distance of the two cars on the travel time! Give an explanation for your
answer! Mobil A pergi dari kota X ke kota Y dengan kecepatan stabil. Mobil B pergi dari kota Y ke
kota X dengan kecepatan konstan. Kedua mobil berjalan dengan kecepatan, waktu dan rute yang
sama. Gambarlah sebuah grafik yang menunjukkan hubungan antara jarak kedua mobil pada waktu
perjalanan! Berikan penjelasan untuk jawaban Anda!
The data in this study were words and note of the behavior of the research subjects when
solving a given problem. Data were obtained from the written answers and field notes when the
subject solved the problem. Field notes were the notes of behavior and verbal statement recorded
when the subject resolved a given problem. The result of the interview was in the form of
clarification of the subject’s written answer. Data dalam penelitian ini adalah kata-kata dan catatan
tentang perilaku subjek penelitian ketika memecahkan masalah yang diberikan. Data diperoleh dari
jawaban tertulis dan catatan lapangan ketika subjek memecahkan masalah. Catatan lapangan adalah
catatan perilaku dan pernyataan lisan yang direkam ketika subjek menyelesaikan masalah yang
diberikan. Hasil wawancara adalah dalam bentuk klarifikasi dari jawaban tertulis subjek.
 Based on the research objective, qualitative data analysis technique was used in this study.
The researcher analyzed every word, action and the student’s written responses related to problems
solving produced by the subject. The data analysis included the steps of transcribing the data
collected, analyzing and reducing the data, compiling every piece of data in units which were then
encoded, analyzing the translation process and making conclusions. Analyzing data was conducted
during the research when data retrieval simultaneously or after retrieval of data. Berdasarkan tujuan
penelitian, teknik analisis data kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Peneliti menganalisis setiap
kata, tindakan, dan tanggapan tertulis siswa terkait dengan pemecahan masalah yang dihasilkan oleh
subjek. Analisis data mencakup langkah-langkah menyalin data yang dikumpulkan, menganalisis
dan mengurangi data, menyusun setiap bagian data dalam unit yang kemudian dikodekan,
menganalisis proses penerjemahan, dan membuat kesimpulan. Menganalisis data dilakukan selama
penelitian ketika pengambilan data secara bersamaan atau setelah pengambilan data.
Results and Dıscussıon
The research subject was given a problem presented in verbal form. Subject was asked to
perform the translation from mathematical representation verbal to graph. In general, based on the
translation activity proposed by Bosse (2014), the research subject did the process of mathematical
representations translation from verbal to graphics through four activities. The activities were
unpacking the source, preliminary coordination, constructing the targets, and determining
equivalence. The process of translation in four activities undertaken by research subject is as follows:
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, oleh karena itu analisis data berbentuk
deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui lembar tugas dan wawancara
setelah subyek menyelesaikan tugas yang diberikan. Subjek penelitian diberi masalah
yang disajikan dalam bentuk lisan. Subjek diminta untuk melakukan terjemahan dari representasi
matematis verbal ke grafik. Secara umum, berdasarkan aktivitas terjemahan yang diajukan oleh
Bosse (2014), subjek penelitian melakukan proses penerjemahan representasi matematis dari verbal
ke grafis melalui empat kegiatan. Kegiatannya mengungkap/mengeksplorasi sumber, koordinasi
awal, membangun target, dan menentukan ekuivalensi. Proses penerjemahan dalam empat kegiatan
yang dilakukan oleh subjek penelitian adalah sebagai berikut:
Subject S1
The first activity was unpacking the source. After facing with the problem, S1 could
instantly know the important words related the problem. He was able to understand the essential
ideas in a verbal representation problem. It indicated that S1 was able to perform unpacking the
source activities well. S1 behavior when performing unpacking the source was he read the problem
given repeatedly and marked the words that were considered important by underlining the words on
a given problem. S1 revealed the verbal representations given by identifying the components in
verbal representations namely the same time, the distance of the two cars, mileage car, same speed,
constant speed, distance of city X & Y and direction. Next the components of the verbal
representations were translated into the components forming graphic images. Here are the excerpts
of interviews related to the activity of unpacking the source: Aktivitas pertama adalah
mengungkap/mengeksplorasi sumber. Setelah berhadapan dengan masalah, S1 langsung bisa
mengetahui kata-kata penting terkait masalah tersebut. Dia mampu memahami ide-ide penting dalam
masalah representasi verbal. Ini menunjukkan bahwa S1 mampu mengeksplorasi sumber dengan
baik. Perilaku S1 saat mengungkap/mengeksplorasi sumber adalah dia membaca masalah yang
diberikan berulang kali dan menandai kata-kata yang dianggap penting dengan menggarisbawahi
kata-kata pada masalah yang diberikan. S1 mengungkapkan bahwa representasi verbal diberikan
dengan mengidentifikasi komponen-komponen dalam representasi verbal yaitu waktu yang sama,
jarak kedua mobil, jarak tempuh mobil, kecepatan yang sama, kecepatan konstan, jarak kota X & Y
dan arah. Selanjutnya komponen representasi verbal diterjemahkan ke dalam komponen yang
membentuk gambar grafik. Berikut petikan wawancara terkait aktivitas mengeksplorasi sumber:
P: What information do you get from the problem?
P: Informasi apa yang Kamu dapatkan dari masalah?
S1: here there are car A and B running at the same speed and constant, VA = V
B = V, then car A and B go in the opposite direction like this (pointing to the scheme that
has been made), car A and B run in the same time so that the travel time is the same.
S1: Di sini ada mobil A dan B yang berjalan pada kecepatan yang sama dan
konstan, VA = VB = V, lalu mobil A dan B pergi ke arah yang berlawanan seperti ini
(menunjuk ke skema yang telah dibuat), mobil A dan B berjalan di waktu yang sama
sehingga waktu perjalanannya sama.
P : Why do you make this schema?
P : Mengapa kamu membuat skema ini?
S1 : to help me describe the event ma’am.
S1 : Untuk membantu saya menggambarkan situasinya Bu.
P : Okay. Then is there information that you do not understand?
P : Baik. Lalu adakah informasi yang tidak kamu mengerti?
S1 : there is no ma’am.
S1 : tidak ada Bu.
P: Do you understand the question on the problem? Explain, please.
P : Apakah kamu mengerti pertanyaan tentang masalah tersebut? Tolong jelaskan.
S1: Yes ma'am,here I was told to draw a graph of distance between the two cars towards
the time.
S1 : Ya Bu, di sini saya disuruh menggambar grafik jarak antara dua mobil terhadap
waktu.
P: Is the information enough to answer the questions?
 P : Apakah informasinya cukup untuk menjawab pertanyaan?
S1: Yes ma’am.
S1 : Ya Bu.
Interview result showed that S1 was able to recognize all of the information in the sentence
that could be used to solve the problem, identify the key words that declared the information in the
source representation and understand the questions. It means that S1 had conducted unpacking the
source activities well to solve the problem. Hasil wawancara menunjukkan bahwa S1 mampu
mengenali semua informasi dalam kalimat yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah,
mengidentifikasi kata-kata kunci yang menyatakan informasi dalam representasi sumber dan
memahami pertanyaan. Ini berarti bahwa S1 telah mengeksplorasi sumber dengan baik untuk
menyelesaikan masalah.
To obtain a graph component, first S1 did the coordination preliminary activities. The
second activity was done by S1 smoothly. S1 was able to connect the literature to formulate a target
representation and transfer the content of the source representation into the target representation. S1
was able to connect the information that had been identified with the understood concept. It showed
that S1 was able to choose any elements that need to be exemplified and select the symbol used. S1
changed the verbal component in the form of speed, distance and time through analogy with formal
symbols. For verbal component within the two cars, S1 expressed it by symbol x. The verbal
component of constant speed and distance of city X-Y was expressed as V and y. While the verbal
component in the form of directions, S1 changed it by making schema that indicated the travel
direction of both cars from city A and B. Based on the schemas that had been made, S1 determined
the interval. The problem solving of S1 when creating the schema can be seen below : Untuk
mendapatkan komponen grafik, pertama S1 melakukan kegiatan koordinasi awal. Kegiatan kedua
dilakukan oleh S1 dengan lancar. S1 dapat menghubungkan literatur untuk merumuskan representasi
target dan mentransfer konten representasi sumber ke representasi target. S1 mampu
menghubungkan informasi yang telah diidentifikasi dengan konsep yang dipahami. Ini menunjukkan
bahwa S1 mampu memilih elemen apa saja yang perlu dicontohkan dan memilih simbol yang
digunakan. S1 mengubah komponen verbal dalam bentuk kecepatan, jarak dan waktu melalui
analogi dengan simbol formal. Untuk komponen verbal dalam dua mobil, S1 menyatakannya dengan
simbol x. Komponen verbal kecepatan dan jarak konstan kota X-Y dinyatakan sebagai V dan y.
Sedangkan komponen verbal berupa arahan, S1 mengubahnya dengan membuat skema yang
menunjukkan arah perjalanan kedua mobil dari kota A dan B. Berdasarkan skema yang telah dibuat,
S1 menentukan intervalnya. Pemecahan masalah S1 saat membuat skema dapat dilihat di bawah:

Figure 1. Answer S1 while Unpacking The Source by Creating a Schema

 Gambar 1. Jawab S1 saat Mengungkap/mengeksplorasi sumber dengan Membuat
Skema
S1 then set up information that might be used to construct the target representations. S1
connected inter verbal component that had been declared symbolically and schematically to form
the mathematics equation by performing a series of algebraic operations to obtain the relationship
between the distance of the two cars towards the time. S1 associated it with the formula of distance,
speed and time he had. It showed S1 was able to create networks and the idea relationship of inter
representations, such as statements (Duval, 2006). S1’s ability in integrating ideas inter these
representations was helpful in the translation stage. By forming this mathematical equation, S1 could
earn some coordinate points and the declivity of the graph, so it would help in making the graphic
images in the next stage of the translation. The mathematical equation formed by S1 is

. Here is the excerpts of the interview:

S1 kemudian mengatur informasi yang dapat digunakan untuk membangun representasi
target. S1 menghubungkan komponen antar verbal yang telah dinyatakan secara simbolis dan
skematis untuk membentuk persamaan matematika dengan melakukan serangkaian operasi aljabar
untuk mendapatkan hubungan antara jarak kedua mobil terhadap waktu. S1 mengaitkannya dengan
rumus jarak, kecepatan dan waktu yang dimilikinya. Ini menunjukkan S1 mampu membuat jaringan
dan hubungan ide antar representasi, seperti pernyataan (Duval, 2006). Kemampuan S1 dalam
mengintegrasikan ide antar representasi ini sangat membantu dalam tahap penerjemahan. Dengan
membentuk persamaan matematika ini, S1 bisa mendapatkan beberapa titik koordinat dan
kemiringan grafik, sehingga akan membantu dalam membuat gambar grafik di tahap terjemahan

selanjutnya. Persamaan matematika yang dibentuk oleh S1 adalah . Berikut

petikan wawancara:

P: How will you draw a graph using the information in the problem you
get?
P : Bagaimana Kamu menggambar grafik menggunakan informasi pada masalah yang
Kamu
dapatkan?
S1: First of all let's say, SA and SB are the mileage of car A and B. t A and t B are the travel
time of car A and B. y is the distance of city X and Y, and x is the distance of the two cars. After that
I count the distance of two cars: x = y - (SA + SB) = y - (tV + tV) = y - 2t.V. It is because the travel
time and speed of both cars are the same. Well, because the two cars run in the opposite directions
(pointing to the schema), then the car will met. So after meeting, the distance is x = 2TV.
S1: Pertama-tama katakanlah, SA dan SB adalah jarak tempuh mobil A dan B. tA dan tB
adalah waktu tempuh mobil A dan B. y adalah jarak kota X dan Y, dan x adalah jarak dari dua
mobil. Setelah itu saya hitung jarak dua mobil: x = y - (SA + SB) = y - (tV + tV) = y - 2t.V. Itu karena
waktu tempuh dan kecepatan kedua mobil sama. Nah, karena kedua mobil berjalan di arah yang
berlawanan (menunjuk ke skema), maka mobil akan bertemu. Jadi setelah rapat, jaraknya adalah x
= 2TV.
P: When will the two cars meet?
P: Kapan kedua mobil akan bertemu?

S1:
P: Do you think there is another way to draw graphs?
P : Apakah menurut Kamu ada cara lain untuk menggambar grafik?
S1: mmm ... there is no ma'am.
S1 : mmm ... tidak ada Bu.
The result of S1 when doing presuppose (Figure 1) and algebraic operations (Figure 2)
preliminary coordination activity is as follows: Hasil dari S1 ketika melakukan pengandaian
(Gambar 1) dan operasi aljabar (Gambar 2) aktivitas koordinasi awal adalah sebagai berikut:

Figure 2. Answer S1 while Preliminary Coordination by Doing Presuppose

Figure 3. Answer S1 while Preliminary Coordination by Algebraic Operations

In the third activity, S1 did constructing the target well. After S1 symbolizes the verbal
component of the distance of both cars with x, S1 determined x as the X-axis that was as component
of the graph while the verbal component of the time represented by symbol t became the graph
component namely Y-axis. Then by linking T, V and Y based on the concept already understood,
S1 determined the range members namely 0 and 1/2 y/V . For the graph components as domain
member, S1 acquired it from the verbal component of distance of XY city by turning it into symbol
y first. Domain members obtained were 0 and y. By using the equations that had been obtained, S1
determined the coordinate points which were the component maker of graphic images. S1 substituted
t as the range members that fulfilled the equation. He obtained coordinates of point (0, 1/2 y/V )
and (y,0). Then, based on the equation and interval obtained in the preceding stage, S1 determined
the graph gradient namely where the graph had a declivity to the right or left. Based on the graphs
maker components obtained, S1 made a sketch of each graph maker component. First of all S1
sketched X axis as x, then the Yaxis as t. Then S1 put the domain member on the X axis and the
range member on Y axis with the right scale. S1 then described each pair of points obtained and then
draw a line connecting the pair of points on the Cartesian coordinate plane. Here are the excerpts of
interview: Pada kegiatan ketiga, S1 membangun target dengan baik. Setelah S1 melambangkan
komponen verbal dari jarak kedua mobil dengan x, S1 menentukan x sebagai sumbu X yang
merupakan komponen grafik sedangkan komponen verbal waktu yang diwakili oleh simbol t
menjadi komponen grafik yaitu sumbu Y. Kemudian dengan menghubungkan T, V dan Y
1 𝑦
berdasarkan konsep yang sudah dipahami, S1 menentukan rentang anggota yaitu 0 dan . Untuk
2 𝑉
komponen grafik sebagai anggota domain, S1 memperolehnya dari komponen verbal jarak kota XY
dengan mengubahnya menjadi simbol y terlebih dahulu. Anggota domain yang diperoleh adalah 0
dan y. Dengan menggunakan persamaan yang telah diperoleh, S1 menentukan titik koordinat yang
merupakan komponen pembuat gambar grafis. S1 menggantikan t sebagai anggota rentang yang
1 𝑦
memenuhi persamaan. Ia memperoleh koordinat titik (0, ) dan (y, 0). Kemudian, berdasarkan
2 𝑉
persamaan dan interval yang diperoleh pada tahap sebelumnya, S1 menentukan gradien grafik yaitu
di mana grafik memiliki kemiringan ke kanan atau ke kiri. Berdasarkan komponen pembuat grafik
yang diperoleh, S1 membuat sketsa dari masing-masing komponen pembuat grafik. Pertama-tama
S1 membuat sketsa sumbu X sebagai x, kemudian Yaxis sebagai t. Kemudian S1 meletakkan
anggota domain pada sumbu X dan anggota rentang pada sumbu Y dengan skala yang tepat. S1
kemudian menggambarkan setiap pasangan poin yang diperoleh dan kemudian menggambar garis
yang menghubungkan pasangan poin pada bidang koordinat Cartesian. Berikut petikan wawancara:

P: What do you do to draw a graph that corresponds to the problem

after you obtain the formula? P: Apa yang Kamu lakukan untuk
menggambar grafik yang sesuai dengan masalah setelah Kamu
mendapatkan rumusnya?
S1: The graphics is made by determining sb-X as the distance of the
two cars nemely x, sb-Y as the travel time namely t, then for example
for t = 0 then x = y, and for x = 0 then 1/2 y/V .Then I draw it like this
(pointing to the picture). S1: Grafik dibuat dengan menentukan sb-X
sebagai jarak dari dua mobil yaitu x, sb-Y sebagai waktu perjalanan
yaitu t, maka misalnya untuk t = 0 lalu x = y, dan untuk x = 0 maka
1𝑦
. Kemudian saya menggambar seperti ini (menunjuk ke gambar).
2𝑉

Here is the result of S1 problem resolution when doing constructing

the targets : Berikut ini adalah hasil dari penyelesaian masalah S1
ketika melakukan membangun target :
 Figure 4. Answer S1 when Doing Constructing the
Target Jawab S1 saat Melakukan Membangun
Target

In the fourth activity namely determining equivalence, S1 checked

all the steps that had been done and recalculated the answers that had
been obtained. S1 discovered again if there was no error in the operation
or not. Then he rechecked the graph suitability with the information
existed in the verbal representation (source). The excerpts of the interview
are as follows: Dalam kegiatan keempat yaitu menentukan ekuivalensi, S1
memeriksa semua langkah yang telah dilakukan dan menghitung ulang
jawaban yang telah diperoleh. S1 memeriksa kembali jika ada kesalahan
dalam operasi atau tidak. Kemudian ia memeriksa kembali kesesuaian
grafik dengan informasi yang ada dalam representasi verbal (sumber).
Kutipan wawancara adalah sebagai berikut:
P: Are you sure with your answer? P: Apakah Kamu yakin dengan
jawaban Kamu?
S1: yes, I have rechecked it, Ma’am. S1: ya, saya sudah memeriksanya
kembali, Bu.
P: How do you check that the graph you are getting correct?
Explain, please. P: Bagaimana Kamu memeriksa bahwa grafik Kamu
sudah benar? Tolong jelaskan.
S1: this is at t = 0, then the distance between the two cars are the same
as the distance of city X and Y namely y, the two cars meet at t = 1 2 𝑦 𝑉 so that
the distance is 0. S1: ini pada t = 0, maka jarak antara kedua mobil sama dengan
jarak kota X dan Y yaitu y, kedua mobil bertemu pada t = 1 / 2.𝑦 / 𝑉 sehingga
jaraknya 0
Here is the structure of the translation process done by S1 based
on the activity of translation: Berikut adalah struktur proses
penerjemahan yang dilakukan oleh S1 berdasarkan aktivitas
penerjemahan:
 Figure 5. Structure of Translation Process by S1

Table 1. Description of the coding on the process of verbal

representations translation to the graph by S1
Term
Code Verbal representation
Verbal Reading matter
Bc Identify
Idf Presuppose
Mis Connect
Hub Decide variables sb-X and sb-Y
Sb substitute the value
Subs Determine the gradient
Gr Check the suitability of the graph
Kes
A car speed of A equal to the speed of car B Kec sm
The travel time of car A equal to travel time of car B
Wkt sm Car A runs from city X to Y, car B runs from city Y to X
Skm Speed of Car A and B constant
Kec tetap
Speed of car A, the speed of car B, travel time of car A, travel time of car B, distance V A, V
B, t A, t between car A and B, the distance between city X and Y, the speed of the car, car
B, x, y, v, t
travel time
Connect the dots
Hub ttk Determine the interval
Int Determine domain member
Dm Determine range members
Rn Determine the point coordinates
Kt Sketch
Skt Graphic representation
Grafik
Based on the structure process of the verbal representations
translation to the graph above, S1 unpacked source in the form of verbal
representations given by identifying the components of the same time,
the distance of the two cars, mileage car, same speed, constant speed
data, the distance of city X & Y and direction. Each component of verbal
was translated into components of graph maker to illustrate the graph
that corresponded to the verbal representation. The components forming
the graphic of the translation result of verbal component made by S1 in
the form of the X axis, Y axis, point coordinates, a member of a domain,
range members and gradients. To make the process of translation from
verbal problem into a graph, S1 required intermediaries of some
representations such as symbolic, equations, schema and numeric.
Berdasarkan proses struktur terjemahan representasi verbal ke grafik di
atas, S1 mengeksplorasi sumber dalam bentuk representasi verbal yang
diberikan dengan mengidentifikasi komponen waktu yang sama, jarak
kedua mobil, jarak tempuh mobil, kecepatan yang sama, data kecepatan
konstan , jarak kota X & Y dan arah. Setiap komponen verbal
diterjemahkan ke dalam komponen pembuat grafik untuk menggambarkan
grafik yang sesuai dengan representasi verbal. Komponen yang
membentuk grafik dari hasil terjemahan komponen verbal yang dibuat oleh
S1 dalam bentuk sumbu X, sumbu Y, koordinat titik, anggota domain,
jangkauan anggota dan gradien. Untuk membuat proses terjemahan dari
masalah verbal menjadi grafik, S1 membutuhkan perantara dari beberapa
representasi seperti simbolik, persamaan, skema dan numerik.
S1 drew the graph by connecting all the components to make graphics
that had been obtained. S1 created cartesian coordinate with x as the X-
axis and t as Y axis. Then S1 put the domain members and range on
the coordinate axes. Next, S1 made a point for each pair of points obtained
and then drew a line connecting the points couple with due regard to the
gradient. S1 menggambar grafik dengan menghubungkan semua
komponen untuk membuat grafik yang telah diperoleh. S1 menciptakan
koordinat kartesius dengan x sebagai sumbu X dan t sebagai sumbu Y.
Kemudian S1 menaruh anggota domain dan rentang pada sumbu
koordinat. Selanjutnya, S1 membuat poin untuk setiap pasangan poin yang
diperoleh dan kemudian menggambar garis yang menghubungkan
pasangan poin dengan memperhatikan gradien.

Subject S2
Based on the answers of S2 when solving problems, it showed that S2
was able to resolve the problem properly. For the first activity, S2 did
unpacking the source by understanding the problem well, finding things
that were considered important in a given problem. Berdasarkan jawaban
S2 ketika menyelesaikan masalah, itu menunjukkan bahwa S2 mampu
menyelesaikan masalah dengan benar. Untuk kegiatan pertama, S2
mengeksplorasi sumbernya dengan memahami masalah dengan baik,
menemukan hal-hal yang dianggap penting dalam masalah yang diberikan.
S2 had been able to recognize all the information in the sentence that could
be used to solve the problem, identify key words that declared that the
information on the source representation and understand the questions. S2
revealed the verbal problem by identifying verbal components that
existed on the source problem. Some verbal components were time, the
same time, the distance of the two cars, car mileage, same speed, constant-
speed, the distance of city X & Y and direction. These verbal components
which would then be translated into a graph would be the component
forming graph, which would be used in creating graphic images. S2 had
been able to identify all the components needed. It meant S2 had conducted
unpacking the source well to solve the problem. Here are the excerpts of
the interview: S2 telah mampu mengenali semua informasi dalam kalimat
yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah, mengidentifikasi
kata-kata kunci yang menyatakan bahwa informasi pada representasi
sumber dan memahami pertanyaan. S2 mengungkapkan masalah verbal
dengan mengidentifikasi komponen verbal yang ada pada sumber masalah.
Beberapa komponen verbal adalah waktu, waktu yang sama, jarak kedua
mobil, jarak tempuh mobil, kecepatan yang sama, kecepatan konstan, jarak
kota X & Y dan arah. Komponen verbal ini yang kemudian akan
diterjemahkan ke dalam grafik, yang akan digunakan dalam membuat
gambar grafik. S2 telah mampu mengidentifikasi semua komponen yang
dibutuhkan. Itu berarti S2 telah mengeksplorasi sumber dengan baik
untuk menyelesaikan masalah. Berikut petikan wawancara:
P: What information do you get from the problem? P: Informasi apa
yang kamu dapatkan dari masalah?
S2: The speed of car A and B is same and constant, V A = V B. Car A and
B
run at the same time, car A runs from city X and Y, car B runs from town
Y to X
 like this (showing a
picture)
S2: Kecepatan mobil A dan B adalah sama dan konstan, V A = V B. Mobil A dan B
berjalan pada saat yang sama, mobil A berjalan dari kota X dan Y, mobil B berjalan dari kota Y ke
X
seperti ini (menunjukkan gambar)
P: Are you familiar with the
information? S2: yes
P: Do you understand the question on the matter? Explain, please.
S2: yes, it is asked the graph relationship between the distance of
the two cars towards the time.
P: Is there enough information to answer
questions? S2: Yes, there is.
P: Apakah kamu terbiasa dengan informasinya?
S2: ya
P: Apakah Kamu memahami pertanyaan tentang masalah ini? Tolong jelaskan.
S2: ya, ditanya hubungan grafik antara jarak kedua mobil terhadap waktu.
P: Apakah informasi tersebut cukup untuk menjawab pertanyaan?
S2: Ya ada.
In the second activity, S2 was able to perform preliminary
coordination activity by linking literature to formulate a target
representation and transfer
the content of the source representation into the target representation. S2
was able to choose any elements needed to be exemplified and select the
symbol used. It showed S2 performed analogy of verbal component in the
form of distance of city X & Y, time, speed, distance between the two
cars, car mileage by
conducting symbolization S, t, v, S i, S Ai, S Bi formally. It meant he was
able to connect information that had been identified with the concept
understood. D alam kegiatan kedua, S2 mampu melakukan
kegiatan koordinasi awal dengan menghubungkan literatur
untuk merumuskan re presentasi targe t dan transfer
isi representasi sumber ke representasi target. S2 dapat
memilih elemen apa saja y ang perlu dicontohkan dan m emilih
simbol yang digunakan. Ini menunjukkan S2 melakukan analog i
komponen verbal berupa jarak kota X & Y, waktu, kecepatan,
jarak antara kedua mobil, j arak tempuh mobil dengan
melakukan simbolisasi S, t, v, S i, S Ai, S Bi secara formal. Itu
berarti dia d apat menghubungkan info rmasi yang telah
diidentifikasi dengan konsep yang dipahami. For the verbal
component of directions, S2 made the schema related to travel direction of
the two cars. The result of S2 completion while doing analogy (Figure
5) and making the schema (Figure 6) related to the travel direction is as
follows:Untuk komponen arah lisan, S2 membuat skema yang berkaitan dengan arah perjalanan
kedua mobil. Hasil penyelesaian S2 saat melakukan analogi (Gambar 5) dan membuat skema
(Gambar 6) terkait dengan arah perjalanan adalah sebagai
berikut:

Figure 6. Answer S2 while Preliminary Coordination by Doing

presuppose
Jawab S2 sambil Koordinasi awal dengan Melakukan anggapan
 Figure 7. Answer S2 while Preliminary Coordination by Making
Schema
Jawab S2 sambil Koordinasi awal dengan Membuat Skema

S2 connected the time change towards the distance of the two cars
where the speed of both cars was constant. S2 performed a series of
algebraic operations to determine S i and defining a relationship between
S 0, S 1, S 2, S 3 etc. S2 created patterns between the distance of the two cars
if t increased more. S2 started at t = 0, the result was S 0 = S that was when
t = 0 the result was the distance of the two cars equal to the distance of the
city X and Y. Then S2 replaced t with 1,2,3 and so on. Thus the result was
pattern that the more the time increased, the smaller the distance of the
two cars. The distance the two cars would be 0 when two cars met, then it
would increase gradually.
S2 menghubungkan perubahan waktu menuju jarak kedua mobil di
mana kecepatan kedua mobil itu konstan. S2 melakukan serangkaian
operasi aljabar untuk menentukan Si dan mendefinisikan hubungan antara
S 0, S 1, S 2, S 3 dll. S2 menciptakan pola antara jarak kedua mobil jika t
bertambah. S2 mulai pada t = 0, hasilnya adalah S 0 = S ketika t = 0
hasilnya adalah jarak kedua mobil sama dengan jarak kota X dan Y.
Kemudian S2 mengganti t dengan 1,2,3 dan seterusnya. Dengan demikian
hasilnya adalah pola bahwa semakin bertambahnya waktu, semakin
berkurang jarak kedua mobil. Jarak kedua mobil akan menjadi 0 ketika dua
mobil bertemu, dan akan meningkat secara bertahap.
Here is the excerpt of the interview:
P: How will you draw a graph using the information in the questions you get?
S2: by exemplifying: S i is the distance between the car A and B for t = i, SAi is the
distance traveled by car A for t = i, S Bi is the distance traveled by car B for t = i. The
distance between city X and Y is S. Both cars run at the same time, then t A and t B
are equal because V A = V B and t A = t B then S A = S B. For determining S i
(distance of the two cars) for some value of t (travel time).
For t = 0, then S 0 = S - (S A0 B0 +
S) = S For t = 1, S 1 = S - (S A1 +
S B1)
For t = 2 then S 2 = S - (S A2 + S B2)
For t = 3 then S 3 = S - (S + S A3-B3)
For t = n, n is the time when S i = 0, that is S + S Ai
Bi = S P: When t = n?
S2: When car A and B meet, when running halfway distance of city X
and Y
P: How is the relationship between S 0, S1, S2 and
so on? S2: S0> S1> S2> ...>Sn = 0
P: Why is that?
S2: because S Ai = S Bi and S A1 <S A2 <S A3 so that S0> S1> S2> ...>Sn
Inilah kutipan wawancara :
P: Bagaimana Kamu menggambar grafik menggunakan informasi dalam pertanyaan yang Kamu
dapatkan?
S2: dengan mencontohkan:
S i adalah jarak antara mobil A dan B untuk t = i,
 S Ai adalah jarak yang ditempuh oleh mobil A untuk t = i,
S Bi adalah jarak yang ditempuh oleh mobil B untuk t = i.
Jarak antara kota X dan Y adalah S.
Kedua mobil berjalan pada waktu yang sama, maka t A dan t B sama karena VA = VB dan
t A = t B maka SA = S B. Untuk menentukan S i (jarak dari dua mobil) untuk beberapa
nilai t (waktu perjalanan).
Untuk menentukan S i (jarak dua mobil) untuk suatu nilai t (waktu perjalanan).
Untuk t = 0, maka S 0 = S - (S A0
B0 + S) = S
Untuk = 1, maka S 1 = S - (S A1
+ S B1)
Untuk t = 2 maka S 2 = S - (S A2 + S B2)
Untuk t = 3 maka S 3 = S - (S + S A3-B3)
Maka t = n, n adalah waktu ketika S i = 0, yaitu S +
S Ai Bi = S
P: Kapan t = n?
S2: Ketika mobil A dan B bertemu, ketika sedang setengah jalan jarak
dari kota X dan Y
P: Bagaimana hubungan antara S 0, S1, S2 dan
sebagainya?
S2: S0> S1> S2> ...>Sn = 0
P: Mengapa demikian?
S2: Karena S Ai = S Bi dan S A1 <S A2 <S A3 sedemikian sehingga S0> S1>
S2> ...>Sn
Here is the result of the problem completion by S2 at the time of
preliminary coordination:

Figure 8. Answer S2 while Preliminary Coordination by Algebraic Operations

For the third activity, S2 did constructing the target by specifying Si as the X-
axis and t as Y-axis to state time. From the calculation of Si S2, it was stated
that S0, S1, S2, S3 and so on were the members of the range in the graph.
Similarly to the graphics component in the form of domain member, expressed
numerically 0, 1, 2, and so on as the domain members. Based on the pattern
obtained, S2 determined the points coordinate as the components forming graph.
They were (0, S0), (1, S1), (2, S2), (3, S3) and so on. Based on the relationship of
S0> S1> S2> S3> ...> Sn and Sn <Sn + 1 <Sn + 2 <..., S2 stated verbally that
graph of t = 0 moved from the top down, then it moved from the bottom up
upward. This verbal statement was a graphic component of gradient.
Berikut ini adalah hasil penyelesaian masalah oleh S2 pada saat koordinasi
awal:
Untuk kegiatan ketiga, S2 membangun target dengan menetapkan Si sebagai sumbu X dan t sebagai
sumbu Y untuk menyatakan waktu. Dari perhitungan Si oleh S2, dinyatakan dalam S0, S1, S2, S3 dan
sebagainya adalah anggota rentang dalam grafik. Demikian pula dengan komponen grafis dalam
bentuk anggota domain, dinyatakan secara numerik 0, 1, 2, dan seterusnya sebagai anggota domain.
Berdasarkan pola yang diperoleh, S2 menentukan titik koordinat sebagai komponen pembentuk
grafik. Mereka adalah (0, S0), (1, S1), (2, S2), (3, S3) dan seterusnya. Berdasarkan hubungan S0>
S1> S2> S3> ...> Sn dan Sn <Sn + 1 <Sn + 2 <..., S2 menyatakan secara lisan bahwa grafik t = 0
bergerak dari atas ke bawah, kemudian bergerak dari bawah ke atas. Pernyataan verbal ini adalah
komponen grafis dari gradien.

After the components forming the graph were obtained, S2 made Cartesian
coordinate with t as X-axis and S i as Y-axis. Then he put the domain member and
range at the correct scale. S2 marked points on the coordinate plane which was
the location of points coordinate obtained. Furthermore S2 drew the graph by
connecting the points that had been put up and took notice of the movement. S2 drew
graphs with pictures starting from t = 0 (sb-small X), moved from the top down with
the declivity to the left, then the graph moved up to the top with a declivity to right.
Setelah komponen-komponen yang membentuk grafik diperoleh, S2 membuat koordinat Cartesian
dengan t sebagai sumbu X dan S i sebagai sumbu Y. Lalu dia meletakkan anggota domain dan
jangkauan pada skala yang benar. S2 menandai titik pada bidang koordinat yang merupakan lokasi
titik koordinat yang diperoleh. Selanjutnya S2 menggambar grafik dengan menghubungkan titik-
titik yang telah disiapkan dan memperhatikan gerakan. S2 menggambar grafik dengan gambar mulai
dari t = 0 (sb-small X), dipindahkan dari atas ke bawah dengan kemiringan ke kiri, kemudian grafik
bergerak ke atas dengan kemiringan ke kanan.

Here's the interview:

P: What do you do to draw a graph that corresponds to the problem?
S2: First I determine that sb-X states the travel time, sb-Y
represents the distance of the two cars in Cartesian coordinates.
Then I draw a graph starting from t = 0 (sb-small X), moving from
the top down and moving bottom up as like this (pointing to the
picture)
P: Have you had improved the graph that you have created?
Explain, please.
S2: yes ma'am, I forgot that car A and B after meeting are still
running so it will repel each other so that the distance of both
enlarge like this (pointing to the picture)

Ini adalah interview-nya:

P: Apa yang kamu lakukan untuk menggambar grafik yang sesuai dengan
masalah?
S2: Pertama saya menentukan bahwa sb-X menyatakan waktu
tempuh, sb-Y mewakili jarak kedua mobil dalam koordinat
Cartesian. Lalu saya menggambar grafik mulai dari t = 0 (sb-small
 X), bergerak dari atas ke bawah dan bergerak dari bawah ke atas
seperti ini (menunjuk ke gambar)
P: Sudahkah kamu meningkatkan grafik yang telah Kamu buat?
Tolong jelaskan.
S2: ya Bu, saya lupa bahwa mobil A dan B setelah pertemuan
masih berjalan sehingga akan saling tolak sehingga jarak
keduanya membesar seperti ini (menunjuk ke gambar)

The fourth activity is determining equivalence, S1 checked all the steps

that had been done and recalculated the answer. S1 searched if there was
an error in the operation or not. Then he checked the suitability of graph
with the information in verbal representation (source). After rechecking, S2
improved the graphics for he forgot that the cars still ran after the meeting,
so the graph changed. The excerpts of the interview are as follows:
P: Are you sure with your
answer? S2: yes.
P: How do you check that you are getting the correct graph?
Explain, please.
S2: I reread from the top ma’am
Here is the result of S2’s problem solving when performing
determining
equiv
alenc
e:

Figure 9. Answer S2 when Perfoming Determining

Equivalence
Aktivitas keempat adalah menentukan ekuivalensi, S1 memeriksa semua
langkah yang telah dilakukan dan menghitung ulang jawabannya. S1
mencari apakah ada kesalahan dalam operasi atau tidak. Kemudian ia
memeriksa kesesuaian grafik dengan informasi dalam representasi verbal
(sumber). Setelah memeriksa ulang, S2 mengembangkan grafiknya karena
dia lupa bahwa mobil masih berjalan setelah pertemuan, sehingga grafik
berubah. Kutipan wawancara adalah sebagai berikut:
P: Apakah kamu yakin dengan jawaban kamu?
S2: iya.
P: Bagaimana kamu dapat memastikan bahwa kamu membuat
gravik benar? Tolong jelaskan.
S2: Saya membaca ulang dari atas bu
Berikut adalah hasil penyelesaian masalah S2 saat melakukan penentuan
kesetaraan

Figure 9. Jawaban S2 saat melakukan penentuan

kesetaraan
 Here is the structure of the translation process done by S2 based on
the translation activity:

Figure 10. Structure of Translation Process by S2

Table 2. Coding Description on the translation process of verbal

representations to the graph by S2
Term
Code
Verbal Representation Verbal
Reading matter
Bc Identify
Idf Exemplifying
Mis Connecting
Hub Calculating
Hit Making a schema of car A runs from city X to Y, car B runs from city Y to X
Skm Determining domain member
Dm Determining range member
Rn Determining coordinate points
Kt Determining the gradient
Gr Define variable sb-X and sb-Y
Sb Sketching
Skt Connecting the coordinate points
Hub ttk
Checking the suitability of the graph Kes
Speed of car A equal to the speed of car B
K
e
c
s
m
Traveling time Wkt
Travel time of car A equals the travel time of car B
W
k
t
s
m
Speed of Car A and B is constant Kec
ttp
The distance between city X and Y S
speed of car A VA
speed of car B VB
travel time t
the distance between car A and B when t = i Si
mileage of car A when t = i S Ai,
 mileage of car B when t = i S Bi,
Speed
V
Mileage of car A equals the mileage of car B for each t = i S Ai
= S Bi
Graphic Grafik
representation

Berikut adalah struktur dari proses penerjemahan yang dilakukan oleh S2 berdasarkan
aktivitas penerjemahan:

Figure 10. Struktur Proses Terjemahan oleh S2

Table 2. Pengkodean Deskripsi tentang proses penerjemahan representasi

verbal ke grafik oleh S2

Istilah
Kode
Representasi verbal
Verbal
Bahan bacaan
Bc Identifikasi
Idf Contoh
Mis Menghubungkan
Hub Menghitung
Hit Membuat skema mobil A berjalan dari kota X ke Y, mobil B berjalan dari kota Y ke X
Skm Menentukan anggota domain
Dm Menentukan anggota rentang
Rn Menentukan titik koordinat
Kt Menentukan gradien
Gr Menentukan variabel sb-X dan sb-Y
Sb Sketsa
Skt Menghubungkan titik koordinat
Hub ttk
Memeriksa kesesuaian grafik Kes
Kecepatan mobil A sama dengan Kecepatan mobil B
K
e
c
s
m
Waktu tempuh Wkt
Waktu tempuh mobil A sama dengan waktu tempuh mobil B
W
k
t
s
m
Kecepatan Mobil A dan B adalah konstan Kec
ttp
Jarak antara kota X dan Y S
Kecepatan mobil A VA
Kecepatan mobil B VB
Waktu perjalanan t
Jarak antara mobil A dan B saat t = I Si
Jarak tempuh mobil A ketika t = i S Ai,
Jarak tempuh mobil B ketika t = i S Bi,
Kecepatan
V
Jarak tempuh mobil A sama dengan jarak tempuh mobil B untuk setiap t = I S Ai
= S Bi
Representasi Grafik
grafis
Translation process of verbal representation to graph done by S2 through four translation activities
(Bosse et al,2014). S2 identified the component of verbal representation from the problem given namely
time, the same time, the distance of the two cars, car mileage, the same speed, constant speed, distance
of city X & Y and directions. S2 translated the verbal components forming a graphic image in the form
of the X-axis, Y-axis, domain members, range members, point coordinates and gradient. In doing
translation, S2 required intermediaries of some representations like symbolic, schematic, numerical and
verbal.
Proses penerjemahan representasi verbal ke grafik dilakukan oleh S2 melalui empat kegiatan terjemahan
(Bosse et al, 2014). S2 mengidentifikasi komponen representasi verbal dari masalah yang diberikan yaitu
waktu, waktu yang sama, jarak kedua mobil, jarak tempuh mobil, kecepatan yang sama, kecepatan
konstan, jarak kota X & Y dan arah. S2 menerjemahkan komponen verbal yang membentuk gambar
grafik dalam bentuk sumbu X, sumbu Y, anggota domain, anggota rentang, koordinat titik dan gradien.
Dalam melakukan penerjemahan, S2 membutuhkan perantara dari beberapa representasi seperti
simbolik, skematis, numerik dan verbal.
Based on the answers, subject S1 and S2 both written and verbal, the results showed that subjects could
perform translation process of verbal representation to graph well through four translation activities as
stated by Bosse (2014) ie unpacking the source, preliminary coordination, constructing the targets, and
determining equivalence. Preliminary coordination could be done by determining the formula of the
relationship between distance and time of the event given just as done by subject S1. S2 did it by
connecting the distance between the two cars and the increasing time. The more the time increased (t)
the less the distance of the two cars are. For other activities in general S1 and S2 performed the same
activity.
Berdasarkan jawaban, subjek S1 dan S2 baik tertulis maupun verbal, hasil penelitian menunjukkan
bahwa subjek dapat melakukan proses penerjemahan representasi verbal untuk membuat grafik dengan
baik melalui empat kegiatan terjemahan seperti yang dinyatakan oleh Bosse (2014) yaitu membongkar
sumber, koordinasi awal, membangun target, dan menentukan ekuivalensi. Koordinasi awal dapat
dilakukan dengan menentukan rumus hubungan antara jarak dan waktu acara yang diberikan sama
seperti yang dilakukan oleh subjek S1. S2 melakukannya dengan menghubungkan jarak antara dua mobil
dan meningkatnya waktu. Semakin banyak waktu meningkat (t) semakin sedikit jarak kedua mobil
tersebut. Untuk kegiatan lain secara umum S1 dan S2 melakukan kegiatan yang sama.
Subject S1 and S2 performed the translation process of verbal to graph through intermediaries of some
representations. It meant that the translation process of verbal representations to graph needed more than
one translation process or in other words translation indirectly (Janvier, 1987) or globally (Duval, 2006).
Based on the translation activity, subject showed that the translation process of each subject was
different. Translation process has different complexity depending on the activity (Bosse et al, 2011). The
process of translation from verbal is the most complex translation process (Bal, 2015; Bosse et al, 2011),
therefore it is very important for pre service teachers and teachers know the activity of translation,
especially from the verbal to the graph. By knowing the translation process inter representations, it is
expected that future pre service teachers and future teachers can improve the ability of students in
translation process effectively.
Subjek S1 dan S2 melakukan proses penerjemahan verbal ke grafik melalui perantara beberapa
representasi. Ini berarti bahwa proses penerjemahan representasi verbal ke grafik membutuhkan lebih
dari satu proses penerjemahan atau dengan kata lain terjemahan tidak langsung (Janvier, 1987) atau
secara global (Duval, 2006). Berdasarkan kegiatan penerjemahan, subjek menunjukkan bahwa proses
terjemahan masing-masing subjek berbeda. Proses penerjemahan memiliki kompleksitas yang berbeda
tergantung pada aktivitasnya (Bosse et al, 2011). Proses penerjemahan dari verbal adalah proses
penerjemahan yang paling kompleks (Bal, 2015; Bosse et al, 2011), oleh karena itu sangat penting bagi
guru dan calon guru untuk mengetahui aktivitas penerjemahan, terutama dari verbal ke grafik. . Dengan
mengetahui proses penerjemahan antar representasi, diharapkan calon guru dan guru yang akan datang
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam proses penerjemahan secara efektif.
Conclusıons and Suggestıons (kesimpulan dan saran)
Based on the research that has been done it can be concluded that the students are able to make the
process of translation from verbal representations to graph well. Translation process is done in four
stages: unpacking the source, preliminary coordination, constructing the targets, and determining
equivalence. The subjects did translation in every verbal representation component to graph
representation component. The process of translation is from verbal to graph through the intermediary
of other representations. Intermediary representation used by each subject is different, so the complexity
level of each subject translation process varies depending on the activity performed. The activity of
preliminary coordination can be done in two ways, namely students determine the formula of
relationship between distance and time of the event given, and by connecting the distance between the
two cars and the increasing time. The more the time (t) increases, the less the distance of the two cars is.
For the other activities in general students do the same activity. This research is limited only on the
verbal representations to the graph. The reverse process, namely the graph to the verbal has not been
seen yet. And it does not give attention to the characteristics of the subject deeply as the level of ability
that might affect the representation translation process. The limitation in this study has the potential to
be studied in further research.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa siswa mampu membuat proses
penerjemahan dari representasi verbal menjadi grafik dengan baik. Proses penerjemahan dilakukan
dalam empat tahap: membongkar sumber, koordinasi awal, membangun target, dan menentukan
ekuivalensi. Subjek melakukan terjemahan dalam setiap komponen representasi verbal ke komponen
representasi grafik. Proses penerjemahan adalah dari verbal ke grafik melalui perantara representasi lain.
Representasi perantara yang digunakan oleh masing-masing subjek berbeda, sehingga tingkat kerumitan
setiap proses penerjemahan subjek bervariasi tergantung pada aktivitas yang dilakukan. Kegiatan
koordinasi awal dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu, siswa menentukan rumus hubungan antara jarak
dan waktu acara yang diberikan, dan dengan menghubungkan jarak antara dua mobil dan waktu yang
semakin meningkat. Semakin banyak waktu (t) meningkat, semakin kecil jarak kedua mobil tersebut.
Untuk kegiatan lain pada umumnya siswa melakukan kegiatan yang sama. Penelitian ini hanya terbatas
pada representasi verbal dari grafik. Proses kebalikannya, yaitu grafik ke verbal belum terlihat. Dan itu
tidak memberikan perhatian pada karakteristik subjek secara mendalam karena tingkat kemampuan yang
mungkin mempengaruhi proses penerjemahan representasi. Keterbatasan penelitian ini memiliki potensi
untuk dipelajari dalam penelitian lebih lanjut.