Vous êtes sur la page 1sur 46

Dr. Joni Wahyuhadi,dr.

,SpBS(K)

• Wakil Direktur Pelayanan


Medik dan Keperawatan
RSUD Dr.Soetomo
• Advisor KPRA RSUD
Dr.Soetomo
• Wakil Ketua PERSPEBSI
pusat (President elective)
RSUD Dr. Soetomo
Menuju Rumah Sakit Terpercaya
Aman, Bermutu Tinggi dan
Mandiri
Tantangan Pelayanan Kesehatan
RUMAH SAKIT di Indonesia

Borderless
supply

Patient What
Centre Should INa-CGBs
Care We do..?

High Quality Care (HQC) -> Value OF CARE


Defining
Patient Value of Care
Patient expressed what they value in the fulfilment of their needs,
feelings they expect and the relationship they desire from their
healthcare givers.

VALUE OF CARE :

• Needs : The software fulfilment of their medical need, the soft


touch to their clinical care experience ( Competency )

• Feelings : The emotional expectation they want to feel as they


go through their healthcare journey ( Empathy )

• Relationship : The kind of relationship they desire from their


heatlhcare giver ( Frendly )

Value : QUALITY / COST


High Quality Care (HQC)-Patient Value of Care

Characteristic of HQC-Value

• Safety (reducing harm from care)


Patien needs

• Effectiveness (increasing reliability)


• Patient centeredness Threat
• Timeliness
• Efficiency
• Equity

. Feelings - Relationship

Health care associated Infections


and Antimicrobial Resistance
A.R.C.P
(PMK. no. 8 th. 2015) Combat
Bernwick. et al .2010
STRATEGI A.R.C.P
ANTIMICROBIAL
USED CONTROL

PREVENTION of
INFECTION
MICROBIAL
PREVENTION
RESISTEN
CONTROL
DESEMINATION

ANTIMICOBIAL
RESISTANCE
COTROL
PROGRAM
Menjadikan Pasien sebagai subyek Mengembangkan pelayanan PEDOMAN
berbasis risert dan kemajuan
pelayanan ( Patien Centre Care ),
tehnologi terkini.
PELAYANAN RSUD.Dr SOETOMO
optimalisasi harapan dan pilihan
Th.2017-2019
pasien, serta implementasi pelayanan
sesuai standar akreditasi nasional dan
international. Error free Care :
mereduksi kesalahan
7.Growth pelayanan dan perawatan,
adverse events serta
and meminimalkan healthcare
6.Patient - Developme associated infection
centered nt 1.Patient
Implementasi
pelayanan yang care Safety
komprehensif dan
setara tidak
membedakan status Menyelenggarakan Implementasi standar
pasien. diagnosa dan terapi yang
pelayanan dan jejaring efektif dan mengacu pada
pelayanan yang aman, standar tertinggi berbasis
bermutu tinggi, VBM, dan peningkatan
5.Equitable kompetensi provider.
terjangkau, sebagai
care
rumah sakit rujukan
tersier

Mereduksi waktu tunggu dan


Mereduksi semua
3.Timeline ( penundaan pelayanan pada
proses yang
lean for pasien yang dapat
menghambat
4.Efisiensi mengakibatkan morbiditas/
pelayanan pasien accelerated
patient flow ) mortalitas
dan mengatasi serta
mencegah
pemborosan SAPTA KRIDA PELAYANAN
RSUD DR.SOETOMO
APAKAH ADA MASALAH
DALAM PENGGUNAAN ANTIMIKROBA ..?

PEMAKAIAN
MULTI ANTIBIOTIK
PADA SATU PASIEN
INFEKSI
Audit ketepatan “Antibiotic Used”
Nama : Tn AW (46 tahun) / UMUM
Diagnosa : COB + DAI gr II + CF Humerus (s) + CF Femur (s) + Fr. Lumbal I post TST + Tumor
cerebri dd oligodendroglioma; SUSP. PNEMONIA
Tindax Nilai: 21/4 Tracheostomy Tanggal
Data Klinik
Normal 19/4 20/4 22/4 23/4 24/4 25/4 26/4 27/4 28/4 29/4 30/4 1/5 2/5 3/5
Suhu 36°-37° C 36,5 37,2 37,3 37 37 37 37 37 37,1 36,8 36,5 37 37
60-100 x / 80 104 96 102 92 80 87 90
Nadi 122 120 95 102 92 96
mnt
20–24 x / 24 23 22 21 20 20 20
RR 28 22 22 24 24 24
mnt
CRP 17,9 14,9
WBC 14,8 14,58 11,9
3,5
PLT 151 145Tanggal
125 357 388
Data Klinik
pCO2 4/5 5/5
31,6 6/5
27 357/5 8/5 31 9/531 10/5 11/5
Suhu 37 37 38,8 37 37,2 37,7 37 36,8
88 88 99
Konsul Paru
Nadi 110 88 80 92
RR 16 20 24 20 16 20 18
WBC 15,6 Kultur A. Baumanii

TANGGAL PEMBERIAN OBAT (MULAI MRS)


REGIMEN TERAPI 19/ 20/ 21/ 22/ 23/ 24/ 25 26 27 28 29 30 1/ 2/ 3/ 4/ 5/ 6/5 7/5 8/5 9/5 10/ 11/
4 4 4 4 4 4 /4 /4 /4 /4 /4 /4 5 5 5 5 5 5 5
Metronidazole 3x1gr  
Ceftriaxone 2x1gr         //
Ceftazidime 3x1gr             //
Lefofloxacine 1x750        //
    
mg
Fosvomicine 2x2 gr   
Penggunaan Antibiotik di Sebuah SMF

Program Studi Magister Farmasi Klinik


Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
RSUD Dr.Soetomo .2016
Surgical Site Infection di GRIU
8
7
6
5
SSI Rate

4
3
2
1
0
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
GRIU 0 1.41 0 2.38 0 0 2.56 3.57 6.67 2.27 0
Series2 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Data Surveilans AMR RSUD Dr.Soetomo
(kasus rujukan dengan sepsis)

N= 554

100.00%

90.00%

80.00%

70.00%

60.00%
Persentase

50.00% 35,02 %
40.00%

30.00%

20.00%
6,50% 4,51%
10.00%

0.00%

Jumlah Isolat Jumlah ESBL Jumlah PAN Jumlah MRSA


RESISTEN

Macam Isolat

Data surveilans PPRA RSDS 12


MDRO Findings
Persentase ESBL Tahun 2016 di RSUD Dr. Soetomo berdasarkan

100.0%
Area

86.3%
81.5%

100.0%
76.5%

68.2%

75.6%
71.4%
75.0%

74.7%
90.0%
60.9%

57.7%

57.3%
60.0%

62.8%
80.0%

57.1%
60.2%
53.8%
70.0%

38.0%
60.0%

36.4%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
0.0%

0.0%
10.0%
0.0%
ANAESTESI IRNA MEDIK IRNA OBSGYN IRNA ANAK RUANG PARU IRNA BEDAH RUANG SYARAF

Eschesichia Coli Klebsiella Oxytoca Klebsiella Pneumoniae


Hand Hygiene Compliance
By profession
Situasi Rumah Sakit
TERSIER SAAT INI

• RS Rujukan  60-70% pasien


mendapat Antibiotik
Tepat obat..?
Tepat Dosis..?

• 50%  tidak perlu Antibiotik


• Prevalensi AMR meningkat
o ESBL (30-60 %)
o MRSA
o CRE (Carbapenemase resistant
enterococcus)

• Kematian akibat AMR belum banyak


terungkap  Sepsis ?
Polk et al. In: PPID, 7th ed. 2010
Luther, Ohl. IDSA Abstract 2011
ANCAMAN MIKROBA RESISTEN
di Rumah Sakit

1. Menjadi penghuni Rumah sakit


• Enterococci, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas spp
2. Menyebabkan kegagalan
terapi/operasi canggih 
meningkatkan angka kematian
• Pseudomonas aeruginosa, Staph aureus, K
pneumoniae, E coli, Enterobacter spp, Acinetobacter
3. Mudah menyebar internal RS
maupun ke komunitas  MRSA,
ESBL
ICU

• MDRO (++)
o ESBL
( extended spectrum Betalactam) WARD KHUSUS
o MRSA
(methycilin Resisten Stap Aureus)
o PAN-RESISTEN
POlIKLINIS
• Mudah Tersebar di seluruh unit
pelayanan

• Mengakibatkan HAIs UNIT


(Health care associated Infections) LAIN

HQC-COST EFFECTIVENESS
Apa yang telah dan
sedang kami lakukan..?

DARI SISI
MANAGEMEN
RUMAH SAKIT
BERSAMA KITA BISA
VISI ARAH RSDS SAMPAI TH 2019

Menjadi Rumah Sakit Tersier yang Terpecaya,


Aman, Bermutu Tinggi dan Mandiri

TERPERCAYA AMAN BERMUTU TINGGI MANDIRI

Indikator Utama : Indikator Utama : Indikator Utama: Indikator Utama :

1. Indek Kepuasan 1. Morbiditas 1. Pelayanan 1. Kemandirian


Eksternal a. Healthcare Associated finansial(
Aplikasi “ Clinical Guideline “
2. Indek Kepuasan Penurunan subsidi )
Infections( HAI ) berbasis “ VALUE of CARE ”
Internal pada proses diagnosa 2. Kemandirian
b. Kejadian Tidak
dan terapi pelayanan (
Diinginkan ( KTD ) Penurunan Rujukan
2. Mortalitas 2. Pendidikan
horisontal )
a. Gross Death Rate ( GDR ) Lulusan yang Berintegritas
Tinggi –Profesional dan
b. Net Death Rate ( NDR )
Nilai Inovatif
3. Penelitian
Penelitian yang berstandar
Etika, Integritas, Moto GCP
Profesionalisme ( Good Clinical Practice )
sehingga terjamin Safety
dan Inovatif Pemuka dalam pasien sebagai subyek riset
pelayanan,pendidikan
dan penelitian
Integrasi Visi dan Misi
Menyelenggarakan pendidikan dan
penelitian tenaga kesehatan yang
Menyelenggarakan pelayanan berintegritas tinggi, profesional,
dan jejaring pelayanan yang inovatif dan melakukan jejaring
aman, bermutu tinggi, terjangkau pendidikan penelitian terintegrasi (
sebagai rumah sakit rujukan Academic Health Care ) serta pusat
pengembangan kesehatan yang
tersier.
bermutu tinggi dengan mewujudkan
sumberdaya yang handal.
Terpercaya,
Aman,Bermutu
tinggi dan Mandiri

Menyelenggarakan Mewujudkan kehandalan sarana


prasarana penunjang pelayanan
tatakelola organisasi yang
yang terstandard serta
terintegrasi, efektf efisien lingkungan kerja yang aman dan
dan akuntable nyaman
SERVICE FINANCIAL

HOSPITAL
PERFORMANCE

EDUCATION RESEARCH
Konsep Strategis pengembangan
RSUD Dr Soetomo
Visi : Menjadikan RSUD. Dr Soetomo sebagai Rumah Sakit rujukan Tersier
yang erpercaya,Aman,Bermutu Tinggi dan Mandiri

Terwujudnya kepuasan Internal dan Eksternal


Pers. Financial Pers. Stakeholder
and Customer
Terwujudnya pelayanan-pendidikan-
penelitian yang Aman dan Bermutu tinggi
Terwujudnya
Kesepadanan Proses Bisnis Internal
Terwujudnya kelembagaan
Pemberi dan Terakreditasi Nasional dan
RSDS sebagai RS pendidikan yang
Penerima layanan. Internasional
aman dan bermutu tinggi

Terwujudnya jejaring Terwujudnya RSDS sebagai pusat


pelayanan-pendidikan-penelitian Terwujudnya tata kelola
Pengembangan Pelayanan-pendidikan
(Academic Heath Centre) managemen dan klinis yang
-penelitian bidang kesehatan
menuju RSDS sebagai terstandard dan accountable
yang aman-bermutu tinggi di Indonesia,
R.S rujukan tersier khususnya jawa timur.
Terwujudnya
Unit cost
Pelayanan,
pendidikan Learning and Growth
Terwujudnya Budaya melayani
dan penelitian
yang ramah,sopan, tepat dan cepat
yang rasional.

Tewujudnya sistim Terwujudnya pimpinan dan staf yang Terwujudnya RSDS sebagai
IT rumah sakit yang profesional dan berintegritas tinggi. R.S yang aman dan nyaman
terintegrasi
J.W ‘2016
Pengendalian Antibiotik
di RSUD.Dr Soetomo
Kebijakan
Penggunaan Obat Rasional
1. Tepat Diagnosis
Diberikan untuk diagnosis yang tepat ;
Diagnosis
Diagnosis
Di RSUD . Dr Soetomo
Tanda infeksi.

Dokumenta
Indikasi
“Sembilan Tepat”
2. Tepat Indikasi Penyakit
Dokumen
si Indikasi Setiap obat memiliki spektrum terapi
tasi yang spesifik. AB hanya untuk infeksi
bakteri
3. Tepat penilaian kondisi pasien
Kondisi Respon individu terhadap efek
Informasi Kondisi obat sangat beragam.
Informasi Kemenkes RI, pasien
2011, Penggunaan pasien Aminoglikosida  nefrotoksik;
Obat Rasional
AINS & β-Bloker  asma;
Kuinolon  pada ibu hamil
4. Tepat Pemilihan Obat
Rute / Cara Pemilihan Obat yang dipilih harus yang
Rute / Cara
pemberian Pemilihan
Obat memiliki efek terapi sesuai dengan
pemberian Obat spektrum penyakit
Interval
& Lama 5. Tepat Dosis
pemberi
Interval & Dosis Dosis berlebih ‘rentang terapi sempit’ 
Lama
a Dosis MTC , risiko ESO
pemberian
Dosis yang kecil  MEC, subterapeutik
Penggunaan Obat Rasional
9. Dukomentasi
Diagnosis
Kelengkapan data rekam medik
 evaluasi, aspek legal Dokumen
tasi
Indikasi
8. Tepat Informasi
- Ab  1 course of treatment,
pengobatan ttp dilanjutkan
meskipun gejala klinik Informasi
membaik Kondisi
- Interval waktu, bid  /12 jam pasien

7. Tepat Rute / Cara Pemberian


IV, IM, SC, PO, Antasida Rute / Cara
dikunyah, Ab tidak boleh dicampur pemberian
dengan susu, dll Pemilihan
Obat
6. Tepat Interval dan lama
pemberian Interval &
- Tepat Interval : qd, bid, tid, Lama
pemberian Dosis
- Lama pemberian; Ab profilaksis
 24 jam
ORGANISASI GUBERNUR

STRUKTUR ORGANISASI DEWAS


RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
DIREKTUR

SATUAN PENGENDALIAN
SMF-SMF KOMITE-KOMITE
INTERNAL
STAF FUNGSIONAL
LAINNYA

WAKIL DIREKTUR WAKIL DIREKTUR


WAKIL DIREKTUR WAKIL DIREKTUR UMUM DAN
PELAYANAN MEDIK PENDIDIKAN PROFESI
PENUNJANG MEDIK KEUANGAN
& KEPERAWATAN DAN PENELITIAN

BIDANG BIDANG PENELITIAN BAGIAN


BIDANG BIDANG BIDANG PENDIDIKAN BAGIAN BAGIAN TATA
PELAYAANAN BIDANG PERBEKALAN BIDANG PEMASARAN DAN PERENCANAAN BAGIAN KEUANGAN
PELAYANAN KEPERAWATAN DAN LATIHAN KEPEGAWAIAN USAHA
DIAGNOSTIK DAN & PERALATAN MEDIK DAN REKAM MEDIK PENGEMBANGAN PROGRAM
MEDIK
KHUSUS

SEKSI SUBAG.
SEKSI SEKSI SUBAG. UMUM
PELAYANAN SEKSI PERBEKALAN SEKSI PENDIDIKAN SUBAG. FORMASI PERENCANAAN SUBAG.
PELAYANAN PELAYANAN SEKSI PEMASARAN SEKSI PENELITIAN DAN RUMAH
RAWAT JALAN & MEDIK KLINIK KEPEGAWAIAN PROGRAM DAN PERBENDAHARAAN
DIAGNOSTIK KEPERAWATAN TANGGA
RAWAT INAP ANGGARAN

SEKSI YAN. RWT. SEKSI


SEKSI SEKSI PENDIDIKAN SUBAG. ADM. DAN SUBAG.
DARURAT PENGEMBANGAN SEKSI PERALATAN SEKSI SUBAG. EVALUASI SUBAG.
PELAYANAN SEKSI REKAM MEDIK DAN LATIHAN PEMBINAAN PERLENGKAPAN
INTENSIF & MUTU MEDIK PENGEMBANGAN DAN PELAPORAN PENERIMAAN
KHUSUS PROFESI PEGAWAI DAN ASSET
INVASIF KEPERAWATAN

SUBAG. PER-
SEKSI UNDANG
SUBAG. VERIVIKASI
UNDANGAN&
PELATIHAN KETERTIBAN
INSTALASI-INSTALASI
INSTALASI-INSTALASI

UKPPK INSTALASI-INSTALASI 27
SUBAG. AKUNTANSI
o Komite memberi masukan program dan evaluasinya kepada Direktur sesuai ranah tugasnya.
o Komite mutu dan keselamatan pasien (KMKP) mengkoordinir manajemen data dari tim
manajemen resiko, tim keselamatan pasien dan tim mutu.
o Komite PPI, Komite K3RS dan Komite PRA bersama KMKP berkoordinasi memberikan
rekomendasi pada Direksi terkait mutu dan keselamatan.
Structure of PCI ( PPI )
DIREKTUR UNIT PELAYANAN
RSUD Dr. SOETOMO Perwakilan Kepala SMF
Instalasi Bidang Pelayanan Medik & Keperawatan
Instalasi Bidang Khusus & Diagnostik

MANAJEMEN
Bagian Tata Usaha, Bagian KOMITE UNIT PENUNJANG
Perencanaan Program, PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) Instalasi Farmasi
Bagian Kepegawaian, dll. Instalasi Sterilisasi & Binatu
Instalasi Pemeliharaan Sarana Medis
Instalasi Gizi
SEKRETARIS KOMITE Instalasi Sanitasi Lingkungan
Instalasi PKRS
PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

KOMITE TERKAIT
TIM Komite Mutu & Keselamatan Pasien (KMKP)
PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) Komite Pencegahan Resistensi Antimikroba (KPRA)
Komite Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3RS)

KOORDINATOR IPCO KOORDINATOR IPCN


Infection Prevention & Control Officer Infection Prevention & Control Nurse
IPCLN
Infection Prevention & Control Linked Nurse
ANGGOTA IPCO ANGGOTA IPCN
Infection Prevention & Control Officer Infection Prevention & Control Nurse

Penanggungjawab Area Penanggungjawab Area


Penanggungjawab Area Penanggungjawab Area Penanggungjawab Area
Pembedahan & Invasif IRNA Medik & Infeksi Menular
Rawat Jalan & IRNA Anak Darurat & Intensif IRNA Obsgyn & Jiwa
IRNA Bedah, IBP, Instalasi IRNA Medik, Unit Endoskopi, UPIPI,
IRJ, IRNA Anak IGD, IRIR IRNA Obsgyn, IRNA Jiwa
Hemodialisa, IDIK, IIU RIK
KEBIJAKAN
PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA (PPRA)

Keputusan Direktur RSUD Dr.Soetomo


Nomor : 188.4/ 8696/ 304/ SK/ 2007
Tentang Tim PPRA RSUD Dr.Soetomo

Keputusan Direktur RSUD Dr.Soetomo


Nomor : 188.4/ 6682 / 304/ SK/ 2013
Tentang Tim PPRA RSUD Dr.Soetomo

Keputusan Direktur RSUD Dr.Soetomo


ACUAN Nomor : 188.4/13772/301/2015
PERMENKES Tentang
NO 8-TH 2015
Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA)
RSUD Dr.Soetomo
Implementasi PPRA di RSUD Dr.Soetomo

Kebijakan
Rumah sakit

Membentuk o Dokter Klinisi


Monitoring- (perwakilan
evaluasi Komite/Tim PRA SMF)
o Farmasis klinik
o Mikrobiologi
klinik
o Keperawatan
o perwakilan PPI
o perwakilan KFT
Menyusun
Implementasi perencanaan
program
PPRA: Program Pengendalian Resistensi Antimikroba
Infrastruktur RS
Berperan penting dalam key success PPRA

1. Pimpinan RS
• Leadership
( Level 1-4 )
• Komitmen
2. Komite Terkait
• Kelembagaan
PPRA - KFT - PPI
• Resources
3. Instalasi Farmasi -
• Soft ware
Instalasi Laboratorium
• Heart ware
mikrobiologi klinik
4. Klinisi ( SMF )
KFT
- suatu badan yang memberikan rekomendasi kepada pimpinan
RS tentang kebijakan dan panduan semua aspek pengelolaan
& penggunaan obat ( PPO )
- merupakan perwakilan dari semua bidang keahlian yang
terkait dengan PPO
- merupakan wadah diskusi antar profesi dengan tujuan untuk
meningkatkan PPOSR

Menyusun Kebijakan dan Panduan Penggunaan Antibiotik


di rumah sakit dan monitoring kepatuhannya
Komite PPI
• Infeksi (hospital wide) • HAIs
• Proses terkait PPI (CSSD, • MDRO/org.
gizi, limbah, isolasi, APD
signifikan
& HH)
• High risk area (HD, • Emerging/re-
endoscopy) emerging
ICRA Surveillance • KTD
• Outbreak

Pendidikan Monitoring
& Pelatihan PPI
• Orientasi •Proses terkait
• Refresh materi PPI (CSSD, gizi,
• Bimtek khusus limbah, isolasi,
berdasarkan gaps APD & HH)
• Sosialisasi pada •High risk area (HD,
pengunjung &
endoscopy)
keluarga pasien
INSTALASI FARMASI
• Merupakan Instalasi yang bertanggung jawab
terhadap PERENCANAAN -pengelolaan dan
penggunaan perbekalan farmasi di rumah sakit
 ANTIBIOTIK

• Pelayanan farmasi klinik  berperan dalam


pengelolaan penyakit infeksi, mengupayakan
tercapainya quality assurance dalam
penggunaan antibiotik untuk mencegah dan
mengatasi terjadinya antibiotic related problems

• Drug information services “


INST./LAB MIKROBIOLOGI KLINIK

• Pelayanan Laboratorium
pemeriksaan mikrobiologi
• Memberikan konsultasi interpretasi
klinik hasil pemeriksaan mikrobiologi

• Laporan pola kuman dan pola resistensi secara


berkala setiap tahun ; dasar terapi AB empiris

• Menegakkan diagnostik infeksi dan


memandu dalam penggunaan
antibiotik yang tepat

Pelatihan pengambilan
specimen darah
Pedoman PPRA di RS
(PMK no.8/2015: Pasal 6)

1. Tim pelaksana Program Pengendalian Resistensi


Antimikroba sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) huruf a dibentuk melalui
keputusan kepala/direktur rumah sakit.

2. Susunan tim pelaksana Program Pengendalian


Resistensi Antimikroba sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas ketua, wakil ketua,
sekretaris dan anggota.

3. Kualifikasi ketua tim PPRA sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) merupakan seorang
klinisi yang berminat di bidang infeksi.

4. Dalam melaksanakan tugasnya, tim pelaksana


Program Pengendalian Resistensi Antimikroba
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertanggung jawab langsung kepada
kepala/direktur rumah sakit.

37
• Pertemuan koordinasi
• Forum Kajian Kasus Infeksi Terpadu
o Kasus Infeksi Sulit/Kompleks
o Kasus Infeksi dengan MDRO
• Pelatihan bagi Staf Nakes dan PPDS
• Surveilans
o Pengkajian pola penggunaan
antibiotik
o Pengkajian Pola mikroba resisten
• MoNev
o Lokakarya, Workshop
Forum kajian kasus infeksi sulit

Kajian
Kasus infeksi sulit
Dep/SMF

Kajian
Kasus Infeksi MRSA
Di Dep./SMF
Ilmu Bedah
Forum Kajian Kasus Infeksi Sulit

Kajian Kasus MDRO di ICU


Di komite PPRA dengan Prof. H.Verbrugh MD.PhD
( dari Belanda)
Visite PPRA di IRNA Anak

41
Pelatihan bagi PPDS Baru
Akibat Ketidaktepatan
Pengunaan Antimikroba

• 1. Peningkatan “Length of Stay”


• 2. Peningkatan “Cost”

• 3. Peningkatan “Morbidity-Mortality”

• 4. Peningkatan “Resistensi Antimikroba” ( AMR )

• 5. HAIs (Health Care Associated Infections)

High Quality Care (HQC)


Take Home Massage
The Principles of Antimicrobial used

The physician should answer these


questions in the first time contact to the
patients

1. Is the patients having an infection/sepsis..?


2. Does the infected patient need antibiotic..?
3. How to perform the antimicrobial therapeutic
strategy..?
Pahlawan Nasional

Terima Kasih

Semoga kita
menjadi lebih
Aman dan
Bermutu

Vous aimerez peut-être aussi