Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
id/JVN
Deteksi dan prevalensi fasciolosis pada sapi bali di Rumah Potong Hewan
(RPH) Oeba Kota Kupang
Luh Putu Eka Damayanti1, Julyanti Almet2, Annytha Ina Rohi Detha3
1
Program Studi Kedokteran Hewan, Fakultas kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana. Kupang
2
Laboratory o Parasitology, Faculty of Veterinary Medicine, University of Nusa Cendana. Kupang
3
Laboratory of Veterinary Public Health, Faculty of Veterinary Medicine, University of Nusa
Cendana. Kupang.
Abstract
Riwayat Artikel: Fasciolosis is well-known as a common parasitic disease in
Diterima: ruminants especially cattle caused by infection of Fasciola sp. such
5 Januari 2019 as F. gigantica and F. hepatica. In Indonesia, fasciolosis in cattle are
Direvisi: mainly caused by F. gigantica. The prevalence of fasciolosis were 40-
10 Januari 2019 90%, in some areas inside Yogyakarta. in the slaughter houses in
Disetujui: Jakarta, it reached 61.3%, 60% in Banda Aceh and 18.29% in
1 Februari 2019 Karengasem-Bali. Samples used in this study were livers of 64 bali
cows. Sampling was carried out at Oeba slaughterhouse in Kupang
City during the month of May-June 2016. The sample examinations
Keywords: were conducted at the Laboratory of Parasitology Faculty of
Fasciolosis, F. gigantica, Veterinary Medicine Universitas Nusa Cendana. The method done to
prevalence, bali cattle diagnose fasciolosis was a postmortem examination on the liver. This
research aimed to detect and determine the prevalence fasciolosis on
Bali cattle in Oeba slaughter house in Kupang city. From 64 liver
Korespondensi : samples examined, 11 were positive fasciolosis. Results showed that
Ina.detha81@gmail.com the prevalence of liver fluke infections (F. gigantica) on bali cattle in
cattle Oeba slaughter house, Kupang city was 17.19%.
Vol. 2 No. 1
13
Damayanti et al. 2019
Vol. 2 No. 1
14
Damayanti et al. 2019
(D)
Prevalensi Fasciolosis
Dari 64 sampel organ hati yang diperiksa di RPH
Oeba Kota kupang, 11 sampel organ hati positif
terinfeksi Fasciola sp. (dapat dilihat pada Tabel 1), maka
perhitungan prevalensi fasciolosis dengan menggunakan
rumus berikut:
(C)
Keterangan :
F : Jumlah frekuensi dari setiap sampel yang
diperiksa dengan hasil positif
N : Jumlah dari seluruh sampel yang diperiksa
(Budiharta, 2002)
Prevalensi = 11/64 × 100 %
= 17,19 %
yang lengkap pada akhir musim hujan. Mage dkk. Junita, Nana. 2015, Prevalensi Fasciolosis pada Sapi
(2002) menyatakan prevalensi fasciolosis pada sapi di Bali di UPTD. RPH Kota Makassar, Tamangapa
setiap wilayah berbeda-beda, hal ini berkaitan dengan Periode Agustus 2014. Makassar. [Skripsi]. Fakultas
perbedaan geografis yang mempengaruhi keberadaan Kedokteran Hewan Universitas Hasanuddin.
siput sebagai hospes antara dan daya tahan metaserkaria Levine. 1994, Parasitologi Veteriner, Diterjemahkan dari
di lingkungan serta teknik diagnosa. Bahasa Inggris oleh Ashidi, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
SIMPULAN Martindah E., Widjajanti S., Estuningsih S.E., dan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diperoleh Suhardono. 2005, Meningkatkan Kesadaran dan
kesimpulan bahwa telah ditemukan cacing Fasciola Kepedulian Masyarakat Terhadap Fasciolosis
gigantica dengan karakteristik ukuran rata-rata panjang Sebagai Penyakit infeksius. Wartazoa. 15(3) : 143-
cacing 25,5 mm dan lebar 7,1 mm, memiliki bentuk 154.
tubuh seperti daun, pipih dorsoventral, berwarna abu-abu Mage, C., Bourgne, C., Toullieu, J.M., Rondelaud, D.,
kecokelatan, bentuk tubuh cacing tidak memiliki bahu Dreyfuss, G. 2002. Fasciola hepatica and
yang jelas, tidak bersegmen, memiliki mulut pada bagian Paramphistomum daubneyi : Changes in Prevalences
anterior dan adanya gambaran histopatologi fasciolosis of Natural Infection in Cattle an Lymnaea truncatula
kronis serta prevalensi infeksi cacing F. gigantica pada From Central Franceover the past 12 years. Vet Res.
sapi bali di Rumah Potong Hewan Oeba Kota Kupang 33 : 439-447
sebanyak 17,19%. Nguyen T.G.T. 2012, Zoonotic Fasciolosis in Vietnam:
molecular identification and geographical
DAFTAR PUSTAKA distribution. [Disertasi]. Fakultas Kedokteran Hewan.
[Balitvet] Balai Penelitian Veteriner. 2001, Pengendalian Universitas Gent.
Infeksi Cacing Hati pada Ternak. Departemen Sayuti, Linda. 2007, Kejadian Infeksi Cacing Hati
Pertanian. (Fasciola sp.) Pada Sapi Bali Di Kabupaten
Balqis M, Darmawi, Aisyah S, Hambal M. 2013, Karangasem, Bali.[Skripsi]. Fakultas Kedokteran
Perubahan Patologi Anatomi Hati dan Saluran Hewan. Institut Pertanian Bogor.
Empedu Sapi Aceh Yang Terinfeksi Fasciola
gigantica, Agripet : Vol 13(1) : 53-58.
Budiharta, S. 2002, Kapita Selekta Epidemiologi
Veteriner. Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner,
Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Gadjah
Mada; Yogyakarta.
Darmawi, Hambal, M., Estuningsih, S.E., 2007,
Produksi, Aplikasi, dan Evaluasi Imunoglobulin Yolk
Antiidiotipe Fasciola gigantica Sebagai Kandidat
Vaksin Terhadap Fasciolosis Pada Domba. Laporan
Akhir Pelaksanaan Riset Insentif. Kementrian Negara
Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
Dinas Peternakan. 2007, Situasi Penyakit Hewan
Menular di Provinsi NTT, Kupang, Dinas
Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Estuningsih, S.E., S.Widjajanti dan G. Adiwinata. 2004,
Perbandingan antara uji elisa-antibodi dan
pemeriksaan telur cacing untuk mendeteksi infeksi
Fasciola gigantica pada sapi.JITV 9(1) : 55-60.
Jones, T.C., Hunt, R.D., King, N.W. 2006. Veterinary
Pathology. Ed ke-6. USA: Blackwell Publishing cit.
Balqis M, Darmawi, Aisyah S, Hambal M. 2013,
Perubahan Patologi Anatomi Hati dan Saluran
Empedu Sapi Aceh Yang Terinfeksi Fasciola
gigantica, Agripet : Vol 13(1) : 53-58.
Vol. 2 No. 1
18