Vous êtes sur la page 1sur 8

Usulan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Metode 5W+1H pada Lantai Produksi

USULAN PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


DENGAN METODE 5W+1H PADA LANTAI PRODUKSI
DI PT. SINTERTECH
Taufiqur Rachman1, Susetyo Ramadhany 2.
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Esa Unggul
Jalan Arjuna Utara No. 9, Kebon Jeruk, Jakarta
Taufiqur.rachman@esaunggul.ac.id

Abstract
PT. Sintertech, a company with a work environment that contains enough potential for accidents
and occupational diseases. For companies that need to pay attention to safety and health issues,
because it affects the productivity of the company. The purpose of this research to identify the
factors that cause a lack of implementation of Health and Safety at PT. Sintertech. In addition, this
study also analyzes the implementation method of management K3 with 5W +1 H and provide
improvement suggestions K3 by OHSAS 18001: 2007. This study was obtained from the number of
accidents and occupational diseases in 2011 through 2013 as many as 31 times a work accident
cases consisting of pinched 15 times (48.4%), scraped 8 times (25.8%), slipped 5 times (16, 1%),
crushed material 3 times (9.7%). As for the data of occupational diseases were 19 cases with details
of the lungs (asthma) 12 cases (63.2%), earache 3 cases (21.1%), eye pain 4 cases (15.8%). From
the research results it is concluded that the presence of several factors that occur due to lack of
implementation of K3 on the production floor of aspect operators, management, methods and lack of
training and training on K3. Some things that should be done by. Sintertech to improve
implementation of K3 based methods 5W +1 H Implementing a management system based on
OHSAS 18001:2007 K3 to regulate the implementation of K3 in PT. Sintertech can run more
optimally.

Keywords: Occupational Health and Safety, OHSAS 18001:2007, 5W +1 H, Fishbone, Pareto


analysis.

Abstrak
PT. Sintertech, merupakan perusahaan dengan lingkungan kerja yang cukup mengandung potensi
timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Untuk itu perusahaan perlu memperhatikan
masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap
produktivitas perusahaan. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor
penyebab kurangnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Sintertech. Selain itu pada
penelitian ini juga menganalisa pelaksanaan manajemen K3 dengan metode 5W+1H dan
memberikan usulan-usulan perbaikan K3 berdasarkan OHSAS 18001 : 2007. Dari penelitian ini
diperoleh jumlah kecelakaan dan penyakit akibat kerja pada tahun 2011 sampai 2013 sebanyak 31
kali kasus kecelakaan kerja yang terdiri dari terjepit 15 kali (48,4%), tergores 8 kali (25,8%),
terpeleset 5 kali (16,1%), tertimpa material 3 kali (9,7%). Sedangkan untuk data penyakit akibat
kerja sebanyak 19 kasus dengan rincian paru-paru (asma) 12 kasus (63,2%), sakit telinga 3 kasus
(21,1%), sakit mata 4 kasus (15,8%). Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan yaitu adanya
beberapa faktor yang terjadi akibat kurangnya penerapan K3 pada lantai produksi dari aspek
operator, manajemen, metode dan kurangnya pelatihan dan training tentang K3. Beberapa hal yang
harus dilakukan oleh PT. Sintertech untuk memperbaiki pelaksanaan K3 berdasarkan metode
5W+1H. Menerapkan sistem manajemen K3 berdasarkan OHSAS 18001:2007 untuk mengatur
pelaksanaan K3 di PT. Sintertech dapat berjalan lebih optimal.

Kata kunci: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, OHSAS 18001:2007, 5W+1H, Fishbone, Pareto
analisis.

Pendahuluan baik. Kesalahan menggunakan sarana, dalam hal ini


Dalam kondisi menghadapi persaingan yang peralatan, biasanya berdampak negatif seperti
semakin ketat sehingga membuat para pengelola kecelakaan kerja, kebakaran, pencemaran
bisnis untuk lebih dapat menghasilkan produk yang lingkungan serta penyakit yang disebabkan karena
lebih baik dan meningkatkan kualitas dari pekerja kerja.
dengan cara mengutamakan keselamatan dan Bahaya-bahaya tersebut akan menimbulkan
kesehatan kerja. Untuk menghasilkan hal tersebut kerugian jiwa, materi, bahkan masyarakat luas.
diperlukan sarana dan pengelolaan manajemen yang Untuk mencegah terjadinya kecelakaan tersebut

Jurnal InovisiTM Volume 10 Nomor 2, Oktober 2014 96


Usulan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Metode 5W+1H pada Lantai Produksi

maka sudah sewajarnya suatu perusahaan kerja, dan lingkungan serta cara-cara melakukan
memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pekerjaan. Sedangkan keselamatan kerja adalah
(K3). K3 erat kaitannya dengan peningkatan spesifikasi ilmu.
produksi dan produktivitas, dengan adanya tingkat Pada dasarnya, rencana-rencana tindakan
K3 yang tinggi, maka kecelakaan kerja dapat akan mendeskripsikan tentang alokasi sumber-
dikurangi sehingga dapat mengurangi biaya untuk sumber daya serta prioritas dan alternatif yang akan
pengobatan. Tingkat K3 yang tinggi haruslah dilakukan dalam implementasi dari rencana itu.
sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan Bentuk pengawasan dan usaha-usaha untuk
peralatan kerja dan mesin secara aman, produktif mempelajari melalui pengumpulan data dan analisis
dan efisien dan berhubungan dengan tingkat ketika implementasi dari suatu rencana juga harus
produksi dan produktivitas yang tinggi pula. direncanakan pada tahap ini (Gaspersz, 2002).
Kondisi tersebut akan membuat pekerja merasa Rencana pengembangan perbaikan masalah dengan
nyaman dan juga dapat diserasikan dengan tingkat metode 5W+1H yaitu, dimana Why (mengapa
efisien yang tinggi pula masalah itu perlu perbaikan?), What (apa rencana
PT. Sintertech Indonesia merupakan perbaikan yang diusulkan?), Where (menunjukan
perusahaan yang bergerak dibidang industri lokasi yang tepat untuk perbaikan?), When
manufaktur pembuatan ferrite core. PT. Sintertech (menunjukan alokasi waktu yang diperkirakan bisa
Indonesia mempunyai tujuan untuk memberikan menghasikan perbaikan?), Who (siapa yang
kepuasan pelanggan melalui kebijakan mutu bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tersebut?),
perusahaan dengan tidak melupakan kondisi pekerja dan How (bagaimana metode atau cara untuk
dan lingkungan sekitar. Untuk menjalankan memperbaiki faktor penyebab utama tersebut?).
komitmen tersebut PT. Sintertech harus melakukan Dengan metode ini hanya akan dilakukan
penerapan K3 yang nantinya menangani pembahasan mengenai penetapan sebuah rencana
keselamatan dan kesehatan kerja untuk bertugas untuk melakukan usaha-usaha perbaikan dalam
dalam mengontrol dan meminimumkan jumlah rangka meminimalisasi kecelakaan kerja dan
kecelakaan akibat kerja yang terjadi di PT. menunjukan akar permasalahan dan
Sintertech serta memperbaiki kesehatan pekerja pemecahannya.Contoh petunjuk penggunaan
guna produktivitas pekerja meningkat serta metode 5W+1H untuk pengembangan rencana
memlihara lingkungan sekitar agar terbebas dari perbaikan tindakan dapat dilihat dalam Tabel 1.1.
pemyakit yang disebabkan oleh kerja. Dalam
penelitian ini terlihat banyaknya masalah pada Tabel 1
penerapan K3 yang kurang, dimana para pekerjanya Pengembangan Rencana Perbaikan Dengan
tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) Metode 5W+1H
dilantai produksi sehingga menimbulkan kecelakaan Jenis 5W- Deskripsi Tindakan
1H
kerja dan penyakit yang terjadi selama bekerja. Tujuan What Apa yang menjadi target Merumuskan
Dalam penelitian ini mengidentifikasi utama (apa) utama dari perbaikan atau target sesuai
faktor-faktor penyebab kurangnya penerapan peningkatan kualitas dengan
Alasan Why Mengapa rencana tindakan kebutuhan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada lantai kegunaa (Meng itu diperlukan? Penjelasan pelanggan
produksi di PT. Sintertech, menganalisa n apa) tentang kegunaan dari
pelaksanaan sistem manajemen K3 dengan metode rencana tindakan yang
dilakukan
5W+1H dan memberikan usulan perbaikan sistem Lokasi Where Dimana rencana tindakan Mengubah
K3 dengan tujuan menciptakan keselamatan dan (Di ini akan dilaksanakan? sekuens atau
mana) Apakah aktivitas ini harus urutan aktivitas
kesehatan kerja agar bisa berjalan dengan baik dikerjakan disana? atau
berdasarkan OHSAS 18001:2007. Sekuens When Bilamana aktivitas rencana mengkombinasi
Menurut Dr. Bennet N. B. Silalahi, MA (urutan) (Kapan tindakan itu akan terbaii kan aktivitas-
) untuk dilaksanakan? aktivitas yang
(1995) menyatakan bahwa kecelakaan kerja adalah Apakah aktivitas itu akan dapat
perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat dilaksanakan kemudian? dilaksanakan
Orang Who Siapa yang akan bersama
mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan definisi (Siapa) mengerjakan aktivitas
diatas keselamatan dan kesehatan kerja yang rencana tindakan itu?
mengatakan bahwa cara menanggulangi kecelakaan Mengapa harus orang itu
yang ditunjuk untuk
kerja adalah dengan meniadakan unsur penyebab mengerjakan aktivitas itu?
kecelakaan atau meniadakan pengawasan yang Metode How Bagaimana mengerjakan Menyederhanak
ketat. (Bagai aktivitas rencana tindakan an aktivitas-
mana) itu? Apakah metode yang aktivitas
Menurut Dr. Suma’mur P. K.. M.sc (1981) diberikan sekarang rencana
menyatakan bahwa kecelakaan kerja adalah merupakan metode tindakan yang
terbaik? ada.
keselamatan kerja yang bertalian dengan mesin, alat
kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat (Sumber: Gaspersz, 2002)

Jurnal InovisiTM Volume 10 Nomor 2, Oktober 2014 97


Usulan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Metode 5W+1H pada Lantai Produksi

Adapun langkah-langkah dalam melakukan Tabel 2.


penelitian dapat dilihat pada gambar 1. Data Kecelakaan Kerja Pada Tahun 2011 s/d
2013
Jumlah kecelakaan
MULAI Bulan
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Januari 1 1 1
Februari 1 0 1
STUDI PENDAHULUAN
Wawasan mengenai masalah yang diteliti harus dimengerti oleh penulis
Maret 1 1 1
April 0 1 0
Mei 1 1 0
Juni 2 0 1
STUDI PUSTAKA
Pengetahuan mengenai tema yang diangkat oleh penulis Juli 2 2 1
Agustus 0 0 2
September 0 0 2
IDENTIFIKASI MASALAH
Mengidentifikasi masalah yang ada diperusahaan yaitu kurangnya penerapan
Oktober 1 0 0
manajemen K3 dengan tujuan meminimkan jumlah kecelakaan dan penyakit
akibat pekerjaan
November 0 2 2
Desember 0 2 1
Jumlah 9 10 12
PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi lapangan dan
data sekunder yang di dapat dari perusahaan Pareto Chart Jenis Kecelakaan
Berdasarkan data jumlah kecelakaan
tertinggi pada bulan Januari 2011 s/d Desember
ANALISA DATA
Pareto untuk mengetahui tingkat besarnya angka kecelakaan kerja, fishbone
2013 yaitu adanya jenis kecelakaan terjepit
untuk menunjukan faktor penyebab masalah dan 5W+1H untuk solusi
penyelesaian masalah mencapai 15 kali kecelakaan dibagian mesin press,
jenis kecelakaan tergores 8 kali kecelakaan dibagian
mesin press pada tolling, tepeleset 5 kali kecelakaan
Usulan Perbaikan
Berdasarkan standar OHSAS 18001 untuk mengurangi tingkat kecelakaan
dibagian proses deburring di mesin water steam dan
kerja
tertimpa material 3 kali kecelakaan dibagian
penyimpanan bahan baku dan pengambilan produk
pada blaze plat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan keseluruhan penelitian yaitu hasil dari analisa dan
pemberian saran yang dilakukan untuk perbaikan manajemen K3 P a r e to C h a r t o f J e n is k e c e la k a a n

35

Gambar 1 30
100

Kerangka Metode Penelitian 25


J u m la h k e c e la k a a n

80

Pe rce nt
20
60
Hasil dan Pembahasan 15

Pengumpulan data kecelakaan kerja 10


40

Data yang dikumpulkan yaitu data 5


20

kecelakaan kerja di PT. Sintertech pada bulan 0 0

Januari 2011 s/d Desember 2013 dibagian lantai J e n is k e c e la k a a n


J u m la h k e c e la k a a n
T e r je p it
15
Te rg o re s
8
T e r p e le s e t
5
T e r t im p a M a t e r ia l
3
P e rce n t 48,4 25,8 16,1 9,7
produksi. Berikut ini jumlah kecelakaan kerja pada C um % 48,4 74,2 90,3 100,0

tahun 2011 s/d 2013: Gambar 2


Diagram Pareto Jenis Kecelakan pada Bulan
Januari 2011 s/d Desember 2013

Dari Gambar 2 terlihat bahwa jenis


kecelakaan terjepit mempunyai frekuensi tertinggi
sebesar 48,4% sedangkan jenis kecelakaan terendah
terdapat pada tertimpa material dengan persentase
9,7%.
Beberapa faktor yang menyebabkan
kecelakaan terjepit terjadi yaitu :
1. Disebabkan oleh sistem kerja mesin yang ada
dibagian mesin press, dimana pada bagian
mesin ini tidak adanya safety (pengaman)
seperti tombol penghambat lajunya mesin press.

Jurnal InovisiTM Volume 10 Nomor 2, Oktober 2014 98


Usulan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Metode 5W+1H pada Lantai Produksi

Saat mesin bekerja terkadang tolling menjadi yang error sehingga menyebabkan kecelakaan
macet akibatnya pekerja yang sedang bekerja dan daya kerja mesin yang kurang optimal.
dibagian mesin itu, harus mengangkat tolling 3. Manajemen
terlebih dahulu agar bisa bekerja kembali, Dalam hal ini diakibatkan peraturan yang
sehingga terkadang membuat jari si pekerja kurang tegas dalam melakukan pekerjaan di
terjepit. mesin press dan deburring, karena kurangnya
2. Disebabkan oleh faktor kelalaian pekerjanya perhatian terhadap K3 sehingga tidak mengikuti
(human error), dimana pekerjanya terkadang peraturan yang sudah dibuat oleh perusahaan
sambil mengobrol dengan pekerja lainnya yang 4. Metode
berada di mesin press sehingga tidak fokus Kurangnya intruksi kerja dan kesalahan dalam
dengan pekerjaannya dan mengakibatkan sistem bekerja dimana operator tidak mengikuti
jarinya terjepit saat pengambilan produk di sesuai prosedur dikarenakan prosedur yang ada
mesin press. belum sempurna.
3. Kurangnya sempurnya intruksi kerja dan
pengawasan yang rutin dari kepala bagian Pengumpulan data penyakit kerja
masing-masing, sehingga pekerja tidak merasa Berikut data untuk jenis-jenis penyakit yang
diawasi yang membuat para pekerja tersebut banyak dikeluhkan pekerja, berdasarkan hasil
dalam kerjanya menjadi terlalu santai yang deteksi atau identifikasi dokter dan wawancara
membuat pekerja menjadi lalai dan kurang hati- terhadap karyawan di lini produksi. Data penyakit
hati. yang dikumpulkan yaitu data penyakit yang banyak
di derita pekerja di PT. Sintertech pada bulan
Diagram sebab akibat kecelakaan Januari 2011 s/d Desember 2013. Berikut ini jumlah
Diagram ini bertujuan untuk mengetahui penyakit akibat kerja pada tabel 2.2. yang tertera
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya dibawah ini pada tahun 2011 s/d 2013:
kecelakaan akibat kerja. Untuk penyebab faktor
terjadinya kecelakaan akibat kerja didapat dari hasil Tabel 3
wawancara dengan divisi produksi dan pengamatan Data Penyakit Akibat Kerja Pada Tahun 2011
langsung pada lini produksi. Faktor-faktor penyebab s/d 2013
terjadinya kecelakaan akibat kerja dapat dilihat pada Bulan
Jumlah kecelakaan
Cause and Effect Diagram pada Gambar 2.2. Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Januari 0 1 1
Mesin Manusia Februari 1 1 0
Lalai Maret 1 0 0
Error
Bekerja tidak sesuai
prosedur April 0 1 1
Daya kerja mesin Mei 1 0 0
kurang optimal

Kurang perhatian terhadap


Kesalahan sistem kerja
Kecelakaan akibat kerja
Juni 1 0 1
K3
Juli 0 1 1
Kurang sosialisasi Metode kerja belum sempurna Agustus 1 0 0
Manajemen Metode
September 0 1 1
Oktober 1 0 0
Gambar 3 November 0 1 1
Diagram Sebab Akibat Kecelakaan Akibat Kerja Desember 0 0 1
Jumlah 6 6 7
Penyebab-penyebab yang mempengaruhi
terjadinya kecelakaan akibat kerja dilantai produksi: Pareto Chart Jenis Penyakit
1. Manusia Berdasarkan data jumlah penyakit tertinggi
Dalam hal ini faktor manusia yang pada bulan Januari 2011 s/d Desember 2013 yaitu
menyebabkan terjadinya kecelakaan akibat adanya jenis penyakit yang di derita oleh pekerja
kerja adanya kelalaian dari operator yang tidak yaitu penyakit paru-paru dan gangguan pernapasan
memperhatikan cara kerja yang aman, operator 10 orang, telinga 3 orang dan sakit mata 4 orang.
yang bekerja tidak sesuai prosedur, dan adanya Berikut tabel 2.3 jenis penyakit yang di derita
beberapa operator yang membuat operator lain pekerja di PT. Sintertech pada bulan Januari 2011
tidak fokus. s/d Desember 2013.
2. Mesin
Dalam hal ini faktor mesin yang menyebabkan
terjadinya kecelakaan akibat kerja adanya mesin

Jurnal InovisiTM Volume 10 Nomor 2, Oktober 2014 99


Usulan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Metode 5W+1H pada Lantai Produksi

Tabel 4
Data Jenis Penyakit Akibat Kerja Pada Bulan Diagram Sebab Akibat Penyakit
Januari 2011 s/d Desember 2013 Diagram ini bertujuan untuk mengetahui
No Jenis penyakit Jumlah Presentase faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
1 Paru-paru (asma) 12 63,2%
penyakit oleh kerja. Untuk data-data penyebab
2 Sakit telinga 3 21,1%
3 sakit mata 4 15,8%
faktor terjadinya penyakit oleh kerja didapat dari
Jumlah 19 100% hasil identifikasi dokter dan wawancara dengan
divisi produksi. Berikut penyebab terjadinya
Dari tabel 2.3. data akan diolah penyakit yang disebabkan oleh kerja dapat diliat
menggunakan pareto chart untuk menggunakan pada Cause and Effect Diagram penyakit paru-paru,
jenis penyakit yang mempunyai frekuensi tertinggi sakit telinga dan sakit mata pada gambar 2.4, 2.5,
hingga terendah. dan 2.6.

P a r e to C h a r t o f J e n is p e n y a k it

20
100

15 80

Pe rce nt
60
J u m la h

10

40

5
20

0 0
J e n is p e n y a k it Paru-pa ru S a k it m a ta S a k it te lin g a
J u m la h 12 4 3
Percent 6 3 ,2 2 1 ,1 1 5 ,8 Gambar 5
C um % 6 3 ,2 8 4 ,2 1 0 0 ,0
Diagram Sebab Akibat Penyakit Paru-Paru
Gambar 4 Akibat Kerja
Diagram Pareto Jenis Penyakit pada Bulan
Januari 2011 s/d Desember 2013 Penyebab-penyebab yang mempengaruhi
terjadinya penyakit paru-paru akibat kerja dilantai
Dari gambar di atas kasus jenis penyakit produksi:
terbesar terdapat pada jenis penyakit paru-paru 1. Manusia
dengan persentase 63,2% menjadi peringkat Pada umumnya pekerja kurang mengikuti
tertinggi sedangkan jenis kecelakaan terendah prosedur sesuai SOP (standar operasional
terdapat pada sakit telinga dengan persentase perusahaan), dikarenakan kurang memahami
15,8%. Beberapa faktor yang menyebabkan arti pentingnya sebuah kesehatan, seperti tidak
penyakit yang timbul selama bekerja di area lantai memakai masker saat bekerja.
produksi yaitu: 2. Mesin
1. Banyaknya debu dan powder (bahan baku) yang Dalam hal ini disebabkan performa mesin yang
bertebaran di udara sehingga membuat sering menurun untuk produksi yang begitu
gangguan pernapasan atau radang paru-paru dan banyak, menyebabkan banyaknya debu yang
iritasi mata, yang di akibatkan menghirup udara keluar dari mesin tersebut.
disekitar lantai produksi. 3. Metode
2. Kurangnya ventilasi udara dan intensitas Dalam hal ini disebabkan kesalahan sistem
pencahayaan yang mengakibatkan menjadi kerja karena kurangnya sosialisasi mengenai
lembab sehingga terjadi penyakit paru-paru dan pentingnya menggunakan alat keselamatan
sakit mata di area lantai produksi, sehingga kerja.
udara dan intensitas pencahayaan sangat 4. Manajemen
kurang. Tidak adanya sosialisai mengenai bahaya serta
3. Penyakit telinga ini dapat disebabkan, adanya kurangnya pelatihan K3 terhadap karyawan
suara kebisingan pada proses deburring di yang baru dan peraturan yang kurang tegas serta
mesin water steam dan barrel serta kurangnya penjelasan peraturan yang kurang.
tingkat kesadaran dalam pemakaian alat 5. Lingkungan
pelindung diri (APD). Kerasnya suara mesin Kurangnya sirkulasi udara yang kurang baik
tersebut, akan menimbulkan penyakit yang serta banyaknya debu yang berterbangan.
cukup serius khususnya gangguan pendengaran
akibat kebisingan, bahkan bisa menyebabkan
tuli dari proses mesin tersebut.

Jurnal InovisiTM Volume 10 Nomor 2, Oktober 2014 100


Usulan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Metode 5W+1H pada Lantai Produksi

Mesin Manusia

Suara mesin yang


bising Tidak mengikuti
sesuai prosedur

Tidak memakai ear plug

Penyakit akibat kerja


sakit telinga

Peraturan yang kurang


tegas serta kurangnya Kesalahan sistem
penjelasan peraturan kerja

Tidak adanya sosialisasi Tidak adanya penjelasan mengenai


Mengenai bahaya Pemakaian prosedur alat keselamatan kerja
Manajemen Metode

Gambar 6
Diagram Sebab Akibat Penyakit Akibat Kerja Sakit Telinga

Penyebab-penyebab yang mempengaruhi 3. Metode


terjadinya penyakit akibat kerja sakit telinga yaitu: Dalam hal ini disebabkan kesalahan sistem
1. Manusia kerja karena kurangnya sosialisasi mengenai
Dalam hal ini diakibatkan oleh pekerja tidak pentingnya menggunakan alat keselamatan
mengikuti prosedur sesuai SOP (standar kerja seperti ear plug.
operasional perusahaan) seperti tidak memakai 4. Manajemen
ear plug saat bekerja. Tidak adanya sosialisai mengenai bahaya serta
2. Mesin kurangnya pelatihan K3 terhadap karyawan
Adanya suara mesin yang sangat bising dan yang baru dan peraturan yang kurang tegas serta
besar yang bisa mengakibatkan gangguan pada penjelasan peraturan yang kurang.
telinga.

Mesin Manusia

Daya kerja yang berlebihan

Penyortiran yang harus teliti

Penyakit akibat kerja sakit mata

Pencahayaan yang kurang

Pemakaian daya lampu


yang kecil

Lingkungan Manajemen Metode

Gambar 7
Diagram Sebab Akibat Penyakit Akibat Kerja Sakit Mata

Penyebab-penyebab yang mempengaruhi Perbaikan masalah kecelakaan akibat kerja


terjadinya penyakit akibat kerja sakit mata yaitu : dengan 5W+1H
1. Manusia Berdasarkan permasalahan yang telah
Dalam hal ini diakibatkan oleh daya kerja yang dianalisis, diajukan perbaikan atau rencana
berlebihan yang mengakibatkan pekerja harus pengembangan. Untuk perbaikan suatu
fokus dalam penyortiran produk serta permasalahan dapat digunakan metode 5W+1H
kurangnya intensitas cahaya yang dengan rencana-rencana tindakan yang akan
mengakibatkan sakit mata. mendeskripsikan tentang alokasi sumber-sumber
2. Lingkungan daya serta dilakukan dalam implementasi dari suatu
Pencahayaan yang kurang serta daya lampu rencana yaitu Why (mengapa masalah itu perlu
yang kecil mengakibatkan kurangnya perbaikan?), What (apa rencana perbaikan yang
pencahayaan dalam bekerja sehingga perlu yang diusulkan?), Where (dimana lokasi yang
mengakibatkan sakit mata. tepat untuk melaksanakan perbaikan?), When
(kapan alokasi waktu yang diperkirakan bisa
menghasilkan perbaikan?), Who (siapa yang

Jurnal InovisiTM Volume 10 Nomor 2, Oktober 2014 101


Usulan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Metode 5W+1H pada Lantai Produksi

bertanggung jawab terhadap pelaksanaan perbaikan melakukan usaha-usaha penerapan dalam rangka
tersebut?) dan How (bagaimana metode atau cara meminimalisasi kecelakaan.
untuk memperbaiki faktor penyebab utama
tersebut?).
Dalam analisa ini hanya akan dilakukan
pembahasan mengenai perencanaan untuk

Tabel 5
Perbaikan Masalah Kecelakaan Akibat Kerja Dengan Metode 5W+1H

Analisa Sistem Manajemen K3 dalam Persyaratan Sistem Manajemen K3 (OH & S)


Perusahaan 1. Persyaratan Umum
Sistem manajemen K3 yang ada pada PT. 2. Kebijakan K3
Sintertech belum mempunyai sistem yang baik 3. Perencanaan
dikarenakan belum sempurna karena terjadi 4. Implementasi dan Operasional
permasalahan terhadap tenaga kerja seperti 5. Pemeriksaan
kurangnya disiplin dalam menggunakan peralatan 6. Peninjauan Ulang Manajemen
K3 dan kurangnya pelatihan atau pengetahuan
tentang K3 sehingga perusahaan harus bertindak Kesimpulan
tegas dalam pembuatan peraturan atau sistem K3 Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis
yang sudah berjalan serta memberikan pelatihan yang dilakukan penulis terhadap keselamatan dan
atau training tentang keselamatan dan kesehatan kesehatan kerja pada lantai produksi di
kerja, agar dapat mengurangi atau menghindari PT.Sintertech dapat diambil kesimpulan yaitu:
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dalam hal ini 1. Adanya beberapa faktor yang terjadi akibat
perusahaan wajib melakukannya, agar para pekerja kurangnya penerapan K3 pada lantai produksi
disiplin dalam bekerja dan dapat menghindari diakibatkan oleh beberapa aspek yaitu aspek
kecelakaan kerja yang dilakukannya. operator (lalai dan bekerja tidak sesuai
Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian prosedur), aspek manajemen (peraturan yang
K3, bahwa sistem manajemen K3 yang berada tidak tegas), aspek metode (kesalahan sistem
dalam perusahaan sudah sesuai dengan peraturan dalam bekerja) serta kurangnya pelatihan dan
yang telah dibuat oleh perusahaan, hanya saja untuk training tentang K3 terhadap pekerja, dimana
penerapan sistem K3 belum bisa terlaksana karena nantinya para pekerja dapat mengetahui tentang
kurang disiplinnya para pekerja serta sudah menjadi K3 setelah adanya pelatihan dan training yang
kebiasaan dalam bekerja. diberikan perusahaan.
2. Beberapa hal yang harus dilakukan oleh PT.
Pelaksanaan Sistem Manajemen K3 Sintertech untuk memperbarui pelaksanaan K3
Dari hasil analisa Sistem Manajemen K3 di berdasarkan metode 5W+1H kecelakaan dan
PT. Sintertech, maka diperlukan suatu sistem penyakit akibat kerja adalah dilakukannya
manajemen yang dapat mengatur bagaimana K3 pelatihan mengenai pengoperasian mesin serta
diterapkan pada aktifitas-aktifitas di PT. Sintertech. pelatihan mengenai K3, melakukan perawatan
Untuk penerapan sistem manajemen OHSAS mesin secara berkala dan dilakukan
18001, maka terdapat beberapa persyaratan yang pengecekkan mesin, memberikan sangsi bagi
harus dipenuhi oleh PT. Sintertech yang diambil yang melanggar peraturan dan memberikan
dari klausul 4(Sumber: Vincent Gaspersz, Lean Six penjelasan mengenai prosedur penggunaan alat
Sigma Master Black Belt), antara lain: pelindung diri.

Jurnal InovisiTM Volume 10 Nomor 2, Oktober 2014 102


Usulan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Metode 5W+1H pada Lantai Produksi

3. Menerapkan sistem manajemen K3 OHSAS 9001:2000, MBNQA, dan HACCP. Jakarta:


18001 untuk mengatur pelaksanaan K3 dapat PT Gramedia Pustaka Utama.
diterapkan pada aktifitas-aktifitas di PT.
Sinterteh Luckyta, D. T., & Partiwi, S. G. (2012, September).
Evaluasi dan perancangan sistem manajemen
Saran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari dalam rangka perbaikan safety behaviour
pengamatan yang dilakukan, penulis dapat pekerja, PT. X, Sidoarjo. ITS, 1 (1). ISSN:
memberikan saran yang diharapkan dapat berguna 2301-9271
bagi PT.Sintertech khususnya untuk menekankan
dan mengurangi angka kecelakaan kerja. Beberapa Mangkuprawira, S., & Hubeis, A. V. (2007).
saran yang dapat diberikan adalah: Strategi memperkecil kecelakaan kerja,
1. Memberikan pelatihan dan training mengenai Bogor: Ghalia Indonesia.
pemahaman pengoperasian mesin terhadap
para pekerja. Modjo, R. (2007). Manfaat penerapan dan program
2. Melakukan penyuluhan pelatihan program K3 keselamatan dan kesehatan kerja, Jakarta:
terhadap para pekerjanya, yang bertujuan untuk Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
memberikan pemahaman mengenai tentang
K3, sehingga menumbuhkan kesadaran untuk Ramli, S. (2010). Sistem manajemen keselamatan
menaati peraturan-peraturan tentang dan kesehatan kerja OHSAS 18001,
keselamatan dan kesehatan kerja. Yogyakarta: ANDI.
3. Memberikan sangsi terhadap pekerja yang
tidak menggunakan APD (alat pelindung diri) Ranupandojo, H., & Husnan, S. (2002). Manajemen
yang sudah diberikan kepada perusahaan. kesehatan kerja di perusahaan.
4. Perusahaan harus memasang spanduk atau
banner yang berisi tentang keutamaan menjaga Schuler, R. S. & Jackson, S. E. (1999). Manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja. sumber daya manusia menghadapi abad ke-
5. Dilakukan pembersihan pada lantai produksi 21. Jakarta: Erlangga
setiap 2 minggu sekali, yang bertujuan untuk
menjaga kebersihan agar mengurangi dampak Silalahi, B. (1995). Manajemen keselamatan dan
polusi pada area tersebut. kesehatan kerja. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Daftar Pustaka Suardi, R. (2005). Sistem manajemen keselamatan


Buchari. (2007). Manajemen kesehatan kerja dan dan kesehatan kerja. Jakarta: PPM
alat pelindung diri. Universitas Sumatera
Utara, Medan. Suhartini. (2012). Kesehatan dan keselamatan kerja
pada PT. METRO ABDI BINA SENTOSA,
Departemen Kesehatan, RI. Kesehatan dan Institut Teknologi Adhi Tama, Surabaya
Keselamatan Kerja. 2002. Pusat Kesehatan
Kerja. Jakarta. Suma’mur. (1981). Kesehatan dan keselamatan
Gaspersz, V. (2002). Pedoman implementasi pencegahan kecelakaan. Jakarta
program Six Sigma terintegrasi dengan ISO

Jurnal InovisiTM Volume 10 Nomor 2, Oktober 2014 103

Vous aimerez peut-être aussi