Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Abstract
PT. Sintertech, a company with a work environment that contains enough potential for accidents
and occupational diseases. For companies that need to pay attention to safety and health issues,
because it affects the productivity of the company. The purpose of this research to identify the
factors that cause a lack of implementation of Health and Safety at PT. Sintertech. In addition, this
study also analyzes the implementation method of management K3 with 5W +1 H and provide
improvement suggestions K3 by OHSAS 18001: 2007. This study was obtained from the number of
accidents and occupational diseases in 2011 through 2013 as many as 31 times a work accident
cases consisting of pinched 15 times (48.4%), scraped 8 times (25.8%), slipped 5 times (16, 1%),
crushed material 3 times (9.7%). As for the data of occupational diseases were 19 cases with details
of the lungs (asthma) 12 cases (63.2%), earache 3 cases (21.1%), eye pain 4 cases (15.8%). From
the research results it is concluded that the presence of several factors that occur due to lack of
implementation of K3 on the production floor of aspect operators, management, methods and lack of
training and training on K3. Some things that should be done by. Sintertech to improve
implementation of K3 based methods 5W +1 H Implementing a management system based on
OHSAS 18001:2007 K3 to regulate the implementation of K3 in PT. Sintertech can run more
optimally.
Abstrak
PT. Sintertech, merupakan perusahaan dengan lingkungan kerja yang cukup mengandung potensi
timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Untuk itu perusahaan perlu memperhatikan
masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap
produktivitas perusahaan. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor
penyebab kurangnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Sintertech. Selain itu pada
penelitian ini juga menganalisa pelaksanaan manajemen K3 dengan metode 5W+1H dan
memberikan usulan-usulan perbaikan K3 berdasarkan OHSAS 18001 : 2007. Dari penelitian ini
diperoleh jumlah kecelakaan dan penyakit akibat kerja pada tahun 2011 sampai 2013 sebanyak 31
kali kasus kecelakaan kerja yang terdiri dari terjepit 15 kali (48,4%), tergores 8 kali (25,8%),
terpeleset 5 kali (16,1%), tertimpa material 3 kali (9,7%). Sedangkan untuk data penyakit akibat
kerja sebanyak 19 kasus dengan rincian paru-paru (asma) 12 kasus (63,2%), sakit telinga 3 kasus
(21,1%), sakit mata 4 kasus (15,8%). Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan yaitu adanya
beberapa faktor yang terjadi akibat kurangnya penerapan K3 pada lantai produksi dari aspek
operator, manajemen, metode dan kurangnya pelatihan dan training tentang K3. Beberapa hal yang
harus dilakukan oleh PT. Sintertech untuk memperbaiki pelaksanaan K3 berdasarkan metode
5W+1H. Menerapkan sistem manajemen K3 berdasarkan OHSAS 18001:2007 untuk mengatur
pelaksanaan K3 di PT. Sintertech dapat berjalan lebih optimal.
Kata kunci: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, OHSAS 18001:2007, 5W+1H, Fishbone, Pareto
analisis.
maka sudah sewajarnya suatu perusahaan kerja, dan lingkungan serta cara-cara melakukan
memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pekerjaan. Sedangkan keselamatan kerja adalah
(K3). K3 erat kaitannya dengan peningkatan spesifikasi ilmu.
produksi dan produktivitas, dengan adanya tingkat Pada dasarnya, rencana-rencana tindakan
K3 yang tinggi, maka kecelakaan kerja dapat akan mendeskripsikan tentang alokasi sumber-
dikurangi sehingga dapat mengurangi biaya untuk sumber daya serta prioritas dan alternatif yang akan
pengobatan. Tingkat K3 yang tinggi haruslah dilakukan dalam implementasi dari rencana itu.
sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan Bentuk pengawasan dan usaha-usaha untuk
peralatan kerja dan mesin secara aman, produktif mempelajari melalui pengumpulan data dan analisis
dan efisien dan berhubungan dengan tingkat ketika implementasi dari suatu rencana juga harus
produksi dan produktivitas yang tinggi pula. direncanakan pada tahap ini (Gaspersz, 2002).
Kondisi tersebut akan membuat pekerja merasa Rencana pengembangan perbaikan masalah dengan
nyaman dan juga dapat diserasikan dengan tingkat metode 5W+1H yaitu, dimana Why (mengapa
efisien yang tinggi pula masalah itu perlu perbaikan?), What (apa rencana
PT. Sintertech Indonesia merupakan perbaikan yang diusulkan?), Where (menunjukan
perusahaan yang bergerak dibidang industri lokasi yang tepat untuk perbaikan?), When
manufaktur pembuatan ferrite core. PT. Sintertech (menunjukan alokasi waktu yang diperkirakan bisa
Indonesia mempunyai tujuan untuk memberikan menghasikan perbaikan?), Who (siapa yang
kepuasan pelanggan melalui kebijakan mutu bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tersebut?),
perusahaan dengan tidak melupakan kondisi pekerja dan How (bagaimana metode atau cara untuk
dan lingkungan sekitar. Untuk menjalankan memperbaiki faktor penyebab utama tersebut?).
komitmen tersebut PT. Sintertech harus melakukan Dengan metode ini hanya akan dilakukan
penerapan K3 yang nantinya menangani pembahasan mengenai penetapan sebuah rencana
keselamatan dan kesehatan kerja untuk bertugas untuk melakukan usaha-usaha perbaikan dalam
dalam mengontrol dan meminimumkan jumlah rangka meminimalisasi kecelakaan kerja dan
kecelakaan akibat kerja yang terjadi di PT. menunjukan akar permasalahan dan
Sintertech serta memperbaiki kesehatan pekerja pemecahannya.Contoh petunjuk penggunaan
guna produktivitas pekerja meningkat serta metode 5W+1H untuk pengembangan rencana
memlihara lingkungan sekitar agar terbebas dari perbaikan tindakan dapat dilihat dalam Tabel 1.1.
pemyakit yang disebabkan oleh kerja. Dalam
penelitian ini terlihat banyaknya masalah pada Tabel 1
penerapan K3 yang kurang, dimana para pekerjanya Pengembangan Rencana Perbaikan Dengan
tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) Metode 5W+1H
dilantai produksi sehingga menimbulkan kecelakaan Jenis 5W- Deskripsi Tindakan
1H
kerja dan penyakit yang terjadi selama bekerja. Tujuan What Apa yang menjadi target Merumuskan
Dalam penelitian ini mengidentifikasi utama (apa) utama dari perbaikan atau target sesuai
faktor-faktor penyebab kurangnya penerapan peningkatan kualitas dengan
Alasan Why Mengapa rencana tindakan kebutuhan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada lantai kegunaa (Meng itu diperlukan? Penjelasan pelanggan
produksi di PT. Sintertech, menganalisa n apa) tentang kegunaan dari
pelaksanaan sistem manajemen K3 dengan metode rencana tindakan yang
dilakukan
5W+1H dan memberikan usulan perbaikan sistem Lokasi Where Dimana rencana tindakan Mengubah
K3 dengan tujuan menciptakan keselamatan dan (Di ini akan dilaksanakan? sekuens atau
mana) Apakah aktivitas ini harus urutan aktivitas
kesehatan kerja agar bisa berjalan dengan baik dikerjakan disana? atau
berdasarkan OHSAS 18001:2007. Sekuens When Bilamana aktivitas rencana mengkombinasi
Menurut Dr. Bennet N. B. Silalahi, MA (urutan) (Kapan tindakan itu akan terbaii kan aktivitas-
) untuk dilaksanakan? aktivitas yang
(1995) menyatakan bahwa kecelakaan kerja adalah Apakah aktivitas itu akan dapat
perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat dilaksanakan kemudian? dilaksanakan
Orang Who Siapa yang akan bersama
mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan definisi (Siapa) mengerjakan aktivitas
diatas keselamatan dan kesehatan kerja yang rencana tindakan itu?
mengatakan bahwa cara menanggulangi kecelakaan Mengapa harus orang itu
yang ditunjuk untuk
kerja adalah dengan meniadakan unsur penyebab mengerjakan aktivitas itu?
kecelakaan atau meniadakan pengawasan yang Metode How Bagaimana mengerjakan Menyederhanak
ketat. (Bagai aktivitas rencana tindakan an aktivitas-
mana) itu? Apakah metode yang aktivitas
Menurut Dr. Suma’mur P. K.. M.sc (1981) diberikan sekarang rencana
menyatakan bahwa kecelakaan kerja adalah merupakan metode tindakan yang
terbaik? ada.
keselamatan kerja yang bertalian dengan mesin, alat
kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat (Sumber: Gaspersz, 2002)
35
Gambar 1 30
100
80
Pe rce nt
20
60
Hasil dan Pembahasan 15
Saat mesin bekerja terkadang tolling menjadi yang error sehingga menyebabkan kecelakaan
macet akibatnya pekerja yang sedang bekerja dan daya kerja mesin yang kurang optimal.
dibagian mesin itu, harus mengangkat tolling 3. Manajemen
terlebih dahulu agar bisa bekerja kembali, Dalam hal ini diakibatkan peraturan yang
sehingga terkadang membuat jari si pekerja kurang tegas dalam melakukan pekerjaan di
terjepit. mesin press dan deburring, karena kurangnya
2. Disebabkan oleh faktor kelalaian pekerjanya perhatian terhadap K3 sehingga tidak mengikuti
(human error), dimana pekerjanya terkadang peraturan yang sudah dibuat oleh perusahaan
sambil mengobrol dengan pekerja lainnya yang 4. Metode
berada di mesin press sehingga tidak fokus Kurangnya intruksi kerja dan kesalahan dalam
dengan pekerjaannya dan mengakibatkan sistem bekerja dimana operator tidak mengikuti
jarinya terjepit saat pengambilan produk di sesuai prosedur dikarenakan prosedur yang ada
mesin press. belum sempurna.
3. Kurangnya sempurnya intruksi kerja dan
pengawasan yang rutin dari kepala bagian Pengumpulan data penyakit kerja
masing-masing, sehingga pekerja tidak merasa Berikut data untuk jenis-jenis penyakit yang
diawasi yang membuat para pekerja tersebut banyak dikeluhkan pekerja, berdasarkan hasil
dalam kerjanya menjadi terlalu santai yang deteksi atau identifikasi dokter dan wawancara
membuat pekerja menjadi lalai dan kurang hati- terhadap karyawan di lini produksi. Data penyakit
hati. yang dikumpulkan yaitu data penyakit yang banyak
di derita pekerja di PT. Sintertech pada bulan
Diagram sebab akibat kecelakaan Januari 2011 s/d Desember 2013. Berikut ini jumlah
Diagram ini bertujuan untuk mengetahui penyakit akibat kerja pada tabel 2.2. yang tertera
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya dibawah ini pada tahun 2011 s/d 2013:
kecelakaan akibat kerja. Untuk penyebab faktor
terjadinya kecelakaan akibat kerja didapat dari hasil Tabel 3
wawancara dengan divisi produksi dan pengamatan Data Penyakit Akibat Kerja Pada Tahun 2011
langsung pada lini produksi. Faktor-faktor penyebab s/d 2013
terjadinya kecelakaan akibat kerja dapat dilihat pada Bulan
Jumlah kecelakaan
Cause and Effect Diagram pada Gambar 2.2. Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Januari 0 1 1
Mesin Manusia Februari 1 1 0
Lalai Maret 1 0 0
Error
Bekerja tidak sesuai
prosedur April 0 1 1
Daya kerja mesin Mei 1 0 0
kurang optimal
Tabel 4
Data Jenis Penyakit Akibat Kerja Pada Bulan Diagram Sebab Akibat Penyakit
Januari 2011 s/d Desember 2013 Diagram ini bertujuan untuk mengetahui
No Jenis penyakit Jumlah Presentase faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
1 Paru-paru (asma) 12 63,2%
penyakit oleh kerja. Untuk data-data penyebab
2 Sakit telinga 3 21,1%
3 sakit mata 4 15,8%
faktor terjadinya penyakit oleh kerja didapat dari
Jumlah 19 100% hasil identifikasi dokter dan wawancara dengan
divisi produksi. Berikut penyebab terjadinya
Dari tabel 2.3. data akan diolah penyakit yang disebabkan oleh kerja dapat diliat
menggunakan pareto chart untuk menggunakan pada Cause and Effect Diagram penyakit paru-paru,
jenis penyakit yang mempunyai frekuensi tertinggi sakit telinga dan sakit mata pada gambar 2.4, 2.5,
hingga terendah. dan 2.6.
P a r e to C h a r t o f J e n is p e n y a k it
20
100
15 80
Pe rce nt
60
J u m la h
10
40
5
20
0 0
J e n is p e n y a k it Paru-pa ru S a k it m a ta S a k it te lin g a
J u m la h 12 4 3
Percent 6 3 ,2 2 1 ,1 1 5 ,8 Gambar 5
C um % 6 3 ,2 8 4 ,2 1 0 0 ,0
Diagram Sebab Akibat Penyakit Paru-Paru
Gambar 4 Akibat Kerja
Diagram Pareto Jenis Penyakit pada Bulan
Januari 2011 s/d Desember 2013 Penyebab-penyebab yang mempengaruhi
terjadinya penyakit paru-paru akibat kerja dilantai
Dari gambar di atas kasus jenis penyakit produksi:
terbesar terdapat pada jenis penyakit paru-paru 1. Manusia
dengan persentase 63,2% menjadi peringkat Pada umumnya pekerja kurang mengikuti
tertinggi sedangkan jenis kecelakaan terendah prosedur sesuai SOP (standar operasional
terdapat pada sakit telinga dengan persentase perusahaan), dikarenakan kurang memahami
15,8%. Beberapa faktor yang menyebabkan arti pentingnya sebuah kesehatan, seperti tidak
penyakit yang timbul selama bekerja di area lantai memakai masker saat bekerja.
produksi yaitu: 2. Mesin
1. Banyaknya debu dan powder (bahan baku) yang Dalam hal ini disebabkan performa mesin yang
bertebaran di udara sehingga membuat sering menurun untuk produksi yang begitu
gangguan pernapasan atau radang paru-paru dan banyak, menyebabkan banyaknya debu yang
iritasi mata, yang di akibatkan menghirup udara keluar dari mesin tersebut.
disekitar lantai produksi. 3. Metode
2. Kurangnya ventilasi udara dan intensitas Dalam hal ini disebabkan kesalahan sistem
pencahayaan yang mengakibatkan menjadi kerja karena kurangnya sosialisasi mengenai
lembab sehingga terjadi penyakit paru-paru dan pentingnya menggunakan alat keselamatan
sakit mata di area lantai produksi, sehingga kerja.
udara dan intensitas pencahayaan sangat 4. Manajemen
kurang. Tidak adanya sosialisai mengenai bahaya serta
3. Penyakit telinga ini dapat disebabkan, adanya kurangnya pelatihan K3 terhadap karyawan
suara kebisingan pada proses deburring di yang baru dan peraturan yang kurang tegas serta
mesin water steam dan barrel serta kurangnya penjelasan peraturan yang kurang.
tingkat kesadaran dalam pemakaian alat 5. Lingkungan
pelindung diri (APD). Kerasnya suara mesin Kurangnya sirkulasi udara yang kurang baik
tersebut, akan menimbulkan penyakit yang serta banyaknya debu yang berterbangan.
cukup serius khususnya gangguan pendengaran
akibat kebisingan, bahkan bisa menyebabkan
tuli dari proses mesin tersebut.
Mesin Manusia
Gambar 6
Diagram Sebab Akibat Penyakit Akibat Kerja Sakit Telinga
Mesin Manusia
Gambar 7
Diagram Sebab Akibat Penyakit Akibat Kerja Sakit Mata
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan perbaikan melakukan usaha-usaha penerapan dalam rangka
tersebut?) dan How (bagaimana metode atau cara meminimalisasi kecelakaan.
untuk memperbaiki faktor penyebab utama
tersebut?).
Dalam analisa ini hanya akan dilakukan
pembahasan mengenai perencanaan untuk
Tabel 5
Perbaikan Masalah Kecelakaan Akibat Kerja Dengan Metode 5W+1H