Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Fahmi Firdaus
Jursan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Jember
E-Mail: fahmifirdaus14011997@gmail.com
ABSTRACT
This study focus on the problem of islamic accounting practice and the effected to sharia
bank performance. The purpose of this research is giving applicable recommendation to
resolve the problem. Today, the role of sharia bank has not been able to replace the position
of conventional bank, because sharia bank can‟t to implementing sharia good corporate
governance in real practice. The weakness regulatory of Financial Service Authority
No.6/POJK.03/2015 about sharia compliance disclosure still voluntary disclosure.
Accordance with the regulation of Financial Service Authority (OJK) of Indonesia
No.77/POJK.01/2016 about utilization fintech for financial access was growing digital era.
There is the role of accountant generation to ensure sharia implementing be better in digital
era. This research has used quantitative method and secondary data from self assesment
letter and financial performance document on period year 2012-2016 listed on Indonesia
Stock Exchange (IDX). Population has used all of the number sharia bank listed on OJK per
April, 2017 using purposive sampling. To make descriptive statistic analysis using SPSS 23.
Analysis data was performed using simple regression analysis, after the classical assumption
test, the analyzed data meets the criteria of classical assumptions. A simple regression
analysis was performed, and from the results of hypothesis testing showed a significance
value of 0.20 (Model 1) and 0,30 (Model 2) is more then the value of α 0.05, measured by
variable Good Corporate Governance, Return On Asset and Return On Equity. So the
alternative hypothesis is accepted and the result that value of sharia good corporate
governance has significant effect on the growth of sharia bank performance. Implication of
this research related of Technology Acceptance Model (TAM) Theory and too support of
Signaling Theory that using information technology to disclose sharia compliance by Internet
Financial Reporting (IFR) as part of financial technology will be increase the market positive
reaction.
1. PENDAHULUAN
1
Perkembangan era digital saat ini telah memberikan peluang sekaligus tantangan bagi
Lembaga Keuangan Bank Syariah dalam memenuhi segala kebutuhan financial access1
masyarakat yang semakin kompleks. Bank Syariah dinilai sebagai lembaga keuangan yang
secara inklusi memiliki integritas dalam pengelolaan kegiatan operasional perbankan untuk
mencapai maqashid syariah2 berdasarkan aturan Islam yang berpedoman pada Al-Qur’an dan
Al-Hadist. Tata kelola perbankan berbasis syariah didasarkan pada prinsip Islam sebagai
Addeen atau suatu cara hidup yang bersumber kepada Al-Qur’an dan Sunnah (perkataan,
persetujuan, dan tindakan Nabi Muhammad SAW) (Kaleem dan Ahmed, 2009; Syed Yusuf,
2011; Khaled, 2013).
Sehingga, untuk menghadapi persaingan ekonomi global diera saat ini, bank syariah
perlu menciptakan inovasi baru melalui kerjasama dengan perusahaan penyedia jasa layanan
keuangan berbasis teknologi bagi masyarakat (nasabah) untuk memenuhi segala
kebutuhannya, namun dengan tetap menjaga prinsip syariah dalam mencapai maqashid
syariah sebagai dasar operasionalnya. Berdasarkan Technology Acceptance Model (TAM)
Theory, pemanfaatan financial technology sebagai kemudahan financial access akan
memberikan reaksi yang positif pasar dan mampu meningkatkan market share (Davis, 1989).
Sehingga, dengan diterapkannya financial technology pada perbankan syariah akan menarik
1
Financial Acces : Bentuk transaksi secara tidak langsung menggunakan teknologi sebagai perantara
2
Maqashid Syariah: Tujuan utama berdasarkan aturan syariat islam
3
Konversi: Pemecahan Bank Konvensional dengan membentuk Bank Syariah dengan nama yang sama
4
Spin Off: pemisahan/pemecahan bentuk lembaga/organisasi menjadi lingkup yang lebih luas
2
minat nasabah yang semakin luas dan memiliki nilai tambah bagi pihak bank syariah (Wolk,
2001) dalam (Narsa & Pratiwi, 2014).
3
ajaran Tuhan (Hidayat, 2008). Sehingga, tata kelola (corporate governance) bank syariah
dapat dipertanggung jawabkan.
Dalam Islamic Finance Service Board (IFSB) menyatakan bahwa seluruh bank
syariah harus melakukan pengungkapan yang memadai dan tepat waktu kepada pemegang
akun investasi dan publik sebagai bentuk transparasi tata kelola syariah (Greuning dan Zamir,
2011:190). Penggunaan IFR dalam financial technology sebagai media penyajian informasi
tata kelola akan memberikan dampak positif terhadap image bank syariah., sejalan dengan
Signalling Theory, bahwa pengungkapan laporan keuangan suatu entitas melalui internet
dapat meningkatkan kualitas kepercayaan pengguna laporan keuangan yang berdampak pada
peningkatan intangible benefit atas optimalisasi financial technology pada lembaga keuangan
bank syariah (Wolk, 2001) dalam (Narsa & Pratiwi, 2014).
Semakin tinggi kualitas tata kelola (good cororate governance) syariah yang
dilaporkan mampu meningkatkan nilai kepercayaan nasabah, sehingga semakin tinggi pula
reaksi pasar untuk memberikan umpan balik positif yang berpengaruh terhadap eksistensi
kinerja keuangan (analisis nilai return on asset dan return on equity) pada bank syariah.
Kinerja keuangan yang baik sangat dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan para pengguna jasa
keuangan, begitu pula sebaliknya. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan
peran akuntan sebagai generasi emas untuk berkontribusi dalam membangun pelaksanaan
praktik syariah yang sesungguhnya. Dalam mewujudkan kontribusi tersebut, maka penulis
termotivasi untuk melakukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk menemukan pengaruh
tata kelola entitas terhadap kinerja entitas yang diukur menggunakan variabel GCG, ROA,
ROE dan memberikan rekomendasi sebagai solusi permasalahan terkait.
2. KAJIAN LITERATUR
2.1 TEORI SINYAL (Signaling Theory)
Dalam Shehata (2014), Signalling Theory seringkali digunakan oleh para ahli dalam
menjelaskan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan sebuah perusahaan
(Ross, 1977), walaupun diawal kemunculannya signalling theory digunakan dalam
mengklarifikasi asimetri informasi di pasar tenaga kerja (Spence, 1973). Teori ini pernah
digunakan dalam pengembangan voluntary disclosure pada laporan keuangan dan non-
keuangan sebuah entitas. Berdasarkan penelitian Wolk et al. (2000) dalam Rizqiyah & Lubis
(2017), signalling theory akan mengungkapkan sinyal-sinyal atas segala informasi yang
diungkapkan oleh perusahaan yang nantinya akan mempengaruhi para pengguna dalam
4
pengambilan keputusan. Sehingga, pengungkapan laporan ketaatan syariah yang disajikan
akan memberikan sinyal-sinyal positif bagi bank syariah yang secara sukarela (voluntary
disclosure) telah melaporkannya.
5
Value Added Point : Nilai tambah yang dihasilkan atas nilai lebih yang diberikan
6
Competitive Advantage: Daya Saing suatu usaha
5
2.5 INTERNET FINANCIAL REPORTING (IFR)
7
Corporate Internet Reporting (CIR): Istilah lain yang diungkapkan dalam penelitian Rizqiyah & Lubis (2017)
6
Khan & Tujuan pengungkapan pelaporan informasi keuangan & non-
Ismail (2011) menggunakan internet financial report (IFR) adalah untuk
Rizaqiyah & dikonsumsi para penggunanya. Penelitian menunjukan adanya
Lubis (2017) pengungkapan laporan entitas melalui website (IFR) yang tidak
optimal di Indonesia dengan beberapa alasan.
3 Nuswandari Pengaruh Good Corporate Governance Pada Bank Umum
(2009) Syariah terhadap Kinerja Keuangan
Berdasarkan fenomena yang terjadi dan diuraikan pada latar belakang serta diperkuat
dengan landasan teori, maka good corporate governance sebagai tata kelola bank syariah
seharusnya memiliki korelasi positif (berhubungan) dengan kinerja keuangan yang diukur
berdasarkan nilai return on asset dan return on equity. Dengan pertimbangan tersebut, maka
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Dalam menyesuaikan hipotesis dengan tujuan peneilitian, maka secara lebih spesifik
hipotesis dapat disimpulkan sebagai berikut :
7
3. METODE PENELITIAN
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder. Data berupa
dokumentasi laporan penilaian sendiri (self assesment latter) 8 tahun 2012-2016 yang
disajikan setiap entitas dan laporan kinerja keuangan tahunan yang telah diaudit dan terdaftar
di Indonesian Stock Exchange periode 2012-2016.
3.2 PENENTUAN KARAKTERISTIK
Dalam menentukan karakteristik pelaksanaan tata kelola syariah, penelitian ini
menggunakan skala nilai komposit 9 dan item penilaian/bobot10 yang telah dilakukan dan
diotorisasi oleh bank indonesia. Metode perhitungan dengan cara mengalikan total skor yang
diperoleh dengan skor maksimal yang dapat diperoleh bank apabila mengungkapkan semua
item, dimana formula yang digunakan adalah Nilai GCG Syariah = Peringkat (self assesment
letter) x Bobot Nilai, dimana ∑ Skor maksimal yang akan diperoleh disesuaikan dengan skala
nilai komposit
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perbankan syariah di
Indonesia yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan Per April 2017 11 yang ditentukan
berdasarkan metode penentuan kriteria tertentu (purposive sampling)12 dengan beberapa
asumsi, yakni:
1. Seluruh Bank Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan Per April 2017 13.
2. Seluruh Bank Syariah yang telah menerbitkan laporan kinerja keuangan tahunan di
BEI pada tahun 2012-2016 sebagai indikator analisis Return On Asset (ROA) dan
Return On Equity (ROE).
3. Seluruh Bank Syariah yang meyajikan laporan Self Assesment Latter tahun 2012-2016
(tanpa perubahan kebijakan).
4. Bank Syariah yang tercatat menggunakan Internet Financial Reporting dan tercatat di
Bank Indonesia sebagai web resmi bank syariah di Indonesia.
8
Self Assesment Letter: laporan aktivitas perusahaan selama periode berjalan dengan penilaian
9
Skala Nilai Komposit: (Terlampir)
10
Bobot penilaian: (Terlampir)
11
Data Sample: (Terlampir)
12
Purposive Sampling: Penentuan sample berdasarkan kriteria teertentu
13
Data Sample (Terlampir)
8
3.4 DEFINISI VARIABEL DAN OPERASIONAL
a. Variabel independen dalam penelitian ini adalah good corporate governance pada self
assesment latter
b. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return On Asset & Return On Equity.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
analisis statistik deskriptif, diamana untuk memberikan gambran secara umum, data
penelitian akan diadakan analisis statistik deskriptif mengenai variabel-variabel penelitian.
Deskripsi variabel tersebut disajikan dalam bentuk absolut yang menyajikan angka rata-rata
median, kisaran, dan standar deviasi.
Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi Ordinary Least Square (OLS),
dengan metode perhitungan kuadrat terkecil (Wirawan, 2012). Tujuannya adalah
mengestimasi suatu garis regresi dengan jalan meminimalkan jumlah dari kuadrat kesalahan
setiap observasi terhadap garis tersebut. Penelitian ini menggunakan regresi linier sederhana
dalam menguji hipotesis, dengan bentuk Y= α + βX1 + ε.
9
Uji asumsi klasik adalah bentuk analisis untuk menguji apakah terdapat sebuah model
regresi linier Ordinary Least Square (OLS) terdapat masalah-masalah asumsi klasik. Dalam
penelitian ini, uji asumsi klasik yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi yang digunakan adalah Uji Durbin-Watson (DW test) dimana uji ini
digunakan untuk uji autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan
adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada lagi variabel diantara variabel
independen. Hasil yang baik adalah yang terbebas dari uji autokorelasi. Uji Autokorelasi
muncul karena obesrvasi yang berurutan sepanjang waktu (time series) berkaitan satu sama
lainnya.
2) Uji Heteroskedastisitas
Dalam uji ini, metode yang digunakan adalah Uji Glesjer. Model regresi yang baik
adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas, dengan signifikansi diatas
standar 5% (0,05). Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
(Ghozali, 2016)
3) Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan metode uji statistik Kolmogrov-
Smirnov Test dengan melihat tingkat signifikansinya. Hasil dari uji ini dikatakan sebagai
distribusi data residual normal apabila hasil memiliki tingkat signifikansi ≥ 5% (0,05). Uji
normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2016), sehingga hipotesis yang dibuat adalah:
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari
Goodness of fit-nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien
determinasi, nilai statistik f dan nilai statistik t (Ghozali, 2016).
10
1) Koefisien Determinasi R2
Koefisien determinasi (R2) akan mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1.
Nilai R2 kecil menunjukan keterbatasan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen, dan sebaliknya jika niali R2 mendekati 1 menunjukam variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen (Ghozali, 2016).
Uji F dalam penelitian ini menggunakan model Anova, dimana uji digunakan untuk
mengetahui apabila model yang digunakan layak untuk memprediksi variabel dependen apabila nilai
tingkat signifikansi< standar signifikansi (Sig ≤ 0,05).
Uji T dalam penelitian ini menggunakan model Anova, dimana uji ini akan menunjukan
seberapa jauh penagruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen (Ghozali, 2016). Perbandingan yang digunakan sebagai berikut:
a. Apabila (Sig ≤ 0,05), maka H1 diterima dan H0 ditolak, yang artinya variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen
b. Apabila (Sig ≤ 0,05), maka H2 diterima dan H0 ditolak, yang artinya variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen
c. Apabila (Sig ≥ 0,05), maka H1 ditolak dan H0 diterima, yang artinya variabel
independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
d. Apabila (Sig ≥ 0,05), maka H2 ditolak dan H0 ditirema, yang artinya variabel
independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
4.HASIL PENELITIAN
Berdasarkan data laporan self assesment letter syariah dan laporan tahunan kinerja
keuangan (nilai return on asset dan return on equity) setiap sample yang digunakan untuk
periode 2012-2016 yang, maka hasil analisis statistik deskriptif menggunakan Statistical
Package for the Social Science (SPSS) 24 adalah sebagai berikut:
1. UJI NORMALITAS
11
Tabel 3. Model 1 Nilai GCG Syariah terhadap ROA
2. UJI AUTOKORELASI
Model Summaryb
12
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 ,572a ,327 ,310 ,00774382 1,481
a. Predictors: (Constant), GCG
b. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data Diolah (2018)
Uji Autokorelasi sebagai syarat data time series14 yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan Uji Durbin Watson (Uji DW) dengan nilai durbin watson sebesar 1,481.
Apabila, T (n) = 8 sample dan k = 3 variabel, maka nilai dU= 2,2866 (tabel uji durbin
watson15). Maka untuk memenuhi nilai pembanding 4-d= 4 – 1,481= 2,519. Syarat lolos uji
autokorelasi dari deteksi autokorelasi negatif adalah (4-d) > dU, dimana hasil data 2,519 >
2,2866 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak ada (lolos) deteksi autokorelasi negatif.
Tabel 6. Model 1 Nilai GCG Syariah terhadap ROE
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 ,492 ,242 ,222 ,05922283 1,373
a. Predictors: (Constant), GCG
b. Dependent Variable: ROE
Sumber: Data Diolah (2018)
Uji Autokorelasi sebagai syarat data time series yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan Uji Durbin Watson (Uji DW) dengan nilai durbin watson sebesar 1,373.
Apabila, T (n) = 8 sample dan k = 3 variabel, maka nilai dU= 2,2866 (tabel uji durbin
watson). Maka untuk memenuhi nilai pembanding 4-d= 4 – 1,373= 2,627. Syarat lolos uji
autokorelasi dari deteksi autokorelasi negatif adalah (4-d) > dU, dimana hasil data 2,627 >
2,2866 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak ada (lolos) deteksi autokorelasi negatif.
3. UJI HETEROSKEDASTISITAS
Tabel 7. Model 1 Nilai GCG Syariah terhadap ROA
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) ,003 ,005 ,624 ,536
14
Time Series: Data yang digunakan urut berdasarkan periodenya (data peneitian 2012-2016)
15
Tabel uji Durbin Watson adalah tabel yang digunakan sebagai perbandingan dalam uji autokorelasi dengan
standar signifikansi 5% (0,05)
13
GCG ,001 ,001 ,108 ,669 ,508
a. Dependent Variable: AbstRes1
Sumber: Data Diolah (2018)
Dalam penilitian ini menggunakan Uji Glesjer, dimana hasil uji heteroskedastitas
model 1 menunjukan adanya siginifikansi sebesar 0,508. Nilai ini lebih besar daripada 0,05
yang menunjukan syarat homokedastisitas/ bebas heterkedastisitas Sig. > standar signifikansi,
sehingga dapat disimpulkan bahwa model ini bebas dari Heteroskedastisitas, yang artinya
model ini menunjukan adanya data yang valid.
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) ,020 ,044 ,443 ,660
Dalam penilitian ini menggunakan Uji Glesjer, dimana hasil uji heteroskedastitas
model 2 menunjukan adanya siginifikansi 0,535. Nilai ini lebih besar daripada 0,05 yang
menunjukan syarat homokedastisitas/ bebas heterkedastisitas Sig. > standar signifikansi,
sehingga dapat disimpulkan bahwa model ini tidak ada Heteroskedastisitas, yang artinya
model ini menunjukan adanya data yang valid.
Variables Entered/Removed a
Variables
Model Entered Variables Removed Method
1 GCGb . Enter
a. Dependent Variable: ROA
b. All requested variables entered.
Sumber: Data Diolah (2018)
a. Koefisien Determinasi
Model Summary
14
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,572a ,327 ,310 ,00774382
a. Predictors: (Constant), GCG
Dalam penelitian ini koefisien determinasi diketahui, bahwa Adjusted R Square 0,310
yang artinya setiap nilai tersebut dapat dijelaskan oleh variabel independen dan sisanya
dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi.
b. Uji Statistik (Uji F)
Tabel 10. Model 1 Nilai GCG Syariah terhadap ROA
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression ,001 1 ,001 18,484 ,000b
Residual ,002 38 ,000
Total ,003 39
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), GCG
Dalam melakukan uji F menggunakan model Anova dengan hasil nilai signifikansi
0,000 < 0,05 (5%) yang memenuhi syarat kelayakan uji F bahwa sig. < standar signifikansi
(0,05) dengan nilai F 18,484. Nilai F dianggap memenuhi syarat kelayakan karena nilai
signifikansinya di bawah 0,05. Berdasarkan data diketahui bahwa nilai signifikansi uji F jauh
di bawah 0,05 yakni sebesar 0,000. Hasil tersebut menunjukan bahwa model Anova yang
digunakan layak untuk memprediksi variabel dependen.
c. Uji Statistik (Uji T)
Tabel 11. Model 1 Nilai GCG Syariah terhadap ROA
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Toler
Model B Std. Error Beta T Sig. ance VIF
1 (Constan -,024 ,010 -2,450 ,019
t)
GCG ,010 ,002 ,572 4,299 ,000 1,000 1,000
15
Dalam melakukan Uji T menggunakan model Anova dengan hasil data, nilai
signifikansinya sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan kesimpulan yang signifikan dikarenakan
nilainya berada di bawah batas 0,05 sehingga hipotesis Ha diterima dan H0 ditolak, yang
artinya variabel GCG berpengaruh terhadap ROA.
5. ANALISIS REGRESI SEDERHANA MODEL 1
Analisis regresi sederhana digunakan untuk menguji dan menganalisis serta
memprediksi adanya pengaruh satu variabel bebas atau variabel independent terhadap
variabel terikat atau variabel dependent. Analisis ini akan menunjukan apabila variabel bebas
diketahui skornya maka variabel terikatnya dapat pula diprediksi besarnya, dimana analisis
ini digunakan untuk mengetahui linieritas antara variabel bebas dan variabel terikatnya.
Analisis regresi sederhana terdiri atas satu variabel bebas (predictor) dan satu variabel terikat
(respon), dengan persamaan Y= a+bX, dimana dalam metode ini digunakan perbandingan
nilai signifikansi dengan probabilitas 5% atau 0,05. Apabila nilai signifikansi < standar
signifikansi (0,05) maka variabel bebas memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel
terikatnya, dan apabila signifikansi > standar signifikansi (0,05) maka variabel bebas tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya.
Formula 1. Analisis Regresi Sederhana
Hasil Analisis Regresi Sederhana Keterangan
Y= α + βX1 + ε Y = Kinerja Keuangan (ROA)
Sehingga, analisis regresi sederhananya α = Konstanta X1 = GCG
ROA = α + β.GCG + ε Β = Koefisien Regresi ε = Error
Sumber: Data Diolah (2018)
Dalam metode ini, nilai signifikansi sebesar 0,000 atau kurang dari 0,05 sehingga
variabel bebas memiliki signifikansi positif dan memiliki keterkaitan dengan variabel
terikatnya. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa GCG berpengaruh terhadap ROA.
6. ANALISIS REGRESI MODEL 2
Tabel 12. Model 2 Nilai GCG Syariah terhadap ROE
Variables Entered/Removed a
Variables Variables
Model Entered Removed Method
b
1 GCG . Enter
a. Dependent Variable: ROE
b. All requested variables entered.
Sumber: Data Diolah (2018)
16
a. Koefisien Determinasi
Tabel 13. Model 2 Nilai GCG Syariah terhadap ROE
Model Summary
Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate
1 ,492a ,242 ,222 ,05922283
a. Predictors: (Constant), GCG
Sumber: Data Diolah (2018)
Dalam penelitian ini koefisien determinasi diketahui, bahwa Adjusted R Square 0,222
yang artinya setiap nilai tersebut dapat dijelaskan oleh variabel independen dan sisanya
dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi.
ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression ,043 1 ,043 12,143 ,001b
Residual ,133 38 ,004
Total ,176 39
a. Dependent Variable: ROE
b. Predictors: (Constant), GCG
Sumber: Data Diolah (2018)
Dalam melakukan uji F menggunakan model Anova dengan hasil nilai signifikansi
0,001 < 0,05 (5%) yang memenuhi syarat kelayakan uji F bahwa sig. < standar signifikansi
(0,05) dengan nilai F 12,143. Nilai F dianggap memenuhi syarat kelayakan karena nilai
signifikansinya di bawah 0,05. Berdasarkan data diketahui bahwa nilai signifikansi uji F jauh
di bawah 0,05 yakni sebesar 0,001. Hasil tersebut menunjukan bahwa model Anova yang
digunakan layak untuk memprediksi variabel dependen.
c. Uji Statistik (Uji T)
Tabel 15. Model 2 Nilai GCG Syariah terhadap ROE
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Toler
Model B Std. Error Beta T Sig. ance VIF
1 (Constant) -,115 ,076 -1,500 ,142
GCG ,064 ,018 ,492 3,485 ,001 1,000 1,000
17
a. Dependent Variable: ROE
Sumber: Data Diolah (2018)
Dalam melakukan Uji T menggunakan model Anova dengan hasil data, nilai
signifikansinya sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan kesimpulan yang signifikan dikarenakan
nilainya berada di bawah batas 0,05 sehingga hipotesis Ha diterima dan H0 ditolak, yang
artinya variabel GCG berpengaruh terhadap ROE.
7. ANALISIS REGRESI SEDERHANA MODEL 2
Dalam metode ini, nilai signifikansi sebesar 0,001 atau kurang dari 0,05 sehingga
variabel bebas memiliki signifikansi positif dan memiliki keterkaitan dengan variabel
terikatnya. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa GCG berpengaruh positif signifikan terhadap
ROE.
Tabel 16. Ringkasan hasil penelitian GCG terhadap ROA Model 1
No Jenis Uji Metode Syarat Hasil Keterangan
1 Uji Normalitas One-Sample asymp.sig. > 0,200 ≥ Model uji bebas dari
Kolmogorov- Standar 0,05 asumsi kalsik.
Smirnov Test Signifikansi
18
2 Uji Durbin (4-d) > dU 1,481 Model lolos uji
Autokorelasi Watson autokorelasi
3 Uji Glesjer Sig. > Standar 0,508 > Data valid
Heteroskedas Sig. 0,05 (homokedastisitas)
tisitas
4 Uji Regresi Koefisien (Melihat 0,310 nilai tersebut dapat
Determinasi Adjusted R dijelaskan oleh variabel
Square) independen
5 Uji Statistik Anova sig. < standar 0,000 < Model yang digunakan
(Uji F) signifikansi 0,05 dan layak untuk memprediksi
variabel dependen
6 Uji Statistik Anova sig. < standar sig.0,000 H1 diterima dan H0
(Uji T) signifikansi < 0,05 ditolak (variabel GCG
berpengaruh terhadap
variabel ROA)
7 Analisis Ordinary Least Sig < Standar 0,000 < variabel bebas memiliki
Regresi Square Sig. 0,05 signifikansi positif pada
Sederhana variabel terikatnya
Sumber: Data Diolah (2018)
19
5. ANALISIS DESKRIPTIF
5.1 IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE SYARIAH PADA TRANSAKSI
BANK SYARIAH BERBASIS FINANCIAL TECHNOLOGY
16
Penyimpangan Fatwa Dewan Syariah: (Terlampir)
20
PSAK 101-PSAK 109 pada praktiknya tidak sesuai dengan pelaksanaan good corporate
governance syariah, diantaranya:
21
6 Murabahah bay‟ atani‟ fi Rasulullah SAW telah melarang bentuk jual beli bay‟
bay‟ah atani‟ fi bay‟ah (HR Imam Ahmad, Nasa’i dan
Tirmidzi:9834), karena pihak bank syariah memiliki opsi
2 harga yang dilarang dalam ajaran islam (Hadist Abu
Hurairah Radhiyaallahu’anhu), yakni harga komoditas jika
dibayarkan secara tunai dan cicilan.
5.2.1 HAMBATAN
1. Undang-Undang
2. Peraturan Bank Indonesia (BI) & Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
22
Di Indonesia sendiri, AAOFI sebagai lembaga pembuat standar syariah internasional
hanya sebagai dasar pedoman (basis of guidelines) dan belum memiliki kekuatan rigid bagi
pelaksanaan prinsip syariah sesuai standar.
SAK Syariah yang digunakan saat ini tidak membahas secara khusus bagi transaksi
perbankan syariah, padahal perbankan syariah memiliki variasi transaksi yang lebih
kompleks dan luas jika dibandingkan dengan entitas pada umumnya.
5. Audit Syariah
Dalam penelitian yang dilakukan Hussainey (2016), di Indonesia hanya 33% bank
syariah yang memiliki Sharia Auditing Departement (SAD), sementara praktik dilapangan
seorang auditor menggunakan standar auditing yang banyak digunakan secara umum pada
bank konvensional karena Peraturan Bank Indonesia (PBI) sendiri masih menyamakan
dengan bank konvensional.
6. Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan Dewan
Syariah Nasional (DSN)
Salah satu tugas DSN-MUI adalah mengawasi DPS dalam menjalankan tugasnya
mengawasi bank syariah (Muhammad, 2010), namun pada kenyataannya kinerja dari Dewan
Pengawas Syariah sendiri dinilai masih belum optimal sehingga beberapa aktivitas pada bank
syariah tidak sesuai dengan kaidah islam yang seharusnya. Kinerja DPS akan mempengaruhi
kredibilitas dan pertanggung jawaban tata kelola prinsip syariah pada bank syariah.
Para pelaku dalam aktivitas perbankan syariah seharusnya adalah subyek yang
memahami masalah muamalah. Tujuannya adalah untuk menciptakan segala aktivitas syariah
sesuai dengan prinsip aturan hukum islam (syariah). Kondisinya, di Indonesia sendiri sumber
daya manusia yang menguasai aturan hukum islam (syariah) pada praktik bank syariah masih
terbatas, termasuk pemahaman menganai muamalah.
5.2.3 DORONGAN
Dalam Receptio a Contrario Theory atas pengembangan dari Receptie Exit Theory dan
Teori Kewujudan menyatakan adanya sebuah penerimaan suatu konsep dan prinsip oleh
23
budaya setempat. Eksistensi penerapan prinsip syariah pada lembaga keuangan syariah mulai
diterima oleh masyarakat Indonesia, sebagai negara yang memiliki total masyarakat muslim
yang cukup besar. Sehingga, dari sisi local wisdom17 masyarakat Indonesia telah menerima
keberadaan bank syariah sebagai lembaga penghimpun dan pengelola dana masyarakat.
Dengan adanya penerimaan eksistensi bank syariah di Indonesia, maka bank syariah perlu
meingkatkan optimalisasi peranan bank syariah dalam perekonomian global dan mampu
bersaing dengan bank konvensional pada umumnya. Budaya masyarakat yang menerima
eksistensi bank syariah juga harus diimbangi dengan feedback positif dari pihak bank untuk
melaksanakan prinsip syariah secara harfiah (substantif) (Nurhayati,2009) sehingga
meningkatkan kualitas kepercayaan masyarakat (Hidayat, 2008).
5.5 REKOMENDASI
1. Merujuk Pada Ketegasan Regulasi dan Standar Penerapan Syariah pada Bank Syariah
di Bahrain.
Beberapa hal yang perlu dirubah atas pelaksanaan standar syariah internasional di
Indonesia dengan merujuk pada penerapan AAOFI (Accounting and Auditing Organization
for Islamic Financial Institution) di Negara Bahrain sebagai negara dengan pelaksanaan
AAOIFI terbaik di dunia. Hal-hal tersebut adalah :
17
Local wisdom : kearifan lokal atau segala pengetahuan yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di
dunia dan berbudaya.
24
Jasa Keuangan, draft) Development Bank)
3 Kantor Akuntan Publik (KAP) Sharia Auditing Departement (SAD) sebagai
sebagai auditor bank syariah lembaga audit khusus bank syariah di Bahrain
4 IAI berpedoman pada PSAK Syariah ASIFI berpedoman pada AAOIFI Auditing
dalam mengaudit perbankan syariah Standart pada perbankan syariah
2. Penyajian Laporan Ketaatan Syariah Melalui Internet Financial Report (IFR) pada
optimalisasi Financial Technology
Dalam praktik perbankan syariah, bank syariah memiliki tanggung jawab hukum dan
sosial atas tata kelola (good corporate governance) syariah sebagai tujuan utama (maqasid
syariah) bertanggungjawab kepada Allah SWT, bukan hanya memenuhi standar untuk tidak
menyimpang dari peraturan yang digunakan, namun perlu memfokuskan pada pelaksanaan
prinsip syariah secara harfiah (substantif) sesuai dengan aturan hukum islam (Hidayat, 2008).
Berdasarkan Sharia Enterprise Theory, dalam mewujudkan pelaksanaan yang sesuai dengan
prinsip syariah secara harfiah, maka perlu adanya ketegasan regulasi laporan ketaatan syariah
melalui internet financial report sebagai optimalisasi financial technology.
3. Optimalisasi Peranan Regulator Inkulsi Syariah (MUI, DSN, DPS) Dalam Mengawasi
Tata Kelola Syariah
Pengawasan atas pelaksanaan prinsip syariah menajdi pilar positif bagi reputasi bank
syariah, sehingga perlu adanya pengawasan yang optimal. Pengawasan yang dilakukan
meliputi penialian tata kelola, hasil kinerja, kesesuaian dengan standar syariah yang berlaku
umum. Mengoptimalisasikan peranan financial technology dalam praktik perbankan syariah
perlu adanya ketegasan regulasi yang rigid, sehingga pemanfaatan teknologi yang digunakan
pada bank syariah sesuai dengan adaptasi hukum islam (Ismail, 2010) dan dapat dibenarkan
untuk dipertanggung jawabkan kepada Allah SWT secara hukum dan harfiah (Hidayat,
2008).
4. Regulasi Yang Rigid Pada Pemanfaatan IFR Sebagai Bentuk Peningkatan Kualitas
Good Corporate Governance Syariah
Bank Syariah sebagai lembaga jasa keuangan syariah berada dibawah kendali Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan belum memiliki keterikatan yang rigid dalam
pemanfaatan internet financial report (IFR) sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan
prinsip syariah melalui laporan ketaatan syariah dikarenakan Otoritas jasa Keuangan masih
membentuk regulasi penggunaan IFR pada bank syariah dalam bentuk draft (Rizqiyah &
25
Lubis, 2017). Pemanfaatan financial technology dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 77/POJK.01/2016 belum mengatur ketegasan penggunaan financial technology pada
bank syariah. Sehingga, diperlukan adanya regulasi yang rigid dari PBI & POJK sebagai
bentuk keseriusan dalam pengoptimalisasian peranan financial technology pada bank syariah.
6. PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis regresi
sederhana melalui SPSS 24 yang dikembangkan menggunakan studi literatur, maka dapat
disimpulkan bahwa:
26
8. Kinerja regulator dan pengawas syariah (MUI, DSN, DPS, BI, OJK) belum optimal.
9. Munculnya keraguan nasabah untuk menggunakan financial access perbankan syariah
terkait tata kelola syariah yang menyimpang.
6.2 SARAN
27
DAFTAR PUSTAKA
Alyas & Rakib. (2017). Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Dalam
Penguatan Ekonomi Kerakyatan (Studi Kasus Pada Usaha Roti Maros Di Kabupaten
Maros).Sosiohumaniora.Vol.19,No.2:114-120.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Yayasan Pendidikan Ujung Pandang-Universitas Negeri Makassar.
Chapra, M. Umer. (2000). Islam dan Tantangan Ekonomi, Gema Insani, Jakarta.
Davis, F. D. (1989). Perceived usefulness, perceived ease of use, and user acceptance of
information technology. MIS Quarterly, Vol. 13, No. 3, 319-339.
Davis, F. D. (1986). A technology acceptance mpdel for empirically testing new end-user
information systems: Theory and results. Doctoral dissertation. Cambridge, MA: MIT
Sloan School of Management.
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Greuning & Zamir. (2011). Analisis Resiko Perbankan Syariah. Terjemahan oleh Yulianti
Abbas. Jakarta. Salemba Empat.
Husaini, Ningtyas, Darminto. (2013). Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Konvensional Dan Bank
Syariah berdasarkan analisis rasio keuangan.Universitas Brawijaya Malang. Malang.
Indriantoro & Supomo. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi
1. Yogyakarta: BPFE.
Ismail, Abdul Ghafar. (2010). Money, Islamic Banks and The Real Economy.Cengage
Learning Asia Pte Ltd.
28
Insani, D. T. (2016). Internet Financial Reporting: Studi Komparasi Bank Umum Syariah Di
Indonesia Dan Malaysia. Jurnal ekonomi dan Bisnis. Universitas Airlangga.Surabaya.
Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi. PT. Rajagrapindo
Persada. Jakarta.
Kaleem, A., and Ahmeed, S. (2009). The Quran and Poverty alleviation: A theotrical model
for chirty-based Islamic Microfinance Institutions (MFIs). Non-profit and Voluntary
Sector Quarterly, 39,409-428.
Lai-S.-C., Lin, C., Li,H.-C., & Wu, F.H. (2010). An Empirical Study of The Impact Of
Internet Financial Reporting on Stock Prices, The International Journal of Digital
Accounting Research, 10, 1-26.
Macey, J., and O’Hara., (2003). The Corporate Governance of Banks, Federal Reserve bank
of New York Economic Policy. Review 9, No. 1: 91-107.
Narsa, I. M. & Pratiwi, F. F., (2017). Internet Financial Reporting, Pengungkapan Informasi
Website, Luas Lingkup Pengungkapan Internet dan Nilai Perusahaan. EKUITAS
(Jurnal Ekonomi dan Keuangan), 18 (2), 259-273.
Purba, L., Medyawati, H., Silfianti, W., & Hermana, B. (2014). Internet Financial Reporting
Index Analysis: An Overview from the State Owned Enterprise in Indonesia. Journal of
Economics, Business and Management, 1(3).
29
Pratiwi, A., D., & Hermana, B. (2014). Comparing Internet Financial Reporting Index
Between Bank and Non-Bank in Indonesia. The Journal of Internet Banking and
Commerce, 18(2).
Prasetyo Indra. (2008). Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional di
Indonesia. Vol.6, No. 2: 164-174.
Rizqiyah, R., N., Lubis. (2017). Penerapan Internet Financial Report (IFR) Pada Bank
Umum Syariah Di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam.Vol.5(1) 63-81
Syafe’i, Widuhung, Hadi. (2013).Penerapan Teknologi (Sistem) Berbasis Islam Pada Bank
Syariah Di Indonesia.Vol.2
Tertius & Christiwan. (2015). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja
Perusahaan pada Sektor Keuangan. Business and Accounting Review, Vol.3 No.
1.Surabaya.
Wirawan, (2012). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Teori Aplikasi dan Penelitian.
Salemba Empat, Jakarta.
30
Lampiran-Lampiran
NO ITEM BOBOT
1 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris 12,50%
Syariah
2 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi 17,50%
3 Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite 10,00%
4 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas 10,00%
Syariah
5 Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan 5,00%
dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa
6 Penanganan benturan kepentingan 10,00%
Penerapan fungsi kepatuhan Bank Syariah 5,00%
7 Penerapan fungsi audit intern 5,00%
8 Penerapan fungsi audit ekstern 5,00%
9 Batas Maksimum Penyaluran Dana 5,00%
10 Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan 15,00%
pelaksanaan GCG dan pelaporan internal Syariah
Sumber: Ketentuan Nilai Komposit Bank Indonesia
No Kode Bank
Variabel 2012 2013 2014 2015 2016
ROA 0,0265 0,0287 0,0299 0,0303 0,0305
1 SBBCA ROE 0,2258 0,2229 0,2119 0,2012 0,183
GCG 2 2 1 1 1
ROA 0,0211 0,0234 0,026 0,018 0,0189
2 SBBNI ROE 0,1619 0,19 0,1775 0,1165 0,1278
GCG 1 1 2 2 2
ROA 0,0339 0,0341 0,0302 0,0289 0,0261
3 SBBRI ROE 0,288 0,2692 0,2482 0,2246 0,1786
GCG 1 1 2 2 2
ROA 0,0252 0,0257 0,0242 0,0232 0,0141
4 SBMRI ROE 0,2096 0,2121 0,197 0,177 0,0955
GCG 2 2 2 2 1
ROA 0,0143 0,0137 0,0049 0,004 0,002
5 SBVRI ROE 0,1339 0,1597 0,0607 0,0445 0,0023
GCG 2 2 2 3 2
ROA 0,0128 0,0135 0,0092 0,0102 0,0088
6 SBUKOPIN ROE 0,1676 0,1504 0,1065 0,128 0,095
GCG 2 2 2 2 2
ROA 0,0211 0,0079 0,009 0,0154 0,0184
7 SMEGA ROE 0,2199 0,0858 0,0861 0,0914 0,0924
GCG 2 2 2 2 2
ROA 0,0105 0,0112 0,005 0,0073 0,008
8 SMAYBANK ROE 0,1253 0,1266 0,0486 0,0726 0,0706
GCG 2 2 2 3 3
Sumber: Bursa Efek Indonesia dan Self Assesment Letter tahun 2012-2016
Tabel 1. Perbandingan Regulasi Syariah dan Praktik Tata Kelola Syariah
18
Safe Deposit Box : biaya yang dikenakan sebagai sewa atas jasa keamanan yang diberikan oleh pihak
perbankan kepada pengguna atau nasabah.