Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
The Influence of Virgin Coconut Oil on Cholesterol, HDL, and LDL Level in
Rat (Rattus norvegicus)
Abstract
Abstrak
Akhir-akhir ini penyakit kardiovaskuler dapat mengganggu aktifitas kerja, sehingga manusia
mencari jalan keluar untuk mengatasinya. Salah satunya dengan cara menggunakan VCO yang dapat
menurunkan kadar kolesterol darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh VCO
(Virgin Coconut Oil) yang berada di pasaran terhadap kadar kolesterol, LDL, dan HDL tikus
putih (Rattus norvegicus).
Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan uji dengan tikus
putih (Rattus norvegicus) galur SD jantan umur 2 bulan, berat badan 130-215g. Duapuluh ekor
tikus putih dibagi menjadi 4 kelompok yaitu: 3 kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol.
Kelompok perlakuan diberi VCO dengan 3 merek berbeda per oral setiap hari selama 30 hari
dengan dosis yang dikonversikan dari dosis pada manusia. Pada hari ke 31 tikus dikorbankan,
20
Mutiara Medika
Edisi Khusus Vol. 8 No.1: 20 - 26, April 2008
diperiksa darah menggunakan pipa kapiler. Hasil kadar kolesterol diukur menggunakan
Spektrofotometri, dan dianalisis menggunakan uji Anova satu jalan dilanjutkan uji Tukey.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar kolesterol dan LDL kelompok perlakuan yang
diberi VCO lebih tinggi daripada kelompok kontrol dan secara statistik tidak berbeda secara bermakna
(p>0,05). Kadar HDL kelompok yang diberi VCO lebih rendah daripada kelompok kontrol dan
secara statistik juga tidak signifikan (p>0,05).
Kata kunci : kolesterol, LDL, HDL, Virgin Coconut Oil
21
Raditya Purna Yudha, Sri Tasminatun, Pengaruh Virgin Coconut Oil ..............................
LDL, dan HDL dan variabel terkendali adalah ml/ Kg BB (Dosis yang diberikan pada tikus
subyek penelitian, 20 ekor tikus putih (Rattus setara dengan penggunaan pada manusia
norvegicus) galur SD jantan berumur 2 sebesar 50 ml/ hari × 0,018).6 Misalnya
bulan dengan berat antara 130 - 215 gram, berat rerata kelompok VCO A adalah 169,4
faktor genetik menggunakan tikus satu galur gram, maka dosis VCO yang akan
yaitu galur SD dan dilakukan randomisasi direncanakan pada kelompok I adalah :
dalam menentukan sampel dan kondisi 169,4 gr × 4,5 ml/Kg BB = 0,76 ml.
kandang dan pakan yang sama Perhitungan dosis ini diulang
Lokasi Penelitian yaitu di kembali setelah penimbangan kembali
Laboratorium Farmakologi FK UMY dan berat tikus setiap hari ke-5. Karena berat
LPPT UGM di Jl. Farmako Sekip. tikus yang berbeda mempengaruhi juga
Pengelompokan hewan uji dilakukan kadar dosis pemberian VCO yang akan
dengan cara ewan uji dibagi menjadi 4 diberikan pada tikus.
kelompok, masing-masing kelompok
perlakuan terdiri dari 5 ekor tikus, yaitu
kelompok VCO A yaitu kelompok dengan Hasil
perlakuan VCO A, kelompok VCO B yaitu
kelompok dengan perlakuan VCO B, Penelitian ini merupakan penelitian
kelompok VCO C yaitu kelompok dengan eksperimental dilakukan di Laboratorium
perlakuan VCO C dan kelompok Kontrol Biomedis Fakultas Kedokteran UMY dengan
yaitu kelompok tanpa perlakuan VCO menggunakan 20 ekor tikus putih jantan
sebagai kontrol. (Rattus norvegicus). Untuk
Diberikan dosis VCO yang telah homogenitasnya dipilih tikus jantan galur SD
direncanakan sesuai dengan kelompoknya berumur 2 bulan dengan berat antara 130
dengan berat antara 130-215 gram. Setelah – 215 gram yang di bagi menjadi 4 kelompok,
itu dikonversi dengan penggunaan pada yaitu kelompok VCO A, VCO B, VCO C,
manusia dengan berat badan 70 kg (50 ml dan kelompok negatif tanpa perlakuan.
VCO) mendapatkan hasil sebanyak 4,5 ml/ Keempat kelompok tersebut di kelompokan
Kg BB /hari, sedangkan tikus kelompok D berdasarkan kemiripan berat, dengan
tanpa perlakuan VCO. Minyak kelapa murni kondisi tempat yang terjaga kebersihannya,
diberikan setiap hari berturut-turut selama jenis makanan yang sama dan berat pakan
30 hari. Berat badan tikus ditimbang setiap yang sama. Setiap hari kelompok hewan
5 hari sekali selama percobaan. Kebersihan uji diberi perlakuan VCO A, VCO B, dan VCO
kandang dibersihkan setiap hari bila perlu C dengan cara disonde dengan 3 merek
diberi tambahan sekam. Pada hari ke-31 VCO di pasaran yang berbeda sesuai
diambil darahnya untuk diperiksa kadar dengan dosisnya selama 30 hari
kolesterol, HDL dan, LDL. Pengambilan sedangkan kelompok negatif tanpa
darah tikus melewati vena orbitalis perlakuan VCO. Kemudian hari ke 31
menggunakan pipa mikrokapiler, kemudian semua hewan uji diambil darahnya dengan
dihitung kadar kolesterol, HDL, dan LDL menggunakan pipa mikrokapiler. Kadar
menggunakan Spektrofotometri. Kolesterol, LDL, dan HDL hewan uji
Data yang diperoleh dari penelitian diperiksa dengan menggunakan
berupa kadar kolesterol, LDL, dan HDL tikus Spektrofotometri, kemudian dianalisis
perkelompok. Analisis dengan uji Anova satu dengan uji Anova satu jalan, dilanjutkan uji
jalan kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey. Tukey.
Analisis statistik ini akan dilakukan dengan Pembagian dosis pada tikus
bantuan program komputer SPSS. merupakan hasil konversi antara berat
Perhitungan volume pemberian manusia 70 kg dengan dengan berat tikus
VCO : Volume VCO : Y × dosis VCO, 200 gram dikalikan dengan dosis pemberian
keterangan : Y = Berat rerata kelompok tikus VCO pada manusia 50 ml, menghasilkan
dengan perlakuan VCO. Dosis VCO : 4,5 0,9 ml / 200 gram tikus.
22
Mutiara Medika
Edisi Khusus Vol. 8 No.1: 20 - 26, April 2008
70 67.84
68
23
Raditya Purna Yudha, Sri Tasminatun, Pengaruh Virgin Coconut Oil ..............................
20
17.4 17.42 17.58
18
Ka dar Da la m D ar ah (m g/dl)
16
13.98
14
12
10 LDL
8
6
4
2
0
VCO A VCO B VCO C Kontrol Negatif
Perlakuan VCO
24
Mutiara Medika
Edisi Khusus Vol. 8 No.1: 20 - 26, April 2008
14
11.9
11.32
Kadar Dalam Darah (mg/dl)
12 11
9.9
10
8
HDL
6
0
VCO A VCO B VCO C Kontrol Negatif
Perlakuan VCO
25
Raditya Purna Yudha, Sri Tasminatun, Pengaruh Virgin Coconut Oil ..............................
26