Vous êtes sur la page 1sur 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU VULVA


HYGIENE PADA REMAJA PUTRI PANTI ASUHAN DI KECAMATAN
TEMBALANG, KOTA SEMARANG

Fathin Humairoh, Syamsulhuda Budi Musthofa, Laksmono Widagdo


Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan
Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: fathinhumairoh@gmail.com

ABSTRACT

Vulva hygiene behavior is an action of maintaining and cleansing the outer part of
female reproductive organ. In August 2016, 52 adolescents in Semarang had
infections of the reproductive organs (19% Candidiasis, 17% Herpes Simplex
virus, 13% bacterial vaginitis, 12% gonorrhoe, 10% Condyloma acuminata, 8%
AIDS, 5% NGU, 4% Chlamidya tracomatis, 4% Herpes genitalis, 4%
Trichomonas urethralis, and 4% others). Orphanage as the social welfare
institution is in charge of giving protection and service including reproduction
health service. The purpose of this research was to analyze factors related to
vulva hygiene behavior in teenage girl at the orphanages at Tembalang District.
Quantitative research, cross sectional approach. Sampling technique was using
random sampling with 116 respondents. Data was analyzed using univariate,
bivariate with chi square statistical test with 95% significance and
multivariate.The results showed that majority of respondents were 12-15 years
old, came from orphaned family. The 27,6% respondents were having bad vulva
hygiene behavior. Chi square test results showed that knowledge about vulva
hygiene (p=0,003) and friends support (p=0,01) were significantly correlated with
vulva hygiene behavior. While age (p=0,8), early puberty age (p=0,179),
education (p=0,297), background (p=0,966), attitude (p=0,087), availability of
facility (p=0,058) and caregiver support (p=0,358) were not significantly
correlated with vulva hygiene behavior. Regression binary logistic test result
showed that from all variables, only knowledge about vulva hygiene was
significantly influenced with vulva hygiene behavior (OR= 3,061). It was
suggested for the orphanages to enhance the concern and guidance about vulva
hygiene particularly in giving information and supporting facilities related to health
and hygiene of reproductive organ.

Keywords : Vulva Hygiene, Teenage, Orphanage


Literature : 69 (1995-2017)

PENDAHULUAN Namun, hal ini membutuhkan


Salah satu upaya dalam penanganan yang tepat agar tidak
menjaga kesehatan reproduksi menimbulkan dampak buruk dalam
dapat dilakukan melalui menjaga kesehatan.
dan memelihara kebersihan Vulva hygiene merupakan
permukaan gerbang vagina (vulva). tindakan menjaga dan

745
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

membersihakan organ kewanitaan Berdasarkan Peraturan Menteri


bagian luar guna menjaga Sosial No.30 Th 2011 tentang
kebersihan dan kesehatan bagian Standar Nasional Pengasuhan Anak
luar organ reproduksi wanita agar untuk lembaga kesejahteraan sosial
terhindar dari infeksi.(1) menyebutan bahwa; LKSA harus
Pentingnya memelihara dan memberikan atau menyediakan
menjaga kebersihan organ genitalia informasi yang memadai mengenai
dilakukan untuk menghindari kesehatan reproduksi, memfasilitasi
munculnya gangguan kesehatan anak untuk berdiskusi tentang
pada organ reproduksi, seperti kesehatan reproduksi dengan pihak
keputihan, infeksi alat reproduksi, yang berkompeten.(5)
serta kemungkinan terkena risiko Dari hasil survei yang telah
kanker.(2) Apabila vagina sebagai dilakukan, remaja putri yang berada
organ reproduksi terluar terinfeksi di panti asuhan Kecamatan
bakteri atau mikroorganisme Tembalang masih memiliki praktik
patogen lainnya, seiring berjalannya hygiene genitalia yang salah.
waktu dan tingkat keparahan akan Diketahui dari sembilan panti asuhan
turut membahayakan organ genitalia salah satu keluhan mengenai
internal lainnya seperti uterus, masalah kesehatan reproduksi
serviks, dan lain sebagainya. wanita yang paling sering dialami
Di tahun 2007 The Centre of oleh remaja putri adalah keputihan.
Disease Control (CDC) Masih terdapat kondisi panti asuhan
menyebutkan bahwa kelompok yang mengalami kesulitan dalam
remaja dan dewasa muda dengan mengakses air bersih, lingkungan
kisaran usia 15-24 tahun merupakan tinggal yang lembab, serta kamar
golongan umur yang rentan terkena yang sempit dan padat.
infeksi saluran reproduksi.(3) Selain itu, cakupan Program
Dalam laporan DKK Semarang Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
pada bulan Agustus 2016, sebanyak pada tahun 2014 di wilayah
52 orang remaja putri mengalami puskesmas Kecamatan Tembalang
infeksi pada organ reproduksi yaitu, diketahui hanya mencapai 57,84%.
19% menderita Candidiasis, 17% Dimana dalam hal ini, akses
Herpes simplex virus, 12% pelayanan kesehatan reproduksi ke
Gonorrhoe, 13% Vaginal bacterial, panti asuhan belum tersebar secara
10% Condyloma acuminata, 8% merata. Ditambah lagi belum
AIDS, 5% NGU, 4% Chlamidya tersedianya program atau kegiatan
tracomatis, 4% Herpes genitalis, 4% khusus pembinaan atau
Trichomonas urethralis, dan 4% pendampingan terkait masalah
penyakit lain. Dibandingkan dengan kesehatan reproduksi di panti
jumlah remaja laki-laki, jumlah asuhan.
remaja putri menunjukkan angka
yang lebih banyak terkena infeksi METODE PENELITIAN
tersebut.(4) Jenis penelitian ini termasuk
Permasalahan hygiene sering penelitian kuantitatif dengan
ditemukan pada lingkungan dengan pendekatan cross sectional.
kepadatan penghuni dan kontak Pengumpulan data dilakukan
intrepersonal yang tinggi seperti melaluin wawancara dengan alat
pada penjara, pondok pesantren, bantu kuesioner. Populasi dalam
dan panti asuhan. penelitian ini adalah remaja putri
yang berasal dari 6 panti asuhan di

746
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

wilayah Kecamatan Tembalang. menggunakan teori Lawrence Green


Adapun panti asuhan yang diambil dengan melibatkan 9 variabel.
dalam penelitian ini adalah Panti
Asuhan Darut Taqwa, Darussalam, HASIL DAN PEMBAHASAN
Sarrachoniyah, At-Taqwa, Darun Diketahui sebanyak 27,6%
Najah dan Fatimatuzzahro. Dari memiliki perilaku vulva hygiene yang
sejumlah populasi kemudian dipilih buruk. Beberapa diantaranya,
berdasarkan kriteria yang sesuai sebesar 69,8% responden tidak
dengan penelitian ini, sehingga mencukur rambut kemaluan secara
populasi yang sudah sesuai dengan teratur, sebesar 66,4% responden
kriteria sebanyak 166 remaja putri. menggunakan sabun mandi sebagai
Teknik sampling yang pengganti cairan antiseptik untuk
digunakan dalam penelitian ini membersihkan daerah kemaluan,
menggunakan Non-probability serta 37,1% responden tidak
sampling, dengan pengambilan mengeringkan kemaluan setelah
sampel dengan menggunakan teknik BAK/BAB.
aksidental. Berikut ini perhitungan Hasil uji statistik univariat (tabel
sampel rumus Lemeshow dengan 2) menunjukkan bahwa banyak
asumsi kelonggaran ketidaktelitian responden pada kategori usia
sebesar 5%. remaja awal (63,8%), berada di
ே.௓మ
భషഀ/మ .௣.௤ tingkat pendidikan SMA (63,8) dan
n = ௗమ ሺேିଵሻା௓ మ
భషഀ/మ .௣.௤ memiliki latar belakang dari keluarga
166 × (1,96)2 × 0,5 × 0,5 yatim/piatu (53,4).
n= Tabel 2. Distribusi Karakteristik
(0,05)2 ×(166-1) + (1,96)2 ×଴,ହ ×଴,ହ
ଵହଽ Responden
n= ଵ.ଷ଻ଶ
= 115.8
Karakteristik Kategori N %
n = 116 (pembulatan)
Tabel 1. Jumlah Sampel Remaja 73 63,
Berdasarkan Proporsi Awal (12-15 8
Remaja Putri Tiap Panti Usia tahun)
Asuhan Remaja 42 36,
Nama Panti Akhir (16-19 2
Jumlah Sampel
Asuhan tahun)
Darut Taqwa ଺ଵ Remaja 73 63
× 116 = 43
ଵ଺଺
ଷଶ Usia Awal Awal (9-12
Darussalam × 116 = 22 Pubertas tahun)
ଵ଺଺
Sarrachoniyah ଵ଻ Remaja 43 37
× 116 = 12
ଵ଺଺ tengah (13-
At-Taqwa ଷ଴
× 116 = 21 15 tahun)
ଵ଺଺
ଵହ SMP/MTs 42 36,
Darun Najah × 116 =10 Pendidikan 2
ଵ଺଺
Fatimatuzzahr ଵଵ SMA/MA/ 74 63,
× 116 = 8
o ଵ଺଺ SMK 8
Jumlah 116 Latar Yatim/piatu 62 53,
Analisis data menggunakan uji belakang 4
statistik univariat, bivariat, dan Dhuafa 54 46,
multivariate dengan chi square 6
(α=5%), dan uji regresi binary
logistic (α=5%). Penelitian ini Hasil distribusi frekuensi
perilaku vulva hygiene remaja putri
di panti asuhan di Kecamatan

747
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Tembalang (tabel 3) menunjukkan hygiene yang lengkap (51,7%),


bahwa sebanyak 70,7% responden mendapatkan dukungan dari
memiliki pengetahuan tentang vulva pengasuh (62,9%), dan
hygiene yang baik, sikap mendapatkan dukungan dari teman
mendukung terhadap vulva hygiene sebaya (70,7%).
(53,4%), ketersediaan sarana vulva

Tabel 3. Hasil Bivariat menggunakan chi square


Perilaku Vulva Hygiene
Variabel Kategori n % Buruk Baik Nilai P
N % N %
Usia Remaja Awal 74 63,8 21 28 53 72 0,8
Remaja Akhir 42 36,2 11 26 31 73
Usia Awal Remaja Awal 72 63 23 32 49 68 0,179
Pubertas Remaja Tengah 44 37 9 20,4 35 79,6
Pendidikan SMP/MTs 42 36,2 14 33 28 67 0,297
SMA/MA/SMK 74 63,8 18 24,3 56 75,7
Latar Belakang Yatim/piatu 62 53,4 17 24,7 45 72,6 0,966
Dhuafa 54 46,6 15 27,8 39 72,2
Pengetahuan Cukup 34 70,7 18 53 16 47 0,003
Baik 82 29,3 16 19,6 66 80,4
Sikap Kurang 54 53,4 19 35,2 35 64,8 0,087
Mendukung
Mendukung 62 46,6 13 21 49 79
Ketersediaan Kurang Lengkap 56 51,7 20 35,7 36 64,3 0,058
sarana Lengkap 60 48,3 12 20 48 80
Dukungan Kurang 43 62,9 14 32,6 29 67,4 0,358
pengasuh Ada 73 37,1 18 24,7 55 75,3
Dukungan Kurang 34 70,7 15 44,1 19 55,9 0,010
teman sebaya Ada 82 29,3 17 20,7 65 79,3

Tabel 4. Hasil uji multivariat menggunakan regresi binary logistic


95% C.I. for
Variabel B S.E Wald Df Sig. Exp(B) EXP(B)
Lower Upper
Pengetahuan 1.119 .467 5.728 1 .017 3.061 1.225 7.651
Usia awal
-.706 .503 1.972 1 .160 .493 .184 1.322
pubertas
Sikap .898 .478 3.527 1 .060 2.455 .962 6.267
Ketersediaan
.650 .498 1.705 1 .192 1.916 .722 5.085
sarana
Dukungan teman .862 .497 3.009 1 .083 2.369 .894 6.277
Constant -
1.464 11.789 1 .001 .007
5.027

Hasil uji chi square (tabel 3) yaitu pengetahuan (p=0,003) dan


menunjukkan bahwa terdapat dua dukungan teman sebaya (p=0,010).
variabel yang berhubungan dengan Hasil uji multivariat (tabel 4)
perilaku vulva hygiene (p≤0,05), dengan menggunakan regresi binary

748
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

logistic menunjukkan bahwa menunjukkan perkembangan


pengetahuan tentang vulva hygiene kemampuan seseorang dalam
memiliki pengaruh yang paing besar proses belajar menerima dan
terhadap perilaku vulva hygiene. mencerna informasi yang dalam hal
Pengetahuan responden tentang ini berkaitan dengan vulva hygiene.
vulva hygiene yang baik memiliki Selanjutnya, sebanyak 63%
pengaruh 3,061 kali lebih besar responden mengalami usia pubertas
terhadap perilaku vulva hygiene. pada kategori usia remaja awal.
Menarche atau yang lebih dikenal
PEMBAHASAN dengan datangnya haid untuk
a. Perilaku Vulva Hygiene pertama kali merupakan suatu
Vulva hygiene merupakan puncak dari perubahan dalam
serangkaian proses tindakan proses pubertas pada remaja.(7) Hal
menjaga dan membersihakan organ ini merupakan sesuatu yang paling
reproduksi wanita bagian luar yang penting dan awal dari siklus yang
harus dilakukan dengan benar agar berkelanjutan. Hasil penelitian
terhindar dari infeksi.(1) Dari total 116 menunjukkan nilai p-value
responden, sebanyak 28% memiliki 0,179>0,05 sehingga tidak terdapat
perilaku vulva hygiene yang buruk. hubungan antara usia awal pubertas
Dimana perilaku yang terkait dengan perilaku vulva hygiene. Hal
sebanyak 69,8% responden tidak ini sejalan dengan penelitian
mencukur rambut kemaluan secara Mahmudah dkk. (2016), yang
teratur. Selain itu masih ditemukan menyatakan bahwa tidak ada
responden yang melakukan vaginal hubungan yang nyata antara usia
douching, dimana menggunakan pubertas.(8)
sabun mandi sebagai pengganti Selanjutnya, sebanyak 63,8%
cairan antiseptik untuk berada pada tingkat pendidikan
membersihkan daerah organ SMA/MA/ SMK. Pendidikan
reproduksi (66,4%). merupakan salah satu faktor
b. Karakteristik Responden predisposisi yang dapat
Pada penelitian ini, sebagian mempengaruhi pengetahuan serta
responden berada dalam kategori perilaku seseorang. Hasil penelitian
usia remaja awal (63,8%). Usia ini menujukkan nilai p-value
merupakan salah satu faktor 0,297>0,05 sehingga tidak ada
demografi yang dapat hubungan antara pendidikan dengan
mempengaruhi perilaku seseorang. perilaku vulva hygiene. Hasil
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai penelitian ini tidak sejalan dengan
p-value 0,8>0,05, sehingga tidak penelitian Julianty Pradono dan Ning
terdapat hubungan antara usia Sulistyowati (2013), yang
responden dengan perilaku vulva menyatakan terdapat hubungan
hygiene. Hasil penelitian ini tidak antara tingkat pendidikan dengan
sejalan dengan penelitian Nur status kesehatan remaja. Dimana
Solikah (2013), yang menyatakan dalam berbagai kajian lainnya
ada hubungan antara tingkat usia disebutkan bahwa adanya efek
dengan pengetahuan perawatan alat positif dari lamanya tahun
kelamin wanita pada remaja putri di pendidikan dengan kesehatan yang
panti asuhan.(6) Dalam penelitian ini, konsisten.(9)
remaja putri di panti asuhan Selanjutnya, sebanyak 53,4%
seluruhnya sudah mengalami responden memiliki latar belakang
pubertas. Secara teori, usia dapat berasal dari keluarga yatim/piatu.

749
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Keluarga dipercaya sebagai salah tidak ada hubungan antara


satu faktor penguat dalam ketersediaan sarana dengan
pembentukan suatu perilaku. Hasil perilaku vulva hygiene. Hasil
penelitian menunjukkan nilai p-value penelitian ini tidak sejalan dengan
0,087>0,05 sehingga tidak terdapat penelitian Choisoh Umairoh (2012),
hubungan antara latar belakang yang menunjukkan bahwa terdapat
dengan perilaku vulva hygiene. Hal hubungan antara ketersediaan
ini tidak sejalan dengan penelitian sarana prasarana terhadap perilaku
Lutfi Adibah (2016), yang perineal hygiene. Ketersediaan
menyatakan bahwa terdapat saran prasarana yang mendukung
hubungan antar keluarga (peran ibu) remaja putri untuk menjaga perilaku
terhadap praktik hygiene genitalia.(10) perineal hygiene sangat tepat
Lingkungan keluarga, teutama ibu apabila tersedia dalam lingkungan
merupakan sumber informasi yang sekolah dan tempat tinggal.
paling berperan dalam pengetahuan Ketersediaan sarana serta akses
tentang personal higiene. informasi yang baik diharapkan
c. Pengetahuan dapat meningkatkan perilaku
Hasil penelitian menunjukkan hygiene pada remaja putri.(13)
nipai p-value 0,003<0,05 yang f. Dukungan Pengasuh
berarti ada hubungan pengetahuan Hasil penelitian ini menunjukkan
responden dengan perilaku vulva nilai p-value 0,358>0,05 yang artinya
hygiene. Hasil penelitian ini tidak ada hubungan antara
didukung oleh penelitian Maidartati, dukungan pengasuh dengan
dkk (2016), yang menyatakan bahwa perilaku vulva hygiene. Hal ini tidak
terdapat hubungan antara sejalan dengan penelitian Binarti Dwi
pengetahuan dengan perilaku vulva (2012), yang menunjukkan bahwa
hygiene saat menstruasi pada terdapat hubungan antara dukungan
remaja putri.(11) pengasuh dengan pencegahan
d. Sikap skabies pada santri di pondok
Hasil penelitian ini menunjukkan pesantren.(14) Dalam penelitian ini,
niali p-value 0,087>0,05 yang artinya perilaku vulva hygiene yang buruk
tidak ada hubungan antara sikap pada remaja putri panti asuhan lebih
dengan perilaku vulva hygiene. Hasil banyak ditemui pada kelompok
penelitian ini sejalan dengan responden dengan dukungan
penelitian Annisa Nurhayati (2013), pengasuh yang kurang (32,6%)
yang menyatakan tidak ada dibandingkan dengan yang terdapat
hubungan bermakna antara sikap dukungan pengasuh (24,7%). Hal ini
vaginal hygiene dengan kejadian dikarenakan sebanyak 51,7%
keputihan.(12) Sikap termasuk salah responden mengaku tidak pernah
satu faktor yang mempengaruhi membicarakan tentang kesehatan
perilaku. Namun, sikap tidak hanya reproduksi dengan pengasuh di
dipengaruhi oleh pengetahuan yang panti asuhan. Diantaranya merasa
baik atau buruk, tetapi dapat tidak nyaman membicarakan
dipengaruhi juga oleh faktor usia, masalah kesehatan reproduksi
pendidikan dan status sosial yang (44,8%).
dapat menyebabkan g. Dukungan Teman Sebaya
ketidaksesuaian sikap. Hasil penelitian ini menunjukkan
e. Ketersediaan Sarana nilai p-value 0,01<0,05 yang berarti
Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara dukungan
nilai p-value 0,058>0,05 yang artinya teman sebaya dengan perilaku vulva

750
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

hygiene. Hal ini sejalan dengan dan latar belakang dari keluarga
penelitian yang dilakukan Cholisoh yatim/piatu.
Umairoh (2012), yang menyebutkan 3. Variabel yang berhubungan
bahwa sebanyak 66,07% remaja adalah pengetahuan tentang
putri mendapatkan dukungan vulva hygiene (p-0,003) dan
informasi dan saran yang baik dari dukungan teman sebaya
teman sabaya mengenai perilaku (p=0,010).
perineal hygiene.(13) Menurut Enny, 4. Variabel yang tidak berhubungan
dalam lingkungan sosial remaja adala usia (p=0,8), usia awal
akan terjadi pergeseran dari pubertas (p=0,179), tingkat
lingkungan keluarga ke lingkungan pendidikan (p=0,297), latar
teman sebaya. Dimana teman belakang (p=0,966), sikap
sebaya mulai memegang peran (p=0,087), ketersediaan sarana
penting. (15) (p=0,058), dan dukunga
h. Variabel yang Paling pengasuh (p=0,358).
Berpengaruh terhadap 5. Faktor yang paling berpengaruh
Perilaku Vulva Hygiene terhadap perilaku vulva hygiene
Pengetahuan tentang vulva adalah pengetahuan tentang
hygiene merupakan variabel yang vulva hygiene dengan nilai OR
memiliki pengaruh signifikan terbesar yaitu 3,061.
terhadap perilaku vulva hygiene
remaja putri panti asuhan, sebab DAFTAR PUSTAKA
memiliki nilai p<0,05 dan memiliki 1. Kissanti A. Buku Pintar Wanita
nilai OR terbesar yaitu 3,061. Kesehatan dan Kecantikan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Jakarta: Araska Printika; 2008.
tingkat pengetahuan remaja putri di 2. Sandriana dkk. Perilaku
panti asuhan baik tentang vulva Personal Hygiene Genitalia
hygiene yang baik memiliki Santriwati di Pesantren Ummul
pengaruh 3,061 kali lebih besar Mukminin Makassar Sulawesi
dibandingkan remaja putri di panti Selatan. Makassar: Fakultas
asuhan dengan tingkat pengetahuan Kesehatan Masyarakat
yang cukup terhadap perilaku vulva Universitas Hasanuddin; 2015.
hygiene. 3. Sari I. Pengaruh Pendidikan
Hasil penelitian ini sejalan dengan Kesehatan Tentang Mentruasi
penelitian Dwi (2010), yang Terhadap Perubahan Perilaku
menunjukkan bahwa pengetahuan Menstruasi Hygine Remaja Putri
memiliki pengaruh terhadap tindakan untuk Pencegahan Infeksi
personal hygiene remaja putri.(16) Saluran Reproduksi (ISR). 2013.
4. Dinas Kesehatan Kota
KESIMPULAN Semarang. Laporan Dinas
1. Sebanyak 72,4% responden Kesehatan Kota Semarang
memiliki perilaku vulva hygiene Program Kesehatan Remaja
yang baik. Tahun 2013-2016. 2016.
2. Mayoritas karakteristik responden 5. Peraturan Menteri Sosial
berasa rata-rata pada kategori Republik Indonesia Nomor : 30 /
usia remaja awal yaitu 12-15 HUK / 2011 tentang Standar
tahun, mengalami usia awal Nasioanal Pengasuhan Anak
pubertas pada kategori remaja Untuk Lembaga Kesejahteraan
awal (9-12 tahun), berada pada Sosial Anak [Internet].
tingkat pendidikan SMA/MA/SMK, Kementerian Sosial Republik

751
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Indonesia;2011.(http://www.bph Ilmu Keperawatan Vol. IV;2014.


n.go.id/data/documents/11pmso 12. Nurhayati A. Hubungan
s030.pdf diakses pada tanggal 1 Pengetahuan Sikap dan
Mei 2017) Perilaku Vaginal Hygiene
6. Nur S. Hubungan Antara Terhadap Kejadian Keputihan
Tingkat Usia, Perilaku Dan Patologis Pada Remaja Putri
Status Menstruasi Dengan Usia 13-17 Tahun di Daerah
Tingkat Pengetahuan Tentang Pondok Cabe Ilir. Universitas
Perawatan Alat Kelamin Wanita Islam Negeri Syarif
Pada Anak Asuh di Panti Hidayatullah; 2013.
Asuhan Sunan Kalijaga 13. Umairoh C. Analisis Faktor yang
Pandanwangi Kota Malang Mempengaruhi Perilaku
[Internet]. Universitas Perineal Hygiene pada Remaja
Muhammadiyah Malang; 2013. Putri Berbasis Precede Proceed
7. A.CG. Buku Ajar Fisiologi Model di SMPN 45
Kedokteran. 9th ed. Jakarta: Surabaya.2012;(http://journal.un
EGC; 1997. air.ac.id/download-fullpapers-
8. Mahmudah dkk. Faktor-Faktor pmnj87b6d858dafull.docx,
yang Berhubungan dengan diakses pada tanggal 18
Perilaku Seksual Remaja di Agustus 2017)
Kota Padang. Jurnal Kesehatan 14. Wahyuningsih BD. Hubungan
Andalas [Internet]. Dukungan Pengasuh Tentang
2016;5.(http://jurnal.fk.unand.ac. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
id/index.php/jka/article/download Santri dengan Pencegahan
/538/443, diakses pada tanggal Skabies di Pondok Pesantren
24 Agustus 2017) Darul Dakwah [Internet]. STIKes
9. Julianty P& NS. Hubungan Bina Sehat PPNI Mojokerto;
Antara Tingkat Pendidikan, 2016. (http://ejournal.stikes-
Pengetahuan Tentang ppni.ac.id/index.php/JKS/article/
Kesehatan Lingkungan, Perilaku view/322/322, diakses pada
Hidup Sehat dengan Status tanggal 25 Agustus 2017).
Kesehatan. Buletin Penelitian 15. Eny K. Kesehatan Remaja dan
Sistem Kesehatan. 2014. Wanita. Jakarta: Salemba
10. Adibah L. Hubungan Beberapa Medika; 2011.
Faktor dengan Praktik Hygiene 16. Rahmatika D. Pengaruh
Genitalia Eksternal Pada Pengetahuan dan Sikap
Remaja Putri Pondok Pesantren Tentang Personal Hygiene
Al-Ishlah Tembalang Semarang Menstruasi Terhadap Tindakan
th 2016. Semarang: Fakultas Personal Hygiene Remaja Putri
Kesehatan Masyarakat Pada Saat Menstruasi Di SMK
Universitas Diponegoro; 2016. Negeri 8 Medan. Universitas
11. Maidartati, dkk. Hubungan Sumatera Utara; 2010.
Pengetahuan dan Perilaku
Vulva Hygiene Pada Saat
Menstruasi remaja Putri. Jurnal

752

Vous aimerez peut-être aussi