Vous êtes sur la page 1sur 8

JIUBJ

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi


Volume 19, Nomor 1, Februari 2019, (Halaman 53-60)
DOI 10.33087/jiubj.v19i1.545
ISSN 1411-8939 (Online) | ISSN 2549-4236 (Print)

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan dalam Memberikan


Pelayanan Antenatal Berkualitas Diwilayah Kerja
Puskesmas Kota Bukittinggi Tahun 2018
Khairan Nisa1, Joserizal Serudji2, Delmi Sulastri3
Pendidikan Ilmu Kebidanan Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Andalas1
Bagian Obstetri dan Gynecologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas2
Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas3
e-mail: ranikhairannisa@gmail.com

ABSTRACT
Quality antenatal care has a major role in reducing maternal mortality. Every effort to improve quality must also
be accompanied by efforts to pay attention to factors that contribute to improving the performance of midwives in
providing services. The study used a combination of quantitative approaches in 67 midwives in the Bukittinggi
and qualitatively in 15 informants, of which 9 people included in-depth interview informants to coordinator
midwives, head of the Public health center and staffing and 6 FGD informants to midwives on duty at the health
center.The results of quantitative data analysis, factors related to the performance of midwives are incentives,
motivation and workload. Motivation is the most dominant factor related to the performance of midwives. The
results of qualitative data analysis, the leadership plays an important role in increasing motivation to work
midwives and optimizing the role of midwives in overcoming problems related to overlapping workloads.
Midwives also need to increase their participation efforts and empower pregnant women so that programs can
run well and provide positive feedback for improving the health status of pregnant women. Basically antenatal
services provided by midwives are in accordance with standards, but the paradigm of antenatal care for pregnant
women must shift from achieving quantity to focus on quality. To improve the performance of midwives in
providing antenatal care, several efforts are needed: monitoring and evaluation of the quality of antenatal care by
midwives, leadership involvement in efforts to increase midwife motivation both from supervision and reward
management in non-material forms. Providing equal opportunities for midwives to improve competence through
training, especially training related to quality antenatal care. In addition, the provision of infrastructure at the
polindes needs attention.

Keywords:
Performance; Antenatal Services; PublicHealth Center

PENDAHULUAN Kesehatan Kota Bukittinggi mencatat hingga


Kinerja tenaga kesehatan yang baik akan saat ini AKI dan AKB mengalami fluktuasi
berdampak pada kualitas pelayanan peningkatan.. Jumlah kematian ibu dan bayi
pemeriksaan pada ibu hamil, termasuk kinerja selama tiga tahun terakhir cenderung meningkat.
bidan sebagai penyedia layanan kesehatan (Dinkes Kota Bukittinggi, 2016) (Agustino,
maternal dan neonatal. Apabila proses 2016).
kehamilaan, persalinan dan nifas dapat dilalui Menurut laporan dari Dinas kesehatan Kota
seorang perempuan dengan aman maka angka Bukittinggi penyebab kematian ibu rata-rata
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi karena komplikasi kehamilan sedangkan
(AKB) dapat ditekan. penyebab kematian bayi disebabkan oleh faktor
kenyataan di Indonesia tingkat kematian yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh
maternal dan neonatal masih tinggi. Gambaran dari orang tuanya pada saat konsepsi atau
risiko kematian maternal dan neonatal telah didapat selama kehamilan. Beberapa penyebab
lama menjadi barometer pelayanan kesehatan kematian bayi dapat bermula dari kehamilan 28
ibu di suatu negara. World Health Organization minggu sampai hari ke 7 setelah persalinan.
memperkirakan sepanjang tahun 2008, Penyebab kematian terbanyak 65,8% adalah
sebanyak 358.000 kematian ibu di dunia terjadi kondisi ibu disaat melahirkan (Dinkes
akibat kehamilan dan melahirkan. Hal ini berarti Bukittinggi, 2017).
29.833 ibu meninggal setiap bulan atau 981 ibu Tingginya AKI dan AKB dapat disebabkan
meninggal setiap hari karena penyebab yang oleh beberapa faktor seperti tenaga kesehatan
berpengaruh dengan kehamilan dan melahirkan. dan pemerintah. Menurut WHO, kasus kematian
Sebanyak 355.000 atau 99,16% dari total ibu terjadi antara 33-50% yang berpengaruh erat
kematian tersebut terjadi di negara dengan rendahnya tingkat pelayanan kesehatan
berkembang, termasuk salahsatunya Indonesia yang diperoleh ibu selama hamil.
yang menyumbang 10.000 Angka Kematian Menurut laporan Kepala Dinas Kesehatan
Ibu(Guspianto 2012) (WHO, 2013). Kota Bukittinggi, 2/3 penyebab kematian Ibu
Laporan tahunan Dinas Kesehatan Provinsi karena penanganan sebelum melahirkan.
Sumatra Barat tahun 2015 menunjukkan jumlah Penyebabnya kompetensi petugas kesehatan
AKI yang tercatat sebanyak 106 kasus. Dinas yang belum optimal. Untuk itu pemerintah

53
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan dalam Khairan Nisa, DKK
Memberikan Pelayanan Antenatal Berkualitas Diwilayah Kerja Puskesmas
Kota Bukittinggi Tahun 2018

membuat strategi akselerasi untuk menurunkan kesejahterahan masyarakat sehingga dapat


Angka Kematian Ibu dan Bayi dengan menurunkan Angka Kematian Ibu diIndonesia
pelaksanaan Asuhan Antenatal berkualitas di (USAID, 2010).
Kota Bukittinggi. Sejalan dengan pendapat Melihat besarnya peranan Asuhan
Masuri T.Chalid, jika ibu hamil mendapatkan Antenatal berkualitas terhadap penurunan AKI
pelayanan Antenatal yang berkualitas selama dan faktor lain seperti kontribusi kinerja Bidan
kehamilan maka kondisi ibu akan optimal hingga dalam memberikan pelayanan, sehingga peneliti
waktu persalinan sehingga akan mampu tertarik untuk meneliti lebih lanjut lagi mengenai
menurunkan Angka Kematian Ibu sampai 20% Analisis faktor yang Berhubungan dengan
(Kemenkes, 2017) (Chalid, 2015). kinerja Bidan dalam Memberikan Pelayanan
Pemerintah sangat berharap agar setiap Antenatal Berkualitas di Wilayah kerja
tenaga kesehatan khususnya Bidan, dapat Puskesmas Kota Bukittinggi tahun 2018
melakukan asuhan kebidanan yang adekuat dan
sesuai dengan standar, serta ibu hamil yang METODE PENELITIAN
beresiko dan beresiko tinggi saat hamil harus Penelitian menggunakan desain
tertatalaksana dengan baik dan benar sesuai kombinasi pendekatan kuantitatif pada 67 Bidan
dengan tandar asuhan kehamilan (Agustino, di wilayah kerja puskesmas kota Bukittinggi dan
2016). kualitatif pada 15 informan, dimana 9 orang
Pelayanan kebidanan memberikan diantaranya informan wawancara mendalam
kontribusi dalam menerapkan pelayanan kepada bidan koordinator, kepala puskesmas
antenatal berkualitas sesuai standar. Sehingga dan bagian kepegawaian dan 6 orang informan
setiap upaya untuk peningkatan kualitas harus FGD kepada bidan yang bertugas dipuskesmas.
juga disertai upaya untuk meningkatkan kinerja
setiap petugas terutama Bidan (Mulyono, 2013). HASIL DAN PEMBAHASAN
Kinerja Bidan sangat berpengaruh terhadap Usia Bidan
peningkatan kualitas dalam memberikan Berdasarakan hasil penelitian didapatkan
pelayanan. Kinerja diartikan sebagai hasil kerja hasil bahwa usia bidan di wilayah kerja
yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok puskesmas kota Bukittinggi lebih dari separuh
orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang (50,7%) adalah bidan dengan usia 30-40 tahun.
dan tanggung jawab masing-masing (Fahlevi, Menurut Siagian, Semakin lanjut usia
2017). Seperti pelayanan kesehatan pada seseorang semakin meningkat pula
umumnya, kualitas layanan antenatal merujuk kebijaksanaan kemampuan seseorang dalam
pada kinerja Bidan dalam menerapkan standar mengambil keputusan, berfikir rasional,
asuhan ibu hamil. Untuk menilai pelayanan mengendalikan emosi dan bertoleransi terhadap
antenatal berkualitas perlu dilakukan pandangan orang lain, sehingga berpengaruh
pengukuran terhadap kinerja Bidan dalam terhadap peningkatan motivasinya (Siagin,
penerapan standar antenatal. Semakin baik 2002) .
kinerja Bidan, Semakin tinggi kualitas pelayanan Sementara itu, menurut hasil penelitian
kesehatan (WHO, 2013). mengungkap perbandingan usia diantara bidan
Menurut Gibson , Kinerja atau perilaku tidak memperlihatkan perbedaan yang
kerja seseorang dipengaruhi oleh tiga variable signifikan. Secara umum perbedaan hanya
yaitu variable individu, variable organisasi dan terletak pada masa kerja dan jumlah
variable psikologi. Variable individu pengalaman yang didapatkan. Pada umumnya
dikelompokkan menjadi sub variable umur, bidan mempunyai kompetensi dalam
status kepegawaian, masa kerja, pendidikan dan pemeriksaan ibu hamil. Bidan yang berusia
pelatihan. Variable psikologi terdiri dari sub diatas 40 tahun rata-rata lebih senior dan sudah
variable motivasi, sikap dan kepuasan kerja bekerja selama lebih kurang 20 tahun. Hal ini
sedangkan variable Organisasi juga dibagi memberikan banyak pengalaman dan
kedalam sub variabel yaitu sumber daya, beban pembelajaran bagi bidan. Sebagian besar
kerja, supervisi, kepemimpinan dan budaya diantara mereka telah memiliki keterampilan
organisasi. Dengan demikian ada beberapa yang mahir dalam melakukan pemeriksaan fisik
faktor yang dapat berhubungan dengan kinerja kepada setiap ibu hamil.
Bidan dalam memberikan pelayanan antenatal Begitu juga halnya dengan bidan yang
yang berkualitas (Notoatmodjo, 2003) berusia 30 sampai 40 tahun, mereka juga
Melalui kinerja klinis Bidan, diharapkan memiliki inovasi yang lebih beragam dalam hal
dapat menunjukkan kontribusi profesionalnya pemecahan masalah, sebagian besar bidan juga
secara nyata dalam meningkatkan kualitas telah kompeten dalam memberikan pelayanan.
pelayanan kebidanan yang berdampak terhadap Hal ini karena didukung oleh kondisi lingkungan
pelayanan kesehatan secara umum pada yang memberikan kesempatan untuk bidan
organisasi tempat bekerja dan dampak akhir mengikuti pelatihan dan belajar dari pengalaman
bermuara pada kualitas hidup dan bidan yang lebih senior.

54
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan dalam Khairan Nisa, DKK
Memberikan Pelayanan Antenatal Berkualitas Diwilayah Kerja Puskesmas
Kota Bukittinggi Tahun 2018

Pendidikan Bidan mempunyai dorongan dan semangat yang kuat


Hasil penelitian juga memberikan untuk menyelesaikan setiap tugas yang menjadi
gambaran bahwa pada umumnya bidan sudah tanggung jawabnya.
memiliki pendidikan yang sesuai dengan standar Motivasi adalah pendorong bagi bidan
kompetensi yaitu 63 (94,0%). Sedangkan bidan dalam melaksanakan asuhan antenatal seperti
yang belum memiliki pendidikan yang kurang pemeriksaan kehamilan, kunjungan K1 dan K4.
sesuai standar kompetensi adalah 4 orang Dalam penelitian ini dapat kita lihat bahwa bidan
dimana latar belakang pendidikannya hanya rata-rata memiliki motivasi yang baik dalam
sampai D1. memberikan pelayanan. Bidan yang memiliki
Pendidikan memberikan arahan motivasi baik didorong oleh beberapa hal
bagaimana seseorang dengan kekurangan diantaranya dilihat dari kondisi lingkungan yang
keterampilannya harus diberikan bimbingan, mendukung, arahan dan bimbingan yang baik
pembinaan, konseling dan mengarahkan dari pimpinan, adanya reward dan penghargaan
seseorang menguasai bidan pekerjaannya untuk bidan. Motivasi yang baik mendorong
(Kirom, 2010). bidan untuk semangat dalam memberikan
Menurut hasil penelitian di wilayah kerja pelayanan kepada pasien.
puskesmas kota Bukittinggi, bahwa bidan yang Selain bidan yang memiliki motivasi baik
memiliki riwayat pendidikan D1 belum dalam bekerja, dari hasil penelitian juga terdapat
melanjutkan ke jenjang DIII karena alasan umur bidan dengan motivasi yang kurang. Motivasi
yang sebentar lagi akan pensiun. Sedangkan bidan menjadi kurang disebabkan beberapa hal
bidan yang sudah berpendidikan DIII, rata-rata seberti beban kerja yang banyak. Beban kerja
belum ingin melanjutkan pendidikan karena rata- yang banyak disebabkan karena puskesmas
rata masih dalam usia produktif ingin fokus kekurangan tenaga kesehatan atau pegawai
membesarkan anak dan menambah keturunan. administrasi, sehingga bidan diperbantukan. Hal
Disamping itu tuntutan jenjang karir belum tersebut menyebabkan bidan tidak fokus
mengharuskan bidan DIII untuk melanjutkan memberikan pelayanan kepada ibu hamil
pendidikan, dimana untuk standar pendidikan mengingat adanya penambahan tugas diluar
bidan Puskesmas yang sesuai dengan aturan tupoksi.
akreditasi adalah setara DIII Kebidanan.
Persepsi terhadap Kepemimpinan
Pelatihan Bidan Adanya koordinasi dan arahan dari
Salah satu hal yang berperan dalam pimpinan juga menambah semangat bidan
pemberian pelayanan seorang bidan adalah dalam bekerja, hal ini tercermin dari hasil
riwayat pelatihan yang pernah diikuti, menurut penelitian yang juga menggambarkan bahwa
hasil penelitian didapatkan lebih dari separuh lebih dari separuh responden memiliki persepsi
responden belum pernah mengikuti pelatihan baik terhadap kepemimpinan yaitu 37 (55,2%).
yaitu 45 (67,2%). Adapun bidan yang pernah Hal ini menegaskan bahwa pimpinan merupakan
mengikuti pelatihan adalah bidan yang di tunjuk unsur yang sangat penting dalam keberhasilan
sebagai koordinator KIA saja, hal ini sebuah tugas yang menjadi tanggung bidan.
memberikan gambaran bahwa tidak semua Berdasarkan kuesioner hasil penelitian
bidan yang mendapatkan kesempatan yang terlihat rata-rata responden menjawab bahwa
sama untuk mengikuti pelatihan. kepala puskesmas sering mengikut sertakan
Berdasarkan hasil penelitian, Pelatihan bidan dalam hal pemecahan masalah yang
untuk bidan cukup memadai namun belum ada berhubungan dengan pelayanan UKM dan UKP
pelatihan yang dikhususkan untuk pelayanan seperti koordinasi pembagian tugas.
antenatal yang berkualitas. Pelatihan merupakan Adapun responden yang memiliki persepsi
salah satu cara untuk mengembangkan sumber kurang baik terhadap pimpinan, rata-rata
daya manusia, dimana tujuannya adalah untuk mengungkapkan bahwa pimpinan jarang
meningkatkan kemampuan dan keterampilan melibatkan bidan dalam mengambil keputusan.
kerja seseorang. Menurut hasil wawancara
pelatihan terkait pelayanan antenatal sangat Persepsi terhadap Insentif
jarang dilakukan, bahkan selama melaksanakan Hasil penelitian juga menggambarkan
tugas beberapa bidan berkata bahwa tidak hasil dari persepsi bidan terhadap insentif dalam
pernah diadakan pelatihan khusus terkait bekerja bahwa lebih dari separuh bidan memiliki
asuhan antenatal. persepsi baik terhadap insentif 42 (62,7%).
Meskipun masih ada yang memiliki persepsi
Motivasi bidan yang kurang baik 25 (37,3%) bahwa adanya
Gambaran motivasi bidan juga bisa terlihat keluhan tentang lambatnya realisasi, namun
dari hasil penelitian bahwa didapatkan lebih dari sejauh ini insentif yang didapatkan oleh bidan
separuh bidan dengan motivasi baik yaitu 41 dirasakan sangat cukup, apalagi ditambah
(61,2%). Hal ini menjelaskan bahwa bidan dengan adanya wacana tentang penambahan

55
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan dalam Khairan Nisa, DKK
Memberikan Pelayanan Antenatal Berkualitas Diwilayah Kerja Puskesmas
Kota Bukittinggi Tahun 2018

tunjangan profesi, hal ini dirasakan sangat cukup Selain itu pada saat pemeriksaan
bagi bidan. Antenatal, ada sebagian bidan yang belum
Saat ini tenaga kesehatan khususnya melakukan pemeriksaan fisik yang lengkap dari
bidan diberikan penambahan tunjangan yang kepala sampai ke kaki. Seperti pemeriksaan
berasal dari dana BOK. Selain pendanaan untuk konjunctiva, pemeriksaan panggul, pemeriksaan
kegiatan pelayanan, insentif juga memegang ekstremitas atas dan bawah kemudian
peran penting dalam memotivasi bidan dan pemeriksaan thyroid. Bidan hanya melakukan
upaya peningkatan kinerja bidan. Insentif hal-hal yang dirasa sangat penting sesuai
digolongkan kepada 2 bentuk yaitu insentif dengan standar 10T.
berupa materil dan insentif berupa non materil. Berdasarkan hasil wawancara, bidan
Kompensasi dan tunjangan merupakan salah mengemukakan alasan bahwa pemeriksaan
satu bentuk dari insentif materil. Kompensasi kehamilan yang lengkap akan memakan waktu
yang memadai merupakan hal utama dalam yang lama, sementara pasien lain banyak yang
bekerja karena untuk memenuhi kebutuhan mangantree. Hal ini juga ditakutkan nantinya
hidup. akan memberikan efek terhadap kepuasan
Bidan akan lebih terdorong untuk pasien akan menurun. Oleh karena itu
berkembang jika diimbangi dengan kompensasi pemeriksaan hanya difokuskan 10T. Untuk
berupa gaji yang sesuai. Selain kompensasi, pemberian konseling gizi, setiap ibu hamil akan
setiap individu juga butuh penghargaan atas diarahkan ke ruangan konseling gizi dan
prestasi. Pemberian reward yang sesuai dapat diberikan promkes oleh ahli gizi, sementara itu
meningkatkan motivasi bidan dalam memberikan untuk pemeriksaan labor juga ada petugas labor
pelayanan yang baik. yang melakukan pemeriksaan.

Persepsi terhadap Beban kerja Analisis hubungan umur dengan kinerja


Sebanyak 40 (59,7%) bidan yang memiliki bidan
persepsi baik terhadap beban kerja. Hal ini Hasil penelitian menggambarkan bahwa
berarti lebih dari separuh bidan merasa bahwa ada kecendrungan bidan dengan usia 30-40
beban kerja yang diberikan cukup sesuai dan tahun memiliki kinerja yang baik dalam
bidan merasa mampu untuk mengerjakan tugas memberikan pelayanan antenatal. Hasil analisis
pokok disamping tugas lain yang menanti. pada uji statistik didapatkan p value 0,706
Berdasarkan hasil penelitian, bidan yang artinya bahwa tidak ada hubungan yang
memiliki persepsi baik terhadap beban kerja bermakna antara usia responden dengan kinerja
dikarenakan beberapa anggapan bahwa bidan.
pekerjaan yang dilaksanakan bidan selama ini Bidan yang memiliki kinerja yang baik
tidak banyak tuntutan, selain itu rutinitas rata-rata mereka lebih terampil dan cekatan, hal
pekerjaan tidak memerlukan pemikiran yang ini juga berhubungan dengan pengalaman
berat. Sebagian bidan juga merasa mampu bekerja yang lebih banyak bagi bidan yang
menyelesaikan tugas-tugas pokok sambil senior. Berdasarkan hasil pengamatan selama
melakukan pekerjaan lain. penelitian, hal mendasar dari perbedaan umur
Sementara itu, kurang dari separuh bidan hanyalah dalam hal pembuatan pelaporan yang
memiliki persepsi kurang baik terhadap beban menggunakan komputerisasi.
kerja, beberapa bidan desa ada yang Menurut hasil wawancara peneliti, bidan
beranggapan bahwa tanpa terasa waktu habis yang usianya lebih senior tidak mampu
tercurah untuk pekerjaan yang berhubungan mengoperasikan perangkat lunak dalam
dengan tugas puskesmas. Hal ini dikarenakan menginput laporan dengan komputerirasi, untuk
tugas dan tuntutan bidan dirasa sangat banyak, itu dalam hal ini pimpinan melimpahkan
tidak hanya dikhususkan pada pelayanan pekerjaan kepada bidan-bidan yang lebih junior.
antenatal saja, namun juga untuk pelayanan Adapun pembagian kerja yang baik dalam hal ini
umum di masyarakat. Selain itu target dan juga diperlukan agar tercipta kondisi lingkungan
cakupan kunjungan antenatal dirasa tinggi, tidak bekerja yang baik pula untuk peningkatan kinerja
sesuai dengan data yang ada dilapangan. bidan, salah satu contohnya adalah bidan yang
berusia lebih senior memegang tanggung jawab
Kinerja bidan laporan dalam bentuk tulisan, sedangkan yang
Hasil penelitian dari kategori kinerja junior mereka bertugas untuk meninput laporan
didapatkan lebih dari separuh responden dengan komputerisasi sehingga setiap bidan
memiliki kinerja yang baik yaitu 36 (53,7%). tidak ada yang merasa diberatkan.
Bidan yang memiliki kinerja yang baik telah Adanya faktor lain yang berhubungan
melakukan dan memberikan pelayanan dengan kinerja bidan seperti rasa tanggung
antenatal sesuai standar 10T namun dalam hal jawab didalam diri bidan, kondisi lingkungan
ini pelayanan yang diberikankan baru hanya yang bersinergis, peran pimpinan, dukungan
terfokus dari segi kuantitasnya. teman sejawat serta rasa tanggung jawab dan

56
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan dalam Khairan Nisa, DKK
Memberikan Pelayanan Antenatal Berkualitas Diwilayah Kerja Puskesmas
Kota Bukittinggi Tahun 2018

tuntutan akan pekerjaan mendorong motivasi kurang baik. Hasil uji statistik didapatkan nilai p
bidan untuk bekerja lebih giat. Sehingga tidak value 1,000 (P>0,05) artinya bahwa tidak ada
ada perbedaan usia dalam menciptakan kinerja hubungan yang bermakna antara pelatihan ANC
yang baik. dengan kinerja bidan. Hasil analisis statistik
menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna
Analisis hubungan pendidikan dengan antara pelatihan ANC dengan kinerja bidan,
kinerja bidan meskipun distribusi responden yang belum
Hasil penelitian menggambarkan bahwa mengikuti pelatihan Antenatal lebih banyak dari
dari 63 responden yang memiliki pendidikan responden yang sudah mengikuti pelatihan.
sesuai standar, 34 (54%) diantaranya memiliki Penelitian ini sejalan dengan hasil
kinerja yang baik. Sedangkan responden yang penelitian Nasution (2018) yang menyebutkan
memiliki pendidikan kurang sesuai standar ada 4 bahwa tidak ada hubungan antara pelatihan
orang dimana 2 diantaranya memiliki kinerja dengan kinerja bidan dalam pencapaian
yang kurang baik. cakupan imunisasi dasar lengkap di wilayah
Hasil analisis uji statistik didapatkan nilai P kerja puskesmas siabu kabupaten mandailing
Value > 1,000 artinya bahwa tidak ada natal
hubungan antara pendidikan dengan kinerja Berdasarkan hasil penelitian juga
bidan. Penelitian ini sejalan dengan hasil didapatkan bahwa sebagian besar responden
penelitian Nasution (2016) yang menyebutkan yang belum mendapatkan pelatihan antenatal
bahwa tidak ada hubungan pendidikan dengan tetap memberikan kinerja yang baik. Hal ini
kinerja bidan dalam pencapaian cakupan dikarenakan bidan merasa mempunyai tanggung
imunisasi dasar lengkap diwilayah kerja jawab dalam menjalankan setiap program untuk
puskesmas siabu kabupaten mandailing natal. mencapai target atau cakupan, meski
Selain pengalaman bekerja, berdasarkan pengetahuan tentang pelayanan antenatal yang
hasil wawancara, peneliti menemukan faktor lain berkualitas belum maksimal ia dapatkan, namun
terkait dengan beberapa responden yang ia tetap bekerja demi tercapainya target.
mengatakan bahwa riwayat pendidikan tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan Analisis hubungan motivasi kerja dengan
terhadap produktifitas kinerja bidan. Hal ini kinerja bidan
karena dalam melakukan pelayanan, telah ada Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
standar yang mengatur, jadi meskipun bidan bahwa dari 41 responden yang memiliki motivasi
dengan riwayat pendidikan DI, bidan tetap baik, 31 orang diantaranya juga memiliki kinerja
melaksanakan asuhan sesuai standar. yang baik. Sementara dari 26 responden yang
Adanya perbedaan dari dua sisi tersebut memiliki motivasi kurang baik 21 orang
bisa kita simpulkan bahwa pendidikan diantaranya juga memiliki kinerja yang kurang
memegang peranan penting bagi perbaikan baik.
kualitas pelanan dan peningkatan kinerja bidan. Berdasarkan hasil wawancara yang
Meskipun ada bidan yang belum memiliki peneliti lakukan, sebagian besar responden
riwayat pendidikan DIII, mereka berusaha sudah memiliki motivasi yang baik. responden
menunjukkan kinerja yang baik dengan mengatakan bahwa banyak faktor yang saling
memberikan pelayanan sesuai Standar Prosedur berkaitan yang dapat meningkatkan motivasi
yang ditetapkan. Kondisi lingkungan saling dari bidan, salah satunya adalah peran dari
memotivasi bidan untuk memberikan pelayanan pimpinan dan suasana bekerja yang nyaman.
yang baik, karena sebagian besar bidan sudah Selain itu bidan juga mendapatkan rewward dan
memiliki riwayat pendidikan yang sesuai standar penghargaan dengan adanya tunjangan
kompetensi, jadi sedikit banyak memberikan tambahan penghasilan.
pengaruh yang baik juga bagi bidan lainnya Hasil penelitian menggambarkan adanya
yang masih berpendidikan DI Kebidanan. keterkaitan hubungan yang mendukung motivasi
Meskipun hasil penelitian menunjukkan bidan dalam bekerja, diantaranya kebutuhan
tidak ada keterkaitan hubungan antara individu, kondisi lingkungan, rasa keinginan
pendidikan dengan kinerja bidan, peran terhadap kebutuhan akan sesuatu beserta
pendidikan dalam upaya peningkatan kualitas imbalan atau insntif. Faktor ini saling berkaitan
sumber daya manusia menjadi teramat penting, dan menimbulkan motivasi yang mendorong
mengingat pendidikan merupak jalan keluar dari seseorang bidan untuk tetap meningkatkan
persoalan yang dihadapi. kinerja. Motivasi harus tetap dipertahankan dan
dipelihara secara terus menerus agar menjadi
Analisis hubungan pelatihan dengan kinerja pendorong bagi setiap bidan untuk terus
bidan berprestasi.
Dari hasil analisis diketahui bahwa dari 22
responden yang sudah mendapatkan pelatihan
ANC, ada sebanyak 54,5 % yang kinerjanya

57
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan dalam Khairan Nisa, DKK
Memberikan Pelayanan Antenatal Berkualitas Diwilayah Kerja Puskesmas
Kota Bukittinggi Tahun 2018

Analisis hubungan persepsi terhadap insentif, cendrung memiliki kinerja yang kurang
kepemimpinan baik, bahkan responden dengan persepsi kurang
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk baik terhadap insentif cendrung memiliki kinerja
mempengaruhi sesuatu kelompok agar tercapai yang baik. Hal ini tentu berbanding terbalik
tujuan yang diharapkan. Kepemimpinan dengan teori yang mana seharusnya jika
merupakan kemampuan untuk mengendalikan persepsi terhadap kinerja kurang baik, maka
organisasi melalui perencanaan, juga akan memberikan efek yang kurang baik
pengorganisasian, pengawasan dalam rangka terhadap kinerja.
mencapai tujuan yang ditetapkan. Menurut hasil analisa peneliti bahwa ada
Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari faktor lain yang berhubungan erat dengan peran
37 responden yang memiliki persepsi baik bidan dalam pencapaian kinerja yaitu bidan
terhadap kepemimpinan, 21 (56,8%) orang diberikan sanksi jika pekerjaan yang
diantaranya juga memiliki kinerja yang baik. dilakukannya belum tuntas. Setiap bulan bidan
sedangkan 30 responden dengan persepsi yang membuat laporan kegiatan. yang harus
kurang baik terhadap kepemimpinan, 15 (50%) dilaporkan. Jika laporan telat, maka akan ada
orang diantaranya dengan kinerja yang baik. pemotongan terhadap insentif yang diterima.
Dari hasil uji statistik didapatkan p value 0,760 Selain itu bidan juga mendapatkan Tunjangan
yang artinya bahwa tidak ada hubungan yang Profesi, dimana syaratnya bidan harus datang
bermakna antara insentif dengan kinerja bidan. dan mengambil absen tepat waktu, jika
Dari hasil wawancara yang peneliti terlambat maka akan dikenakan pemotongan.
lakukan juga tampak pimpinan puskesmam Oleh karna itu meski bidan memiliki persepsi
memberikan keterlibatan dalam hal manajerial. yang kurang baik terhadap insentif, tetapi bidan
Hal ini meliputi peningkatan SDM, pembagian tetap harus bekerja maksimal untuk mencapai
tugas dan upaya optimalisasi setiap peran dan target agar tidak dikenakan sanksi berupa
tanggung jawab bidan dalam bertugas. Peran pemotongan tunjangan.
pimpinan juga sangat besar terhadap Menurut hasil wawancara peneliti dengan
peningkatan motivasi para bidan. beberapa responden, memaparkan bahwa
Insentif yang diterima bidan saat ini cukup
Analisis hubungan insentif dengan kinerja memadai dan mengalami peningkatan dibanding
bidan dalam memberikan pelayanan tahun sebelumnya. Hal ini dipertegas oleh
antenatal berkualitas kepala puskesmas tigo baleh memaparkan
Insentif sering dartikan juga sebagai bahwa dengan adanya BPJS dan dana atau
kompensasi. Kompensasi atau insentif bantuan operasional kesehatan (BOK), dapat
merupaan balas jasa organisasi terhadap menambah tunjangan bidan.
anggota atas kontribusi yang telah diberikan, Beberapa responden mengatakan bahwa
dapat berupa penghargaan yang diterima bidan insentif akan mereka dapatkan dari anggaran
baik imbalan finansial maupun non finansial. BOK. Jika anggaran tidak ada, tentunya insentif
Pemberian kompensasi merupakan faktor juga tidak diberikan, sedangkan dalam setiap
penting untuk meningkatkan kinerja karyawan program atau kegiatan lapangan baik itu
dalam bekerja. pemeriksaan kehamilan atau kelas ibu hamil
Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari sangat bergantung pada anggaran. Mereka
42 orang yang memiliki persepsi baik terhadap menyimpulkan bahwa keterbatasan anggaran
insentif, 25 diantaranya memiliki kinerja yang juga bisa menyebabkan keterbatasan bidan
kurang baik(59,5%). Sedangkan 25 responden bekerja dilapangan sehingga dapat memberikan
yang memiliki persepsi kurang baik, 19 orang efek kepada kinerja yang dilakukan bidan.
diantaranya memiliki kinerja yang baik(76,0%).
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan p value Analisis hubungan beban kerja dengan
0,010 artinya terdapat hubungan antara insentif kinerja bidan
dengan kinerja bidan. Permendagri No. 12/2008, menyatakan
Penelitian Yonaha (2017) juga bahwa beban kerja merupakan besaran
menunjukkan hasil yang sama yaitu terdapat pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu
hubungan antara Insentif dengan Kinerja jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali
Perawat di RSUD kota Semarang. Secara antara volume kerja dan normal waktu. Jika
statistik hubungan insentif dengan kinerja kemampuan pekerja lebih tinggi dari pada
perawat bermakna (p value 0,001). Sejalan tuntutan pekerjaan, maka akan muncul perasaan
dengan hasil penelitian (Hajar Nur Aswad, bosan. Namun sebaliknya, jika kemampuan
2016) menyebutkan bahwa kompensasi pekerja lebih rendah daripada tuntutan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat pekerjaan maka akan mucul kelelahan yang
di Rumah Sakit UIT Makassar. lebih. Oleh karena itu, pembagian beban kerja
Dari hasil analisis diketahui bahwa yang tepat dan sesuai dengan kemampuan
responden dengan persespi baik terhadap karyawan sangat penting untuk diperhatikan

58
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan dalam Khairan Nisa, DKK
Memberikan Pelayanan Antenatal Berkualitas Diwilayah Kerja Puskesmas
Kota Bukittinggi Tahun 2018

karena dapat mempengaruhi kinerja karyawan meningkatkan motivasi bekerja bidan dan
dan juga pencapaian program (Riny Chandra, optimalisasi peran bidan dalam hal mengatasi
2017). permasalahan terkait beban kerja yang tumpang
Penelitian ini juga menggambarkan hal tindih.
yang sejalan. Dari hasil analisis, 40 responden Bidan juga perlu meningkatkan upaya
memiliki persepsi baik terhadap beban kerja, 27 peran serta dan pemberdayaan ibu hamil agar
orang diantaranya juga memiliki kinerja yang program dapat berjalan dengan baik dan
baik. Sedangkan 27 responden yang memiliki memberikan feedback positif bagi peningkatan
persepsi kurang baik terhadap beban kerja, 18 status kesehatan ibu hamil. Pada dasarnya
orang diantaranya juga memiliki kinerja yang pelayanan antenatal yang diberikan bidan sudah
kurang baik. sesuai standar, namun paradigma pelayanan
Hasil penelitian ini menggambarkan antenatal ibu hamil harus bergeser dari
bahwa responden yang memiliki persepsi baik pencapaian kuantitas menjadi fokus pada
terhadap beban kerja cendrung memiliki kinerja kualitas.
yang baik juga. Sementara responden dengan Terkait Capaian kinerja pelayanan bidan
persespsi yang kurang baik juga cendrung dalam pelayanan Antenatal, 85% pelayanan
memiliki kinerja yang kurang. Hasil penelitian ini dipuskesmas sudah sesuai standar 10T.
menunjukkan nilai P=0,012, artinya terapat Sedangkan di beberapa tempat seperti
hubungan beban kerja dengan kinerja bidan posyandu, Puskeskel dan pustu belum
dalam pelayanan antenatal. terlaksana seluruhnya, karena keterbatasan alat
Sejalan dengan penelitian (Anggiasari, dan prasarana. Pelaksanaan asuhan 10 T perlu
2017) menyebutkan bahwa terdapat hubungan diperhatikan lagi kualitasnya terutama promosi
antara persepsi beban kerja dengan kinerja kesehatan terhadap ibu hamil.
bidan desa dalam pelayanan antenatal, dimana Untuk meningkatkan kinerja bidan dalam
nilai P=0,019. memberikan pelayanan antenatal diperlukan
Berdasarkan hasil wawancara peneliti beberapa upaya : monitoring dan evaluasi
dengan informan juga didapatkan informasi terhadap kualitas pelayanan antenatal oleh
bahwa beban kerja bidan meningkat akibat bidan, keterlibatan pimpinan dalam upaya
kekurangan tenaga kesehatan dari jenisnya. peningkatan motivasi bidan baik dari manajemen
Bidan memiliki peran dan tugas ganda, tidak supervisi maupun reward dalam bentuk non
hanya melayani ibu hamil, bahkan bidan juga materil. Memberikan kesempatan yang sama
menjadi petugas administrasi. Beban kerja yang bagi bidan untuk peningkatan kompetensi
banyak membuat bidan sulit untuk membagi melalui pelatihan, terutama pelatihan terkait
waktu antara tugas di pelayanan dengan tugas pelayanan antenatal yang berkualitas. Selain itu
lain, akibatnya pelayanan kepada ibu hamil juga pengadaan sarana prasarana di polindes
menjadi tidak maksimal. perlu mendapat perhatian.
Penelitian ini hanya meneliti 7 faktor yang
SIMPULAN berhubungan dengan kinerja bidan. Hasil
Hasil analisis data kuantitatif, faktor yang penelitian, tidak semua faktor yang berhubungan
berhubungan dengan kinerja bidan adalah dengan kinerja bidan dalam memberikan
Insentif, motivasi dan beban kerja. Motivasi pelayanan antenatal yang berkualitas,
merupakan faktor paling dominan yang disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat
berhubungan dengan kinerja bidan. Motivasi mengembangkan penelitian ini lebih lanjut
didorong oleh karena bidan merasakan dengan faktor lain yang diprediksi besar
kenyamanan bekerja, beban kerja yang sesuai pengaruhnya seperti peranan komunikasi antar
tupoksi kemudian insentif yang didapatkan juga bidan dengan ibu hamil atau pasien atau
akan meningkatkan motivasi bekerja bidan. masyarakat, bidan dengan sejawat dan bidan
Peningkatan motivasi akan memberikan efek dengan pimpinan.
terhadap peningkatan kinerja bidan dalam
memberikan asuhan antenatal. DAFTAR PUSTAKA
Dalam hal ini bidan juga membutuhkan Abalos, E., Chamillard, M., Diaz, V., Tuncalp, Ӧ.,
dukungan sosial dari pimpinan berupa reeward & Gulmezoglu, A. (2015, December).
penghargaan dan ucapan terimakasih bagi bidan Antenatal care for healthy pregnant
yang sudah berprestasi maupun bidan yang women: a mapping of intervensons from
sudah menunjukkan kinerja baik. pemberian existing guidelines to inform the
kesempatan yang sama bagi bidan untuk development of new WHO guidance on
mengikuti pelatihan antenatal juga dirasa sangat antenatal care. International Journal of
penting untuk mengingkatkan kompetensi bidan Obstetrics and Gynaecology , 519.
dalam memberikan asuhan antenatal. Agustino, Y. P. (2016, November 12). Angka
Hasil analisis data kualitatif, pimpinan Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di
sangat memegang peranan penting dalam Bukittinggi masih tinggi. hal. 1.

59
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan dalam Khairan Nisa, DKK
Memberikan Pelayanan Antenatal Berkualitas Diwilayah Kerja Puskesmas
Kota Bukittinggi Tahun 2018

An Roinn Slainte, N. a. (2013). Framework For Puskesmas/Puskesmas Poned 2010-


National Performance Indicators for 2012. Dipetik Juni 2017, dari
Nursing and Midwifery. Health Ireland. http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/PA00JPZN.p
Bukittinggi, D. K. (2017, Agustus 1). Rencana df
Strategis Dinas Kesehatan Kota Wendy, G., Bell, J., Fitzmaurice, A., Sarah, N.,
Bukittinggi Tahun 2016-2021. Qomariyah, N. S., & Matthews, z. (2010).
Elisabeth Siwi Walyani, A. K. (2015). Mutu The Geography of Maternal Death. Dalam
Pelayanan Kesehatan dan Kebidanan. S. Kehoe, J. P. Neilson, & J. E. Norman,
Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Maternal and Infant Deaths:Chasing
Gloria. (2016, Desember 08). Bidan Berperan Millenium Development Goals 4 and 5.
dalam Pencapaian Target SDGs. London: RCOG PRESS.
Kemenkes. (2010). Pedoman Pelayanan WHO. (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan
Antenatal Terpadu. Jakarta: Direktur Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Jendral Bina Kesehatan Masyarakat. Rujukan. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Kemenkes. (2012). Pelayanan Antenatal dalam Republik Indonesia.
Pencegahan dan Penanganan Malaria WHO. (2013). Maternal Death Surveilance and
pada Ibu Hamil. Jakarta: Direktorat Bina Response : Technical guidance
Gizi dan KIA. information for action to prevent maternal
Kirom, B. (2010). Mengukur Kinerja Pelayanan death. Geneva: WHO.
dan Kepuasan Konsumen. Bandung: WHO. (2013). Pelayanan Kesehatan Ibu di
Pustaka Reka Cipta. Fasilitas Dasar dan Rujukan . Jakarta:
Mangkunegara, A. P. (2010). Evaluasi Kinerja Kementrian Kesehatan Republik
Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Indonesia.
Aditama.
Midwife, T. R. (2014). High Quality Midwifery
Care.
Midwifery, N. C. (2010). Key performance
indicators: a guide to choosing ,
developing and using KPI's for clinical
nurse/midwife specialists and advance
nurse/midwife practitioners.
Mosadeghrad, A. M. (2014). Factors influencing
healthcare service quality. IJHPM
(International Journal of Health Policy and
Manajement , 77-89.
P.Mannava, K.Durrant, Fisher, J., M.Chersich, &
S.Luchters. (2015). Attitudes and
Behaviours of Maternal Health Care
Provider in Interactions With Clients.
Global And Health , 1-17.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kombinasi
(Mixed Methods). Bandung: Cv. Alfabeta .
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D . Bandung: Alfabeta.
Suryani, R., & Tiurna, R. (2014). Prinsip-Prinsip
Dasar Praktik Kebidanan. Jakarta: Dunia
Cerdas.
Talasaz, Z. H., Saadoldin, S. N., & Shakeri, M.
T. (2014). The Relationship between Job
Satisfaction and Job Performance among
Midwives Working in Healthcare Centers
of Mashhad, Iran. Journal of Midwifery &
Reproduktive Health , 157-164.
UNICEF. (2012). Ringkasan Kajian Kesehatan
Ibu dan Anak. Jakarta: UNICEF Indonesia.
USAID. (2012). Petunjuk Kerja Pelayanan
Antenatal Terpadu, Persalinan dan Paska
Persalinan Terpadu. Bina Kesehatan Anak
, Kementrian Keseharan RI.
USAID. (2010). Standar Kinerja (SBMR)
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di

60

Vous aimerez peut-être aussi