Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The trend of natural food consumption in society is increasing. This trend is due to increasing
public awareness of the importance of using natural ingredients for health. Products made from herbal
ingredients are one of the choices in meeting people's nutritional needs, besides herbal ingredients also
have physiological functions for the body. Rosela (Hibiscus sabdariffa) is one type of herbal plant that
contains many polyphenol compounds that function as antioxidants. Rosela can be used as a healthy
beverage product. To get bioactive compounds with higher activity in roselle drinks, the addition of
cardamom and cinnamon is the right alternative because cardamom and cinnamon also contain
polyphenol compounds. In addition to the physiological properties that exert influence or health on the
body, the sensory properties of a drink, especially the taste aspect, are the main factors that determine
consumer acceptance. Addition of carbon dioxide (CO2) by using carbonation technology is one of the
right innovations to increase added value, especially in taste and competitiveness of drinks from
extracts of roselle, cardamom, and cinnamon to obtain healthy carbonated drinks. This study aims to
determine the addition ratio of cardamom: cinnamon and time carbonation process which can produce
carbonated roselle drinks with good and preferred chemical properties. This study was conducted using
a completely randomized design (CRD) with two factors and repeated twice. First factor (A) ratio of
cardamom addition: cinnamon in carbonated roselle drinks (A1 = 7.5g: 2.5g; A2 = 5g: 5g; A3 = 2.5g:
7.5g) and the second factor (B) of the time carbonation procces (B1 = 1 minute; B2 = 2 minutes; B3 =
3 minutes). The A2B1 treatment with the ratio of cardamom addition: cinnamon (5g: 5g) and the
duration of the 1 minute carbonation process was the best treatment by having a pH value of 3.5; the
total of polyphenols 106.65 mg GAE / ml; antioxidant activity 47.79% RSA; color preference 88%;
aroma preference value 92%; 80% taste preference; the favorite value of carbonation effect is 76%;
and overall favorite value of 92%.
1
Karakterisasi Minuman Rosela (Hibiscus sabdariffa) Berkarbonasi …
Jurnal Agroteknologi Vol. xx No. xx (20xx)
2
Karakterisasi Minuman Rosela (Hibiscus sabdariffa) Berkarbonasi …
Jurnal Agroteknologi Vol. xx No. xx (20xx)
saat suhu air rebusan menunjukkan suhu 70 dilakukan pengulangan 3 kali dan 2 kali
ºC. Selanjutnya, ditambahkan gula kristal pengulangan pengamatan (duplo). Data
putih sebanyak 115g di saat proses hasil penelitian diolah secara statistik
perebusan berlangsung. Setelah itu, ekstrak dengan menggunakan analisis sidik ragam
rosela, kapulaga dan kayu manis yang ANOVA (Analysis of Variance)
sudah didapatkan kemudian dilakukan menggunakan aplikasi SPSS versi 20 dan
pengendapan kurang lebih 15 menit dan jika terdapat perbedaan dilanjutkan dengan
penyaringan. uji DMRT (Duncan’s Multiple New Range
Test) pada taraf uji α ≤ 5%.
Pembuatan Minuman Berkarbonasi
Ekstrak rosela, kapulaga dan kayu Parameter Analisis
manis yang yang sudah didapatakan Variabel yang diamati meliputi:
kemudian didinginkan pada suhu 10 ºC derajat keasaman (pH) (AOAC, 1984), total
selama 30 menit. Setelah didinginkan, polifenol (Metode Follin-Ciocalteau,
ekstrak rosela, kapulaga dan kayu manis Fatemeh et al., 2012), aktivitas antioksidan
dimasukkan ke dalam botol. Pendinginan (Metode DPPH, Nithiyanantham et al.,
dilakukan bertujuan untuk mempermudah 2012), uji organoleptik kesukaan (Mabesa,
proses pencampuran gas CO2 pada suatu 1986), uji efektivitas (De Garmo et al.,
minuman. Steen (2006) melaporkan bahwa 1994).
proses karbonasi perlu adanya pendinginan
pada larutan atau proses karbonasi HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan pada suhu rendah, hal tesebut
dikarenakan karbondioksida (CO2) mudah Derajat Keasaman (pH)
larut dalam air dengan temperature yang
Derajat keasaman (pH) digunakan
rendah (5°C) di bawah tekanan. Proses
untuk menyatakan tingkat keasaman atau
pencampuran gas CO2 ke dalam botol
kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.
(proses karbonasi) menggunakan tekanan
Nilai pH yang kurang dari tujuh bersifat
1kg/cm3 dengan lama perlakuan yang
asam, dan larutan dengan kadar pH lebih
ditentukan yaitu 1, 2, dan 3 menit
dari tujuh bersifat basa. Komponen
menggunakan mesin karbonator. Setelah
terpenting dari pH meter terletak pada
dilakukan proses karbonasi, botol ditutup
sensor probe berupa elektrode kaca (glass
rapat dan disimpan pada suhu ruang (32ºC).
electrode) yang mengukur pH pada suatu
larutan (Karastogianni, 2016). Nilai pH
Rancangan Percobaan
minuman rosela berkarbonasi dengan
Rancangan percobaan yang akan
variasi lama proses karbonasi dan rasio
digunakan dalam penelitian ini adalah
penambahan kapulaga : kayu manis
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2
berkisar antara 2,95-3,55. Nilai rata-rata pH
faktor yaitu rasio penambahan kapulaga :
minuman rosela berkarbonasi dapat dilihat
kayu manis (7,5g : 2,5g ; 5g : 5g ; 2,5g :
pada Gambar 1.
7,5g) sebagai faktor A dan lama proses
karbonasi (1 menit, 2 menit, 3 menit)
sebagai faktor B. Pada setiap perlakuan
3
Karakterisasi Minuman Rosela (Hibiscus sabdariffa) Berkarbonasi …
Jurnal Agroteknologi Vol. xx No. xx (20xx)
Gambar 1. Rata-rata niali PH minuman rosela berkarbonasi dengan variasi lama proses karbonasi dan rasio
penambahan kapulaga : kayu manis
Berdasarkan hasil sidik ragam taraf (H2CO3). Semakin lama proses karbonasi
nyata 5% menunjukkan bahwa rasio maka asam karbonat yang terbentuk
penambahan kapulaga : kayu manis semakin banyak seiring dengan banyaknya
berpengaruh tidak nyata terhadap nilai pH gas CO2 yang bereaksi dengan H2O.
dan lama proses karbonasi berpengaruh Peningkatan jumlah asam karbonat
nyata terhadap nilai pH. Interaksi antara mengakibatkan nilai pH sampel menurun
kedua faktor rasio penambahan kapulaga : (Charles at all., 2006). Oleh karena itu
kayu manis dan lama proses karbonasi minuman yang dilakukan proses karbonasi
berpengaruh tidak nyata terhadap nilai pH. umumnya memiliki rasa yang asam dengan
Penggunaan rosela pada seluruh sampel nilai pH <5 (Standar Nasional Indonesia,
memiliki komposisi terbesar yaitu 1988)
sebanyak 15g, sedangkan penambahan
kapulaga dan kayu manis berkisar antara Total Polifenol
2,5g-7,5g. Nurmasari (2017) melaporkan Fenol merupakan senyawa non gizi
bahwa kelopak rosela memiliki kandungan yang mempunyai minimal satu cincin
vitamin C yang tinggi berkisar antara 188- aromatik dengan satu atau lebih gugus
233,52 mg/100 g (db). Kelopak rosela juga hidroksil (Rappoport, 2003). Pengukuran
mengandung campuran asam sitrat dan total polifenol pada minuman rosela
asam malat sebesar 13% (Krisitana, 2008) berkarbonasi dengan variasi lama proses
yang menjadi penyumbang sifat asam karbonasi dan rasio penambahan kapulaga :
terbesar apabila dibandingkan dengan kayu manis dilakukan menggunakan
bahan lainya, seperti kapulaga dan kayu metode Follin-Ciocalteau. Total polifenol
manis. Oleh sebab itu rasio penambahan dihitung berdasarkan kemampuan senyawa
kapulaga : kayu berpengaruh tidak nyata fenolik dalam sampel dalam mereduksi ion
terhadap nilai pH. molibdat yang ada pada pereaksi Follin-
Minuman rosela berkabonasi Ciocalteau sehingga terbentuk senyawa
memiliki nilai rata-rata pH tertinggi yaitu kompleks yang berwarna biru. Nilai
pada perlakuan A1B1 (perbandingan absorbansi meningkat seiring dengan
kapulaga dan kayu manis 7,5g : 2,5g semakin banyaknya senyawa kompleks
dengan lama karbonasi 1 menit) sebesar yang berwarna biru yang terbentuk, hal ini
3,52. Proses karbonasi merupakan proses mengindikasikan bahwa senyawa fenolik
penambahan gas CO2 ke dalam air. Air pada sampel juga semakin banyak
(H2O) dengan gas karbondioksida (CO2) (Fatemeh et al., 2012). Total polifenol
pada proses tersebut dapat bereaksi dan minuman rosela berkarbonasi dengan
membentuk senyawa asam karbonat variasi lama proses karbonasi dan rasio
4
Karakterisasi Minuman Rosela (Hibiscus sabdariffa) Berkarbonasi …
Jurnal Agroteknologi Vol. xx No. xx (20xx)
Gambar 2 Rata-rata total polifenol (mg GAE/ml) minuman rosela berkarbonasi dengan variasi lama proses
karbonasi dan rasio penambahan kapulaga : kayu manis
Berdasarkan hasil sidik ragam taraf polifenol yang ada pada kapulaga sebesar
nyata 5% menunjukkan bahwa rasio 15,67 mg GAE/g. Kayu manis mengandung
penambahan kapulaga : kayu manis banyak senyawa fitokimia dari kelas
berpengaruh nyata terhadap kadar polifenol phenylpropanoids yang merupakan turunan
dan lama proses karbonasi berpengaruh senyawa fenol (Prasetyaningsih, 2012).
tidak nyata terhadap kadar polifenol. Kayu manis jenis (Cinnamon burmannii)
Interaksi antara kedua faktor rasio memiliki total polifenol sebesar 11,5 mg
penambahan kapulaga : kayu manis dan GAE/g (Metherell, 2010). Dilihat dari total
lama proses kabonasi berpengaruh tidak polifenol antara kapulaga dan kayu manis,
nyata terhadap kadar polifenol. Hasil dari kapulaga lebih memiliki total polifenol
pengujian total polifenol dapat diketahui lebih besar (15,67 mg GAE/g)
pada minuman rosela berkaronasi dengan dibandingkan dengan kayu manis (11,50
rasio penambahan kapulaga : kayu manis mg GAE/g).
(7,5g : 2,5g) memiliki kandungan polifenol Minuman rosela berkabonasi
tertinggi sebesar (105,68; 105,19; 105,21 dihasilkan dari beberapa variasi lama
mg GAE/ml bahan) dibandingkan dengan proses karbonasi, yaitu lama proses
rasio penambahan kapulaga : kayu manis karbonasi 1 menit, karbonasi 2 menit, dan
(5g : 5g) (105,26; 104,92; 104,32 mg karbonasi 3 menit. Semakin lama proses
GAE/ml bahan) dan rasio kapulaga : kayu karbonasi maka asam karbonat (H2CO3)
manis (2,5g : 7,5g) (105,07; 104,35; 104,21 yang terbentuk semakin banyak.
mg GAE/ml bahan). Peningkatan jumlah asam karbonat
Minuman rosela berkarbonasi dengan mengakibatkan nilai pH sampel menurun
rasio penambahan kapulaga : kayu manis (Charles at al., 2006). Friedman dan
(7,5 :2,5g) memiliki total polifenol tertinggi Jurgens (2000) melakukan pengamatan
dikarenakan komposisi kapulaga pada kestabilan beberapa senyawa fenolik dan
perlakuan tersebut merupakan yang paling non fenolik pada berbagai pH (3-11)
tinggi apabila dibandingkan dengan melalui pengamatan serapan absorbansi.
perlakuan lainnya. Kapulaga memiliki Hasil pengamatan tersebut menunjukkan
komponen-komponen yang termasuk bahwa absorbansi senyawa fenolik pada pH
dalam golongan fenolik dan terpena (Amin basa terjadi penurunan dan pada pH asam
et al, 2004). Devi et al (2012) dalam absorbansi senyawa fenolik tidak terjadi
penelitiannya melaporkan bahwa total perubahan atau lebih stabil. Hal tersebut
5
Karakterisasi Minuman Rosela (Hibiscus sabdariffa) Berkarbonasi …
Jurnal Agroteknologi Vol. xx No. xx (20xx)
menunjukkan bahwa senyawa fenolik stabil netral (Osawa, 1981). Nilai aktivitas
pada pH rendah (asam), sehingga variasi antioksidan dinyatakan dalam persen
lama proses karbonasi tidak memberikan penghambatan (% RSA) Persen
pengaruh yang nyata terhadap total penghambatan memiliki nilai yang
polifenol yang ada pada minuman rosela semakin tinggi apabila aktivitas
berkarbonasi. antioksidan yang dihasilkan juga semakin
tinggi.
Aktivitas Antioksidan Menurut Prakash et al. (2007), nilai
Aktivitas antioksidan merupakan absorbansi akan menurun seiring dengan
kemampuan zat antioksidan untuk bisa semakin tingginya aktivitas antioksidan.
meredam senyawa radikal bebas yang ada Penurunan nilai absorbansi sebagai akibat
disekitarnya (Pokorny et al., 2001). perubahan warna ungu tua menjadi warna
Pengukuran aktivitas antioksidan kuning yang mengindikasi bahwa DPPH
dilakukan menggunakan metode DPPH tidak lagi radikal dan telah dinetralkan oleh
(1,1 diphenyl-2-picrylhydrazyl). Aktivitas antioksidan dalam bahan melalui
antioksidan diukur berdasarkan pendonoran atom H. Aktivitas antioksidan
kemampuan senyawa antioksidan bahan minuman rosela berkarbonasi dengan
dalam menghambat aktivitas radikal bebas variasi lama proses karbonasi dan rasio
(Radical Scavenging Activity), dalam hal penambahan kapulaga : kayu manis
ini radikal bebas yang digunakan adalah berkisar antara 43,97-49,18% RSA. Rata-
DPPH. Senyawa antioksidan menetralkan rata persen penghambatan aktivitas radikal
radikal bebas DPPH dengan cara bebas DPPH oleh minuman rosela
mendonorkan atom hidrogennya, sehingga berkarbonasi dapat dilihat pada Gambar 3.
sifat DPPH berubah dari radikal menjadi
Gambar 3 Rata-rata aktivitas antioksidan (%RSA) minuman rosela berkarbonasi dengan variasi lama proses
karbonasi dan rasio penambahan kapulaga : kayu manis
6
Karakterisasi Minuman Rosela (Hibiscus sabdariffa) Berkarbonasi …
Jurnal Agroteknologi Vol. xx No. xx (20xx)
7
Karakterisasi Minuman Rosela (Hibiscus sabdariffa) Berkarbonasi …
Jurnal Agroteknologi Vol. xx No. xx (20xx)
Keterangan:
A1B1: Kapulaga : Kayu manis A2B1: Kapulaga : Kayu manis A3B1: Kapulaga : Kayu manis
(7,5g:2,5g) dan waktu (5g:5g) dan waktu (2,5g:7,5g) dan waktu
karbonasi 1 menit karbonasi 1 menit karbonasi 1 menit
A1B2: Kapulaga : Kayu manis A2B2: Kapulaga : Kayu manis A3B2: Kapulaga : Kayu manis
(7,5g:2,5g) dan waktu (5g:5g) dan waktu (2,5g:7,5g) dan waktu
karbonasi 2 menit karbonasi 1 menit karbonasi 1 menit
A1B3: Kapulaga : Kayu manis A2B3: Kapulaga : Kayu manis A3B3: Kapulaga : Kayu manis
(7,5g:2,5g) dan waktu (5g:2,5g) dan waktu (2,5g:7,5g) dan waktu
karbonasi 3 menit karbonasi 1 menit karbonasi 1 menit
8
Karakterisasi Minuman Rosela (Hibiscus sabdariffa) Berkarbonasi …
Jurnal Agroteknologi Vol. xx No. xx (20xx)
Keterangan:
A1B1: Kapulaga : Kayu manis A2B1: Kapulaga : Kayu manis A3B1: Kapulaga : Kayu manis
(7,5g:2,5g) dan waktu (5g:5g) dan waktu (2,5g:7,5g) dan waktu
karbonasi 1 menit karbonasi 1 menit karbonasi 1 menit
A1B2: Kapulaga : Kayu manis A2B2: Kapulaga : Kayu manis A3B2: Kapulaga : Kayu manis
(7,5g:2,5g) dan waktu (5g:5g) dan waktu (2,5g:7,5g) dan waktu
karbonasi 2 menit karbonasi 1 menit karbonasi 1 menit
A1B3: Kapulaga : Kayu manis A2B3: Kapulaga : Kayu manis A3B3: Kapulaga : Kayu manis
(7,5g:2,5g) dan waktu (5g:2,5g) dan waktu (2,5g:7,5g) dan waktu
karbonasi 3 menit karbonasi 1 menit karbonasi 1 menit
9
Karakterisasi Minuman Rosela (Hibiscus sabdariffa) Berkarbonasi …
Jurnal Agroteknologi Vol. xx No. xx (20xx)
Keterangan:
A1B1: Kapulaga : Kayu manis A2B1: Kapulaga : Kayu manis A3B1: Kapulaga : Kayu manis
(7,5g:2,5g) dan waktu (5g:5g) dan waktu (2,5g:7,5g) dan waktu
karbonasi 1 menit karbonasi 1 menit karbonasi 1 menit
A1B2: Kapulaga : Kayu manis A2B2: Kapulaga : Kayu manis A3B2: Kapulaga : Kayu manis
(7,5g:2,5g) dan waktu (5g:5g) dan waktu (2,5g:7,5g) dan waktu
karbonasi 2 menit karbonasi 1 menit karbonasi 1 menit
A1B3: Kapulaga : Kayu manis A2B3: Kapulaga : Kayu manis A3B3: Kapulaga : Kayu manis
(7,5g:2,5g) dan waktu (5g:2,5g) dan waktu (2,5g:7,5g) dan waktu
karbonasi 3 menit karbonasi 1 menit karbonasi 1 menit
10
Karakterisasi Minuman Rosela (Hibiscus sabdariffa) Berkarbonasi …
Jurnal Agroteknologi Vol. xx No. xx (20xx)
dipengaruhi oleh adanya gas CO2 yang lama proses karbonasi berpengaruh tidak
ditambahkan. Panelis suka atau tertarik nyata terhadap kesukaan efek karbonasi
untuk mencoba minuman ringan karena minuman rosela berkarbonasi. Tingkat
timbulnya efek sparkle yang memberikan kesukaan panelis terhadap efek karbonasi
cita rasa khas yang dirasakan oleh indra minuman rosela berkarbonasi dapat dilihat
pengecap. Berdasarkan uji chi-square pada pada Tabel 4.
taraf 5% menunjukkan bahwa adanya rasio
penambahan kapulaga : kayu manis dan
Tabel 4. Tingkat kesukaan efek karbonasi minuman rosela berkarbonasi
Penilaian (%)
Perlakuan Sangat Tidak Sedikit Sedikit Sangat
Netral Suka
tidak suka suka tidak suka suka Suka
A1B1 0 0 0 12 48 36 4
A1B2 0 0 0 12 40 44 4
A1B3 0 0 0 28 28 28 16
A2B1 0 0 8 16 32 28 16
A2B2 0 0 0 12 44 32 12
A2B3 0 0 0 8 44 36 12
A3B1 0 0 0 16 44 40 0
A3B2 0 0 0 12 44 40 4
A3B3 0 0 0 24 28 40 8
Keterangan:
A1B1: Kapulaga : Kayu manis A2B1: Kapulaga : Kayu manis A3B1: Kapulaga : Kayu manis
(7,5g:2,5g) dan waktu (5g:5g) dan waktu (2,5g:7,5g) dan waktu
karbonasi 1 menit karbonasi 1 menit karbonasi 1 menit
A1B2: Kapulaga : Kayu manis A2B2: Kapulaga : Kayu manis A3B2: Kapulaga : Kayu manis
(7,5g:2,5g) dan waktu (5g:5g) dan waktu (2,5g:7,5g) dan waktu
karbonasi 2 menit karbonasi 1 menit karbonasi 1 menit
A1B3: Kapulaga : Kayu manis A2B3: Kapulaga : Kayu manis A3B3: Kapulaga : Kayu manis
(7,5g:2,5g) dan waktu (5g:2,5g) dan waktu (2,5g:7,5g) dan waktu
karbonasi 3 menit karbonasi 1 menit karbonasi 1 menit
Penambahan gas CO2 pada suatu menguap. Terlepasnya gas CO2 yang
minuman dapat mempengaruhi mouthfeel berikatan dengan air (H2O) dapat mengurai
dari minuman yang dihasilkan yaitu efek efek karbonasi pada minuman rosela
karbonasi yang segar saat diminum berkarbonasi saat diminum. Oleh sebab itu
(Imanuel et al,. 2012). Efek karbonasi panelis tidak bisa membedakan efek
timbul atau dirasakan oleh indra pengecap karbonasi minuman dikarenakan tidak
dikarenakan adanya pengaruh enzim yang adanya perbedaan yang nyata pada efek
dihasilkan pada sensor rasa asam di lidah karbonasi dari tiap perlakuan.
yang berinteraksi dengan gas CO2
(Bararah, 2009). Astawan (2011) Organoleptik Keseluruhan Minuman
melaporkan bahwa minuman bersoda Rosela Berkarbonasi
memiliki gelembung gas yang memberikan Kesukaan keseluruhan merupakan
kesegaran saat diminum, setelah kemasan parameter untuk menentukan tingkat
dibuka gelembung gas yang ditimbulkan kesukaan atau penerimaan konsumen
oleh minuman berkarbonasi mulai secara keseluruhan pada suatu produk yang
berkurang dikarenakan sebagian gas telah dinilai dari beberapa parameter seperti
11
Karakterisasi Minuman Rosela (Hibiscus sabdariffa) Berkarbonasi …
Jurnal Agroteknologi Vol. xx No. xx (20xx)
warna, aroma, rasa, dan efek karbonasi. keseluruhan panelis terhadap minuman
Hasil uji chi-square pada taraf 5% rosela berkarbonasi dengan rasio
menunjukkan bahwa adanya rasio penambahan kapulaga : kayu manis dan
penambahan kapulaga : kayu manis dan lama proses karbonasi dapat dilihat pada
lama proses karbonasi berpengaruh nyata Tabel 5.
terhadap kesukaan keseluruhan minuman
rosela berkarbonasi. Tingkat kesukaan
Tabel 5. Tingkat kesukaan keseluruhan minuman rosela berkarbonasi
Penilaian (%)
Perlakuan Sangat
Tidak Sedikit Sedikit Sangat Total
tidak Netral Suka
suka tidak suka suka Suka nilai
suka
A1B1 0 0 0 4 68 20 8 28
A1B2 0 0 0 4 24 68 4 72
A1B3 0 0 0 8 40 48 4 52
A2B1 0 0 0 8 52 32 8 40
A2B2 0 0 0 0 32 40 28 68
A2B3 0 0 0 12 36 36 16 52
A3B1 0 0 0 12 48 32 8 40
A3B2 0 0 0 12 40 36 12 48
A3B3 0 0 0 20 48 16 16 32
Keterangan:
A1B1: Kapulaga : Kayu manis A2B1: Kapulaga : Kayu manis A3B1: Kapulaga : Kayu manis
(7,5g:2,5g) dan waktu (5g:5g) dan waktu (2,5g:7,5g) dan waktu
karbonasi 1 menit karbonasi 1 menit karbonasi 1 menit
A1B2: Kapulaga : Kayu manis A2B2: Kapulaga : Kayu manis A3B2: Kapulaga : Kayu manis
(7,5g:2,5g) dan waktu (5g:5g) dan waktu (2,5g:7,5g) dan waktu
karbonasi 2 menit karbonasi 1 menit karbonasi 1 menit
A1B3: Kapulaga : Kayu manis A2B3: Kapulaga : Kayu manis A3B3: Kapulaga : Kayu manis
(7,5g:2,5g) dan waktu (5g:2,5g) dan waktu (2,5g:7,5g) dan waktu
karbonasi 3 menit karbonasi 1 menit karbonasi 1 menit
12
Karakterisasi Minuman Rosela (Hibiscus sabdariffa) Berkarbonasi …
Jurnal Agroteknologi Vol. xx No. xx (20xx)
minuman rosela berkarbonasi dengan rasio 0,70. Hasil uji efektifitas yang diperoleh
penambahan kapulaga : kayu manis dan dapat dilihat pada Tabel 6.
lama proses karbonasi berkisar antara 0,23-
Tabel 6. Nilai efektifitas minuman rosela berkarbonasi dengan variasi lama proses karbonasi dan rasio
penambahan kapulaga : kayu manis.
Keterangan:
A1B1: Kapulaga : Kayu manis A2B1: Kapulaga : Kayu manis A3B1: Kapulaga : Kayu manis
(7,5g:2,5g) dan waktu (5g:5g) dan waktu (2,5g:7,5g) dan waktu
karbonasi 1 menit karbonasi 1 menit karbonasi 1 menit
A1B2: Kapulaga : Kayu manis A2B2: Kapulaga : Kayu manis A3B2: Kapulaga : Kayu manis
(7,5g:2,5g) dan waktu (5g:5g) dan waktu (2,5g:7,5g) dan waktu
karbonasi 2 menit karbonasi 1 menit karbonasi 1 menit
A1B3: Kapulaga : Kayu manis A2B3: Kapulaga : Kayu manis A3B3: Kapulaga : Kayu manis
(7,5g:2,5g) dan waktu (5g:2,5g) dan waktu (2,5g:7,5g) dan waktu
karbonasi 3 menit karbonasi 1 menit karbonasi 1 menit
13
Karakterisasi Minuman Rosela (Hibiscus sabdariffa) Berkarbonasi …
Jurnal Agroteknologi Vol. xx No. xx (20xx)
efek karbonasi 76%; dan nilai kesukaan Chang, HC, Peng, CH, Yeh, DM, Kao,
keseluruhan 92%. ES& WangCJ, 2014. Hibiscus
sabdariffa extract inhibits obesity
DAFTAR PUSTAKA and fat accumulation, and improves
Abdallah, EM 2015. Antibacterial Activity liver steatosis in humans, Food
of Hibiscus sabdariffa L. calyces Function, 5(4):734–739.
Against Hospital Isolates of
Multidrug Resistant Acinetobacter Charles, D., Mathlouthi, M., Le Moual, M.,
burmannii. Journal of Acute Disease, Hennequin, J. 2006. Carbonation
5(6):512–516. monitoring of beverage in a
laboratory scale unit with on-line
Afandi, B., 2009. Pengaruh CO2 measurement of dissolved CO2. Food
(karbondioksida) Murni Terhadap Chemistry 95, 541-553.
Pertumbuhan Mikroorganisme Pada
Produk Minuman Fanta. PT. Coca- Danik M.M, dan J. Singh. 2015. A new
cola Bottling Indonesia Unit Medan. definition of functional food by FFC.
Skripsi FMIPA-USU, Medan. Functional Foods in Health and
Disease, 5(6): 209-223.
Amin, I., M.M. Zamaliah dan W.F Chin.
2004. Total Antioxidant Activity and De Garmo E.P., W. G. Sullivian, dan J. R.
Phenolic Content in Selected Ganada. 1994. Engineering Economy
Vegetables. Food Chem, 87: 581- The 7th Edition. New York: Mac
586. Millan Publishing Co, Inc.
14
Karakterisasi Minuman Rosela (Hibiscus sabdariffa) Berkarbonasi …
Jurnal Agroteknologi Vol. xx No. xx (20xx)
15
Karakterisasi Minuman Rosela (Hibiscus sabdariffa) Berkarbonasi …
Jurnal Agroteknologi Vol. xx No. xx (20xx)
16