Vous êtes sur la page 1sur 10

Peran Mutasi Gen Acyll Terhadap Produksi Antibiotik...

Mustika & Wibisana

VOLUME 4 NOMOR 2 DESEMBER 2017 ISSN 2548 – 611X

JURNAL
BIOTEKNOLOGI & BIOSAINS INDONESIA

Homepage Jurnal: http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JBBI

PERAN MUTASI GEN ACYII TERHADAP PRODUKSI ANTIBIOTIK


TURUNAN SEFALOSPORIN
The Roles of AcyII Gene Mutations for Production of Antibiotics
Derived From Cephalosporin

Indria Puti Mustika*, Ahmad Wibisana


Balai Bioteknologi BPPT, Gedung 630, Kawasan PUSPIPTEK, Setu, Tangerang Selatan, Banten 15314
*Email: indria.puti@bppt.go.id

ABSTRACT
Semisynthetic antibiotics cephalosporins are widely used to treat infectious diseases,
especially those caused by gram-negative bacteria. Various types of semisynthetic
antibiotics could be synthesized using 7-aminocephalosporanic acid (7-ACA) as the main
raw material. 7-ACA is obtained by conversion of cephalosporin C, either chemically or
enzymatically. Converting cephalosporin C to 7-ACA enzymatically in one step involves the
cephalosporin acylase enzyme. Currently, all of cefalosporin acylase enzymes produced by
wild-type microbes have only high activity on glutaryl-7-ACA as the main substrate. Genetic
engineering of the encoding gene of cefalosporin acylase is required to obtain recombinant
enzyme having high activity on cephalosporin C. In this paper, the engineering attempts
made on acyII gene from Pseudomonas SE83 using directed mutagenesis, error prone
PCR, and structural modeling are described.

Keywords: AcyII gene, cephalosporin, cephalosporin C acylase, enzyme activity, mutation

ABSTRAK
Antibiotik sefalosporin semisintetik banyak digunakan untuk mengatasi penyakit infeksi,
khususnya yang ditimbulkan oleh bakteri gram negatif. Berbagai jenis antibiotik semisintetk
dapat disintesis menggunakan senyawa asam 7-aminosefalosporanat (7-ACA) sebagai
bahan baku utamanya. Senyawa 7-ACA diperoleh melalui konversi sefalosporin C, baik
yang dilakukan secara kimiawi maupun enzimatis. Konversi sefalosporin C menjadi 7-ACA
secara enzimatis dalam satu langkah melibatkan enzim sefalosporin asilase. Hingga saat ini,
seluruh enzim sefalosporin asilase yang dihasilkan oleh mikroba wild type hanya
mempunyai aktifitas yang tinggi terhadap glutaryl-7-ACA. Rekayasa genetik terhadap gen
pengkode enzim sefalosporin asilase diperlukan untuk memperoleh enzim rekombinan yang
mempunyai aktifitas tinggi terhadap substrat sefalosporin C. Dalam ulasan ini diuraikan
upaya-upaya rekayasa yang telah dilakukan terhadap gen acyII dari Pseudomonas SE83
menggunakan teknik mutasi terarah, error prone PCR, dan pemodelan struktur.

Kata kunci: Aktivitas enzim, gen acyII, mutasi, sefalosporin, sefalosporin C asilase

Received: 14 September 2017 Accepted: 19 December 2017 Published: 30 December 2017

96
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 4 No 2 Thn 2017

PENDAHULUAN Tabel 1. Generasi antibiotik sefalosporin

Antibiotik pertama kali diperkenalkan Aktivitas


Generasi Contoh Rute
spektrum
pada tahun 1942 oleh SA Waksman,
merupakan golongan obat yang digunakan Cefazolin IV/IM
untuk mencegah dan mengobati infeksi Aktif Cephalothin IV/IM
bakteri. Penggunaan antibiotik pada tubuh terhadap Cephapirin IV/IM
1
yang terinfeksi bakteri memiliki mekanisme organisme Cephalexin PO
gram-positif Cefadroxil PO
kerja dengan cara membunuh mikro-
organisme penginfeksi atau menghambat Cephradine PO
pertumbuhan mikroba sehingga membatasi Cefamandole IV/IM
infeksi yang terjadi dalam tubuh. Antibiotik Cefuroxime IV/IM
telah merevolusi dunia industri medis Aktif Cefoxitin IV/IM
karena aplikasinya pada pengobatan terhadap Cefotetan IV/IM
terapetik serta merupakan kelas penting di organisme
2 Cefmetazole IV
gram-positif
antara beberapa molekul lainnya yang telah dan Cefaclor PO
dikembangkan (Mehta dan Sharma 2016). gram-negatif Cefprozil PO
Saat ini terdapat lebih dari 10 kelas antibiotik Cefpodoxime PO
yang telah dipasarkan, salah satunya adalah Loracarbef PO
sefalosporin (Coates et al. 2011). Aktif terhadap Cefotaxime IV/IM
Sefalosporin telah menjadi bagian organisme gram-
formulasi antibiotik utama di beberapa positif (lebih Ceftriaxone IV/IM
rumah sakit. Popularitas sefalosporin rendah dibanding Ceftizoxime IV/IM
semakin meningkat karena memiliki 3 generasi 1 dan 2),
tetapi lebih aktif Ceftazidime IV/IM
aktivitas spektrum luas serta toksisitas dan terhadap Cefoperazone IV/IM
alergenik lebih rendah dibandingkan organisme
dengan kelas antibiotik lainnya. Pemakaian gram-negatif Cefixime PO
antibiotik di dunia pada tahun 2010 telah Aktif terhadap
meningkat lebih dari dua kali dibandingkan organisme gram-
pada tahun 2000, sehingga sefalosporin positif (sama
4 Cefipime IV
seperti generasi 1),
menempati peringkat kedua dengan resisten terhadap
kategori kelas antibiotik yang paling banyak beta laktamase
digunakan di dunia (Boeckel 2014). Pada Aktif terhadap
tahun 2016, World Health Organization organisme gram- Ceftaroline IV
(WHO) bahkan telah mengkategorikan 5
positif, termasuk
sefalosporin sebagai senyawa antimikroba multidrug-resistant
Staphylococcus Ceftobiprole IV
sangat penting dengan prioritas tertinggi aureus
karena jumlah dan frekuensi penggunaan
yang tinggi pada pasien yang terkena Keterangan: IV: intravena, IM: intramuskular, PO:
infeksi (World Health Organization 2017). postoperatif. (Barber et al. 2004; Mehta
dan Sharma 2016)
PRODUKSI ANTIBIOTIK SEFALOSPORIN
antibiotik sefalosporin membutuhkan senyawa
Antibiotik sefalosporin telah diproduksi intermediate 7 aminocephalosporanic acid (7-
dan dikategorikan menjadi beberapa ACA). Konversi sefalosporin C menjadi 7-
generasi berdasarkan aktivitas spektrumnya ACA dapat dilakukan secara kimiawi
sebagaimana ditampilkan pada Tabel 1. maupun enzimatis dengan pemutusan rantai
Antibiotik sefalosporin merupakan produk samping 7-amino adipoyl (Barber et al.
semisintetik yang didapat dari produk 2004; Pollegioni et al. 2013).
fermentasi sefalosporin C (huruf C adalah
inisial dari kata chromatography). Sefalosporin KONVERSI SEFALOSPORIN C MENJADI 7-ACA
C pertama kali diisolasi dari jamur
Cephalosporium acremonium oleh ilmuwan Sebanyak 3000 ton senyawa 7-ACA
Italia yang bernama Giuseppe Brotzu pada telah diproduksi setiap tahunnya dari hasil
tahun 1945. Sintesis sefalosporin C menjadi konversi sefalosporin C secara kimiawi.

97
Peran Mutasi Gen Acyll Terhadap Produksi Antibiotik... Mustika & Wibisana

Produksi 7-ACA yang tinggi melalui rute tidak sepenuhnya dapat memenuhi
kimiawi memiliki pengaruh negatif, di kebutuhan untuk produksi skala industri.
antaranya adalah kebutuhan pelarut organik Perkembangan penelitian mengenai konversi
dan produksi limbah toksik relatif tinggi. Oleh sefalosporin C menjadi 7-ACA dengan reaksi
karena itu, konversi sefalosporin C menjadi enzimatis kemudian berlanjut melalui proses
7-ACA secara kimiawi perlahan mulai satu tahap dengan katalis enzim sefalosporin
digantikan dengan cara enzimatis (Barber et asilase untuk menghidrolisis sefalosporin C
al. 2004). membentuk 7-ACA (Gambar 1) (Kim et al.
Konversi sefalosporin C menjadi 7- 2000; Barber et al. 2004; Pollegioni et al.
ACA secara enzimatis memiliki beberapa 2005). Hambatan terbesar pada proses
keuntungan, di antaranya ramah lingkungan, enzimatis satu tahap adalah substrat utama
konsumsi energi relatif rendah, dan untuk enzim sefalosporin asilase adalah
peralatan yang digunakan lebih sederhana. senyawa GL-7-ACA, sedangkan aktivitas
Konversi secara enzimatis membutuhkan spesifik terhadap substrat sefalosporin C
enzim D-amino acid oxidase atau DAAO (EC masih rendah, sehingga sulit diaplikasikan
1.4.3.3) dan enzim glutaryl-7- pada produksi 7-ACA skala industri (Kim et
aminocephalosporanic acid acylase atau al. 2000; Pollegioni et al. 2005).
GL-7-ACA asilase (EC 3.5.1.93) untuk Sefalosporin asilase digolongkan dalam
mengkonversi sefalosporin C menjadi 7-ACA dua jenis. Pertama, sefalosporin asilase yang
melalui proses dua tahap. Pada tahap memiliki aktivitas lebih tinggi terhadap
pertama, sefalosporin C dideaminasi secara substrat GL-7-ACA dibandingkan sefalosporin
oksidatif membentuk keto-adipoyl-7-ACA C (dinamakan GL-7-ACA asilase), berperan
(KA-7-ACA) dengan katalis enzim DAAO. dalam konversi sefalosporin C menjadi 7-
Reaksi tersebut melepaskan hidrogen ACA secara dua tahap. Kedua, sefalosporin
peroksida (H2O2) sehingga menginduksi asilase yang aktif pada substrat sefalosporin
dekarboksilasi oksidatif secara spontan C dan GL-7-ACA (dinamakan sefalosporin C
untuk membentuk glutaril-7-ACA (GL-7- asilase) (Kim et al. 2000).
ACA). Pada tahap kedua, senyawa GL-7-
ACA kemudian dihidrolisis oleh GL-7-ACA ENZIM SEFALOSPORIN C ASILASE
asilase membentuk 7-ACA (Gambar 1)
(Barber et al. 2004). Sefalosporin C asilase (EC 3.5.1.11)
Konversi sefalosporin C menjadi 7- merupakan enzim yang berperan dalam
ACA secara enzimatis melalui dua tahap mengkonversi sefalosporin C menjadi 7-ACA

Gambar 1. Konversi sefalosporin C menjadi 7-ACA. CPC:cephalosporin C, DAO:D-amino acid oxidase, KA-7-
ACA:keto adipoyl-7-aminocephalosporanic acid, 7-ACA:7-aminocephalosporanic acid, GAC:glutaryl
acylase, GL-7-ACA:glutaryl-7-aminocephalosporanic acid (Barber et al. 2004)

98
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 4 No 2 Thn 2017

secara satu tahap. Sefalosporin C asilase


dikategorikan menjadi lima kelas berdasarkan
struktur gen, massa molekul, dan karakter
enzimatik. Semua sefalosporin C asilase
pada kelas tersebut memiliki aktivitas
terhadap substrat sefalosporin C yang relatif
bervariasi dari 0% sampai dengan 4%
dibandingkan aktivitas terhadap substrat GL-
7-ACA. Sefalosporin C asilase kelas III
memiliki aktivitas relatif lebih tinggi terhadap
sefalosporin C dibandingkan kelas lainnya.
Sekuen asam amino pada anggota setiap
kelas memiliki homologi 90% dengan lainnya.
Sefalosporin C asilase yang telah
berhasil diidentifikasi berasal dari spesies
Pseudomonas sp. 130, Pseudomonas sp. Gambar 2. Lokasi pemutusan sekuen dan simulasi struk-
tur tersier dari gen pre-sefalosporin C asilase
GK16, Pseudomonas sp. C427, dari Pseudomonas SE83. (A) Lokasi
Pseudomonas sp. SE83, Pseudomonas sp. pemutusan sekuen gen pre-sefalosporin C
A14, P. diminuta N176, P. diminuta V22, dan asilase dibandingkan dengan GL-7-ACA
Bacillus laterospous J1 (Tabel 2) (Kim et al. asilase dari Pseudomonas sp. GK16
menggunakan multiple sequence alignment
2000; Pollegioni et al. 2013). tool dari Clustal Omega (http://
Sefalosporin asilase termasuk anggota www.ebi.ac.uk/). Lokasi pemutusan pertama
dari superfamili enzim hidrolase yang bekerja dan kedua dari Pseudomonas sp. GK16 dan
pada nukleofil terminal N (Ntn), dimana gen lokasi pemutusan pertama pre-sefalosporin C
prekursor ditranslasikan menjadi rantai asilase ditandai dengan anak panah merah.
Rentang lokasi pemutusan sekuen kedua
polipeptida tunggal dan selanjutnya pre-sefalosporin C asilase ditandai dengan
mengalami pelipatan menjadi pre-protein panah merah dan tanda tanya. (B) Simulasi
teraktifasi sendiri yang diaktifasi melalui struktur sefalosporin C asilase yang diperoleh
pemutusan ikatan intramolekular ganda menggunakan cetakan 1JVZ di database
PDB. Tongkat-bola yang dekat dengan S240
(Gambar 2) (Pollegioni et al. 2013).
di pusat aktif menunjukkan gabungan
Pemutusan ikatan pertama terjadi di terminal substrat (Wang et al. 2012) (C) Simulasi
N dari subunit β yang sangat penting dalam struktur sefalosporin C asilase lengkap
pembentukan residu serin yang terletak di diperoleh menggunakan cetakan 4HSR yang
pusat aktif katalis. Pemutusan ikatan kedua ada di database PDB. Tongkat-bola kecil
menunjukkan terminal α-C dari sefalosporin C
berperan penting dalam aktivasi enzim asilase (Golden et al. 2013)

Tabel 2. Sefalosporin C asilase

Sinyal Massa Spacer Massa


Pre-
Aktivitas peptida molekul peptide Molekul
Kelas Kursor Sumber
relatif* (asam subunit α (asam subunit β
(kDa)
amino) (kDa) amino) (kDa)
70 29 16 10 54 Pseudomonas sp. 130
I 2,3 70 29 16 Belum ditentukan 54 Pseudomonas sp. GK16
70 27 16 8 54 Pseudomonas sp. C427
4,0 80 - 25 10 58 Pseudomonas sp. SE83 [AcyII]
II
0 89 29 28 Belum ditentukan 61 Pseudomonas sp. A14
4,0 80 - 22 10 58 Pseudomonas diminuta N176
III 80 - 22 Belum ditentukan 58 Pseudomonas diminuta V22
4,0 80 - 25 10 58 Pseudomonas sp. SE83 [Acy II]
0 64 - 40 Belum ditentukan 22 Pseudomonas sp. SE83 [AcyI]
IV
64 - 40 Belum ditentukan 22 Pseudomonas sp. V22
V 0 70 27 - 70 - Bacillus laterospous J1

*Aktivitas relatif didefinisikan sebagai persentase dari 100% aktivitas terhadap GL-7-ACA (Shin et al. 2009, Pollegioni et al. 2013)

99
Peran Mutasi Gen Acyll Terhadap Produksi Antibiotik... Mustika & Wibisana

(Shin et al. 2009). Beberapa upaya mutasi


pada gen pengkode sefalosporin C asilase
untuk meningkatkan spesifisitas enzim
terhadap sefalosporin C diantaranya melalui
mutasi terarah terhadap gen Pseudomonas
N176 (Pollegioni et al. 2005) dan gen
Pseudomonas sp. SE83-ACYII (Xiao et al.
2014). Untuk mengefisienkan upaya dalam
melakukan rekayasa terhadap gen
pengkode sefalosporin C asilase, maka para
peneliti tersebut melakukan pemodelan
secara in silico terlebih dahulu guna melihat
pola interaksi ikatan antar molekul protein
dan ligan. Pada tulisan ini diuraikan upaya-
upaya yang telah dilakukan untuk
meningkatkan spesifisitas enzim sefalosporin
C asilase pada gen acy II dari Pseudomonas
sp. SE83 yang telah banyak digunakan
sebagai cetakan awal karena gen ini lebih
aktif terhadap sefalosporin C dibandingkan
Gambar 3. Sekuen asam amino pengkode dengan sefalosporin C asilase lainnya
sefalosporin C asilase dari (Pollegioni et al. 2013).
Pseudomonas sp. SE83 (AcyII) (Shin
et al. 2009; UniProtKB-P15558)
MUTASI GEN ACYII
dengan membentuk heterodimer yang
lengkap, yaitu subunit α dan subunit β serta Gen acyII merupakan gen pengkode
melepas spacer peptida dengan panjang sefalosporin C asilase yang berasal dari
asam amino yang berbeda-beda (8–11 asam spesies Pseudomonas sp. SE83.
amino) tergantung dari tipe sefalosporin C Sefalosporin C asilase tersebut merupakan
asilase (Kim et al. 2000; Zhang et al. 2014). polipeptida rantai tunggal yang tidak aktif,
Sefalosporin C asilase yang diisolasi terdiri atas 774 asam amino serta berukuran
dari mikroorganisme asalnya memiliki sekitar 84 kDa setelah mengalami transkripsi
aktivitas terhadap substrat sefalosporin C dan translasi. Setelah ditranslasikan, enzim
lebih kecil dibandingkan terhadap GL-7-ACA mengalami pemutusan ikatan intramolekular
(kurang dari 5%). Oleh karena itu, sebagian sebanyak dua kali pada posisi asam amino
peneliti melakukan upaya skrining ke-230 dan 231 serta asam amino ke-239
mikroorganisme jenis baru yang memiliki dan 240, sehingga terjadi pemindahan
aktivitas sefalosporin C asilase terhadap spacer peptide sebanyak 9 asam amino dan
substrat sefalosporin C (Tanomand et al. memisahkan antara subunit α 25 kDa dan
2009; Vasait dan Jobanputra 2013). Peneliti subunit β 58 kDa. Satu subunit α akan
lain juga telah melakukan optimasi media berpasangan dengan satu subunit β dengan
pertumbuhan mikroba untuk produksi interaksi hidrofobik untuk membentuk ikatan
sefalosporin C asilase (Nupura et al. 2008; dimer dengan ukuran 83 kDa yang memiliki
Gaurav et al. 2015; Isdiyono et al. 2017). aktivitas asilase (Shin et al. 2009). Urutan
Teknik rekayasa genetika juga telah asam amino pengkode sefalosporin C asilase
diterapkan pada upaya peningkatan aktivitas yang berasal dari gen acyII Pseudomonas sp.
enzim sefalosporin C asilase terhadap SE83 telah dipaparkan (Gambar 3).
substrat sefalosporin C. Salah satu di Upaya rekayasa gen acyII melalui
antaranya adalah kloning gen pengkode proses mutasi telah dilakukan untuk
sefalosporin C asilase dari strain mengembangkan mutan sefalosporin C
Pseudomonas ke dalam Escherichia coli asilase yang memiliki reaktivitas lebih tinggi
(Aramori et al. 1991). Upaya lainnya adalah terhadap substrat sefalosporin C
melakukan rekayasa gen pengkode dibandingkan gen acyII wild type. Gen
sefalosporin C asilase melalui mutasi mutan sefalosporin C asilase menyebabkan
kemudian dilakukan kloning ke bakteri E. coli terjadinya perubahan pada beberapa asam

100
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 4 No 2 Thn 2017

amino. Upaya mutasi tersebut dilakukan permasalahan hambatan sterik tersebut,


pada subunit α, subunit β, atau kedua Shin et al. (2009) melakukan mutasi ganda
subunit tersebut. Mutasi dilakukan melalui dari gen acyII pada Pseudomonas sp. SE83,
proses mutagenesis situs terarah, reverse yaitu pada residu M31βL / P58βM. Mutan
mutagenesis, atau error prone PCR. yang diperoleh mampu meningkatkan
Pengujian aktivitas enzim mutan dan wild aktivitas spesifik terhadap sefalosporin C
type terhadap substrat sefalosporin C sebesar 1,2 kali dibandingkan wild type.
dilakukan setelah kedua jenis enzim tersebut Enzim mutan triplo pada asam amino
dipurifikasi secara terpisah dari plasmid M31βL / P58βM / H70βS telah menghasilkan
rekombinan yang diperbanyak dalam bakteri aktivitas spesifik terhadap sefalosporin C
E. coli (Shin et al. 2009; Wang et al. 2012). sebesar 5,2 kali lebih besar dibandingkan
Gen acyII mempunyai pusat aktif yang enzim sefalosporin C asilase wild type. Hal
terdiri atas residu katalitik, yaitu S1β (residu tersebut dikarenakan perubahan asam
asam amino serin pada posisi nomor satu amino dari histidin menjadi serin mampu
subunit β); H23β; H70β; dan A242β, beserta menstimulasi reaksi katalitik pada situs aktif
residu yang berfungsi untuk pengikatan S1β, tetapi meningkatkan inhibisi oleh
rantai samping sefalosporin C, yaitu A24β; produk. Mutan lainnya dengan empat titik
T32β; H57β; dan H178β, yang keduanya mutasi yaitu mutan P169αY / M31βL /
berperan penting dalam aktivitas enzim P58βM / H70βS diketahui mampu
sefalosporin C asilase (Li et al. 2014). menghasilkan aktivitas spesifik lebih besar
Residu di sekitar pusat aktif tersebut menjadi 7,3 kali terhadap sefalosporin C
target dalam melakukan mutasi terhadap dibandingkan enzim sefalosporin C asilase
gen acyII. wild type. Asam amino tyrosin digunakan
Berdasarkan pemodelan struktur sebagai pengganti fenilalanin karena
pembentukan kompleks antara sefalosporin memiliki kelompok hidroksil tambahan untuk
C asilase dengan sefalosporin C stimulasi reaksi katalitik melalui
menunjukkan bahwa sefalosporin C pembentukan ikatan hidrogen dengan rantai
memerlukan ruang yang lebih besar jika samping sefalosporin C (Shin et al. 2009).
dibandingkan dengan GL-7-ACA, untuk Mutan lima titik pada posisi P169αY /
berinteraksi dengan pusat aktif enzim. M31βL / P58βM / H70βS / I176βV juga telah
Sefalosporin C terdiri dari kerangka utama dilakukan dan menghasilkan aktivitas
karbon dan rantai samping gugus D-amino spesifik terhadap sefalosporin C sebesar
yang mempunyai struktur yang lebih besar 11,2 kali lebih besar dibandingkan enzim
dibandingkan dengan struktur GL-7-ACA. sefalosporin C asilase wild type.
Untuk menghilangkan hambatan sterik Penambahan satu jenis mutasi dari isoleusin
tersebut dan mempertahankan residu asam menjadi valin mampu memberikan ruang
amino H57β sebagai residu yang berperan yang lebih besar bagi rantai samping
penting dalam pengikatan rantai samping sefalosporin C, sehingga adanya halangan
sefalosporin C, maka dilakukan mutasi pada sterik pada pengikatan rantai samping
residu M31βL (mutasi dari asam amino sefalosporin C oleh pusat aktif enzim dapat
metionin menjadi leusin). Residu M31βL dihindari. Valin memiliki rantai samping
diprediksi dapat menghalangi interaksi dengan struktur sama dengan isoleusin
antara rantai samping sefalosporin C tetapi mempunyai ukuran lebih kecil,
dengan pusat aktif enzim karena dapat sehingga mampu memberikan ruang yang
menyebabkan terjadinya tumbukan dengan lebih besar bagi rantai samping sefalosporin
gugus karboksil dan rantai samping D-amino C (Shin et al. 2009; Yu 2013).
dari sefalosporin C. Selanjutnya guna Peningkatan aktivitas spesifik mutan
menjamin ketersediaan ruang untuk P169αY / M31βL / P58βM / H70βS / I176βV
pengikatan rantai samping sefalosporin C terhadap sefalosporin C mampu
yang mengalami perubahan torsi putaran menimbulkan terjadinya peningkatan inhibisi
oleh residu asam amino H57β, maka residu produk akhir oleh senyawa 7-ACA. Oleh
P58β harus diganti dengan residu asam karena itu, reverse mutagenesis dilakukan
amino yang berukuran relatif lebih kecil pada asam amino serin untuk dimutasikan
seperti alanin, valin, leusin, metionin, cistein kembali menjadi asam amino sebelumnya
atau asparagin. Guna mengatasi yaitu histidin untuk menurunkan tingkat

101
Peran Mutasi Gen Acyll Terhadap Produksi Antibiotik... Mustika & Wibisana

inhibisi produk akhir, sehingga mutan sefalosporin C menjadi 7-ACA


P169αY / M31βL / P58βM / I176βV memiliki menggunakan mutan S12 dan wild type
aktivitas spesifik relatif tinggi terhadap berturut-turut mencapai 98% dan 60% (Shin
sefalosporin C dibandingkan enzim et al. 2009).
sefalosporin C asilase wild type namun Analisis struktur mutan S12 (V121αA /
memiliki tingkat inhibisi produk akhir yang G139αS / P58βN / I75T / I176βV /
lebih rendah dibandingkan mutan P169αY / S471C) juga telah dipelajari secara in siliko
M31βL / P58βM / H70βS / I176βV (Shin et (Gambar 4). Tiga jenis mutasi yang terjadi
al. 2009). pada mutan S12 yaitu V121αA, G139αS,
Pengembangan mutan selanjutnya dan S471C merupakan residu asam amino
dalam rangka peningkatan reaktivitas yang posisinya jauh dari area aktif. Mutasi
terhadap sefalosporin C adalah dengan pada V121αA dan G139αS berhubungan
melakukan error prone PCR menggunakan dengan tingkat ekspresi protein, sedangkan
DNA mutan P169αY / M31βL / P58βM / mutasi pada S471C berhubungan dengan
I176βV untuk konstruksi sebuah librari penurunan inhibisi produk (Tabel 3) (Yu
mutan yang memiliki mutasi satu titik pada 2013).
sebuah situs acak. Produk amplifikasi Mutasi I75T pada mutan S12
tersebut selanjutnya diligasi dengan plasmid dibutuhkan untuk menggantikan residu
kemudian ditransformasi dalam E. coli. isoleusin yang bersifat non polar dengan
Transforman tersebut telah diseleksi secara asam amino threonin yang bersifat polar
acak dari 25.000 koloni melalui uji aktivitas pada area pengikatan dengan senyawa
spesifik terhadap sefalosporin C, sehingga sefalosporin C. Rantai samping yang bersifat
didapat dua mutan yang memiliki aktivitas polar pada threonin 75 membantu dalam
lebih tinggi dibandingkan mutan P169αY / hal stabilisasi area pengikatan dengan
M31βL / P58βM / I176βV, yaitu mutan menambahkan ikatan hidrogen pada asam
G139αS / P169αY / M31βL / P58βM / amino yang terletak di sebelahnya yaitu
I176βV dan mutan V121αA / P169αY / aspartat 177. Kelompok C-O yang dimiliki
M31βL / P58βM / I176βV (Shin et al. 2009). aspartat 177 selanjutnya berinteraksi
Pengujian enzim mutan TNS5αβ yang dengan histidin 178 untuk menyesuaikan
mengkode mutasi V121αA / G139αS / dengan bagian adipyl amino dalam senyawa
P169αY / M31βL / P58βM / I176βV dan sefalosporin C (Yu 2013).
mutan S12 yang mengkode mutasi V121αA / Mutasi isoleusin 176 menjadi valin
G139αS / P58βN / I75T / I176βV / S471C (I176βV) pada mutan S12 bertujuan untuk
menghasilkan aktivitas spesifik terhadap menghindari tumbukan antara rantai
sefalosporin C berturut-turut sebesar 1,5 dan samping dengan residu sebelahnya seperti
5,8 unit/mg protein, atau meningkat 2,3 dan leusin 163α dan leusin 175β. Hal tersebut
8,5 kali dibandingkan enzim sefalosporin C dikarenakan residu asam amino valin 176β
asilase wild type dengan karakteristik fisik memiliki rantai samping yang lebih pendek
beserta reaksi yang sama dengan enzim dibandingkan dengan isoleusin 176β. Selain
sefalosporin C asilase wild type. Konstanta itu, posisi V176β juga berdekatan dengan
inhibisi produk, KIP untuk gen acyII wild type
dua residu penting (A175β dan H176β) yang
sebesar 0,4 mM, sedangkan enzim mutan
berinteraksi dengan bagian adipyl amino
S12 sebesar 1,9 mM. Hal ini menunjukkan
dalam sefalosporin C, sehingga valin
bahwa enzim mutan S12 secara signifikan
menstabilkan interaksi penting dalam
dapat menurunkan inhibisi produk
pengikatan (Yu 2013).
dibandingkan dengan enzim sefalosporin C
Pada penelitian lainnya menunjukkan
asilase wild type. Mutan S12 selanjutnya
bahwa tidak hanya mutasi yang terjadi pada
dioverekspreskan di E. coli BL21(DE3)
menggunakan plasmid vektor pET29 dan area aktif saja yang mempengaruhi dalam
pada proses fermentasi mampu katalisis enzim sefalosporin C asilase, tetapi
menghasilkan enzim sefalosporin C asilase juga pada area kanal transport substrat
dengan aktifitas sebesar 1207 U/L. Dengan sefalosporin C. Residu asam amino yang
menggunakan konsentrasi sefalosporin C 50 dipilih untuk dimutasikan pada area kanal
mM dan konsentrasi enzim 5 U/mL serta transport substrat adalah L666P A675G
suhu 25ºC selama 1 jam, tingkat konversi (mutasi dari alanin menjadi glisin pada

102
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 4 No 2 Thn 2017

Tabel 3. Aktivitas sefalosporin C asilase dan mutan

Aktifitas relatif
Jenis sefalosporin C asilase terhadap
sefalosporin C*
Wild-type 100
Mutasi terarah:
M31βL/F58βM 120
M31βL/F58βM/H70βS 520
F170αY/M31βL/F58βM/H70βS 730
F170αY/M31βL/F58βM/H70βS/I176βV 1120
EP-PCR1:
G140αS/F170αY/M31βL/F58βM/I176βV 800
V122αA/F170αY/M31βL/F58βM/I176βV 800
V122αA/G140αS/F170αY/M31βL/F58βM/ 950
I176βV (TnS5β)
EP-PCR2:
V122αA/G140αS/F58βN/I176βV 1900
V122αA/G140αS/F58βN/L175βT/I176βV 1900
V122αA/G140αS/F58βN/I176βV/S471βC (S12) 1900
V122αA/G140αS/F58βN/I75βT/I176βV/S471βC 1900
Mutasi terarah dari AcyII:
V122αA/G140αS/F58βR/L75βV/I176βV/ 395
S471βC (sAcy)
V122αA/G140αS/F58βR/I75βV/I176βV/ 395
A436βG/S471βC

*Aktifitas spesifik untuk enzim wild type dihitung 100%


dan digunakan sebagai referensi yang ditentukan
pada pH 8,0 atau 8,5 dan 37°C menggunakan
Gambar 4. Analisis struktur secara in siliko pada substrat sefalosporin C dengan konsentrasi ≈24 mM
mutan S12 terhadap substrat (setara dengan spesifik aktifitas sebesar 0,65 U/mg
sefalosporin C. Substrat sefalosporin C protein) (Shin et al. 2009; Wang et al. 2012; Pollegioni
direpresentasikan dalam bentuk gambar et al. 2013)
batang (Yu 2013)

urutan asam amino ke-675), dan L677P berinteraksi langsung dengan sefalosporin C
(mutasi dari leusin menjadi fenilalanin pada melalui ikatan hidrogen; residu V49β dan
urutan asam amino ke-677). Hasil dari V68β berinteraksi lemah secara hidrofobik
pengujian aktivitas terhadap sefalosporin C dengan atom C9 dan C5 dari sefalosporin C;
menunjukkan bahwa mutan L666P dan residu P22β, H23β, M31β, dan P56β harus
L677P memiliki aktivitas spesifik lebih terletak berdekatan dengan peregangan
rendah dibandingkan dengan enzim gugus adipyl D-α-amino dari sefalosporin C
sefalosporin C asilase wild type dengan nilai dan dapat mempengaruhi residu penting
aktivitas masing-masing sekitar 10% dan lainnya seperti S1β; dan residu L427β,
70%. Namun mutan A675G memiliki W434β, A435β, A436β, L437β, dan L438β
aktivitas spesifik terhadap sefalosporin C yang terletak di sekitar area kanal
lebih tinggi dibandingkan dengan enzim transportasi substrat dapat berpengaruh
sefalosporin C asilase wild type dengan nilai terhadap pengikatan sefalosporin C melalui
aktivitas sekitar 112% (Wang et al. 2012). halangan sterik (Wang et al. 2012). Optimal
Berdasarkan pemodelan pembentukan produktivitas mutan ditunjukkan oleh mutasi
komplek gen acyII dengan sefalosporin C A675G yang mencapai 5349 U/L setelah
serta berbagai mutasi terarah pada residu kultivasi selama 24 jam, yang setara dengan
asam amino di sekitar pusat aktif maka peningkatan sebesar 35% jika dibandingkan
dapat disimpulkan bahwa residu R24β, dengan sefalosporin C asilase wild type
Y32β, V49β, H57β, V68β, dan H70β (Wang et al. 2012).

103
Peran Mutasi Gen Acyll Terhadap Produksi Antibiotik... Mustika & Wibisana

KESIMPULAN (1991) Cloning and nucleotide


sequencing of new glutaryl 7-ACA and
Senyawa 7-ACA merupakan senyawa cephalosporin C acylase genes from
yang sangat penting untuk sintesis antibiotik Pseudomonas strains. J Ferment
semisintetik sefalosporin. Proses biokonversi Bioeng 72:232-243. doi: 10.1016/0922-
sefalosporin C menjadi 7-ACA dalam satu 338X(91)90155-A
langkah menggunakan enzim sefalosporin C Barber MS, Giesecke U, Reichert A, Minas
asilase merupakan proses konversi yang W (2004) Industrial enzymatic
efisien dan ramah lingkungan sehingga production of cephalosporin-based -
sangat diminati oleh industri. Kendala utama lactams. Adv Biochem Engin/
dari aplikasi enzim sefalosporin C asilase di Biotechnol 88:179-216. doi:
industri antara lain terkait dengan 10.1007/b99261
permasalahan spesifisitas yang rendah Boeckel VTP, Gandra S, Ashok A, Caudron
terhadap sefalosporin C dan stabilitas enzim. Q, Grenfell BT, Levin SA,
Teknik rekayasa genetika diperlukan untuk Laxminarayan R (2014) Global
memperoleh enzim sefalosporin C asilase antibiotic consumption 2000 to 2010:
yang mempunyai spesifisitas tinggi terhadap an analysis of national pharmaceutical
sefalosporin C. Perkembangan rekayasa sales data. Lancet Infect Dis 14:742-
yang telah dilakukan oleh para peneliti 750. doi: 10.1016/S1473-3099(14)70780-7
terhadap enzim sefalosporin C asilase yang Coates ARM, Halls G, Hu Y (2011) Novel
melibatkan pemodelan secara in silico, classes of antibiotics or more of the
mutasi terarah, error prone PCR telah same? Br J Pharmacol 163:184-194.
memberikan hasil yang menggembirakan. doi: 10.1111/j.1476-5381.2011.01250.x
Enzim sefalosporin C asilase rekombinan Gaurav K, Srivastava R, Sharma JG, Kundu
yang dihasilkan mempunyai spesifisitas yang S (2015) Statistical medium
meningkat hingga lebih dari 20 kali (spesifik optimization for the production of
aktifitas yang diperoleh 10 U/mg protein) cephalosporin-c acylase by
dengan menggunakan SE83 acyI sebagai Pseudomonas diminuta. J Biochem
gen cetakan dan 4 U/mg protein dengan Technol 6:977-981
menggunakan N176 sebagai gen Golden E, Paterson R, Tie WJ, Anandan A,
cetakannya. Meskipun demikian hasil ini Flematti G, Molla G, Rosini E,
masih belum memenuhi persyaratan untuk Pollegioni L, Vrielink A (2013)
aplikasi di industri. Untuk memperoleh enzim Structure of a class III engineered
sefalosporin C asilase yang sesuai untuk cephalosporin acylase: comparisons
aplikasi di industri maka diperlukan with class I acylase and implications
pendekatan menyeluruh yang meliputi for differences in substrate specificity
pendekatan mikrobiologi, bioinformatik (untuk and catalytic activity. Biochem J 451:
meningkatkan produksi dan memperoleh 217-226. doi: 10.1042/BJ20121715
enzim sefalosporin C asilase baru Isdiyono BW, Hardianto D, Ivan FX (2017)
menggunakan analisis kemiripan sekuen), Produksi rekombinan sefalosporin
rekayasa protein (untuk meningkatkan asilase sebagai biokatalis untuk
karakteristik enzim sefalosporin C asilase dan produksi asam 7-aminosefalosporanat.
menghilangkan inhibisi substrat maupun J Bioteknol Biosains Indones 4:28-35.
produk), imobilisasi (untuk memperoleh doi: 10.29122/jbbi.v4i1.2059
enzim sefalosporin C asilase yang dapat Kim Y, Yoon KH, Khang Y, Turley S, Hol
digunakan secara berulang dan stabil), dan WGJ (2000) The 2.0 Å crystal structure
desain reaktor enzim (untuk memfasilitasi of cephalosporin acylase. Structure
terjadinya reaksi enzimatis yang sekaligus 8:1059-1068. doi: 10.1016/S0969-
berfungsi untuk pemisahan produk). 2126(00)00505-0
Li Q, Huang X, Zhu Y (2014) Evaluation of
DAFTAR PUSTAKA active designs of cephalosporin C
acylase by molecular dynamics
Aramori I, Fukagawa M, Tsumura M, Iwami simulation and molecular docking. J
M, Isogai T, Ono H, Ishitani Y, Kojo H, Mol Model 20:2314. doi:
Kohsaka M, Ueda Y, Imenaka H 10.1007/s00894-014-2314-5

104
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 4 No 2 Thn 2017

Mehta D, Sharma AK (2016) of bacterial isolates having potential for


Cephalosporins: A review on bioconversion of cephalosporin C.
imperative class of antibiotics. Inventi Biotechnol India J 7:159-162
Rapid: Molecular Pharmacology 1:1-6 Wang Y, Yu H, Song W, An M, Zhang J, Luo
Nupura H, Asmita T, Sharath B, Asmita P H, Shen Z (2012) Overexpression of
(2008) Media optimization for the synthesized cephalosporin C acylase
production of cephalosporin C acylase containing mutations in the substrate
from a novel bacteria source: transport tunnel. J Biosci Bioeng
Alcaligenes xylosoxidans MTCC*491. 113:36-41. doi:
Res J Biotechnol 3:16-21 10.1016/j.jbiosc.2011.08.027
Pollegioni L, Lorenzi S, Rosini E, Marcone World Health Organization (2017) Critically
GL, Molla G, Verga R, Cabri W, Pilone important antimicrobials for human
MS (2005) Evolution of an acylase medicine. 5th rev. Geneva. Licence: CC
active on cephalosporin C. Protein Sci BY-NC-SA 3.0 IGO
14:3064-3076. doi: Xiao Y, Huo X, Qian Y, Zhang Y, Chen G,
10.1110/ps.051671705 Ouyang P, Lin Z (2014) Engineering of
Pollegioni L, Rosini E, Molla G (2013) CPC acylase using a facile pH
Cephalosporin C acylase: dream indicator assay. J Ind Microbiol
and(/or) reality. Appl Microbiol Biotechnol 41:1617-1625. doi:
Biotechnol 97:2341-2355. doi: 10.1007/s10295-014-1501-9
10.1007/s00253-013-4741-0 Yu R (2013) Modeling and experimental
Shin YC, Jeon JYJ, Jung KH, Park MR, Kim analysis of cephalosporin C acylase
Y (2009) Cephalosporin C acylase and its mutant. Open Biotechnol J
mutant and method for preparing 7- 7:30-37. doi:
ACA using same. United States Patent 10.2174/1874070701307010030
No US 7,592,168 B2 Zhang J, Yu H, Wang Y, Luo H, Shen Z
Tanomand A, Abeshov R, Farajnia S (2009) (2014) Determination of the second
Determination of cephalosporin autoproteolytic cleavage site of
acylase activity by biological and cephalosporin C acylase and the effect
colorimetric method in bacteria. Afr J of deleting its flanking residues in the
Biotechnol 8:6697-6699 α-C-terminal region. J Biotechnol
Vasait RD, Jobanputra AH (2013) 184:138-145. doi:
Screening, isolation and identification 10.1016/j.jbiotec.2014.05.016

105

Vous aimerez peut-être aussi