Vous êtes sur la page 1sur 15

PENGARUH SELF ASSESSMENT SYSTEM, PENERBITAN SURAT TAGIHAN

PAJAK DAN PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA TERHADAP


PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA KPP MADYA
DAN KPP PRATAMA TAMPAN PEKANBARU

Oleh:
Rohmasari Sitio
Pembimbing: Yesi Mutia Basri dan Sem Paulus Silalahi

Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia


e-mail: rohmasari_sitio@yahoo.com

The Effect Of Self Assessment System, tax claim report publication (STP), and tax
pressing with force report (SP) against Value Added Tax Receipts
At Tax Service Office Madya and Tax Service
Office Pratama Tampan Pekanbaru.

ABSTRACT

Proceeds from taxation sector is the largest source of state revenue. There
are many factors that can affect the amount of tax receipts especially VAT
receipts which can be considered the tax general directorate in making a policy.
This study aims to examine the effects of the independent variables (PKP
registered, SSP VAT, VAT return period reported, STP VAT and SP VAT) on the
dependent variable (Value Added Tax receipt) with partial test. The data obtained
for this study came from the Tax Service Office Madya Pekanbaru and Tax
Service Office Pratama Tampan Pekanbaru, including number registered PKP,
the amount deposited by the SSP VAT, the amount of the VAT return period
reported by PKP, the amount of STP VAT and SP VAT issued by the tax
authorities and the amount of VAT receipts. The method used in this research is
descriptive statistical methods. The sampling method using sampling methods
saturated, whereas the type of data used are secondary data with monthly data
unit for 4 years so it amounted to 48 pieces, once the data is collected, the data
were analyzed using SPSS 20.0 for windows. The data were analyzed to test the
hypothesis using multiple linear regression analysis approach.. The research
results are as follows: (1) The number of registered PKP and CNS VAT effect on
VAT receipts. (2) The amount of time the VAT tax return does not affect the VAT
receipts. (3) STPs and Forced report VAT has no affect the VAT receipts.The
capability of independent variables explain Value Added Tax Receipts of 78,1%
and the remaining 21,9% is influenced by other variables.

Keyword: Self Assessment, tax claim, force report,Value Added Tax receipt.

PENDAHULUAN

Penerimaan PPN menempati mengalami peningkatan. Sampai saat


urutan kedua sebagai jenis pajak ini keberadaan PPN kedudukannya
terbesar dalam penerimaan pajak di penting bagi penerimaan Negara.
Indonesia, dan tiap tahunnya
Jom. FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 1
Pada tahun 2011, penerimaan (STP PPN) terhadap variabel
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dependen (penerimaan PPN); (2) hasil
meleset Rp. 21 triliun dari target Rp pengujian secara simultan
298,44 triliun pada penerimaan tahun membuktikan bahwa variabel –
2010. Jenis penerimaan ini variabel independen (PKP Terdaftar,
merupakan capaian target yang SSP PPN, SPT Masa PPN, dan STP
terendah diantara target penerimaan PPN) berpengaruh positif dan
pajak lainnya (tempo.com, signifikan terhadap variabel dependen
27/10/2014). Melesetnya target (penerimaan PPN). Sedangkan untuk
penerimaan PPN diduga berasal dari variabel Surat Paksa, hasil penelitian
kebocoran PPN dari beberapa sektor Andi Marduati (2012) menyatakan
yang sebenarnya memiliki potensi bahwa jumlah surat paksa yang
penerimaan PPN tetapi tidak diterbitkan berpengaruh signifikan
terjaring (kompas.com, 27/10/2014) terhadap pencairan tunggakan pajak
Dalam pelaksanaan yang otomatis juga akan
pemungutan Pajak Pertambahan meningkatkan penerimaan pajak.
Nilai, Undang-undang perpajakan Penelitian ini merupakan
Indonesia menerapkan self replikasi dari penelitian Ika Nursanti
assessment system. Sistem Self dan Yazid (2013), perbedaan
Assessment merupakan pemungutan penelitian ini dengan yang
pajak yang memberi wewenang, sebelumnya adalah di dalam
kepercayaan, tanggung jawab kepada penelitian ini menggunakan
wajib pajak untuk menghitung, pencairan tunggakan pajak dengan
memperhitungkan, membayar, dan surat paksa sebagai tambahan
melaporkan sendiri besarnya pajak variabel independennya, sedangkan
yang harus dibayar (Waluyo, yang sebelumnya tidak
2010:17). Peran pemerintah dalam menggunakan variabel tersebut.
sistem ini adalah melaksanakan Penelitian sebelumnya menggunakan
pengawasan melalui kegiatan data sampel mulai periode januari
penelitian dan verifikasi yang produk 2009 sampai dengan periode
akhirnya dapat berupa Surat Tagihan desember 2011 dan dilakukan di
Pajak. Selain itu pemerintah melalui Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Dirjen pajak juga dapat melakukan Surabaya Gubeng, sedangkan
tindakan penegakan hukum terhadap penelitian ini menggunakan data
tunggakan pajak PPN melalui sampel mulai periode januari 2010
penagihan pajak dengan Surat Paksa sampai dengan periode desember
yang memiliki kekuatan hukum. 2013 dan dilakukan pada 2 KPP
Penelitian terdahulu yang yakni Kantor Pelayanan Pajak
berkaitan dengan topik penerapan self Madya dan KPP Pratama Tampan
assessment system ini telah dilakukan Pekanbaru.
oleh Nursanti (2013). Adapun hasil Rumusan masalah dalam
penelitian tersebut antara lain: (1) hasil penelitian antara lain, Apakah
pengujian secara parsial membuktikan variabel jumlah PKP terdaftar,
bahwa variabel – variabel independen jumlah Surat Setoran Pajak PPN dan
(PKP Terdaftar, SSP PPN, dan STP SPT Masa PPN yang merupakan
PPN) berpengaruh positif dan sarana wujud nyata dari Self
signifikan terhadap variabel dependen Assessment System berpengaruh
(penerimaan PPN), tetapi tidak ada terhadap penerimaan PPN ? Apakah
pengaruh untuk variabel independen variabel jumlah Surat Tagihan Pajak
Jom. FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 2
PPN yang diterbitkan oleh Kantor menurut ketentuan yang berlaku,
Pelayanan Pajak berpengaruh sebagaimana dinyatakan pada ayat
terhadap penerimaan Pajak (2).
Pertambahan Nilai? Apakah variabel Pasal 12 kemudian ditutup
penagihan pajak dengan surat paksa dengan ayat (3) yang berbunyi,
PPN yang dilakukan oleh pegawai “Apabila Direktur Jenderal Pajak
Kantor Pelayanan Pajak dimana mendapatkan bukti jumlah pajak
jumlah surat paksa yang diterbitkan yang terutang menurut surat
sebagai indikatornya, berpengaruh pemberitahuan sebagaimana
terhadap penerimaan Pajak dimaksud pada ayat (2) tidak benar,
Pertambahan Nilai? Dirjen Pajak menetapkan jumlah
pajak terutang.”
TELAAH PUSTAKA (Ayat 3) ini berfungsi sebagai
pengendali. Jadi apabila kemudian
Self Assessment System diketahui bahwa perhitungan yang
dilakukan oleh WP keliru, barulah
Self Assessment system adalah fiskus membenarkannya. Namun,
suatu sistem perpajakan yang dengan aturan daluarsa pajak
memberi kepercayaan kepada wajib berjangka 5 tahun, perlu dketahui
pajak untuk memenuhi dan bahwa perhitungan WP dianggap
melaksanakan sendiri kewajiban dan benar dan sah untuk selamanya
hak perpajakannya. apabila dalam jangka waktu 5 tahun
Prinsip Self Assessment system tidak ada pemberitahuan kesalahan
ini tampak pada Pasal 12 UU KUP. perhitungan.
Berikut kutipannya: Self Assessment system
1. Setiap WP wajib membayar pajak memindahkan beban pembuktian
yang terutang sesuai dengan kepada fiskus. Wajib pajak dianggap
ketentuan peraturan perundang- benar sampai fiskus dapat
undangan perpajakan, dengan membuktikan adanya kesalahan
tidak menggantungkan pada tersebut.
adanya surat ketetapan pajak.
2. Jumlah pajak yang terutang Pengusaha Kena Pajak Terdaftar
menurut SPT yang disampaikan Pengusaha Kena Pajak (PKP)
oleh wajib pajak adalah jumlah merupakan wajib pajak atau pihak
pajak terutang sesuai dengan yang berkewajiban untuk membayar
ketentuan peraturan perundang- utang pajak yang timbul karena
undangan perpajakan. digunakannya faktor-faktor produksi
Pada ayat (1) tampak UU KUP dalam menyiapkan, menghasilkan,
menghendaki WP bersifat aktif menyalurkan, dan memperdagangkan
dalam membayar pajak. Aktif di sini barang atau jasa kepada konsumen.
berarti menghitung sendiri pajak Apabila terjadi perubahan jumlah
yang terutang tanpa menunggu PKP dianggap akan berdampak
adanya surat ketetapan pajak terhadap jumlah penerimaan PPN,
Prinsip self assessment pada karena jumlah pihak yang akan
UU KUP bahkan mengandung membayar PPN yang berkurang atau
makna bahwa hasil perhitungan WP, bertambah dapat mempengaruhi
berapa pun itu, untuk sementara jumlah PPN yang diterima berkurang
dianggap sebagai perhitungan atau bertambah.

Jom. FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 3


Penelitian sebelumnya yang sebagai sarana untuk melaporkan dan
berkaitan dengan uraian di atas telah mempertanggungjawabkan
dilakukan oleh Nursanti dan perhitungan jumlah Pajak
Padmono (2013) serta Yohanes Pertambahan Nilai dan PPnBM yang
Kresna (2014) yang menyatakan sebenarnya terutang dan untuk
jumlah PKP berpengaruh signifikan melaporkan tentang: (a) pengkreditan
terhadap penerimaan PPN. Oleh Pajak Masukan terhadap Pajak
karena itu, hipotesis pertama dalam Keluaran, (b) Pembayaran atau
penelitian ini dirumuskan sebagai pelunasan pajak yang telah
berikut. dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha
H1 : Jumlah PKP Terdaftar Kena Pajak dan/atau melalui pihak
berpengaruh terhadap lain dalam satu Masa pajak sesuai
penerimaan PPN dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan
Surat Setoran Pajak (SSP) (Sumarsan, 2012: h38).
Surat Setoran Pajak (SSP) PPN Penelitian sebelumnya yang
merupakan media yang digunakan berkaitan dengan uraian di atas telah
oleh PKP dalam memenuhi dilakukan oleh Prayudi (2010), hasil
kewajiban perpajakannya yakni penelitiannya menyatakan bahwa
membayar sendiri jumlah pajak jumlah SPT Masa PPN yang
terutang. Dalam lembaran SSP PPN dilaporkan berpengaruh secara
dapat diketahui jumlah PPN yang signifikan terhadap penerimaan PPN.
telah dibayarkan oleh wajib pajak. Hasil penelitiannya menyatakan
Apabila terjadi perubahan jumlah bahwa semakin banyak SPT Masa
SSP PPN yang dilaporkan dianggap PPN yang dilaporkan maka
akan berdampak terhadap jumlah penerimaan PPN akan meningkat.
penerimaan PPN, karena bertambah Berdasarkan uraian diatas maka
atau berkurangnya jumlah SSP dan hipotesis ketiga dapat dirumuskan
SPT yang dilaporkan dapat sebagai berikut:
mempengaruhi jumlah PPN yang H3 : SPT Masa PPN berpengaruh
diterima berkurang dan bertambah. terhadap penerimaan PPN
Penelitian sebelumnya yang
berkaitan dengan uraian di atas telah Surat Tagihan Pajak (STP) PPN
dilakukan oleh Kresna (2014), serta SPT Masa PPN yang
Nursanti (2013). Mereka menyatakan disampaikan oleh PKP adalah jumlah
bahwa jumlah SSP PPN berpengaruh PPN yang terutang sesuai dengan
positif dan signifikan terhadap ketentuan peraturan perundang –
penerimaan PPN. Oleh karena itu, undangan. Dengan kata lain, SPT
hipotesis pertama dalam penelitian tersebut dianggap benar. Namun,
ini dirumuskan sebagai berikut. apabila pada suatu pembuktian (hasil
H2: Surat Setoran Pajak PPN verifikasi) ditemukan adanya
berpengaruh terhadap ketidakbenaran dalam pemenuhan
penerimaan PPN. kewajiban perpajakan oleh PKP
tersebut, maka fiskus akan
Surat Pemberitahuan (SPT) Masa menerbitkan STP PPN. Oleh karena
PPN itu, bagi PKP yang melanggar
Bagi Pengusaha Kena Pajak, peraturan perpajakan dan telah
fungsi Surat Pemberitahuan adalah diterbitkan STP PPN, maka PKP

Jom. FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 4


seharusnya segera melunasi METODE PENELITIAN
kekurangan pembayaran beserta
sanksi administrasinya. Penelitian dilakukan di Kantor
Penelitian sebelumnya yang Pelayanan Pajak Madya Pekanbaru
berkaitan dengan uraian di atas telah dan Kantor Pelayanan Pajak
dilakukan oleh Nursanti dan Pratama Tampan yang beralamat
Padmono (2013) yang menyatakan di JL. Ring Road. Adapun populasi
bahwa jumlah STP PPN berpengaruh dari penelitian ini adalah Kantor
signifikan terhadap penerimaan PPN Pelayanan Pajak (KPP) di Pekanbaru
namun belum tentu akan menambah yaitu KPP Madya Pekanbaru dan
penerimaan PPN. Berdasarkan uraian KPP Pratama Tampan. Pengambilan
diatas maka hipotesis keempat dapat sampel dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut: dilakukan dengan menggunakan
H4 : Surat Tagihan Pajak PPN teknik non probability sampling.
berpengaruh terhadap Penelitian pada dua KPP dipilih agar
penerimaan PPN hasil yang didapatkan lebih spesifik
dan tidak terlalu general (umum)
Surat Paksa (SP) PPN pada satu KPP. Oleh karena
Penagihan atas tunggakan penelitian yang dilakukan berupa
pajak adalah dengan menerbitkan study time series selama 4 tahun
surat paksa berdasarkan ketentuan dengan unit data bulanan maka
yang diatur dalam Undang-undang jumlah seluruh data observasi adalah
RI Nomor 19 tahun 2000 tentang 48 buah.
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Metode analisis data digunakan
pasal 1 ayat (12) adalah surat analisis regresi liniear berganda
perintah membayar utang pajak dan dengan rumus sebagai berikut.
biaya penagihan pajak. Dalam
undang-undang ditegaskan bahwa Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
Surat Paksa mempunyai kekuatan + b5X5 + e
hukum eksekutorial dan kedudukan Keterangan:
hukum yang sama dengan putusan Ŷ = Penerimaan PPN di KPP
pengadilan yang telah mempunyai Pekanbaru
kekuatan hukum tetap. α = Konstanta
Penelitian sebelumnya yang X1 = Jumlah PKP terdaftar di KPP
berkaitan dengan uraian di atas telah Madya Pekanbaru
dilakukan oleh Marduati (2012) X2 = Jumlah SPT Masa PPN yang
mengungkapkan bahwa jumlah Surat dilaporkan
Paksa PPN berpengaruh positif dan X3 = Jumlah SSP PPN yang
signifikan terhadap pencairan disetorkan
tunggakan pajak yang otomatis akan X4 = Jumlah STP PPN yang
meningkatkan penerimaan PPN diterbitkan
Berdasarkan uraian diatas maka X5 = Jumlah Surat Paksa PPN yang
hipotesis kelima dapat dirumuskan : diterbitkan
H5 : Surat Paksa PPN berpengaruh β1 = Koefisien regresi dari jumlah
terhadap penerimaan PPN PKP terdaftar di KPP
Pekanbaru
β2 = Koefisien regresi dari jumlah
SSP PPN yang disetorkan

Jom. FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 5


β3 = Koefisien regresi dari jumlah Surat Setoran Pajak PPN (X2)
SPT Masa PPN yang SSP PPN merupakan bukti
dilaporkan pembayaran atau penyetoran Pajak
β4 = Koefisien regresi dari jumlah Pertambahan Nilai yang telah
STP PPN yang diterbitkan dilakukan oleh Pengusaha Kena
β5 = Koefisien regresi dari jumlah Pajak terdaftar dengan menggunakan
Surat Paksa PPN yang formulir atau telah dilakukan dengan
diterbitkan cara lain ke kas negara melalui
є = Variabel Penganggu (Error) kantor pos dan bank persepsi.
Pengukuran dilakukan berdasarkan
Definisi Operasional dan besarnya jumlah SSP PPN yang
Pengukuran Variabel dilaporkan, yang dapat dilihat dari
laporan Surat Setoran Pajak PPN
Penerimaan Pajak Pertambahan periode tahun 2010-2013 pada KPP
Nilai (Y) di Pekanbaru.
Penerimaan PPN perbulan
merupakan jumlah penerimaan Surat Pemberitahuan Masa PPN
perbulan dari Pajak Pertambahan (X3)
Nilai (PPN adalah pajak atas Surat Pemberitahuan Masa
konsumsi barang dan jasa di daerah PPN merupakan surat yang oleh
pabean secara bertingkat di setiap wajib pajak PKP digunakan untuk
jalur produksi dan distribusi). melaporkan perhitungan dan/atau
Pengukuran dilakukan berdasarkan pembayaran pajak, objek pajak
besarnya jumlah penerimaan PPN dan/atau bukan objek pajak, dan/atau
yang dapat dilihat dari laporan harta dan kewajiban (Sumarsan,
penerimaan PPN periode tahun 2012:35), berfungsi sebagai sarana
2010-2013 pada KPP di Pekanbaru. untuk melaporkan dan
mempertanggung jawabkan
Pengusaha Kena Pajak terdaftar penghitungan jumlah PPN yang
(X1) terutang, dan disampaikan ke Kantor
Pengusaha Kena Pajak Pelayanan Pajak tempat PKP
terdaftar merupakan wujud nyata terdaftar . Pengukuran dilakukan
dari penerapan self assessment berdasarkan besarnya jumlah SPT
system pada ketentuan perpajakan masa PPN yang dapat dilihat dari
Pajak Pertambahan Nilai yakni laporan Surat Pemberitahuan Masa
kewajiban wajib pajak untuk aktif PPN periode tahun 2010-2013 pada
mendaftarkan dirinya menjadi KPP di Pekanbaru.
Pengusaha Kena Pajak yang kelak
dapat menerbitkan faktur pajak Surat Tagihan Pajak PPN (X4)
(diakui sebagai pajak keluaran) dan Surat Tagihan Pajak adalah
menerima faktur pajak (diakui surat yang diterbitkan fiskus untuk
sebagai pajak masukan). Dalam hal melakukan penagihan pajak dan/atau
ini, pengukuran dilakukan sanksi administrasi berupa denda,
berdasarkan besarnya jumlah PKP dan/atau bunga. Surat Tagihan Pajak
terdaftar yang dapat dilihat dari mempunyai kekuatan hukum yang
laporan PKP terdaftar periode tahun sama dengan Surat Ketetapan Pajak,
2010-2013 pada KPP di Pekanbaru. sehingga dalam hal penagihannya
dapat dilakukan dengan Surat Paksa

Jom. FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 6


(Sumarsan, 2012:57). Pengukuran
dilakukan berdasarkan besarnya
jumlah STP PPN yang diterbitkan
oleh fiskus, yang dapat dilihat dari
laporan Surat Tagihan Pajak PPN
periode tahun 2010-2013 pada KPP
di Pekanbaru.

Surat Paksa atas Tunggakan PPN


(X5)
Surat Paksa merupakan surat
perintah membayar utang pajak dan
biaya penagihan pajak (Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2000 pasal Hasil uji normalitas
Hasil uji normalitas data pada
1 sub 12). Tata cara pemberitahuan
gambar dapat dilihat data menyebar
surat paksa diatur dalam pasal 10
di sekitar garis diagonal, sehingga
ayat (1) UU PPSP yaitu
dapat disimpulkan data dalam
pemberitahuan Surat Paksa
penelitian ini berdistribusi normal.
dilakukan oleh juru sita dengan
pernyataan dan penyerahan Surat
Paksa kepada penanggung pajak Hasil Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan
yang dituangkan dalam berita acara.
menguji apakah dalam model regresi
Pengukuran dilakukan berdasarkan
linear ada korelasi antara kesalahan
besarnya jumlah Surat Paksa PPN
pengganggu pada periode t dengan
yang diterbitkan, yang dapat dilihat
kesalahan pengganggu pada periode
dari laporan Surat Paksa PPN
t-1 (sebelumnya). Cara yang
periode tahun 2010-2013 pada KPP
digunakan untuk mendiagnosis
di Pekanbaru.
adanya autokorelasi adalah dengan
HASIL PENELITIAN DAN
uji Durbin-Watson (DW test). Hasil
PEMBAHASAN pengujian autokorelasi penelitian ini
sebagai berikut:
Hasil Uji Asumsi Klasik Hasil Uji Autokorelasi
N Durbin-Watson
Hasil Uji Normalitas Data 48 1,749
Normalitas distribusi pada Berdasarkan hasil uji Durbin-
penelitian ini dapat dilihat dari Watson, nilai DW untuk kelima
normal probability plot. Jika data variabel independen adalah yang
menyebar di sekitar garis diagonal, berarti nilai DW berada diantara -2
maka model regresi memenuhi sampai +2 sehingga dapat
asumsi normalitas (Ghozali, 2013). disimpulkan tidak terdapat
Pada penelitian ini hasil uji autokorelasi dalam model penelitian.
normalitas data dapat dilihat dari
gambar berikut: Hasil Uji Multikolinearitas
Tujuan uji multikolinearitas
adalah untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel independen.
Jika ada, berarti terdapat
Jom. FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 7
multikolinearitas (Ghozali, 2013).
Model regresi yang baik seharusnya
tidak terdapat korelasi diantara
variabel independen.
Multikolinearitas dapat dideteksi
dengan melihat besaran VIF (Varian
Inflation Factor) dan nilai Tolerance.
Jika nilai VIF > 1 atau nilai
Tolerance < 0.10, berarti terdapat
multikolinearitas.

Hasil Uji Multikolinearitas


Variabel Tolerance VIF
Hasil Uji Heterokedasitas
PKP Dari grafik Scatterplot yang
0,674 1,484
Terdaftar ada pada gambar di atas dapat dilihat
SSP 0,626 1,597 bahwa titik-titik menyebar secara
SPT 0,852 1,174 acak, serta tersebar baik di atas
Lembar STP 0,827 1,210 maupun dibawah angka nol pada
Lembar SP 0,898 1,114 sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi
Dari tabel di atas, dapat dilihat heteroskedastisitas pada model
bahwa nilai VIF < 10 untuk semua regresi (Ghozali, 2013:139).
variabel bebas, begitu juga dengan
nilai tolerance > 0,10. Dengan Hasil Pengujian Hipotesis
demikian dapat disimpulkan bahwa Dalam penelitian ini, hipotesis
tidak ada terdapat multikolinearitas diuji dengan menggunakan model
antara variabel bebas dalam regresi linier berganda untuk
penelitian ini. memperoleh gambaran menyeluruh
mengenai pengaruh self assessment
Hasil Heterokedasitas system, penerbitan surat tagihan
Heterokedasitas adalah pajak dan penagihan pajak dengan
penyimpangan penyebaran titik-titik surat paksa pada KPP Madya dan
data populasi pada bidang regresi Pratama Tampan Pekanbaru
yang dianggap konstan, atau muncul dilakukan dengan bantuan sofware
dalam fungsi regresi. Populasi adalah SPSS (statistical product and service
heterokedasitas atau semua gangguan solution) versi 20. Data statistik
tidak mempunyai varian yang sama. olahan data SPSS versi 20 untuk
Untuk mendeteksi ada tidaknya pengujian secara parsial (uji t).
heterokedasitas dengan melihat pola
titik-titik pada scatterplots regresi. Hasil Uji Analisis Regresi
Hasil uji heterokedasitas dapat Unstandardized
dilihat pada gambar berikut ini: Coefficients

Model B Std. Error t Sig.


(Constant) 15,607 3,495 4,465 ,000
LnPKP ,909 ,314 2,901 ,006
LnSSP ,540 ,061 8,873 ,000

Jom. FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 8


LnSPT -,330 ,344 -,958 ,344 Dari tabel terlihat bahwa nilai
LnLSTP ,017 ,062 ,270 ,788 thitung sebesar 8.873 dan nilai t tabel
LnLSP ,006 ,040 ,146 ,885 sebesar 2.018. Nilai t hitung > t tabel
menunjukkan bahwa jumlah SSP
Berdasarkan tabel di atas, berpengaruh terhadap penerimaan
maka persamaan regresi linear PPN. Nilai signifikansinya sebesar
berganda dari model penelitian 0.000 sehingga < 0.05 yang
menjadi sebagai berikut. menunjukkan bahwa jumlah SSP
Ln Y = 15.607 + 0.909 LnX1 + 0.540LnX2 berpengaruh terhadap penerimaan
– 0.330 LnX3 + 0.017 LnX4 + 0.006 PPN. Hasil penelitian ini juga
LnX5 menerima hipotesis yang kedua.
Hasil penelitian ini
Pengaruh jumlah PKP terdaftar mendukung penelitian Nursanti
terhadap penerimaan PPN (2013) dan Kresna (2014). Mereka
Dari tabel diatas terlihat menyatakan bahwa jumlah SSP PPN
bahwa nilai thitung sebesar 2.901 dan berpengaruh terhadap penerimaan
nilai t tabel sebesar 2.018. Nilai t hitung PPN. Hal tersebut menunjukkan SSP
> t tabel menunjukkan bahwa jumlah PPN merupakan bukti nyata dari
PKP terdaftar berpengaruh terhadap bentuk penyetoran yang telah
penerimaan PPN. Nilai dibayarkan oleh PKP, bahwa PKP
signifikansinya sebesar 0.006 tersebut telah membayar pajak
sehingga < 0.05 yang menunjukkan
terutangnya. Sehingga SSP PPN
bahwa jumlah PKP terdaftar yang telah disetorkan oleh PKP dapat
berpengaruh terhadap penerimaan berpengaruh terhadap penerimaan
PPN. Hasil penelitian ini juga Pajak Pertambahan Nilai.
menerima hipotesis yang pertama.
Hasil penelitian ini
Pengaruh jumlah Surat
mendukung penelitian Nursanti
Pemberitahuan (SPT) terhadap
(2013) dan Kresna (2014) yang
penerimaan PPN
menyatakan jumlah PKP Dari tabel terlihat bahwa nilai
berpengaruh terhadap penerimaan thitung sebesar - 0,958 dan nilai t tabel
PPN. Jumlah PKP terdaftar sebesar 2.018. Nilai t hitung < t tabel
berpengaruh terhadap penerimaan
menunjukkan bahwa jumlah SPT
PPN, artinya semakin banyak WP tidak berpengaruh terhadap
yang mengukuhkan diri sebagai penerimaan PPN. Nilai
PKP, maka semakin besar realisasi signifikansinya sebesar 0,344
penerimaan PPN. Hal ini sehingga > 0.05 yang menunjukkan
dikarenakan bertambahnya jumlah bahwa jumlah SPT tidak
PKP yang terdaftar berarti terdapat berpengaruh terhadap penerimaan
pertambahan objek PPN (penyerahan PPN. Hasil penelitian ini juga
barang dan jasa). Akibatnya, realisasi menolak hipotesis yang ketiga.
penerimaan PPN pun ikut Hasil penelitian ini
bertambah. bertentangan dengan penelitian yang
telah dilakukan oleh Prayudi (2010),
Pengaruh jumlah Surat Setoran hasil penelitiannya menyatakan
Pajak (SSP) terhadap penerimaan bahwa jumlah SPT Masa PPN yang
PPN dilaporkan berpengaruh secara
signifikan terhadap penerimaan PPN.

Jom. FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 9


Di dalam penelitian ini melakukan pelanggaran sehingga
kecenderungan dari SPT yang KPP tidak perlu mengeluarkan Surat
dilaporkan tiap bulannya belum Tagihan Pajak yang merupakan salah
sesuai dengan fungsi dari SPT itu satu produk hukum yang timbul
sendiri sehingga tidak berpengaruh karena Wajib Pajak yang tidak atau
terhadap penerimaan PPN. Hal ini terlambat lapor SPT Tahunan setelah
menunjukkan bahwa adanya SPT jangka waktu yang ditentukan
masa PPN dari PKP yang lampau.
disampaikan bisa saja tidak lengkap,
nihil, lebih bayar, kurang bayar, serta Pengaruh jumlah lembar dan nilai
tidak sesuai dengan keadaan PKP rupiah Surat Paksa (SP) terhadap
yag sebenarnya. penerimaan PPN
Dari tabel terlihat bahwa nilai
Pengaruh jumlah lembar dan nilai thitung lembar STP sebesar 0,146 dan
rupiah Surat Tagihan Pajak (STP) nilai t tabel sebesar 2.018. Nilai t hitung
terhadap penerimaan PPN < t tabel menunjukkan bahwa jumlah
Dari tabel terlihat bahwa nilai lembar STP tidak berpengaruh
thitung lembar STP sebesar 0,270, nilai terhadap penerimaan PPN. Nilai
thitung dan nilai t tabel sebesar 2.018. signifikansinya untuk lembar STP
Nilai t hitung < t tabel menunjukkan sebesar 0,855 sehingga > 0.05 yang
bahwa jumlah lembar STP tidak menunjukkan bahwa jumlah lembar
berpengaruh terhadap penerimaan SPT tidak berpengaruh terhadap
PPN. Nilai signifikansinya untuk penerimaan PPN. Hasil penelitian ini
lembar STP sebesar 0,788 sehingga juga menolak hipotesis yang kelima.
> 0.05 yang menunjukkan bahwa Hasil penelitian ini
jumlah lembar SPT tidak bertentangan dengan penelitian
berpengaruh terhadap penerimaan sebelumnya yang telah dilakukan
PPN. Hasil penelitian ini juga oleh Marduati (2012) yang
menolak hipotesis yang keempat. mengungkapkan bahwa jumlah Surat
Hasil penelitian ini Paksa PPN berpengaruh positif dan
bertentangan dengan penelitian signifikan terhadap pencairan
sebelumnya yang telah dilakukan tunggakan pajak yang otomatis akan
oleh Nursanti dan Padmono (2013) meningkatkan penerimaan PPN. Di
yang menyatakan bahwa jumlah STP dalam penelitian ini, Kantor
PPN berpengaruh signifikan terhadap Pelayanan Pajak di Pekanbaru dalam
penerimaan PPN namun belum tentu menerbitkan Surat Paksa PPN
akan menambah penerimaan PPN. Di cenderung bertujuan untuk
dalam penelitian ini, Kantor meningkatkan tindakan penegakan
Pelayanan Pajak dalam menerbitkan hukum (law enforcement) pada
STP PPN cenderung bertujuan untuk masing-masing PKP terdaftar.
meningkatkan tindakan penegakan Terdapat kemungkinan wajib pajak
hukum (law enforcement) pada sudah memenuhi kewajiban
masing-masing PKP terdaftar. Selain perpajakannya ketika surat tagihan
itu penerbitan Surat Tagihan Pajak pajak dan surar teguran diterbitkan
tidak berpengaruh karena sehingga tidak perlu melakukan
kemungkinan besar bahwa Wajib penagihan pajak dengan surat paksa
Pajak sudah patuh dalam juga menjadi faktor tidak adanya
penyampaikan SPT PPN jadi tidak pengaruh Surat Paksa terhadap

Jom. FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 10


penerimaan PPN. Selain itu untuk
KPP Tampan dan KPP Madya
sendiri diketahui bahwa tingkat
kepatuhan wajib pajak sudah KESIMPULAN,
mencapai 65% (tribunpekanbaru. KETERBATASAN, SARAN DAN
com, 11/02/2015) sehingga IMPLIKASI PENELITIAN
penagihan pajak dengan surat paksa
tidak banyak dilakukan dan hasilnya Kesimpulan
tidak memengaruhi penerimaan PPN.
Penelitian ini bertujuan untuk
Hasil Uji Koefisien Determinasi menguji pengaruh self assessment
( ) system, penerbitan surat tagihan
Koefisien determinasi ( ) pajak dan penagihan pajak dengan
pada intinya mengukur seberapa jauh surat paksa terhadap penerimaan
kemampuan model dalam PPN pada Kantor Pelayanan Pajak di
menerangkan variasi variabel Kota Pekanbaru. Dari pembahasan
dependen. Nilai koefisien pada bab sebelumnya, dapat ditarik
determinasi adalah antara 0 (nol) dan beberapa kesimpulan:
1 (satu). Nilai ( ) yang kecil berarti 1. Hasil pengujian hipotesis pertama
kemampuan variabel-variabel menjelaskan adanya pengaruh
independen memberikan hampir jumlah PKP terdaftar terhadap
semua informasi yang dibutuhkan penerimaan PPN. Hasil penelitian
untuk memprediksi variasi variabel ini mendukung penelitian
dependen (Ghozali, 2013:169). Nursanti dan Padmono (2013) dan
Yohanes Kresna (2014) yang
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) menyatakan jumlah PKP
Adjusted R berpengaruh terhadap penerimaan
Model R R Square Square PPN. Hasil Penelitian menyatakan
1 ,897a ,804 ,781 bahwa jumlah PKP berpengaruh
terhadap penerimaan PPN.
Nilai R Square berdasarkan 2. Hasil pengujian hipotesis kedua
hasil perhitungan dengan menjelaskan adanya pengaruh
menggunakan program SPSS pada jumlah SSP yang dilaporkan
tabel 4.6 menunjukkan pengaruh self terhadap penerimaan PPN. Hasil
assessment system, penerbitan surat pengujian ini mendukung
tagihan pajak dan penagihan pajak penelitian Nursanti dan Padmono
dengan surat paksa dapat (2013) dan Yohanes Kresna
menjelaskan penerimaan pajak (2014). Mereka menyatakan
pertambahan nilai yakni 0.781 atau bahwa jumlah SSP PPN
78,1 %. Artinya self assessment berpengaruh terhadap penerimaan
system, penerbitan surat tagihan PPN. Hasil Penelitian menyatakan
pajak dan penagihan pajak dengan bahwa jumlah PKP berpengaruh
surat paksa dapat menjelaskan terhadap penerimaan PPN.
penerimaan pajak pertambahan nilai 3. Hasil pengujian hipotesis ketiga
yakni sebesar 78,1%, sisanya sebesar menjelaskan tidak terdapat
21,9% lagi diterangkan oleh varibel pengaruh jumlah SPT yang
lain. dilaporkan terhadap penerimaan
PPN. Hasil pengujian ini

Jom. FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 11


bertentangan dengan penelitian 1. Penelitian ini menggunakan objek
yang telah dilakukan oleh Prayudi penelitian dengan data dari dua
(2010), hasil penelitiannya KPP saja.
menyatakan bahwa jumlah SPT 2. Penelitian hanya dilakukan untuk
Masa PPN yang dilaporkan periode empat tahun yaitu tahun
berpengaruh secara signifikan 2010 sampai tahun 2013 yang
terhadap penerimaan PPN. Hasil disebabkan keterbatasan akses
Penelitian menyatakan bahwa peroleh data.
jumlah SPT berpengaruh terhadap 3. Dalam penelitian ini masih
penerimaan PPN. terdapat tiga hipotesis yang
4. Hasil pengujian hipotesis keempat ditolak yaitu jumlah Surat
menjelaskan tidak terdapat Pemberitahuan, Surat Tagihan
pengaruh jumlah surat tagihan Pajak dan Surat Paksa terhadap
pajak (STP) yang diterbitkan penerimaan PPN.
terhadap penerimaan PPN. Hasil 4. Dalam penelitian ini nilai R
penelitian ini bertentangan dengan square 78,1% dan sisanya 21,9%
penelitian sebelumnya yang telah dijelaskan oleh variabel lain yang
dilakukan oleh Nursanti dan tidak digunakan dalam penelitian
Padmono (2013) yang ini.
menyatakan bahwa jumlah STP
PPN berpengaruh signifikan Saran
terhadap penerimaan PPN namun
belum tentu akan menambah Penelitian selanjutnya dapat
penerimaan PPN. Hasil Penelitian memperluas objek penelitian, tidak
menyatakan bahwa jumlah STP hanya pada dua KPP saja, tapi dapat
berpengaruh terhadap penerimaan meneliti semua KPP agar hasilnya
PPN. berpengaruh terhadap akan lebih baik lagi. Penggunaan
penerimaan PPN. data yang lebih lengkap dan rentang
5. Hasil pengujian hipotesis kelima periode waktu penelitian yang lebih
menjelaskan tidak terdapat panjang sehingga lebih mampu untuk
pengaruh jumlah surat paksa (SP) dapat dilakukan generalisasi atas
yang diterbitkan terhadap hasil penelitian tersebut.
penerimaan PPN. Hasil pengujian 1. Dalam penelitian ini masih
ini bertentangan dengan penelitian terdapat tiga hipotesis yang
sebelumnya yang telah dilakukan ditolak yaitu jumlah Surat
oleh Marduati (2012) yang Pemberitahuan, Surat Tagihan
mengungkapkan bahwa jumlah Pajak dan Surat Paksa terhadap
Surat Paksa PPN berpengaruh penerimaan PPN sehingga pada
positif dan signifikan terhadap penelitian yang akan datang dapat
pencairan tunggakan pajak yang diuji kembali.
otomatis akan meningkatkan 2. Dalam penelitian ini nilai R
penerimaan PPN. Hasil Penelitian square 78,1% dan sisanya 21,9%
menyatakan bahwa jumlah SP dijelaskan oleh variabel lain yang
berpengaruh terhadap penerimaan tidak digunakan dalam penelitian
PPN. ini, sehingga pada penelitian yang
akan datang perlu dikembangkan
Keterbatasan Penelitian lagi dengan menggunakan
variabel lainnya.

Jom. FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 12


3. Kepada Dirjen Pajak melalui KPP menunjukkan bahwa Surat Tagihan
diharapkan semakin Pajak (STP) dan Surat Paksa (SP)
meningkatkan kesadaran wajib tidak berpengaruh terhadap
pajak khususnya yang terdaftar penerimaan PPN. Oleh karena itu,
sebagai pengusaha kena pajak Dirjen Pajak melalui KPP memang
dalam memenuhi kewajibannya terbukti menjalankan fungsi
membayar pajak melalui kegiatan utamanya yakni penegakan hukum
penyuluhan-penyuluhan pajak (law enforcement) dalam melakukan
secara intensif, melakukan penagihan pajak dengan menerbitkan
pengawasan terhadap wajib pajak STP dan SP.
dan meningkatkan kualitas
pelayanan terhadap masyarakat DAFTAR PUSTAKA
sehingga penerimaan PPN dapat
ditingkatkan. Erwis, Nana Adriana. 2012.
“Efektifitas Penagihan Pajak
Implikasi Penelitian dengan Surat Teguran dan Surat
Paksa terhadap Penerimaan
Implikasi Teori Pajak pada Kantor Pelayananan
Pajak Pratama Makassar
Hasil penelitian ini Selatan”. Skripsi. Fakultas
mendukung teori pentingnya Ekonomi dan Bisnis Universitas
pengukuhan wajib pajak sebagai Hasanuddin. Makassar.
pengusaha kena pajak baik
pengukuhan yang dimohonkan oleh Fitrios, Ruhul dan Rusli.2011.
wajib pajak itu sendiri ataupun Pengantar Hukum Pajak. Unri
pengukuhan PKP secara jabatan oleh Press: Pekanbaru.
Dirjen Pajak. Hasil penelitian ini
juga menunjukkan SPT tidak Jatmiko, Bambang Priyo, 2014. “
berpengaruh terhadap penerimaan Kebocoran PPN Kian Besar”.
PPN ini menjadi bukti bahwa SPT (http://bisniskeuangan.kompas.c
yang disampaikan oleh WP PKP om/read/2014/05/12/1517167/K
bervariasi yakni SPT yang ebocoran.PPN.Kian.Besar). Di
menyatakan nihil, lebih bayar atau akses tanggal 27 Oktober 2014.
kurang bayar.
Kresna, Yohanes, (2014), “Pengaruh
Implikasi Praktik Self Assessment System dan
Surat Tagihan Pajak terhadap
Berdasarkan hasil penelitian Penerimaan Pajak Pertambahan
yang menunjukkan bahwa PKP Nilai pada Kantor Pelayanan
terdaftar dan SSP yang dilaporkan Pajak Pratama Sleman,
berpengaruh terhadap Penerimaan Yogyakarta.” Jurnal
PPN, diketahui bahwa pentingnya Ekonomi.2014.
kinerja Dirjen Pajak melalui seksi
ekstensifikasi pada KPP dalam upaya Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Edisi
penjaringan WP PKP yang sudah Revisi. Yogyakarta: Andi.
seharusnya mengukuhkan diri
sehingga semakin banyak PKP Marduati, Andi. 2012. Pengaruh
terdaftar. Hasil penelitian Penagihan Pajak dengan Surat

Jom. FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 13


Teguran dan Surat Paksa Paksa pada Kantor Pelayanan
terhadap Pencairan Tunggakan Pajak Pratama Manado”, Jurnal
Pajak di Kantor Pelayanan Pajak ISSN, IX(1) Maret.
Pratama Makassar Barat. Prayudi, Ahmad. (2010), “ Pengaruh
Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Surat Pemberitahuan Masa
Bisnis Universitas Hasanuddin. terhadap Penerimaan Pajak
Makassar. Pertambahan Nilai”, Jurnal
Mandiri, V(1) Februari.
Martono, Nanang. 2011. Metode
Penelitian Kuantitatif : Analisis Priantara, Diaz. 2013. Perpajakan
Isi dan Analisis Data Sekunder. Indonesia. Jakarta: Mitra
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Wacana Media.

Nazir, Mohammad. 2014. Metode Resmi, Siti. 2012. Perpajakan: Teori


Penelitian. Jakarta: Raja dan Kasus. Jakarta: Salemba
Grafindo Persada. Empat.

Nindar, M.R., Pengemanan, S.S., dan Sugiyono. 2010. Metode Penelitian


Sabijono, H., (2014), Bisnis. Bandung: Alfabeta.
“Efektivitas Penagihan Pajak
dengan Surat Teguran dan Surat Sukardji, Untung. 2012. Pokok-
Paksa terhadap Penerimaan pokok Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Pertambahan Nilai pada Indonesia. Jakarta: PT Raja
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Grafindo Persada.
Manado”, Jurnal EMBA, II(1)
Maret. Sumarsan, Thomas. 2012.
Perpajakan Indonesia. Jakarta:
Nursanti, Ika., dan Padmono, Y.Y., PT Indeks.
(2013), “Pengaruh Self
Assessment System dan Surat Supranto, J. 2010. Statistik: Teori
Tagihan Pajak terhadap dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit
Penerimaan Pajak Pertambahan Erlangga.
Nilai”, Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi, I (1) Januari. Vegirawati, Titin, (2011),
“Hubungan antara Penerbitan
Permatasari, Mifta Anggi dan Rika Surat Tagihan Pajak dengan
Lidyah. (2011), “Hubungan Penerimaan Pajak pada KPP
antara Penerbitan Surat Tagihan Pratama Ilir Timur Palembang”,
Pajak dengan Penerimaan Pajak Jurnal Ekonomi dan Informasi
pada KPP Pratama Ilir Timur Akuntansi, I(3) September.
Palembang”, Jurnal Ekonomi
dan Informasi Akuntansi, I(3) Waalidain, Afiffudin Birrul. 2014.
September. Pengaruh Self Assessment
System Terhadap Penerimaan
Pontoh, Melva Karla Yece, Jantje J. Pajak Pertambahan Nilai
Tinangon dan Harijanto (Survey Pada Kantor Pelayanan
Sabijono. (2014), “Analisis Pajak Pratama Bandung Karees).
Penagihan Pajak dengan Surat http://repository.widyatama.ac.id

Jom. FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 14


/xmlui/handle/123456789/3642);
di Akses Tanggal 3 Feb 2015.

Waluyo, 2010. Perpajakan


Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat.

Republik Indonesia. 2007. Undang-


Undang Nomor 6 Tahun 1983
sebagaimana yang telah diubah
dengan Undang-Undang No.28
Tahun 2007 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara
Perpajakan.

Republik Indonesia. 2008. Undang-


Undang Nomor 8 Tahun 1983
sebagaimana yang telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor
42 Tahun 2009 tentang Pajak
Pertambahan Nilai.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun


1997 sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor
19 Tahun 2000 tentang
Penagihan Pajak dengan Surat
Paksa.

www.anggaran.depkeu.go.id/dja/.../N
K%20dan%20APBN%202013.p
df ; diakses tanggal 13 April
2014.

Jom. FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 15

Vous aimerez peut-être aussi