Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Alhamdulilahirabbil alamin segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita sekalian. Tak lupa shalawat dan salam kepada junjungan kita
Rasulullah SAW beserta para sahabat.
Makalah ini berjudul “Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Official
Website Perusahaan Studi pada PT. UNILEVER INDONESIA Tbk”. disusun sebagai
tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen. Tentunya dalam penyusunan makalah ini
kami sebagai penulis tidak lepas dari kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran sangat
kami harapkan agar dalam makalah selanjutnya kami dapat lebih baik.
Ucapan terima kasih kami kepada dosen pengampu atas bantuan dan dukungannya dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
EKSEKUTIVE SUMMARY........................................................................................... iv
3. TUJUAN ............................................................................................................................2
4. BATASAN MASALAH.................................................................................................... 2
Strategi Organisasi........................................................................................................... 5
Struktur Organisasi...........................................................................................................6
Fungsi Manajemen........................................................................................................... 6
6g. Implementasi........................................................................................................... 18
Organisasi IT .................................................................................................................18
6h. Maintenance.............................................................................................................24
7. ANALISIS........................................................................................................... 24
8. PENUTUP ...........................................................................................................25
9. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 26
EXECUTIVE SUMMARY
Pengungkapan CSR perusahaan melalui berbagai macam media dilakukan sebagai bentuk
pertanggungjawaban kepada para pemangku kepentingan dan juga untuk menjaga
reputasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah perusahaan telah
memanfaatkan official website-nya untuk mengungkapkan program CSR yang dilakukan.
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesadaran
dan praktek penerapan CSR pada perusahaan dalam setiap kegiatan bisnis yang
dilakukannya dalam kaitannya dengan kepentingan pihak-pihak lain. Penelitian dilakukan
terhadap official website PT Unilever Indonesia Tbk yang beralamat di
http://www.unilever.co.id. Fokus penelitian adalah pada tiga area utama, yaitu tata kelola
perusahaan dan pelaporan (corporate governance and reporting), kebijakan lingkungan dan
kebijakan sosial. Ada lima pertanyaan (kategori) yang akan digunakan untuk meneliti
setiap area utama tersebut. Untuk mengukur kuantitas informasi yang disajikan digunakan
Index Publisitas sebagai indikator. Index ini menunjukkan jumlah kategori yang
diungkapkan oleh perusahaan dari 15 kategori yang ada. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Index Publisitas Unilever adalah 13. Index tersebut diperoleh dari Tata Kelola
Perusahaan dan Pelaporan 4, dari Dasar Kebijakan terhadap Lingkungan yang dilakukan
4, dan dari sisi Kebijakan Sosial 5. Dengan demikian Unilever telah mengungkapkan 13
informasi yang relevan dengan CSR kepada publik melalui official web site-nya.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis merumuskan pokok permasalahannya
yaitu apakah perusahaan telah memanfaatkan official website-nya untuk mengungkapkan
program CSR yang dilakukan dari sisi tata kelola perusahaan, lingkungan dan social.
3. Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan membatasi rumusan masalah diatas adalah dengan
dilakukannya pengukuran Index Publisitas, yaitu kuantitas informasi CSR yang disajikan
pada official website perusahaan. Dimana dalam batasan masalah ini akan dibahas hal-hal
mengenai :
1. Pengertian Penerapan CSR
2. Pentingnya Menerapkan CSR
4. Tujuan
Pada penelitian ini, penulis menganalisis pengungkapan CSR oleh PT Unilever Indonesia
Tbk (selanjutnya ditulis Unilever), dengan tujuan untuk melihat apakah perusahaan telah
memanfaatkan official website-nya untuk mengungkapkan program CSR yang dilakukan,
dari sisi tata kelola perusahaan, lingkungan, dan sosial. Sehingga hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesadaran dan praktek
penerapan CSR pada perusahaan dalam setiap kegiatan bisnis yang dilakukannya dalam
kaitannya dengan kepentingan pihak-pihak lain.
Untuk memperlancar program CSR ini PT. Unilever mempunyai system informasi
manajemen yaitu official website yanfg akan dimanfaatkan untuk mengungkapkan
program CSR yang dilakukan dari sisi tata kelola perusahaan, lingkungan dan social.
Diharapkan untuk semua perusahaan, khususnya dalam hal ini PT. unilever dapat
memanfaatkan official website-nya secara maksimal sehingga program CSR dapat berjalan
lancar dan memuaskan.
6. 6a. Organisasi
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli
1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang
dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan
diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman
dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan
diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.
Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal
(Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.
Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham
menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per
saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No.
46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-
17533 HT.01.04-TH.2003.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan
makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-
produk kosmetik.
Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni,
2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo,
S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan
memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan
Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan
No. C-18482HT.01.04-TH.2000.
Visi ini terbentuk disadari bahwa PT. Unilever terfokus pada consumer, costumer dan
community. Hal ini terwujud pada komitmen PT. Unilever terhadap konsumennya yaitu
menyediakan produk bermerek dan pelayanan yang secara konsisten menawarkan nilai
dari segi harga dan kualitas, dan yang aman bagi tujuan pemakaianny agar costumer,
consumer dan community dapat merasa puas.
MISI PT. UNILEVER
Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan
aspirasi konsumen
Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.
Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi.
Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan
memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.
Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat dan
lingkungan hidup.
Dengan menjaga harga yang rendah dan rak-rak diisi dengan baik menggunakan
sistim pengisian kembali persediaan yang melegenda, wal-mart menjadi pemimpin
bisnis eceran di amerika serikat. Sistem mili wal-mart mengirimkan pesanan atas
barang dagang baru secara langsung kepada pemasok ketika pelanggan membayar
pembelian mereka pada kasir.terminal titik pejualan mencatat kode barang setiap
barang yang melewati kasir dan mengirimkan transaksi pembelian langsung
kepada komputer pusat wal-mart. Komputer mengumpulkan pesanan dari semua
toko wai-mart dan mengirimkannya ke pemasok. Pemasok juga dapat mengakses
daa penjualan dan persediaan wal-mart menggunakan teknologi web. Sistem ini
mampu membuat wal-mart mempertahankan biaya rendah sembari menyesuaikan
persediaannya untuk memenuhi permintaan pelanggan.
2) DIFERENSIASI PRODUK
a.Forecasting
Berbagai alasan tentang planning dari yang sangat sedrhana sampai kepada perumusan
yang lebih rumit. Ada yang merumuskan dengan sangat sederhana, misalnya perencanaan
adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.
Pembatasan yang agak komplek merumuskan perencanaan sebagai penetapan apa yang
harus dicapai bila hal itu dicapai, dimana hal itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus
dicapai, siapa yang bertanggungjawab dan penetapan mengapa hal itu harus dicapai.
c. Organizing
Istilah staffing diberikan oleh Luther Gulick, Harold Koonz dan Cyril O’Donnel
sedangkan assembling resources dekemukan oleh William Herbar Newman : istilah itu
cenderung mengandung pengertian yang sama.
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada
suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha
agar setiap tenaga petugas memberikan daya guna maksimal kepada organisasi.
Organizing dan staffing merupakan dua fungsi manajemen yang sangat erat hubungannya.
Orgaizing yaitu berupa penyusunan wadah legal untuk menampung berbagai kegiatan
yang harus dilaksanakan pada suatu organisasi, sedangkan staffing berhubungan dengan
penerapan orang – orang yang akan memangku masing-masing jabatan yang ada di dalam
organisasi tersebut.
e. Directing atau commanding
adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran,
perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas maing-
masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan
yang telah ditetapkan semula. Directing commanding merupakan fungsi manajemen yang
dapat berfungsi bukan saja agar pegawai melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu
kegiatan, tetapi dapat pula berfungsi mengkoordinasi kegiatan berbagai unsure organisasi
agar efektif tertuju pada realisasi tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
f. Leading
Istilah leading yang merupakan salah satu fungsi manajemen yang dikemukan oleh Loius
A. Allen yang dirumuskannya sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer
yang menyebabkan orang lain bertindak. Pekerjaan leading meliput 5 macam kegiatan
yakni mengambil keputusan, mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara
manajer dengan bawahan, memberi semangat, inspirasi, dan mendorong kepada bawahan
supaya merekan bertindak, memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya
serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam
usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
g. Coordinating
Merupakan salah satu fungsi manajemen unutk melakukan berbagai kegiatan agar tidak
terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan :
h. Motivating
Merupakan kegiatan salah satu fungsi menejemen berupa pemberian inspirasi, semangat
dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara sukarela sesuai
apa yg dikehendaki oleh atasan. Pemberian inspirasi, semangat dan dorongan oleh atasan
kepada bawahan ditujukan agar bawahan bertambah kegiatannya, atau mereka lebih
bersemangat melaksanakan tugas-tugas sehingga mereka lebih berdaya guna dan berhasil
guna.
i. Controllingz
Sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yg berupa
mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yg dilakukan
bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yg sudah
digariskan semula. Dalam melaksanakan kegiatan kontroling, atasan mengadakan
pemeriksaan, mencocokkan serta mengusahakan agar kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan serta tujuan yg diinginkan
dicapai.
j. Reporting
Pelaporan adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau
hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas
dan fungsi-fungsi kepada pejabat yg lebih tinggi, baik secara lisan maupun tertulis
sehingga dalam menerima laporan dapat memperoleh gambaran tentang pelaksanaan tugas
orang yg memberi laporan.
Secara teknis rencana suksesi PT. Unilever ke depan, seperti dijelaskan Joseph,
pertama karena pertumbuhan perusahaan ke depan harus melihat apakah perusahaan akan
punya karyawan yang sama atau mengalami pertambahan atau pengurangan, kedua
apakah perusahaan mempunyai stock tenaga kerja dan apakah stock ini akan cukup atau
perlu ditambah atau mungkin orangnya tetap sama tetapi perlu dididik lagi untuk
memenuhi requirement di tahun mendatang. Dalam konteks unilever, sejak awal tahun 70-
an telah mempunyai program untuk merekrut fresh graduate dari perguruan tinggi.
"Mereka yang direkrut adalah mereka yang punya potensi bisa naik setinggi mungkin di
dalam organisasi ini. Kami didik mereka untuk bisa di posisi baik vertical maupun
horizontal," jelas Joseph. "Hal ini memungkinkan mereka belajar, untuk bisa mengisi
posisi yang ada baik disamping atau di atas mereka. Hasil dari itu saat ini direksi lokal
kami adalah mantan management trainee yang kami rekrut saat masih fresh graduate.
Selain itu, untuk mendukung rencana suksesi di perusahaan, PT. Unilever mempunyai
buku panduan yang dinamakan 'Professional Skill Dictionary'. "Masing-masing role di
perusahaan ini mempunyai petunjuk pengetahuan apa yang harus dia punya untuk semua
level. Di sini kami definisikan ada basic awareness, working knowledge, fully operational
dan yang paling tinggi leading act. Jadi setiap karyawan selalu dibandingkan dengan
requirement dari pekerjaannya, apakah cocok atau tidak, jika belum cocok yang akan
dilakukan perusahaan adalah pengembangan orangnya. Rencana suksesi ini dilakukan
juga untuk menghadapi keadaan darurat seperti ketika karyawan yang tiba-tiba pindah ke
perusahaan lain. Meski demikian tetap tidak menutup kemungkinan jika karyawan
pengganti harus diambil dari luar perusahaan. Sedangkan untuk mengukur keberhasilan
rencana suksesi itu yang paling gampang adalah dengan menggunakan performance a
phrasal.
Dalam konteks ini, kita melihat mereka mampu mendesain skema pengembangan
karir yang sistematis dan terencana terhadap para manajer mereka – baik yang senior
maupun junior. Didukung oleh portfolio produk yang luas, mereka lantas cukup leluasa
untuk melakukan rotasi diantara manajernya untuk berpindah dari satu produk (brand) ke
lini produk lainnya. Dan disinilah mereka kemudian mampu menempa para manajer
mereka secara optimal melalui pergerakan karir yang dinamis – baik secara vertikal,
diagonal dan horizontal. Yang lebih elok, mereka tampaknya juga mampu menciptakan
proses mentoring secara natural – dimana para manajer yang telah senior secara konstan
terus menerus melakukan transfer pengetahuan kepada para juniornya.
Pelajaran kedua yang bisa kita petik adalah ini : Unilever Indonesia memiliki
komitmen yang kuat dan bervisi jauh kedepan dalam mendidik dan mengembangkan
barisan sumber daya manusianya. Dalam sebuah kesempatan, Direktur SDM Unilever
Indonesia Josef Bataona menyebutkan, mayoritas jajaran direksi mereka sekarang adalah
para peserta program management trainee (MT) yang telah mereka tempuh puluhan tahun
sebelumnya. Program MT Unilever Indonesia memang terkenal bagus, dan pernyataan
diatas kian menegaskan reputasi itu. Artinya, mereka benar-benar menjalankan program
MT sesuai dengan tujuan dasarnya : yakni mencetak dan menyiapkan para future leaders
secara sistematis dan terencana.
Unilever adalh perusahaan manufaktur global yang bernilai 54 milyar dolar dan
pemasok barang-barang kebutuhan sehari-hari.Unilever adalah sebuah perusahaan yang
sangat besar,ini terbukti karena unilever beroperasi di57 negara dengan Tim regional
untuk Eropa,Amerika,dan Asia Afrika(termasuk Australia).Bisa dibayangkan jika terjadi
penerobosan sistem keamanan Unilever,akan banyak data perusahaan yang penting yang
dicuri seperti angka penjualan,nomor jaminan sosial,nama pelanggan,nomor telepon dan
alamat e-mail.Pengguna yang tidak sah tentu saja dapat mengakses jaringan perusahaan
internal melalui perangkat-perangkat ini,mengunduh data atau pesan yang tidak ditorisasi
dapat membawa masuk walmare yang berbahaya bagi sistem.Hal ini tentu saja sangat
merugikan perusahaan dan dapat mengganggu kinerja perusahaan.
Sumber daya jaringan yang dimiliki oleh Unlever adalah perangkat genggam nirkabel.
Sebagai eksekutif tentu saja membutuhkan alat untuk mempermudah kinerja bisnis
perusahaan.Dengan semakin majunya ternologi maka sekarang para eksekutif banyak
menggunakan perangkat genggam nirkabel.Begitu pula dengan eksekutif sekarang banyak
menggunakan perangkat genggam nirkabel.Begitu pula dengan eksekutif unilever ,sebagai
pekerja di perusahaan besar maka nirkabel sangat membantu para eksekutif dalam
pekerjaanya.Perangkat gengganm nirkabel dilengkapi dengan perangkat yang dapat
mengirimkan suara dan data beroperasi dengan jaringan nirkabel yang berbeda.Dapat
dilihat lampiran e-mail seperti fileword dan kekuatan baterainya lebih dari 4 jam.Dengan
segala kemudahannya hal ini hal ini juga dapat meningkatkan kinerja bisnis perusahaan
sehingga perusahaan akan mendapatkan banyak keuntungan.
Mengijinkan para eksekutif Unilever menggunakan BlackBerry adalah ide yang baik
karena perangkat tersebut adalah pemimpin dalam kategorinnya dan bekerja dengan
banyak server e-mail yang berbeda dan standar jaringan nirkabel yang beragam termasuk
CDMA dan Wi-Fi.Hal ini tentu saja memudahkan para eksekutif untuk membawa
kemanapun alat tersebut walaupun perangkat genggam nirkabel mudah hilang atau dicuri
karena begitu portabel dan dapat ditembus oleh haicker dari pihak luar lainnya.Tetapi
dengan kecanggihannya perangkat-perangkat BlackBerry menggunakan sistem operasi
yang mengizinkan manajer teknologi informasi membuat larangan-larangan otomatis
seperti tidak boleh membuka lampiran e-mail yangn dikirim dari PC pengguna.Ini
mengurangi kesempatan virus menulari jaringan perusahaan.Penggunaan keamanan ini
juga mencegah penggunaan layanan e-mail atau Browser Web Alternatif.Jadi dengan
mengizinkan para eksekutif menggunakan BlackBerry maka hal tersebut dapat lebih
memudahka para eksekutif untuk bekerja dengan baik
6d. Enterprise Analysis
Isu CSR dapat disimpulkan sebagai parameter kedekatan era kebangkitan masyarakt (civil
society). Maka dari itu, sudah seharusnya CSR tidak hanya bergerak dalam aspek
philantropy maupun level strategi, melainkan harus merambat naik naik ke tingkat
kebijakan (policy) yg lebih makro dan riil. Dunia usaha harus dapat mencontoh
perusahaan-perusahaan yg telah terlebih dahulu melaksanakn program CSR sebagai salah
satu policy dari manjemen perusahaan. PT. Bogasari, misalnya memiliki program CSR yg
terintegrasi dengan strategi perusahaan, melalui pendampingan para pelaku usah mikro,
kecil, dan menengah (UMKM) berbasis terigu. Seperti yg telah kita ketahui, jika mereka
adalah konsumen utama dari produk perusahaan ini. Demikian juga dengan PT. Unilever
yg memiliki program CSR berupa pendampingan terhadap petani kedelai. Bagi
kepentingan petani, adanya program CSR ini berperan dalam meningkatkan kualitas
produksi, sekaligus menjamin kelancaran distribusi. Sedangkan bagi Unilever sendiri, hal
ini akan menjamin pasokan bahan baku untuk setiap produksi mereka yg berbasis kedelai,
seperti kecap Bango, yg telah menjadi salah satu andalan produknya. Ada kalanya
program CSR perusahaan tidak mesti harus berada pada tingkat produsen dan
pengembangan produk, tetapi dapat mencakup aspek-aspek lain, semisal pendidikan dan
pelatihan, serta konservasi. Poin yang pertama, akhir-akhir ini seakan-akan sedang
menjadi trend di dunia usaha. Banyak perusahaan yang memilih program CSR di bidang
edukasi. Program seperti ini kebanyakn memfokuskan pada edukasi bagi generasi
mendatang, pengembangan kewirausahaan, pendidikan finansial, maupun pelatihan2. PT.
Astra International Tbk, misalny, telah membentuk Politeknik Manufaktur Astra, yg
menelan dana puluhan milyar. Selain itu, ada juga program dari HM Sampoerna utk
mengembangkan pendidikan melalui Smapoerna Foundation, utk program ini, Sampoerna
sendiri telah mengucurkan dana tak kurang dari 47 milliar. Nah, jelas sudah jika CSR
sangat bermanfaat untuk masyarakat dan dapat meningkatkan image perusahaan. Jadi,
semestinya dunia usaha tidak memandang CSR sebgai suatu tuntutan represif dari
masyarakat, melainkan sebagai kebutuhan dunia usaha.
- fungsi manajemen dan kebutuhan informasi
Teknologi informasi bagi banyak perusahaan merupakan bagian yang semakin hari
semakin berpran penting dalam menunjang performance perusahaan. Oleh karena itu
pengelolaannyapun perlu mendapat perhatian yang serius.
Di banyak perusahaan, TI identik dengan cost center. Itulah sebabnya mengapa banyak
perusahaan kini menaruh minat pada gagasan SOA (Service Oriented Architecture), yang
menjanjikan pengembangan peranti lunak lebih cepat, fleksibel dan hemat biaya. Namun,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika perusahaan memutuskan untuk
melangkah lebih jauh dengan SOA.
Pada dasarnya, SOA adalah arsitektur teknologi informasi yang menitikberatkan pada
layanan (services), dimana komponen-komponen peranti lunak dapat digunakan kembali
(reused) dan dipadukan kembali (recombined) dengan fleksibel.
Filosofi desain peranti SOA memaksa perusahaan untuk membuat reusable service,
ketimbang membuat satu aplikasi utuh. Aspek reuse atau penggunaan kembali di dalam
SOA ini berdampak pada penghematan biaya, karena para pengembang peranti lunak bisa
meminimalkan kode-kode software yang berlebihan, selain waktu pengembangan software
juga lebih cepat. Hal ini berarti pula perusahaan bisa lebih siap merespon perubahan
kebutuhan kastamer maupun rekanan usahanya.
g. Implementasi
Unilever bekerja sama dengan Safety and Environment Assurance Committee (SEAC) atau
Komisi Jaminan Keselamatan dan Lingkungan yang berkedudukan di Inggris guna
memastikan bahwa seluruh proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
keselamatan dan lingkungan dari produk dilakukan secara terpisah dari keputusan
komersial.
Central Safety, Health and Environment Committee (CSHEC) atau Komisi Pusat
Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan mengembangkan kebijakan, peraturan, prosedur
dan standar tentang kesehatan, keselamatan dan lingkungan, serta menyebarluaskan
perilaku yang aman dan penanganan investigasi kecelakaan.
Dalam laporannya, Unilever menyatakan bahwa mereka menghormati hak dengan
meminta kepada pemasok yang terpilih untuk mengikuti Kode Etik Prinsip Bisnis
Pemasok atau Supplier Code of Business Principles (COBP) yang mengutamakan strategi
bisnis berdasarkan kejujuran dan integritas, serta respek terhadap yang lain. Kode etik ini
merupakan bagian integral dari setiap kontrak pemasok, yang membantu Unilever untuk
memastikan kesinambungan praktek Unilever dan pemasoknya.
Kode etik perusahaan yang diungkapkan dalam Kode Etik Prinsip Bisnis Unilever
meliputi:
Seiri – Keteraturan
Seiso – Pembersihan
Seikhatsu – Kebersihan
Shitsuke – Kedisiplinan
Kelima prinsip ini dipercaya mampu membantu mereka dalam menjaga peralatan
sedekat mungkin dengan kondisi peralatan yang ideal, bekerja lebih efisien,
mengurangi waktu mesin tidak beroperasi, serta meningkatkan catatan keselamatan
kerja, kecelakaan fatal, kecelakaan berakibat hilang waktu atau lost time accidents
(LTA), kasus yang menghambat pekerjaan atau restricted work cases (RWC), serta
kasus yang menuntut perawatan kesehatan atau medical treatment cases (MTC).
6h. Maintenance
Salah satu instrumen untuk mencapai sasaran efisiensi lingkungan Unilever adalah
Total Productive Maintenance (TPM). Sejak tahun 1992, Unilever telah memakai
pendekatan TPM untuk menciptakan kondisi pabrik yang ideal. Kerangka kerja TPM
didasari oleh lima prinsip yaitu :
Seiri – Keteraturan
Seiso – Pembersihan
Seikhatsu – Kebersihan
Shitsuke – Kedisiplinan
Kelima prinsip ini dipercaya mampu membantu mereka dalam menjaga peralatan
sedekat mungkin dengan kondisi peralatan yang ideal, bekerja lebih efisien, mengurangi
waktu mesin tidak beroperasi, serta meningkatkan catatan keselamatan kerja, kecelakaan
fatal, kecelakaan berakibat hilang waktu atau lost time accidents (LTA), kasus yang
menghambat pekerjaan atau restricted work cases (RWC), serta kasus yang menuntut
perawatan kesehatan atau medical treatment cases (MTC).
7. ANALISIS
Dalam studi kasus PT. Unilever diatas menunjukkan bahwa system informasi
manjemen yang di gunakan oleh Unilever yaitu official website telah benar-benar di
manfaatkan. Hal ini terbukti bahwa pada hasil pengamatan terhadap official website
Unilever menunjukkan bahwa Unilever telah mencoba memanfaatkan laman resminya
untuk mengungkapkan program CSR yang dilakukannya, baik dari sisi tata kelola
perusahaan dan pelaporan, kebijakan lingkungan dan kebijakan sosial.
Kendaka dalam studi kasus ini adalah bahwa tidak semua perusahaan dapat
memanfaatkan system informasi manajemen yang dimilikinya, dalam hal ini official
website dengan maksimal sehingga hasilnya tidak memuaskan dalam rangka
menyukseskan program CSR suatu perusahaan.
Kebutuhan pengembangan yang perlu dilakukan oleh sutu purusahaan adalah dengan
benar-bener memanfaatkan system informasi manajemen yang di milikinya, khususnya
official website agar program CSR suatu perusahaan dapat berhasil sehingga dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak.
PENUTUP
a. Kesimpulan
1. Hasil pengamatan terhadap official website Unilever menunjukkan bahwa Unilever telah
mencoba memanfaatkan laman resminya untuk mengungkapkan program CSR yang
dilakukannya, baik dari sisi tata kelola perusahaan dan pelaporan, kebijakan lingkungan
dan kebijakan sosial.
2. Penelitian ini menunjukkan bahwa Index Publisitas Unilever adalah 13, index tersebut
diperoleh dari tata kelola perusahaan dan pelaporan sebanyak 4 kategori, dari dasar
kebijakan terhadap lingkungan yang dilakukan sebanyak 4 kategori, dan dari sisi
kebijakan sosial sebanyak 5 kategori. Dengan demikian Unilever telah mengungkapkan 13
informasi yang relevan dengan CSR kepada publik melalui official website-nya.
b. Saran
Berdasarkan pada hasil pembahasan dan kesimpulan diatas penulis memberikan saran
yaitu :
1. Pada penelitian berikutnya sebaiknya dilakukan survey index publisitas untuk
mengetahui berapa banyak perusahaan, khususnya yang beroperasi di Indonesia, yang
telah memanfaatkan official website-nya untuk mengungkapkan CSR yang
dilakukannya.
2. Penelitian di atas tidak menyertakan kualitas informasi yang disajikan sehingga terbuka
untuk dilakukan pada penelitian berikutnya. Sebaiknya pada penelitian berikutnya
disajikan kualitas informasinya sehingga di penelitian berikutnya dapat menjadi lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Boone dan Kurtz. 2007. Contemporary Business; Pengantar Bisnis Kontemporer; Buku 1,
Salemba Empat, Jakarta
East-West Management Institute and Partners for Financial Stability Program. 2004.
“Report on a Survey of Corporate Social Responsibility of the Largest Listed Companies
in Hungary. Final Report”. Hungarian Environmental Economics Center, Budapest
Pearce, Brian. 9 Juni 2008. Sustainability and Competitiveness. Measuring The Benefit for
Business Competitive Advantage from Social Responsibility and Sustainability.
www.forumforthefuture.org.uk