Vous êtes sur la page 1sur 8

LAJU RESPIRASI HEWAN

Respiration Rate of Animals


Aqsha Ineza 1*), Fani Refiza 2), Intan Hawani Syam Nursal 3), Hafizah Zakiyah 4), Romy
Kelvindo5), Indah Sukarjo6)
1)
NIM. 1710422008, Kelompok III B, Praktikum Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
2)
NIM. 1710421006, Kelompok III B, Praktikum Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
3)
NIM. 1710421010, Kelompok III B, Praktikum Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
4)
NIM. 1710421024, Kelompok III B, Praktikum Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
5)
NIM. 1710423010, Kelompok III B, Praktikum Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
*Koresponden : aqshaineza19@gmail.com
ABSTRACT
Respiration is the process of taking oxygen from the outside environment and its use by cells to produce
energy and carbon dioxide expenditure to the outside environment. An experiment about respiration rate
of animals was done from September 6th, 2019 at the Teaching Laboratory II, Department of Biology,
Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Andalas University. The experiment is to know measured
respiration rate’s method by counted oxygens consumption and to look comparison respiration rate
between different species of animals with different temperatures. This experiment used three treatments of
temperatures were cold temperature, room temperature, and hot temperature. The results shown that
respiration rates were significant difference between invertebrates and vertebrates. In the room
temperature, highest respiration rate were Periplaneta sp. 6,8 mg/ml/s and the lowest were Haemadipsa
sp. 0,13 mg/ml/s. In the cold temperature, the highest respiration rate were Periplaneta sp. 12,125 mg/ml/s
and the lowest were Haemadipsa sp. 0,8 mg/ml/s. In the hot temperature, highest respiration rate were
Periplaneta sp. 1,4 mg/ml/s and the lowest were Haemadipsa sp. 0,006 mg/ml/s.
Keywords: Haemadipsa sp., Periplaneta sp., Respiration rate, and Temperature

PENDAHULUAN
Respirasi mencakup pengambilan oksigen, Pada insekta misalnya serangga
mengedarkannya ke sel-sel, dan melepaskan mempunyai alat pernapasan khusus berupa
karbondioksida. Proses respirasi melibatkan sistem trakea, yang tersusun dari pipa yang
medium respirasi, membran respirasi, dan bercabang di seluruh tubuh, merupakan
organ pernapasan (Martini, 2012). Organ salah satu variasi dari permukaan respirasi
respirasi pada setiap individu berbeda internal yang melipat-lipat dan pipa yang
tergantung pada habitat dan cara hidupnya. terbesar disebut trakea. Bagi seekor
Hewan akuatik memiliki organ pertukaran serangga kecil, proses difusi saja dapat
gas yang khusus yang disebut insang. membawa cukup O2 dari udara ke sistem
Sedangkan organ respirasi pada hewan trakea dan membuang cukup CO2 untuk
terestrial diantaranya paru-paru difusi, paru- mendukung sistem respirasi seluler.
paru buku, trakea, paru-paru alveolar, dan Serangga yang lebih besar dengan
paru-paru sempurna. (Jumhana, 2006). kebutuhan energi yang lebih tinggi
Pada respirasi pembakaran glukosa memventilasi sistem trakeanya dengan
oleh oksigen akan menghasilkan energi. pergerakan tubuh berirama (ritmik) yang
Karena semua bagian tersusun atas jaringan memampatkan dan menggembungkan pipa
dan jaringan tersusun atas sel, maka udara seperti alat penghembus (Campbell,
respirasi terjadi pada sel yang dimulai 2000).
dengan alat pernafasan yang berbeda Sistem respirasi memiliki fungsi
(Juanegsih, 2008). utama untuk memasok oksigen ke dalam
tubuh serta membuang karbondioksida dari
dalam tubuh. Pada dasarnya, sistem Pengukuran laju respirasi dapat
respirasi dibedakan menjadi dua, respirasi menggunakan alat respirometer.
eksternal dan respirasi internal. Respirasi Respirometer adalah alat yang digunakan
eksternal sama dengan bernapas sedangkan untuk mengukur rata-rata pertukaran
respirasi internal atau respirasi seluler ialah oksigen dengan karbondioksida. Prinsip
proses penggunaan oksigen oleh sel tubuh kerja respirometer adalah dengan
dan pembuangan zat sisa metabolisme sel mengamati banyaknya oksigen yang
berupa karbondioksida. Oksigen yang digunakan untuk pernapasan hewan uji
didapat dari lingkungan ini kemudian dalam satu waktu yang ditandain dengan
digunakan dalam proses fosforilasi oksidatif pergerakan cairan uji (eosin) pada pipa
untuk menghasilkan ATP. Fungsi lain dari skala. Reagen yang digunakan dalam uji
respirasi adalah untuk menjaga respirometer ini KOH dan eosin. KOH
keseimbangan pH dan keseimbangan digunakan untuk mengikat karbondioksida
elektrik dalam cairan tubuh. Difusi gas yang dihembuskan oleh hewan uji dan
antara organ respirasi dengan lingkungan mengubahnya menjadi K2CO3. Eosin
dapat terjadi karena adanya perbedaan bekerja sebagai penanda skala dan bergerak
tekanan gas (Isnaeni, 2006). karena adanya penyurutan volume udara
Respirasi bertujuan untuk dalam tabung respirometer (Pearson
menghasilkan energi. Energi hasil respirasi Education, 2015).
tersebut sangat diperlukan untuk aktivitas Campbell, (2004) yang menyatakan
hidup, seperti mengatur suhu tubuh, bahwa struktur respirasi yang umum
pergerakan, pertumbuhan dan reproduksi. dimiliki hewan-hewan darat adalah paru-
Jadi kegiatan pernafasan dan respirasi paru, struktur yang sebenarnya paling
tersebut saling berhubungan karena pada banyak ditemukan adalah sistem trakea
proses pernafasan dimasukkan udara dari (tracheal system) pada serangga. Sistem
luar (oksigen) dan oksigen tersebut trakea membawa udara dalam jarak yang
digunakan untuk proses respirasi guna sangat dekat dan hampir semua sel tubuh
memperoleh energi dan selanjutnya sisa serangga dapat mentranspor O2 dan
respirasi berupa gas karbon dioksida (CO2) CO2 dengan cepat.
dikelurkan melalui proses pernafasan. Salah satu proses fisiologi tubuh
Karena hewan-hewan tingkat rendah dan serangga seperti kecoa menggunakan proses
tumbuhan tidak memiliki alat pernafasan respirasi untuk mendapatkan suplai energi
khusus sehingga oksigen dapat langsung dengan mengambil oksigen dari udara luar
masuk dengan cara difusi (Tobin, 2005). (Chown dan Nicolson, 2004). Oksigen akan
Beberapa faktor yang ditransfer menuju sel dan digunakan untuk
mempengaruhi laju konsumsi oksigen respirasi oksidatif yang berperan dalam
antara lain temperatur, spesies hewan, proses serapan energi (Klowden, 2007).
ukuran badan, dan aktivitas (Jafnir, 2004). Sedangkan respirasi pada reptil, contohnya
Menurut Kastawi (2004), laju konsumsi cicak, mekanisme respirasinya berlangsung
oksigen dapat ditentukan dengan berbagai melalui azas pompa hisap (suction pump)
cara, antara lain dengan menggunakan dengan menggunakan organ paru-paru
mikrorespirometer, metode Winkler, (Santoso, 2009).
maupun respirometer Scholander. Adapun tujuan dari praktikum ini
Penggunaan masing-masing cara didasarkan adalah untuk memahami metode
pada jenis hewan yang akan diukur laju pengukuran laju respirasi hewan melalui
konsumsi oksigennya. Mikrorespirometer penghitungan konsumsi oksigen dan untuk
dipakai untuk mengukur konsumsi oksigen melihat perbedaan laju respirasi pada
hewan yang berukuran kecil seperti berbagai spesies hewan dan hubungannya
serangga atau laba-laba. dengan perbedaan temperatur lingkungan.
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat 0,04% dan ditambah dengan kapas kering
Praktikum Laju Respirasi ini dilaksanakan lalu dimasukkan ke dalam tabung sampel
pada Jumat, 6 September 2019 di yang kosong dan dimasukkan hewan
Laboratorium Teaching II, Jurusan Biologi, percobaan pada tabung tersebut. Sistem
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan diisolasi dengan mengoleskan vaselin
Alam, Universitas Andalas, Padang. sehingga tidak terjadi kebocoran gas O 2 atau
CO2. Perangkat percobaan diletakkan pada
Alat dan Bahan
posisi yang ideal dan ditunggu selama 10
Alat yang digunakan pada praktikum ini
menit lalu dihitung perubahan skala yang
adalah respirometer lengkap dengan
ditunjukkan oleh eosin pada pipa
perangkatnya, timbangan, kantung plastik,
respirometer. Untuk mem-variasikan suhu,
beaker glass, termometer, jarum suntik,
maka percobaan pertama dilakukan pada
kapas, dan stopwatch. Sedangkan bahan
suhu ruangan dan percobaan kedua pada
yang digunakan adalah Haemadipsa sp.,
suhu lebih rendah dan dilanjutkan
Periplaneta sp., eosin, vaselin, batu es dan
percobaan ketiga pada suhu tinggi, lalu
KOH 0,04%.
dihitung laju respirasi dengan menggunakan
Cara Kerja rumus :
Hewan percobaan ditimbang dan dicatat
Vr = (Sf-Ss)/Wb/T
beratnya, selanjutnya disusun respirometer
Dimana Vr : laju respirasi (ml/g/mnt)
sebagaimana mestinya dengan meng-
Ss : skala awal manometer
injeksikan eosin pada pipa respirometer
Sf : skala akhir manometer
dengan skala tertentu dan diusahakan agar
T : Waktu
tidak ada gelembung udara. Selanjutnya
Wb : berat badan
dimasukkan kapas yang dibasahi KOH

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Pengukuran Laju Respirasi

No. Hewan Suhu Berat (gr) Waktu (menit) Laju Respirasi (ml/gr/mnt)
Ruang (25℃) 0,2 5 6,8
1. Periplaneta sp. Dingin (2℃) 0,2 4 12,125
Panas (35℃) 0,2 5 1,4
Ruang (25℃) 2 5 0,13
2. Haemadipsa sp. Dingin (2℃) 2 5 0,8
Panas (35℃) 3 5 0,006

Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa dengan jenis atau spesies hewan dan ukuran
suhu dan berat badan mempengaruhi laju badan pada masing-masing hewan uji coba
respirasi pada hewan. Hal ini dibuktikan sehingga metabolisme yang terjadi pada
dari percobaan yang dilakukan, laju tubuh hewan itu berbeda juga. Hal ini sesuai
respirasi pada suhu ruang yaitu 6,8 dengan pendapat Isnaeni (2006) bahwa
ml/g/mnt pada hewan Periplaneta sp. dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju
0,13 ml/g/mnt pada hewan Haemadipsa sp. respirasi suatu organisme diantaranya usia,
Perbedaan laju respirasi pada percobaan ini berat badan, jenis kelamin, suhu, aktivitas,
berhubungan dan emosi.
Grafik 1. Pengukuran Laju Respirasi pada Suhu Ruang (25℃)

Berdasarkan grafik 1 dapat diketahui menyebabkan laju respirasi pada serangga


adanya hubungan berat badan dengan laju lebih tinggi dibandingkan hewan yang
respirasi. Laju respirasi paling tinggi berukuran besar.
ditemukan pada Periplaneta sp. yang Hal ini sesuai dengan pendapat
memiliki berat badan lebih ringan yaitu 6,8 Wulangi (1990) bahwa sistem pernafasan
ml/g/mnt, sedangkan pada Haemadipsa sp. pada serangga ada dua sistem, yaitu sistem
memiliki laju respirasi lebih rendah yaitu terbuka dan sistem tertutup yang melibatkan
0,13 ml/g/mnt. Hal ini tidak sesuai dengan spirakulum (spiracle), juga tabung-tabung
pendapat Yatim (1987) yang menyatakan trakhea dan trakheola. O2 masuk ke dalam
bahwa kebutuhan oksigen dan produksi jaringan dengan satu proses tunggal yaitu
karbondioksida dari suatu hewan akan adanya tekanan udara dalam jaringan.
meningkat sebanding dengan massanya. Tekanan O2 lebih besar daripada tekanan
Hal ini dapat dijelaskan udara dalam jaringan, sebaliknya tekanan
berdasarkan perbedaan sistem respirasi CO2 dalam jaringan lebih besar dibanding
yang terjadi pada serangga dan vertebrata. yang ada di udara sehingga respirasi dapat
Serangga memiliki dua sistem pernapasan, berlangsung dengan cepat.
karena ukuran tubuh yang kecil,
Pada grafik dapat diketahui bahwa pada oksigen masuk melalui batang tenggorok
suhu dingin laju respirasi tertinggi terjadi atau trakea dan pipa bronkial ke alveoli, dan
pada Periplaneta sp. yaitu sebesar 12,25 erat(2hubungannya
Grafik 2. Pengukuran Laju Respirasi pada Suhu Dingin ℃) dengan darah di dalam
ml/g/mnt sedangkan pada Haemadipsa sp. kapiler pulmonaris. Sedangkan pada
sebesar 0,8 ml/g/mnt. Hal ini disebabkan pernapasan melalui trakea yaitu dari
karena berat badan pada masing-masing spirakel udara menuju ke trakea lalu
hewan berbeda. Semakin berat tubuh suatu dilanjutkan ke trakeolus dan terakhir
hewan maka luas permukaan pada organ menuju ke sel untuk pertukaran gas oksigen
pernapasan masing-masing hewan juga dengan karbondioksida.
berbeda. Sehingga pada Haemadipsa sp. Hal ini diperkuat dengan pendapat
penyebaran oksigen berlangsung lama. Tobin (2005) yang menyatakan bahwa
Sedangkan pada Periplaneta sp. laju ukuran tubuh juga menentukan besarnya
respirasi cepat karena organ respirasinya laju konsumsi oksigen. Untuk hewan
tidak sekompleks yang dimiliki oleh endoterm, hewan yang berukuran tubuh
Haemadipsa sp. kecil akan memiliki laju konsumsi oksigen
Menurut Kus Irianto (2008), pada per unit massa yang lebih besar sehingga
pernapasan melalui paru-paru atau respirasi laju respirasinya juga lebih cepat dibanding
eksternal, oksigen (O2) dihirup melalui hewan yang berukuran lebih besar.
hidung dan mulut. Pada waktu bernapas,

Grafik 3. Pengukuran Laju Respirasi pada Suhu Panas (35℃)


Pada grafik 3, dapat diketahui bahwa laju diri dengan lingkungan, hewan memiliki
respirasi tertinggi terjadi pada Periplaneta sp. toleransi dan resistensi pada kisaran tertentu
yaitu sebesar 1,4 ml/g/mnt, sedangkan pada dari variasi lingkungannya. Setelah proses
Haemadipsa sp. sebesar 0,8 ml/g/mnt. adaptasi, hewan cenderung lebih tenang dan
Berdasarkan praktikum yang telah berusaha untuk menyesuaikan diri dengan
dilakukan, pada suhu panas laju respirasi lingkungan baru.
mengalami penurunan pada kedua jenis Faktor lain yang mempengaruhi
hewan. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat turunnya laju respirasi pada praktikum ini
Yatim (1987), yang menyatakan bahwa adalah ketersediaan oksigen karena
suhu sangat mempengaruhi laju respirasi praktikum dilakukan di dalam ruangan dan
pada hewan, semakin tinggi suhu, maka tabung tempat hewan diuji berukuran cukup
semakin besar laju respirasi yang terjadi. kecil yang kadar oksigennya mungkin tidak
Perbedaan hasil praktikum dengan mencukupi. Hal ini sesuai dengan pendapat
literatur ini mungkin terjadi karena hewan Campbell (2000) yang menyatakan bahwa
masih berada pada tahap adaptasi terhadap ketersediaan oksigen akan mempengaruhi
lingkungan baru sehingga cenderung laju respirasi, namun besarnya pengaruh
gelisah dan panik. Menurut Affandi & tersebut berbeda bagi masing-masing
Usman (2002), dalam rangka menyesuaikan spesies.

KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan pembahasan Campbell, N. A, J. B. Reece and L.
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai Mitchell. 2000. Biology : Concept
berikut: and Connections. 3rd Edition.
1. Laju respirasi tertinggi pada suhu ruang Addison Wesley Longman Inc.
yaitu 6,8 ml/g/mnt pada hewan Campbell, N. A, J. B. Reece and L.
Periplaneta sp., sedangkan yang paling Mitchell. 2004. Biology : Concept
rendah adalah pada suhu ruang yaitu and Connections. 3rd Edition.
0,13 ml/g/mnt pada hewan Haemadipsa Addison Wesley Longman Inc.
sp. Chown, S. L. and S. W. Nicolson. 2004.
2. Laju respirasi dipengaruhi oleh suhu, Insect Physiological Ecology.
dan berat badan. Laju respirasi Oxford University Press. New
berbanding lurus dengan suhu dan berat york.
badan. Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan.
Kanisius.Yogyakarta.
Jafnir. 2004. Diktat Anatomi Hewan
SARAN Vertebrata. Universitas Andalas.
Adapun saran dari praktikum kali ini yaitu Padang
praktikan sebaiknya teliti dalam bekerja dan Jumhana, N. 2006. Konsep Dasar Biologi.
bahan yang digunakan harus representatif UPI PRESS. Bandung.
agar hasil data yang diperoleh sesuai Juanegsih, N. 2008. Modul Pedoman
dengan teori. Praktikum Fisiologi Hewan. FITK
UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Kastawi, Y. 2004. Zoologi Avertebrata.
Malang. FM
Affandi, R. dan Tang, U. M. 2002. Fisiologi
Klowden, M. J. 2007. Physiological
Hewan Air. Unri Press.
Systems in insects. Elseiver. USA.
Pekanbaru.
Kus Irianto. (2008). Struktur dan Fungsi Santoso, Putra. 2009. Buku Ajar Fisiologi
Tubuh Manusia untuk Paramedis. Hewan. Universitas Andalas.
Bandung: Yrama Widya. Padang.
Martini. 2012. Fundamental of Anatomy & Tobin, A. J. 2005. Asking About Life.
Physiology Ninth Edition. Pearson Thomson Brooks/Cole. Canada.
Education. San Fransisco. Wulangi, K.S. 1990. Prinsip-prinsip
Pearson Education. 2015. How The Fisiologi Hewan. ITB. Bandung.
Respirometer Works. Yatim, W. 1987. Biologi. Tarsito. Bandung.
http://www.phschool.com/
Lampiran Gambar

A B

Gambar 1. A) Pengamatan laju respirasi pada suhu ruang, B) Pengamatan laju respirasi pada suhu dingin,
C) Pengamatan laju respirasi pada suhu panas

Vous aimerez peut-être aussi