Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh
AFIFATUN MUKAROMAH
NIM: 1113104000043
ABSTRACT
Hypercholesterolemia is a high level from cholesterol total serum that
attained ≥ 240 mg/dl. It is one of high risk factors that cause CHF in Indonesia.
Hypercholesterolemia can be controlled by pharmacology, non-pharmacology, and
alternative and complementary therapy. The height number of side effect incident
on pharmacological therapy make non-pharmacology therapy particularly
alternative and complementary therapy became reference therapy in Indonesian, it
is cupping therapy. Cupping therapy is one of therapy method that pulling out
damage blood inside the body by an incision and cupping on skin surface. This
research aimed to find out the effect of cupping therapy on total cholesterol level in
client with hypercholesterolemia. This research was a quantitative research with
quasi experimental one group pre-test and post-test design. The samples were client
with hypercholesterolemia and high level cholesterol which amounted to 20 people
by purposive sampling technique. This research was going on March – April 2017
at Assabil Holy Holistic Cupping Therapy Clinic Jakarta through once intervention
and cholesterol level checking by cholesterol checker kit. The statistical test used
dependent t test toward cholesterol level before and after intervention showed a
significant value 0,023 (p-value < 0,05) so it can be concluded that there is a
significant effect between cupping therapy and cholesterol level on
hypercholesterolemia’s client. It’s expected that cupping therapy can be applied as
one of interventions in client with hypercholesterolemia and as one of nursing
interventions on complementary nursing.
iii
References: 66 (2000-2016)
ABSTRAK
Hiperkolesterolemia adalah kadar kolesterol total berlebih yang mencapai ≥
240 mg/dl. Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor risiko terbesar pada
terjadinya PJK di Indonesia. Hiperkolesterolemia dapat dikendalikan dengan
pengobatan farmakologis, non-farmakologis (alternatif dan komplementer).
Tingginya angka kejadian efek samping pada obat menjadikan terapi non-
farmakologis khususnya terapi alternatif dan komplementer menjadi salah satu
rujukan pengobatan yang banyak dilakukan masyarakat Indonesia, salah satunya
yaitu terapi bekam. Terapi bekam merupakan suatu metode pengobatan dengan
mengeluarkan darah rusak (damul fasd) dari dalam tubuh dengan penyayatan tipis
dan vakumisasi pada permukaan kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh terapi bekam terhadap kadar kolesterol total pada penderita
hiperkolesterolemia. Desain penelitian ini adalah quasi experimental one group
pre-test and post-test. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 20 responden,
diambil dengan metode non probability sampling dengan teknik purposive
sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – April 2017 di Klinik Bekam
Assabil Holy Holistic Jakarta dengan melakukan satu kali intervensi bekam dan
pemeriksaan kadar kolesterol total dengan menggunakan alat pemeriksa kadar
kolesterol. Uji statistik menggunakan uji T dependen terhadap kadar kolesterol total
sebelum dan sesudah intervensi yang didapatkan nilai significancy 0,023 (p-value
< 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna antara
terapi bekam dengan kadar kolesterol total pada penderita hiperkolesterolemia.
Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat dijadikan tindakan keperawatan untuk
pengobatan komplementer pada penderita hiperkolesterolemia.
iv
v
vi
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Afifatun Mukaromah
Email/Telp : afifatun.mukaromah@gmail.com /
+6285693819901
Riwayat Pendidikan
2000 – 2001 Taman Kanak-kanak Asiah Jakarta Selatan
2001 – 2007 Sekolah Dasar Islam Al-Falah II Pagi Jakarta
2007 – 2010 Madrasah Tsanawiyah Al-Falah Jakarta
2010 – 2013 Madrasah Aliyah Al-Falah Jakarta
2013 – sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Program Studi Ilmu Keperawatan
Riwayat Organisasi
2011 – 2012 Ketua PMR MA Al-Falah Jakarta
2014 – 2015 Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan UIN Jakarta
2013 – sekarang Anggota CSSMoRA UIN Jakarta
viii
KATA PENGANTAR
pujian ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
kesulitan dan tantangan yang tak terkira. Namun, berkat pertolongan Allah serta
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Oleh karena itu saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Arif Sumantri, S.KM., M.Kes., selaku dekan Fakultas Kedokteran
2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp., M.Sc., selaku Ketua Program Studi Ilmu
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep., Sp.KMB., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Hidayatullah Jakarta.
ix
arahan dan bimbingan dengan sabar kepada saya selama proses pembuatan
arahan dan bimbingan dengan sabar kepada saya selama proses pembuatan
tempat curhat, dan memberi motivasi selama hampir 4 tahun duduk di bangku
perkuliahan.
selama proses perkuliahan, tanpa beasiswa tersebut saya belum tentu bisa
8. Klinik Bekam Assabil Holy Holistic Jakarta yang telah banyak membantu saya
9. Orang tua saya, Bapak Slamet Muhidin dan Ibu Siti Fatimah, S.Pd.I yang telah
terhingga kepada saya. Tak lupa, nenek saya, Ibu Khotimah, kakak saya,
Muhammad Farhan dan istrinya Eka Cahyani Putri, S.E., dan adik saya
x
Muhammad Zulfan Liddinillah dan seluruh keluarga yang selalu memberikan
10. Sahabat-sahabat saya Khadziyatul Fildah Rusdina dan Lutfi Rofiana yang telah
untuk angkatan 2013 yang telah memberikan ilmu dan pengalaman tak
terhingga.
Fitriyanti, Hana Zahab dan Baitul Janah yang selalu menemani dan saling
mendukung dalam mengerjakan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat selesai.
suka duka, canda tawa, ilmu dan pengalaman berharga selama pembelajaran
14. Serta seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran skripsi ini hingga
selesai.
xi
Atas bantuan serta segala dukungan yang telah diberikan, semoga Allah
SWT. senantiasa membalas dengan pahala yang berlimpah. Sangat besar harapan
saya skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti maupun para pembaca. Semoga kita
semua senantiasa diberikan petunjuk, limpahan rahmat, hidayah, serta inayah yang
Peneliti
xii
DAFTAR ISI
xiii
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI
OPERASIONAL ................................................................................................. 46
A. Kerangka Konsep ................................................................................... 46
B. Hipotesis ................................................................................................. 47
C. Definisi Operasional ............................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Kadar Kolesterol Total (NCEP-ATP III, 2001) ............... 21
Tabel 2.3 Strategi Intervensi sebagai Fungsi dari Risiko Kardiovaskular dan
Tabel 2.5 Perbandingan dari Biochemical Parameters pada Sampel Darah Vena
Tabel 5.2 Perbedaan Rerata Kadar Kolesterol Total Responden Sebelum Bekam
Tabel 5.4 Pengaruh Terapi Bekam terhadap Kadar Kolesterol Total pada sebelum
Tabel 6.1 Obat Penurun Lipid: Jenis, Cara Kerja, dan Efek ……………………83
xv
DAFTAR BAGAN
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
DAFTAR SINGKATAN
KHL : Kahil
UN : Unuq
AK : Al-Katifain
xviii
DAFTAR GAMBAR
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
peningkatan pada tahun 2008 sebesar 30% (Yani, 2015). Hingga pada tahun
normal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Semarang pada
risiko kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah sebesar 1,8 kali lebih
terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 1,5 persen dan prevalensi jantung
1
2
pada kejadian PJK. Penyebab utama penyakit PJK ini adalah aterosklerosis
pembunuh nomor satu di dunia saat ini adalah PJK (Debra AK, 2004 dalam
≥1 kali per hari yaitu sebanyak 40,7 persen dengan DKI Jakarta menempati
baik pada perempuan maupun pada laki-laki (Sari et al., 2014). Menurut
Riskesdas tahun 2013, pada penduduk >15 tahun didapatkan kolesterol total
abnormal dengan kategori borderline 200–239 mg/dl dan tinggi >240 mg/dl
sebesar 35,9%, HDL rendah 22,9%, LDL tidak optimal dengan kategori
golongan obat statin, fibrat, resin, inhibitor absorpsi kolesterol selektif dan
pengobatan, selain itu pula karena harga obatnya relatif mahal, sering terjadi
Tingginya angka kejadian efek samping pada obat serta harga yang
yang tepat. Sehingga dewasa ini, banyak masyarakat Indonesia yang beralih
SAW.
dunia pernah bersabda “Kesembuhan bisa diperoleh dengan tiga cara, yaitu
minum madu, hijamaah (bekam), dan besi panas. Aku tidak menganjurkan
juga sering disebut sebagai terapi yang berfungsi untuk mengeluarkan darah
kulit dan penghisapan. Terapi bekam juga memberikan efek relaksasi dan
5
AK2. Pemberian terapi bekam pada titik-titik meridian yang tepat maka
akan terjadi proses pada kapiler dan arteriola, peningkatan jumlah leukosit,
endorphin, enkefalin dan faktor humoral lain yang juga menimbulkan efek
menormalkan kadar glukosa dalam darah (Umar, 2010 dalam Yani, 2015).
berusia 20-65 tahun menunjukkan hasil bahwa ada perbedaan antara kadar
dengan terapi bekam (Saryono, 2010). Penelitian lain dengan desain studi
dan jumlah sampel yang sama, dilakukan oleh Alfian Fahmy dan Adang
bekam tidak dapat menurunkan kadar kolesterol LDL pada pria sehat dalam
hiperkolesterolemia.
Holy Holistic Jakarta dari bulan September sampai dengan Desember 2016
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
hiperkolesterolemia.
dengan desain studi analitik deskriptif dan dengan rancangan one group
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kolesterol
a. Pengertian Kolesterol
manusia dan hewan, baik dalam bentuk bebas maupun terikat. Sterol
adalah salah satu jenis steroid yang terdapat dalam jumlah banyak.
Kolesterol terdapat pada hampir semua sel hewan dan semua manusia.
kelenjar adrenal bagian luar (adrenal cortex) dan jaringan saraf (Toha,
9
10
700 mg/hari) dan sisanya diperoleh dari makanan. Hati dan usus
b. Sintesis Kolesterol
2010).
sitoplasma sel hati. Ke-27 karbon kolesterol berasal dari 18 unit asetil
karbon karbonil gugus asetil dan 15 lainnya dari karbon metil (Toha,
2010).
kolesterol yang telah ada dalam tubuh. Apabila dalam tubuh terdapat
c. Metabolisme Kolesterol
(HDL). Hal ini mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan
d. Ekskresi Kolesterol
utama dalam tinja; senyawa ini dibentuk dari kolesterol oleh bakteri
melalui usus enam sampai sepuluh kali dan asam empedu dalam
jumlah setara dengan jumlah yang keluar melalui tinja dibentuk dari
e. Klasifikasi Kolesterol
(LIPI, 2009a).
hati dari sisa-sisa VLDL. Jenis lipoprotein ini diambil oleh sel
2012).
(LIPI, 2009b).
3) Trigliserida
2009b).
lemak ini memasuki sel otot (untuk energi) dan adiposity (untuk
simpanan). Partikel residu yang terdiri dari inti yang kaya akan
2. Hiperkolesterolemia
a. Pengertian Hiperkolesterolemia
mg/dL dan lebih spesifik bila kadar kolesterol LDL berkisar antara
(Yani, 2015).
berikut:
1) Jenis Kelamin
2) Usia
3) Jenis Pekerjaan
4) Tingkat Pendidikan
5) Riwayat Merokok
6) IMT
gemuk atau orang yang sudah lanjut usia tetapi tidak menutup
orang kurus bahkan di usia muda (Fitnella, 2009 dalam Rini et al.,
2014).
c. Penatalaksanaan Hiperkolesterolemia
Adult Treatment Panel III (NCEP - ATP III), terdiri atas terapi non-
yaitu: (1) umur pria >45 tahun dan wanita >55 tahun; (2) riwayat
keluarga PJK dini, yakni usia ayah <55 tahun dan ibu <65 tahun; (3)
2012).
28
risiko yang dimiliki dan besar risiko penyakit jantung koroner (PJK)
(PERKENI, 2015):
3) Kebiasaan merokok.
atihipertensi).
sebagai berikut:
Tabel 2.3 Strategi Intervensi sebagai Fungsi dari Risiko Kardiovaskular dan
Konsentrasi Kolesterol LDL
Total Nilai Kolesterol LDL
Risiko <70 mg/dL 70 - <100 mg/dL 100 - <155 mg/dL 155 - <190 mg/dL >190 mg/dL
Kardiovas <1,8 mmol/L 1,8 – 2,5 mmol/L 2,5 – 4 mmol/L 4 – 4,9 mmol/L >4,9 mmol/L
kular
(SCORE)
<1 Tidak ada Tidak ada Intervensi gaya Intervensi gaya Intervensi
intervensi intervensi lipid hidup hidup gaya hidup,
lipid pertimbangkan
obat bila tidak
terkontrol
≥1 - <5 Intervensi Intervensi gaya Intervensi gaya Intervensi gaya Intervensi
gaya hidup hidup hidup, hidup, gaya hidup,
pertimbangkan pertimbangkan pertimbangkan
obat bila tidak obat bila tidak obat bila tidak
terkontrol terkontrol terkontrol
>5 - <10 Intervensi Intervensi gaya Intervensi gaya Intervensi gaya Intervensi
(risiko gaya hidup, hidup, hidup dan hidup dan gaya hidup
tinggi) pertimbangkan pertimbangkan pemberian obat pemberian obat dan pemberian
obat* obat* segera segera obat segera
≥10 (risiko Intervensi Intervensi gaya Intervensi gaya Intervensi gaya Intervensi
sangat gaya hidup, hidup dan hidup dan hidup dan gaya hidup
tinggi) pertimbangkan pemberian obat pemberian obat pemberian obat dan pemberian
obat* segera segera segera obat segera
* Pada pasien dengan infark miokard, terapi statin harus dipertimbangkan tanpa
melihat nilai kolesterol LDL (PERKENI, 2013).
30
3. Bekam
a. Pengertian Bekam
dan besi panas. Aku tidak menganjurkan umat-Ku dengan besi panas.”
Abu Dawud)
b. Jenis-jenis Bekam
cupping set dan hand pump. Lamanya setiap hisapan yaitu 3 sampai
c. Manfaat Bekam
CTS (Carpal Tunnel Syndrome), nyeri kanker, dan LBP (low back
nama Allah SWT. Hindarilah berbekam pada hari jum'at, hari sabtu
dan hari ahad. Tetapi berbekamlah pada hari senin, selasa, karena hari
itu Ayyub disembuhkan dari bala'. Hindari pula pada hari rabu, karena
hari rabu adalah hari ketika Ayyub terkena bala'. Tidak pernah muncul
33
kusta dan vitiligo (belang) kecuali pada hari rabu dan malam rabu."
d. Titik-titik Bekam
kami Hamam dan Jarir bin Hazim berkata : Bercerita kepada kami
Qatadah dari Anas berkata: Bahwa Nabi SAW, pernah berbekam pada
34
Akhda'ain dan bahu beliau. Beliau biasa berbekam pada hari ketujuh
kepada saya Muhammad bin Basyar, bercerita kepada kami Ibnu Abi
'Adiyi dari Hisyam dari Ikrimah dari Ibnu Abbas berkata: "Nabi SAW
Memberi kabar kepada kami Hisyam dari Ikrimah dari Ibnu Abbas,
terdapat suatu point atau titik yang mempunyai sifat istimewa. Antara
dengan meridian. Dengan adanya jala maka ada hubungan yang erat
Pengobatan pada satu titik juga bisa mengobati titik yang lain
(Widada, 2011b).
(Saryono, 2010).
selain dari rasa tidak nyaman karena sayatan yang diberikan pada saat
f. Kontraindikasi Bekam
anak usia 3 tahun, orang tua renta yang sakit tanpa daya dan upaya,
wanita yang sedang hamil, wanita yang sedang haid, orang yang
dubur, area tubuh yang banyak simpul limpa, area tubuh yang dekat
36
pembuluh besar dan bagian tubuh yang ada varises, tumor, retak
dengan spasme otot, selain itu terapi bekam juga tidak dapat dilakukan
pada tempat DVT (Deep Vein Thrombosis), di mana ada luka, arteri,
Bekam
darah sebelum terapi bekam dan lima kali setelah terapi bekam (satu
bahwa darah dari hasil terapi bekam hanya dapat mengatur beberapa
Seperti yang dilihat pada tabel 2.4, sampel darah dari terapi bekam
permukaan tubuh dengan organ dalam tubuh, organ satu dengan organ
oksidan atau radikal bebas dari dalam tubuh. Apabila oksidan ini dapat
2008).
dalam (Irawan & Ari, 2012), endorphin adalah peptida kecil yang
zat toksik dalam tubuh. Nilawati et al, (2008) menambahkan zat toksik
melalui jalur iritasi sistem imun dengan terjadinya inflamasi local dan
2008).
(Saryono, 2010).
B. Penelitian Terkait
mendapatkan Terapi Bekam oleh Tri Puspa Rini, Darwin Karim, dan
200,61 mg/dl dan mean sesudah terapi bekam 197,94 mg/dl hasil
penelitian ini relative stabil dan tidak ada perbedaan yang bermakna
pada tahun 2012 yang menunjukkan bahwa sampel darah yang diambil
Kolesterol LDL pada Pria Dewasa Normal oleh Alfian Fahmy dan
bekam tidak dapat menurunkan kadar kolesterol LDL pada pria sehat
Center Semarang oleh Sri Widodo dan Khoiriyah pada tahun 2014 yang
oleh Zahid Fikri, Nursalam dan Eka Misbahatul M pada tahun 2012
C. Kerangka Teori
Kolesterol normal dalam
darah
Faktor-faktor penyebab
hiperkolesterolemia: Hiperkolesterolemia
1. Usia
2. Jenis Kelamin Penatalaksanaan Hiperkolesterolemia
3. Tingkat Pendidikan
4. Riwayat Merokok
5. IMT Farmakoterapi Non-Farmakoterapi
Terapi Bekam
(Intervensi)
Penurunan kadar
kolesterol total dalam
tubuh
(Diadopsi dari Rini et al., 2014; Saryono, 2010; Fahmy & Gugun, 2008)
BAB III
A. Kerangka Konsep
46
47
Variabel Dependen:
Variabel Independen:
Kadar kolesterol pada
Terapi Bekam penderita
hiperkolesterolemia
Variabel Confounding:
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Tingkat Pendidikan
4. Jenis Pekerjaan
5. Riwayat Merokok
6. IMT
Keterangan: = Diteliti
= Tidak diteliti
= Diteliti
= Tidak diteliti
B. Hipotesis
Variabel Penelitian Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Variabel Independen
Terapi Bekam Suatu pengobatan Standar Lembar observasi 1. Terapi bekam dikatakan -
komplementer berupa Operasional sesuai dan tepat apabila
pengeluaran darah rusak Prosedur dilaksanakan sesuai SOP
(damul fasd) dengan (SOP) terapi terapi bekam.
cara mengkop dan bekam 2. Terapi bekam dikatakan
menyayat bagian kulit tidak sesuai apabila tidak
yang akan dibekam, dilaksanakan sesuai SOP
pada penderita terapi bekam.
hiperkolesterolemia
dilakukan di titik KHL1,
UN2, UN3, AK1 dan
AK2.
Variabel Dependen
Kadar kolesterol pada Kadar kolesterol yang Pemeriksaan Kit set pemeriksaan Kadar kolesterol dalam Rasio
penderita hiperkolesterolemia diperiksa sebelum dan kadar kolesterol kolesterol total satuan mg/dl
sesudah dilakukan terapi dilakukan merk EasyTouch
bekam. Kadar kolesterol sebelum dan satu beserta Cholesterol
normal <200 mg/dl. jam setelah Test Strips dan
dibekam. lancet.
48
Variabel Penelitian Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Variabel Confounding
Usia Usia individu mulai dari Pengisian lembar Lembar identitas Usia dalam tahun Rasio
25 sampai 65 tahun identitas oleh
responden
Jenis Kelamin Jenis kelamin individu Pengisian lembar Lembar identitas 1. Laki-laki Nominal
berdasarkan kartu identitas oleh 2. Perempuan
keluarga dan responden
pengamatan ciri-ciri
fisik individu.
Tingkat Pendidikan Jenjang pendidikan Pengisian lembar Lembar identitas 1. Rendah (SD) Ordinal
tertinggi yang pernah identitas oleh 2. Menengah (SMP atau
ditempuh responden. responden SMA)
3. Tinggi (Diploma/Perguruan
Tinggi)
Jenis Pekerjaan Pekerjaan yang sedang Pengisian lembar Lembar identitas 1. Bekerja Ordinal
dijalani responden. identitas oleh 2. Tidak Bekerja
responden
Riwayat Merokok Merokok apabila Pengisian lembar Lembar identitas 1. Merokok Ordinal
merokok setiap hari atau identitas oleh 2. Pernah Merokok
kadang-kadang. Pernah responden 3. Tidak Merokok
merokok apabila tidak
merokok tetapi pernah
merokok sebelumnya.
Tidak merokok apabila
49
Variabel Penelitian Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
responden tidak pernah
merokok.
Indeks Massa Tubuh (IMT) Hasil perhitungan berat Pengisian lembar Lembar observasi 1. Kurang/Underweight Ordinal
2
badan dibagi dengan observasi oleh (<18,5 kg/m )
pangkat dua tinggi peneliti 2. Normal (18,5-22,9 kg/m2)
badan (kg/m2) yang 3. Lebih/Overweight (23-24,9
dibagi menjadi empat kg/m2)
kategori: kurang, 4. Obesitas tipe 1 (25-29,9
normal, lebih, dan kg/m2)
obesitas menurut 5. Obesitas tipe 2 (≥30 kg/m2)
standar Kementerian
Kesehatan RI.
50
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
group pretest and posttest yaitu hanya ada kelompok intervensi untuk
berikut:
01 X 02
Keterangan:
(pretest)
(posttest)
51
52
1. Populasi
Holistic Jakarta.
2. Sampel
inklusi:
Kriteria eksklusi:
sampai dengan April 2017 yang sesuai dengan kriteria inklusi dan
eksklusi.
dan Lancet
b. Lembar Identitas
c. Lembar Observasi
2. Prosedur Penelitian
penelitian.
Holistic Jakarta.
handscoon.
E. Pengolahan Data
1. Editing
jelas dan mudah dibaca, dan apakah coretan yang ada sudah
2. Coding
penelitian kali ini yaitu kategori usia diberi angka 1 untuk usia (25-
bekam/posttest).
3. Processing
(Hastono, 2006).
4. Cleaning
data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak. Cara-
(Hastono, 2006).
F. Analisis Data
jenis data, untuk data numerik (usia dan kadar kolesterol total)
hiperkolesterolemia.
value.
uji normalitas terlebih dahulu yaitu jika data <50 maka digunakan
uji normalitas Saphiro Wilk dan jika data >50 maka digunakan uji
G. Etika Penelitian
1. Informed consent
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
4. Justice (Keadilan)
HASIL
A. Analisis Univariat
pekerjaan, status merokok, dan IMT), dan apabila data yang digunakan yaitu
data numerik (usia dan kadar kolesterol total) maka digunakan nilai mean,
1. Karakteristik Responden
64
65
dan standar deviasi 12,517. Perempuan memiliki rata-rata usia yang lebih
B. Analisis Bivariat
normalitas terhadap data yang telah diperoleh. Hasil dari uji normalitas
bivariat yang yang digunakan yaitu uji t berpasangan. Jika sebaran data
tidak normal, uji yang digunakan adalah uji wilcoxon. Hasil uji
Shapiro-Wilk
Variabel Frekuensi (n)
Df Sig.
Kadar Kolesterol
total sebelum 20 20 0,079
Bekam
Kadar Kolesterol
Total sesudsh 20 20 0,286
Bekam
kadar kolesterol total setelah bekam adalah 0,286. Hal ini menunjukkan
Kadar
Kolesterol n Mean SD Min-Max p-value
Total
Sebelum 20 252,3 32,979 211-312
0,023
Sesudah 20 222,7 46,054 118-300
nilai significancy sebesar 0,023 (p-value < 0,05). Hal ini menunjukkan
intervensi.
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian yang diperoleh
tentang pengaruh terapi bekam terhadap kadar kolesterol total. Hasil penelitian
ini kemudian akan dibandingkan dengan teori dan hasil penelitian sebelumnya
A. Analisis Univariat
1. Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
total yang lebih rendah pada laki-laki di usia yang sama, akan tetapi
adanya plak pada pembuluh darah lebih tinggi kadarnya pada wanita
69
risiko sama besar akan terjadinya hiperkolesterolemia pada usia 45-
responden wanita yaitu 57 tahun yang mana pada usia tersebut wanita
al., 2014).
b. Usia
51,40 tahun dengan rata-rata usia wanita 57,45 tahun dan pria dengan
rata-rata usia 44 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
50 tahun. Hal ini sejalan pada penelitian yang dilakukan oleh Afiah &
dengan bertambahnya usia. Hal itu tidak terjadi spontan tetapi sudah
dalam darah, yang mana kadar kolesterol LDL dan kolesterol total
Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh
menurut Nor (2010), pria dan wanita mulai usia 20 tahun kadar
c. Pendidikan
d. Pekerjaan
kolesterol darah total dan meningkatkan kadar HDL dalam darah. Hal
e. Status IMT
dengan berat badan berlebih yang jika terus mengalami kenaikan berat
Pada status gizi berlebih atau kelebihan berat badan tingkat ringan
berlebih atau orang yang sudah lanjut usia, tetapi tidak menutup
f. Status Merokok
56,7% pria dan 1,8% wanita yang merokok setiap hari. Sedangkan di
lama kebiasaan merokok, jumlah rokok yang dihisap setiap hari, dan
jenis rokok yang dihisap terhadap kadar LDL serum pada pekerja. Hal
2012).
responden yaitu tidak merokok. Oleh karena itu, pada penelitian ini
faktor status merokok, akan tetapi lebih besar faktor risiko terjadinya
total sebelum bekam adalah 252,3 mg/dl dan rata-rata kadar kolesterol
total sesudah bekam menurun menjadi 222,7 mg/dl. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Fikri (2012) bahwa terapi bekam
29,6 mg/dl.
B. Analisis Bivariat
kolesterol total sebelum bekam adalah 252,3 mg/dl dan rata-rata kadar
< 0,05 yang berarti terdapat pengaruh terapi bekam terhadap penurunan
kadar kolesterol total pada penderita kadar kolesterol tinggi dan juga
hiperkolesterolemia.
penelitian yang dilakukan oleh Fikri, Nursalam, & M (2012) bahwa bekam
total yaitu 30,78 mg/dl. Penelitian yang dilakukan oleh Hasan, Alam, &
penurunan kadar trigliserida pada 75,5% kasus dan kadar LDL yang
Kadar kolesterol yang tinggi dapat disebabkan oleh faktor yang dapat
dikontrol yaitu jenis makanan atau diet sehari-hari dan faktor yang tidak
kolesterol yang terlalu sedikit ke kolon melalui asam empedu, serta hati
berlebihan (Ujiani, 2015). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian (Waloya,
kolesterol total setelah dilakukan terapi bekam. Pada dasarnya, terapi bekam
mengeluarkan lipid dan zat yang bersifat hidrofilik dan hidrofobik, salah
satu contohnya yaitu lipoprotein yang mana kolesterol merupakan salah satu
dari bagian lipoprotein darah. Pada yang demikian itu, dapat disimpulkan
kulit dan pengkopan atau vakumisasi dalam terapi bekam sehingga kadar
menurunkan kadar kolesterol pada 5 titik utama yaitu KHL1, UN2, UN3,
AK1, dan AK2 (Fikri, et al., 2012). Meridian adalah suatu sistem saluran
rangsangan dari kulit (Madjid, 2009 dalam Widada, 2011). Oleh karena itu,
pemberian titik-titik meridian yang tepat pada terapi bekam menyebabkan
kortison, endorfin, dan faktor humoral lain yang menimbulkan efek anti
sesaat sebelum dilakukan bekam juga karena memang dalam penelitian ini
Nurrahmani (2012) dalam Kusuma, Haffidudin, & Anis (2013), orang yang
memiliki risiko kadar kolesterol tinggi adalah orang yang menerapkan pola
makan yang mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi (daging, mentega,
krim, dan keju). Terlebih lagi bagi orang yang sangat sering mengkonsumsi
dalam tubuh.
Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat dipengaruhi karena usia dan
proses penggantian massa otot dengan lemak tubuh yang terjadi lebih cepat.
kalori dan dapat diubah menjadi lemak pada hampir setiap makanan (Ujiani,
diberikan terapi bekam. Penelitian yang dilakukan oleh Fahmy & Gugun,
pemantauan kadar kolesterol total setelah bekam dilakukan satu jam setelah
kolesterol total dilakukan 20 menit setelah bekam, hal ini mengacu pada
0,023) α < 0,05. Penurunan kadar kolesterol total tersebut merupakan hasil
dari efek terapi bekam. Peneliti tidak membatasi konsumsi makanan, pola
makan, gaya hidup, dan aktivitas sehari-hari. Hasil penelitian ini secara
penurun kolesterol atau lipid dan cara kerja serta efek yang diberikan yaitu
sebagai berikut:
Tabel 6.1 Obat Penurun Lipid: Jenis, Cara Kerja, dan Efek (Aurora
et al., 2012)
Jenis Cara Kerja Efek
Bile acid-sequestran Menghambat sirkulasi Penurunan LDL-C 20-30%
enterohepatik asam dan peningkatan HDL-C
empedu dan meningkatkan
sintesis asam empedu
reseptor LDL
Klasifikasi: Kolestiramin
dan Kolestipol
HMG-CoA reductase Penurunan sintesis Penurunan LDL-C 25-40%
inhibitor kolesterol dan peningkatan dan penurunan VLDL
reseptor LDL
Klasifikasi: Simvastatin,
Luvastatin, Paravastatin,
Fluvastatin
Atorvastatin
Derivat asam fibrat Peningkatan LPL dan TG 25-40%, peningkatan
peningkatan hidrolisis atau penurunan LDL-C dan
Trigliserid, penurunan peningkatan HDL
sintesis VLDL, dan
peningkatan katabolisme
LDL
kadar kolesterol darah yang mana tidak hanya berfokus pada pengobatan
meminum obat penurun kolesterol atau tidak. Selain itu, evaluasi risiko juga
Evaluasi terkait faktor risiko lain seperti kadar kolesterol total, LDL, HDL,
dan trigliserida, usia, riwayat diabetes, status merokok dan tekanan darah,
Artery Calcium (CAC) yang dapat menunjukkan keadaan plak lemak pada
penanda adanya inflamasi atau iritasi pada tubuh yang mana jika kadarnya
tinggi maka berhubungan dengan penyakit jantung dan stroke (CRP tinggi
yaitu ≥ 2 mg/dl), pengukuran ABI (Ankle Brachial Index) yang mana dapat
faktor, salah satunya yaitu pola konsumsi makanan berlemak yang sudah
pada penelitian ini dapat menjadikan bekam sebagai salah satu rujukan
C. Keterbatasan Penelitian
(pada penelitian ini hanya satu kali, yaitu 20 menit setelah bekam),
di negara lain.
BAB VII
A. Kesimpulan
rata usia responden secara keseluruhan yaitu 51,40 tahun dan standar
(60%). Status IMT terbesar yaitu responden dengan berat badan lebih
(75%).
87
88
0,05).
B. Saran
penelitian serupa dengan waktu lebih lama atau dilakukan dengan waktu
yang bertahap setekah bekam, intervensi bekam lebih dari satu kali,
kolesterol total dapat pula diketahui kadar LDL, HDL, dan trigliserida.
digunakan alat yang lebih canggih jika ada. Untuk analisis lebih
89
penderita hiperkolesterolemia.
4. Bagi Masyarakat
Antman, E., & Braunwald, E. (2007). Acute Myocardial Infarction. Heart Disease:
A Textbook of Cardiovascular Medicine. (E. Braunwald, Ed.) (8th ed.).
Philadelphia: WB Saunders.
Aurora, R. G., Sinambela, A., Noviyanti, C. H., Aurora, R. G., Sinambela, A., &
Noviyanti, C. H. (2012). Peran Konseling Berkelanjutan pada Penanganan
Pasien Hiperkolesterolemia. Journal of the Indonesian Medical Association,
62, 194–201.
Bintanah, S., & Muryati. (2010). Hubungan Konsumsi Lemak dengan Kejadian
Hiperkolesterolemia pada Pasien Rawat Jalan di Poliklinik Jantung Rumah
Sakit Umum Daerah Kraton Kabupaten Pekalongan. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Indonesia, 6(1), 85–90.
Burns, N., & Grove, K. S. (2005). The Practice of Nursing Research Conduct,
Critique, and Utilization. USA: Elsevier.
Dalimartha, S., Purnama, B. T., Sutarina, N., Mahendra, B., & Darmawan, R.
(2008). Care Your Self. Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus.
Dempsey, P. A. (2002). Riset Keperawatan: Buku Ajar dan Latihan (4th ed.).
Jakarta: EGC.
Devaranavadgi, B. ., Aski, B. ., Kashinath, R. ., & Hundekari, I. . (2012). Effect of
Cigarette Smoking on Blood Lipids - A Study in Belgaum, Northern
Karnataka, India. Global Journal of Medical Research, 12(6), 1–3.
Fahmy, A., & Gugun, A. M. (2008). Pengaruh Bekam (Al Hijamah) terhadap Kadar
Kolesterol LDL pada Pria Dewasa Normal. Mutiara Medika, 8(2), 117–121.
Fikri, Z., Nursalam, & M, E. M. (2012). Penurunan Kadar Kolesterol dengan Terapi
Bekam.
Ganong, W. F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (22nd ed.). Jakarta: EGC.
Hasan, I., Alam, T., & Irshad, S. (2014). Management of High Blood Cholesterol
Levels Through Cupping Therapy In A Clinically Healthy Young Men.
American Journal of Pharmatech Research, 4(1).
Irawan, H., & Ari, S. (2012). Pengaruh Cupping Terapi (Bekam) terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada Klien Hipertensi. Jurnal Ilmu Kesehatan, 1,
31–37.
Jansen, S., Karim, D., & Misrawati. (2012). Efektivitas Terapi Bekam Terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Primer.
Kusuma, M. I., Haffidudin, M., & Anis, P. (2013). Hubungan Pola Makan dengan
Peningkatan Kadar Kolesterol pada Lansia di Jebres Surakarta, (26).
LIPI. (2009a). Pangan dan Kesehatan: Bab IV Kolesterol. UPT - Balai Informasi
Teknologi LIPI, 1–6.
LIPI. (2009b). Pangan dan Kesehatan: Bab VI Kolesterol Tinggi. UPT - Balai
Informasi Teknologi LIPI, 1–7.
Mathers, C., & Loncar, D. (2006). Projectiions of Global Mortality and Burden of
Disease from 2002 to 2030. PLoS MEDICINE, 3(11), 657–65.
Minarti, N. S., Ketaren, I., & Hadi, P. D. (2014). Hubungan Antara Perilaku
Merokok terhadap Kadar Kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) Serum
pada Pekerja CV Julian Pratama Pontianak, 1–17.
Mohammad Reza, V. M., Tooba, G., Aghajani, M., Farideh, D., & Mohsen, N.
(2012). Evaluation of the Effects of Traditional Cupping on the Biochemical,
Hematological and Immunological Factors of Human Venous Blood. A
Compendium of Essays on Alternative Therapy, 67–88.
Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. (2013). Biokimia Harper. (N.
Wulandari, L. Rendy, L. Dwijayanthi, Liena, D. Frans, & L. Y. Rachman,
Eds.) (27th ed.). Jakarta: EGC.
NCEP-ATP III. (2001). Executive Summary of The Third Report of The National
Cholesterol Education Program (NCEP) Expert panel on Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adult
Treatment Panel III). JAMA, 285, 2486-2497.
Nilawati, S., Krisnatuti, D., Mahendra, B., & Oei, G. D. (2008). Care Yourself
Kolesterol (Cetakan 1). Jakarta: Penebar Plus.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. (2014). Perilaku Merokok
Masyarakat Indonesia berdasarkan Riskesdas 2007 dan 2013.
Rini, T. P., Karim, D., & Novayelinda, R. (2014). Gambaran Kadar Kolesterol
Pasien yang Mendapatkan Terapi Bekam. JOM PSIK, 1(2), 1–8.
Rostiana, T., & Kurniati, N. M. . (2009). Kecemasan pada Wanita yang Menghadapi
Menopause. Jurnal Psikologi, 3(1).
Sangkur, B., Nurmuharomah, D., Nandya, I., Diah, N. P., Utami, N., & Sutarsa, I.
N. (2016). PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP TEKANAN
DARAH PASIEN HIPERTENSI ESENSIAL DI RUMAH BEKAM
DENPASAR MEI-JUNI TAHUN 2014. E-Jurnal Medika, 5(9), 1–3.
Sari, D. Y., Prihatini, S., & Bantas, K. (2014). Asupan Serat Makanan dan Kadar
Kolesterol-LDL Penduduk Berusia 25-65 Tahun di Kelurahan Kebon Kalapa,
Bogor. Panel Gizi Makan, 37(1), 51–58.
Saryono. (2010). Penurunan Kadar Kolesterol Total pada Pasien Hipertensi yang
mendapat Terapi Bekam di Klinik An-Nahl Purwokerto. Jurnal Keperawatan
Soedirman, 5, 66–73.
Septianggi, F. N., Mulyati, T., & K, H. S. (2013). Hubungan Asupan Lemak dan
Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung
Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo, 2(November), 13–20.
Suhardi, K., & Syafa’ah, A. (2006). Uraian Kode Anatomi Hijamah Titik-titik
Bekam. Jakarta: Pustaka As-Sabil.
Sukeksi, A., & Anggraini, H. (2010). Kadar Kolesterol Darah pada Penderita
Obesitas di Kelurahan Korpri Sambiroto Semarang. In Prosiding Seminar
Nasional Unimus (pp. 26–29).
Ujiani, S. (2015). Hubungan Antara Usia dan Jenis Kelamin dengan Kadar
Kolesterol Penderita Obesitas RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
Jurnal Kesehatan, VI(1), 43–48.
Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. (E. Karyuni & M.
Ester, Eds.). Jakarta: EGC.
WHO. (2012). World Health Statistics 2012. France: World Health Organization.
Widodo, S., & Khoiriyah. (2014). Efek Terapi Bekam Basah terhadap Kadar
Kolesterol Total pada Penderita Hiperkolesterolemia di Klinik Bekam Center
Semarang. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Yth. Bapak/Ibu
di Tempat
Dengan Hormat,
NIM : 1113104000043
Jakarta
responden untuk diukur kadar kolesterol sebelum dan sesudah terapi bekam. Hasil
dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan digunakan sesuai tujuan
Afifatun Mukaromah
Lampiran 2
Jakarta,
Responden Peneliti
( ) (Afifatun Mukaromah)
Lampiran 3
LEMBAR IDENTITAS
A. Identitas Klien
1. Nama (Inisial) :
2. Usia : 25-35 tahun 46-55 tahun
36-45 tahun 56-65 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
4. Pendidikan Terakhir : SD Diploma/PT
SMP/SMA
5. Pekerjaan : Wiraswasta Pelajar/Mhs
PNS Swasta
IRT Lainnya
B. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Merokok : Merokok Tak Merokok
Pernah Merokok
2. Pengalaman Bekam : Pertama Lebih
3. Konsumsi Obat Saat Ini :
C. Antropometri
1. Berat Badan :
2. Tinggi Badan :
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI
Kolesterol Kolesterol
No. Tgl Nama IMT
Sebelum Bekam Sesudah Bekam
Lampiran 5
Karakteristik Responden
Jenis Kelamin
jk
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Usia
Statistics
usia
N Valid 20
Missing 0
Mean 51,40 Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
N Mean
usia 11 57,45
Valid N (listwise) 11
Tingkat Pendidikan
tingk_pend
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Status Bekerja
pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Uji T Dependent
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
P ch_sebelum -
ai ch_sesudah
29,600 53,611 11,988 4,509 54,691 2,469 19 ,023
r
1