APENDISITIS

as previously explained appendicitis is caused by bacterial infections, appendix

lumen blockage, lymphatic tissue hyperplasia, fecalite and appendix tumors. when
appendicitis has occurred there will be obstruction of the appendix lumen, this
appendix lumen is a layer of the lumen canal. This causes an imbalance between
mucus production and expression. So that it increases intra lumen pressure,
lymphatic flow is obstructed, edema and ulceration occur which triggers epigastric
pain and therefore is diagnosed with acute pain
The presence of edema and ulceration can also cause inflammation in the
appendix wall so that the body's compensation increases and automatically
leukocytes and body temperature also increases. Therefore the diagnosis of
hyperthermia was taken.
One of the management of appendicitis is Surgery. After surgery there will be
incision wounds due to the surgical process which is certainly very vulnerable to
infection. Therefore the diagnosis of infection risk is raised

seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya appendisitis disebabkan oleh infeksi

bakteri, sumbatan lumen apendiks, hiperplasia jaringan limfe, fekalit dan tumor
apendiks. ketika sudah terjadi appendisitis maka akan terjadi obstruksi lumen
apendiks, lumen apendiks ini merupakan lapisan saluran lumen. Hal ini yang
menyebabkan ketidakseimbangan antara produksi dan ekspresi mukus. Sehingga
mengalami peningkatan tekanan intra lumen, aliran limfe terhambat, terjadi edema
dan ulserasi sehingga memicu nyeri epigastrium maka dari itu di angkat diagnosa
nyeri akut
Adanya edema dan ulserasi juga dapat menyebabkan peradangan pada dinding
apendiks sehingga kompensasi tubuh meningkat dan secara otomatis leukosit dan
suhu tubuh pun meningkat. Maka dari itu di ambil diagnosa hipertermi.
 Salah satu penatalaksanaan dari apendisitis yaitu Pembedahan. Setelah
Pembedahan akan terdapat luka insisi akibat proses pembedahan yang tentunya
sangat rentan dengan infeksi. Maka dari itu diangkat diagnosa Resiko Infeksi
 GASTRITIS
Gastritis is caused by pain medication, helicobacteria phylori and (acid)
alcohol, soft drinks, cigarettes and others. Of the 3 things that trigger an increase in
stomach acid, so that the gastric mucosa becomes irritated which ultimately results
in gastritis. When gastritis has occurred, an inflammatory response will
automatically occur which stimulates the hypothalamus to increase gastric
mobility. This is the cause of epigastric pain in people with gastritis, therefore the
diagnosis of acute pain is raised.
Epigastric pain can reduce sensory stimulation of the desire to eat, there is
anorexia. Fluid and nutritional intake is inadequate and causes weight loss. Besides
anorexia can occur due to increased stomach muscle contraction, and finally
nausea and vomiting. Therefore a nutritional deficit diagnosis is taken.

Gastritis disebabkan oleh obat-obatan pereda nyeri, bakteri helicobacteri

phylori dan (asam) alkohol, soft drink, rokok dan lain-lain. Dari 3 hal tersebut
memicu terjadinya peningkatan asam lambung, sehingga mukosa lambung
mengalami iritasi yang pada akhirnya mengakibatkan gastritis. Ketika sudah terjadi
gastritis, secara otomatis akan terjadi respon inflamasi yang merangsang
hipotalamus untuk meningkatkan mobilitas lambung. Hal ini yang menyebabkan
nyeri epigastrium pada penderita gastritis, maka dari itu diangkatlah diagnosa nyeri
akut.
Nyeri epigastrium dapat menurunkan rangsangan sensori keinginan untuk
makan, terjadilah anorexia. Intake cairan dan nutrisipun tidak adekuat dan
menyebabkan berat badan menurun. Selain itu anorexia dapat terjadi karena
adanya kontraksi otot lambung yang meningkat, dan akhirnya mual dan muntah.
maka dari itu di ambil diagnosa defisit nutrisi.