Vous êtes sur la page 1sur 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/325017657

Efek Ratchet pada Anggaran Pemerintah Daerah: Studi pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Article · May 2018


DOI: 10.22146/jaap.35337

CITATIONS READS

0 102

2 authors, including:

Anindyo Aji Susanto


Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jogja
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Anindyo Aji Susanto on 25 May 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Akuntansi & Akuntabilitas Publik
Volume 1, Nomor 1, 88 – 96
Efek Ratchet pada Anggaran Pemerintah Daerah:
Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta
Anindyo Aji Susanto1, Abdul Halim2
1) Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
2) Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada

Abstract: Ratchet effect defined as form of budget setter’s behavioral bias in budget setting or budget
planning process. Ratchet effect occurs when budget setter use prior period performance as basis to determine the
upcoming budget as a consequences of the dynamic incentives problems in agency relation context. Lee and
Plummer (2007) documented ratchet effect in public sector budgeting on performance based budgeting
implementation. This study aims to find whether ratchet effecct occur in public sector budgeting, especially in
Indonesian local government budgeting.
This study use Local Government Task Force (SKPD) of Yogyakarta Special Region Province Government as
research object for research period between 2012 to 2015. Selection of sample derived using purposive sampling
to 31 SKPD and generates 17 sample which has Region Original Revenue (PAD) component and so 28 sample
which has Direct Expenditure component in each of it’s budget structure. Total observed object used to examine
ratchet effect in PAD budgeting is 68 observation and so forth 112 observation used to examine ratchet effect in
Direct Expenditure budgeting. Multiple Linear Regresion used to test the hypotheses. The result shows that
ratchet effect occurs in both PAD and Direct Expenditure budgeting, so all research hypotheses statistically
accepted. This research generate evidence the occurence of ratchet effect in local government budgeting.

Abstrak: Efek roda gigi searah (“ratchet”) merupakan bentuk bias perilaku penyusun anggaran dalam
proses penentuan atau perencanaan anggaran. Efek ratchet muncul ketika perencana angggaran menentukan
target anggaran berdasarkan capaian kinerja anggaran periode sebelumnya sebagai akibat adanya persoalan
insentif dinamik dalam konteks hubungan keagenan. Lee dan Plummer (2007) mendokumentasikan
terjadinya efek ratchet pada penganggaran sektor publik dalam implementasi model penganggaran berbasis
kinerja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya efek ratchet dalam penganggaran sektor publik,
khususnya dalam penganggaran pemerintah daerah di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan sampel Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkup Pemerintah Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta pada periode 2012-2015. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode sampel
purposif atas 31 SKPD dan menghasilkan 17 sampel SKPD yang memiliki komponen Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dan 28 sampel SKPD yang memiliki komponen Belanja Langsung dalam struktur anggaran-
nya. Jumlah keseluruhan observasi yang digunakan untuk menguji efek ratchet dalam penganggaran PAD
berjumlah 68 observasian dan jumlah observasi untuk menguji efek ratchet dalam penganggaran Belanja
Langsung berjumlah 112 observasian. Analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah analisis
regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efek ratchet terjadi dalam penganggaran PAD
dan Belanja Langsung, sehingga semua hipotesis penelitian ini terdukung secara statistik. Hasil penelitian ini
membuktikan adanya efek ratchet dalam penyusunan anggaran pemerintah daerah.
Kata kunci: Efek Ratchet, Anggaran Berbasis Kinerja, Penganggaran Pemerintah Daerah, Pendapatan
Asli Daerah, Belanja Langsung.

1
Corresponding author’s email: anindyoajisusanto@gmail.com

ISSN 2620-5920 (cetak), ISSN 2620-9705 (online) http://jurnal.ugm.ac.id/jaap


Susanto & Halim

Pendahuluan bersifat permanen (Aranda & Arellano, 2010).


Penggunaan informasi kinerja periode
Efek ratchet merupakan bentuk bias
sebelumnya dalam proses penentuan target
perilaku yang hampir selalu muncul dalam
kinerja dapat merevisi keyakinan prinsipal
hubungan keagenan antara prinsipal dan agen
mengenai kapasitas kinerja agen dalam rentang
(Indjejikian & Nanda, 1999). Efek ratchet
yang mencakup beberapa periode (Fisher,
muncul ketika target kinerja agen ditetapkan
Frederickson, & Peffer, 2006).
oleh prinsipal melalui proses negosiasi dengan
menggunakan informasi kinerja periode Penelitian mengenai efek ratchet dalam
sebelumnya. Beberapa literatur ekonomi penganggaran organisasi sektor publik telah
menyebut proses yang demikian dengan istilah dilakukan dengan berbagai konteks. Penelitian
ratchet atau ratcheting.2 Prinsipal mengguna- Lee dan Plummer (2007) menjelaskan adanya
kan informasi kinerja periode sebelumnya efek ratchet dalam anggaran sekolah di Texas.
untuk menetapkan target kinerja agen dan Marlowe (2009) meneliti mengenai efek ratchet
menentukan alokasi sumber daya organisasi yang terjadi dalam konteks pemerintahan kota
melalui penganggaran. Keunggulan relatif agen di negara bagian Minnesota, Amerika.
menciptakan asimetri informasi yang Abdullah dan Juanita (2016) menemukan
menyebabkan prinsipal keliru menilai kapasitas bahwa budget ratcheting memoderasi
riil kinerja agen (Leone & Rock, 2002) dan hubungan antara pendapatan sendiri dengan
memberi ruang bagi agen untuk menurunkan belanja daerah dalam studi yang dilakukan di
kapasitas kinerja (Bouwens & Kroos, 2011; pemerintah kabupaten/kota di Aceh,
Chow, Cooper, & Haddad, 1991; Indjejikian Indonesia.
& Nanda, 1999), menciptakan slack (Marlowe, Anggaran pemerintah di Indonesia
2009) dan memodifikasi komponen akrual merupakan salah satu instrumen dalam
diskresioner atau manipulasi aktivitas riil pengukuran kinerja pemerintah yang diukur
(Bouwens & Kroos, 2011). dengan membandingkan realisasi anggaran
Informasi kinerja periode sebelumnya dengan anggaran yang direncanakan (Bawono,
menyediakan informasi yang relevan bagi Halim, & Lord, 2012). Pengukuran kinerja
prinsipal jika varian kinerja (perbedaan antara dilakukan oleh badan legislatif untuk
realisasi dengan target yang diharapkan) mengambil keputusan mengenai alokasi
anggaran tahun berikutnya pada setiap bagian
organisasi pemerintahan daerah (Satuan Kerja
2
Istilah ratchet atau ratcheting merupakan istilah asing
Perangkat Daerah/SKPD).3 Proses tersebut
yang belum penulis temukan padanan katanya dalam
Bahasa Indonesia. Literatur ekonomi menggunakan
menegaskan keterlibatan eksekutif (agen) dan
istilah ratchet (Fisher, Frederickson, & Peffer, 2002; legislatif (prinsipal) dalam bentuk kontrak
Weitzman, 1980) atau ratcheting (Aranda & Arellano, (incomplete contract) yang menjadi alat bagi
2010; Bouwens & Kroos, 2011; Leone & Rock, 2002) legislatif untuk mengawasi pelaksanaan
yang terjadi dalam proses penentuan anggaran (budget
anggaran oleh eksekutif (Halim & Abdullah,
ratchet) atau kinerja (target ratcheting). Istilah ratchet
atau ratcheting menjelaskan peristiwa yang terjadi pada
2010).
subjek (ex-ante) sedangkan frasa efek ratchet Efek ratchet pada proses penyusunan
menjelaskan kondisi subjek setelah tindakan atau anggaran organisasi pemerintahan merupakan
peristiwa ratchet atau ratcheting terjadi pada subjek (ex-
post). Penelitian ini menggunakan istilah efek ratchet
karena kesesuaian penggunaan istilah tersebut dengan 3
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
konteks penelitian. Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LAKIP)

Jurnal Akuntansi dan Akuntabilitas Publik 89


Efek Ratchet pada Anggaran Pemerintah Daerah

penjelasan atas pertumbuhan anggaran dari per tahun selama periode 2010 - 2015. Belanja
waktu ke waktu. Pertumbuhan anggaran dari daerah semula sebesar Rp. 1,5 Triliun pada
waktu ke waktu kurang lebih sekedar tahun 2010, meningkat menjadi Rp 3,4 Triliun
mengikuti norma klasik, yaitu “realisasi pada tahun 2015. Namun demikian, realisasi
anggaran tahun sebelumnya ditambah tingkat belanja daerah cenderung fluktuatif pada
pertumbuhan tertentu” (Lee & Plummer, kisaran 86 - 92% dari anggaran yang diren-
2007; Marlowe, 2009). Hal ini menghasilkan canakan. Situasi ini mengindikasikan bahwa
implikasi berupa kecenderungan untuk capaian realisasi anggaran memerlukan pening-
produksi berlebihan pada barang dan jasa katan dari sisi perencanaan dan pelaksanaan
publik, effort reduction dan menggunakan anggaran. Ruang lingkup pada APBD
anggaran untuk aktivitas yang tidak penting Pemprov DIY inilah yang menarik menarik
menjelang akhir tahun anggaran (Lee & minat peneliti untuk mengetahui keberhasilan
Plummer, 2007). perubahan paradigma penganggaran pemerin-
Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa tah dengan penerapan anggaran berbasis
Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu kinerja dapat mengurangi terjadinya bias
pemerintah daerah di Indonesia yang memiliki perilaku anggaran pemerintah dalam bentuk
catatan prestasi baik. Anggaran Pendapatan efek ratchet.
dan Belanja Daerah (APBD) Pemprov DIY
meningkat dari waktu ke waktu. APBD Kajian Literatur dan Pengembangan
Pemprov DIY di sisi pendapatan daerah Hipotesis
meningkat rata-rata sebesar 20,64% per tahun
selama kurun waktu 2010 – 2015 dan 16,24%
Anggaran Berbasis Kinerja pada
per tahun di sisi Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Daerah di Indonesia
(PAD). PAD Pemprov DIY meningkat dari Salah satu upaya perbaikan proses
semula sebesar Rp. 867 Miliar pada tahun 2010 penganggaran pemerintahan di Indonesia
menjadi Rp.1,5 Triliun pada tahun 2015. adalah penerapan anggaran berbasis prestasi
Rata-rata realisasi PAD selama kurun waktu kerja. Penerapan sistem anggaran berbasis
melampaui target anggaran yang direncanakan kinerja dengan kriteria evaluasi kinerja
pada kisaran 3-12%.4 Perkembangan yang dilakukan untuk menghindari duplikasi dalam
terjadi pada komponen pendapatan di APBD penyusunan rencana kerja dan anggaran di
Pemprov DIY ini mengindikasikan bahwa tingkat kementerian negara/lembaga maupun
anggaran pemerintah di sisi pendapatan perangkat daerah. Penyatuan sistem akunta-
cenderung underforecast. Hal demikian terjadi bilitas kinerja dalam sistem penganggaran
dalam perencanaan pendapatan pemerintah, diwujudkan dengan sistem penyusunan
karena pemerintah daerah cenderung rencana kerja dan anggaran kementerian
menciptakan slack di sisi pendapatan untuk negara/lembaga/perangkat daerah.
memudahkan pencapaian target anggaran Peraturan Pemerintah No 8/2006
(Abdullah & Nazry, 2015; Marlowe, 2009). mengenai Laporan Akuntabilitas Kinerja
Pada kurun waktu yang sama, belanja Pemerintah (LAKIP) merupakan peraturan
daerah Pemprov DIY tumbuh rata-rata 22,31% utama yang menjadi acuan pemerintah daerah
dalam penyusunan evaluasi kinerja dan diikuti
dengan Permendagri No 65 Tahun 2007 dan
4
Kajian Pendapatan Asli Daerah DIY (Kerjasama
DPPKAD DIY dengan P2EB UGM Tahun 2016) Permendagri No 73 Tahun 2009 mengenai

90 Jurnal Akuntansi dan Akuntabilitas Publik


Susanto & Halim

evaluasi kinerja pemerintah daerah berikut untuk memperbaharui keyakinan mengenai


penyusunan peraturan daerah yang memberi- kinerja periode mendatang (Fisher et al., 2006;
kan legitimasi ketercapaian kinerja pemerintah Weitzman, 1980). Bentuk keyakinan tersebut
daerah pada suatu periode anggaran. tertuang dalam proses negosiasi pada anggaran
periode mendatang (Fisher et al., 2006).
Penyusunan Anggaran Pemerintah Dengan adanya efek ratchet, anggaran pada
Daerah periode mendatang akan sama dengan ang-
Anggaran Pendapatan dan Belanja garan periode berjalan ditambah penyesuaian
Daerah/APBD adalah rencana keuangan (efek ratchet) yang ditentukan berdasarkan
tahunan pemerintahan daerah yang dibahas selisih antara luaran aktual (realisasi)
dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dibandingkan dengan anggaran pada periode
dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan berjalan (Aranda & Arellano, 2010; Chow et
daerah. APBD disusun dengan mengacu pada al., 1991; Fisher et al., 2006; Lee & Plummer,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). 2007; Marlowe, 2009; Weitzman, 1980).
Siklus penyusunan APBD diawali dengan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
penyampaian kebijakan umum (KUA) APBD efek ratchet pada penganggaran APBD dalam 2
sebagai landasan penyusunan rancangan komponen APBD, yaitu Pendapatan Daerah
APBD kepada DPRD. Berdasarkan kebijakan dan Belanja Daerah. Pembiayaan daerah tidak
umum APBD yang telah disepakati dengan menjadi fokus penelitian karena besaran
DPRD, Pemerintah Daerah bersama DPRD pembiayaan daerah ditetapkan berdasarkan
membahas Prioritas dan Plafon Anggaran perhitungan surplus/defisit APBD yang meru-
Sementara (PPAS) untuk dijadikan acuan pakan selisih pendapatan daerah dikurangi
penyusunan anggaran bagi setiap Satuan Kerja belanja daerah, sehingga besaran pembiayaan
Perangkat Daerah (SKPD). Kepala SKPD daerah sangat tergantung pada kemampuan
selanjutnya menyusun Rencana Kerja dan pemerintah dalam mengelola 2 komponen
Anggaran SKPD (RKA-SKPD) berdasarkan utama APBD, yaitu: pendapatan dan belanja/
prestasi kerja yang akan dicapai. Rencana Kerja pengeluarannya.
dan Anggaran ini disertai dengan prakiraan Anggaran organisasi pemerintahan
belanja untuk tahun berikutnya setelah tahun berbeda dengan anggaran perusahaan dalam 2
anggaran yang sudah disusun. Rencana Kerja hal, yaitu: pertama, penganggaran pada
dan Anggaran ini kemudian disampaikan pemerintah dilakukan untuk menganggarkan
kepada DPRD untuk dibahas dalam belanja/pengeluaran pemerintah sedangkan
pembicaraan pendahuluan RAPBD. penganggaran pada perusahaan dilakukan
untuk menganggarkan laba, dan kedua, efek
Efek Ratchet Pada Penganggaran ratchet pada anggaran perusahaan terkait
Pemerintah Daerah dengan bonus berbasis pencapaian target laba
Efek ratchet dalam penyusunan anggaran yang memberi manfaat bagi perusahaan,
muncul dalam bentuk perilaku oportunistik sedangkan efek ratchet pada anggaran
eksekutif dengan memodifikasi realisasi pemerintah terkait dengan kerugian masyarakat
anggaran tahun berjalan menjelang akhir tahun akibat pertumbuhan anggaran yang tidak
anggaran. Model keagenan analitis menyatakan efisien (Lee & Plummer, 2007).
bahwa superior/prinsipal dapat menggunakan Penelitian ini berbeda dari penelitian Lee
kinerja subordinat/agen pada periode berjalan dan Plummer (2007), yakni penyusunan

Jurnal Akuntansi dan Akuntabilitas Publik 91


Efek Ratchet pada Anggaran Pemerintah Daerah

anggaran tidak hanya mencakup penganggaran (underforecast) pada komponen pendapatan


belanja/pengeluaran, namun mencakup (Marlowe, 2009). Peningkatan target penda-
analisis penganggaran pendapatan (revenue patan pada tingkat tertentu dari basis realisasi
forecast) dan pembiayaan.5 pendapatan tahun sebelumnya memberi legiti-
masi bagi pemerintah untuk meningkatkan
Hipotesis Penelitian belanja/pengeluaran pada tahun berikutnya.
Efek Ratchet pada Penganggaran Pendapatan Hal demikian disebut sebagai pro cyclical
Pemerintah Daerah ratchet dalam anggaran (Marlowe, 2009).
Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis pertama
Penganggaran PAD adalah proses penen-
penelitian ini adalah sebagai berikut:
tuan target pendapatan (revenue forecast) yang
dilakukan dengan mempertimbangkan: 1) H1: Terjadi efek ratchet dalam penganggaran
peraturan terkait objek pendapatan spesifik Pendapatan Asli Daerah
(UU, PP, Perda), 2) data potensi pajak dan
Efek Ratchet pada Penganggaran Belanja
retribusi daerah, dan 3) tren proporsi
Daerah
penerimaan pajak dan retribusi serta hasil
kekayaan daerah yang dipisahkan selama Komponen belanja daerah dalam APBD
periode tertentu (realisasi tahun anggaran terdiri dari: Belanja Langsung dan Belanja
sebelumnya). Penentuan target pendapatan Tidak Langsung. Belanja langsung adalah
pemerintah mengalami banyak kendala berupa belanja yang terkait langsung dengan
bias dan kesalahan (error) sehingga target pelaksanaan kegiatan dan dapat diukur dengan
pendapatan dapat ditentukan lebih tinggi capaian prestasi kerja yang telah ditetapkan.
(overforecast) atau lebih rendah Agen memiliki insentif untuk bersikap opor-
(underforecast) dari kapasitas fiskal yang tunistik dalam penganggaran belanja/penge-
sebenarnya, tergantung pada tujuan kebijakan luaran dengan meningkatkan perkiraan
yang ingin dicapai oleh politisi (Voorhees, anggaran periode selanjutnya. Dalam kondisi
2006). Ketergantungan yang tinggi atau tertentu, peningkatan anggaran belanja periode
tekanan anggaran yang besar merupakan selanjutnya mengakibatkan pertumbuhan
insentif bagi eksekutif untuk menentukan anggaran yang tidak efisien (Lee & Plummer,
target pendapatan yang lebih rendah 2007; Marlowe, 2009).
(underforecast) dari kapasitas fiskal yang Perubahan anggaran berdasarkan
sebenarnya (Marlowe, 2009; Voorhees, 2006). perubahan waktu menjadi landasan penetapan
Hampir seluruh pemerintah daerah di anggaran. Peningkatan atau penurunan
Indonesia mengalami kondisi ketergantungan anggaran periode selanjutnya ditentukan
tinggi yang membuat pemerintah daerah dengan dasar capaian/varian anggaran yang
memerlukan instrumen yang baik untuk terjadi pada periode berjalan (Bouwens &
mengelola keuangan daerah tersebut (Ritonga, Kroos, 2011; Fisher et al., 2002; Lee &
Clark, & Wickremasinghe, 2012). Eksekutif Plummer, 2007; Marlowe, 2009).
cenderung menentukan target lebih rendah Kecenderungan perilaku oportunistik dalam
anggaran belanja/pengeluaran pemerintah
ditunjukan dengan kecenderungan respons
5
UU No 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, yang lebih besar terhadap varian positif
UU 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
(overspending) dibanding varian negatif
Pusat dan Daerah dan PP 58 Tahun 2005 Tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (underspending) sebagai basis dalam

92 Jurnal Akuntansi dan Akuntabilitas Publik


Susanto & Halim

penentuan anggaran berikutnya (Lee & Belanja Langsung dalam struktur anggarannya
Plummer, 2007). Dengan demikian, varian sebanyak 28 SKPD.
positif maupun negatif dalam
belanja/pengeluaran pemerintah cenderung Model dan Pengukuran Variabel
menghasilkan peningkatan anggaran periode Efek Ratchet dalam anggaran pemerintah
berikutnya. Sehingga, anggaran belanja/penge- provinsi daerah Istimewa Yogyakarta diukur
luaran pemerintah cenderung meningkat dari dengan menggunakan model yang dikembang-
waktu ke waktu (Marlowe, 2009). Berdasarkan kan oleh Weitzman (1980) dan dimodifikasi
uraian tersebut, hipotesis kedua penelitian ini oleh Marlowe (2009) sebagai berikut:
adalah:
(Bt – Bt-1)/Bt-1 =  Bt-1 + 1U/ Bt-1 ++
H2: Terjadi efek ratchet dalam penganggaran
Belanja Langsung (A t-1 – B t-1)/ Bt-1 +
– Ut* (A t-1 – B t-1)/Bt-1
Metoda Penelitian Keterangan:
Jenis dan Sumber Data Bt : Anggaran tahun berjalan
Bt-1 : Anggaran tahun sebelumnya
Jenis data yang digunakan dalam penelitian
A t-1 : Realisasi Anggaran tahun sebelumnya
ini adalah data sekunder. Data keuangan
 : Koefisien kenaikan anggaran yang tidak
pemerintah daerah dalam penelitian ini
dipengaruhi varian positif anggaran
diperoleh dari LKPD Pemerintah Provinsi
tahun sebelumnya
Daerah Istimewa Yogyakarta. Periode
 : Koefisien penurunan anggaran yang
pengamatan penelitian ini dimulai sejak tahun
tidak dipengaruhi varian negatif
2012-2015. Landasan penentuan periode
anggaran tahun sebelumnya
pengamatan penelitian ini adalah perubahan
 : Koefisien ratchet underforecast/over-
peraturan pengelolaan keuangan daerah
spending
dengan terbitnya Permendagri No 21 Tahun
 : Koefisien ratchet overforecast/under-
2011 yang didasari perubahan peraturan
spending
mengenai Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
(UU 28 Tahun 2009) yang terkait dengan Variabel anggaran dalam model penelitian
variabel penelitian ini. Teknik pengambilan ini adalah anggaran sebelum perubahan.
sampel dilakukan dengan cara purposif sesuai Anggaran sebelum perubahan merupakan
dengan kebutuhan data penelitian. pernyataan perencanaan pemerintah daerah
mengenai target ketercapaian kinerja tahun
Populasi dan Sampel berjalan berdasarkan realisasi atau capaian
kinerja anggaran pada tahun sebelumnya.
Populasi penelitian ini adalah seluruh
Metode analisis dan pengujian hipotesis
SKPD yang ada di Pemprov Daerah Istimewa
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
Yogyakarta. Jumlah keseluruhan SKPD yang
analisis regresi linier berganda yang mengacu
ada di lingkungan Pemprov Daerah Istimewa
pada model penelitian. Penggunaan regresi
Yogyakarta berjumlah 31 SKPD. SKPD yang
linear mensyaratkan pemenuhan uji asumsi
memiliki komponen Pendapatan Asli Daerah
klasik yaitu uji normalitas, heteroskedastisitas,
(PAD) dalam struktur anggarannya berjumlah
multikolinieratias dan uji autokorelasi.
17 SKPD dan SKPD yang memiliki komponen

Jurnal Akuntansi dan Akuntabilitas Publik 93


Efek Ratchet pada Anggaran Pemerintah Daerah

Hasil dan Pembahasan


Tabel 4
Hasil Analisis Regresi
Efek Ratchet Efek Ratchet
Pendapataan (PAD) Belanja (BL)
Tanda Model 1 (H1) Model 2 (H2)
Variabel Independen
Prediksian Koefisien Koefisien
(t-statistic) (t-statistic)
9945368 114476699
0/ Bt-1 ?
(2,049)** (0,351)

10196893 210582753
1/ Bt-1 ?
(0,972) (0,539)

0,829085 0,617
+(At-1 - Bt-1)/ Bt-1 +
(5,545)*** (2,086)**

-0,156434 0,446
-U*(At-1 - Bt-1)/ Bt-1 +
(-0,404) (2,009)**

N 68 84
R2 0,704 0,143
Adj R 2
0,579 0,111
F value (5,614)*** (4,486)***
*** signifikan pada level 0,01

Hasil analisis memperlihatkan bahwa efek Hipotesis kedua penelitian yang menya-
ratchet muncul dalam anggaran Pendapatan takan bahwa efek ratchet terjadi dalam
Asli Daerah (PAD). Temuan ini memperli- penganggaran Belanja Langsung terdukung
hatkan perilaku penyusun anggaran yang secara statistik. Hasil analisis dalam penelitian
meningkatkan target anggaran PAD tahun ini menunjukkan bahwa capaian kinerja
berjalan berdasarkan ketercapaian anggaran anggaran belanja langsung tahun sebelumnya
PAD tahun sebelumnya. Temuan ini juga cenderung lebih rendah dari anggaran
menunjukkan kecenderungan perilaku penyu- (underspending). Hal tersebut mengindikasi-
sun anggaran untuk menetapkan target kan adanya asymmetric ratchet yang dapat
pendapatan lebih rendah dari kapasitas fiskal diartikan bahwa varian negatif anggaran tahun
yang sesungguhnya (underforecast) pada tahun sebelumnya mendapatkan respons lebih besar
berjalan (slack). Kecenderungan demikian dari perencana anggaran sebagai determinan
merupakan bentuk bias perilaku yang menjadi dalam penentuan anggaran periode berjalan
kendala penerapan anggaran berbasis kinerja dibandingkan varian positif anggaran tahun
(performance based budgeting) di lingkup sebelumnya.
pemerintah daerah di Indonesia.

94 Jurnal Akuntansi dan Akuntabilitas Publik


Susanto & Halim

Simpulan dan Saran Daftar Pustaka


Simpulan Abdullah, S. & Afrah, J., 2016, 'Bukti empiris
pengaruh budget ratcheting terhadap
Hasil penelitian menunjukkan bahwa efek
hubungan antara pendapatan sendiri dan
ratchet terjadi dalam 2 komponen APBD, yaitu
belanja daerah pada kabupaten/kota di
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan
aceh', Modus 28(2), 185-201.
komponen Belanja Langsung. Temuan
mengenai efek ratchet dalam penganggaran Abdullah, S. & Nazry, R., 2015, 'Analisis
PAD berimplikasi bahwa model penetapan varian anggaran pemerintah daerah
target anggaran pendapatan di lingkup penjelasan empiris dari perspektif
pemerintah daerah masih memberi insentif keagenan', Jurnal Samudra Ekonomi dan
bagi penyusun anggaran untuk berperilaku Bisnis 6(2), 272-283.
oportunistik atas asimetri informasi tentang Akbar, R., Pilcher, R. & Perrin, B., 2012,
kapasitas fiskal suatu daerah. 'Performance measurement In Indonesia:
Hasil analisis mengenai efek ratchet pada The case of local government', Pacific
komponen belanja langsung menunjukkan Accounting Review 12(3), 262 - 291.
bahwa capaian kinerja anggaran belanja Anthony, R.N., Govindarajan, V., Hartmann,
langsung tahun sebelumnya cenderung lebih F.G., Kraus, K. & Nilsson, G., 1998,
rendah dari anggaran (underspending). Hal Management control systems (Vol. 9),
tersebut mengindikasikan adanya asymmetric Irwin McGraw-Hill Boston, MA.
ratchet yang berarti varian negatif anggaran Aranda, C. & Arellano, J., 2010. 'Ratcheting
tahun sebelumnya mendapatkan respons lebih effect and the role of relative target setting',
besar dari perencana anggaran sebagai deter- Working Papers, University of Navarra,
minan anggaran periode berjalan dibandingkan Spain.
varian positif anggaran tahun sebelumnya.
Bawono, I.R., Halim, A. & Lord, B., 2012,
Saran 'Public sector performance measurement
and budget allocation: An Indonesian
Penelitian ini mengusulkan beberapa saran
experiment', artikel dipresentasikan di the
agar penelitian selanjutnya dapat menggunakan
6th NZ Management Accounting
lingkup penelitian yang lebih luas, baik lingkup
Conference, New Zealand.
cluster, regional, maupun tingkat nasional dan
mengembangkan pengukuran variabel peneli- Bouwens, J. & Kroos, P., 2011, 'Target
tian yang memiliki validitas lebih baik bagi ratcheting and effort reduction', Journal of
tujuan keterbandingan amatan antar periode. Accounting and Economics 51(1), 171-185.
Penelitian selanjutnya dapat menggunakan Brennan, G. & Buchanan, J.M., 1977,
pendekatan yang lebih komprehensif dalam 'Towards a tax constitution for Leviathan',
mengukur bias perilaku penyusun anggaran Journal of Public Economics 8(3), 255-273.
dengan menggunakan metode campuran Chow, C.W., Cooper, J.C. & Haddad, K.,
(mixed method) dan eksperimen untuk 1991, 'The Effects of pay schemes and
mendapatkan gambaran yang utuh mengenai ratchets on budgetary slack and
bias perilaku dalam penyusunan anggaran. performance: A multiperiod experiment',
Accounting, Organizations and Society
16(1), 47-60.

Jurnal Akuntansi dan Akuntabilitas Publik 95


Efek Ratchet pada Anggaran Pemerintah Daerah

Cooper, D. R. & Schindler, P. S., 2011, Leone, A. J. & Rock, S., 2002, 'Empirical tests
Business research methods, McGraw- of budget ratcheting and its effect on
Hill/Irwin. managers’ Discretionary Accrual Choices',
Fisher, J. G., Frederickson, J. R. & Peffer, S. A., Journal of Accounting and Economics
2002, 'The effect of information 33(1), 43-67.
asymmetry on negotiated budgets: An Mardiasmo, 2002, Serial otonomi daerah:
Empirical investigation', Accounting, Otonomi dan manajemen keuangan
Organizations and Society 27(1), 27-43. daerah, Andi Publisher, Yogyakarta.
Fisher, J.G., Frederickson, J.R. & Peffer, S.A., Marlowe, J, 2009, 'Budget variance, slack
2006, 'Budget negotiations in multi-period resources, and municipal expenditures',
settings', Accounting, Organizations and SSRN Library.
Society 31(6), 511-528. Ndadari, L.W. & Adi, P.H., 2008, 'Perilaku
Halim, A. & Abdullah, S., 2010, 'Hubungan asimetris pemerintah daerah terhadap
dan masalah keagenan di pemerintah transfer pemerintah pusat', artikel
daerah', Jurnal Akuntansi Pemerintah dipresentasikan di The 2nd National
2(1), 53-64. Conference UKWMS, Surabaya.
Hotelling, H., 1990, 'Stability in competition Ritonga, I.T., Clark, C. & Wickremasinghe,
The Collected Economics Articles of G., 2012. 'assessing financial condition of
Harold Hotelling', Springer, 50-63. local government in Indonesia: An
Indjejikian, R., & Nanda, D., 1999, 'Dynamic Exploration', Public and Municipal
incentives and responsibility accounting', Finance 1(2), 37-50.
Journal of Accounting and Economics Voorhees, W., 2006, 'Consistent underesti-
27(2), 177-201. mation bias, the asymmetrical loss
Lee, T. M. & Plummer, E., 2007, 'Budget function, and homogenous sources of bias
adjustments in response to spending in State Revenue Forecast', Journal of
variances: Evidence of ratcheting of local Public Budgeting Accounting & Financial
government expenditures', Journal of Management 18(1), 61-76.
Management Accounting Research 19(1), Weitzman, M. L., 1980, 'The "Ratchet Prin-
137-167. ciple" and performance incentives', The
Bell Journal of Economics 11(1), 302-308.

96 Jurnal Akuntansi dan Akuntabilitas Publik

View publication stats

Vous aimerez peut-être aussi