Vous êtes sur la page 1sur 7

NATURAL SCIENCE: Jurnal Penelitian Bidang IPA

dan Pendidikan IPA


5 (2), 2019, (1-7)
(Print ISSN 2477 - 6181)
Efektivitas Pembelajaran Physics Edutainment dengan Bantuan Media
Phet Simulation terhadap Keterampilan Proses Sains Peserta Didik
Mia Dwi Ananda Abstract: This research has purpose for knowing the effectiveness
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol of learning Physics Edutainment to science process skills of
Padang, Indonesia students in XI MIPA 2 grade SMA 2 Payakumbuh. This research
E-mail: miadwiananda15@gmail.com is quantitative by experimenting. The research design of this
research is Counterbalance Design with the entire population
Milya Sari grade XI MIPA students of SMA N 2 Payakumbuh and the
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol research sample is XI MIPA 5 and XI MIPA 7. The research
Padang, Indonesia instrument that is used for is observation and result of studying.
E-mail: milyasari.iain@gmail.com The data analyzing uses Two-Sample Assuming Equal Variances.
The results showed that the average value of science process
Media Roza skills of students who received the Physics Edutainment learning
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol treatment was higher than students who received conventional
Padang, Indonesia learning treatment. (1) For science process skills, the value of
E-mail: A.symp Sig (1-tailed) is smaller than the value of the significant
level, namely (0.000022 <0.05). In conclusion, Physics
Edutainment learning has an average value higher than
conventional learning of science process skills. (2) For the
effectiveness of learning, the results obtained, the occurrence of
learning outcomes by 91%, it can be concluded that learning
Physics Edutainment is effective in improving science process
skills of students on the subject of wave interference and
symptoms of global warming.

Keywords: Physics Edutainment, PhET Simulation, Science Process Skills


PENDAHULUAN: (Haryono, 2017; Hariyanto, 2016; Wijaya
dkk., 2016)
Kompetensi abad 21 perlu dimiliki
Salah satu upaya nyata pemerintah
peserta didik dalam pembelajaran. Untuk
Indonesia guna menghadapi kompetensi
itu pembelajaran di lembaga pendidikan
abad ke-21 adalah dengan menyusun
perlu melatih kompetensi abad 21.
kurikulum baru yakni Kurikulum 2013.
Pembelajaran yang dikembang terapkan
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mem-
pada abad 21 adalah pembelajaran yang
persiapkan manusia Indonesia agar
mampu mengembangkan kompetensi
memiliki kemampuan hidup sebagai
secara utuh. Kerangka kompetensi abad
pribadi dan warga negara yang beriman,
ke-21 menghendaki pembelajaran yang
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta
menuntun peserta didik untuk
mampu berkontribusi pada kehidupan
berkemampuan kreatif, inovatif, berfikir
bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan
kritis dalam menyelesaikan masalah, dan
peradaban dunia (Peraturan Menteri
komunikatif. Untuk menghadapi
Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 70
pembelajaran abad 21, setiap peserta didik
tahun 2013). Pemerintah Indonesia juga
harus memiliki berbagai keterampilan,
telah menetapkan Undang-undang Nomor
pengetahuan dan kemampuan literasi
19 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
digital, literasi media dan menguasai
Pendidikan dalam pasal 19 dijelaskan
teknologi informasi dan komunikasi
bahwa “Proses pembelajaran pada satuan
Volume 3, Number 2, Agustus, 2019, Page 1 - 7

pendidikan di selenggarakan secara Keterampilan ini sangat diperlukan dalam


interaktif, inspiratif, menyenangkan, me- pembelajaran fisika, jika tidak mampu
nantang, memotivasi peserta didik untuk menggunakan keterampilan ini, peserta
berpartisipasi aktif, serta memberikan didik akan kesulitan dalam memahami
ruang yang cukup bagi prakarsa, suatu pengetahuan.
kreativitas dan kemandirian sesuai dengan Namun kenyataannya di lapangan,
bakat, minat dan perkembangan fisik serta keterampilan proses sains peserta didik
psikologis peserta didik”. masih rendah. Hal ini dapat dilihat dengan
Fisika merupakan salah satu mata masih lemahnya keterampilan proses sains
pelajaran sains yang dapat mengem- peserta didik pada lima jenis keterampilan
bangkan kemampuan berfikir, mengem- proses yaitu mengamati, meramalkan/
bangkan pengetahuan dan keterampilan. mengelompokan, berhipotesis, pemahaman
Proses belajar mengajar fisika tidak hanya konsep dan tidak mahir pada keterampilan
berlandaskan teori pelajaran, tetapi lebih menyimpulkan. Hasil temuan dilapangan,
menekankan pada prinsip-prinsip belajar diketahui bahwa pendidik sudah
yang menggunakan berbagai model, menerapkan pembelajaran berdasarkan
strategi, pendekatan dan teknik Kurikulum 2013 yaitu kepada pem-
pendekatan. Pembelajaran fisika memiliki belajaran saintifik. Namun dalam pem-
ciri-ciri tertentu, beberapa ciri-ciri fisika belajaran pendidik jarang menghadirkan
diantaranya memiliki objek kajian berupa media berbasis IT, hanya menggunakan
benda-benda konkret, menggunakan media seperti KIT. Cendrung hanya
langkah-langkah sistematis, dan hukum- melakukan percobaan pembuktian teori-
hukum yang dihasilkan bersifat universal teori yang sudah ada. Hal tersebut dirasa
(Ginting dan Bukit, 2015; Abidin dkk, masih kurang efektif untuk melatih
2018). keterampilan proses sains.
Mata pelajaran fisika pada umumnya Menurut penelitian yang dilakukan
dikenal sebagai mata pelajaran yang (Widiyatmoko, 2012), kesulitan peserta
ditakuti dan tidak disukai peserta didik. didik dalam mempelajari fisika terjadi
Kecenderungan ini biasanya berawal dari kerena pelajaran itu sangat tergantung
pengalaman belajar, dimana peserta didik bagaimana cara pendidik mengajarkan
menemukan kenyataan bahwa pelajaran kepada peserta didik. Pendidik sebaiknya
fisika adalah pelajaran berat dan serius dapat merubah rasa takut peserta didik
yang tidak jauh dari persoalan konsep, terhadap pelajaran Fisika menjadi senang
pemahaman konsep, dan penyelesaian dan membangkitkan keaktifan peserta
soal-soal rumit melalui pendekatan didik dalam mengikuti pelajaran. Pendidik
matematis. Permasalahan yang sering di perlu memastikan bahwa mereka
hadapi dalam pembelajaran fisika adalah mengajarkan pelajaran dengan memasukan
lemahnya proses pembelajaran dikelas. karakteristik anak-anak yaitumenginginkan
Lemahnya proses pembelajaran dikelas kondisi yang menyenangkan dikelas.
mengakibatkan peserta didik menjadi pasif Banyak cara bagi seorang pendidik untuk
dan mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi yang dapat
mengembangan keterampilan proses membuat peserta didik menjadi senang,
sainsnya. diantaranya dengan menghadirkan model
Keterampilan proses sains adalah pembelajaran dan media yang menarik
kemampuan peserta didik untuk (Korkmaz, 2013).
menerapkan metode ilmiah dalam Permasalahan tersebut harus diatasi
memahami, mengembangkan dan me- demi memperbaiki kualitas pembelajaran.
nemukan ilmu pengetahuan. Keterampilan Menghadirkan konsep pembelajaran yang
proses sains merupakan salah satu tidak hanya memberikan kreatifitas dalam
keterampilan yang sering digunakan. pembelajaran, tapi juga memberikan
sentuhan dalam suasana kelas dan Berdasarkan latar belakang diatas,
emosional peserta didik, sehingga peserta peneliti tertarik untuk melakukan
didik memiliki daya tarik dalam mengikuti penelitian tentang ”Efektivitas Pembelajara
proses pembelajaran. Salah satu pen- Physics Edutainment dengan Bantuan
dekatan pembelajaran yang dapat me- Media PhET Simulation terhadap
numbuhkan rasa senang (Joyfull Learning) Keterampilan Proses Sains” yang bertujuan
dan pembelajaran yang mampu melatih untuk menguji tingkat efektivitas
keterampilan proses sains adalah Pembelajaran Physics Edutainment dengan
pembelajaran Physics Edetutaiment. Bantuan Media PhET Simulation terhadap
Menurut (Sorathia dan Servidio 2012) Keterampilan Proses Sains peserta didik.
Edutainment adalah pembelajaran yang Tujuan dari penelitian ini adalah: (1)Untuk
menggabungkan konten pendidikan dan mengetahui perbedaan Keterampilan
kegiatan hiburan yang melibatkan Proses Sains peserta didik yang diberikan
keterlibatan, emosi dan motivasi. Belajar Pembelajaran Physics Edutainment dengan
dalam Edutainment memadukan banyak bantuan media PhET dengan Pembelajaran
hal secara bersama yaitu media, Konvensional. (2) Untuk mengetahui
lingkungan kelas dan kegiatan Play and tingkat efektivitas antara Pembelajaran
Learn (Pasawano, 2015). Edutainment Physics Edutainment dengan bantuan
sebagai teknologi pendidikan memberikan media PhET dengan Pembelajaran
kesempatan baru untuk memperoleh Konvensional.
pengetahuan dengan cara yang menarik,
yang memungkinkan peserta didik terlatih METODE PENELTIAN
dengan berbagai kemampuan yang berbeda
Jenis penelitian ini adalah penelitian
untuk menemukan konsep. Dengan
quasi eksperimen. Penelitian eksperimen
pembelajaran Edutainment peserta didik
merupakan metode penelitian yang
dapat memperkuat pengetahuan dan
digunakan untuk mencari pengaruh
mampu mengembangkan berbagai ke-
perlakuan tertentu terhadap yang lain
terampilan (Anikina dan Yakimenko,
dalam kondisi yang dikendalikan. Design
2015).
yang digunakan dalam penelitian ini
Dalam penelitian ini peneliti akan
adalah Conterbalanced Design. Menurut
menghadirkan media PhET Simulation
Sanjaya, (2013) Conteerbalanced Design
sebagai bagian dari pembelajaran
adalah rancangan penelitian yang di
Edutainment itu sendiri.. PhET adalah
gunakan jika beberapa perlakuan penelitian
singkatan dari Physics Education and
dapat di administrasikan kepada subjek-
Technology merupakan situs yang
subjek yang sama. Pelaksanaannya di
menyediakan simulasi fisika yang dapat
lakukan dengan menentukan dua kelompok
diunduh secara gratis untuk dimanfaatkan
subjek atau lebih sesuai dengan jenis
pada pembelajaran dikelas. Simulasi PhET
perlakuan yang akan diuji. Setelah itu,
bersifat interaktif dan dikemas dalam
setiap kelompok diberikan perlakuan se-
bentuk seperti permainan yang me-
cara bergantian, sehingga setiap kelompok
mudahkan peserta didik untuk menjelajah
akan mengalami setiap perlakuan yang
(Batuyong dan Antonio 2018). Media
akan diuji.
pembelajaran ini sesuai dengan konsep
Desain penelitian ini terdapat dua
pembelajaran Edutainment yang meng-
perlakuan yaitu (Xa) dan (Xb), kemudian
hadirkan media yang menarik dalam
dilakukan posttest yaitu T1 dan T2.
proses belajar, sehingga muncul daya tarik
Keterangan mengenai desain penelitian ini
peserta didik dalam mengikuti proses
adalah sebagai berikut:
belajar.
Tabel 1: Conteerbalanced Design
Group Perlakuan Postest Perlakuan Posttest

1 Xa T Xb T

2 Xb T Xa T

Keterangan:
Xa : Pembelajaran Physics Edutainment dengan bantuan Media PhET.
Xb : Pembelajaran Konvensional (dengan pendekatan saintifik).
T : Tes Keterampilan proses sains.

Dalam penelitian ini teknik Table 2: Rata-Rata Keterampilan Proses Sains


pengumpulan data menggunakan lembar Treatment
observasi dan tes. Setelah data terkumpul No Aspek KPS Physics Konvensio
Edutainment nal
langkah selanjutnya adalah menganalisis
1. Mengamati 88,63 83,71
data. Karena data yang dikumpulkan Meramal/
berupa angka dan skala interval, maka 2. 85,79 80,87
Mengelompokan
teknik yang digunakan adalah teknik 3. Berhipotesis 89,01 85,03
statistik untuk membandingkan nilai rata- 4.
Pemahaman
88,63 84,84
rata peserta didik dengan menggunaan konsep
Mengkomuni
pembelajaran Physics Edutainment dan 5. 86,92 83,52
kasikan
pembelajaraan konvensional. Rata-rata 87,79 83,59
Mutu Baik Baik

HASIL Data tabel di atas menunjukan, jika


Hasil Keterampilan Proses Sains secara keseluruhan nilai rata-rata ke-
1. Aspek Keterampilan: terampilan proses sains pada aspek
Hasil keterampilan proses sains aspek keterampilan melalui treatment Physics
psikomotor peserta didik diperoleh dari Edutainment memperoleh nilai 87,89, lebih
hasil pengamatan yang dilakukan setiap tinggi dari treatment konvensional dengan
pertemuan melalui lembar observasi. nilai 83,59.
Pengamatan dilakukan untuk aspek 2. Aspek Pengetahuan
keterampilan mengamati, meramal/ Hasil keterampilan proses sains aspek
mengelompokan, berhipotesis, pemahaman pengetahuan peserta didik diperoleh dari
konsep, dan mengkomunikasikan. Pada nilai tes. Tes berupa soal essay yang
setiap KD materi ajar, nilai setiap aspek berjumlah 10 butir soal.
yang diamati akan dirata-ratakan sehingga Tabel 3: Hasil Posttest Keterampilan Proses Sains
rata-rata hasil observasi dapat dilihat pada
Jumlah Skor Posttest
tabel 2: Grup Physics
Konvensional
Edutainment

XI MIPA 7 2770 2655


XI MIPA 5 2990 2686
Rata-rata 88,61 82,16

Data tabel di atas menunjukan, jika


secara keseluruhan nilai rata-rata
keterampilan proses sains pada aspek
pengetahuan melalui treatment Physics
Edutainment memperoleh nilai 88,61, lebih
tinggi dari treatment pembelajan Efektivitas pembelajaran penelitian ini
konvensional dengan nilai 82,16. mengacu kepada efektivitas hasil belajar
peserta didik, dimana untuk menentukan
Untuk Uji hipotesis dilakukan terlebih efektivitas hasil belajar dengan
dahulu uji normalitas dan uji homogenitas, menggunakan indikator sebagai berikut:
setelah data bersifat normal dan homogen, a. Rata-rata nilai test akhir sama atau lebih
dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui besar dari nilai KKM.
hipotesis untuk keterampilan proses sains b. Terjadi ketuntasan klasikal diatas 80%
diterima atau ditolak. Uji hipotesis dibantu Hasil efektivitas pembelajaran
oleh software Excel dengan ketentuan jika Physics Edutainment dan konvensional
nilai Sig. (1-tailed) < 0,05 , dan nilai thitung > dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini:
ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima
begitupun sebaliknya. Tabel 5: Nilai Rata-Rata Hasil Belajar
Setelah dilakukan uji hipotesis maka
didapatkan data seperti yang tertera pada Pembelajaran Nilai Ketuntas
KKM
KPS an
tabel 4 berikut:
Tabel 4 : Hasil Uji Hipotesis Keterampilan Physics
Proses Sains 88,61 80 91%
Edutainment
t-Test: Two-Sample Assuming Equal
Variances Konvensional 82,16 80 79%
Variable 1 Variable 2
Mean 88.61538462 82.16923077
Berdasarkan tabel diatas terlihat
Variance 56.11538462 39.08028846 rata-rata nilai untuk pembelajaran
Observations 65 65 physics edutainment 88,61 dan untuk
Pooled Variance 47.59783654 pembelajaran konvensional 82,16.
Hypothesized
Mean Difference 0
Sedangkan pada pembelajaran Physics
Df 128 Edutainment terjadi ketuntasan sebesar
t Stat 5.326583509 91% dan pembelajaran konvensional
P(T<=t) one-tail 2.17923E-07 79%. Dari hasil ini dapat disimpulkan
t Critical one-tail 1.656845226
P(T<=t) two-tail 4.35845E-07
kedua jenis pembelajaran memperoleh
t Critical two- 1.9786708 nilai rata-rata lebih besar dari nilai
tail 5 KKM yaitu 80, namun pembelajaran
Berdasarkan hasil output t-Test: Physics Edutainment memperoleh nilai
Two-Sample Assuming Equal Variances yang lebih tinggi dari pembelajaran
diperoleh nilai sig.(1-tailed) 0,00000021 konvensional dan persentase ketuntasan
sehingga nilai sig. < 0,05 dan nilai thitung KPS memenuh indikator efektifitas
5,32 > ttabel 1,67. Maka sesuai dasar yaitu besar dr 80%.
pengambilan keputusan dalam uji Two-
Sample Assuming Equal Variances, dapat PEMBAHASAN
disimpulkan Ha diterima dan H0 ditolak,
Dari hasil data yang diperoleh,
yang artinya “Pembelajaran Physics
diketahui penerapan pembelajaran Physics
Edutainment berbantuan Media PhET
Edutainment memberikan keterampilan
Simulation memberikan rata-rata
proses sains yang lebih baik dari
Keterampilan Proses Sains yang lebih baik
pembelajaran konvensional. Hal ini
dari pembelajaran konvensional di kelas
relevan dengan penelitian yang dilakukan
XI MIPA SMA N 2 Payakumbuh
oleh Widiyatmoko (2012) menunjukan
adanya perbedaan hasil belajar peserta
didik yang mendapatkan pembelajaran
3. Efektivitas Keterampilan Proses Sains
Physics Edutainment dengan peserta didik
yang mendapatkan pembelajaran disebabkan peserta didik lebih aktif dalam
konvensional. pembelajaran dan aktif dalam serangkaian
Tingginya rata-rata keterampilan keterampilan proses. Hal ini didukung oleh
proses sains peserta didik dengan pembelajaran Physics edutainment itu
pembelajaran Physics Edutainment sendiri, dimana pembelajaran ini merubah
disebabkan peserta didik mampu terlibat suasana kelas lebih menyenangkan,
aktif dan mampu meengeksplorasi belajar sehingga membuat peserta didik
secara langsung. Dihadirkannya bersemangat untuk memulai dan terlibat
pembelajaran yang menyenangkan dengan langsung dalam proses pembelajaran.
dikolaborasikan dengan media virtual lab Selain itu pembelajaran Physics
dan dengan permainan, peserta didik dapat Edutainment menggunakan model
mengikuti serangkaian pembelajaran yang pembelajaran inquri yang diperkuat
mengasah keterampilan proses dengan dengan menghadirkan media berbasis IT
baik. Pembelajaran Physics Edutainment yaitu PhET Simulation, yang memungkin-
merupakan pembelajaran fisika yang kan peserta didik dapat melakukan
menghibur dan menyenangkan yang permainan dan menjalankan sendiri media
melibatkan unsur ilmu/sains, proses tersebut dalam proses pembelajaran. Hal
penemuan (inquiri) dan permainan yang ini sejalan dengan teori yang dikemukakan
mendidik (Widiyatmoko, 2012). Hamid, (2011) bahwa pembelajaran yang
Pembelajaran ini juga menghadirkan media dilakukan dengan cara mendengar, melihat,
Simulasi PhET. Simulasi PhET ini bersifat diskusi, dan melakukan sesuatu akan
interaktif dan dikemas dalam bentuk membuat peserta didik memperoleh
seperti permainan yang memudahkan pengetahuan dan keterampilan dengan
peserta didik untuk menjelajah (Batuyong lebih baik.
dan Antonio 2018).
Pembelajaran Physics Edutainment KESIMPULAN
memberikan hasil pembelajaran yang Penelitian ini menunjukan nilai rata-
efektif dalam meningkatkan hasil belajar rata keterampilan proses sains peserta
terhadap keterampilan proses sains peserta didik lebih tinggi dengan menggunakan
didik. Hal ini dibuktikan dengan pembelajaran Physics Edutainment
tercapainya indikator efektivitas hasil dibandingkan dengan pembelajaran
belajar yaitu nilai rata-rata hasil belajar konvensional. Sementara itu efektivitas
lebih besar dari KKM dan terjadi hasil belajar tercapai dengan terpenuhi
ketuntasan hasil belajar diatas 80%, ketuntantas secara klasikal sebesal 91%.
dimana menggunakan pembelajaran
Physics Edutainment didapati rata-rata DAFTAR PUSTAKA
hasil belajar 88,21 dan ketuntasan hasil
belajar sebesar 91%. Hasil penelitian ini Abidin dkk., 2018. Pembelajaran Literasi.
relevan dengan penelitian yang dilakukan Jakarta: Bumi Aksara.
oleh Widiyatmoko, (2009) tentang
Efektivitas pembelajaran fisika dengan Anikina dkk., 2015. “Edutainment as a
pendekatan Physics Edutainment modern technology of education.”
berbantuan Media Interaktif, bahwa Procedia-Social and Behavioral
ketuntasan klasikal hasil belajar pada kelas Sciences 166: 475–479.
yang mendapat perlakuan Physics
Batuyong dan Antonio. 2018. “Exploring
Edutainment meningkat sebesar 20%
the Effect of PhET Interactive
menjadi 80%.
Simulation- Based Activities on
Tercapainya efektivitas hasil belajar
Students Performance and Learning
fisika sebesar 91% dengan perlakuan
Experiences in Electromagnetism.”
pembelajaran Physics Edutainment
Asia Pacific Journal of
Multidisciplinary Research Vol 6 Korkmaz. 2013. “Language games as a
No.2: 121–31. part of edutainment.” Procedia-
Social and Behavioral Sciences 93:
Ginting dan Bukit. 2015. “The Effect of 1249–1253.
Inquiry Training Model Use the
Media Phet Against Science Process Pasawano. 2015. “Results of enhanced
Skills and Logical Thinking Skills learning with the edutainment
Students.” Jurnal Pendidikan Fisika format.” Procedia-Social and
4 (2): 14–20. Behavioral Sciences 176: 946–951.
Hamid, Sholeh. 2011. Metode Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi
Edutainment. Yogyakarta: Diva Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Press.
Sosrathia dan Servidio. 2012. “Learning
Hariyanto. 2016. “Pengaruh Discovery and experience: Teaching tangible
Learning Berbantuan Program interaction & edutainment.”
Simulasi PHET Terhadap Prestasi Procedia-Social and Behavioral
Belajar Fisika.” Jurnal Pendidikan Sciences 64: 265–274.
dan Kebudayaan Vol 1 Nomor 3:
365–78. Widiyatmoko, 2012. “Pengembangan
perangkat pembelajaran IPA Fisika
Haryono. 2017. “Teknologi Pendidikan dengan pendekatan physics-
dan Pembelajaran Abad 21.” edutainment berbantuan CD
Seminar Nasional Teknologi pembelajaran interaktif.” Journal of
Pendidikan, 425–36. Primary Education 1 (1).

Indriati, D. 2012. “Meningkatkan Hasil Wijaya, dkk. 2016. “Transformasi


Belajar IPA Konsep Cahaya Melalui pendidikan abad 21 sebagai tuntutan
pengembangan sumber daya manusia
Pembelajaran Science-Edutainment
di era global.” Dalam Prosiding
Berbantuan Media Animasi.” Seminar Nasional Pendidikan
Journal Unnes JPII 1 (2): 192–97. Matematika, 1:263–278.

Vous aimerez peut-être aussi