Vous êtes sur la page 1sur 10

Potensi Lengkuas (Languas galangal L.), …Riyanto, …Sainmatika, …Volume 6, …No. 2,..

Desember, …2009…58-66

Potensi Lengkuas (Languas galangal L.), Beluntas (Pluchea indica L.), dan
Sirsak (Annona muricata L.) sebagai Insektisida Nabati Kumbang Kacang Hijau
Callosobruchus chinensis L. (Coleoptera : Bruchidae)

Riyanto
Email: riyanto1970@yahoo.com
Dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sriwijaya

ABSTRACT
Investigations were made to test the toxicity and repellent potential of galangale (Languas
galangal L.), beluntas (Pluchea indica L.), and fruit (Annona muricata L.) extracts as botanic
insecticides at different concentration (0%, 0,25%, 0,50%, 1% and 2%) against the bruchid
Callosobruchus chinensis L. The LC50 values of Languas galangal L. extract during 24 , 48 and 72
hour to the bruchid Callosobruchus chinensis L.was 1,60, 1,35, and 0,48 %, respectively. The LC50
value of Pluchea indica L. extract during 24, 48 and 72 hour was 1,46, 1,67, and 0,73 %,
respectively. The LC50 value of Annona muricata L. extract during 24 and 48 hour was 0,98 and
0,42 %. The fumigantions of Languas galangal L., Pluchea indica L., and Annona muricata L.
extracts during 24, 48, 72 and 96 hour was significant effects on mortality of the bruchid
Callosobruchus chinensis L. compared with control (0%). The in other word, the effects of the
Languas galangal L. and Annona muricata L. extracts on the bruchid Callosobruchus chinensis L.
can improve value index repellent. Wheater the influence of Pluchea indica L. extract on the
bruchid Callosobruchus chinensis L. shown value decrease repelen index, meaning is Pluchea
indica L. extract have the character of attractant. The conclutiion this research is all plant of have
potency as botanic insecticides.

Keywords : Botanic Insecticides; Mortality; Repellent index ; Callosobruchus Chinensis L.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji toksisitas dan potensi repelen dari ekstrak kasar
lengkuas (Languas galangal L.), beluntas (Pluchea indica L.), dan sirsak (Annona muricata L.)
sebagai insektisida botani kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis L.) (Coleoptera :
Bruchidae). Nilai LC50 eskstak lengkuas selama 24 , 48 dan 72 jam terhadap kumbang kacang hijau
berturut-turut 1,60, 1,35, dan 0,48 %. Nilai LC50 ekstrak beluntas selama 24, 48 dan 72 jam, yaitu
1,46, 1,67, dan 0,73 %. Nilai LC50 ekstrak sirsak selama 24 dan 48 jam, yaitu 0,98 dan 0,42 %.
Fumigasi ekstrak lengkuas, beluntas, dan sirsak selama 24, 48, 72 dan 96 jam berpengaruh secara
nyata terhadap mortalitas kumbang kacang hijau dibandingkan control (0%). Jadi ekstrak lengkuas
dan sirsak berpengaruh terhadap kumbang kacang hijau dapat meningkatkan indeks repelen. Namun
pengaruh ekstrak beluntas terhadap kumbang kacang hijau menunjukkan nilai indeks repelen
menurun, artinya ekstrak beluntas memiliki sifat sebagai atraktan. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah seluruh tanaman mempunyai potensi sebagai insektisida botani.
Kata kunci ; Insektisida botani, indeks repelen dan Callosobruchus Chinensis L.

ISSN 1829.586x
PENDAHULUAN nyamuk. Setelah 24 jam perlakuan ekstrak Z.
purpureum menunjukkan mortalitas larva Aedes
Callosobruchus chinensis L. aegypti instar kedua dengan LC50 4.70 ppm.
(Coleoptera : Bruchidae) adalah hama penting Murugan et al. (2007) juga melaporkan
pada kacang hijau (Vigna radiata L.). Hama pengasapan Albbizza amara Boivian dan Ocimum
ini menyebabkan mutu kacang hijau yang basilicum Linn dapat berpotensi sebagai repelen
disimpan turun, karena kacang hijau yang manjur pada A. aegypti.
simpanan menjadi berlubang-lubang. Hama Pada saat ini khususnya di Indonesia,
ini biasanya dikendalikan dengan pestisida masyarakat belum banyak mengenal lengkuas
sintetik. Namun pestisida sintetik yang (Languas galangal L.), beluntas (Pluchea indica
digunakan untuk mengontrol hama ini pada L.), dan sirsak (Annona muricata L.) sebagai
kacang hijau simpanan dapat meninggalkan insektisida nabati. Orang lebih mengenalnya
residu yang membahayakan bila dikonsumsi ketiga tumbuhan sebagai bumbu masak, tanaman
oleh manusia. Salah satu solusi yang efektif pagar dan buah segar. Bagaimana sifatnya sebagai
aman, ramah lingkungan dan manjur adalah repelen dan toksik bagi insekta belum banyak
pengunaan insektisida nabati. diketahui. Oleh karena itu, penelitian ini mencari
Beberapa insektisida nabati telah LC50 lengkuas, beluntas, dan sirsak terhadap
dilaporkan berefeks ovisidal, deteren Callosobruchus chinensis L. serta bagaimana
oviposisi, repelen, dan toksik. Singh (2003) efeks ektraks lengkuas, beluntas, dan sirsak
melaporkan tumbuhan seperti nimba terhadap mortalitas dan indeks repelen
(Azadirachta indica) efektif menghambat Callosobruchus chinensis L.
produksi telur, kesuburan dan kemunculan BAHAN DAN METODE
pupa dan imago. Singh dan singh (1998) Persiapan serangga uji. Serangga uji
melaporkan ekstrak biji nimba dapat bersifat didapatkan dari Laboratorium Entomologi Jurusan
sebagai deteren oviposisi lalat melon HPT Fakultas Pertanian Unsri Indralaya yang
(Bactrocera cucurbitaceae) dan lalat buah berupa telur siap menetas. Selanjutnya telur
(Bactrocera dorsalis). Huang, et al. (2007) ditambah kacang hijau lalu dimasukkan ke dalam
menjelaskan azadiraktin yang terkandung toples untuk dibiakkan di laboratorium PPs Unsri
pada biji nimba memiliki sifat anti insekta Bukit Besar Palembang. Imago Callosobruchus
seperti antifeedant. Bandara, et al. (2005) chinensis L. hasil pembiakan inilah yang
melaporkan efeks ekstrak Zingiber digunakan sebagai serangga uji.
purpureum terhadap aktivitas larvasida

ISSN 1829.586x
Pembuatan ekstrak tumbuhan. (1) Perlakuan pada serangga uji. 1)
Rhizoma lengkuas, daun beluntas dan biji Mortalitas Callosobruchus chinensis L. : Cawan
sirsak diambil dari kebun. Selanjutnya petri yang telah bersih dan kering diolesi dengan
masing-masing bahan tanaman dibersihkan masing-masing perlakuan sesuai dengan
dan dicacah menjadi ukuran kecil agar lebih konsentrasi. Selanjutnya cawan petri dibiarkan
mudah diblender. Masing-masing halusan selama 5-10 menit. Sambil menunggu terjadi
rhizoma lengkuas, daun beluntas dan biji penguapan ekstrak diambil serangga uji dengan
sirsak dicampur dengan alkhohol 70% lalu kuas yang dibasahi air berjumlah 10 ekor. Cawan
diuapkan di dalam waterboat untuk petri yang telah siap lalu serangga uji dimasukkan
mendapatkan minyak ekstrak. Minyak ke dalam cawan petri pada tiap-tiap konsenrasi
esensial inilah yang digunakan sebagai dari masing-masing perlakuan. Cawan petri
senyawa uji. perlakuan lalu ditutup. Seluruh perlakuan diulangi
Pembuatan konsentrasi bahan uji. (1) sampai tiga kali. 2) Indeks repelen : Olfaktometer
Pembuatan konsentrasi 0,25% ekstrak yang telah siap digunakan, pada salah satu ujung
lengkuas, beluntas, dan sirsak dilakukan (ujung kanan) diberi kacang hijau yang telah
dengan cara mengambil 0,25 ml ekstrak dari direndam pada masing-masing konsentrasi dari
masing-masing ekstrak lengkuas, beluntas, tiap-tiap perlakuan. Sedangkan ujung yang lain
sirsak kemudian dimasukkan ke dalam gelas (ujung kiri) diberi kacang hijau sebagai kontrol.
ukur yang berbeda-beda. Selanjutnya tiap-tiap Selanjutnya dari ujung sebelah bawah
gelas ukur yang telah diisi dengan ekstrak olfaktometer dimasukkan serangga uji berjumlah
ditambahkan akudes steril sampai 100 ml. 10 ekor. Ketiga lobang olfaktometer kemudian
Pembuatan konsentrasi 0,5%, 1% dan 2 % ditutup dengan plastik. Kegiatan ini dilakukan
dilakukan dengan cara yang sama. Sedangkan pada tiap-tiap konsentrasi dari masing-masing
untuk kontrol (0%) perlakuan diberi pelarut perlakuan. Seluruh kegiatan diulangi tiga kali.
akuades steril. (2) Pembuatan konsentrasi Parameter pengamatan. Parameter yang
karbofuron dilakukan dengan cara mengambil diamati pada percobaan ini adalah (1) mortalitas,
0,25 gram butir karbofuron lalu dihaluskan yaitu jumlah Callosobruchus chinensis L. yang
dengan cara digerus. Karbofuron yang telah mati akibat fumigasi ekstrak lengkuas, beluntas,
halus dimasukkan ke dalam gelas ukur, sirsak dan karobofuron selama 24 jam, 48 jam, 72
kemudian diberi akuades steril sampai 100 jam dan 96 jam fumigasi. (2) indeks repelen, yaitu
ml. Pembuatan konsentasi karbofuron 0,5%, nilai mutlak Callosobruchus chinensis
1% dan 2 % dilakukan dengan cara yang diperlakuan (P) dikurangi jumlah Callosobruchus
sama. Sedangkan untuk kontrol (0%) chinensis L. yang ada di kontrol (K) dibagi jumlah
perlakuan diberi pelarut akuades steril. seluruh perlakuan ditambah dengan kontrol (k+P)

ISSN 1829.586x
dikali 100%. Bila persentase angka sama dan sirsak menurun seiring dengan lamanya waktu
dengan atau lebih besar dari 0 % disebut fumigasi. Dengan kata lain, semakin lama waktu
bersifat repelen. fumigasi maka semakin kecil nilai LC50, kecuali
Analisis data.Untuk mengetahui LC50 pada beluntas memperlihatkan ketidakstabilan.
efeks perlakuan terhadap mortalitas serangga Bila dilihat nilai LC50 sirsak pada waktu 24 jam
uji selama 24 jam, 48 jam, 72 jam dan 96 jam dan 48 menunjukan nilai LC50 yang lebih rendah
digunakan program analisis Probit SPSS versi dibandingkan dengan nilai LC50 lengkuas dan
9.0. Sedangkan untuk melihat pengaruh beluntas. Artinya untuk membunuh
perlakuan terhadap mortalitas digunakan Callosobruchus chinensis L. dibutuhkan
Anava dengan taraf kepercayaan 5% konsentrasi sirsak lebih rendah dibandingkan
(Program Statistica 6.0 software). Selanjutnya dengan lengkuas dan beluntas atau lebih manjur.
untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan Pada pengujian hari ketiga (72 jam) terlihat
maka dilakukan uji lanjut Duncen dengan masih terjadi mortalitas Callosobruchus chinensis
program Statistica 6.0 software. L. pada lengkuas dan beluntas semakin bertambah.
Hal ini terbukti dengan nilai LC50 yang semakin
HASIL menurun lebih dua kali dibandingkan nilai LC50
hari kedua (48 jam). Gejala ini memperlihatkan
Konsentrasi Letal (LC 50)
Konsentrasi letal (LC 50) hasil pengujian bahwa senyawa kimia yang terkandung pada
pengaruh ekstrak lengkuas, beluntas, biji ekstraks lengkuas dan beluntas dalam waktu 3 hari
sirsak dan karbofuron terhadap masih mempunyai daya racun terhadap
Callosobruchus chinensis L. dengan fumigasi Callosobruchus chinensis L.
waktu 24 jam, 48 jam, dan 72 jam dapat
Efeks fumigasi tiga insektisida nabati dan
dilihat pada tabel 1 berikut ini.
karbofuron terhadap mortalitas
Tabel 1. Analisis probit nilai LC50 tiga insektisida Callosobruchus chinensis L.
nabati dan karbofuron terhadap kumbang
kacang hijau.
Pada tabel 2 menunjukkan bahwa rerata
Waktu Konsentrasi LC50 (%)
mortalitas Callosobruchus chinensis L. akibat
(Jam) Lengkuas Beluntas sirsak Karbofuron*
fumigasi ekstrak lengkuas, beluntas, dan sirsak
24 1,67 1,46 0,98 0,01
48 1,35 1,67 0,42 - dengan waktu 24 jam, 48 jam, 72 jam dan 96 jam
72 0,48 0,73 - - terjadi peningkatan rerata mortalitas
Ket.* : karbofuron sebagai standar pembanding.
- : tidak diamati karena sebelum 48, 72 dan 96 Callosobruchus chinensis L. seiring dengan
jam mortalitas > dari 80% (mendekati 100 %).
lamannya waktu fumigasi dan peningkatan
Pada tabel 1 (lampiran 1) menunjukkan konsentrasi perlakuan dari 0%, 0,25%, 0,5%, 1%,
bahwa nilai LC50 fumigasi ekstraks lengkuas dan 2%. Berdasarkan hasil uji Anava

ISSN 1829.586x
menunjukkan bahwa ketiga ekstrak, yaitu dan 2%. Pada konsentrasi ini sifat toksik fumigasi
lengkuas, beluntas, dan sirsak memberikan ekstrak sirsak sama dengan sifat toksik karbofuron
pengaruh yang signifikan terhadap rata-rata waktu fumigasi 48 jam dengan konsentrasi 0,25%,
mortalitas Callosobruchus chinensis L. bila 0,5%, 1%, dan 2% mortalitas Callosobruchus
dibandingkan dengan perlakuan yang diberi chinensis L. mencapai 100% (10 ± 0), walaupun
pelarut saja (kontrol). Hasil uji lanjut Duncen secara teori mortalitas tidak boleh lebih dari 80%.
antara konsentrasi perlakuan minimal satu
Efeks fumigasi tiga insektisida nabati dan
konsentrasi memperlihatkan perbedaan yang
karbofuron terhadap indeks repelen
nyata. Callosobruchus chinensis L.
Berbeda dengan rerata mortalitas
Hasil pengujian pengaruh fumigasi
akibat fumigasi karbofuron hanya waktu 24
ekstraks lengkuas, beluntas, sirsak dan karbofuron
jam yang menunjukkan terjadinya mortalitas
terhadap indeks repelen Callosobruchus chinensis
Callosobruchus chinensis L. seiring dengan
L. dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.
lamannya waktu fumigasi dan peningkatan Tabel 3. Rerata nilai indeks Repelen (IR) Callosobruchus
konsentrasi perlakuan. Hal ini terjadi karena chinensis L. akibat fumigasi tiga insektisida
nabati dan karbofuran dalam tiga kali ulangan.
pada fumigasi karbofuron 48 jam, 72 jam dan
Kons. Indeks repelen (IR)
96 jam rerata mortalitas Callosobruchus (%) Lengkuas Beluntas Sirsak Karbofuran
0,25 0 -13,33 20 20
chinensis L. pada konsentrasi 0,25%, 0,5%, 0,50 40 -20 40 46,67
1 13,33 -40 53,33 46,67
1%, dan 2% telah mencapai 100 % (10 ± 0). 2 33,33 -6,67 53,33 66,67
Mortalitas Callosobruchus chinensis L. Keterangan : Nilai positif artinya sebagai repelen sedangkan
nilai negatif artinya sbegai atraktan.
tertinggi akibat fumigasi tiga ekstrak
tumbuhan dan karbofuron berturut-turut Dari tabel 3 menunjukkan bahwa fumigasi
adalah 9 ± 0 pada konsentrasi 1% ekstrak ekstrak lengkuas terjadi peningkatan pada
lengkuas hari ke empat (96 jam), 9 ± 1 pada konsentrasi 0,5% (40), kemudian menurun pada
konsentrasi 2% ekstrak beluntas hari ke empat konsentasi 1% (13,3) dan naik kembali pada
(96 jam), 10 ± 0 pada konsentrasi 2% ekstrak konsentrasi 2% (33,33). Hal yang sama terjadi
sirsak hari ke empat (96 jam) dan 10 ± 0 pada pada fumigasi ekstraks sirsak dan karbofuron
konsentrasi 2% hari ke pertama (24 jam). terjadi peningkatan nilai indeks repelen seiring
Bila dilihat rerata mortalitas dengan peningkatan konsentrasi, yaitu 0,25%,
Callosobruchus chinensis L. selama 0,5% dan 1% pada sirsak dan 0,25% ke 0,5% pada
penelitian menunjukkan bahwa waktu 96 jam karbofuron. Sedangkan fumigasi ekstraks beluntas
fumigasi ekstrak sirsak lebih toksik menunjukkan nilai indeks repelen negatif yang
dibandingkan fumigasi ekstrak lengkuas dan tidak linier, yaitu meningkat dari konsentrasi
beluntas terutama pada konsentrasi 0,5%, 1% 0,25% (-13,33) ke 1% (-40), selanjutnya turun

ISSN 1829.586x
kembali pada konsentrasi 2% (-6). Nilai insektisida nabati apabila ingin dikonsumsi cukup
indeks repelen negatif berartinya ekstrak dicuci dengan air dan tidak berbahaya bagi
beluntas bersifat sebagai atraktan. Bila dilihat manusia dan lingkungan.
dari nilai indeks repelen sirsak lebih tinggi Trumm and Dorn (2000) menjelaskan
dibandingkan lengkuas, dengan kata lain azadirachtin yang masuk melalui injeksi ke tubuh
potensi repelen sirsak telah mendekati sifat Locusta migratoria dapat mengganggu sistem
repelen karbofuron. pencernaan, yaitu azadirachtin mempengaruhi
sistem serotoninergik dari ganglia stomatogastrik
PEMBAHASAN dan kemudian menghambat gerak peristalsis
saluran pencernaan. Callosobruchus chinensis L
Dari tabel 1, bila dilihat dari
memiliki struktur saraf yang sama dengan Locusta
konsentrasi yang paling efektif ketiga ekstrak
migratoria, yaitu sistem saraf tangga tali, sehingga
ini, maka ekstrak sirsak jauh lebih manjur
diduga insektisida nabati yang masuk ke tubuh
dibandingkan tumbuhan lengkuas dan
Callosobruchus chinensis L memiliki mekanisme
beluntas. Hal ini dapat dilihat pada waktu
peracunan yang sama mempengaruhi sistem
fumigasi 24 jam nilai LC50 (0,98) yang paling
serotoninergik dari ganglia stomatogastrik dan
mendekati nilai LC50 karbofuron (0,01) yang
kemudian menghambat gerak peristalsis saluran
diketahui sebagai insektisida. Walaupun
pencernaan, akhirnya dapat menimbulkan
keefektifan ekstraks lengkuas dan beluntas
kematian.
masih di bawah ekstrak sirsak dan
Tingginya mortalitas Callosobruchus
karboruron namun masih dapat digunakan
chinensis L. yang diinfestasikan disebabkan
sebagai insketisida nabati, karena waktu 72
adanya kandungan aktif yang tidak hanya bersifat
jam dapat membunuh serangga uji 50% atau
toksik dan repelen tetapi dapat bersifat
tidak lebih 80%.
bioinsektisida atau insektisida nabati yang cukup
Kumbang Callosobruchus chinensis L.
efektif membunuh kumbang. Diduga salah satu
sangat tepat dikendalikan dengan insektisida
senyawa kimia dapat bersifat toksik terhadap
nabati seperti lengkuas, beluntas dan sirsak
Callosobruchus chinensis L. Menurut Morikawa,
karena ketiganya bersifat ramah lingkungan.
et al., (2005) ekstrak asetat rizhoma lengkuas
Insektisida nabati senyawa alami berasal dari
(Languas galanga (L.) Stuntz) mengandung
tumbuhan memiliki sifat biodegradable,
inhobitor oksit nitrik (nitric oxide) yang aktif
toksik rendah terhadap mamalia dan tidak
menghambat aktivitas magkrofage peritoneal
berbahaya bagi lingkungan (Golop and
mencit. Hambatan terhadap aktivitas magkrofag
Gudrups, 1999 dalam Keita, et al., 2001).
akan menurunkan kekebalan tubuh mencit
Sehingga kacang hijau simpanan yang diberi
terhadap zat asing, sehingga diyakini kematian

ISSN 1829.586x
Callosobruchus chinensis L. karena Senyawa yang bersifat insektisida dapat
kekebalan tubuhnya menurun akibat mempengaruhi kerja saraf. Zat yang terkandung
perlakuan ekstrak lengkuas. dalam ekstraks rizhoma lengkuas, daun beluntas
Riyanti (1996) menyatakan ekstrak dan biji sirsak diyakini dapat menghambat kerja
lengkuas dapat mengandung terpenoid, enzim asetilkolinesterase yang sangat penting
alkoloid dan fenol yang dapat bersifat untuk transmisi impuls saraf. Impuls saraf
bakterisidal dan fungsidal. Karena sifat dihantarkan dari satu neuron ke neuron lain
ekstraks lengkuas sebagai bakterisida dan melalui sinaps oleh neurotransmitter seperti
fungsida diduga ekstrak ini dapat juga bersifat asetilkolin (ACh). Jika terdapat zat yang
bioinsektisida. Menurut Susanti (2008) menghambat enzim asetilkolinesterase, maka akan
ekstrak etanol beluntas (Pluchea indica less) sangat mengganggu keaktifan saraf yang normal
dapat berfungsi sebagai antibakteri, sehingga (Scharf, 2003). Gangguan terhadap enzim
dapat mencegah produk makanan dari asetilkolinesterase menyebabkan impuls saraf
kerusakan. Diyakini ekstrak beluntas yang akan ditransmisi secara terus menerus sehingga
dapat menyebabkan keracunan pada bakteri terjadi inkoordinasi, kejang-kejang, lemah dan
juga berpotensi menjadin racun bagi akhirnya mengakibatkan kematian Callosobruchus
Callosobruchus chinensis L. Biswas, et al., chinensis L.
(2007) menjelaskan ektrak beluntas dapat Ketiga perlakuan (lengkuas, sirsak dan
bersifat antiamuba, karena dapat membunuh karbofuran) memiliki rata-rata indeks repelen
Entamoeba histolytica. Ektrak beluntas yang yang tergolong rendah sebab belum mencapai ≥
dapat membunuh amuba juga berpotensi 80,1 % (Sighamony et al., 1979 dalam Sjam
sebagai insektisida bagi Callosobruchus 1999). Rata-rata indeks repelen tertinggi pada
chinensis L. pemberian perlakuan lengkuas 33,33%, perlakuan
Menurut Adeyemi (2008) ekstrak sirsak 53,33 % dan perlakuan karbofuran 66,67%.
metanol daun sirsak (Annona muricata L.) Artinya pemberian ketiga ekstrak dapat
dapat menyebabkan regenerasi morfologi sel- menyebabkan Callosobruchus chinensis L.
sel islets pankreas tikus Wistar. Zat yang menjauhi perlakuan (P) dan mendekati kontrol
dapat menyebabkan regenerasi suatu sel (K). Sedangkan indeks atraktan perlakuan ekstrak
diyakini dapat mematikan sel Callosobruchus beluntas tertinggi adalah - 40. Artinya pemberian
chinensis L. Sedangkan menurut Maryam dan ekstrak beluntas dapat menyebabkan imago
Mulyana (2007) famili Annonaceae, yaitu kumbang kacang hijau mendekati perlakuan (P)
khususnya biji sirsak dan srikaya memiliki dan menjauhi kontrol (K).
prospek yang baik sebagai insektisida nabati Sifat repelen dari ketiga perlakuan
untuk pengendalian hama melati. disebabkan karena adanya bau yang sangat tajam

ISSN 1829.586x
sehingga Callosobruchus chinensis L. tidak bersifat toksik dapat juga bersifat repelen. Oleh
mau mendekati biji kacang hijau yang telah karena ketiga tumbuhan bersifat toksik pada
diberi perlakuan ekstrak lengkuas, biji sirsak Callosobruchus chinensis L., maka berpotensi
dan karbofuran. Sedangkan sifat atraktan sebagai insektisida nabati.
diduga adanya senyawa yang disenangi oleh
Callosobruchus chinensis L. sehingga mau
Daftar Pustaka
mendekati kacang hijau yang diberi perlakuan Adeyemi, D.O., Komolafe, O.A., Adewole, S.O.,
ekstrak beluntas. Menurut Schoonhoven Obuotor, E.M., and Adenowo, T.K., 2008.
(1997) sifat repelen umumnya dihasilkan oleh Effects of Annona muricata (Linn) on the
senyawa kimia tanaman yang dapat morphology of pancreatic islet cells of
experimentally-induced diabetic Wistar rats.
mempengaruhi organ pengecap serangga
The Internet Journal of Alternative
seperti mulut, hipofaring atau organ
Medicine 5 (2).
penciuman serangga seperti palpus maksila Bandara, K.A.N.P., Kumar, V., Saxena, R.C. and
dan antena sehingga dapat mengganggu Ramdas, P.K. 2005. Bruchid (Coleoptera:
proses fisiologi pada reseptor kimia serangga. Bruchidae) ovisidal phenylbutanoid from
Insektisida nabati dapat memiliki dua Zingiber purpureum. J. Econ. Entomol. 98
sifat sekaligus, yaitu bersifat toksik dan (4) : 1163-1169.
Biswas, R., Dutta, P.K., Achari, B.,
bersifat repelen atau bersifat toksik dan
Bandyopadhyay, D., Mishra, M., Pramanik,
atraktan. Dari ketiga insektisida nabati (tabel
K.C., and Chatterjee. 2007. Isolation of pure
1 dan tabel 2) ada yang bersifat toksik dan compound R/J/3 from Pluchea indica (L.)
repelen yaitu siksak dan lengkuas, sedangkan Less. And its anti-amoebic activities against
beluntas bersifat toksik dan atraktan bagi Entamoeba histolytica. Phytomedicine 14:
Callosobruchus chinensis L. Murugan (1998) 534-537.
Huang, Z., Shi, P., Chen, G., Du, J. (2007) Effects
melaporkan umumnya tumbuhan yang
of azadirachtin on hemolymph protein
mengandung fitokmia dapat berperan sebagai
expression in Ostrinia furcanalis
repelen dan atraktan oviposisi yang dapat (Lepidoptera:Crambidae).Ann.Entomol.Soc.
mempengaruhi survival serangga. Menurut Am 100 (2) : 245-250.
Simmonds (2000) insketisida botani seperti Keita, S.M., Vincent, C., Schmit, J.P., Arnason,
ekstrak biji nimba yang dioleskan pada daun J.T., and Belanger, A., 2001. Efficacy of
dan serangga Planococcus citri (Risso) dapat essential oil of Ocimum basilicum L. and O.
gratissimum L. applied as an insecticidal
mempengaruhi perilaku kontak larva predator
fumigant and powder to control
Cryptolaemus montrouzieri dengan daun dan
Callosobruchus maculatus (Fab.)
serangga yang diberi perlakuan. Dengan (Coleoptera: Bruchidae). Journal of Stored
demikian insektisida nabati yang diketahui Products Research 37 (2001) 339-349.

ISSN 1829.586x
Maryam, A. dan Mulyana, T. 2007. Cara Of Phytomedicine. Fitomedika 1 (1) ;6-9.
aman Mengendalikan Hama Melati Simmonds, M.S.J., Manlove, J.D., and Blaney,
Palpita unionalis. Jawa barat : Balai W.M., 2000. Effect of botanical insecticides
Penelitian Tanaman Hias Cianjur. on the foraging and feeding behavior of the
Morikawa, T., Ando, S., Matsuda, H., Cocinellid predator Cryptolaemus
kataoka, S., Muraoka, O. and montrouzieri. Phytoparasitica 28 (2) : 1-9.
Yoshikawa, M., 2005. Inhibitors of Singh, S. 2003. Effects of aqueous extract of neem
nitric oxide production from the seed kernel and azadirachtin on the
rhizomes of Alpinia galanga: structures fecundity, fertility and post-embryonic
of new 8-9’ lingked neolignans and development of the melon fly, Bactrocera
sesquineolignan. cucurbitaceae and the oriental fruit fly,
Murugan, K. Murugan, P. and Noortheen, A. Bactrocera dorsalis (Diptera: Tephritidae).
2007. Larvacidal and repellent of J. Appl. Ent. 127 : 540-547.
Albbizza amara and Ocinum basillicum Singh, S. and Singh, R.P. 1998. Neem
Linn againts dengue vector, Aedes (Azadirachta indica) seed kernel extracts and
aegypti. Bioresource Tecnology 98 : azadirachtin as oviposition deterrents againts
198-201. the melon fly (Bactrocera cucurbitaceae)
Riyanti, 1996. The effect of lengkuas and the oriental fruit fly (Bactrocera
(Languas galanga (L.) Stuntz) extract to dorsalis). Phytoparasitica 26 (3) : 1-7.
growth of fungi caused skin disease Susanti, A., 2008. Antibacterial activity of the
Trichophyton mentgrophytes (Robin) ethanol extract Pluchea indica less leaves
Blancard and Microsporum gypseum against Escherichia coli in vitro. (Thesis).
(Bodin) Guiart Grigorakis in vitro. Surabaya. Fakulty of Animal Medicine
(Thesis). Bandung : Bandung Institute Airlangga University.
of Tecnology. Trumm, P. And Dorn, A., 2000. Effects of
Scharf, M.E., 2003. Neurological effects of azadirachtin on the regulation of midgut
insecticides. Encyclopedia of Pest peristalsis by the stomatogastric nervous
Management DOI: 10.1081/E-EPM system in Locusta migratoria.
120014765. Phytoparasitica 28 (1) : 7-26.
Schoonhoven, L.M., Jermy, T and Van Loon,
J.J.A., 1997. Insect-Plant Biology
(from Physiology to Evolution). New
York : Chapman & Hall London-
Glasgow.
Sjam, S. 1999. Beberapa bahan bioaktif
tanaman yang bersifat repelen terhadap
hama kacang buncis Acanthoscelides
obtectus Say (Coleoptera:Bruchidae) J.

ISSN 1829.586x
Lampiran 1.
Tabel 2. Efeks fumigasi tiga insektisida nabati dan karbofuron terhadap rerata mortalitas
Callosobruchus chinensis L. dalam tiga kali ulangan.
Perlakuan Konsentrasi Rerata mortalias
(%) 24 jam 48 jam 72 jam 96 jam
Lengkuas 0 0 ± 0a 0 ± 0a 4 ± 0a 7,33 ± 1,15ab
ab ab a ab
0,25 1,33 ± 1,15 1,67 ± 1,52 4,67 ± 1,52 8,33 ± 1,52
0,50 2,33 ± 1,52ab 3,33 ± 0,56bc 5,33 ± 0,56ab 7 ± 0a
1 3 ± 1,70bc 4,33 ± 1,95cd 6,67 ± 1,15bc 9 ± 0b
2 5,67 ± 2,08c 6 ± 2d 7,67 ± 2,61c 9 ± 1b

Beluntas 0 0 ± 0a 0,33 ± 0,56a 3 ± 1,73 a 2,67 ± 1,95 a


0,25 2,33 ± 2,51ab 2,67 ± 2,03ab 4,67 ± 2,07 a 8 ± 0b
0,50 3,67 ± 3,05ab 3,67 ± 3,05ab 5 ± 2,91 a 8,33 ± 0,56 b
1 4 ± 1,73b 4 ± 1,73b 5,33 ± 0,56 a 8,67 ± 0,56 b
2 4,33 ± 1,21b 4,67 ± 0,56b 5,67 ± 2,07 a 9 ± 1b

Sirsak 0 0 ± 0a 0,70 ± 1,15a 3,67 ± 1,15a 4,33 ± 0,56a


0,25 3,33 ± 0,99b 5,67 ±0,56b 8,33 ± 1,15b 9,67 ± 0,56b
0,50 4,33 ± 0,62bc 7,33 ±0,56c 9 ± 0b 10 ± 0b
1 6 ± 1cd 8 ± 0c 9,33 ± 0,56b 10 ± 0b
2 7,60 ± 2,31d 8,33 ± 0,56c 9,67 ± 0,56b 10 ± 0b

Karbofuron* 0 0 ± 0a 0 ± 0a 1,6 ± 0,56a 3 ± 0a


0,25 7,6 ± 0,56b 10 ± 0b 10 ± 0b 10 ± 0b
0,50 8,3 ± 1,52b 10 ± 0b 10 ± 0b 10 ± 0b
1 9 ± 1,58bc 10 ± 0b 10 ± 0b 10 ± 0b
2 10 ± 0c 10 ± 0b 10 ± 0b 10 ± 0b

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf kepercayaan 5% (uji Duncen). * =
sebagai standar untuk pembanding.

ISSN 1829.586x

Vous aimerez peut-être aussi