Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Abstract. The aim of research to identify the model and improve the quality of textbooks with the packing exercise/
quiz (Quiz Learning/QL) as interactive media in independent learning in Distance Learning (ODL) Open University.
Innovation efforts in presenting the textbook developed to foster independence ODL students to learn. Pentingnnya
research by focusing the development of the material in the textbook based dual coding to help students understand the
material and makes the learning patterns in mastering concepts. This study uses a randomized study design Two-Group
Design, Posttest Only. Data collected by using the techniques of testing through the content analysis stage, interviews,
and questionnaires (open and closed). Subjects were students of the Open University S1 PGSD as many as 60 people
as samples in Pokjar Bogor and Serang. Month study period April-September 2015. The results showed that packed in
a visual illustration QL increase the ability to remember the content of the material, where the ability to remember when
given a visual illustration decoration based lower than the ability to recall when given a visual illustration-based
information. So it can be concluded that giving a visual illustration on a quiz based on the material information dual
coding will increase the ability to remember the content of the material. Various studies that need to be followed up for
subsequent research that is related to the significance of the concept of the material that has not appeared emerging as
dual coding rules.
Keywords: Textbook, Quiz Learning, Dual Coding
Abstrak. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi model dan memperbaiki kualitas buku ajar dengan mengemas
latihan/quiz (Quiz Learning/QL) sebagai media interaktif dalam kemandirian belajar di Pendidikan Jarak Jauh (PJJ)
Universitas Terbuka. Upaya inovasi buku ajar dikembangkan dalam penyajian untuk menumbuhkan kemandirian
mahasiswa PJJ untuk belajar. Pentingnnya penelitian dengan menfokuskan pengembangan materi pada buku ajar
berbasis dual coding membantu mahasiswa memahami materi dan menjadikan pola belajar dalam menguasai berbagai
konsep. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Randomized Two-Group Design, Posttest Only. Pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan teknik pemberian tes melalui tahapan analisis konten, wawancara, dan pengisian
kuesioner (terbuka dan tertutup). Subjek penelitian adalah mahasiswa S1 PGSD Universitas Terbuka sebanyak 60
orang sebagai sampel di Pokjar Bogor dan Serang. Waktu penelitian bulan April-September tahun 2015. Hasil
menunjukkan ilustrasi visual yang dikemas dalam QL meningkatkan kemampuan mengingat isi materi, dimana
kemampuan mengingat ketika diberi ilustrasi visual berbasis decoration lebih rendah dibandingkan dengan
kemampuan mengingat ketika diberi ilustrasi visual berbasis information. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pemberian ilustrasi visual pada quiz berbasis information dual coding pada materi akan meningkatkan kemampuan
mengingat isi materi tersebut. Berbagai kajian yang perlu ditindaklanjuti untuk penelitian berikutnya yaitu berkenaan
dengan kebermaknaan konsep pada materi yang belum nampak muncul sebagai kaidah dual coding.
Kata kunci: Buku Ajar, Quiz Learning, Dual Coding
1
JURNAL DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR
VOLUME 8, NO 1, Maret 2016: 1 - 25
yang telah di kemukakan, maka buku ajar UT latihan/quiz berbasis Dual Coding dalam
dikatakan berkualitas bila cara penyajiannya setiap modul untuk meningkatkan
memenuhi standar yang telah ditentukan, kemandirian mahasiswa dalam mencapai
materinya up to date, dan mahasiswa dapat kompetensi yang diharapkan?. Tujuan dari
mudah mempelajarinya. Penyajian buku ajar evaluasi buku ajar ini adalah untuk
yang baik adalah sesuai dengan rambu-rambu mengidentifikasi model dan memperbaiki
yang telah ditetapkan oleh UT. Penyusunan kualitas buku ajar dengan mengemas
buku ajar jarak jauh, seperti yang di terapkan latihan/quiz pada modul sebagai bahan ajar
di UT, ditulis berdasarkan Rancangan Mata PJJ pada program S1 PGSD-UT. Adapun
Kuliah (RMK), yang terdiri dari Analisis manfaat penelitian ini adalah: (1) Mengetahui
Kompetensi (AI) dan Garis Besar Program kualitas buku ajar yang dapat meningkatkan
Pengajaran (GBPP). Materi yang ditulis kemandirian belajar mahasiswa, (2)
dalam bahan ajar diupayakan tidak Memberikan inovasi pada pengembangan
ketinggalan zaman. Sedangkan indikator buku ajar yang interaktif dan variatif.
bahan ajar mudah dipelajari oleh mahasiswa
dapat dilihat pada hasil evaluasi belajar Buku Ajar PJJ
mahasiswa. Ellington dan Race (1997), buku ajar
Dalam menjaga kualitas buku ajar cetak yang digunakan dalam PJJ merupakan
UT, maka evaluasi buku ajar perlu dilakukan. buku ajar utama yang dirancang dengan
Evaluasi buku ajar jarak jauh dapat dilakukan bahasa yang sederhana, komunikatif, dan
dengan melibatkan unsur-unsur yang dapat jelas, yang mampu melibatkan proses berfikir
memberikan perbaikan pada bagian modul, mahasiswa, serta dapat mengevaluasi tingkat
seperti dari para pakar baik untuk materi, penguasaan mahasiswa dalam proses belajar
media, bahasa, desain grafis, para dosen atau mandiri. Sementara itu menurut Mishra
tutor dan mahasiswa yang pada akhirnya (2001) dan Francis (1979), buku ajar bagi
menjadikan suatu BMP memiliki kualitas pembelajar jarak jauh disebut juga bahan
yang prima. Berbagai masukan dan evaluasi belajar mandiri. Sebagai buku ajar mandiri,
tersebut sangat bermanfaat dalam maka proses penulisan buku ajar (modul) atau
memperoleh informasi terhadap proses modularisasi adalah suatu proses
“kekurangan” buku ajar. Selanjutnya memilah-milah bahan kuliah yang kompleks
informasi ini dapat dimanfaatkan sebagai menjadi beberapa bagian yang sederhana
dasar untuk merevisi buku ajar. supaya lebih mudah dipelajari oleh
Upaya inovasi buku ajar mahasiswa.
dikembangkan agar BMP lebih variatif dalam Upaya evaluasi buku ajar merupakan
penyajian dan menjadi buku ajar yang dapat salah satu komponen aktifitas manajemen
menumbuhkan kemandirian dan rasa senang pengembangan buku ajar. Adapun tujuannya
dari mahasiswa untuk mempelajari BMP. adalah untuk menilai kualitas buku ajar
Peneliti akan mengembangkan model apakah sudah sesuai denga standar sistem
pembelajaran interaktif melalui quiz pada manajemen kualitas Universitas Terbuka.
setiap sajian latihan modul. Pentingnnya Menurut Julaeha dan Pratmoko (2004) ada
penelitian dengan menfokuskan lima kriteria yang dapat digunakan untuk
pengembangan latihan/quiz pada modul yang menilai efektifitas suatu buku ajar. Kelima
interaktif dan variatif adalah untuk membantu kriteria tersebut adalah kriteria
mahasiswa dalam memahami materi yang hasil/pengaruh, validasi, efektifitas biaya, isi
tersedia di modul dan menjadi jembatan materi, strategi penyajian, dan pemakai. Dari
dalam mengasah kemampuan mahasiswa kriteria tersebut yang berkaitan langsung
menguasai berbagai konsep. dengan kualitas pembelajaran menurut
Rumusan masalah dalam evaluasi prinsip belajar tuntas adalah kriteria isi materi
buku ajar ini difokuskan untuk menjawab dan strategi penyajian. Dari kelima faktor
pertanyaan tentang: Bagaimana model tersebut, faktor yang dapat diusahakan UT
2
Dewi Andriyani dan Suhartono
untuk membantu mahasiswa berhasil dalam Sesuai dengan pendapat tersebut maka
belajar adalah faktor kualitas pembelajaran. evaluasi terhadap buku ajar jarak jauh dapat
Karena kegiatan pembelajaran di UT diartikan sebagai tindakan atau proses untuk
menerapkan kegiatan belajar mandiri dengan menentukan kualitas buku ajar jarak jauh
modul sebagai bahan ajarnya, maka kualitas tersebut.
pembelajaran ini terkait dengan kualitas
modul. Model Latihan/Kuis (QL) dalam Buku
Faktor-Faktor Evaluasi Buku Ajar Ajar
Kompleksitas, keunikan proses
Faktor-faktor yang berpengaruh belajar, ketepatan pemilihan media dan
terhadap kelayakan suatu buku ajar untuk metode pembelajaran akan sangat
dievaluasi, mencakup: isi, cakupan, berpengaruh terhadap hasil belajar
keterbacaan, bahasa, ilustrasi, perwajahan, mahasiswa. Di samping itu, persepsi
dan pengemasan (Pannen & Puspitasari, mahasiswa juga sangat mempengaruhi hasil
2005). Sementara Julaeha dan Pratmoko belajar. Dalam pemilihan media, di samping
(2004) sehubungan hal penulisan modul memperhatikan kompleksitas dan keunikan
sebagai bahan ajar mandiri, modul hendaknya proses belajar, memahami makna persepsi
memenuhi kriteria mudah dibaca dan dicerna, serta faktor-faktor yang berpengaruh erhadap
dalam arti menggunakan bahasa yang penjelasan persepsi hendaknya diupayakan
sederhana, komunikatif, dan jelas; mampu secara optimal agar proses pembelajaran
melibatkan proses berpikir mahasiswa; serta dapat berangsung secara efektif.
memungkinkan mahasiswa dapat Setiap model pembelajaran, masing-
mengevaluasi tingkat penguasaannya secara masing menerapkan berbagai kegiatan
mandiri. belajar. Keller (1983) menyatakan bahwa unit
Menurut Suparman (2005) dalam pembelajaran terbagi menjadi beberapa seri.
proses pengembangan produk instruksional, Mahasiswa diarahkan untuk menguasai satu
pelaksanaan evaluasi formatif adalah suatu unit barulah mereka beranjak ke unit
keharusan. Evaluasi formatif adalah suatu berikutnya. Quiz atau latihan-latihan
proses menyediakan dan menggunakan digunakan untuk menilai penguasaan materi.
informasi untuk dijadikan dasar pengambilan Mahasiswa dapat mengerjakan latihan
keputusan dalam rangka meningkatkan kapanpun sesuai kehendaknya sendiri karena
kualitas bahan ajar atau media instruksional. itu perlu menggunakan instruksi yang dapat
Evaluasi formatif terhadap bahan ajar diikuti oleh pengguna modul. Keller (1983)
dapat dilakukan dengan cara: (1) review oleh selanjutnya menyatakan bahwa setelah quiz,
ahli materi/media instruksional; (2) melihat pebelajar menerima secara langsung umpan
hasil belajar mahasiswa; (3) mengumpulkan balik yang dapat diperoleh dari tutor atau
pendapat mahasiswa. temannya sendiri. Pada umumnya modul
Suparman (2005) menyatakan bahwa yang digunakan UT sudah disediakan kunci
buku ajar yang direvisi berdasarkan hasil jawaban sebagai umpan balik. Sehingga
evaluasi memperlihatkan hasil yang baik dan setiap pengguna dapat melakukan remidi
lebih unggul. Dengan demikian usaha sendiri. Demikian juga menurut Morrison
evaluasi bahan ajar merupakan langkah (2001) dan Dick and carey (2001). Pada
penting dalam pengembangan dan intinya variasi kegiatan belajar semuanya
peningkatan kualitas buku ajar. Menurut dapat terkumpul dan terurut, sebagaimana
Smith, P.L. dan Ragan, T.L. (2003) evaluasi nine even of instruction (Reigeluth, 1983)
adalah proses pengumpulan data dan yang merupakan kontribusi dari Gagne dan
informasi yang dilakukan untuk menilai dan Briggs (1979). Sembilan peristiwa belajar
mengambil keputusan. Pandangan lain dimaksud dijelaskan sebagai berikut.
menurut Zainul dan Nasution (1997), 1. Gain attention, kegiatan ini dilakukan
maksud evaluasi atau penilaian adalah untuk mempelancar kegiatan berikutnya
memberi nilai tentang kualitas sesuatu.
3
JURNAL DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR
VOLUME 8, NO 1, Maret 2016: 1 - 25
4
Dewi Andriyani dan Suhartono
Menampilkan unjuk kerja juga dapat sebagai upaya perluasan. Latihan dapat
meyakinkan bahwa pebelajar telah merupakan proses individual dan dapat pula
menguasai kapabilitas pembelajaran merupakan proses kelompok.
yang sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai (Degeng, 1989) Dengan menetapkan tujuan
7. Memberikan balikan. Prawiradilaga pembelajaran maka arah pembelajaran akan
(2007) menyatakan. Sewaktu penyajian, jelas dan pembelajaran berjalan efektif dan
pebelajar diberikan kesempatan untuk efisien. Morrison, Ross dan Kemp (2001)
merespon penyajian dengan menjalan- menyebutkan latihan /quiz sebagai komponen
kan kegiatan yang mendukung penting dalam modul dengan penjabaran
pemahaman seperti kerja tim, bertanya, sebagai berikut:
berdemonstrasi dan sebagainya seperti 1. Petunjuk pembelajaran. Pada prinsipnya,
membuat singkatan untuk materi. menetapkan petunjuk pembelajaran atau
Menurut Degeng (1989) diberikan instruksi sama dengan menetapkan
balikan yang informatif ditambah petunjuk dalam instrument tes. Petunjuk
bumbu-bumbu yang bermakna bukan harus dideskripsikan dengan jelas terhadap
seperti pernyataan. apa yang harus dikerjakan dan bagaimana
8. Menilai unjuk kerja. Kegiatan ini adalah mengerjakannya (Dick & Carey, 2001).
menilai ketercapaian tujuan Pertimbangan utama yang digunakan
pembelajaran, penguasaan materi atau dalam menetapkan instruksi adalah prilaku
apakah pebelajar sudah mampu yang diharapkan dalam tujuan
menampilkan unjuk kerja. Dalam tujuan pembelajaran dan prosedur yang harus
pembelajaran terdapat kapabilitas atau diikuti untuk mencapai tujuan
perilaku-perilaku tertentu, karena itu pembelajaran tersebut.
perlu menetapkan format penilaian yang 2. Deskripsi terhadap aktivitas dan latihan.
tepat. Aktivitas pembelajaran dirancang ekstra
9. Meningkatkan retensi dan alih belajar hati-hati dan langsung mengarah ke
terhadap pekerjaan. Fase ini sangat pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam
menentukan untuk menjadikan pebelajar menetapkan petunjuk terhadap berbagai
terampil dalam dunia nyata. Menurut aktivitas dan kegiatan latihan terkadang
Degeng (1989) fase ini perlu diberikan pilihan-pilihan sehingga
dimasukkan dalam pembelajaran secara pebelajar aktivitas dapat memilih sendiri
eksplisit. Sedangkan cara yang efektif metode yang diinginkan (Morrison, Ross,
(Kruse, 2000) menyatakan tujuan dan Kemp, 2001).
pembelajaran yang focus pada unjuk 3. Daftar sumber. Jika terjadi kesulitan maka
kerja tertentu dan bagi perancang mahasiswa dapat diarahkan untuk
pembelajaran dapat menyatukan desain membaca sumber atau rujukan yang
dan media yang dapat memfasilitasi berhubungan dengan materi. Dapat juga
pebelajar untuk meningkatkan retensi diarahkan membaca buku perpustakaan,
dan transfer. membaca sumber-sumber dari media
masa, dan sebagainya (Morrison, Ross,
Kekuatan Latihan/ kuis sebagai dan Kemp, 2001). Morrison juga
Komponen Penting dalam Buku Ajar menyarankan bahwa aktivitas dan sumber
harus dipilih secara tepat dan tetap
Pengertian latihan dalam hubungan merujuk kearah pencapaian tujuan
mengajar dan belajar adalah suatu pembelajaran.
tindakan/perbuatan pengulangan yang
bertujuan untuk lebih memantapkan hasil Beberapa manfaat latihan dalam proses
belajar (Degeng, 1989). Pemantapan itu pembelajaran, antara lain:
diartikan sebagai usaha perbaikan dan
5
JURNAL DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR
VOLUME 8, NO 1, Maret 2016: 1 - 25
6
Dewi Andriyani dan Suhartono
3. Review atau Reteaching. Cara ini Desain Pengembangan Dual Coding dalam
adalah untuk mengjarkan kembali Buku Ajar PJJ
atau mempelajari kembali bahan- Teori dual coding mengidentifikasi
bahan yang telah diajarkan dengan tiga cara pemrosesan informasi, yaitu: (a)
maksud memperoleh pemahaman, pengaktifan langsung representasi verbal atau
memperluas atau memperdalam dan piktorial, (b) pengaktifan representasi verbal
memperjelas hal-hal tersebut. Bila oleh piktorial atau sebaliknya, dan (c)
siswa melihat terdapat kesamaan pengaktifan secara bersama-sama
antara unsur-unsur dalam situasi representasi verbal dan piktorial. Mayer
semula dengan situasi waktu (2003) mengintegrasikan teori dual coding ini
diadakannya review, maka akan ke dalam model SOI (Selecting Organizing
terjadi transfer belajar. Dalam hal ini, Integrating) dalam pemrosesan informasi.
review merupakan teknik Teori dual coding memberikan dukungan
membimbing siswa untuk bahwa penggunaan media yang bervariasi
menerpakan hasil belajar ke situasi (multimedia) yang mengandung format
baru; informasi berupa visual (piktorial) dan verbal
4. Practice. Suatu keterampilan dapat akan memudahkan pebelajar dalam belajar
dikuasiai oleh siswa bila telah pada aspek ingatan dan pemahaman (Barron,
mengalami proses latihan (practice). 20014). Berbeda dengan longterm memory
Latihan adalah paling esensial dalam yang memiliki kapasitas memori sangat besar
kondiosi belajar. Practice is (‘unlimited’), kapasitas working memory
approriate whenever a more or less sangat terbatas. Miller (1956)
fixed pattern of automatic response is mengemukakan bahwa kapasistas working
needed (Hoover, 1996). Latihan tidak memory sebagai the magical number seven,
memerlukan ulangan yang betul-betul dimana kapasitas working memory sekitar 5
sama, misalnya belajar mengetik, s/d 9 (7 plus minus 2) unit informasi. Unit
menyetir mobil, dan sebagainya. informasi yang dimaksud bisa berupa angka,
5. Review dan Practice. Kedua prosedur kata, posisi/struktur, dan wajah/bentuk.
ini sama pentingnya dalam proses Mengacu pada terbatasnya kapasistas memori
pembelajaran, kendatipun terdapat ini, perancangan multimedia pembelajaran
kesamaan dan perbedaan. harus mempertimbangkan beban kognitif
Kesamaannya, kedua teknik (cognitive load) pada working memory saat
merupakan keharusan belajar dalam pemrosesan informasi.
kelas, practice merupakan aspek yang Berikut bagan desain pengembangan buku
penting dari review, sedangkan ajar berbasis dual coding dengan mengadopsi
review menggunakan practice dari berbagai model yang telah
sebagai jalan ke pemecahan masalah. dikembangkan (Lampiran 1)
Tujuan utama practice ialah untuk
memperluas belajar. Perbedaannya Metode
ialah bersifat efektif dalam Dalam melakukan evaluasi buku ajar
pengajaran keterampilan dan cetak/BMP khususnya terhadap komponen
kebiasaan-kebiasaan, bahkan latihan/quiz, terdapat beberapa hal yang perlu
merupakan suatu proses ditekankan, antara lain komponen latihan
individualisasi. Review bersifat dalam modul yang dievaluasi, kesesuaian
efektif untuk menumbuhkan latihan dengan karakteristik materi dalam
pengertian, sikap, apresiasi dan modul, dan konsistensi serta relevansi antar
terutama merupakan suatu proses komponen yang terdapat dalam latihan
pertimbangan kelompok. dengan materi modul. Peneliti akan
memfokuskan pada pengembangan
latihan/quiz yang interaktif dan variatif dalam
7
JURNAL DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR
VOLUME 8, NO 1, Maret 2016: 1 - 25
8
Dewi Andriyani dan Suhartono
Prosedur
Tahap Studi Pendahuluan
Mengkaji dokumen modul (hasil telaah pakar)
Eksploring (wawancara kepada para mahasiswa, tutor, dosen pengampuh mata kuliah dan pakar)
Penggalian (mengamati kegiatan tutorial tatap muka mata kuliah Konsep Dasar IPS di kelas)
Pencerahan (mengikuti berbagai kegiatan workshop dan seminar berkenaan dengan evaluasi
bahan ajar)
Pengolahan (merefleksikan berbagai informasi dan data awal)
Peneguhan (merencanakan dan memantapkan kesepakatan dengan berbagai responden untuk
pelaksanaan penelitian)
Perancangan alat evaluasi: kuesioner dan pedoman wawancara dan model latihan/kuis
Plainning (perencanaan) skema pelaksanaan penelitian
9
JURNAL DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR
VOLUME 8, NO 1, Maret 2016: 1 - 25
10
Dewi Andriyani dan Suhartono
dalam penelitian. Para mahasiswa dan tutor bahan ajar yang memenuhi kriteria baik perlu
sebagai komponen penting dalam penelitian ditindaklanjuti dengan pengembangan
ini ikut bertanggung jawab dan berpartisipasi instrumen alat evaluasi, berupa panduan
penuh serta mempunyai sikap ketaatan yang instrumen dan wawancara mendalam.
kuat untuk menggali kualitas bahan ajar yang
diharapkan. Untuk semakin menambah E. Tahap perancangan alat evaluasi:
pengetahuan dasar tentang pelaksanaan kaji kuesioner dan pedoman wawancara dan
modul dengan aktivitas tutorial, maka peneliti model latihan/kuis.
melakukan observasi non partisipatif selama Pada tahap ini peneliti
2 bulan (8 kali pertemuan dalam TTM di mengembangkan berbagai instrumen untuk
pokjar Tangerang). Melalui observasi ini kuesioner dan wawancara. Pengembangan
diperoleh gambaran yang mendalam secara instrumen didasarkan pada kebutuhan
nyata berlangsungnya penggunaan modul penelitian yaitu perbaikan bahan ajar
dalam kegiatan TTM. Program TTM terutama menggali model latihan untuk
sangatlah kompleks, sehingga berdasarkan perbaikan bahan ajar. Hasil pengembangan
analisis kekuatan dan kelemahan yang instrumen dan pedoman penelitian sebagai
didapat dari mahasiswa dan tutor serta sarana berikut.
dan prasarana yang mendukung kualitas
11
JURNAL DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR
VOLUME 8, NO 1, Maret 2016: 1 - 25
F. Planning (perencanaan) untuk skema para tutor, dosen pengampuh mata kuliah
penelitian Konsep Dasar IPS, pakar
Dalam tahap planning adalah tahap pembelajaran/materi, dan pakar
merencanakan bentuk kreasi/inovasi dari percetakan/desain grafis. Dalam perencanaan
fokus materi yang telah dipelajari dengan ini dihasilkan skema penelitian dalam bentuk
membuat beberapa perencanaan untuk format rancangan penelitian dan instrumen
mencapai hal yang telah ditargetkan. Pada yang dibutuhkan.Berdasarkan hasil analisa
tahap perencanaan peneliti menyusun agenda pada tahap planning, selanjutnya dilakukan
program pengambilan data dan wawancara refleksi dari setiap data yang dihasilkan oleh
untuk para responden. Adapun responden responden. Berikut hasil analisa refleksi
yang terlibat adalah mahasiswa yang telah planning.
mengambil mata kuliah Konsep Dasar IPS,
12
Dewi Andriyani dan Suhartono
13
JURNAL DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR
VOLUME 8, NO 1, Maret 2016: 1 - 25
14
Dewi Andriyani dan Suhartono
yang itu semua tergantung pada desain sistem perlu diperhatikan adalah bahwa VC hanya
pembelajaran itu sendiri. QL berbasis Dual akan berjalan dengan efektif jika pengajar
Coding menjadi pilihan yang tepat untuk menerapkan interaksi yang relevan (berbasis
diterapkan bagi para pembelajar yang penugasan) secara berkesinambungan
heterogen atau berbeda level pengetahuan (Braman, 2008). Tanpa adanya hal tersebut,
terhadap materi yang harus dipelajari. metode maka proses pembelajaran hanya akan sama
ini juga menyediakan opsi pengayaan atau dengan pembelajaran melalui kelas
latihan individu yang dapat mendorong konvensional yang membosankan dan para
pembelajar untuk memahami materi dengan pembelajar akan sibuk sendiri-sendiri dan
cepat dan akurat, atau bisa juga menampilkan tidak memperhatikan materi yang
materi dengan memanfaatkan animasi video disampaikan.
atau simulasi (Clark, 2008).
H. Solusi Campuran
F. Visualisasi Penugasan yang bersifat kolaboratif
Pada pelaksanaan QL berbasis Dual dapat membantu dalam pemecahan masalah
Coding yang didominasi dengan pemanfaatan pada pembelajar yang heterogen dengan
whiteboard, visualisasi grafis menggunakan mengijinkan pembelajar yang lebih cerdas
gambar sangat diperlukan (Holub, 2008). untuk membantu pembelajar lain yang kuang
Materi yang disampaikan dengan hanya memahami materi. Namun scara umum, pada
melalui baris-baris paragraf akan sangat tidak QL ditemukan kesulitan dalam menangani
menarik agi pembelajar. Oleh karena itu, pembelajar yang berbeda-beda level
ketika mengimplementasikan QL, instruktur pemahamannya dengan penugasan yang
harus mampu mengembangkan literatur kompleks yang membutuhkan banyak waktu
visual baik melalui gambar, skema, grafik, bagi pembelajar untuk berpikir. Hal ini yang
diagram, dan sebagainya. Visualisasi sangat melatarbelakangi terkadang pengajar
penting untuk menjaga motivasi pembelajar menerapkan solusi campuran (blended
dalam membaca dan memahami materi yang solutions) dengan melakukan pemilihan
disampaikan oleh instruktur atau pengajar. media yang terbaik untuk tiap topik atau sesi
Salah satu contoh visualisasi yang bisa pembelajaran (Holub, 2008).
dilakukan adalah mengembangkan materi
pembelajaran yang didesain seperti halaman Dari paparan-paparan di atas maka
komik sehingga menarik bagi pembelajar. dapat ditarik suatu garis merah bahwa
Minat dan ketertarikan pembelajar terhadap ilustrasi yang berhubungan dengan materi
materi adalah salah satu faktor penting bagi kasus atau mampu menjelaskan isi materi
kesuksesan proses pembelajaran. Jika dapat berpengaruh pada kemampuan
pembelajar sudah tidak tertarik terhadap mengingat isi materi tersebut. Keefektifan
materi yang disampaikan, tentunya proses ilustrasi gambar terhadap kemampuan
pembelajaran tidak akan berhasil karena mengingat isi materi terjadi apabila ilustrasi
pembelajar sudah tidak termotivasi untuk gambar yang diberikan pada pembahasan
berinteraksi dengan materi. Pemilihan teknik materi adalah ilustrasi gambar berbasis
dan bentuk visualisasi materi menjadi sangat information. Ilustrasi berbasis information
penting untuk menjamin kelangsungan adalah ilustrasi sebagai media perantara
sebuah QL. untuk memperjelas suatu kejadian atau
peristiwa, berarti Ilustrasi yang
menggambarkan adegan-adegan penting
dalam kaitannya dengan pembahasan/kasus
G. Tipe Interaksi mewakili keseluruhan isi materi dalam
Tipe interaksi pada bentuk yang ringkas dan padat.
pengimplementasian VC akan dijelaskan Pengetahuan yang diproses dan
kemudian di bagian lain tulisan ini. Yang dimaknai dalam memori kerja disimpan
15
JURNAL DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR
VOLUME 8, NO 1, Maret 2016: 1 - 25
dalam memori jangka panjang dalam bentuk merupakan salah satu topik utama dalam
skema-skema teratur secara hirarkis. Tahap pendesainan multimedia instruksional. Dalam
pemahaman dalam pemrosesan informasi konteks ini, desain pesan multimedia
dalam memori kerja berfokus pada berkenaan dengan penyeleksian,
bagaimana pengetahuan baru dimodifikasi. pengorganisasian, pengintegrasian elemen-
Pemahaman berkenaan dan dipengaruhi oleh elemen pesan untuk menyampaikan sesuatu
interpretasi terhadap stimulus. Faktor informasi. Penyampaian informasi bermulti-
stimulus adalah karakteristik dari elemen- ilustrasi gambar yang berhasil akan
elemen desain pesan seperti ukuran, ilustrasi, bergantung pada pengertian akan makna yang
teks, animasi, narasi, warna, musik, serta dilekatkan pada stimulus elemen-elemen
video. Studi tentang bagaimana informasi pesan tersebut. Proses penyeleksian,
diidentifikasi, diproses, dimaknai, dan pengorganisasian, serta pengintegrasian
ditransfer dalam dan dari memori kerja untuk elemen-elemen informasi tersebut disajikan
disimpan dalam memori jangka panjang oleh Gambar 1.
mengisyaratkan bahwa pendesainan pesan
16
Dewi Andriyani dan Suhartono
17
JURNAL DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR
VOLUME 8, NO 1, Maret 2016: 1 - 25
18
Dewi Andriyani dan Suhartono
Lampiran 1
Sensory Analysis
L1 abstract L2 abstract
word word
logogens logogens
L1 verbal-
L2 verbal
L1 concrete L2 concrete
word logogens word
connection logogens
Imagens L1 Imagens L2
connections Image connections
system
Referent
imagens
Non verbal
output system
19
JURNAL DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR
VOLUME 8, NO 1, Maret 2016: 1 - 25
Lampiran 2
Tabel. Model Latihan/Kuis dalam modul
MODUL/
POKOK KONSEP MODEL LATIHAN
BAHASAN
Modul 1 Hakikat Mata Kuliah Konsep Pada gambar dibawah ini, anak –anak
Hakikat dan Dasar IPS, mencakup: sedang berinteraksi dengan
Karakteristik IPS merupakan suatu bidang lingkungan sekitar. Sambil bermain
Konsep Dasar IPS pengkajian tentang gejala mengenal lingkungan sosialnya
dan masalah sosial mereka juga belajar sebagai individu
Kerangka kerja IPS tidak dalam masyarakat majemuk. Anak
menekankan pada bidang belajar tentang gejala sosial dan
teoritis, tetapi pada bidang membekali mereka dengan
praktis dalam mempelajari pengalaman kognitif, afektif dan
gejala dan masalah-masalah psikomotor terhadap kehidupan
sosial yang terdapat di sehari-hari
lingkungan masyarakat
20
Dewi Andriyani dan Suhartono
MODUL/
POKOK KONSEP MODEL LATIHAN
BAHASAN
geosfer dengan sudut
pandang lingkungan atau
kewilayahan dalm konteks
Teknologi
keruangan.
c. Ekonomi dan koperasi,
studi ilmiah mengenai Studi
bagaimana cara manusia Sosial
materi.
d. Sosiologi, mempelajari
manusia dalam konteks
sosial yang melakukan
interaksi sesamanya Dari diagram tersebut dapat
e. Antropologi, ilmu yang dijelaskan bahwa sains, teknologi dan
mempelajari manusia masyarakat merupakan satu rangkaian
dengan prilaku sosial atau atau sistem yang mempunyai kaitan
dengan kebudayaannya yang erat satu dengan yang lain, dan
f. Politik dan Pemerintahan, kedudukan studi sosial dapat
ilmu yang mempelajari menjelaskan sains, teknologi dan
kehidupan negara, masyarakat sesuai dengan informasi
mempelajari negara yang ada pada ketiga unsur tersebut
melakukan tugasnya baik dampak negatif maupun
mencapai tujuan tertentu positifnya.
sesuai dengan tugas Pemahaman konsep sains, teknologi
tersebut, kekuasaan sebagai dan masyarakat dapat dijembatani
penyelenggara negara, melalui proses pembelajaran studi
kekuasaan memerintah sosial yang terpadu.
negara
g. Psikologi Sosial, studi
ilmiah tentang proses
mental manusia sebagai
makhluk sosial
21
JURNAL DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR
VOLUME 8, NO 1, Maret 2016: 1 - 25
MODUL/
POKOK KONSEP MODEL LATIHAN
BAHASAN
Pertemuan ke 4
Modul 4 Konsep waktu dalam sejarah
Konsep Dasar mempunyai arti kelangsungan
Sejarah, kebudayaan (continuity) dan satuan atau
Hakikat sejarah
dan perubahan jangka berlangsungnya
sosial perjalanan waktu (duration). Suatu konsep tentang waktu yang
kontinu dan perubahan yang
mengarungi ruang geografis yang
Kelangsungan waktu atas berisi berbagai peristiwa mengenai
berbagai aktivitas dan hasil karya
manusia pada waktu yang lalu
kesadaran manusia, terhadap selalu dengan rangkaian sebab
akibat (kausalitas)
22
Dewi Andriyani dan Suhartono
23
JURNAL DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR
VOLUME 8, NO 1, Maret 2016: 1 - 25
MODUL/
POKOK KONSEP MODEL LATIHAN
BAHASAN
Modul 12 Pembelajaran IPS terpadu Untuk memperdalam pemahaman
Merancang dan dapat dilakukan dengan Anda mengenai materi tersebut,
Menerapkan model-model berikut: kerjakanlah latihan berikut!
Keterampilan Dasar 1) Jelaskan mengapa untuk
IPS pembelajaran di sekolah dasar
diperlukan pembelajaran terpadu!
2) Jelaskan karakteristik model
pembelajaran terpadu!
3) Pembelajaran tematik/ terpadu
Fragmented
berkaitan dengan pengorgani-
sasian materi pembelajaran.
Jelaskan beberapa cara yang dapat
dilakukan dalam pengembangan
materi pembelajaran!
4) Mengapa pendekatan terpadu
Connected pada pembelajaran IPS sering
disebut pendekatan interdisipli-
ner?
5) Kemukakan beberapa kelemahan
pembelajaran terpadu yang mesti
Anda minimalisir?
Nested
Sequenced
Shared
Webbed
24
Dewi Andriyani dan Suhartono
Threaded
Integrated
Immersed
Networked
Tindak lanjut: Untuk memperdalam materi ini, Anda dapat mencari sumber belajar lain
melalui google.akademia.com atau open source
25