TUGAS

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT

“Drug Utilization Evaluation of Anti Epileptics used in Guntur City
Hospital”

Dosen pengampu:
Endang Yuniarti, S.Si., M.Kes., Apt.

Disusun Oleh:
Rizky Amelia Kusuma
1920384319

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
2019
 KERTAS KERJA EVALUASI PENGGUNAAN OBAT
STEP DESKRIPSI
1. Penanggung jawab/ pelaksana DUE
2 Selection of agents
3 &4. Indikator, criteria dan nilai ambang
batas evaluasi
(buat dalam bentuk table seperti
dalam contoh materi kuliah)
HASIL REVIEW PAPER
o Internal RumahSakit (KFT/IFRS)
o Peneliti dari luar (universitas)
o Kolaborasi
o Lembaga lain
Narasaraopeta Institute of Pharmaceutical Sciences,
Narasaraopet, Guntur (Dt), Andhra Pradesh, India-
522601.
o High-volume medicine use
o Medicine swith a low therapeutic index
o Medicines with a highincidence of ADRs
o Expensive medicines
o Medicines that arecritically important, including tho
sein the following categories: cardiovascular,
emergency, toxicology, oncology,
intravenousmedicines, andnarcoticanalgesics
o Antimicrobial medicines, both prophylactic and
therapeutic
o Injections
o Medicines under going evaluation for addition to the
formulary
o Medicines used for off-label indications
o Medicines used for high-risk patients
Indikator proses
o Indications …………………………………………
o Dose ……………………………………………….
o Quantity dispensed………………………………...
o Preparation………………………………………...
o Monitoring………………………………………...
o Contraindications…………………………………..
o Drug interactions………………………………….
o Administration…………………………………….
o Patient education…………………………………..
Indikator outcome (TD, KGD, EFIKASI, dll)
Indikator administrative farmasi:
o Correct cost to patient
o Accurate billing records
o Accurate dispensing records
o Appropriate use of generic medicines or therapeutic
equivalents
 o Appropriate use of formulary medicines
o Appropriate quantity dispensed

5 Pengambilan data Prospektif/

Retrospektif
Jenis data
Jumlah pasien/resep
Periode pengambilan data
Pengolahan data

6 Penyajian hasil evaluasi o Grafik

o Diagram
o Narasi
o Lain-lain (table)

7 Rekomendasi hasil evaluasi o Appropriate/inappropriate

o Acceptable/unacceptable
o Other drug use problem

8 Intervensi o In-service/continuing education programs

o Written guidelines for drug use
o Development of special drug order forms
o Changes in hospital policies and procedures
o Formulary additions and deletions
o Prescribing restrictions
o Formal and informal counseling

Perlunya peningkatan dan evaluasi peran apoteker dalam

peninjauan kembali obat-obat anti epilepsi (AED) yang dapat
menimbulkan ADR khususnya untuk pengobatan yang
dilakukan secara politerapi
 Indikator Proses

Indikasi Dosis Kuantitas Persiapan Monitoring Kontra Interaksi Adminitrasi Edukasi

Pembagian Indikasi Obat Pasien

Obat-obatan anti - Evaluasi Penelitian observasional a. Demografis (usia - - - -

epilepsi untuk penggunaan dan jenis
prospektif ini dilakukan di
mengendalikan AED
rawat inap dan rawat jalan kelamin),
epilepsi,
meliputi : b. Catatan masuk,
meningkatkan dan rumah sakit kota Guntur.
evaluasi penggunaan c. Masa lalu
a. Tepat Penelitian ini dilakukan
obat anti epilepsi d. Riwayat medis,
indikasi selama 6 bulan periode
yang rasional e. Jenis kejang,
b. Tepat (dari Juli 2016 hingga f. Usia timbulnya
Dosis Desember 2016) selama kejang,
periode tersebut data resep g. Frekuensi kejang
c. Tepat saat onset,
Durasi dari 150 pasien secara
h. Jenis dan etiologi
objektif. Pasien usia 10
i. Kejang epilepsi
tahun ke atas dengan data AED (nama
gangguan kejang yang AED, monoterapi
ditindaklanjuti selama atau politerapi)
setidaknya satu tahun dari
AED terakhir
menambahkan Dan
memiliki satu set lengkap
informasi yang diinginkan
(identitas pasien usia, jenis
kelamin, pekerjaan, klinis
komprehensif kelainan
terkait riwayat, temuan
pemeriksaan, laporan
investigasi dan profil
penggunaan narkoba
dengan kejadian buruk)
dalam file rekaman
dimasukkan dalam
penelitian
 Pengambilan Data

Jenis Penelitian Jenis Data Jumlah Resep Periode pengambilan Pengolahan data Hasil Penelitian
/Pasien data

Penelitian Data yang Data resep dari
observasional dikumpulkan ditinjau 150
prospektif secara menyeluruh secara objektif
oleh akademis
apoteker klinis untuk
menjaga kualitas data.
Transkrip data juga
ditinjau terhadap
pengumpulan data
Kinerja untuk
meminimalkan
kesalahan transkripsi
Penelitian ini dilakukan Data yang telah 1. Menurut hasil penelitian ini,
pasien selama 6 bulan periode dikumpulkan, dikategorikan bahwa kejadian epilepsi pada
(dari Juli 2016 hingga dan dianalisis menggunakan pria (59,33%) lebih besar dari
Desember 2016) paket statistik untuk ilmu wanita (40,66%)
sosial (SPSS) versi 20.0
untuk Microsoft window,
dan hasilnya disajikan 2. Jenis kejang yang paling umum
dalam tabel dan grafik adalah tonik umum kejang
sesuai kebutuhan. Deskriptif klonik 72% yang paling umum
analisis digunakan untuk diikuti oleh kejang parsial
menggambarkan persentase kompleks (13,33%).
dan jumlah distribusi
variabel. 3. Dalam studi ini, obat anti
epilepsi Levetiracetam yang
paling baru dapat diresepkan
untuk pasien karena mengurangi
efek samping obat, diikuti oleh
asam valproat dan
Carbamazepine. Terapi AED
terbaik tergantung pada kontrol
kejang optimal dan tidak adanya
efek samping obat, terapi poli
dapat meningkatkan interaksi
 obat dan meningkatkan
toksisitas kronis dan juga biaya
perawatan.

4. Untuk mengurangi interaksi

obat-obat dan efek samping
digunakan monoterapi (27,33%)
, Levetiracetam adalah
pengobatan monoterapi yang
paling banyak diresepkan diikuti
oleh Valproic asam dan
Carbamazepine.

5. Dalam penelitian kami, ADR

diidentifikasi data dikumpulkan
dengan mempertanyakan pasien
secara langsung. Pada 52 pasien
diamati efek samping. Sakit
kepala adalah efek samping
yang paling umum (21,15%),
diikuti oleh gangguan GI 10
(19,23%) dan lemes (13,46%).

6. ADR yang parah adalah

hiperplasia karena Phenytoin
sebanyak 2 (3,84%), terutama
menyebabkan gangguan GI, SJS
(sindrom Steven Johnson),
Ruam, Kecemasan. Asam
valproat (Anemia,
TCP(Trombositopenia, Sakit
Kepala, Ruam).Carbamazepine
(Gangguan GI, Sakit Kepala,
Ruam).