Vous êtes sur la page 1sur 15

ANALISIS PERILAKU WIRAUSAHA DAN KINERJA USAHA

(Studi Pada Usaha Agroindustri di Kota Pekanbaru)

ENTREPRENEURIAL BEHAVIOR AND PERFORMANCE


ANALYSIS EFFORT
(Study On Agro-Industries In The City Of Pekanbaru)
Edi Santoso1, Fajar Restuhadi2, Roza Yulida2
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Riau
Jln. HR. Subrantas KM 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru 28294
E-mail :Edisantoso_Agb10nr@yahoo.com

ABSTRACK

Agricultural development with a focus on the development of processing


industries base on agriculture products to in order accommodate raw materials of
agriculture products and could absorb labor .This study aims to determine how
internal and external factor agro-industry entrepreneurs, knowing how
entrepreneurial behavior and performance of agro-industry enterprises. The location
of this research in the city of Pekanbaru.The collection of data in this study using the
method of survey.the sample in this research totaled 140 respondents. The data were
analyzed using descriptive method. Data analysis result obtained from that internal
factors of industrial entrepreneurs quite well with a value score of 3,14. External
factors the businessman less good agro-indutries with a value score of 2,57.
Entrepreneurial behavior of employers of agro-industries with a value of 3,88. The
performance of venture entrepreneur agro-industries quite well with a value score of
3,07. Internal and external factors of agro-industries entrepreneurs can be enhanced
by providing support to entrepreneurs in agro-industries such as providing
counseling and training assistance-help needed by entrepreneurs in agro-industries
and so created a better entrepreneurial behavior. And culminate in a good business
the performance.
Keyword: Entrepreneurial Behavior, the performance of the business,
Agro-industries
PENDAHULUAN banyak suatu negara memiliki
Tidak ada satu negara di dunia wirausaha maka semakin meningkat
yang mampu menjadi negara maju perekonomian negara tersebut.
tanpa adanya sejumlah masyarakat Permasalahan penting di dalam
yang berwirausaha. Pertumbuhan perekonomian suatu negara yang
wirausaha ini membawa peningkatan sedang berkembang tidak terlepas dari
perekonomian yang luar biasa bagi kewirausahaan. Keberadaan dan
suatu negara. Sehingga semakin peranan dari kelompok entrepreneur
1. Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau
2. Staf Fakultas Pertanian Universitas Riau

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


yang menentukan kemajuan atau produksi), informasi mengenai pasar,
kemuduran ekonomi suatu dan kesulitan dalam pemasaran
bangsa.Akan banyak manfaat yang di (termasuk distribusi). Dengan
timbulkan bagi masyarakat dengan demikian masalah-masalah yang
munculnya kewirausahaan. Dalam hal dihadapi pengusaha kecil bersifat multi
ini, dapat dilihat bahwa kewirausahaan dimensi.
dapat membantu menyediakan begitu Memperhatikan pentingnya
banyak kesempatan kerja, serta keberadaan usaha kecil guna
menumbuhkan kesejahteraan bagi menampung bahan baku hasil
masyarakat. pertanian, perkebunan dan perikanan
Membangun pertanian sama setempatserta sebagai upaya
halnya meningkatkan pendapatan mengurangi pengangguran,
mayoritas masyarakat, misalnya meningkatkan daya beli dan
dengan memfokuskan pembangunan kesejahteraan masyarakatnya. Adanya
industri pengolahan yang berbasis konsep perilaku kewirausahaan pada
produk pertanian lokal, bahan baku, pelaku usaha merupakan halyang
modal, tenaga kerja, teknologi dari penting, karena akan berdampak pada
dalam negeri dan pasar dalam negeri, kinerja usaha, Krisnamurthi (2001)
kemudian setelah berkembang baru berpendapat bahwa pengembangan
ekspor. perilaku kewirausahaan akan
Kenyataan menunjukkan menumbuhkan sikap positif dalam
bahwa sektor usaha kecil selama ini berwirausaha dalam bentuk
dapat menyerap tenaga kerja dan kemampuan sikap untuk
bahkan beberapa daerah di Indonesia mengendalikan keadaan dan
dapat menjadi penyangga dari memfokuskan perhatian pada
hantaman krisis ekonomi dan moneter. kegiatan-kegiatan atau hasil yang ingin
Memperhatikan pentingnya peran dicapai. Hal ini disebabkan pelaku
usaha kecil, maka upaya usaha yang berperilaku kewirausahaan
menumbuhkan usaha kecil merupakan akan lebih aktif dalam memanfaatkan
keharusan,baik oleh pihak pemerintah, peluang, inovatif dan berani
pengusaha menengah dan besar mengambil risiko. Berdasarkan
maupun masyarakat itusendiri. pemaparan di atas dapat dikatakan
Perkembangan usaha kecil bahwa adanya perilaku kewirausahaan
dalam perjalanannya tidak lepas dari pelaku usaha dapat berpengaruh
berbagaimasalah yang harus dihadapi. terhadap kinerja usaha, maka sangat
Menurut Tambunan (2002), menarik untuk dilakukan penelitian
permasalahan yang dihadapi para tentang bagaimana pengaruh faktor
usaha kecil antara lain keterbatasan internal dan eksternal terhadap
modal kerja atau investasi, kesulitan perilaku wirausaha dan bagaimana
mendapatkan bahan baku dengan pengaruh perilaku wirausaha terhadap
kualitas yang baik dan harga yang kinerja usaha.
terjangkau, keterbatasan teknologi, Berdasarkan uraian diatas
keterbatasan sumber daya manusia penelitian ini bertujuan untuk: (a)
(SDM) dengan kualitas yang baik Mengindentifikasi faktor internal dan
(terutama manajemen dan teknisi faktor eksternal yang mempengaruhi

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


perilaku wirausaha; (b) sekunder dibantu oleh Petugas
mengidentifikasi perilaku wirausaha Penyuluh Lapangan (PPL).
pengusaha agroindustri di Kota
Metode Pengambilan Data
Pekanbaru; (c) Mengidentifikasi Metode pengumpulan data
kinerja usaha agroindustri di Kota menggunakan data primer dan data
Pekanbaru. skunder. Pengumpulan data primer
dilaksanakan dengan metode survey
METODE PENELITIAN melalui wawancara langsung dengan
Tempat dan Waktu Penelitian menggunakan alat bantu kuesioner.
Penelitian ini dilaksanakan di Sedangkan data skunder yang
Kota Pekanbaru. Pemilihan lokasi diperlukan diperoleh dari instansi
penelitian secara sengaja (purposive). terkait yang sifatnya saling melengkapi
Pertimbangan tempat penelitian ini yaitu Dinas Perindustrian dan
didasarkan bahwa mata pencaharian
Perdagangan Kota Pekanbaru serta
masyarakat Kota Pekanbaru sebagian literatur - literatur yang terkait dengan
besar bergerak dibidang perdagangan penelitian ini.
dan pertanian, sehingga daerah ini
cukup memiliki potensi bahan baku Metode analisis Data
yang memadai bagi tumbuhnya usaha Menganalisis faktor internal
kecilnya khususnya dibidang dan eksternal yang mempengaruhi
agroindustri. Di lapangan para petani perilaku wirausaha, perilaku wirausaha
menjual hasil panennya kepada dan kinerja usaha menggunakan
pengusaha kecil agroindustri.Waktu metode deskriptif dengan
penelitian dilakukan selama 3 bulan manggunakan kuesioner dalam bentuk
terhitung pada Bulan April 2014. Skala Likert. Faktor internal terdiri
atas: (a) Kepemilikan Modal Usaha;
Metode Penelitian (b) Kepemilikan Sarana dan Prasarana
Metode penelitian yang Produksi; (d) Motivasi Berprestasi;
dilakukan dalam penelitian ini dan (e) Keinginan Berusaha
menggunakan metode survey.yaitu Agroindustri. Faktor eksternal terdiri
mengadakan pengamatan langsung di atas: (a) Ketersediaan Bahan Input; (b)
lapangan dengan cara mewawancarai Dukungan Penyuluh dan Pelatihan; (c)
responden yang menggunakan alat Bantuan Modal dan Saprodi; (d)
bantu kuesioner. Metode pengambilan Dukungan Promosi dan Pemasaran; (e)
sampel dalam penelitian ini Dukungan Regulasi Usaha; dan (f)
menggunakan Purposive Sampling hal Akses terhadap Informasi.Perilaku
ini dikarenakan tidak adanya data yang wirausaha terdiri atas: (a) Tekun
pasti mengenai ukuran populasi dan Berusaha; (b) Ketanggapan Terhadap
informasi lengkap tentang setiap Peluang; (c) Inovatif; (d) Berani
elemen populasi, dengan kriteria yaitu Mengambil Risiko; dan (e) Mandiri.
pemilik usaha agroindustri, yang Kinerja usaha terdiri atas: (a)
merupakan pengambil keputusan Perluasan Wilayah Pemasaran; (b)
dalam usaha agroindustri tersebut. Peningkatan Pendapatan; dan (c)
Sampel dalam penelitian ini berjumlah Keunggulan Bersaing.
140 responden.Pengumpulan data

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


Tabel 1. Distribusi Pengusaha
HASIL DAN PEMBAHASAN Agroindustri
Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok
Hampir keseluruhan mayoritas Usia di Kota Pekanbaru
responden berasal dari suku jawa dan Jumlah
sisanya berasal dari suku minang dan No Kelompok Jiwa Persentase
Usia (Orang) (%)
melayu. Mayoritas responden yang ada
(Tahun)
di Kota Pekanbaru merupakan 1 <20 0 0,00
pendatang yang menetap di Kota 2 20 – 40 65 46,43
Pekanbaru. 3 41- 60 72 51,43
Umur Responden 4 >60 3 2,14
Menurut Hurlock dalam Jumlah 140 100
Sumber: Data Olahan, 2014
Riyanti, (2003) pengelompokkan
perkembangan karir manusia menjadi Pengusaha agroindustri yang
tiga kelompok usia, yaitu (1) usia termasuk masa dewasa (18 sampai 40
dewasa awal antara 18 sampai 40 tahun) yaitu sebanyak 65 jiwa
tahun, ciri khasnya terkait dengan (46,43%), sehinga dapat dikatakan
tugas pengembangan dalam bahwa sebagian besar pengusaha
membentuk keluarga dan pekerjaan, agroindustri sudah memilih bidang ini
memiliki tugas pokok, memilih bidang sebagai pekerjaan yang cocok dengan
pekerjaan yang cocok dengan bakat, bakat, minat dan faktor psikologinya.
minat dan faktor psikologis yang Sedangkan banyaknya pengusaha agro
dimiliki sehingga kesehatan mental industri yang menginjak usia 41
dan fisiknya tetap terjaga; (2) usia sampai 60 tahun yaitu 72 jiwa
dewasa madya antara 40 sampai 60 (51,43%), pada umur tersebut
tahun, ciri khasnya keberhasilan dalam termasuk umur dewasa madya yang
pekerjaan. Keberhasilan itu biasanya artinya pengusaha agro industri
dicapai pada usia empat puluh dan tersebut sudah mencapai prestasi
lima puluh, padausia ini kebanyakan puncak, atau sudah mencapai titik
mencapai prestasi puncak, memiliki keberhasilan dalam menjalankan
pekerjaan yang lebih baik dibanding usaha.
dengan pekerjaan yang dimiliki ketika Tingkat Pendidikan
masih muda; (3) usiadewasa akhir Pendidikan pada hakekatnya
diatas 60 tahun, pada masa ini mulai adalah untuk mengubah perilaku agar
mengurangi kegiatan kariernya,karena mampu melaksanakan kegiatan-
menurunnya kesehatan dan fisik, lebih kegiatan tertentu yang dikehendaki.
banyak melakukan kegiatan sosialdan Kegiatan-kegiatan tersebut umumnya
menikmati hasil jerih payah selama dimaksudkan untuk mampu
bekerja. Kelomppok umur responden memecahkan masalah - masalah yang
dapat dilihat pada Tabel 1. dihadapi demi terpenuhinya kebutuhan
keinginan yang dirasakan, Dirlanudin
(2010). Data distribusi pengusaha
agroindustri berdasarkan tingkat
pendidikan pengusaha agroindustri di

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


Kota Pekanbaru dapat dilihat pada pemanfaatan teknologi terkini. Namun
Tabel 2. pada kenyataannya seseorang
Tabel 2. Distribusi Pengusaha berpendidikan yang lebihr endah
Agroindustri dengan pengalaman yang lebih banyak
Berdasarkan Tingkat juga mampu mencapai kesuksesan
Pendidikan di Kota dibandingkan dengan yang
Pekanbaru berpendidikan lebih tinggi,
Jumlah sebagaimana menurut Priatna dalam
No Kelompok Jiwa Persentase Puspitasari (2013) wirausaha dengan
Pendidikan (Orang (%) pendidikan yang relatif rendah dengan
)
berbekal pengalamannya, mungkin
1 Tidak 12 8,57
Tamat SD sekali memiliki kemampuan yang
2 SD 26 18,57 dicapai oleh wirausaha kecil dengan
3 SMP 41 29,29 pendidikan lebih tinggi, tetapi waktu
4 SMA 51 36,43 yang dibutuhkan biasanya cenderung
5 Perguruan 10 7,14 lebih lama.
Tinggi
Pengalaman Berusaha
Jumlah 140 100
Sumber: Data Olahan, 2014
Menurut Staw dalam Riyanti
(2003), bahwa pengalaman dalam
Tabel 2 menunjukan bahwa menjalankan usaha merupakan
mayoritas tingkat pendidikan prediktor terbaik bagi keberhasilan,
responden pengusaha agroindustri kebutuhan akan pengalaman
yaitu lulusan SMA sebanyak 51 jiwa mengelola usaha semakin diperlukan
(36,43%), kemudian disusul dengan dengan meningkatnya kompleksitas
tingkat pendidikan SMP yaitu 41 jiwa lingkungan. Wirausaha yang
(29,29%) dan tingkat pendidikan SD berpengalaman mengelola usaha
sebanyak 26 jiwa (18,57%). Jumlah sebelumnya mampu melihat lebih
terendah tingkat pendidikan pengusaha banyak jalan untuk membuka bisnis
agroindustri pada tingkat pendidikan baru. Memperhatikan pendapat di atas
tidak tamat SD sebanyak 12 jiwa membuktikan bahwa pengalaman
(8,57%) dan disusul dengan tingkat merupakan faktor yang akan
pendidikan perguruan tinggi yaitu 10 menentukan keberhasilan usaha skala
jiwa (7,14%) . kecil. Distribusi pengusaha
Memperhatikan tingkat agroindustri berdasarkan kelompok
pendidikan responden sebagian besar pengalaman usaha di kota pekanbaru
adalah lulus SMA dan SMP, tingkat dapat dilihat pada Tabel 3.
pendidikan diharapkan dapat
berpengaruh dalam mengembangkan
kemampuan berpikir untuk mengelola
usahanya dan meningkatkan
pendapatan mereka. Pendidikan formal
yang lebih tinggi akan sangat berperan
dalam kemampuan menganalisis
berbagai situasi, wawasan berpikir dan

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


usaha agroindustri baik proses
Tabel 3. Distribusi Pengusaha produksi maupun pemasaran, dengan
Agroindustri demikian berpeluang besar untuk
Berdasarkan mengembangkan usahanya untuk
Kelompok Pengalaman mencapai keberhasilan.
Usaha di Kota Berdasarkan pengamatan di
Pekanbaru lapangan, para pengusaha agroindustri
Jumlah umumnya sudah lama dalam menekuni
No Pengalaman Jiwa Persentase usahanya, namun para pengusaha
Berusaha (Orang) (%) agroindustri dalam perjalanannya tidak
(Tahun)
1 <5 25 17,86 menunjukan perubahan yang berarti,
2 5 – 10 81 57,86 mereka hanya mampu untuk
3 11 – 15 21 15,00 memenuhi kebutuhan hidupnya
4 16 – 20 7 5,00 sehari-hari. Faktor penyebab diatas
5 >20 6 4,29 menurut pengamatan dilapangan yaitu
Jumlah 140 100 :(1) kurangnya wawasan pergaulan
Sumber: Data Olahan, 2014 dengan orang-orang yang lebih maju
dan berhasil dalam berwirausaha, (2)
Berdasarkan Tabel 3 dapat nilai produk agroindustri secara umum
dilihat bahwa mayoritas responden tidak besar, (3) kurangnya campur
pengusaha agroindustri rata – rata tangan pemerintah.
terbanyak berpengalaman antara 5 –
10 tahun yaitu sebanyak 81 jiwa Pendapatan
(57,86%), diikuti dengan pengalaman Pendapatan usaha adalah
antara kecil dari 5 tahun sebanyak 25 pendapatan yang berhubungan
jiwa (17,86%) dan berpengalaman langsung dengan kegiatan
antara 11 – 15 tahun sebanyak 21 jiwa usaha.Besarnya pendapatan dapat
(15,00%). Hal ini menunjukan dijadikan ukuran tentang tingkat
pengusaha agroindustri sudah kemajuan suatu usaha.
berpengalaman dalam menjalankan
Tabel 4.Distribusi Pengusaha Agroindustri Berdasarkan Kelompok Pendapatan
di Kota Pekanbaru
Jumlah
No Pendapatan Jiwa Persentase
(Orang) (%)
1 <1.000.000 2 1,43
2 1.000.000 – 2.000.000 19 13,57
3 2.000.000 – 3.000.000 54 38,57
4 3.000.000 – 4.000.000 10 7,14
5 4.000.000 – 5.000.000 10 7,14
6 >5.000.000 45 32,14
Jumlah 140 100
Sumber: Data Olahan, 2014

Tabel 4 diatas menunjukan pengusaha agroindustri terbanyak pada


bahwa pendapatan yang diperoleh kisaran di Rp.2.000.000 –

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


Rp.3.000.000 per bulan yaitu sebanyak Tabel 5. Sebaran Responden
54 jiwa (38,57%), diikuti dengan Berdasarkan
pengusaha yang berpendapatan pada Indikator Faktor
kisaran diatas Rp.5.000.000 per bulan Internal Pengusaha
yaitu sebanyak 45 jiwa (32,14%), Kecil Agroindustri
kemudian disusul dengan pengusaha Indikator Kategori
yang berpendapatan pada kisaran Skor
Rp.1.000.000 – Rp.2.000.000 yaitu 1 Kepemilikan 2,87 Cukup
sebanyak 19 jiwa (13,57%). Sisanya Modal
pengusaha yang berpendapatan pada 2 Kepemilikan 2,85 Cukup
kisaran Rp.3.000.000 – 4.000.000 Saprodi
yang berjumlah 10 jiwa (7,14%) dan 3 Motivasi 3,76 Baik
pengusaha yang berpendapatan pada Berprestasi
kisaran Rp.4.000.000 – Rp.5.000.000 4 Keinginan 3,10 Cukup
yang berjumlah 10 jiwa (7,14%). Bila Berusaha
dicermati dari angka pendapatan Agroindustri
pengusaha agroindustri relatif kecil, Faktor 3,14 Cukup
sehingga hanya cukup untuk Internal
memenuhi kebutuhan keluarganya dan Sumber: Data Olahan, 2014
tidak ada sisa yang dapat ditabung. Nilai skor yang didapat dari
Faktor Internal Pengusaha keseluruhan yaitu 3,14 yang termasuk
Agroindustri kedalam kategori cukup. Berdasarkan
Faktor internal adalah sifat dari skor yang didapat, menunjukan
yang dimiliki seorang wirausaha bahwa faktor internal dari pengusaha
ditunjukkan dalam pola tindakbekerja agroindustri di Kota Pekanbaru cukup
dan berusaha untuk mencapai suatu baik.Faktor internal pengusaha
hasil yang diharapkannya. Faktor agroindustri yang cukup baik didukung
internal pengusaha agroindustri dari skor yang ada pada kepemilikan
merupakan atribut yang melekat pada modal, kepemilikan saprodi, motivasi
sifat dan kualitas pribadi atau personal berprestasi, dan keinginan berusaha
yang diperlihatkan dalam menjalankan agroindustri.
usahanya. Faktor internal terdiri dari Kepemiilikan Modal
kepemilikan modal; kepemilikan Kepemilikan modal pengusaha
saprodi; motivasi berprestasi; dan agroindustri termasuk ke dalam
keinginan berusaha agroindustri. Dapat kategori cukup, atau dapat dikatakan
dilihat pada Tabel 5. kepemilikan modal untuk berusaha
agroindustri sudah sesuai dengan
kebutuhan proses produksi, hal
tersebut dapat dilihat dari nilai skor
2,87. Sesuai dengan kenyataan
dilapangan, modal yang cukup ialah
modal yang sesuai atau pas-pasan
untuk melakukan proses produksi dan
sekali - sekali mereka meminjam

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


untuk memenuhi kebutuhan produksi, belum mempunyai biaya untuk
dengan kondisi seperti itu mereka tetap membeli alat yang modern dan tidak
menjalankan usaha mereka, dengan adanya bantuan dari pemerintah
alasan untuk memenuhi kebutuhan setempat.Pengusaha agroindustri
hidup sehari-hari tanpa ada sedikit sangat berkeinginan untuk memiliki
menyisihkan atau menabung dari alat produksi yang dapat
penghasilan yang didapat. Dan masih mempermudah dan mempercepat kerja
belum adanya pemisahan antara mereka, Namun dengan keterbatasan
kekayaan pribadi dengan modal yang tersebut, tidak menurunkan niat
digunakan untuk berusaha.karena bagi mereka untuk terus berusaha
mereka penghasilan yang didapat agroindustri selama alat yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan digunakan masih dapat berfungsi
keluarganya dan memberikan untuk memproduksi.
pendidikan bagi anak-anak mereka.
Motivasi Berprestasi
Sebagian besar pengusaha Motivasi pengusaha
agroindustri mengaku bahwa modal agroindustri termasuk kedalam
yang digunakan untuk biaya produksi kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari
bersal dari pribadi, dengan alasan lebih nilai skor sebesar 3,76, Yang artinya
baik menggunakan modal sendiri mereka ingin menjadikan usahanya
walaupun cukup dalam arti sesuai berkembang dan ingin menjadi
dengan kebutuhan proses produksi dari wirausaha yang sukses. Namun
pada harus meminjam ke instansi- disamping itu, masih ada keragu-
instansi, hal tersebut dikarenakan sulit raguan atau ketidak yakinan mereka
atau rumitnya proses peminjaman terhadap usaha yang ditekuni yang
modal sehingga pengusaha enggan hanya membuat kesuksesan itu sebagai
untuk meminjam. angan-angan belaka.Ketidakyakinan
Kepemilikan Saprodi tersebut dikarenakan kurangnya
Kepemilikan sarana dan percaya diri, dan pengetahuan yang
prasarana produksi pengusaha pengusaha miliki.
agroindustri yang berupa bahan baku Motivasi yang tinggi timbul
dan mesin penunjang lainnya termasuk akibat meningkatkan kemandirian dan
kedalam kategori cukup. Cukup dalam mengembangkan kreativitas. Dengan
arti dapat melakukan kegiatan proses demikian, adanya motivasi pengusaha
produksi dengan alat yang seadanya agroindustri untuk menjadi pengusaha
atau cukup memadai alat yang agroindustri yang sukses akan
digunakan tanpa harus memiliki alat mendorong pengusaha untuk mencapai
yang canggih atau modern. Hal ini suatu target dalam berusaha
dapat dilihat dari nilai skor yang agroindustri.
dihasilkan yaitu sebsar 2,85. Standar kesuksesan pengusaha
Berdasarkan dengan kenyataan agroindustri berbeda-beda, dan pada
dilapangan sebagian besar dari kenyataannya di lapangan sebagian
pengusaha agroindustri pada umumnya besar pengusaha agroindustri
masih menggunakan alat yang berpenghasilan cukup untuk
tradisonal, hal tersebut dikarenakan memenuhi kebutuhan keluarga, dan

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


mampu memberikan pendidikan yang
layak bagi anak-anak mereka.Dari hal Tabel 6.Sebaran Responden
tersebut dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan
tingginya motivasi pengusaha Indikator Faktor
agroindustri belum mampu Eksternal Pengusaha
mengembangkan kapasitas pengusaha Kecil Agroindustri
agroindustri berinovasi dalam Indikator Skor Kategori
usahanya. 1 Ketersediaan Bahan 3,91 Baik
Keinginan Berusaha Agroindustri Input
2 Dukungan Penyuluh 1,66 Sangat
Keinginan pengusaha untuk dan Pelatihan Kurang
berusaha agroindustri termasuk 3 Bantuan Modal dan 2,41 Kurang
kedalam kategori cukup. Hal tersebut Saprodi
dapat dilihat dari nilai rata-rata yaitu 4 Dukungan Promosi 1,39 Sangat
sebesar 3,10, yang artinya mereka dan Pemasaran Kurang
5 Dukungan Regulasi 1,66 Sangat
cukup berkeinginan terus untuk usaha Kurang
menekuni usaha agroinudstri tersebut. 6 Akses Terhadap 4,36 Sangat
Penjelasan diatas menunjukan Informasi Baik
bahwa sebagian besar pengusaha Faktor Eksternal 2,57 Kurang
agroindustri tidak berkeinginan untuk Sumber: Data Olahan, 2014
pindah ke usaha lain. Karena menurut Rendah nilai skor yang
mereka sudah memiliki kenyamanan diperoleh dari keseluruhan yaitu 2,57,
terhadap usaha agroindustri ini dan menunjukan bahwa kurang baiknya
bahan baku yang digunakan mudah faktor eksternal dari pengusaha
untuk didapatkan, selain itu juga agroindustri di Kota Pekanbaru. Faktor
mereka tidak memiliki kemampuan eksternal pengusaha agroindustri yang
untuk menggeluti usaha yang lain, kurang baik dihat dari skor yang ada
disamping keterbatasan pengetahuan pada ketersediaan bahan input,
mereka tentang usaha lainnya. dukungan penyuluh dan pelatihan,
bantuan modal dan saprodi, dukungan
Faktor Eksternal Pengusaha
promosi dan pemasaran, dukungan
Agroindustri
regulasi usaha, dan akses terhadap
Faktor eksternal dari para
informasi.
pengusaha kecil agroindustri
menyangkut aspek-aspek yang berada Ketersediaan Bahan Input
di luar individu para pengusaha Ketersediaan bahan input
tersebut, menyangkut pandangan seperti hasil dari pertanian dan bahan
masyarakat sekitar tentang makna baku lainnya selama ini dianggap
berwirausaha, berbisnis dan konsep relatif mudah untuk didapatkan. Hal
hidup tentang kerja (Dirlanudin, tersebut dapat dilihat dari nilai skor
2010).Penilaian faktor eksternal seperti sebesar 3,91 yang termasuk kedalam
terlihat pada Tabel 6. kategori baik. Ketersediaan bahan
input didapatkan dari dalam kota yaitu
antar sesama pengusaha agroindustri
yang sejenis dan juga pedagang yang
menjual bahan input yang diperlukan

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


untuk proses produksi, selain itu usaha. Bantuan modal yang
ketersediaan bahan input juga ditawarkan harus dengan bunga yang
didapatkan dari luar kota, seperti Kota rendah atau bahkan tidak ada bunga,
Padang. Mahalnya harga bahan baku sehingga mempermudah pengusaha
yang digunakan membuat para untuk pengembalian peminjaman.
pengusaha mengeluh karena tingginya Selain itu juga tidak mempersulit
harga bahan baku. Tingginya harga persyaratan peminjaman atau
bahan baku membuat para pengusaha penerimaan bantuan modal usaha.
mengurangi pembelian bahan baku dan Sebagian petani menyebutkan
berujung pada sedikitnya produk yang sulitanya persyaratan untuk
dihasilkan. peminjaman modal usaha sehingga
pengusaha lebih memili tidak untuk
Dukungan Penyuluh dan Pelatihan
meminjam.
Dukungan penyuluh dan
pelatihan untuk para pengusaha Dukungan Promosi dan Pemasaran
agroindustri termasuk kedalam Dukungan promosi dan
kategori sangat kurang. Hal ini dapat pemasaran termasuk kedalam katergori
dilihat dari nilai skor yaitu sebesar kurang, hal tersebut dapat dilihat dari
1,66. yang artinya dukungan nilai rata-rata yaitu sebesar 1,39. Skor
pemerintah dalam bentuk penyuluhan yang didapat menunjukan bahwa tidak
dan pelatihan dirasa belum memadai. memadainya dukungan pemerintah
Yang artinya dukungan yang selama dalam mempromosikan dan
ini diberikan belum dapat membantu memasarkan produk yang dihasilkan
pengusaha untuk mengembangkan oleh pengusaha agroindustri, sehingga
usahanya. Ada juga sebagian pengusaha mempromosikan dan
pengusaha yang tidak pernah sama memasarkan produknya sendiri.
sekali mendapatkan penyuluhan dan Dengan tujuan untuk memperluas
pelatihan dari pemerintah, khususnya wilayah pemasaran dan menambah
pada jenis usaha keripik ubi dan tape permintaan produk tersebut, hal
ubi. Sehingga para pengusaha sulit tersebut juga dilakukan sebagian
untuk berinovasi dalam pengusaha yang mendapat bantuan
mengembangkan usahanya. promosi dan pemasaran.
Bantuan Modal dan Saprodi Dukungan Regulasi Usaha
Bantuan modal dan Dukungan regulasi usaha
sarana/prasarana produksi masih termasuk kedalam katergori sangat
belum memadai bahkan tidak kurang, hal ini ditunjukan dari nilai
memadai, hal tersebut dapat dilihat rata-rata yaitu sebesar 1,66. Yang
dari nilai rata-rata yang dihasikan yaitu artinya dukungan pemerintah dalam
sebesar 2,41 yang termasuk kedalam bentuk regulasi usaha masih belum
kategori kurang. Selama ini perhatian dirasakan oleh sebagian besar
pemerintah berupa bantuan modal pengusaha agroindustri di kota
usaha memang belum dirasakan oleh Pekanbaru, walaupun ada sebagian
pengusaha kecil. Bantuan modal usaha kecil yang sudah mendapat dukungan
sangat diharapkan oleh para pengusaha dari pemerintah dalam bentuk regulasi
kecil, yaitu untuk menambah modal usaha seperti label halal, izin usaha

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


dan pajak usaha. Melihat hal tersebut akan menimbulkan perilaku individu
secara keseluruhan dapat dikatakan dalam lingkungannya (perilaku
bahwa pemerintah melalui dinas individu dalam lingkungan bisnis atau
instansi terkait, dirasa belum berwirausaha).
menunjukan keberpihakan yang besar Tabel 7. Sebaran Responden
pada pengembangan usaha kecil. Berdasarkan
Sebaiknya pemerintah lebih Indikator Perilaku
memperhatikan pengusaha-pengusaha Wirausaha
kecil tentang kebijakan-kebijakan yang Pengusaha Kecil
dibutuhkan dalam berwirausaha Agroindustri
sehingga pengusaha dapat menyadari Indikator Skor Kategori
seberapa pentingnya kebijakan- 1 Tekun 4,37 Sangat Baik
kebijakan tersebut dan legalitas usaha. Berusaha
2 Ketanggapan 3,83 Baik
Akses Terhadap Informasi Terhadap
Akses terhadap informasi pasar Peluang
termasuk kedalam kategori sangat 3 Inovatif 2,24 Kurang
baik, yang artinya mudah bagi 4 Berani 4,44 Sangat Baik
Mengambil
pengusaha agroindustri untuk
Risiko
mengakses informasi pasar yang terdiri 5 Mandiri 4,54 Sangat Baik
dari harga jual produk, harga bahan Perilaku 3,88 Baik
baku dan lain-lain, hal ini dapat dilihat Wirausaha
dari nilai rata-rata yang dihasilkan Sumber: Data Olahan, 2014
yaitu sebesar 4,36. Namun pada
Nilai skor yang didapat dari
kenyataannya dilapangan, mudahnya
keseluruhan ialah 3,88, skor tersebut
untuk mengakses informasi pasar tidak
menunjukan bahwa perilaku wirausaha
membuat usaha agroindustri menjadi
pengusaha agroindustri termasuk
berkembang, hal tersebut dikarenakan
kedalam kategori baik. Hal tersebut
semakin banyak pesaing dengan
dapat dilahat dari nilai skor tekun
produk yang sama atau sejenis yang
berusaha, ketanggapan terhadap
membuat pengusaha agroindustri
peluang, inovatif, berani mengambil
merasa sulit untuk mengembangkan
risiko, dan mandiri.
usahanya.
Tekun Berusaha
Perilaku Wirausaha Pengusaha
Ketekunan berusaha pengusaha
Agroindustri
agroindustri termasuk kedalam
Menurut Nedler et aldalam
kategori sangat baik, hal ini ditunjukan
Thoha (1998) mengemukakan bahwa
dari nilai rata-rata yang dihasilkan
perilaku adalahsuatu fungsi dari
yaitu sebesar 4,37, dalam artian
interaksi antara seorang individu
pengusaha agroindustri tekun dan
dengan lingkungannya. Ini berarti
bekerja keras dalam menjalankan
seorang individu dengan
usahanya. Secara umum semua usaha
lingkungannya menentukan perilaku
membutuhkan ketekuanan dalam
keduanya secara langsung. Keduanya
menjalankan usaha. Ketekunan ini
mempunyai karakteristik tersendiri dan
ditunjukan dari kegigihan pengusaha
jika kedua karakteristik ini berinteraksi

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


dalam menjalankan usaha yang sedang tidak mengerti bagaimana
ditekuni. Namun pada kenyataaan di mengembang perilaku inovatif dan
lapangan pengusaha yang tekun mengembangkan usaha mereka.Para
berusaha belum mendapatkan hasil pengusaha agroindustri umunya hanya
yang lebih, yang hanya cukup untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan lama
kebutuhan hidup keluarganya. dalam menjalankan usaha mereka.
Dengan adanya inovasi merupakan
Ketanggapan Terhadap Peluang
kunci dari keunggulan bersaing dari
Ketanggapan pengusaha
suatu usaha dan dapat meningkatan
agroindustri terhadap peluang
pertumbuhan usaha mereka. Dengan
termasuk kedalam kategori baik, hal
demikian untuk mengembangkan
ini dapat diliihat dari nilai rata-rata
perilaku inovatif, para pengusaha kecil
yang dihasilkan yaitu sebesar 3,83,
membutuhkan penyuluh untuk
yang artinya pengusaha tanggap
membantu menunbuhkan perilaku
dengan peluang yang ada namun
inovatif dan kreatif yang melalui
hanya sebagian pengusaha yang
pelatihan dan pendidikan non formal.
memanfaatkan peluang tersebut untuk
mengembangkan usaha yang mereka Berani Mengambil Risiko
tekuni. Sesuai kenyataan di lapangan, Keberanian pengusaha
sebagian para pengusaha yang tanggap agroindustri dalam mengambil risiko
terhadap peluang tidak berpengaruh termasuk kedalam kategori sangat
terhadap perkembangan usahanya baik, dimana nilai skor yang dihasilkan
dikarenakan tidak memiliki kreatif dan yaitu sebesar 4,44. Pengusaha
inovatif untuk memanfaatkan peluang agroindustri berani mengambil risiko
yang ada, hal tersebut dikarenakan yang ada karena menurut mereka
kurangnya dukungan pemerintah setiap tindakan memiliki risiko
dalam bentuk penyuluhan dan tersendiri, meskipun risiko itu
pelatihan, dan ada juga sebagian berbeda-beda, namun risiko harus
pengusaha yang memanfaatkan dihadapi dan bagaimana mencari cara
peluang dengan kreatif yang mereka untuk menanggulangi risiko tersebut.
miliki. Semakin lama seseorang
berpengalaman di bidang usaha makan
Inovatif
semakin berpengalaman seseorang dan
Perilaku inovatif pengusaha
memiliki pengetahuan bagaimana cara
agroindustri termasuk kedalam
dalam mengatasi risiko usaha yang
kategori kurang, dengan nilai skor
terjadi. Pada kenyataannya selama ini
yang dihasilkan sebesar 2,24. Artinya,
risiko atau kesulitan yang dihadapi
pengusaha agroindustri kurang
oleh para pengusaha masih dalam
berinovatif dalam menjalankan
batas wajar dan mampu untuk untuk
usahanay.Pada umumnya pengusaha
diatasi, dengan masalahan yang sering
agroindustri tidak memiliki perilaku
terjadi ialah tingginya harga bahan
inovatif terhadap usaha yang mereka
baku dan harga penunjang lainnya.
tekuni, hal tersebut dikarenakan
kurangnya campur tangan pemerintah Mandiri
dalam bentuk pelatihan kepada Kemandirian pengusaha
pengusaha kecil, sehingga mereka agroindustri termasuk kedalam

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


kategori sangat baik. Hal ini dapat Nilai skor yang diperoleh dari
dilihat dari nilai skor yaitu sebesar keseluruhan yaitu 3,07, skor tersebut
4,54. Artinya bahwa pengusaha menunjukan kinerja pengusaha
agroindustri dalam menjalankan agroindustri termasuk kedalam
usahanya tidak berpangku tangan kategori cukup baik.Dapat dilihat dari
menunggu perhatian dari pemerintah skor perluasan wilayah pemasaran,
setempat dalam bentuk bantuan modal peningkatan pendapatan, dan
atau pelatihan dan lain-lain.Namun keunggulan bersaing.
pada kenyataanya para pengusaha
Perluasan Wilayah Pemasaran
agroindustri tetap menjalankan Berdasarkan hasil penelitian
usahanya walaupun dengan kondisi dilapangan menunjukan bahwa
modal yang cukup dan pendapatan perluasan wilayah pemasaran
yang cukup untuk kebutuhan keluarga pengusaha agroindustri termasuk
mereka.
kedalam kategori cukup. Hal ini dapat
Kinerja Usaha Pengusaha dilihat dari nilai skor yaitu sebesar
Agroindustri 2,61, kecenderungan cukup tersebut
Kinerja merupakan serangkaian dapat menjadi indikasi bahwa semakin
kegiatan manajemen yang memberikan banyaknya pesaing yang ada. Sehingga
gambaran sejauhmana hasil yang sulit bagi pengusaha untuk
sudah dicapai dalam melaksanakan memperluas wilayah pemasaran.
tugas tanggung jawabnya dalam Sehingga pengusaha tetap menjual
akuntabilitas publik berupa pada wilayah yang sudah menjadi
keberhasilan maupun kekurangan yang langganan untuk menjual produknya.
terjadi. Kinerja usaha agroindustri Sebagian pengusaha memasarkan
diukur dengan menggunakan indikator produknya ada didalam kota maupun
perluasan wilayah pemasaran, sampai keluar kota, seperti Kota
peningkatan pendapatan dan Rengat, Dumai dan Siak.
keunggulan bersaing, dapat dilihat
Peningkatan Pendapatan
pada Tabel 8. Peningkatan pendapatan
Tabel 8. Sebaran Responden pengusaha agroindustri termasuk
Berdasarkan kedala kategori kurang, hal tersebut
Indikator Kinerja dapat dilihat dari nilai skor yaitu
Usaha Pengusaha sebesar 2,44. Sulit bagi pengusaha
Kecil Agroindustri meningkatkan pendapatan dengan
Indikator Skor Kategori
kurang skil yang dimiliki.Di samping
1 Perluasan 2,61 Cukup
itu juga dengan banyak pesaing yang
Wilayah
ada sulit bagi pengusaha untuk
Pemasaran
memasarkan hasil produknya sehingga
2 Peningkatan 2,44 Kurang
pendapatan yang dihasilkan tidak
Pendapatan
3 Keunggulan 4,17 Baik
meningkat.
Bersaing
Berdasarkan hasil penelitian
Kinerja Usaha 3,07 Cukup
dilapangan pendapatan dari sebagian
pengusaha agroindustri hanya cukup
Sumber: Data Olahan, 2014 untuk memenuhi kebutuhan hidup

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


keluarganya. Sehingga pengusaha dengan perolehan skor 3,88. Adapun
jarang sekali menyimpan dari sebagian penilaian dari setiap indikatornya yaitu
dari pendapatannya dan tidak bisa tekun berusaha termasuk kedalam
untuk menambah modal usaha yang kategori sangat baik dengan perolehan
bertujuan untuk meningkatkan jumlah skor 4,37, ketanggapan terhadap
produksi yang akan berdampak peluang termasuk kedalam kategori
pendapatan mereka. baik dengan perolehan skor 3,83,
inovatif termasuk kedalam kategori
Keunggulan Bersaing
kurang baik dengan peolehan skor
Dengan adanya persaingan
2,24, berani mengambil risiko
maka kehidupan usaha akan menjadi
termasuk kedalam kategori sangat baik
lebih berwarna, karena setiap pelaku
dengan perolehan skor 4,44, dan
bisnis akan berusaha menghasilkan
mandiri termasuk kedalam kategori
produk secara lebih baik guna
sangat baik dengan perolehan skor
memenuhi kebutuhan konsumen.
4,54.
Berdasarkan hasil penelitian
Kinerja usaha pengusaha
dilapangan menunjukan bahwa
agroindustri termasuk kedalam
keunggulan produk para pengusaha
kategori cukup baik dengan peolehan
agroindustri termasuk kedalam
skor 3,07. Adapun penilaian dari setiap
kategori baik, hal tersebut dapat dilihat
indikatornya yaitu perluasan wilayah
dari nilai skor sebesar 4,17.
pemasaran termasuk kedalam kategori
Penjelasan diatas dapat
cukup dengan peolehan skor 2,61,
disimpulkan bahwa pengusaha
peningkatan pendapatan termasuk
agroindustri sudah mampu untuk
kedalam kategori kurang baik dengan
bersaing dalam menjalankan usahanya.
peolehan skor 2,44, dan keunggulan
Artinya produknya yang dihasilkan
bersaing termasuk kedalam kategori
sudah memiliki kualitas yang baik
baik dengan perolehan skor 4,17.
menurut mereka dibanding dengan
Masih rendahnya faktor
produk lain yang sejenis. Keunggulan
eksternal yang mempengaruhi perilaku
tersebut diantaranya ialah dari segi
wirausaha pengusaha agroindustri,
kemasan, rasa, dan legalitas usaha.
sebaiknya pemerintah lebih
KESIMPULAN DAN SARAN meningkatkan dukungan terhadap
Berdasarkan analisis analisis pengusaha agroindustri dengan cara
yang digunakan, dapat disimpulkan memberikan penyuluhan dan pelatihan
bahwa faktor internal pengusaha maupun bantuan – bantuan yang
agroindustri di Kota diperlukan oleh pengusaha
Pekanbarutermasuk kedalam kategori agroindustri. Selain itu juga perlunya
cukup baik dengan perolehan skor pembinaan terhadap perilaku
3,14. Faktor eksternal pengusaha wirausaha khususnya pada sikap
agroindustri di Kota Pekanbaru inovatif yang termasuk kedalam
termasuk kedalam kategori kurang kategori kurang. Sehingga dengan
baik dengan perolehan skor 2,57. terbentuknya perilaku wirausaha yang
Perilaku wirausaha pengusaha baik akan berpengaruh pada kinerja
agroindustri di Kota Pekanbaru usaha yang baik pula.Untuk
termasuk kedalam kategori baik mempermudah pemerintah dalam

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


memperhatikan pengusaha – Thoha, Miftah. 1998. Perilaku
pengusaha agroindustri, sebaiknya Organisasi Konsep Dasar dan
pengusaha – pengusaha membentuk Aplikasinya. Jakarta: Raja
suatu kelompok usaha sehingga Grafindo Persada.
pemerintah mudah untuk memberikan
pembinaan ataupun penyuluhan dan
pelatihan.

DAFTAR PUSTAKA
Dirlanudin. 2010. Perilaku Wirausaha
dan Keberdayaan Pengusaha
Kecil Industri Agro: Kasus di
Kabupaten Serang Provinsi
Banten. [Tesis]. Disertasi
Doktor. Sekolah Pascasarjana,
Institut Pertanian Bogor.
Bogor. (Dipublikasikan).
Krisnamurthi, B. 2001.Agribisnis.
Yayasan Pengembangan Sinar
Tani. Bogor.
Puspitasari. 2013. Pengaruh Perilaku
Kewirausahaan Petani
Anggrek Terhadap Kinerja:
Kasus di Kecamatan Gunung
Sindur dan Parung, Kabupaten
Bogor, dan Kecamatan
Serpong. [Tesis].. Disertasi
Doktor. Sekolah Pascasarjana,
Institut Pertanian Bogor.
Bogor. (Dipublikasikan).
Riyanti, B.P. 2003. Kewirausahaan
Dari Sudut Pandang Psikologi
Kepribadian.PT.Grasindo.
Jakarta.
Tambunan, Tulus T.H. 2002. Usaha
Kecil dan Menengah di
Indonesia: Beberapa Isu
Penting. Jakarta: Salemba
Empat.

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015

Vous aimerez peut-être aussi