Vous êtes sur la page 1sur 7

Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 4(2), 2011, 1-7

Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Strategi


Pencapaian
Fitroh

Staf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi


Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tel : (021) 7493547 Fax : (021) 7493315
e-mail :fitroh@uinjkt.ac.id

ABSTRACT

Information System Department, Faculty of Science and Technology Syarif Hidayatullah State
Islamic University today is active to develop competency-based curriculum planning. Curriculum development is a
comprehensive term, in which includes planning, implementation and evaluation. Curriculum planning is the first
step in building competency-based curriculum, which expected success. The required curriculum development
needed curriculum which includes: 1) philosophical foundation, 2) social and religious foundation, 3) The basis of
science knowledge, technology and art, 4) the foundation needs of society, and 5) foundation of community
development. The general principle is development of curriculum relevance, flexibility, continuity, practical and
effectiveness. Specific principle of curriculum development with regard to educational goals, principles about choice
of educational content,the principles on learning process, the principles about choice media and learning tools, and
principles with regard to the choice of assessment activities, but development curriculum in Information Systems
Studies Program must also uses the principle that develop in daily life or even creating their own new principles
that can used as the hallmark of all his Information System.

Keywords: competency-based curriculum, relevance, flexibility, continuity, practice and effectively.

1. PENDAHULUAN yang merasa berkepentingan dengan pendidikan)


serta pihak internal (civitas akademika FST).
Fakultas Sains dan Teknologi saat ini sedang Terintegrasinya hubungan yang baik dan harmonis
aktif melakukan perencanaan pengembangan antara pihak internal dan eksternal akan sangat
kurikulum berbasis kompetensi (KBK). mempengaruhi suksesnya sebuah KBK.
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang Kurikulum yang ada pada pendidikan sekolah
komprehensif, didalamnya mencakup perencanaan, menurut Hamzah (2008) mengalami stagnasi, statis,
penerapan dan evaluasi (Sudrajat, 2009). Perencanaan dan berorientasi pada materialitas. Stagnasi terlihat
kurikulum adalah langkah awal membangun dari adopsi dan replikasi kurikulum pendidikan
kurikulum ketika institusi membuat kuputusan dan sekolah. Nuansa hegemoni pada dunia pendidikan
mengambil tindakan untuk menghasilkan sekolah terasa mengental, bahkan menuju ke arah
perencanaan yang akan digunakan oleh dosen dan status quo kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah
mahasiswa. Penerapan kurikulum biasa disebut juga telah mengalami perubahan, pengurangan, dan
implementasi kurikulum berusaha mentransfer penambahan muatan materi, akan tetapi sekolah tidak
perencanaan kurikulum ke dalam tindakan melakukan perubahan kurikulum atau mengalami
operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap stagnasi kurikulum yang berkelanjutan.
akhir dari pengembangan kurikulum untuk Lebih lanjut Hamzah (2008) berpendapat
menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, kenyamanan karena adanya hegemoni tersebut
tingkat ketercapaian program-program yang telah membuat pola pikir dan arah nalar para pendidik dan
direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. peserta didik terpasung dalam pendidikan yang
Pengembangan kurikulum di Fakultas Sains dan menjerumuskan bukannya pendidikan yang
Teknologi (FST) tidak hanya melibatkan orang yang membebaskan. Untuk itu, internalisasi sikap,
terkait langsung dengan dunia pendidikan saja. perilaku, dan tindakan kritis pada kurikulum
Pengembangan kurikulum perlu melibatkan pihak pendidikan sekolah perlu dilakukan. Hal ini
ekternal (industri, departemen, pengusaha, orangtua ditunjukkan dengan melakukan kajian kritis pada
peserta didik, serta unsur-unsur masyarakat lainnya setiap adopsi dan replikasi kurikulum yang digunakan

1
Copyright ©2011, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767
Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 4(2), 2011, 1-7

oleh sekolah. Adanya pemasungan kreativitas pada informasi yang berbasis komputer dapat merupakan
kurikulum tersebut mengakibatkan terhambatnya tugas kompleks yang membutuhkan banyak sumber
daya inovasi, inspirasi, dan imajinasi sekaligus daya dan dapat memakan waktu berbulan-bulan
menumpulkan intuisi dalam pengembangan bahkan bertahun-tahun untuk menyelesaikannya.
pendidikan sekolah. Keterjebakan kurikulum Proses pengembangan sistem melewati beberapa
pendidikan sekolah pada stagnasi dan statis menurut tahapan dari mulai sistem itu direncanakan sampai
Hamzah (2008) menjadi dilematis dengan dengan sistem itu diterapkan, dioperasikan dan
mengarahkannya kepada materialitas. Nilai dipelihara. Bila operasi sistem yang sudah
mentalitas, seperti kejujuran, keadilan, kasih, dan dikembangkan masih timbul kembali permasalahan-
permasalahan yang kritis serta tidak dapat diatasi
sayang masih belum nampak di dalam kurikulum
dalam tahap pemeliharaan sistem, maka perlu
pendidikan sekolah.
dikembangkan kembali suatu sistem untuk
Hal ini dipertegas oleh Topatimasang dan Fakih
mengatasinya dan proses ini kembali ke tahap yang
(2007) yang menyatakan kurikulum pendidikan pertama yaitu tahap perencanaan sitem. Siklus ini
sekolah cenderung menafikan nilai mentalitas, tetapi disebut dengan siklus hidup suatu sistem (Systems
mengutamakan nilai materialitas. Keseimbangan Life Cycle) (Hartono, 2001). Tahapan utama siklus
muatan kurikulum pada nilai materialitas dan hidup pengembangan sistem terdiri dari
mentalitas berjalan berat sebelah. Strategi balanced (Ladjamuddin, 2005):
scorecard yang diajarkan pada intinya dimuarakan
pada kepentingan materialitas bukan pada 2.1 Analisis
keseimbangan antara materialitas dan mentalitas. Hal Pada tahap analisis ini penulis melakukan
ini dapat mengakibatkan keluaran dari pendidikan pedeteksian masalah dengan mengkaji beberapa
sekolah adalah insan-insan yang materilitas dan literature yang berkenaan dengan tema yang sedang
distigma. dibahas, bagaimana sebuah perencanaan kurikulum
Oleh karena itu strategi pembelajaran pada yang baik dan pengembangannya khsusunya dalam
pendidikan sekolah harus diberi fondasi terlebih pengembangan kurikulum berbasis kompetensi pada
dahulu dengan internalisasi sosiologi kritis, inovasi, Progam Studi Sistem Informasi.
kreativitas, dan mentalitas (Agger, 2006). Hal ini a. Deteksi masalah
tidak berhenti pada fondasi saja, tetapi juga Masalah pada sistem informasi berhubungan
diupayakan merasuki kurikulum yang ada pendidikan dengan karakteristik informasi, dasar hukum
sekolah. Selain itu, juga mengubah strategi dapat digunakan dalam penelitian ini mengacu
pada buku panduan yang diterbitkan oleh
pembelajaran yang selama ini berdasarkan pada
Direktorat Akademik, Direktorat Jenderal
konsep reproductive view of learning menjadi
Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan
constructive view of learning. Konsep ini pada
Nasional, dan buku penunjang lainnya yang
dasarnya membangun tanpa merusak fondasi yang terkait.
sudah baik pada proses belajar mengajar selama ini. b. Penelitian/ investigasi awal
Konsep reproductive view of learning yang selama Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan
ini dihasilkan hanya menghasilkan keluaran yang pengembangan kurikulum menggunakan prinsip
bersifat mengikut saja tanpa mampu bersikap kritis, yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-
kreatif, dan mempunyai nilai mental. Ini berbeda hari atau justru menciptakan sendiri prinsip baru,
dengan konsep constructive view of learning yang oleh karena itu dalam implementasi kurikulum di
berpegang pada nilai-nilai kritis, kreatif, dan nuansa suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi
mentalitas. Konsep ini menghasilkan mutu penggunaan prinsip yang berbeda dengan
pendidikan tinggi yang berkualitas, maka anak didik kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan
diinternalisasi dengan sikap kritis. Salah satu di lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali
antaranya adalah dengan paradigma dekonstruksi, prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu
keluar dari kotak awal pengetahuan yang pengmbangan kurikulum.
membelenggu, serta dijiwai nilai-nilai mentalitas c. Analisis kebutuhan sistem
berupa kejujuran, keadilan, kasih, dan sayang. Dalam tahap ini akan dicapai empat tujuan, yaitu:
1. Kondisi Kurikulum saat ini pada Program
2. METODE PENELITIAN Studi Sistem Informasi
Saat ini Program Studi Sistem Informasi sedang
Metode penelitian yang penulis gunakan adalah aktif melakukan perencanaan pengembangan
metode System Development Life Cycle (SDLC), kurikulum berbasis kompetensi, namun dalam
yang merupakan sebuah pengembangan sistem perjalanannya masih banyak terjadi kekurangan
2
Copyright ©2011, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767
Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 4(2), 2011, 1-7

yang harus kita benahi secara terus menerus. keyakinan mengembangakan kurikulum berbasis
Adanya keterkaitan antar standar dalam proses kompetensi.
implementasiannya harus secara kontinu kita d. Mensortir kebutuhan sistem
aktifkan adalah: Dalam tahap ini adalah bagaimana mendekatkan
a. Standar isi sebuah kurikulum yang ideal untuk Program Studi
b. Standar tenaga Sistem Informasi, misalnya Program Studi Sistem
c. Standar sarana dan prasarana Informasi mengundang para praktisi yang terkait
d. Standar pembiayaan dalam kurikulum berbasis kompetensi (praktisi
e. Standar pengelolaan dai Universitas Indonesia), para ahli dari
f. Standar penilaian Direktorat akademik, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan
Saat ini dalam prakteknya pengembangan Nasional, dengan harapan Program Studi Sistem
kurikulum berbasis kompetensi pada Program Studi Informasi bisa mengadopsi mana kurikulum yang
Sistem Informasi belum ada keterkaitan yang baik akan kita ikuti, tapi tentu saja Program Studi
secara maksimal antar standar-standar tersebut. Sistem Informasi harus mempunyai ciri khas
Di samping itu juga Program Studi Sistem tersendiri yang bisa mengidentikkan suatu lulusan
Informasi perlu mengembangkan kurikulum agar Sistem Informasi.
dapat berhasil sesuai yang diinginkan, sehingga e. Memilih sistem yang baik
diperlukan landasan-landasan pengembangan Pengembangan kurikulum menggunakan prinsip
kurikulum bagi Program Studi Sistem Informasi. yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-
2. Menggambarkan kurikulum yang ideal hari atau justru menciptakan sendiri prinsip baru.
secara umum bagaimana penggambaran Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di
pengembangan kurikulum yang memerlukan suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi
landasan-landasan pengembangan kurikulum. penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan
3. Mengarahkan kurikulum saat ini ke arah kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan
kurikulum yang ideal dengan memperhatikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali
kendala sumber daya, memberi dorongan terhadap prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu
pengembangan kurikulum.

Sukmadinata (1997) mengemukakan prinsip- Hal senada dikemukakan oleh Hernawan dalam
prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke Sudrajat (2009) mengemukakan lima prinsip dalam
dalam dua macam yaitu prinsip umum dan prinsip pengembangan kurikulum, yaitu:
khusus. Prinsip umum pengembangan kurikulum 1. Prinsip relevansi, secara internal bahwa
adalah relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, kurikulum memiliki relevansi di antara komponen
dan efektivitas. Prinsip khusus pengembangan kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan
kurikulum adalah berkenaan dengan tujuan evaluasi). Sedangkan secara eksternal bahwa
pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi komponen tersebut memiliki relevansi dengan
pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi
proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan (relevansi epistemologis), tuntutan dan potensi
pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip peserta didik (relevansi psikologis), serta tuntutan
berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian. dan kebutuhan perkembangan masyarakat
(relevansi sosiologis),

3
Copyright ©2011, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767
Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 4(2), 2011, 1-7

2. Prinsip fleksibilitas, pengembangan Program Studi Sistem Informasi harus membuat


kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan pengembangan kurikulum agar sesuai dengan yang
memiliki sifat luwes, lentur, dan fleksibel dalam diinginkan, maka dalam pengembangan kurikulum
pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya diperlukan landasan pengembangan kurikulum.
penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan Pengembangan kurikulum menurut Dimyati dan
kondisi tempat dan waktu yang selalu Mudjiono (2006:268) mengacu pada tiga unsur, yaitu
berkembang, serta kemampuan dan latar belakang 1) nilai dasar yang merupakan falsafah dalam
peserta didik, pendidikan manusia seutuhnya, 2) fakta empirik yang
3. Prinsip kontinuitas, yakni adanya tercermin dari pelaksanaan kurikulum, baik
kesinambungan dalam kurikulum, baik secara berdasarkan penilaian kurikulum, studi, maupun
vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman survei lainnya, dan 3) landasan teori yang menjadi
belajar yang disediakan kurikulum harus arahan pengembangan dan kerangka penyorotnya.
memperhatikan kesinambungan, baik yang di Lebih lanjut Dimyati dan Mudjiono (2006:269-
dalam tingkat kelas, antarjenjang pendidikan, 272) mengemukakan landasan pengembangan
maupun antara jenjang pendidikan dan jenis kurikulum mencakup: a) landasan filosofis, b)
pekerjaan, landasan sosial, budaya dan agama, c) landasan ilmu
4. Prinsip efisiensi, yakni mengusahakan agar pengetahuan, teknologi dan seni, d) landasan
dalam pengembangan kurikulum dapat kebutuhan masyarakat e) landasan perkembangan
mendayagunakan sumber daya pendidikan yang masyarakat.
ada secara optimal, cermat, dan tepat sehingga Program Studi Sistem Informasi dalam
hasilnya memadai, menyelenggarakan pengembangan kurikulum harus
5. Prinsip efektivitas, yakni mengusahakan mengetahui apa yang dibutuhkan oleh masyarakat
agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai atau pihak eksternal (akademisi, perusahaan swasta
tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara maupun pemerintah dan lain-lain). Hal ini
kualitas maupun kuantitas. dikarenakan lulusan sarjana Sistem Informasi
diharapkan bisa berkontribusi untuk masyarakat dan
2.1 Perancangan/ Desain diterima masyarakat sebagai seorang alumni yang
Tahapan perancangan memiliki tujuan untuk mumpuni. Program Studi Sistem Informasi dalam hal
mendesain sistem baru yang dapat membantu ini bisa membekali peserta didik dengan matakuliah
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi yang mendukung dan membantu para mahasiswa
Program Studi Sistem Informasi yang diperoleh dari dalam bersosialisasi di masyarakat. Adanya
pemilihan alternatif sistem yang terbaik. matakuliah yang merupakan elemen kompetensi
menurut Kepmendiknas RI No: 232/U/2000 adalah:
2.2 Implementasi a. Kelompok matakuliah Pengembangan
Tahap implementasi memiliki beberapa tujuan, Kepribadian (MPK)
yaitu untuk melakukan kegiatan implementasi yang Terdiri dari kelompok bahan kajian dan
sebenarnya dari kurikulum yang akan dikembangkan. matakuliah untuk mengembangkan manusia
Pada tahap ini juga harus dijamin bahwa Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap
pengembangan kurikulum yang baru dapat berjalan Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
secara optimal.Gambar 1. Keterkaitan antar Standar berkeperibadian mantap, dan mandiri serta
dalam KBK mempunyai tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN b. Kelompok matakuliah keilmuan dan
keterampilan (MKK)
Program Studi Sistem Informasi dalam Terdiri dari kelompok bahan kajian dan
melakukan pengembangan kurikulum merupakan matakuliah yang ditujukan terutama memberi
suatu proses yang menentukan bagaimana kurikulum landasan penguasaan ilmu dan keterampilan
dapat dilaksanakan. Bondi dan Wiles (1989:87) tertentu.
berpendapat pengembangan kurikulum yang terbaik c. Kelompok matakuliah keahlian berkarya
adalah proses yang meliputi banyak hal, yakni: (MKB)
1) kemudahan suatu analisis tujuan, Terdiri dari kelompok bahan dan kajian dan
2) rancangan suatu program, matakuliah yang bertujuan menghasilkan tenaga
3) penerapan serangkaian pengalaman yang ahli dengan kekaryaan berdasarkan dasar ilmu dan
berhubungan, dan keterampilan yang dikuasai.
4) peralatan dalam evaluasi proses. d. Kelompok matakuliah perilaku berkarya
(MPB)
4
Copyright ©2011, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767
Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 4(2), 2011, 1-7

Terdiri dari kelompok bahan dan kajian dan e. Kelompok matakuliah berkehidupan
matakuliah yang bertujuan untuk membentuk bermasyarakat (MBB)
sikap dan perilaku yang diperlukan seseorang Terdiri dari kelompok bahan dan kajian dan
dalam berkarya menurut tingkat keahlian matakuliah yang diperlukan seseorang untuk
berdasarkan dasar ilmu dan keterampilan yang dapat memahami kaidah berkehidupan
dikuasainya. bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian
dalam berkarya.

Gambar 2. Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilian Hasil Belajar Mahasiswa
Untuk itu, langkah awal yang dilakukan dosen adalah
Secara prinsip ada 2 model dalam penyusunan menterjemahkan struktur kurikulum (matakuliah)
kurikulum yaitu: menjadi silabus dan Satuan Acara Perkuliahan (SAP)
1. Model subject matter Penyusunan silabus merupakan rencana
Model ini menggunakan pola deduktif dalam pembelajaran dalam satu semester pada satu/suatu
penyusunan kurikulumnya yaitu dengan kelompok matakuliah tertentu, yang minimal
menentukan struktur kurikulum dan matakuliah mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
sebagai patokan. indikator pencapaian dan materi pokok.
2. Model kompetensi/topik inti SAP (Satuan Acara Perkuliahan) merupakan
Model KBK menggunakan pola induktif dalam penjabaran dari silabus. SAP disusun berdasarkan
penyusunannya yaitu penyusunan kurikulum dan pengelompokan materi/rincian materi yang dapat
penentuan matakuliah didasarkan pada disampaikan dalam satu kali atau beberapa kali
pengalaman belajar yang harus diberikan pada pertemuan.
mahasiswa yang dirumuskan dalam pencapaian Pengalaman belajar yang termuat dalam SAP
kompetensi yang telah dirancang. akan memandu dosen untuk memilih dan
Bagi pengelolaan yang sedang berjalan dengan menggunakan berbagai pendekatan/metode
pengalaman yang memadai dalam mengaplikasikan pembelajaran yang cocok sehingga mahasiswa
kurikulum dengan model subject matter dan dalam mendapatkan pengalaman belajar yang dimaksud.
perkembangannya mengorientasikan pelaksanaan Perumusan pengalaman belajar tersebut merupakan
kurikulumnya/pembela-jarannya pada basis kondisi yang harus diterjadikan untuk dapat
kompetensi, maka pola pengembangan kurikulumnya mencapai indikator pencapaian merupakan isyarat
biasa menggunakan pola deduktif-induktif, sehingga tercapainya kompetensi dasar yang dirumuskan.
pengembangan kurikulum tersebut didasarkan pada Di samping itu Program Studi Sistem Informasi
penyusunan standar isi yang didalamnya menyangkut bisa juga menerapkan prinsip pengembangan
standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD) dan kurikulum sebagaimana yang dikemukakan oleh
struktur kurikulum. Hernawan dalam Sudrajat (2009) yang
Program Studi Sistem Informasi dalam hal di mengemukakan 5 prinsip dalam pengembangan
atas, semua konsep tersebut harus diimplementasikan kurikulum antara lain:
dalam pembelajaran di kelas dalam keadaan riil.

5
Copyright ©2011, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767
Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 4(2), 2011, 1-7

1. Prinsip relevansi, secara internal bahwa strategi pembelajaran yang selama ini berdasarkan
kurikulum memiliki relevansi di antara pada konsep reproductive view of learning menjadi
komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, constructive view of learning. Konsep ini pada
organisasi, dan evaluasi). Sedangkan secara dasarnya membangun tanpa merusak fondasi yang
eksternal bahwa komponen tersebut memiliki sudah baik pada proses belajar mengajar selama ini.
relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan Pengembangan kurikulum agar dapat berhasil
teknologi (relevansi epistemologis), tuntutan dan sesuai dengan yang diinginkan, maka dalam
potensi peserta didik (relevansi psikologis), serta pengembangan kurikulum diperlukan landasan-
tuntutan dan kebutuhan perkembangan landasan pengembangan kurikulum. landasan
masyarakat (relevansi sosiologis), pengembangan kurikulum mencakup: 1) landasan
2. Prinsip fleksibilitas, pengembangan filosofis, 2) landasan sosial, budaya, dan agama, 3)
kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan landasan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, 4)
memiliki sifat luwes, lentur, dan fleksibel dalam landasan kebutuhan masyarakat, dan 5) landasan
pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya perkembangan masyarakat
penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi Prinsip umum pengembangan kurikulum adalah
dan kondisi tempat dan waktu yang selalu relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan
berkembang, serta kemampuan dan latar efektivitas. Prinsip khusus pengembangan kurikulum
belakang peserta didik, adalah berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip
3. Prinsip kontinuitas, yakni adanya berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip
kesinambungan dalam kurikulum, baik secara berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar,
vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat
belajar yang disediakan kurikulum harus pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan
memperhatikan kesinambungan, baik yang di kegiatan penilaian.
dalam tingkat kelas, antarjenjang pendidikan, Inovasi dan pengembangan kurikulum dilakukan
maupun antara jenjang pendidikan dan jenis karena melaksanakan pengembangan kurikulum
pekerjaan, bersifat dinamis, selalu berubah, menyesuaikan diri
4. Prinsip efisiensi, yakni mengusahakan agar dengan kebutuhan mereka yang belajar (peserta
dalam pengembangan kurikulum dapat didik). Masyarakat dan mereka yang belajar
mendayagunakan sumber daya pendidikan yang mengalami perubahan maka langkah awal dalam
ada secara optimal, cermat, dan tepat sehingga perumusan kurikulum ialah penyelidikan mengenai
hasilnya memadai, situasi (situation analysis) yang dihadapi masyarakat,
5. Prinsip efektivitas, yakni mengusahakan termasuk situasi lingkungan belajar dalam arti
agar kegiatan pengembangan kurikulum menyeluruh, situasi peserta didik, dan para calon
mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, pengajar yang diharapkan melaksanakan kegiatan.
baik secara kualitas maupun kuantitas. Diperlukan riset lapangan dan refleksi
pengalaman untuk mengembangkannya. Strategi yang
4. SIMPULAN lebih baik lagi dalam pengembangan ini ialah
kebersamaan para guru dan siswa untuk mengevaluasi
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang kurikulum dan pembelajaran yang sudah ditempuh,
komprehensif, di dalamnya mencakup perencanaan, kemudian bersama-sama berunding mengusulkan
penerapan, dan evaluasi. Perencanaan kurikulum pendapat bagaimana melakukan pembaruan.
adalah langkah awal membangun kurikulum ketika Mengembangkan kurikulum yang berbasis pada
pekerja kurikulum membuat keputusan dan sosiologi kritis, kreativitas, dan mentalitas harus
mengambil tindakan untuk menghasilkan didukung dengan strategi pembelajaran yang inovatif
perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan atau berbeda dengan strategi-strategi yang selama ini
peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa dilakukan dalam proses pembelajaran. Pendidikan
disebut juga implementasi kurikulum berusaha yang membebaskan merupakan upaya untuk
mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam menempatkan para pendidik dan anak didik membuat
tindakan operasional. pasar kerja yang penuh dengan nilai-nilai
Oleh karena itu strategi pembelajaran pada kemanusiaan. Nilai-nilai ini tercermin dari kejujuran,
perguruan tinggi khususnya Program Studi Sistem keadilan, kasih, dan sayang, baik antara para guru dan
Informasi harus diberi fondasi terlebih dahulu dengan siswa, antara institusi sekolah dan para civitas
internalisasi sosiologi kritis, inovasi, kreativitas, dan akademik, serta antara manusia satu dan manusia
mentalitas. Hal ini tidak berhenti pada fondasi saja, satunya.
tetapi juga diupayakan merasuki kurikulum yang ada
pada perguruan tinggi. Selain itu, juga mengubah
6
Copyright ©2011, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767
Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 4(2), 2011, 1-7

5. SARAN Johnson, L. dan Lamb, A. 2000. Critical and Creative


Thinking-Bloom’s Taxonomy [Online].
Pengembangan kurikulum pada Program Studi Tersedia: http://eduscape.com. [5 Agustus
Sistem Informasi harus menggunakan prinsip yang 2007].
telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau Joni, T. R. Wawasan Kependidikan Guru. Jakarta:
justru menciptakan sendiri prinsip baru yang dapat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
dijadikan ciri khas ke”Sistem Informasi”an nya. Kohl, M. W. 2002. Theological Education: What
Needs to Be Changed. Dalam Kohl, M. W.
UCAPAN TERIMA KASIH (Eds.), Educating for Tomorrow: Theological
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Fakultas Leadership for the Asian Context. Bangalore:
Sains dan Teknologi yang telah memberi dukungan Saiacs Press.
financial terhadap penelitian ini. Munandar, S. C. U. 2002. Kreativitas dan
Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi
REFERENSI Kreatif dan Bakat. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Agger, B. 2006. Teori Sosial Kritis: Kritik, Salim, P, dan Salim, Y. 2002. Kamus Bahasa
Penerapan, dan Implikasinya. Yogyakarta: Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern
Kreasi Wacana. English Press.
Audrey, dan Nicholls, S. H. 1982. Developing a Sidjabat, B. S. 2009. Pentingnya Inovasi dan
Curriculum: A Practical Guide. London: Pengembangan Kurikulum dalam Pendidikan
George Allen & Unwin. (online). (http://www.tiranus.net, diakses 26
Bondi, J., dan Wiles, J. 1989. Curriculum Desember 2009).
Development: A Guide to Practice. Columbus: Sindhunata. 2004. Dilema Usaha Manusia Rasional.
Merril Publishing Company, A Bell & Howel Jakarta: Rajawali Press.
Information Company. Sudaryanto. 2007. Pembelajaran Kemampuan
Buzan, T., dan Buzan, B. 2003. The Mind Map Book. Berpikir Kritis (online).
London: BBC Worldwide Limited. (http://www.fk.undip.ac.id, diakses 9 Juli
Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis 2008).
Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Sudrajat, A. 2009. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Alternatif Penyusunan Kurikulum)” Sub (online).
Direktorat KPS, Direktorat Akademik, Ditjen (http://akhmadsudrajat.wordpress.com, diakses
DIKTI, 2008 26 Desember 2009).
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Sukmadinata, N. S. 1997. Pengembangan Kurikulum:
“Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI” Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda
versi 1.0 – tahun 2010 Karya.
Dimyati, dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Sukmayadi, D. 2004. Cakrawala Inovasi Pendidikan:
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Upaya Mencari Model Inovasi. Bandung:
Ferris, R. W. 1990. Renewal in Theological Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Education: Stragies for Change. New York: Indonesia.
Billy Graham Center. Sumantri, M. 1988. Kurikulum dan Pengajaran.
Hamzah, A. 2007. Model Pengembangan Kurikulum Jakarta: Departemen Pendidikan dan
dan Strategi Pembelajaran Berbasis Kebudayaan.
Mentalitas. Bangkalan: Universitas Trunojoyo. Topatimasang, R., dan Fakih, M. 2007. Pendidikan
Hassoubah, Z. I. 2007. Mengasah Pikiran Kreatif dan Popular: Membangun Kesadaran Kritis.
Kritis: Disertai Ilustrasi dan Latihan. Yogyakarta: Insist Press.
Bandung: Nuansa. Winecoff, H. L. 1989. Curriculum Development and
Instructional Planning. Sydney: Prentice Hall
of Australia Limited.

7
Copyright ©2011, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767

Vous aimerez peut-être aussi