Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Lebar
Luas sampel Retak
No. Station Retak Retak Retak Retak
(Cm2) Memanjan
Buaya Acak Melintang (mm)
g
8.5176 6.2352
22 1.9159 1.5267
7.7837 2.3946
8.1208 0.3768
6.1111 4.9802
14 1.5865 0.1642
7.8045 0.3024
16.2288 1.0126
27.6415 0.2822
2.4735 0.2924
6.8614 0.0000
19.4211 0.0000
7 4.8732 0.0000
2.2866 0.3585
30.1849 0.0768
3.6823 0.2573
4 1.2975 0.0604
3.4403 0.0867
3.9493 1.5253
4.2384 1.5859
2.9755 0.0000
6.2291 4.3616
23 1.7284 1.5365
13 4.3301 2.2917
5.7366 0.2939
5.9700 4.8798
1.7344 0.1886
10 7.6864 0.3087
16.7403 1.0143
28.4287 0.2859
93 249.9784 36.6792
INFORMASI RUAS JALAN - STUDI KASUS
Ruas Jalan Lingkar Soreang-Ciwidey-Bhayangkara-Rancabali terdiri dari 1 (satu) jalur 2 (dua) arah, dimana tiap jalur memiliki
lebar yang berbeda – beda dengan LHR sebesar 23.500 smp/ hari.
Setiap Mahasiswa menjawab seluruh pertanyaan diatas pada sheet Jawaban, Microsoft Office excel, disertai dengan hasil
hitungannya dan laporan keseluruhan ditulis dalam Microsoft Word Office.
Setiap Mahasiswa menjawab seluruh pertanyaan diatas pada sheet Jawaban, Microsoft Office excel, disertai dengan hasil
hitungannya dan laporan keseluruhan ditulis dalam Microsoft Word Office.
Jum
Luas Nilai lah
Segmen Luas Retak Lebar Retak SDI Lub
No Station (cm2) (%) Nilai SDI a (mm) b ang
1 0+000 - 0+100 5E+06 0.5380208 5 4 10 65
3. Kesimpulannya, kategori kondisi jalan ditentukan oleh parameter IRI dan SDI (Surface Distress Index), semakin be
parameter IRI dan SDI (Surface Distress Index) juga menentukan pemeliharaan jalan yang akan dilakukan sesuai d
4. Matriks Perbandingan Metode Bina Marga, Metode PCI (Pavement Condition Index) dan Metode SDI (Su
Par
am Metode Bina Metode Metode
ete Marga PCI SDI
r
informa
si
kondisi
perkera
san Mendeskri
jalan psikan
dengan kendala
indeks dan
Menggabungka numeri penyimpan
n nilai yang k yang gan
didapat dari nilainya pemberlak
survei visual berkisar uan standar
yaitu jenis antara 0 mutu
kerusakan serta sampai perkerasan
Gar
survei LHR 100, dan
is
(Lalu Lintas nilai 0 pemelihara
Bes
Harian Rata- menunj an jalan
ar
Rata) yang ukan serta
selanjutnya perkera penyebab
didapat nilai san kerusakan
kodisi jalan dalam jalan. SDI
serta nilai kelas kondisi menunjukk
LHR. sangat an data
rusak bagian
dan 100 jalan yang
menunj berubah-
ukan ubah.
perkera
san
dalam
kondisi
r
crackin
g, · Setiap
bleedin jenis
g, block keretakan
crackin (craking)
g, bums yang
and luasnya
sags, dijumlahka
corruga n dan
tion, kemudian
depress dijadikan
ion, persenan
edge keretakan.
crackin
g, joint
reflecti
·
on,
Perubahan
lane/
bentuk
shoulde
yang
r drop
· Deformasi, mendomin
Jen off,
yang terdiri dari asinya
is longitu
bergelombang, adalah
ker dinal
alur, amblas, jumlah
usa and
sungkur, lubang
kan transve
mengembang, (potholes)
yan rse
benjol dan dan juga
g crackin
turun. kedalaman
me g,
rata-rata
nja patchin
dari bekas
di g and
roda
pe utility
(rutting).
mb cut
aha patchin
san g,
· Retak, yang polishe
terdiri dari d
memanjang, aggreg
melintang, ate,
diagonal, pothole
reflektif, blok, s,
kulit buaya dan railroa
bentuk bulan d
sabit. crossin
gs,
gs,
· Kerusakan rutting,
tekstur shoving
permukaan, ,
yang terdiri dari slippag
butiran lepas, e
kegemukan, crackin
agregat licin g,
dan stripping. swell,
weather
ing and
ravellin
Metode
PCI
menggu
nakan
grafik Menjumlah
sesuai kan seluruh
jenis nilai
Pen kerusak kerusakan
ent Dilakukan an perkerasan
uan dengan untuk yang
Nil menjumlahkan setiap terjadi
ai setiap angka segmen dengan
Ko dan nilai untuk nya bobot yang
ndi masing-masing kemudi sudah
si keadaan an ditentukan,
Jala kerusakan. mengkl dan
n asifikas kemudian
ikannya akan
berdasa didapat
rkan nilai SDI.
rating
kondisi
perkera
san.
·
Menghitun
·
g total area
Menghi
keretakan.
tung
Dalam hal
nilai
ini luas
kerapat
keretakan
· Menetapkan an
berbentuk
jenis jalan dan keruska
persenan
kelas jalan. n
yang
(density
didapat
) untuk
dari
setiap
pembagian
segmen
luas total
.
keseluruha
n segmen.
·
Meneta
pkan
deduct
value
untuk
·
masing-
Menetapka
· Mengitung masing
n nilai SDI
LHR dan tipe
pertama
menetapkan nili kerusak
(SDIa)
kelas jalan. an dan
dengan
Dalam hal ini kombin
meghubun
ruas jalan yang asi
gkannya
telah di analisis tingkat
dengan
termasuk ke keparah
tabel
dalam kelas 7. an
kategori
berdasa
luas retak.
rkan
kurva
penentu
an
deduct
value.
nilai
izin
dari
deduct
(m)
dengan ·
masing- Menetapka
masing n rata-rata
deduct lebar
value keretakan
dikuran yang
gkan hasilnya
terhada diperoleh
· Mentabelkan
p m dari tabel
hasil survei dan
(jika kategori
mengelompokk
jumlah lebar retak
an data sesuai
nilai sebagai
dengan jenis
hasil nilai SDI
kerusakan.
pengura kedua
Pro ngan (SDIb).
sed terdapat Hasil SDI
ur kedua
nilai
An yang berkaitan
alis lebih dengan
a hasil SDI
kecil
Dat dari m, pertama.
a maka
semua
nilai
deduct
value
·
· Menghitun
Menent g jumlah
ukan lubang
CDV yang ada
Maksi pada ruas
mum yang
(Correc ditinjau
ted dan
Deduct kemudian
· Menghitung Value) menghubu
parameter untuk dengan ngkannya
setiap jenis menggu dengan
kerusakan dan nakan tabel
melakukan kurva kategori
penilaian koreksi jumlah
terhadap setiap nilai lubang
jenis kerusakan. deduct sebagai
yang hasil dari
sebelu SDI ketiga
mnya (SDIc).
telah Hasil SDI
dilakuk ketiga ini
an berhubung
iterasi an dengan
(jika SDI
q>1). pertama
dan kedua.
·
Menetapka
n
kedalaman
alur atau
·
kedalaman
Menghi
bekas roda
tung
(rutting)
nilai
yang
PCI
besarannya
· Menghitung sebagai
dihubungk
nilai prioritas berdasa
an dengan
kondisi jalan. rkan
tabel
perhitu
kategori
ngan
bekas roda
CDV
sehingga
maksim
diperoleh
um.
niali SDI
yakni
jumlah SDI
keseluruha
n.
Berupa
Berupa kategori
tingkat kondisi
Has Berupa urutan
kerusak jalan serta
il prioritas
an bentuk
akh penanganan
perkera pemelihara
ir kerusakan jalan.
san an dan
jalan. penangana
nnya.
Ke
dal
am
an
Be
kas
Ro Nila
da i
Nilai (m SDI IRI Kategori
SDI c m) d (m/km) Kondisi Jalan
235 - 235 12 - 16 rusak berat
kategori luas
angka nilai SDI a
25 22 35 12 - 16 rusak berat retak
80 - 80 12 - 16 rusak berat 1 tidak ada -
50 - 50 8 - 12 rusak berat 2 <10% 5
230 - 230 12 - 16 rusak berat 3 10-30% 20
20 14 30 4 - 8 sedang 4 >30% 40
20 - 20 4 - 8 sedang
kategori lebar
angka nilai SDI b
20 - 20 4-8 sedang retak
20 - 20 4-8 sedang 1 tidak ada -
20 - 20 4-8 sedang 2 halus <1 mm -
sedang 1-3
3 -
0 - 0 <4 baik mm
5 - 5 <4 baik 4 lebar > 3mm SDI a*2
5 7 7.5 <4 baik
kategori
angka jumlah nilai SDI c
20 - 20 4-8 sedang lubang
40 - 40 <4 baik 1 tidak ada -
5 - 5 <4 baik 2 < 10/100 m SDI b+15
10 - 50/100
3 SDI b+75
10 4 12.5 < 4 baik m
20 - 20 4 - 8 sedang 4 >50/100 m SDI b+225
80 - 80 12 - 16 rusak berat
235 - 235 12 - 16 rusak berat
kategori
angka nilai X
5 - 5 <4 baik bekas roda
230 - 230 12 - 16 rusak berat 1 tidak ada -
80 23 90 12 - 16 rusak berat 2 <1 cm dalam 0.5
3 1-3 cm dalam 2
80 13 90 12 - 16 rusak berat
25 - 25 8 - 12 rusak berat 4 >3 cm dalam 4
230 - 230 12 - 16 rusak berat
20 - 20 4 - 8 sedang IRI (m/km) SDI
20 10 30 4 - 8 sedang <50 50-100
80 - 80 12 - 16 rusak berat <4 baik sedang
20 - 20 4 - 8 sedang
sedang
dan 4 s/d 8 sedang sedang
66 rusak berat 8 s/d 12 rusak ringan rusak ringan
>12 rusak berat rusak berat
SDI
100-150 >150
sedang rusak ringan
rusak ringan rusak ringan
rusak berat rusak berat
rusak berat rusak berat
SDI
100-150 >150
pemel berkala peningkatan
pemel berkala peningkatan
pemel berkala peningkatan
peningkatan peningkatan
Volume
Angka Faktor Faktor Periode Pertumbuha Pertumbuha
Jenis Lalu
Ekivalen Dist Arah Dist Lajur Analisis n lalu lintas n Lalu
Kendaraan Lintas
(E) (Dd) (Dl) (n) g (%) Lintas (GF)
(LHR)
GF
Mobil
24,378 0.0004 14.1471
Penumpang
0.5 1 10 0.075
Bus 2,534 0.1593 14.1471 1
Truk 2 as 2,633 0.35 14.1471 2.075
Truk 3 as 1,923 1.0375 14.1471 3.231
4.473
5.808
7.244
8.787
10.45
12.23
14.15
c
e
Volume Lalu Lintas Harian
ESA Setiap Golongan Kendaraan
Setiap Golongan
(W18ai)
Kendaraan (LHR)
Tahun ESA CESA MES
Tahun
ke-n (W18a) (W18) A
Mobil
Mobil
Truk Truk 3 Penu
Penu Bus Bus Truk 2 as Truk 3 as
2 as as mpan
mpang
g
0 2017 24378 2534 2633 1923 3559 147338 336366 728216 607740 607740 0.6
1 2018 26206 2724 2830 2067 3826 158389 361593 782832 653320 1261060 1.3
2 2019 28172 2928 3043 2222 4113 170268 388713 841545 702319 1963379 2.0
3 2020 30285 3148 3271 2389 4422 183038 417866 904661 754993 2718372 2.7
4 2021 32556 3384 3516 2568 4753 196766 449206 972510 811617 3529989 3.5
5 2022 34998 3638 3780 2761 5110 211523 482897 1045448 872489 4402478 4.4
6 2023 37623 3911 4064 2968 5493 227387 519114 1123857 937925 5340403 5.3
7 2024 40444 4204 4368 3190 5905 244441 558047 1208146 1008270 6348673 6.3
8 2025 43478 4519 4696 3430 6348 262774 599901 1298757 1083890 7432563 7.4
9 2026 46738 4858 5048 3687 6824 282482 644893 1396164 1165182 8597745 8.6
SNC 2017
SN = a1 x D1 + a2 x D 2 + a3 x D3
SNC = SN + 3,51(log10.CBRs) - 0,85(log10.CBRs)2 – 1,43
m= 0.02
a1= 0.38
a2= 0.24
a3= 0.13
D1= 9 cm 3.543 inch 8 cm 3.14961 inch
D2= 14 cm 5.512 inch
D3= 21 cm 8.268 inch
CBR= 7 %
SN= 3.74
SNC= 4.67
IRIt = 1,04 eKgm.m.t(IRI0 + Kgp . 263. (1 + SNC)-5 . MESA)
IRI0 = 9,94*Ln [5/{4,24-1,43 e(-0,337 TEB)}]
awal overlay
IRIo (m/km)1.75 1.65
e 2.72
nilai structural number corrected (SNC) setelah mendapatkan pelapisan ulang
D overl 3.15 inchi
a overl 0.4
∆SN= 1.26
SN awa 3.74
SN over 5
SNC ove5.93
well poor Volume Lalu Linta
well poor
cond cond f Harian Setiap Golon
condition condition
ition ition Kendaraan (LHR)
IRIo Tahu
(m/k n Tahun
m) ke-n
Mobil
IRIt
kgm kgp kgm kgp Penum
(m/km)
pang
grafik hubungan antara tahun/ CESA dengan nilai IRI dan jelaskan.
kesimpulan : setiap tahun semakin besar CESA, nilai IRI mengalami kenaikan baik pada kondisi well condition maupun p
7 40 7 40 7 40 7 40 7 40 7 40 7 40 7 40
6 07 07 07 07 07 07 07 07
16 26 36 46 56 66 76
Volume Lalu Lintas well poor
ESA Setiap Golongan Kendaraan
Harian Setiap Golongan condi conditi
(W18ai)
Kendaraan (LHR) tion on
IRIo
ESA CESA MES
(m/km
(W18a) (W18) A
Mobi )
l
Truk Truk IRIt overlay
Bus Penu Bus Truk 2 as Truk 3 as
2 as 3 as (m/km)
mpan
g
2534 2633 1923 3559 147338 336366 728216 607740 607740 0.61 1.65 1.96 2.11
2724 2830 2067 3826 158389 361593 782832 653320 1261060 1.26 1.65 1.99 2.39
2928 3043 2222 4113 170268 388713 841545 702319 1963379 1.96 1.65 2.09 2.75
3148 3271 2389 4422 183038 417866 904661 754993 2718372 2.72 1.65 2.19 3.16
3384 3516 2568 4753 196766 449206 972510 811617 3529989 3.53 1.65 2.30 3.64
2534 2633 1923 3559 147338 336366 728216 607740 607740 0.61 1.65 2.42 1.95
2724 2830 2067 3826 158389 361593 782832 653320 1261060 5.34 1.65 2.55 2.04
2928 3043 2222 4113 170268 388713 841545 702319 1963379 6.35 1.65 2.68 2.06
3148 3271 2389 4422 183038 417866 904661 754993 2718372 7.43 1.65 2.83 2.08
3384 3516 2568 4753 196766 449206 972510 811617 3529989 8.60 1.65 2.99 2.10
isi well condition maupun poor condition namun pada poor condition kenaikan nilai IRI lebih drastis dibandingkan dengan pada well condi
n dengan pada well condition
1 Structural Number (SN asbuilt)
Sumber: Pd T-01-2002-B
CBR
Jumlah Nilai
% Nilai
CBR yang
Nilai CBR Jumlah Data CBR
Sama atau
Kumulatif
Lebih Besar
4.5 1 10 100
4.9 2 9 90 Nila CBR tanah dasar yang
5 1 7 70 digunakan adalah
5.3 1 6 60
5.4 1 5 50
5.5 1 4 40
5.6 1 3 30
6 1 2 20
6.2 1 1 10
Reabilitas
Diambil nilai 95 (Arteri Perkotaan)
Sumber: Pd T-01-2002-B
GF =
GF = 13.180794942
DL diambil = 1
DD Kendaraan Ringan = 0.5
DD Kendaraan Berat = 0.5
Nilai DD (Distribusi Arah) biasanya ditentukan sebesar 0.5, selain itu pembuktian menunjukkan nilai DD dapat b
tergantung arah yang terisi beban.
Sumber: Modul Perencanaan Konstruksi Perkerasan Jalan -1 (Perencanaan Perkerasan Lentur)
Maka, diambil:
DD = 0.5
Lalu-Lintas
Harian Rata- Angka Faktor Faktor
Rata (Tahun Ekivalen Distribusi Distribusi
Jenis Kendaraan
2017) Arah Lajur
(DD) (DL)
V e
Mobil Penumpang 10657 0.00235 0.5 1
Bis 465 0.23623 0.5 1
Truk Ringan 324 0.59338 0.5 1
Truk Sedang 230 1.65888 0.5 1
Truk Berat 1514 1.01398 0.5 1
Truk Gandeng 323 3.55940 0.5 1
Trailer 125 3.52803 0.5 1
Nilai W18 Total (Tahun 2017)
Nilai W18 Total (Tahun 2027)
W18 9223976.931
log10 W18 6.9649
Zr -1.645
So 0.45
Zr x So -0.74025
Po 4.2
Pt 2
Pf 1.5
Δ PSI 2.2
Po-Pf 2.7
log10 (Po-Pt)/(Po-Pf) -0.088941083
Mr 7350
log10 Mr 3.8662873391
log10 W18 6.9649
SN +1 5.8466
log10 (SN +1) 0.7669033822
SN required 4.8466
R tanah dasar yang
4.9
rkerasan Lentur)
ng berpengaruh
rkerasan Lentur)
W18
4570.5209 4,570.52
20047.0684 20,047.07
35086.5594 35,086.56
69631.4880 69,631.49
280167.7439 280,167.74
209817.7315 209,817.73
80483.1844 80,483.18
699,804.30 699,804.30
9223976.930975
9 Cummulative ESAL (ESALf)
Nilai W18 dari Tahun Perkerasan Dibangun Hingga Tahun Pelaspisan Ulang
g (Pertumbuhan Lalu Lintas) = 5%
Modulus Elastisitas
a1 (grafik) 0.32
a2 0.256606
a3 0.069
d1 12 cm 4.724409 inchi
d2 20 cm 7.874016 inchi
d3 30 cm 11.81102 inchi
Koefisien Drainase
m2 1
m3 1
Sumber: Modul Sistem
Structural Number
SN1 1.511811
SN2 2.020523
SN3 0.814961
SN effective 4.347294
Sumber: Modul Sistem Manajemen Jalan
4 Structural Condition Index (SCI)
SCI = 0.896978
SAI = 0.897205
5 Tebal Lapis Ulang
SN required = 4.8466
SN effective = 4.34729437
SN asbuilt = 4.84252
SN effective = 4.347294
SN required (SN future) = 4.8466
tahun
8 Cummulative ESAL (CESALc)
Nilai CESALc
Growth
Tahun Tahun Ke- CESA
Factor
2017 0 699804.2964
2016 1 1.00000 699804.2964
2015 2 2.05000 341367.9495
2014 3 3.15250 221983.9164
2013 4 4.31013 162362.8773
2012 5 5.52563 126646.9413
2011 6 6.80191 102883.4558
2010 7 8.14201 85949.8366
2009 8 9.54911 73284.7751
2008 9 11.02656 63465.3076
2007 10 12.57789 55637.6431
CESALc 2,633,191.30
10 Rasio CESALc dan CESALf
CESALc = 2633191.2956
CESALf = 9167000.0000
Rasio = CESALc/CESALf
Rasio = 0.2872467869
SURVAI KONDISI JALAN TAHUN 2017
23
Jumlah
Distress Amblas/100 m Kedalaman
Disintegrasi/ Severity dan kedalaman Alur (mm)
Depression (cm)
- M - -
8,260 M - 22
76,260 H - -
- M 2/ 4 -
30,107 L - -
25,960 M 3/ 3 14
104,710 L 1/ 5 -
- M - -
65,250 M - -
11,760 L - -
170,207 L - -
26,700 H - -
- M - 7
59,306 L 1/ 6 -
- L - -
71,848 M - -
- M - 4
102,939 H - -
- H - -
12,505 H - -
- L - -
- L - -
8,260 M - 23
76,312 L 3/ 3 13
- M 6/ 3 -
29,302 L 1/4 -
25,960 L - -
102,500 M 3/ 4 10
- L - -
65,250 M - -
19
3
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
100
90
80
70
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0 5
SUMBU X
SUMBU Y
MASING-MASING SEGMEN MEMILIKI KONDISI YANG BERBEDA-BEDA
KONDISI SEGMEN TERBAIK PADA SEGMEN NOMOR 11 STA 1+000 - 1+100 DENGAN NILAI 91 (EXCEL
KONDISI SEGMEN TERBURUK PADA SEGMEN NOMOR 1 STA 0+000 - 0+100 DENGAN NILAI 11 (VERY
5
penjelasan terdapat pada word
7 Bina Marga
membutuhkan lhr, untuk mnentukan kelas jalan
angka kerusakan untuk setiap jenis kerusakan
total angka kerusakan menentukan nilai kndisi jalan
nilai kondisi jalan dan kelas lhr menentukan nilai prioritas
nilai prioritas menentukan tindakan yang diambil
Station
0+000 - 0+100
0+100 - 0+200
0+200 – 0+300
0+300 – 0+400
0+400 – 0+500
0+500 – 0+600
0+600 – 0+700
0+700 – 0+800
0+800 – 0+900
0+900 – 1+000
1+000 – 1+100
1+100 – 1+200
1+200 – 1+300
1+300 – 1+400
1+400 – 1+500
1+500 – 1+600
1+600 – 1+700
1+700 – 1+800
1+ 800 – 1+900
1+ 900 – 2+000
2+000 – 2+100
2+100 – 2+200
2+200 – 2+300
2+300 – 2+400
2+400 – 2+500
2+500 – 2+600
2+600 – 2+700
2+700 – 2+800
2+800 – 2+900
2+900 – 3+000
TOTAL
NOMOR SEGMEN
PCI
G BERBEDA-BEDA
11 STA 1+000 - 1+100 DENGAN NILAI 91 (EXCELLENT)
OR 1 STA 0+000 - 0+100 DENGAN NILAI 11 (VERY POOR)
PCI
persentase kerusakan dan distress severity menentukan deduct value untuk setiap jenis kerusakan
deduct value terbesar dari satu segmen menentukan nilai ijin m
dilakukan iterasi hingga q = 1 dengan nilai deduct lebih besar dari 2 untuk menghasilkan total dedu
total deduct value dan nilai q menentukan corrected deduct value
corrected deduct value terbesar dari semua jenis kerusakan di satu segmen digunakan untuk menentukan n
Jawaban no 1 dan 2 terlampir pada sheet terpisah per segmen jalan
4,800,000
4,900,000
4,800,000
4,800,000
4,900,000
4,900,000
4,900,000
4,900,000
4,900,000
4,800,000
4,900,000
4,800,000
4,900,000
4,900,000
4,800,000
4,800,000
4,800,000
4,800,000
4,800,000
6,500,000
6,500,000
6,500,000
4,800,000
4,800,000
6,300,000
4,900,000
4,800,000
4,800,000
4,800,000
4,900,000
151,700,000
PCI RUAS
15 20
kesimpulannya, semakin besar nilai PCI yang ditentukan oleh deduct value maximum maka semakin baik kondisi jalan tersebut dan se
PCI
11
60
24
70
48
60
79
55
48
67
91
42
48
68
37
83.79
78
53
38
34
84
13
61
67
75
49
89
34
45
28
1,640
25 30
30 35
MOR SEGMEN VS PCI
No Station Luas segmen (cm2) jenis kerusakan
1 0+000 - 0+100 4,800,000 retak buaya
retak memanjang
retak acak
retak melintang
pelepasan butir
kegemukan
tambalan
lubang
disintegrasi
Iterasi
#1 15 10 0
#2 15 10 0
#3 15 2 0
#4 2 2 0
#5
distress severity total kerusakan (cm2) density (%) deduct value (DV)
H 8,394 0.174875 15
H 17,431 0.3631458333 10
0
0
M 78,970 1.6452083333 9
M 4,760 0.0991666667 0
M 36,312 0.7565 9
M 262,978 5.4787083333 70
0
DV
0 9 0 9
0 2 0 2
0 2 0 2
0 2 0 2
total deduct value Max deduct value m=1+((9/98)*(100-HDV)) DV-m
113 70 3.7551020408 11.244898
3.7551020408 6.244898
0
0
3.7551020408 5.244898
3.7551020408 -3.755102
3.7551020408 5.244898
3.7551020408 66.244898
0
Total DV q
70 0 113 5
70 0 99 3
70 0 91 2
70 0 78 1
(DV-m)<m?
NO
NO
NO
YES
NO
NO
Iterasi DV
#1 0 0 2 0 0 0 9
#2 0 0 2 0 0 0 9
#3 0 0 2 0 0 0 2
#4
#5
total deductMax
valuededuct
m=1+((9/98)*(100-HDV))
value DV-m (DV-m)<m?
49 33
Iterasi DV
#1 18 19 0 0 0 0 6
#2 18 19 0 0 0 0 2
#3 2 19 0 0 0 0 2
#4 2 2 0 0 0 0 2
#5 0 0 0 0 0 0 0
total deductMax
valuededuct
m=1+((9/98)*(100-HDV))
value DV-m (DV-m)<m?
130 68 3.9387755 14.061224 NO
3.9387755 15.061224 NO
0
0
0
0
3.9387755 2.0612245 YES
3.9387755 64.061224 NO
3.9387755 15.061224 NO
Iterasi DV
#1 19 0 0 0 15 0
#2 19 0 0 0 15 0
#3 19 0 0 0 15 0
#4 19 0 0 0 2 0
#5
deduct valuetotal
(DV)deductMax
valuededuct
m=1+((9/98)*(100-HDV))
value DV-m (DV-m)<m?
19 48 19 8.4387755102 10.561224 No
0 8.4387755102 -8.438776 YES
CONCLUSION
PCI=(100-CDVMAX)
70
70
70
70
70
VERY GOOD
No Station
Luas segmen jenis
(cm2)kerusakan
distress severity
total kerusakan (cm2)
density (%)
deduct value (DV)
5 0+400 – 0+5004,900,000 retak buaya M 4,448 0.0907755 10
retak memanjang M 245 0.005 0
retak acak 0
retak melintang 0
pelepasan butir L 20,617 0.4207551 2
kegemukan 0
tambalan L 8,910 0.1818367 3
lubang L 235,119 4.7983469 43
disintegrasi L 30,107 0.6144286 5
Iterasi DV
#1 10 0 0 0 2 0 3
#2 10 0 0 0 2 0 2
#3 10 0 0 0 2 0 2
#4 2 0 0 0 2 0 2
#5 0 0 0 0 0 0 0
total deductMax
valuededuct
m=1+((9/98)*(100-HDV))
value DV-m (DV-m)<m?
63 43 6.2346939 3.7653061 YES
0
0
0
6.2346939 -4.234694 YES
0
6.2346939 -3.234694 YES
6.2346939 36.765306 NO
6.2346939 -1.234694 YES
Iterasi DV
#1 25 2.5 0 0 0 0 3.3
#2 25 2 0 0 0 0 3.3
#3 25 2 0 0 0 0 2
#4 25 2 0 0 0 0 2
#5 25 2 0 0 0 0 2
total deductMax
valuededuct
m=1+((9/98)*(100-HDV))
value DV-m (DV-m)<m?
50.8 25 7.8877551 17.112245 NO
7.8877551 -5.387755 YES
0
0
0
0
7.8877551 -4.587755 YES
7.8877551 3.6122449 YES
7.8877551 0.6122449 YES
Iterasi
#1 15
#2 15
#3 15
#4 15
#5
jenis kerusakan distress severity total kerusakan (cm2)
retak buaya L 83,992
retak memanjang
retak acak
retak melintang
pelepasan butir L 178,900
kegemukan
tambalan L 3,915
lubang L 10,904
disintegrasi L 104,710
DV
3
2
2
2
density (%) deduct value (DV)
1.714122449 15
3.6510204082 3
0.0798979592 0
0.2225306122 8
2.1369387755 5
DV
0
0
0
0
total deduct value Max deduct value m=1+((9/98)*(100-HDV))
31 15 8.806122449
8.806122449
8.806122449
8.806122449
8.806122449
Total DV
8 5 31
8 5 30
8 2 27
2 2 21
0
0
DV-m (DV-m)<m?
6.193877551 Yes
-5.806122449 Yes
-8.806122449 Yes
-0.806122449 Yes
-3.806122449 Yes
Iterasi DV
#1 21 0 21 5
#2 21 0 21 2
#3 2 0 2 2
#4
#5
total deductMax
valuededuct value
m=1+((9/98)*(100-HDV)) DV-m (DV-m)<m?
73 26 7.7959183673 13.204082 No
Iterasi DV
#1 41 0 0 0 26 0 3
#2 41 0 0 0 26 0 2
#3 41 0 0 0 26 0 2
#4 41 0 0 0 26 0 2
#5 41 0 0 0 2 0 2
total deductMax
valuededuct
m=1+((9/98)*(100-HDV))
value DV-m (DV-m)<m?
85 41 6.4183673 34.581633 No
6.4183673 19.581633 No
Iterasi DV
#1 0 0 29 0 0 0
#2 0 0 29 0 0 0
#3 0 0 29 0 0 0
#4 0 0 0 0 0 0
#5 0 0 0 0 0 0
deduct value (DV)
total deductMax
valuededuct
m=1+((9/98)*(100-HDV))
value DV-m (DV-m)<m?
37 29
29 7.5204082 21.479592 NO
Iterasi DV
#1 0 0 0 0 3 0 0
#2 0 0 0 0 2 0 0
#3 0 0 0 0 0 0 0
#4 0 0 0 0 0 0 0
#5 0 0 0 0 0 0 0
total deductMax
valuededuct
m=1+((9/98)*(100-HDV))
value DV-m (DV-m)<m?
11 8 0
0
0
0
9.4489796 -6.44898 YES
9.4489796 -9.44898 YES
0
0
9.4489796 -1.44898 YES
Iterasi DV
#1 0 0 6 0 55 0 0
#2 0 0 2 0 55 0 0
#3 0 0 2 0 55 0 0
#4 0 0 0 0 0 0 0
#5 0 0 0 0 0 0 0
total deductMax
valuededuct
m=1+((9/98)*(100-HDV))
value DV-m (DV-m)<m?
78 55
5.1326531 49.867347 NO
5.1326531 11.867347 NO
Iterasi DV
#1 50 0 0 0 9 0 0
#2 50 0 0 0 2 0 0
#3 0 0 0 0 0 0 0
#4 0 0 0 0 0 0 0
#5 0 0 0 0 0 0 0
total deductMax
valuededuct
m=1+((9/98)*(100-HDV))
value DV-m (DV-m)<m?
59 50 5.5918367 44.408163 NO
0
0
0
5.5918367 3.4081633 YES
0
0
0
0
Iterasi DV
#1 0 0 0 2 0 0 0
#2 0 0 0 2 0 0 0
#3 0 0 0 0 0 0 0
#4 0 0 0 0 0 0 0
#5 0 0 0 0 0 0 0
total deductMax
valuededuct
m=1+((9/98)*(100-HDV))
value DV-m (DV-m)<m?
35 28 7.6122449 -7.612245 YES
0
0
7.6122449 -5.612245 YES
0
0
7.6122449 -7.612245 YES
7.6122449 20.387755 NO
7.6122449 -2.612245 YES
Iterasi DV
#1 55 0 0 32 0 0 0
#2 55 0 0 2 0 0 0
#3 0 0 0 0 0 0 0
#4 0 0 0 0 0 0 0
#5 0 0 0 0 0 0 0
total deductMax
valuededuct
m=1+((9/98)*(100-HDV))
value DV-m (DV-m)<m?
87 55 5.1326531 49.867347 NO
5.1326531 26.867347 NO
Iterasi DV
#1 0 0 11 0 0 0 10
#2 0 0 11 0 0 0 10
#3 0 0 11 0 0 0 2
#4
#5
total deductMax
valuededuct
m=1+((9/98)*(100-HDV))
value DV-m (DV-m)<m?
26 11
Iterasi DV
#1 20 0 5 0 0 0 0
#2 20 0 2 0 0 0 0
#3 0 0 0 0 0 0 0
#4 0 0 0 0 0 0 0
#5 0 0 0 0 0 0 0
total deductMax
valuededuct
m=1+((9/98)*(100-HDV))
value DV-m (DV-m)<m?
25 20 8.3469388 11.653061 NO
0
8.3469388 -3.346939 YES
0
0
0
8.3469388 -8.346939 YES
Iterasi DV
#1 30 0 0 0 0 3 0
#2 30 0 0 0 0 2 0
#3 30 0 0 0 0 2 0
#4 0 0 0 0 0 0 0
#5 0 0 0 0 0 0 0
total deductMax
valuededuct
m=1+((9/98)*(100-HDV))
value DV-m (DV-m)<m?
75 30 7.4285714 22.571429 NO
0
0
0
0
7.4285714 -4.428571 YES
0
7.4285714 13.571429 NO
7.4285714 13.571429 NO
Iterasi DV
#1 29 11 0 0 0 0 9
#2 29 11 0 0 0 0 2
#3 29 2 0 0 0 0 2
#4 2 2 0 0 0 0 2
#5 0 0 0 0 0 0 0
total deductMax
valuededuct
m=1+((9/98)*(100-HDV))
value DV-m (DV-m)<m?
104 55 5.1326531 23.867347 NO
5.1326531 5.8673469 NO
Iterasi DV
#1 24 0 12 0 0 0
#2 24 0 2 0 0 0
#3 24 0 2 0 0 0
#4 2 0 2 0 0 0
#5
deduct value (DV) total deduct value Max deduct value m=1+((9/98)*(100-HDV))
24 109 60 4.6734693878
12 4.6734693878
60 4.6734693878
13 4.6734693878
DV Total DV
0 60 13 109
0 60 13 99
0 60 2 88
0 60 2 66
DV-m (DV-m)<m?
19.326531 No
7.3265306 No
55.326531 No
8.3265306 No
Iterasi DV
#1 14 0 0 0 3.4 0 0
#2 14 0 0 0 2 0 0
#3 0 0 0 0 0 0 0
#4 0 0 0 0 0 0 0
#5 0 0 0 0 0 0 0
total deductMax
valuededuct m=1+((9/98)*(100-HDV))
value DV-m (DV-m)<m?
18.6 14 8.8979591837 5.1020408163 YES
8.8979591837 -7.6979591837 YES
ERY GOOD
No Station Luas segmen (cm2) jenis kerusakan
distress severity
22 2+100 – 2+200 6,500,000 retak buaya L
retak memanjang L
retak acak
retak melintang
pelepasan butir L
kegemukan L
tambalan L
lubang L
disintegrasi
Iterasi
#1 5 0
#2 5 0
#3 2 0
#4
#5
total kerusakan (cm2) density (%) deduct value (DV) total deduct value
8,467 0.1302615385 5 91
28,233 0.4343538462 0
79,419 1.2218307692 3
5,265 0.081 0
40,107 0.6170307692 2
243,400 3.7446153846 81
DV
3 0 2 81
2 0 2 81
2 0 2 81
Max deduct value m=1+((9/98)*(100-HDV)) DV-m (DV-m)<m?
81 2.7448979592 2.255102 Yes
2.7448979592 -2.744898 Yes
CONCLUSION
PCI=(100-CDVMAX)
13
13
13
13
13
VERY POOR
No Station
Luas segmen jenis
(cm2)kerusakan
distress severity
total kerusakan (cm2)
density (%)
deduct value (DV)
23 2+200 – 2+3004,800,000 retak buaya
retak memanjang H 952 0.0198333 0
retak acak 0
retak melintang 0
pelepasan butir 0
kegemukan 0
tambalan M 8,851 0.1843958 2
lubang M 64,900 1.3520833 35
disintegrasi M 8,260 0.1720833 8
Iterasi DV
#1 0 0 0 0 0 0 2
#2 0 0 0 0 0 0 2
#3 0 0 0 0 0 0 0
#4
#5
total deductMax
valuededuct
m=1+((9/98)*(100-HDV))
value DV-m (DV-m)<m?
45 35
6.9693878 -6.969388 YES
0
0
0
0
6.9693878 -4.969388 YES
6.9693878 28.030612 NO
6.9693878 1.0306122 YES
Iterasi
#1 0
#2 0
#3
#4
#5
distress severity total kerusakan (cm2) density (%) deduct value (DV)
M 21,532 0.4485833333 0
L 110,003 2.2917291667 31
L 76,312 1.5898333333 6
DV
total deduct value Max deduct value m=1+((9/98)*(100-HDV)) DV-m
37 31
7.3367346939 -7.336735
7.3367346939 23.663265
7.3367346939 -1.336735
Total CDV q
31 6 37 2
31 2 33 1
(DV-m)<m?
Yes
No
Yes
Iterasi DV
#1 18 0 0 0 13 0 3
#2 18 0 0 0 13 0 2
#3 18 0 0 0 13 0 2
#4 18 0 0 0 2 0 2
#5 0 0 0 0 0 0 0
total deductMax
valuededuct
m=1+((9/98)*(100-HDV))
value DV-m (DV-m)<m?
39 18 8.5306122 9.4693878 NO
8.5306122 -8.530612 YES
Iterasi DV
#1 7 0 0 0 4 0 2
#2 7 0 0 0 4 0 2
#3 7 0 0 0 2 0 2
#4 2 0 0 0 2 0 2
#5 0 0 0 0 0 0 0
total deductMax
valuededuct
m=1+((9/98)*(100-HDV))
value DV-m (DV-m)<m?
59 43 6.2346939 0.7653061 YES
0
0
0
6.2346939 -2.234694 YES
0
6.2346939 -4.234694 YES
6.2346939 -3.234694 YES
6.2346939 36.765306 NO
Iterasi DV
#1 8 0 0 0 0 0 0
#2 8 0 0 0 0 0 0
#3 8 0 0 0 0 0 0
#4 0 0 0 0 0 0 0
#5 0 0 0 0 0 0 0
total deductMax
valuededuct
m=1+((9/98)*(100-HDV))
value DV-m (DV-m)<m?
15 8 9.4489796 -1.44898 YES
9.4489796 -9.44898 YES
Iterasi DV
#1 37
#2 37
#3 37
#4 2
#5
distress severity total kerusakan (cm2) density (%) deduct value (DV) total deduct value
H 80,130 1.669375 37
M 3,915 0.0815625 3
M 10,904 0.227166667 50
M 102,500 2.135416667 11
DV
11 3 50
11 2 50
2 2 50
2 2 50
Max deduct value m=1+((9/98)*(100-HDV)) DV-m (DV-m)<m?
5.5918367347 31.4081632653 No
CONCLUSION
PCI=(100-CDVMAX)
34
34
34
34
34
POOR
No Station
Luas segmen jenis
(cm2)kerusakan
distress severity
total kerusakan (cm2)
density (%)
deduct value (DV)
29 2+800 – 2+9004,800,000 retak buaya M 54,850 1.1427083 22
retak memanjang
retak acak
retak melintang
pelepasan butir L 700,000 14.583333 6
kegemukan
tambalan L 14,675 0.3057292 0
lubang L 34,010 0.7085417 51
disintegrasi
Iterasi DV
#1 22 0 0 0 6 0 0
#2 22 0 0 0 2 0 0
#3 2 0 0 0 2 0 0
#4 0 0 0 0 0 0 0
#5 0 0 0 0 0 0 0
total deductMax
valuededuct
m=1+((9/98)*(100-HDV))
value DV-m (DV-m)<m?
79 51 5.5 16.5 NO
Iterasi DV
#1 45 0 0 0 57 0 0
#2 45 0 0 0 57 0 0
#3 45 0 0 0 57 0 0
#4 2 0 0 0 57 0 0
#5 0 0 0 0 0 0 0
total deductMax
valuededuct
m=1+((9/98)*(100-HDV))
value DV-m (DV-m)<m?
133 57 4.9489796 40.05102 NO
4.9489796 52.05102 NO
2
dihitung %luas
Luas (C
Luas sampel
No. Station Retak
(Cm2) Retak Memanjang
Buaya
retak-retak (cracking)
parameter tipe/besar angka
tipe buaya 5
acak 4
melintang 3
memanjang 1
tidak ada 1
lebar >2 mm 3
1-2 mm 2
<1 mm 1
tidak ada 0
luas >30% 3
10-30% 2
<10% 1
tidak ada 0
Jumlah amblas
>5/100 m 4
2-5/100 m 2
0-2/100 m 1
Tidak ada 0
kesimpulan
No. Station Nilai kondisi
1 0+000 - 0+100 4
2 0+100 - 0+200 7
3 0+200 – 0+300 5
4 0+300 – 0+400 5
5 0+400 – 0+500 4
6 0+500 – 0+600 7
7 0+600 – 0+700 5
8 0+700 – 0+800 4
9 0+800 – 0+900 5
10 0+900 – 1+000 4
11 1+000 – 1+100 2
12 1+100 – 1+200 4
13 1+200 – 1+300 5
14 1+300 – 1+400 4
15 1+400 – 1+500 3
16 1+500 – 1+600 4
17 1+600 – 1+700 4
18 1+700 – 1+800 5
19 1+ 800 – 1+900 3
20 1+ 900 – 2+000 5
21 2+000 – 2+100 4
22 2+100 – 2+200 4
23 2+200 – 2+300 6
24 2+300 – 2+400 6
25 2+400 – 2+500 6
26 2+500 – 2+600 5
27 2+600 – 2+700 4
28 2+700 – 2+800 5
29 2+800 – 2+900 4
30 2+900 – 3+000 5
3 Nilai Kondisi
Segmen Konstanta Kelas LHR
Jalan
1 17 7 4
2 17 7 7
3 17 7 5
4 17 7 5
5 17 7 4
6 17 7 7
7 17 7 5
8 17 7 4
9 17 7 5
10 17 7 4
11 17 7 2
12 17 7 4
13 17 7 5
14 17 7 4
15 17 7 3
16 17 7 4
17 17 7 4
18 17 7 5
19 17 7 3
20 17 7 5
21 17 7 4
22 17 7 4
23 17 7 6
24 17 7 6
25 17 7 6
26 17 7 5
27 17 7 4
28 17 7 5
29 17 7 4
30 17 7 5
total angka
4 Segmen Konstanta Kelas LHR
kerusakan
1 17 7 12
2 17 7 19
3 17 7 13
4 17 7 13
5 17 7 12
6 17 7 20
7 17 7 13
8 17 7 11
9 17 7 13
10 17 7 11
11 17 7 4
12 17 7 12
13 17 7 15
14 17 7 11
15 17 7 9
16 17 7 12
17 17 7 10
18 17 7 13
19 17 7 9
20 17 7 13
21 17 7 11
22 17 7 11
23 17 7 16
24 17 7 18
25 17 7 16
26 17 7 13
27 17 7 12
28 17 7 15
29 17 7 11
30 17 7 13
No. Station
Retak Buaya Retak Memanjang
5
1 0+000 - 0+100
2 0+100 - 0+200
3 0+200 – 0+300
4 0+300 – 0+400
5 0+400 – 0+500
6 0+500 – 0+600
7 0+600 – 0+700
8 0+700 – 0+800
9 0+800 – 0+900
10 0+900 – 1+000
11 1+000 – 1+100
12 1+100 – 1+200
13 1+200 – 1+300
14 1+300 – 1+400
15 1+400 – 1+500
16 1+500 – 1+600
17 1+600 – 1+700
18 1+700 – 1+800
19 1+ 800 – 1+900
20 1+ 900 – 2+000
21 2+000 – 2+100
22 2+100 – 2+200
23 2+200 – 2+300
24 2+300 – 2+400
25 2+400 – 2+500
26 2+500 – 2+600
27 2+600 – 2+700
28 2+700 – 2+800
29 2+800 – 2+900
30 2+900 – 3+000
total 22 10
2
3
22 2+100 – 2+200 4
23 2+200 – 2+300 6 2
24 2+300 – 2+400 6
25 2+400 – 2+500 6
26 2+500 – 2+600 5 1
27 2+600 – 2+700 4
28 2+700 – 2+800 5
29 2+800 – 2+900 4 0
30 2+900 – 3+000 5 0
1 0+000 - 0+100 6
2 0+100 - 0+200 3
3 0+200 – 0+300 5
4 0+300 – 0+400 5
5 0+400 – 0+500 6
6 0+500 – 0+600 3
7 0+600 – 0+700 5
8 0+700 – 0+800 6
9 0+800 – 0+900 5
10 0+900 – 1+000 6
11 1+000 – 1+100 8
12 1+100 – 1+200 6
13 1+200 – 1+300 5
14 1+300 – 1+400 6
15 1+400 – 1+500 7
16 1+500 – 1+600 6
17 1+600 – 1+700 6
18 1+700 – 1+800 5
19 1+ 800 – 1+900 7
20 1+ 900 – 2+000 5
21 2+000 – 2+100 6
22 2+100 – 2+200 6
23 2+200 – 2+300 4
24 2+300 – 2+400 4
25 2+400 – 2+500 4
26 2+500 – 2+600 5
27 2+600 – 2+700 6
28 2+700 – 2+800 5
29 2+800 – 2+900 6
30 2+900 – 3+000 5
8
Retak
Retak Buaya Retak Acak Retak Melintang
Memanjang
untuk celah
kecil kurang
dari 5mm
untuk celah maka
kecil kurang dilakukan
dari 5mm pengisian
maka celah dengan
dilakukan aspal.
pengisian celah Retakan untuk celah kecil
dengan aspal. dibersihkan kurang dari 5mm
Retakan dan ditutup maka dilakukan
dibersihkan untuk pengisian celah
dan ditutup mencegah dengan aspal.
melakukan lapisan untuk infiltrasi air Retakan
taburan aspal dua mencegah ke dalam dibersihkan dan
lapis. Jika celahnya infiltrasi air ke perkerasan. ditutup untuk
kurang dari 3 mm dalam Untuk celah mencegah
sebaiknya bagian perkerasan. yang lebih infiltrasi air ke
yang telah Untuk celah lebar .5 MM dalam
mengalami retak yang lebih MAKA perkerasan. Untuk
akibat air lebar .5 MM DILAKUKAN celah yang lebih
merembes masuk MAKA PEMBANGUN lebar .5 MM
ke lapisan fondasi DILAKUKAN AN KEMBALI MAKA
tanah dibongkar PEMBANGUNA PELAT DILAKUKAN
terlebih dahulu N KEMBALI SECARA PEMBANGUNAN
dan dibuang PELAT SECARA LOKAL KEMBALI PELAT
bagian yang basah, LOKAL PENAMBALA SECARA LOKAL
kemudian dilapisi PENAMBALAN N DI PENAMBALAN DI
lagi dengan bahan DI SELURUH SELURUH SELURUH
yang sesuai. KEDALAMAN. KEDALAMAN. KEDALAMAN.
9 semakin besar nilai kondisi jalan yang ditentukan oleh angka kerusakan pada tiap segmen
Luas (Cm2)
- - 4
3
9
10,324 485 4
4 3 3
0.211 0.010
1 1
8
- - 3
3
9
- - 4
3
9
- 245 2
3 2
0.005
1
8
- - 3
3
9
- - 1
2
8
- 456 2
3 2
0.009
1
8
- - 3
3
9
43,432 - 2
4 2
0.905
1
7
- -
36,975 - 3
4 3
0.770
1
8
- - 3
3
9
- 30,870 1
3 2
0.630
1
6
- 520,500 2
3 2
10.844
2
9
92,556 - 3
4 3
1.928
1
8
37,300 - 4
4 3
0.777
1
9
- - 3
3
9
- - 3
3
9
134,341 - 4
4 3
2.067
1
9
- - 1
2
8
- - 1
2
8
- - 3
3
5
21,532 - 2
4 2
0.449
1
7
- - 4
3
9
- - 2
2
8
- - 2
2
8
- - 3
3
9
- - 2
2
8
- - 3
3
alur
kedalaman >20 mm 7
11-20 mm 5
6-10 mm 3
0-5 mm 1
tidak ada 0
tambalan dan lubang
luas >30% 3
20-30% 2
10-20% 1
<10% 0
kekasaran permukaan
jenis disintegration 4
pelepasan butir 3
rough 2
fatty 1
close texture 0
Tidak ada hubungannya nomor segmen dengan nilai kondisi jalan atau setiap segmen memiliki kondisi yang cenderung berbed
2
3
0
0 5 10 15 20
Tidak ada hubungannya nomor segmen dengan nilai prioritas jalan atau setiap segmen memiliki prioritas yang cenderung berb
nom
9
0
0 5 10 15
1
0
0 5 10 15
gka kerusakan pada tiap segmennya, maka semakin kecil nilai prioritas artinya semakin buruk kondisi jalan, maka jalan tersebut semakin di
Luas (Cm2)
H 78,970 4,760 -
3 1
3
H - - 8,260
4
4
H - - 76,260
4
4
H 351,000 - -
3
3
M 20,617 - 30,107
3 4
4
H - - 25,960
4
4
L 178,900 - 104,710
3 4
4
M 700,000 - -
3
3
H 1,172,370 - 65,250
3 4
4
M 49,500 - 11,760
3 4
4
127,500 38,500 170,207
3 1 4
4
H 868,540 - 26,700
3 4
4
H 45,288 - -
3
3
L - - 59,306
4
4
M - - -
H - - 71,848
4
4
H - - -
H - 8,874 102,939
1 4
4
H - - -
H - - 12,505
4
4
L 29,920 - -
3
3
L 79,419 5,265 -
3 1
3
H - - 8,260
4
4
M - - 76,312
4
4
H 322,500 - -
3
3
M 20,419 - 29,302
3 4
4
M - - 25,960
4
4
H 171,500 - 102,500
3 4
4
M 700,000 - -
3
3
H 1,186,870 - 65,250
3 4
4
Urutan Prioritas (UP) tindakan yang diambil
0-3 program peningkatan
4-6 program pemeliharaan berkala
>7 program pemeliharaan rutin
tingkat kerusakan terbesar
tingkat kerusakan terkecil
jenis kerusakan
Kegemukan Disintegrasi/ Depression Tambalan Lubang
4 19 23 14
nomor segmen vs
15 20 25 30 35
15 20 25 30 35
15 20 25 30 35
n, maka jalan tersebut semakin diprioritaskan untuk diambil program/tindakan yang sesuai berdasarkan jenis kerusakan dan tingkat keparah
Jumlah
Amblas/10 Kedalaman Total Nilai
Distress
Jumlah 0 m dan Alur Angka Konsdisi
Tambalan Lubang Severity
Lubang kedalaman (mm) Kerusakan Jalan
(cm)
36,312 262,978 65 M - -
0.757 5.479 12 4
0 0
0
8,851 65,959 5 M - 22
7
0.181 1.346 19 7
0 0
0 7
4,940 110,003 35 H - -
0.103 2.292 13 5
0 0
0
8,670 9,416 2 M 2/ 4 -
1
0.181 0.196 13 5
0 0
0 1
8,910 235,119 53 L - -
0.182 4.798
12 4
0 0
0
2,714 5,332 1 M 3/ 3 14
0.055 0.109 2 5
20 7
0 0
0 2 5
3,915 10,904 3 L 1/ 5 -
0.080 0.223 1
13 5
0 0
0 1
14,675 34,944 6 M - -
0.299 0.713
11 4
0 0
0
6,160 7,668 2 M - -
0.126 0.156
13 5
0 0
0
11,754 2,280 1 L - -
0.245 0.048
11 4
0 0
0
- - L - -
4 2
- - H - -
12 4
- - M - 7
3
15 5
3
8,962 8,605 4 L 1/ 6 -
0.183 0.176 1
11 4
11 4
0 0
0 1
3,685 - L - -
0.077
9 3
0
0
12,348 - M - -
0.257
12 4
0
0
2,898 - M - 4
0.060 1
10 4
0
0 1
- 4,160 2 H - -
0.087
13 5
0
0
13,512 59,700 45 H - -
0.282 1.244
9 3
0 0
0
- 103,084 65 H - -
1.586
13 5
0
0
- L - -
11 4
40,107 243,400 74 L - -
0.617 3.745
11 4
0 0
0
8,851 64,900 34 M - 23
16 6
0.184 1.352 7
16 6
0 0
0 7
- 110,003 35 L 3/ 3 13
2.292 2 5
18 6
0
0 2 5
9,720 8,796 3 M 6/ 3 -
0.154 0.140 4
16 6
0 0
0 4
8,250 230,860 97 L 1/4 -
0.168 4.711 1
13 5
0 0
0 1
2,714 6,340 3 L - -
0.057 0.132
12 4
0 0
0
3,915 10,904 5 M 3/ 4 10
0.082 0.227 2 3
15 5
0 0
0 2
14,675 34,010 12 L - -
0.306 0.709
11 4
0 0
0
6,160 7,848 4 M - -
0.126 0.160 13 5
0 0
0
Amblas Alur
8 7
35
35