Vous êtes sur la page 1sur 7

Pengaruh Metode Bermain Peran Bermedia Boneka Tangan

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS

METODE BERMAIN PERAN BERMEDIA BONEKA TANGAN


TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI SOSIAL ANAK
AUTIS

Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya


untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian
Program Sarjana Pendidikan Luar Biasa

Oleh:
DONNY SETYAHADI PRATAMA
NIM: 11010044009

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA

2015

1
Pengaruh Metode Bermain Peran Bermedia Boneka Tangan

METODE BERMAIN PERAN BERMEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN


KOMUNIKASI SOSIAL ANAK AUTIS
Donny Setyahadi Pratama dan Madechan
(Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya)
donnysetya.sty@gmail.com

ABSTRACT

Autism children were those who had very complex problem which could disturb the children
development, one of them was social communication ability. Social communication ability was important
and the children had to get it to develop communication ability with surroundings. Developing social
communication could be done by grouping method which could stimulate the children to have
communicating initiative and feedback in communicating. One of the methods applying group was role play
method. Role play method was the method which was done in group with the scenario inside acted by each
child involved. This play role method was done by hand doll which had different attractive characters and
requested the children to do conversation in playing role. The purpose of this research was to gain the
answer about the application of play role method with hand doll media toward social communication ability
of autism children in TK Mentari School Sidoarjo. This research was done by involving 6 autism students
who had been capable in speech and good contact eye. The research used was quantitative with pre
experiment non parametric kind using one group pre test and post test design and it was done 12 times
intervention, 1 time pre test and 1 time post test. The research result indicated that the assessment of pre test
and post test social communication showed that the result was same i.e. 616 and 616 there was not any
change. The analysis result of pre test and post test value used sign test formula (Zh) with Z table 5% two
sides test 1,96, the value obtained was Zh = - 2,69 so that Zh < Zt. In this way, it could be concluded that
there was not any significant influence of play role method with hand doll media toward social
communication ability of autism children in TK Mentari School Sidoarjo.

Keywords: Social communication, autism children


Salah satu hambatan yang dialami anak
PENDAHULUAN berkebutuhan khusus adalah kemampuan
Anak berkebutuhan khusus merupakan komunikasi. Jenis anak berkebutuhan khusus yang
populasi kecil dari keseluruhan anak pada memiliki ciri dalam hambatan kemampuan dalam
umumnya. Mereka mengalami fungsi yang salah berkomunikasi ini adalah anak autis. Menurut
satu dari gerak, indra, mental, dan perilaku atau Sunartini Dalam (Yosfan, 2005 : 16) menjelaskan
kombinasi dari fungsi-fungsi tersebut. Intensitas bahwa autistik diartikannya sebagai gangguan
gangguan juga ditentukan oleh ketidakberfungsinya perkembangan perpasif yang ditandai oleh adanya
keempat komponen tersebut . Anak berkebutuhan abnormalitas dan kelainan yang muncul sebelum
khusus adalah anak yang memiliki keunikan anak berusia 3 tahun, dengan ciri-ciri fungsi
tersendiri yang membedakan mereka dari anak-anak abnormal dalam tiga bidang : (1) interaksi sosial, (2)
normal pada umumnya. Kirk dan Gallagher (1989) komunikasi , dan (3) perilaku yang tebatas dan
serta Smith dan Ruth (1922) medefinisikan anak berulang.
luar biasa sebagai anak yang berbeda dari anak Pada dasarnya permasalahan yang dialami
normal dalam beberapa hal (a) ciri-ciri mental, (b) anak autis adalah tiga hal, yaitu interaksi sosial,
kemampuan panca indera, (c) kemampuan komunikasi/bahasa dan perilaku. Dari ketiga
komunikasi, (d) perilaku sosial, atau (e) sifat-sifat permasalahan anak autis salah satunya adalah
fisiknya. Kondisi demikian yang menuntut pemahan komunikasi. Komunikasi merupakan proses dimana
terhadap hakikat anak berkebutuhuan khusus. individu bertukar informasi dan menyampaikan

2
Pengaruh Metode Bermain Peran Bermedia Boneka Tangan

fikiran serta perasaan, dimana ada pengiriman pesan guru,ketika diintervensi anak malah bermain sendiri
yang mengkodekan/ memformulasikan pesan dan tanpa sedikitpun kata dan niatan komunikasi dengan
penerima mendekodekan pesan/ memahami pesan. guru atau temannya.
Dalam hal ini, anak autis mengalami hambatan Dari permasalahan yang telah ditelah
dalam berkomunikasi sosial, baik itu bertukar diuraikan di atas , bahwa permasalahan tersebut
fikiran, bertukar informasi maupun memahami sangat mengganggu sekali anak autis untuk
pesan dan perasaaan dengan temannya atau orang berhubungan dan menjalin komunikasi dengan
lain. Adapun anak autis yang bisa berbicara, namun lingkungan sosial. Selain itu, gangguan tersebut
kemampuannya dalam berbicara ini tidak juga menghambat perkembangan anak autis ,
digunakannya untuk berkomunikasi, mereka malah dimana anak tidak bisa mengimprovisasi dan
berbicara sendiri dan hidup dalam dunianya sendiri. menambah pengetahuan serta kaitannya dalam
Ini menunjukan bahwa anak autis tidak bisa belajar, yang diperoleh dari hasil komunikasinya
melakukan komunikasi dengan orang disekitarnya dengan teman-temannya maupun lingkungan sosial.
sehingga dapat mempengaruhi dan berakibat buruk Oleh sebab itu, perlu adanya penanganan atau
berelasinya dengan orang lain. Hal ini dikuatkan tindakan yang harus dilakukan untuk meminimalisir
dengan pendapat ahli yaitu Sutadi (2001) juga ataupun mengurangi permasalahan tersebut. Adapun
menjelaskan bahwa autisme adalah gangguan penanganan / tindakan yang dilakukan yaitu dengan
perkembangan berat yang mempengaruhi cara menggunakan metode bermain peran( role playing)
seseorang untuk berkomunikasi dan berelasi dengan bantuan boneka tangan yang mempunyai
(berhubungan) dengan orang lain. Yanuar (2002) konsep dan dialog untuk berkomunikasi sosial.
mengemukakan autisme adalah ganggguan Metode bermain peran merupakan sejenis
perkembangan yang kompleks, mempengaruhi permainan gerak yang di dalamnya ada tujuan,
perilakku dengan akibat kekurangmampuan; aturan, dan edutainment ( fogg, 2001). Selain itu,
komunikasi, hubungan sosial dan emosional dengan bermain peran sering kali dimaksudkan sebagai
orang lain. Jadi dapat disimpulkan, bahwa anak suatu bentuk aktivitas dimana pembelajar
autis mempunyai hambatan pada kemampuan membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar
berkomunikasinya secara sosial dimana anak tidak kelas dan memainkan peran orang lain. Strategi
melakukan komunikasi padahal anak bisa berbicara bermain peran ini diorganisasi berdasarkan
dan bertukar informasi maupun pesan dengan kelompok-kelompok siswa yang heterogen,
temannya atupun orang lain, sehingga dapat sehingga dalam pelaksanaan metode ini akan terjadi
mempengaruhinya untuk berhubungan sosial. interaksi dan komunikasi dengan sesama kelompok.
Dari hal yang diuraikan di atas, diperoleh Oleh karena itu, peneliti mengambil metode ini
data dari hasil observasi awal peneliti disekolah sebagai tindakan untuk menangani permasalahan
inklusif Mentari School Sidoarjo pada tanggal 2 anak autis pada komunikasi sosialnya, dimana
Maret 2015. Bahwa didapatkan 6 anak autis yaitu dalam strategi metode ini mengharuskan anak untuk
yang bernisial SK, JD, TK, KM, MT, dan RD yang berinterkasi dengan teman kelompoknya dan
mengalami hambatan dalam hal komunikasi sosial. memainkan peran masing-masing. Interaksi sesama
Anak tidak bisa menjalin komunikasi dan saling kelompok ini, memberikan suatu latihan untuk anak
bertukar informasi , padahal anak dapat berbicara. autis agar bisa berinteraksi sosial.
Apabila anak-anak tersebut dikumpulkan dalam
kelompok atau klasikal, mereka tidak pernah Dalam penggunaan metode ini dibantu
menjalin komunikasi sama sekali, mereka malah dengan media yaitu dengan menggunakan boneka
berbicara dan bermain sendiri. Selain dari observasi, tangan. Sesuai dengan namanya “boneka tangan”,
diperoleh juga wawancara dengan guru anak cara memainkannya dengan memasukkan tangan
tersebut yang akan menambahkan informasi kedalamnya. Bentuknya pun menyerupai sarung
karakteristik anak-anak tersebut. Gurunya pun juga tangan, namun tentu saja boneka ini lebih menarik.
mengatakan hal yang sama, bahwa anak tidak bisa Media ini dapat membantu siswa mengenal segala
menjalin komunikasi dengan temannya. Guru pun aspek yang berkaitan dengan benda dan
juga sudah memberikan intervensi pada anak , memberikan pengalaman yang lengkap tentang
misalnya pertanyaan sosial atau pun diajak bermain benda tersebut. Penggunaan media boneka tangan
dengan temannya. Namun, hal itu kurang maksimal menolong anak untuk bernalar dan membentuk
dalam mengatasi permasalahan anak tersebut, konsep tentang segala sesuatu yang berhubungan
karena anak tidak tertarik dengan materi intervensi dengan obyek, baik ukuran, bentuk, berat, maupun

3
Pengaruh Metode Bermain Peran Bermedia Boneka Tangan

manfaatnya. Oleh sebab itu, penggunaan media ini


diharapkan bisa memuluskan atau memperlancar 3. TeknikAnalisis Data
dalam penerapan metode bermain peran. Teknikanalisis data yang digunakan dalam penelitian
Berdasarkaan uraian di atas, memunculkan ini adalah teknik analisis data statistik nonparametrik.
sebuah judul untuk melakukan penelitian ,yaitu Dengan menggunakan analisis statistik dengan rumus
“Pengaruh Metode Bermain Peran Bermedia Sign Test.
Boneka Tangan Terhadap Kemampuan Komunikasi Adapun rumus yang digunakanadalah :
Sosial Anak Autis Di TK Mentari School Sidoarjo”.
Diharapkan dengan adanaya penelitian dengan judul X 
ZH 
tesebut bisa membantu anak autis mengatasi
permasalahannya dalam hal interaksi sosial.

Gambar 3.2 rumus uji tanda (Saleh, 1996:274)

TUJUAN
Keterangan :
Mengkaji ada atau tidak pengaruh metode ZH :nilaihasilpengujianstatistik
bermain peran bermedia boneka tangan terhadap X : hasilpengamatanlangsung
kemampuan komunikasi sosial anak autis di TK µ : mean (nilai rata-rata) = n.p
Mentari School Sidoarjo p : probabilitasuntukmemperolehtanda (+) atau
(-)
n : jumlahsampel
METODE σ : standartdeviasi = (√(n.p.q))
q : 1 – p = 0,5
Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pra-eksperimen dengan bentuk
“one group pre tes post tes design” yang
melibatkan satu kelompok. Observasi dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
sebanyak 2 kali yaitu sebelum intervensi dan 1. Penyajian Data
sesudah intervensi. Observasi yang dilakukan a. Hasil pretest digunakan untuk mengetahui
sebelum intervensi (O1) disebut pre-tes dan kemampuan awal komunikasi sosial sebelum
observasi sesudah intervensi (O2) disebut post tes diberikan perlakuan.
(Arikunto, 2006:85).
1. Variable Penelitian Data Hasil Pre Tes Kemampuan Komunikasi Sosial Anak
a. Variabel Bebas autis Mentari School Sidoarjo
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
NO. NAMA SUBJEK HASIL
metode bermain peran bermedia boneka tangan. 1. KM 108
b. Variabel Terikat 2. SK 103
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah 3. MT 102
kemampuan komunikasi sosial. 4. TK 94
2. Sampel Penelitian 5. RD 105
Adapun sampel yang digunakan dalam 6. JD 104
penelitian ini adalah semua anak autis yang Jumlah 616
mengalami hambatan komunikasi sosial.
b. Hasil postest digunakan untuk mengetahui
Daftar nama Siswa autis TK Mentari School kemampuan awal komunikasi sosial setelah
Sidoarjo diberikan perlakuan.

No Nama Umur Jenis Data Hasil Pos Tes Kemampuan Komunikasi Sosial
Anak autis Mentari School Sidoarjo
Kelamin
NO. NAMA SUBJEK HASIL
(L/P) 1. KM 108
1. SK 6 Tahun L 2. SK 103
2. JD 6 Tahun L 3. MT 102
3. TK 5 Tahun P 4. TK 94
4. KM 6 Tahun L 5. RD 105
5. MT 5 Tahun P 6. JD 104
Jumlah 616
6. RD 6 Tahun L

4
Pengaruh Metode Bermain Peran Bermedia Boneka Tangan

3. Pengujian hipotesis
2. Hasil analisis data. Pada hasil perhitungan nilai kritis untuk α = 5%,
Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan maka pengambilan keputusannya menggunakan
menggunakan statistik non parametrik menggunakan pengujian satu sisi α = 5% (1,96) adalah Ha ditolah
uji tanda. dan Ho diterima apabila Zh < Zt artinya tidak ada
pengaruh metode bermain peran bermedia boneka
tangan terhadap komunikasi sosial anak autis di TK
Tabel 4. mentari school sidoarjo.
Tabel kerja perubahan nilai pre tes dan pos tes
kemampuan komunikasi sosial anak autis PEMBAHASAN
mentari school sidoarjo Hasil penelitian dengan desain penelitian pre tes
Nilai pos tes one group menunjukkan bahwa metode
Nama Tanda
No Pre Tes Pos Tes bermain peran bermedia boneka tangan tidak
Subjek Perubahan
(X) (Y)
berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi sosial
1 KM 108 108 0
anak autis. Hal ini terbukti dari perhitungan yang
2 SK 103 103 0
3 MT 102 102 0 menunjukkan Zh sebesar – 2,69 lebih kecil dari Zt
4 TK 94 94 0 sebesar 1,96.
5 RD 105 105 0 Tidak adanya pengaruh pada penelitian ini
6 JD 104 104 0 terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor
JUMLAH 616 616 diantaranya dari desain penelitian yang menggunakan
pre tes pos tes one group dengan jumlah subjek 6
Perhitungan statistik dalam penelitian ini siswa anak autis. Kenapa ini menjadi salah satu faktor
menggunakan rumus uji tanda (ZH). Adapun tidak adanya pengaruh pada penelitian ini karena
pengolahan data adalah sebagai berikut: ketika anak autis dengan berbagai karateristik berada
a. Mencari probabilitas untuk memperoleh tanda (+) dalam satu kelas , kelas menjadi tidak kondusif
atau (-) = 0,5 karena nilai kritis untuk α = 5% sehingga membuat pelajaran atau treatmen terganggu.
b. Mencari X: dari hasil penelitian diperoleh Misalnya saja dalam satu kelas terdapat anak autis
perubahan tanda (+) , ( - ) atau 0, maka besar X yang hyperaktif, bayangkan saja perilaku hyperaktif
adalah: tersebut dapat menggagu dan membuat suasana tidak
X = jumlah tanda plus (+) – p kondusif, terlebih anak tidak dapat tenang dan
= 0 – 0,5 terkadang mengganggu temannya. Selain itu, terdapat
= - 0,5 juga anak autis yang kontak matanya kurang baik
c. Mencari q: sehingga sulit untuk memfokuskan pada pelajaran dan
q=1–p gangguan perilaku deficit misalnya melamun serta
= 1 – 0,5 = 0,5 perilaku sosial yang kurang sesuai. Hal tersebut
d. Mencari mean (µ): diperkuat oleh pendapat Leo Kanner 1943 dalam
Mean (µ) = n x p buku “Autisma” (2003 : 13) bahwa “perilaku anak
= 6 x 0,5 = 3 autis digolongkan dalam 2 jenis yaitu perilaku eksesif
e. Mencari σ: dan defisit. Yang termasuk perilaku eksesif adalah
σ = √𝑛. 𝑝. 𝑞 hyperaktif dan tantrum. Perilaku defisit ditandai
= √6 x 0,5 x 0,5 dengan gangguan bicara, perilaku sosiaal kurang
= √ 1,5 sesuai , defisit sesosri sehingga dikira tuli, emosi tidak
= 1,224
tepat, misalnya tertawa tanpa sebab, menangis tanpa
f. Memasukkan ke dalam rumus uji tanda (sign test)
sebab dan melamun”. sehingga dapat menghambat
Zh = X - µ
σ anak autis untuk mendapatkan informasi atau
= - 0,5 – 3 pelajaran yang disampaikan oleh guru.
1,224 Dalam penelitian yang telah dilakukan akan
= - 3.3 disampaikan kronologi dan segala sesuatu yang
1,224 terjadi saat dilakukannya treatmen. Pada saat peneliti
memberikan treatmen, baru mulai pembukaan anak
= - 2,69
autis yang bernisial JD sudah tidak bisa tenang dan
berlari-lari, namun kemudian dapat ditenangkan dan
anak dapat mengkuti pembukaan dengan kontak mata
yang kurang. Kemudian setelah beberapa lama ketika

5
Pengaruh Metode Bermain Peran Bermedia Boneka Tangan

peneliti membagikan boneka pada setiap anak ,JD pada instruksi yang diberikan peneliti. Kalaupun anak
berulah lagi yaitu mengganggu temannya yang mau mendengarkan instruksi dari peneliti , peneliti
bernama SK. SK akhirnya menanggapi dan membuat harus mengingatkan dan memanggil anak beberapa
SK tidak fokus pada pelajaran. Akhirnya peneliti kali baru anak mau merespon. Hal ini diperkuat oleh
memisahkan sendiri keduanya dan memisahkan pendapat Leo Kanner dan Krieria DSM IV dalam
tempat duduk mereka. Treatmen dilanjut lagi, ketika “Autisma”( 2003 ) bahwa salah satu karakteristik
dimulai dialog ada lagi hambatan yaitu SK tidak anak autis dalam pola, minat dan kegiatan adalah
fokus dan tidak menghiraukan peneliti karena anak seringkali terpukau pada bagian-bagian benda. Oleh
terfokus pada boneka yang dipenggangnya, dipanggil karena itu, boneka tangan menjadi benda yang
satu kali tidak menoleh sampai 3 kali anak baru membuat anak autis tidak fokus terhadap peneliti
menoleh dan menjawab panggilan ”apa”, menoleh malah anak memainka boneka tangan tersebut.
pun anak juga tidak mempertahankan kontak mata
yang lama. Kemudian sedikit-sedikit SK mau .
mengikuti treatmen dan memulai dialog. Setelah SK PENUTUP
mengucapkan dialog , giliran TK tidak merespon , Simpulan
anak melamun dan tidak merespon sama sekali, Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
padahal anak bisa berbicara. Ketika peneliti dapat disimpulkan bahwa metode bermain peran
memanggil satu kali anak tidak merespon , setelah 3-4 bermedia boneka tangan tidak berpengaruh terhadap
kali panggilan anak baru menjawab dengan nada kemampuan komunikasi sosial anak autis di mentari
school sidoarjo. Hal ini dibuktikan dengan hasil pre
pelan. Kemudian peneliti mengajak TK mengucap
tes dengan nilai 616 dan pos tes juga 616, hasil
dialog dan mengangkat boneka, namun anak hanya keduanya sama dan tidak ada perubahan sama sekali.
merespon mengangkat boneka saja tanpa ada dialog. Dan dapat dikalkulasi hitung hasil penelitian tersebut
Setelah itu giliran MT , belum MT memulai dialog JD bahwa Zh < Zt dengan nilai - 2,69 < 1,96 sehingga Ha
berulah lagi, yaitu dengan menyanyi nyanyi tanpa ada ditolak dan Ho diterima artinya tidak ada
yang menyuruh. Kemudian shadow dan peniliti pengaruhnya metode bermain peran bermedia boneka
tangan terhadap komunikasi sosial anak autis di
menegur JD untuk diam. Dialog dilanjutkan, ketika
mentari school sidoarjo.
giliran MT memulai dialog, MT juga melamun, .
namun 2 kali panggilan anak bisa menoleh dan dapat .
mengucap dialog. Kemudian giliran JD, saat giliran
Saran
JD mengucap dialog, JD tidak merspon sama sekali Berdasarkan penelitian tentang pengaruh metode
dan memberontak, kemudian JD ditenangkan oleh bermain peran bermedia boneka tangan terhadap
peneliti dan shadow dan anak bisa mengucapkan kemampuan komunikasi sosial anak autis di TK mentari
dialog dengan mata tidak fokus. Selanjutnya KM dan school sidoarjo disarankan sebagai berikut :
RD juga sama seperti TK dan MT , mereka juga 1. Guru
melamun dan kontak mata kurang kan terfokus Anak autis merupakan anak yang mengalami
sehingga setiap kali peneliti dan shadow gangguan neurobiologis berat yang mempengaruhi
mengingatkan mereka. Dan bahkan saat treatmen cara seseorang untuk berkomunikasi dan berelasi
terjadi pernah JD menangis, memukul, membenturkan (berhubungan) dengan orang lain serta mengalami
kepalanya pada kepala shadow dan hampir menggigit gangguan pada kemampuan bahasa, interaksi sosial,
shadow. Itulah gambaran sebagian kronologi treatmen komunikasi, imajinasi, pola perilaku dan resistensi
saat penelitian, dari awal treatmen pertemuan pertama perubahan perilaku. Pembelajaran yang inovatif,
sampai terakhir. pengenalan dan mengajak anak untuk berinteraksi
Kemudian berdasarkan penelitian yang telah dengan lingkungan sekitar dapat membantu anak autis
dilakukan ada juga hal yang mempengaruhi tidak dalam berkomunikasi. Kemampuan komunikasi sosial
adanya pegaruh dalam penelitian ini, yaitu media anak autis hendaknya diterapkan treatmen secara
boneka tangan. Pemikiran peneliti memakai boneka individual/ one by one( one student one teacher)
ini adalah agar anak dapat tertarik dengan dimana dengan ini anak bisa dilatih kepatuhan,
pembelajaran karena pembelajarannya menggunakan responnya dan timbal balik komunikasi. Selain itu,
boneka tangan. Ternyata semua itu tidak berhasil anak juga dapat fokus dan kemampuan feed back
ketika media ini diterapkan pada anak autis, kenapa dalam komunikasi, sehingga untuk selanjutnya anak
tidak untuk autis karena ketika anak diberikan boneka dapat diajak berinteraksi dan berkomunikasi dengan
tangan saat dilakukannya pembelajaran atau treatmen lingkungan sekitar.
, anak lebih fokus pada boneka tangan tersebut dari

6
Pengaruh Metode Bermain Peran Bermedia Boneka Tangan

2. Peneliti Lain http://www.anneahira.com. Diakses dan


Peneliti lain melakukan penelitian serupa yang lebih diunduh pada tanggal 1 April 2015 Pukul
dalam dan lebih luas. Perlu diketahui bahwa anak 13.00 WIB
autis mengalami permasalahan sangat kompleks Wikipedia. Pengertian Boneka Tangan.
sehingga perlu dipertimbangkan oleh peneliti lain www.wikipedia.com Diakses pada tanggal 1
untuk melakukan penelitian serupa. Ketidakadanya April 2015 Pukul 12.45 WIB
pengaruh dalam penelitian ini disebabkan oleh Wulan, Teny. 2011. Peningkatan Keterampilan Bercerita
beberapa fakor yaitu dari permasalahan anak autis Siswa Kelas Viib Smp Negeri 1 Prambanan
yang sangat kompleks dan desain penelitian yang Sleman Dengan Menggunakan Media Boneka
Tangan. Jurnal UNY diakses pada tanggal 11
tidak sesuai. Oleh sebab itu, apabila peneliti lain
Maret 2015 Pukul 22.00 WIB
melakukan penelitian yang serupa hendaknya Triardhila,Widhadirane. Pengaruh Metode Bermain
menggunakan treatmen yang berbeda yang lebih Peran Terhadap PeningkatanPerilaku Prososial
inovatif dan memungkinkan anak bisa menerima Anak Tk A Lab. Um Kota Blitar. Jurnal UM
serta melakukan treatmen yang diberikan. diakses pada tanggal 5 April 2015 Pukul 13.00 WIB
Puji, Peny . Efektivitas Metode Bermain Peran (Role
DAFTAR PUSTAKA Play) Untuk Meningkatkan Keterampilan
American Psychiatric Association. 2013. Diagnostic and Komunikasi Pada Anak.Jurnal Universistas Ahmad
Statistical Manual for Mental Disorders 5th ed Dahlan, diakses pada tanggal 5 April 2015 Pukul
DSM 5. Arlington: American Psychiatric 13.30 WIB
Publishing. Vera Nawiroh,dkk. 2012. Jagongan” Sebagai Bentuk
Danuatmaja, Bonny. 2003. Terapi Anak Autis di Rumah. Komunikasi Sosial Pada Masyarakat Solo Dan
Jakarta: Puspa Swara. Manfaatnya Bagi Pembangunan Daerah.Jurnal
Handojo, Y. 2006. Autisme. Jakarta: Bhuana Ilmu Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Budi Luhur
Populer Kelompok Gramedia. Vol.2
Sujarwanto.2005.Terapi Okupasi Untuk Anak
Berkebutuhan Khusus. Abdurrahman, Mulyono.
2012. Anak Berkesulitan Belajar
:Teori,Diagnosis, dan Remediasinya. Jakarta.
Rineka Cipta
Koswar,.Deded.2013.Pendidikan Anak Berekbutuhan
Khusus Autis. Jakarta.PT Luxima Metro Media
Sugiono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung:Alfabet.
Saleh, Samsubar. 1996. Statistik Nonparametik Edisi 2.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Yosfan, Azwandi. 2005. Mengenal dan Membantu
Penyandang Autisme. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Huda, Miftahul.2013. Model-model Pengajaran dan
Pembelajaran.Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Yuwono, Joko. 2009. Memahami Anak Autistik. Bandung
: Alfabeta
Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada
Sujadna,Nana.2009. Media Pengajaran.Bandung : Sinar
Baru Algensindo Offset Uchjana,Onong.2000.
Dinamika Komunikasi. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya Offset
Riswandi.2009.Ilmu Komunikasi.Yogyakarta :
Graha Ilmu
West,Richard dkk.2013. Pengantar Teori
Komunikasi.Jakarta:Salemba Humanika
Ahira, Anne 2009. Boneka Tangan Unik dan Mendidik.

Vous aimerez peut-être aussi