Vous êtes sur la page 1sur 5

Askep Glaukoma

ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Anamnesis
Anamnesis mencakup data demografi yang meliputi :
Umur, glaukoma primer terjadi pada individu berumur > 40 tahun.
Ras, kulit hitam mengalami kebutaan akibat glaukosa paling sedikit 5 kali dari kulit putih
(deWit, 1998).
Pekerjaan, terutama yang berisiko besar mengalami trauma mata.
Selain itu harus diketahui adanya masalah mata sebelumnya atau yang ada saat ini, riwayat
penggunaan antihistamin (menyebabkan dilatasi pupil yang akhirnya dapat menyebabkan angle-
closure glaucoma), riwayat keluarga dengan glaukoma, riwayat trauma (terutama yang mengenai
mata), riwayat penyakit lain yang sedang diderita (diabetes melitus, arteriosklerosis, miopia
tinggi).
Riwayat psikososial mencakup adanya ansietas yang ditandai dengan bicara cepat, mudah
berganti topik, sulit berkonsentrasi dan sensitif, dan berduka karena kehilangan penglihatan.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan oftalmoskop untuk mengetahui adanya
cupping dan atrofi diskus optikus. Diskus optikus menjadi lebih luas dan lebih dalam. Pada
glaucoma akut primer, kamera anterior dangkal, akues humor keruh dan pembuluh darah
menjalar keluar dari iris.
Pemeriksaan lapang pandang perifer, pada keadaan akut lapang pandang cepat menurun secara
signifikan dan keadaan kronik akan menurun secara bertahap.
Pemeriksaan fisik melalui inspeksi untuk mengetahui adanya inflamasi mata, sklera kemerahan,
kornea keruh, dilatasi pupil sedang yang gagal bereaksi terhadap cahaya. Sedangkan dengan
palpasi untuk memeriksa mata yang mengalami peningkatan TIO, terasa lebih keras
dibanding mata yang lain.
Uji diagnostik menggunakan tonometri, pada keadaan kronik atau open angle didapat nilai 22-32
mmHg, sedangkan keadaan akut atau angle closure ≥ 30 mmHg. Uji dengan menggunakan
gonioskopi akan didapat sudut normal pada glaukoma kronik. Pada stadium lanjut, jika telah
timbul goniosinekia (perlengketan pinggir iris pada kornea/trabekula) maka sudut dapat
tertutup. Pada glaukoma akut ketika TIO meningkat, sudut COA akan tertutup, sedang pada
waktu TIO normal sudutnya sempit.
Tanda dan gejala
Glaukoma akut primer
Awitan gejala akut/mendadak
Nyeri hebat di sekitar mata yang menjalar pada daerah yang dilewati saraf otak V
Nyeri kepala/dahi
Mual, muntah, dan ketidaknyamanan abdomen
Melihat lingkaran berwarna di sekitar sinar dan pandangan kabur mendadak dengan
penurunan persepsi cahaya.
Glaukoma kronik primer
Bilateral
Herediter
TIO meninggi
Sudut COA terbuka
Bola mata yang tenang
Lapang pandang mengecil dengan macam-macam skotoma yang khas
Perjalanan penyakit progresif lambat
Glaukoma sekunder
Peningkatan nyeri dan simptom spesifik tergantung pada penyebab penyakit okuler
Glaukoma kongenital
Fotopobia, blefarospasme, epifora, mata besar, kornea keruh

Diagnosis dan Intervensi Keperawatan


Diagnosis keperawatan yang terjadi adalah :
Perubahan sensori/persepsi (visual) yang berhubungan dengan kerusakan saraf akibat
peningkatan TIO
Tujuan, klien akan :
Mengidentifikasi tipe perubahan visual yang dapat terjadi saat TIO meningkat di atas level
aman
Mencari bantuan saat terjadi perubahan visual
Mendapatkan kembali dan mempertahankan visus normal dengan pengobatan
Intervensi Keperawatan :
Kolaborasi dalam pemberian :
Miotik, untuk konstriksi pupil dan kontraksi otot silier (Seperti Pilocarpin) yang dapat
menyebabkan pandangan kabur selama 1-2 jam setelah penggunaan dan adaptasi pada
lingkungan gelap mengalami kesulitan, karena konstriksi pupil.
Agens penghambat pembentuk akueos humor, seperti Timolol, dll.
Inhibitor karbonat anhidrase (seperti Asetazolamid) untuk mengurangi produksi akueos
humor, dengan efek samping mati rasa, rasa gatal pada kaki dan tangan,
mual/malaise.
Agens osmotik sistemik (mis. Gliserin oral) untuk klien glaukoma akut untuk mengurangi
tekanan okular.
Lakukan tindakan untuk mencegah semakin tingginya TIO, meliputi :
Diet rendah natrium
Pembatasan kafein
Mencegah konstipasi
Mencegah manuver Valsava
Mengurangi stres
Pantau kemampuan klien untuk melihat dengan jelas. Tanyai klien secara rutin tentang
terjadinya perubahan visual.
Nyeri yang berhubungan dengan peningkatan TIO
Tujuan, klien akan :
Klien akan mengalami pengurangan nyeri.
Intervensi keperawatan :
Pertahankan tirah baring ketat pada posisi semi-Fowler dan cegah tindakan yang dapat
meningkatkan TIO (batuk, bersin, mengejan). Rasional : Tekanan pada mata meningkat
jika tubuh datar dan manuver Valsava diaktifkan seperti pada aktivitas tersebut.
Berikan lingkungan gelap dan tenang. Rasional : Stres dan sinar akan meningkatkan TIO
yang dapat mencetuskan nyeri.
Observasi tekanan darah, nadi dan pernapasan tiap 24 jam jika klien tidak menerima agens
osmotik secara intravena dan tiap 2 jam jika klien menerima agens osmotik intravena.
Rasional : Mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
Observasi derajat nyeri mata setiap 30 menit selama fase akut. Rasional : Mengidentifikasi
kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
Berikan obat mata yang diresepkan untuk glaukoma dan beritahu dokter jika terjadi
hipotensi, haluaran urine <>
Berikan analgesik narkotik yang diresepkan jika klien mengalami nyeri hebat dan evaluasi
keefektifannya. Rasional: Mengontrol nyeri. Nyeri berat akan mencetuskan manuver
Valsava dan meningkatkan TIO.
Ketidakpatuhan (pada program medikasi) yang berhubungan dengan efek samping pengobatan,
kurangnya motivasi, kesulitan mengingat regimen terapi atau implikasi finansial.
Defisit pengetahuan (tentang proses penyakit, kondisi klinis, rencana terapi dan
penatalaksanaan di rumah) berhubungan dengan kurangnya informasi dan/atau mispersepsi
informasi yang didapat sebelumnya.
Tujuan, klien akan :
Klien mengetahui penatalaksanaan penyakitnya dan mampu mengulang dan
mendemostrasikan kembali pendidikan kesehatan yang diberikan.
Intervensi keperawatan :
Jika gejala akut terkontrol, berikan informasi tentang kondisinya. Tekankan bahwa glaukoma
memerlukan pengobatan sepanjang hidup, harus teratur dan tidak terputus. Rasional:
Meningkatkan kerjasama klien. Kegagalan klien untuk mengikuti penatalaksanaan yang
ditentukan dapat menyebabkan kehilangan pandangan yang progresif dan bahkan
kebutaan.
Instruksikan klien untuk mencari pertolongan medis jika ketidaknyamanan mata dan gejala
peningkatan TIO terulang saat menggunakan obat-obatan. Ajari klien tanda dan gejala
yang memerlukan perhatian medis dengan segera. Rasional: Upaya tindakan perlu
dilakukan untuk mencegah kehilangan penglihatan lebih lanjut/komplikasi lain.
Perubahan visus mendadak, bahkan dengan kacamata yang baru tidak dapat melihat dengan
jelas.
Meningkatnya nyeri mata :
Kesulitan beradaptasi di ruang gelap
Melihat lingkaran pelangi di sekitar cahaya lampu
Menyempitnya pandangan pada satu atau kedua mata
Peningkatan fotofobia dan lakrimasi.
Ajarkan klien dan keluarga serta izinkan klien mempraktekkan sendiri cara pemberian tetes
mata. Gunakan teknik aseptik yang baik saat meneteskan obat mata. Rasional :
Meningkatkan keefektifan pengobatan, memberikan kesempatan untuk klien
menunjukkan kompetensi dan mengajukan pertanyaan.
Berikan informasi tentang dosis, nama, jadwal, tujuan dan efek samping yang dapat
dilaporkan dari semua obat-obatan yang diresepkan di rumah. Ingatkan klien untuk
memberikan tetes mata sikloplegik hanya pada mata yang terkena karena pada mata yang
tidak sakit obat tetes ini dapat mencetuskan serangan glaukoma tertutup dan mengancam
sisa pandangan klien. Rasional: Penyakit ini dapat dikontrol, bukan diobati dan
mempertahankan konsistensi program pengobatan adalah hal vital. Beberapa obat
menyebabkan dilatasi pupil, peningkatan TIO dan potensial kehilangan penglihatan
tambahan.
Ingatkan klien agar menggunakan obat-obat resep dan jangan membeli obat-obat bebas atau
yang lain tanpa sepengetahuan dokter. Rasional: Penyakit ini dapat dikontrol, bukan
diobati dan mempertahankan konsistensi program pengobatan adalah hal vital. Beberapa
obat menyebabkan dilatasi pupil, peningkatan TIO dan potensial kehilangan penglihatan
tambahan.
Jamin semua instruksi dan informasi tentang obat yang diresepkan telah diberikan secara
tertulis. Rasional: Instruksi verbal dapat dengan mudah dilupakan klien.
Identifikasi efek samping atau reaksi yang merugikan dari pengobatan: penurunan selera
makan, mual/muntah, diare, kelemahan, perasaan mabuk, penurunan libido, impoten,
disritmia, pingsan, gagal jantung kongestif. Rasional: Efek samping/ merugikan obat
mempengaruhi dari rentang tak nyaman sampai ancaman kesehatan berat. Sekitar 50%
klien akan mengalami sensitivitas atau alergi terhadap obat parasimpatik (contoh
Pilokarpin) atau obat antikolinesterase. Masalah ini memerlukan evaluasi medik dan
kemungkinan perubahan prgram terapi.
Lakukan tindakan untuk mempertahankan keamanan seperti tidak berkendaraan pada malam
hari serta ajari anggota keluarga bagaimana memodifikasi lingkungan klien untuk
keamanan misalnya bersihkan jalan yang dilewati klien dari objek berbahaya dan
reorientasikan klien ke ruangan yang ditempati (jika perlu).
Tinjau ulang praktik umum untuk keamanan mata. Rasional: Melindungi terhadap cedera
mata.
Jika menggunakan bahan kimia sprei di luar ruangan, yakinkan lubang menghadap jauh
dari wajah dan berdiri dengan punggung melawan angin jauh dari zat.
Gunakan kacamata untuk pemajanan yang lama pada sinar matahari. Jangan pernah
secara langsung melihat pada matahari untuk periode yang lama.
Jamin sinar yang baik jika membaca.
Dorong klien membuat perubahan yang perlu untuk pola hidup. Rasional : Pola hidup
tenang menurunkan respons emosi terhadap stres, mencegah perubahan okuler yang
mendorong iris ke depan.
Anjurkan anggota keluarga memeriksa secara teratur tanda glaukoma. Rasional:
Kecenderungan herediter, dangkalnya bilik anterior, menempatkan anggota keluarga
berisiko pada kondisi ini.
Diagnosis Tambahan
Ansietas/takut yang berhubungan dengan hilangnya pandangan aktual/potensial atau benturan
penyakit kronis terhadap gaya hidup.
Risiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang berhubungan dengan mual, muntah
sekunder akibat peningkatan TIO
Risiko cedera yang berhubungan dengan penurunan pandangan perifer.
Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan berkurangnya pandangan.
Isolasi sosial yang berhubungan dengan penurunan pandangan perifer, takut cedera atau respons
negatif lingkungan terhadap ketidakmampuan visual.
Berduka adaptif/maladaptif yang berhubungan dengan hilangnya visus aktual.
Evaluasi
Klien dapat mempertahankan visus optimal.
Tidak terjadi komplikasi
Klien mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari secara aman
Klien mempunyai pengetahuan yang adekuat tentang penyakit dan penatalaksanaannya.

Vous aimerez peut-être aussi