Vous êtes sur la page 1sur 7

E-DIMAS: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 10(2), 239-245

ISSN 2087-3565 (Print) dan ISSN 2528-5041 (Online)


Available Online at http://journal.upgris.ac.id/index.php/e-dimas

Peningkatan Kompetensi Profesionalisme Guru Melalui Pelatihan Financial


Literacy bagi Guru-Guru Ekonomi di Kabupaten Lombok Timur
Musdholifah1, Ulil Hartono2, Andre Dwijanto Witjaksono3
1,2,3
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya
1
musdholifah@unesa.ac.id

Received: 6 Februari 2019; Revised: 24 Juni 2019; Accepted: 4 Agustus 2019

Abstract
Education in Indonesia must be recognized as still far below the average of other
developing countries when viewed in terms of quality. one of the causes, according
to UNESCO is the factor of teaching staff or teachers. teacher professionalism
should also be supported by adequate facilities and infrastructures. however, these
ideal conditions are not always enjoyed by the calm of educators, especially
teachers who are far from urban areas. As long as the teacher's professional
ability has not been achieved ideally, the teacher should get training to enrich his
knowledge.One important material in economic subjects at the high school level is
material about money markets and capital markets. Changes in the capital market
are so fast, often not well followed by teachers, especially those who are far from
urban areas. Therefore it was arranged to bridge these needs. This activity was
carried out with non-productive community groups, namely economic teachers.
The method of implementing training uses lecture techniques and discussion. The
training was conducted in two sessions. The first stage is understanding financial
literacy. The second stage is socialization of the capital market and financial
industry. The target to be achieved is the acquisition of knowledge and
understanding of economic teachers about financial literacy. The results of this
activity indicate an increase in the understanding of teachers related to financial
literacy and financial institutions and the capital market as indicated by the
increase in the value of tests obtained before and after receiving training. In
addition, from this activity the teacher felt that he got very useful knowledge which
they had not been able to obtain from the literature.

Keywords: teachers, economy, capital market, financial services authority.

Abstrak
Pendidikan di Indonesia harus diakui masih jauh berada di bawah rata-rata negara
berkembang lain jika dilihat dari sisi kualitas. salah satu penyebabnya, menurut
UNESCO adalah faktor tenaga pendidik atau guru. profesinalisme guru hendaknya
juga didukung oleh memadainya sarana dan prasana. namun, kondisi ideal tersebut
tidak selalu dinikmati oleh tenanga pendidik khususnya guru yang berada jauh dari
perkotaan. Selama kemampuan profesionalisme guru belum tercapai secara ideal
maka guru seharusnya mendapatkan pelatihan guna memperkaya pengetahuannya.
Salah satu materi penting dalam mata pelajaran ekonomi di tingkat SMA adalah
materi tentang pasar uang dan pasar modal. Perubahan-perubahan dalam pasar
modal begitu cepat, seringkali tidak bisa diikuti dengan baik oleh para guru
khususnya yang berada jauh dari perkotaan. Oleh karena itu disusun guna
menjembatani kebutuhan tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan dengan kelompok
masyarakat non produktif yaitu guru-guru ekonomi. Metode pelaksanaan pelatihan
239
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 10 NOMOR 02 SEPT 2019

menggunakan teknik ceramah dan diskusi. Pelatihan dilaksanakan dalam dua sesi.
Tahap pertama tentang pemahaman financial literacy. Tahap kedua yaitu
sosialisasi tentang pasar modal dan industri keuangan. Target yang ingin dicapai
adalah diperolehnya pengetahuan dan pemahaman guru-guru ekonomi tentang
financial literacy. Hasil kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan pemahaman
guru-guru terkait literasi keuangan dan lembaga keuangan serta pasar modal yang
ditunjukkan dengan meningkatnya nilai tes yang diperoleh sebelum dan sesudah
mendapatkan pelatihan. Selain itu dari kegiatan ini guru merasa mendapatkan ilmu
yang sangat bermanfaat yang selama ini tidak dapat mereka peroleh dari literatur.

Kata Kunci: guru, ekonomi, pasar modal, otoritas jasa keuangan.

A. PENDAHULUAN Nusa Tengara Barat (NTB). Angka ini


Undang-Undang Sistem Pendidikan tersebar di beberapa wilayah dengan jumah
Nasional telah member amanah kepada SMA mencapai 550 lembaga dan SMK
pemerintah pusat dan pemerintah daerah sebanyak 110 lembaga. Dengan jumlah
untuk menjamin terselenggaranya pendidikan tersebut menjadi modal cukup besar bagi
yang bermutu bagi setiap warganya. Hal ini NTB untuk terus bergerak meningkatkan
tentunya memerlukan upaya terus menerus pembangunan manusianya khususnya di jalur
dan serius dari pemerintah. Harus diakui edukasi. Bidang pendidikan dan kualitas
bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih sumber daya manusia sangat berpengaruh
belum baik. dalam menyambut kesempatan emas bonus
Abad 21 disebut pula dengan abad demografi. Dengan meningkatnya kualitas
pengetahuan karena pengetahuan menjadi pendidikan dan sumber daya manusia maka
landasan utama dan aspek kehidupan. Peran bonus demografi akan memberikan kemajuan
pendidik atau guru dalam era tersebut yang cukup tinggi. jika mampu
dituntut untuk memiliki kompetensi yang memanfaatkan bonus demografi ini, maka
lebih guna menghadapi tuntutan tersebut. akan berdampak terhadap pengurangan
Perkembangan teknologi yang begitu pesat pengangguran, pertumbuhan ekonomi jauh
sehingga memungkinkan para peserta didik lebih baik, meningkatnya daya saing daerah
mampu mengakses informasi diluar apa yang dan bergerak lebih maju (Sudarwati, dkk.,
diberikan oleh tenaga pendidik, sehingga 2016).
guru dituntut untuk selalu meng-upgrade Informasi terkait banyaknya jumlah
pengetahuan yang dimiliki. lembaga pendidikan di NTB tersebut ternyata
Profesionalisme sebagai penunjang masih bertolak belakang dengan kenyataan
kelancaran guru dalam melaksanakan yang ada, apalagi jika dikaitkan dengan
tugasnya, sangat dipengaruhi oleh dua faktor tingkat literasi keuangan di daerah tersebut.
besar yaitu faktor internal yang meliputi Asosiasi Perusahaan Pembayaran Indonesia
kemampuan, minat dan bakat dan faktor (APPI) wilayah NTB menyesalkan masih
eksternal yaitu berkaitan dengan lingkungan rendahnya literasi keuangan yang dimiliki
sekitar, sarana prasarana, serta berbagai oleh masyarakat sebagai konsumen
latihan yang dilakukan guru (Sumargi, 1996 (Septarini, 2016). Menurutnya, tantangan
dalam Hasan, 2001). yang dihadapi oleh perusahaan keuangan di
Data Biro Pusat Statistik (BPS) tahun daerah lebih besar. Selain harus memenuhi
2016 menyebutkan bahwa terdapat 651 target yang ditetapkan, perusahaan juga harus
Sekolah menengah Atas (SMA/sederajat) bisa memberikan edukasi kepada
baik negeri maupun swasta yang akad di konsumennya. masyarakat perlu diberikan

240
Peningkatan Kompetensi Profesionalisme Guru Melalui
Pelatihan Financial Literacy bagi Guru-Guru Ekonomi
di Kabupaten Lombok Timur
Musdholifah, Ulil Hartono, Andre Dwijanto Witjaksono

literasi keuangan tentang fungsi, kewajiban, meskipun masyarakat paham peran jasa
dan haknya yang berkaitan dengan hokum keuangan, tetap tidak akan mampu memiliki
dan finansial ketika mengajukan kredit pada modal untuk melakukan transaksi. Kedua,
perusahaan keuangan. Selain itu, perusahaan pemahaman literasi tidak lepas dari Indek
juga diminta terbuka dengan konsumen Pembangunan Manusia (IPM). Tingkat IPM
terkait proses perjanjian dan juga kontrak NTB yang relatif rendah dapat menjadi
kredit yang disepakati dengan konsumen. indikasi rendahnya tingkat pendidikan
Menurut Yusrin (2017) berdasarkan masyarakat terhadap pemahamannya tentang
hasil survei yang dilakukan pada tahun 2016, keuangan. Angka IPM di NTB hingga tahun
literisasi keuangan di NTB masih rendah 2015 menempati posisi 30 dari 34 provinsi
yaitu 22-23 persen dan merupakan yang ditahun 2015. Ketiga, terdapat substitusi atau
terendah urutan tiga di Indonesia. Namun, di pengganti dari jasa keuangan yang umumnya
awal tahun 2017, posisi itu semakin turun. dilakukan oleh para rentenir.
Dari total 36 Propinsi di Indonesia, NTB Kabupaten Lombok Timur sebagai
menduduki peringkat ke 35 dengan salah satu wilayah di sisi timur pulau
prosentase 21,45 persen. Berada satu tingkat Lombok merupakan daerah yang jauh dari
diatas Provinsi Papua Barat dengan akses keuangan. Berdasarkan wawancara
persentase 19,27 persen. Hasil survey awal dengan para guru ekonomi, mereka
menunjukkan bahwa indeks iklusi keuangan belum pernah mendapatkan edukasi terkait
per provinsi menunjukkan bahwa provinsi dengan literasi keuangan. Padahal peran guru
NTB memiliki indeks iklusi (akses) dalam mengajarkan dan mengenalkan literasi
keuangan sebesar 63,27%. Indeks ini diatas keuangan kepada anak didik sangat
nilai rata-rata nasional. Namun, jika dilihat memegang peranan penting dalam penilaian
kesenjangan antara literasi dan inklusi tingkat literasi keuangan dalam masyarakat.
menunjukkan angka yang cukup besar yaitu Hal ini dapat dikatakan rendahnya tingkat
40%. Hal ini mengindikasikan bahwa akses literasi keuangan di Provinsi NTB menjadi
keuangan telah banyak dilakukan oleh bukti bahwa perkembangan lingkungan
masyarakat NTB namun pemahaman tentang keuangan yang begitu pesat belum mampu
keuangan masih sangat rendah dan diadopsi oleh dunia pendidikan. Faktor jarak
masyarakat dalam membeli produk dan jasa dan jauhnya jangkauan guru daerah dari
keuangan, masyarakat Indonesia belum pusat informasi kadangkala menjadi kendala
sepenuhnya memahami karakteristik produk bagi para guru untuk melakukan up date
keuangan tersebut (OJK, 2017). Firmansyah keilmuan mereka. Rendahnya pemahaman
(2017) juga menilai bahwa rendahnya literasi tentang literasi keuangan dapat dijadikan
di NTB dapat menjadi indikasi sempitnya alasan agar guru selalu meningkatkan
skala pasar di NTB. Menurutnya, jika skala kemampuan dan pemahamannya tentang
pasar luas, secara tidak langsung pemahaman literasi keuangan melalui kegiatan edukasi
terhadap industri jasa keuangan juga akan dan pelatihan agar kelak guru dapat
semakin baik. Hal ini dapat dipahami karena mengajarkan kepada muridnya tentang
membaiknya pemahaman tentang jasa literasi keuangan dan pemahaman tentang
keangan akan berkaitan pula dengan OJK dan industri keuangan di Indonesia.
penggunaan jasa keuangan sebagai perantara Berdasarkan gambaran diatas maka guru-
dalam melakukan transaksi dan bisnis. guru ekonomi sangat mengharapkan adanya
Terdapat setidaknya tiga hal yang sosialisasi dan pelatihan terkait literasi
dapat menjadi faktor penyebab rendahnya keuangan, OJK dan Industri Keuangan di
tingkat literasi keuangan menurut Indonesia untuk meningkatkan pengetahuan
Firmansyah (2017). Pertama, masyarakat dan pemahaman mereka.
memang tidak cukup memiliki ketersediaan
uang untuk disimpan di perbankan sehingga

241
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 10 NOMOR 02 SEPT 2019

B. PELAKSANAAN DAN METODE dengan sasaran yang diharapkan. Tahap


Metode pelaksanaan kegiatan PKM persiapan diawali dengan diskusi awal tim
Guru-guru Ekonomi di Kabupaten Lombok untuk pembagian materi pelatihan yang
Timur tertuang dalam Gambar 1. diberikan. Tahap persiapan selanjutnya
adalah melakukan koordinasi untuk
menyiapkan materi ajar yang akan diberikan
kepada guru-guru ekonomi yang ada di
Kabupaten Lombok Timur. Tahapan
berikutnya setelah penyusunan materi adalah
menyusun instrument tes untuk mengukur
keefektifan kegiatan pelatihan yang nanti
akan dilaksanakan.
2. Tahap Pelaksanaan
PKM di Kabupaten Lombok Timur
dilaksanakan pada tanggal 3-5 Agustus 2018
Gambar 1. Metode Pelaksanaan Kegiatan dan bertempat di Gedung Sekolah SMAN 1
Metode pelaksanaan pelatihan Selong Kabupaten Lombok Timur. Adapun
menggunakan teknik ceramah dan diskusi. peserta yang mengikuti kegiatan pelatihan
Kegiatan dilaksanakan di Kantor Dinas sebanyak 15 orang guru, Kegiatan PKM
Pendidikan Kabupaten Lombok Timur. dimulai pukul 09.00 Pagi dan diawali dengan
Peserta pengabdian adalah guru-guru sambutan-sambutan. Sambutan pertama
ekonomi SMA/MA Kabupaten Lombok diberikan oleh Direktur Pascasarjana Unesa
Timur sebanyak 15 guru. Kegiatan yang selanjutnya di sambutan diberikan oleh
dilaksanakan dalam 2 tahap. Tahap pertama Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
tentang pemahaman financial literacy Lombok Timur. Selanjutnya peserta
(literasi keuangan). Tahap kedua yaitu memasukkan ruang kelas untuk masuk ke
pengenalan atau sosialiasi tentang pasar sesi pelatihan.
modal dan industri keuangan. Tahap awal pelaksanaan PKM peserta
diminta untuk mengerjakan pre test sebanyak
C. HASIL DAN PEMBAHASAN 20 soal dan diberikan waktu mengerjakan
Hasil selama 15 menit. Acara dilanjutkan dengan
Pelaksanaan kegiatan PKM bagi guru- sesi materi pertama yang diberikan oleh
guru ekonomi di kabupaten lombok timur pemateri pertama yaitu Dr. Andre Dwijanto
diwujudkan melalui kegiatan dengan tema Witjaksono, ST, M.Si Materi yang diberikan
peningkatan kompetensi profesionalisme adalah tentang literasi keuangan. Materi yang
guru melalui pelatihan financial literacy bagi kedua terkait sosialisasi OJK, pasar modal
guru-guru ekonomi di kabupaten lombok dan Lembaga keuangan diberikan oleh Dr.
timur. Tema pengabdian ini menjadi tema Musdholifah, SE, M.Si. Peserta diberikan
penting mengingat urgensinya untuk penjelasan secara teoritis terkait OJK, BI,
memahami literasi keuangan. Pelaksanaan pasar modal, instrument keuangan khususnya
kegiatan pengabdian Kepada masyarakat di saham, reksadana, dan analisis saham,
kabupaten Lombok Timur ini disajikan perasuransian Indonesia, dan praktek cerdas
dalam tiga hal. pertama, persiapan berinvestasi di lantai bursa saham.
pelaksanaan (Pra kegiatan), Kegiatan, dan 3. Tahap Evaluasi
Evaluasi kegiatan. Tahap evaluasi meliputi analisis
1. Tahap Persiapan keefektifan kegiatan PKM yang dilakukan
Tahap persiapan dilakukan untuk dengan cara melihat perbedaan hasil skor
menyiapkan kegiatan ini agar berjalan sesuai yang diperoleh peserta sebelum dan sesudah
mengikuti kegiatan PKM. Hasil dari sebelum

242
Peningkatan Kompetensi Profesionalisme Guru Melalui
Pelatihan Financial Literacy bagi Guru-Guru Ekonomi
di Kabupaten Lombok Timur
Musdholifah, Ulil Hartono, Andre Dwijanto Witjaksono

dan sesudah mengikuti pelatihan, diperoleh kelembagaan keuangan non bank. Selama
hasil yang berbeda pada saat Pre Test peserta kegiatan PKM berlangsung antusias guru-
yang berjumlah 15 Guru memiliki nilai rata- guru peserta PKM sangat tinggi, ini terbukti
rata 7,3 dan saat Post Tes nilai skor rata-rata saat kegiatan berlangsung para peserta
guru peserta PKM meningkat menjadi 8,8. (Guru) tidak sedikit yang berusaha bertanya
Pembahasan terkait OJK dan wewenang apa saja yang
Pelaksanaan pelatihan dan dimiliki OJK. Begitu juga guru-guru sangat
pembelajaran lebih dekat kepada para guru memperhatikan dengan seksama saat
mengenai informasi seputar Otoritas Jasa menerima penjelasan terkait pasar modal
Keuangan dan Pasar Modal menunjukkan bagaimana mekanisme trading (perdagangan
hasil yang memuaskan. Materi pokok yang saham) secara riel di bursa efek Indonesia.
diberikan antara lain mengenai: Peserta guru ekonomi Kabupaten Lombok
1. Bank. Materi ini memuat pengertian bank, Timur selain itu juga memberikan beberapa
fungsi bank, jenis, prinsip kegiatan usaha saran serta masukan kepada kami supaya
dan produk bank. mereka diberikan refreshing terkait materi-
2. Lembaga keuangan non bank. Materi ini materi terbaru yang berhubungan dengan
terdiri atas pengertian lembaga keuangan literasi keuangan supaya pengajaran yang
bukan bank, fungsi lembaga keuangan mereka lakukan tidak ketinggalan informasi.
bukan bank, jenis-jenis lembaga keuangan hal ini dikarenakan buku teks SMA yang
non bank antara lain pasar modal, pasar para guru pegang kurang lengkap dalam
uang, asuransi. memebrikan informasi terkait literasi
3. Bank sentral. Materi bank sentral meliputi keuangan.
pengertian bank sentral, fungsi,tugas, dan Tabel 1. Hasil Skor Pre Tes Dan Post Tes
wewenang Bank Indonesia saat ini setelah Nilai Nilai
munculnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No Nama Peserta Pre Post
dan stabilitas sistem keuangan. Test Test
4. Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Materi 1 Saupiyanti, S.Pd. 70 90
OJK terdiri atas pengertian, fungsi, tugas 2 Tri Pangastuti, S.Pd. 70 90
3 Laili Faridah, S.Pd. 75 90
dan wewenang OJK.
4 B. Rahmi Yunita, S.Pd. 70 90
Semua guru memberikan apresiasi 5 Haerudin, S.Pd. 75 90
yang positif pada kegiatan PKM ini. Mereka 6 Rusmiatun 75 85
merasa mendapatkan ilmu yang sangat 7 Lalu Muhammad 80 95
bermanfaat, mengingat selama ini mereka Abdullah, S.Pd.
masih buta dan bingung akan Informasi 8 Mohamad Sapií, S.Pd. 75 85
terkait eksistensi OJK, Bank Sentral dan 9 Rahmi Hayai, S.Pd. 75 90
Pasar Modal. 10 Rohiyana Astuti, M.Pd. 70 90
Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis 11 Hj. Dra. Rahayu Eko 65 85
keefektifan kegiatan PKM yang dilakukan Cahyowati
terkait pemahaman guru-guru ekonomi 12 B. Evi Aprian Sutanti, 80 95
Kabupaten Lombok Timur tentang literasi S.E.
13 H. Drs. Sasapudian 75 85
keuangan berdasarkan hasil survey melalui 14 Jamhur Nune Pasti 70 85
pre test dan post tes kami selama acara, 15 Syaifuddin 70 85
menunjukkan hasil yang berbeda. Hal Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa
tersebut bisa dilihat dari hasil pre test dan para guru Ekonomi di Kabupaten Lombok
post tes pada Tabel 1. Timur sangat memerlukan akses yang lebih
Guru-guru Ekonomi di Kabupaten luas terkait materi-materi pengajaran tentang
Lombok Timur kurang memahami literasi keuangan. Hal ini sejalan dengan
perkembangan sektor keuangan terutama program yang dilakukan oleh OJK dan Bank
tentang OJK, bank sentral, pasar modal dan

243
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 10 NOMOR 02 SEPT 2019

Sentral serta Bursa Efek Indonesia terkait D. PENUTUP


dalam melakukan sosialisasi literasi Simpulan
keuangan terutama bagi guru dan siswa Kegiatan PKM ini ditujukan untuk
sekolah baik di daerah perkotaan maupun di memberikan pelatihan dan pembelajaran
daerah-daerah lainnya. kepada para guru Ekonomi di Kabupetan
Keadaan tersebut dapat dimaklumi Lombok Timur terkait materi tentang OJK,
disebabkan terjadinya perubahan pada sistem Bank Sentral dan Pasar Modal. Metode
moneter dan keuangan di Indonesia yang kegiatan ini adalah mula-mula para guru
menuntut para guru untuk mengupdate diminta untuk mengerjakan pre-test sebanyak
pengetahuannya, terkait informasi literatur 20 soal dan diberikan waktu mengerjakan
tentang keberadaan kelembagaan OJK dan selama 15 menit dari hasil pre tes didapat
Pasar Modal meskipun untuk akses informasi nilai skor rata-rata guru sebesar 7,3. Acara
tersebut masih terbilang minim. dilanjutkan diisi dengan sesi materi, materi
Otoritas Jasa Keuangan atau yang pertama tentang literasi keuangan.
disingkat OJK merupakan lembaga pengawas Selanjutnya diberikan materi terkait OJK,
bank dan lembaga keuangan non-bank yang Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.
keberadaan baru disahkan tahun 2011. Setelah diberi pelatihan dan pembelajaran
Sebelumnya munculnya OJK, pengawasan terkait materi, para peserta diminta mengisi
sektor perbankan dibawah pengawasan Bank post tes, dari hasil post tes didapat
Indonesia selaku bank sentral, sedangkan peningkatan nilai rata-rata skor sebesar 8,8.
pasar modal dan lembaga keuangan non-bank Peningkatan nilai rata-rata skor dari pra tes
diawasi dan diatur oleh Bapepam-LK (Badan dan post tes menunjukkan bahwa pelatihan
Pengawas dan Pelaksana Pasar Modal dan dan pembelajaran materi-materi tentang OJK,
Lembaga Keuangan). Pasar Modal dan Lembaga Keuangan pada
Dikarena keberadaan OJK yang masih kegiatan PKM ini berhasil memberikan
baru itu yang kemudian menjadi kendala bagi pengetahuan, ilmu dan informasi terbaru
tenaga pengajar saat mengakses informasi kepada para guru-guru di Kabupaten Lombok
terkait lembaga tersebut. Terutama tenaga Timur.
pengajar yang kebetulan berada di daerah Hasil dari kegiatan PKM ini guru-guru
yang jauh dari lokasi kantor OJK maupun merasa puas karena telah mendapatkan
pasar modal. Ketertarikan para peserta atas banyak informasi terkait OJK, Pasar Modal
kegiatan Pelatihan dan pembelajaran ini dan Lembaga Keuangan sehingga dapat
dapat diukur dari antusiasme peserta selama dijadikan sebagai bahan referensi bagi para
kegiatan berlangsung yang ditunjukkan dari guru untuk memperluas pemahaman mereka
banyaknya jumlah penanya dalam setiap sesi tentang pasar modal dan Otoritas Jasa
kegiatan yang mengungkapkan Keuangan serta dapat dijadikan memasukkan
keingintahuan mereka seputar OJK, Bank dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Sentral dan pasar modal. Berdasarkan hasil Saran
kegiatan yang kami lakukan diakhir kegiatan Saran yang dapat diberikan dalam
PKM ini peserta merasa puas atas kegiatan kegiatan PKM ini adalah bagi para guru
pelatihan dan pembelajaran ini. Selain itu diharapkan untuk selalu meningkatkan
para peserta juga memberikan masukan kompetensinya dengan rajin mengikuti
antara lain mereka merasa perlu adanya kegiatan pelatihan baik yang diberikan pihak
kegiatan lanjutan yang serupa terkait up date sekolah maupun pihak luar. Bagi pelaksana,
informasi, bagi para guru terutama para guru agar kedepan dapat dibuat kegiatan yang
yang berada di daerah yang sifatnya berkala serupa bagi guru-guru di daerah lain terutama
perlu dilakukakan. yang jauh dari ibukota Propinsi karena
disinyalir mereka juga menghadapi
permasalahan yang serupa.

244
Peningkatan Kompetensi Profesionalisme Guru Melalui
Pelatihan Financial Literacy bagi Guru-Guru Ekonomi
di Kabupaten Lombok Timur
Musdholifah, Ulil Hartono, Andre Dwijanto Witjaksono

Ucapan Terima Kasih Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pusat


Terima kasih kami ucapkan kepada Data dan Statistik Pendidikan dan
Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Kebudayaan, Kementerian Pendidikan
yang telah memberikan dana untuk kegiatan dan Kebudayaan. Jakarta.
PKM di Lombok Timur. Yusrin. 2017. Hasil Survei tingkat literasi
Keuangan di NTB 2016. Materi
E. DAFTAR PUSTAKA disampaikan dalam Diskusi Lakuk
Septarini, E. C. 2016. Dialog Interaktif Pandai, diselenggarakan oleh Bank
Sinergitas Antara APPI, OJK, BTPN kerjasama dengan Terbitan
Kepolisian, dan BPSK dalam Sindo, 23 Januari 2017.
Penyelesaian Sengketa A antara Saukah, A. dan Waseso, M. G. 2000. Menulis
Pelaku Usaha dan Konsumen Mataram Artikel untuk Jurnal Ilmiah. Malang:
pada tanggal 29 September 2016. UM Press.
Sudarwati., Sofiah, S., dan Ida Kintamani, I. www.ojk.go.id diakses tanggal 11 Juli 2018.
2016. Analisis Kinerja Pendidikan

245

Vous aimerez peut-être aussi