Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh:
NIKE AJENG PRADINI
NIM : 10010044043
2016
1
Metode Floor Time
ABSTRACT
Language skills are important aspect in child development. To improve child language is through addition of
vocabulary. Learning method applied in additional child vocabulary in this research is floor time metode. The method
of floor time is a way to build interaction based on child interest for connecting emotion, behaviour and language
without any force, a child has an active role in language development. The purpose of the research is prove an
influence in floor time method to addition of vocabulary for children with disability in SLB (School Special Ecuation)
PurnaYuda Bhakti Surabaya.
The research method is quantitative approach and research design “the one group, pre test – post test
design”, the data was collected by using partipants's observation and documentation. The observation is applied to
gain additional vocabulary of child with autism prior to treatment and afterwards. Meanwhile, the documentation data
is to be made as supporting data or evidence that the research has been performed.
The research result shows that before floor time method has been gived, the obtained average is 45 and after
that the obtained average 73. This shows that there is a significant increase. Value Zh = 2,05 higher than crisis value
5% Zt=+1,96 which means that Ho is rejected an Ha is accepted. Therefore, it is concluded that there is an influence of
floor time method to addition of vocabulary for child with autism in SLB (School for Special Education) purnayuda
bhakti Surabaya.
2
Metode Floor Time
melihat dunia dan bagaimana belajar melalui banyak maka keterampilan dalam berbahasa akan
pengalamannya” (Yuwono, 2009:24). Anak autis berkembang dengan baik. Begitu juga sebaliknya jika
memiliki hambatan pada bahasa dan komunikasi, kualitas dan kuantitas atau penambahan kosakata anak
perilaku, serta interaksi sosial. sedikit maka keterampilan dalam berbahasa akan
Dalam penelitian ini dibahas lebih lanjut terhambat. Menurut Guntur (dalam Susanto 2011:75)
mengenai anak autis dan hambatan bahasa anak autis. mengenai penambahan kosakata pada usia 1 tahun
Hambatan pada bahasa merupakan ciri yang paling perbendaharaan kata anak kurang lebih 50 kosakata
terlihat pada anak autis. Bahasa anak autis sangat dan pada usia 2 tahun perbendaharaan kata kurang
berbeda dari kebanyakan anak-anak seusianya. Anak- lebih 50–100 kosakata. Penambahan kosakata akan
anak autis mengalami kesulitan dalam memahami terus bertambah pada usia sekolah dan dari
bahasa baik verbal maupun non–verbal. Sebagian dari pengalaman yang didapat sehari-hari.
anak autis perkembangan bahasanya dapat Kosakata yang diperoleh anak didapat dari
berkembang pada usia tahun pertamanya, sebagian lingkungan keluarga dan lingkungan tetangga yang
besar anak autis menggunakan bahasa non-verbal, diikuti dengan perkembangan kosakata yang sangat
sebagian lagi dari anak autis belum dapat berbicara cepat saat memasuki usia sekolah. Seperti yang
dan sebagian anak autis usia remaja menggunakan dikemukakan Jamaris (dalam Susanto, 2011:77)
media gambar untuk berbahasa. Sehingga anak autis bahwa kosakata anak berkembang sangat pesat,
mengalami hambatan pada tahapan perkembangan seiring dengan perkembangan anak dan
bahasanya. pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannya.
Hambatan bahasa pada anak autis menyangkut Anak mempelajari kosakata dari pengalaman sehari-
dalam dua aspek yakni bahasa reseptif dan bahasa hari, semakin sering anak berinteraksi dengan orang
ekspresif. Bahasa reseptif menurut Maurice, 1996 lain perkembangan kosakata yang dimiliki semakin
(dalam Yuwono, 2009:63) yakni kemampuan anak baik, begitu juga sebaliknya. Namun anak autis
dalam mendengar dan memahami bahasa. Kesulitan mengalami kesulitan dalam hal ini karena berkaitan
dalam bahasa reseptif dialami oleh anak autis. dengan hambatan interaksi sosialnya. Anak autis lebih
Sebagai contoh anak diberikan instruksi untuk suka menyendiri dan asyik bermain dengan dirinya
mengambil sesuatu, “ambil buku!”, anak tidak dapat sendiri dibandingkan bermain dengan teman sebaya,
merespon dengan baik dan benar. Hal ini dikarenakan karena kurangnya interaksi anak autis dengan orang
anak autis kesulitan dalam memahami maksud dari lain sehingga perkembangan kosakatanya juga
kata ambil dan buku. Sehingga perlu dikenalkan mengalami hambatan.
mengenai kata satu per satu terlebih dahulu. Dimulai Pada usia sekolah anak juga mendapat
dengan kata benda yang ada di sekitarnya, atau kata perbendaharaan kata dari pengalamannya di
kerja yang merupakan kegiatan anak. Dapat juga lingkungan sekolah, baik dalam proses belajar
menggunakan media gambar agar memudahkan anak. mengajar maupun saat bermain dengan teman
Bahasa ekspresif menurut (Yuwono, 2009:66) sekolahnya. Namun karena proses belajar mengajar
yakni penggunaan kata-kata dan bahasa secara verbal yang kurang menarik dan hambatan interaksi sosial
untuk mengkomunikasikan konsep atau yang dialami anak autis sehingga kurangnya
mengungkapkan isi pikiran baik secara verbal, tulisan, pengalaman anak autis, kosakata anak autis juga
symbol, maupun isyarat dan akan berkembang ketika menjadi rendah.
menginjak di bangku sekolah dasar. Apabila memiliki Studi pra penelitian yang dilakukan melalui
kemampuan ini maka anak autis memiliki beberapa observasi dan wawancara dengan guru Sekolah Luar
tingkat kemampuan bahasa reseptif. Penggunaan Biasa Purna Yuda Bhakti Surabaya, peneliti
media gambar juga digunakan sebagai alat untuk mengamati sejumlah 6 anak autis dengan kemampuan
menjebatani anak agar mengembangkan bahasa kosakata yang masih rendah. Rata – rata kosakata
ekspresif. Untuk mengatasi hambatan dalam yaitu menyebutkan kata 4,6 dari total rata-rata 10,00
berbahasa yang dialami anak autis, pengenalan dan menunjukkan gambar 3,3 dari total rata-rata
berbagai jenis kata dapat membantu anak untuk 10,00. Berdasarkan pra penelitian awal di SLB Purna
tahapan perkembangan bahasanya. Mengenal kosa Yuda Bhakti Surabaya tersebut kosakata anak autis
kata atau perbendaharaan kata dapat digunakan kurang dalam hal mengucapkan kata, mencocokan
sebagai tahapan untuk anak autis belajar berbahasa. kata.
Kosakata adalah perbendaharaan kata, menurut Berdasarkan pra penelitian awal di SLB Purna
(Tarigan, 2011:2) kosakata ialah perbendaharaan kata Yuda Bhakti Surabaya tersebut kosakata anak autis
yang menjadi kekayaan bahasa, kekayaan suatu kurang dalam hal mengucapkan kata, dan
bahasa dan juga termasuk kekayaan seseorang dalam mencocokkan kata sehingga berpengaruh terhadap
bahasa tertentu. Kualitas keterampilan bahasa bahasa dan komunikasi anak autis. Pernyataan
bergantung pada kuantitas dan kualitas kosakata yang tersebut menjelaskan pentingnya jumlah kosakata
dimiliki. Semakin banyak kosakata yang dimiliki untuk bahasa anak autis. Permasalahan pada anak
anak akan semakin terampil berbahasa (Tarigan, autis di SLB Purna Yuda Bhakti Surabaya
2011:02). Sehingga agar terampil berbahasa anak memerlukan penanganan atau layanan untuk
perlu mengembangkan penambahan kosakata. Jika mengembangkan jumlah kosakata anak autis, salah
kualitas dan kuantitas atau penambahan kosakata anak satunya dengan metode yang tepat.
3
Metode Floor Time
6. GN 30
X Jumlah 270
ZH
Rata-rata 45
4
Metode Floor Time
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Pre Tes dan 2) Perhitungan statistik dengan
Pos Tes Penambahan Kosakata Anak menggunakan rumus uji tanda (sign
Autis di SLB Purna Yuda Bhakti test) untuk menganalisis nilai pre tes
Surabaya dan pos tes tentang penambahan
5
Metode Floor Time
=
X = 2,049
ZH
= 2,05
6
Metode Floor Time
merupakan salah satu gangguan menyenangkan yang mana anak juga ikut
perkembangan fungsi otak yang bersifat serta dalam proses perkembangannya sesuai
pervasive (Inco) yaitu meliputi gangguan minat anak yaitu anak memilih secara
kognitif, bahasa, komunikasi, dan gangguan mandiri kartu kata bergambar, guru
interaksi sosial. menerangkan materi dalam kamus
Berdasarkan hasil penelitian bergambar sesusai dari kartu kata yang
diketahui bahwa penambahan kosakata anak dipilih anak, bermain tebak kartu bergambar
autis di SLB Purna Yuda Bhakti Surabaya diringi lagu sesuai dengan materi, bermain
mengalami peningkatan setelah pemberian tebak suara hewan. Pemberian reward bagi
perlakuan berupa penerapan metode floor anak yang aktif dalam pemeblajaran
time dengan media kamus bergambar. Hasil sehingga anak lebih bersemangat dan
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
terdahulu yaitu penelitian Pangestika, Vidya Hasil penelitian yang diperoleh
(2013), Sukinah (2008), Duwi Leli, Yuani menunjukkan penambahan kosakata anak
(2013). Hasil penelitian Pangestika, Vidya autis dengan menggunakan metode floor time
(2013) adalah pengaruh metode floor time mengalami peningkatan yang signifikan, hal
terhadap kemampuan berbahasa anak tersebut dibuktikan dari hasil penelitian
autistik. Hasil penelitian Pangestika, Vidya sebelum pemberian metode floor time
menunjukkan hasil yang signifikan bahwa diperoleh rata-rata 45 sedangkan hasil
kemampuan berbahasa anak autis penelitian setelah pemberian metode floor
meningkat setelah penerapan metode floor time rata-rata 73. Data hasil penelitian
time. Hasil penelitian Sukinah (2008) adalah diketahui n=6, dengan X= 5,5, = 5% (0,05),
metode floor time dalam terapi bermain dapat dan µ = 3 yang diuji dengan
mengembangkan kecakapan sosial anak menggunakan uji tanda. Selanjutnya hasil
autis. Hasil penelitian mengenai kecakapan yang diperoleh Z hitung (Zh) = 2,05 dan
sosial anak autis yang dilakukan di SLB dibandingkan dengan uji tanda satu sisi 1,96
Khusus Autis Dian Amanah Yogyakarta ini sehingga Zh > Ztabel yaitu 2,05 > 1,96 hal ini
mengalami peningkatan. Selanjutnya dengan dapat diartikan ada pengaruh metode floor
penelitian Duwi Leli, Yuani (2013) adalah time terhadap penambahan kosakata anak
metode floor time bermedia permainan autis di SLB Purna Yuda Bhakti Surabaya.
menara hanoi terhadap kemampuan bahasa Penambahan kosakata meningkat
reseptif anak autis di dikarenakan dalam pemeberian materi
sekolah kebutuhan khusus Harapan Bunda mengenai kosakata sehari-hari, guru
Surabaya menunjukkan bahwa adanya menggunakan metode floor time dengan
peningkatan bahasa reseptif anak autis menciptakan suasana belajar yang
meningkat setelah diterapkannya metode menyenangkan anak bermain kartu karta
floor time. bergambar sebelum pemberian materi
Perbedaan penelitian sebelumnya dengan kamus kata bergambar dengan
dengan penelitian yang sekarang selain dari tujuan untuk mengetahui minat anak
subjek penelitian dan tempat penelitian serta mengenai materi yang akan disampaikan.
aspek yang diteliti. Peneliti sebelumnya Sehingga guru lebih mudah memberikan
metode floor time diterapkan untuk materi dan anak dapat menerima materi
berbahasa anak autis sedangkan peneliti yang disampaikan guru. Hal ini sesuai
sekarang metode floor time diterapkan untuk dengan pendapat yang dikemukakan Budi
kosakata anak autis. Dengan aspek yang (dalam Sutadi, 2003:193) bahwa dengan
berbeda metode floor time dikembangkan metode floor time kita dapat masuk dalam
dalam penambahan kosakata anak autis di dunia anak dan memahami anak dengan
SLB Purna Yuda Bhakti Surabaya pada melibatkan diri sebagai individu yang
materi kosakata sehari-hari mengenai kata berbeda pada aktivitas anak namun anak
kerja, nama binatang, nama buah, nama tidak merasa terganggu. Dalam metode floor
benda, nama jenis transportasi, nama bagian time tidak hanya guru yang aktif, anak juga
anggota tubuh manusia. Metode ini berperan aktif dalam proses perkembangan
mempermudah anak dalam memahami bahasanya, sehingga kosakata yang
materi pembelajaran yang disampaikan guru merupakan aspek bahasa juga bertambah
karena adanya interaksi sosial antara guru seara optimal.
dan siswa sehingga pembelajaran menjadi
7
Metode Floor Time
8
Metode Floor Time