Vous êtes sur la page 1sur 9

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI DENGAN

MENGGUNAKAN METODE
MANUFACTURING RESOURCES PLANNING
DI PT. SEMEN GRESIK Tbk
Iksan
Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Email : xsn_faruq@yahoo.com

ABSTRACT

P T. Cement Gresik represent big company which is moving in the field of construction material making (cement),
where till now still execute the cement production for accomplishment of big enough target, although we know
that in this time the economics of state still be drawn also raw material with maximal amount. Therefore to be able
to productive in an optimal fashion need by the existence of a planning and controlling the raw material use. The
application of manufacturing resources planning (MRP II) method is represent one of the method used for production
planning and controlling which is exploited by as optimal as possible utilize to reach the target from production
executor. With the MRP II analysis can calculate about the product amount produced, production time, also the raw
material required so that knowable later whether the production plan need repair existence in the process or not.
The result obtained from analysis that is with method MRP II i.e. the data patterns taken is Single Exponential
Smoothing with the smallest MAPE that is 19 %, while from the calculation of MRP II found on the result of MRP
calculation about requirement of overall raw material experience increase equal to 3.920.653 ton/year and also at CRP
calculation experience lack of production time capacities equal to 1528967,7 hour/period which is as the effect from
the company policy in determination of the productions amount too high and also maximal machine capacities, so that
needed by improvement in the production plan. Effort of repair mentioned by as an alternative that is by refunctioning
machine which have time to be desisted and addition of the machine but cannot totally because capacities of maximal
raw material existing also determination of production target the needed of seeing machine capacities.
Keyword : PPIC, Manufacturing Resources Planning (MRP II)

PENDAHULUAN yang terus menerus serta pemakai bahan baku itu


Salah satu dari beberapa hal penting dari sebuah mengakibatkan akan adanya penumpukan produk
proses produksi adalah bahan baku baik secara digudang dan bahan baku yang terlalu banyak akan
langsung maupun tidak langsung, dimana jumlah mengakibatkan biaya perawatan akan meningkat.
bahan baku perlu diperhatikan karena bila terjadi Pimpinan produksi haruslah melaksanakan
kelebihan dalam arti jumlah yang dibutuhkan perencanaa dan pengendalian dalam pemakaian
lebih sedikit dari yang tersedia atau sebaliknya, bahan baku yang berlebihan sedangkan produksi
maka akan dapat merugikan perusahaan yaitu tetap berjalan sehingga nantinya permintaan pasar
memperbesar biaya operasional. Bahan baku akan terpenuhi tanpa pemakaian bahan baku secara
yang paling utama pada PT. Semen Gresik Tbk terus menerus.
adalah tanah kapur juga tanah liat serta bahan Manufacturing Resource Planning ( MRP
utama lainnya atau bahan penunjang dalam II ) menawarkan sebuah solusi perencanaan
jumlah cukup besar yang merupakan salah satu produksi maupun perencanaan kapasitas yang
perusahaan yang berperan besar dalam menunjang dapat diterapkan. Dimana sistem MRP II
sektor pembangunan. Berdasarkan evaluasi mengkoordinasikan keseluruhan aspek baik aspek
tergambarkan bahwa PT. Semen Gresik Tbk dalam produksi maupun aspek pemasaran. Sehingga
memproduksi produk semen secara terus menerus, dengan MRP II kita dapat membuat rencana
oleh karena itu dibutuhkan suatu perencanaan produksi (production plant), jadwal induk produksi
dalam pengambilan dan pengendalian bahan baku, (master production schedule) yang mencakup
mengingat bahan baku yang tidak bisa diperbarui bagian inventori dan pembelian, material, bagian
dan juga agar dapat membuat rencana pemakaian rekayasa, produksi dan lain – lain. Selain itu kita
bahan baku yang optimal. Dengan adanya produksi bisa membuat Rought Cut Capacity Planning
(RCCP) yang bisa mengkonversikan rencana
47
produksi atau MPS kedalam kebutuhan kapasitas pengendalian produksi adalah semata – mata
yang berhubungan dengan sumber – sumber daya dimaksudkan untuk mengkoordinasikan kegiatan
kritis. Terakhir kita dapat menyusun CRP (Capacity dari bagian – bagian yang langsung maupun tidak
Requirement Planning) untuk analisa lanjutan langsung dalam berproduksi, merencanakan,
berkenaan kebutuhan bahan kapasitas. Dengan menjadwalkan dan pengendalian kegiatan produksi
demikian perusahaan dalam proses produksi dapat dari mulai dari bahan baku, proses sampai out put
lebih tersistematis dan terencana. yang dihasilkan sehingga perusahaan itu betul –
Dari latar belakang diatas maka perumusan betul dapat menghasilkan produk dengan efektif
masalah yang akan diangkat dalam penelitian dan efisien.
ini adalah : Bagaimanakah membuat rencana Material Requirement Planning (MRP)
produksi agar sesuai dengan kapasitas perusahaan ? merupakan metode perencanaan bahan baku dengan
Bagaimana menentukan sumber daya ( bahan baku memanfaatkan informasi tentang ketergantungan
) agar dapat mengoptimalkan biaya produksi ? pada permintaan manajemen persediaan dan
pengendalian ukuran lot produksi dari berbagai
Tujuan dan manfaat
komponen yang diperlukan untuk membuat produk
1. Membuat rencana produksi agar sesuai dengan
akhir. Konsep MRP menyiapkan jadwal pesanan
kapasitas perusahaan.
agar jumlah material atau bahan baku yang dipesan
2. Pengoptimalan sumber daya ( bahan baku )agar
akan datang tepat pada waktunya, sehingga proses
dapat mengoptimalkan biaya produksi.
produksi akan dapat dikerjakan pada waktunya.
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini
Sistem MRP disusun dengan maksud untuk
adalah Dengan adanya pengendalian bahan baku
menjawab kapan, berapa banyak dan apa
yang optimal, maka biaya yang berkaitan dengan
suatu material dibutuhkan secara tepat tanpa
bahan baku dapat diminimumkan, sehingga
mengeluarkan biaya terlalu besar. MRP memang
diperoleh adanya penghematan biaya dan dapat
komplek pengelolaannya tetapi banyak memberikan
meningkatkan keuntungan perusahaan serta
keuntungan, seperti mengurangi persediaan dan
meningkatkan daya saingnya. Dapat membantu
biay penyimpanan, memberikan informasi untuk
kelancaran proses produksi dalam menghasilkan
mendukung tindakan yang tepat, baik pembatalan
produk jadi yang sesuai dengan yang direncanakan,
pesanan atau penjadwalan ulang.
sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen
Penjelasan yang berkaitan dengan format tampilan
tepat pada waktunya dan secara tidak langsung
dari MRP I adalah sebagai berikut :
dapat menaikkan kepercayaan konsumen terhadap
1. Lead Time merupakan jangka waktu yang
perusahaan.
dibutuhkan sejak MRP menyarankan suatu
Perencanaan dan Pengendalian Produksi pesanan sampai item yang dipesan itu siap
didefinisikan sebagai proses untuk merencanakan untuk digunakan.
dan pengendalian aliran material yang masuk 2. On Hand merupakan inventory on – hand yang
mengalir dan keluar dari sistem produksi menunjukkan kuantitas dari item yang secara
atau opersi sehingga permintaan pasar dapat fisik ada dalam stockroom.
dipenuhi dengan tepet dan biaya yang minimum. 3. Lot Size merupakan kuantitas pesanan (order
Perencanaan produksi merupakan tindakan quantity) dari item yang memberitahukan MRP
antisipasi dimasa mendatang sesuai periode berapa banyak kuantitas yang harus dipesan
waktu yang direncanakansebagai pendayagunaan serta teknik lot-sizing apa yang dipakai. Teknik
sumber daya khususnya material dengan tujuan yang dipakai dalam menentukan ukuran lot
menentukan arah awal dari tindakan – tindakan size adalah : a. Fized Order Quantity (jumlah
yang harus dilakukan dimasa mendatang, apa yang pemesanan tetap) adalah Teknik ini merupakan
harus dilakukan, berapa banyak melakukan dan konsep jumlah pemesanan tetap, penentuan
kapan harus melakukan. Sedangkan pengendalian besarnya lot size dapat sekehendak kita, melalui
produksi merupakan tindakan yang menjamin intuisi sesuai dengan pengalaman si pemakai.
bahwa semua kegiatan dilaksanakan dalam Besarnya jumlah pesanan mencerminkan
perencanaan telah dilakukan sesuai dengan target pertimbangan eksternal. b. Economic Order
yang telah ditetapkan. Quantity (jumlah pemesanan ekonomis) Nilai
Dengan demikian peranan perencanaan dan EOQ digunakan untuk menentukan ukuran
48
lot size (nilainya tetap) perhitungannya sudah merupakan suatu proses penetapan tingkat output
mencakup ongkos pesan dan ongkos simpan. manufacturing secara keseluruhan guna memenuhi
c. Lot For Lot kebijakan ini ukuran lot size tingkat penjualan yang direncanakan dan inventori
dilakukan atas pesanan diskrit. Jumlah yang yang diinginkan. Rencana produksi harus konsisten
dipesan sama jumlahnya dengan jumlah yang dengan rencana bisnis, yang dalam sistem MRP II
dibutuhkan dalam kebutuhan bersih. Setelah merupakan input bagi proses perencanaan produksi.
itu dihitung biaya total yang diperoleh dari Terdapat empat tingkat dalam hierarki perencanaan
penjumlahan biaya pemesanan dan biaya prioritas dan kapasitas yang terintegrasi, antara
penyimpanan. d. Fixed Order Inventory (FOI) lain : Perencanaan Produksi dan Perencanaan
Teknik ini dipakai untuk menggambarkan Kebutuhan Sumber daya, Penjadwalan Produksi
konsep pemesanan dengan interval berubah dan Induk ( MPS ) dan Rough Cut Capacity Planning
jumlah yang dipesan bervariasi. Kekurangan ( RCCP ) . Perencanaan Kebutuhan Material
bahan baku bisa terjadi setiap saat. Setiap kali (MRP) dan Perencanaan Kebutuhan Kapasitas
pemesanan gudang akan terisi penuh dengan (CRP). Pengendalian Aktivitas Produksi (PAC)
bahan baku. dan Pengendalian Input/Output serta Operations
4. Safety Stock merupakan stok pengaman yang Sequencing. Pada dasarnya dalam sistem MRP
ditetapkan oleh perencana MRP untuk mengatasi II terdapat tiga alternatif strategi perencanaan
fluktuasi dalam permintaan (demand) dan/atau produksi, yaitu : level method, chase strategy, dan
penawaran (supply). compromise strategy.
5. Planning Horizon merupakan banyaknya waktu a. Level Method didefinisikan sebagai metode
ke depan (masa mendatang) yang tercakup perencanaan produksi yang mempunyai
dalam perencanaan. distribusi merata dalam produksi. Dalam
6. Gross Requirements merupakan total dari perencanaan produksi, level method akan
semua kebutuhan, termasuk kebutuhan yang mempertahankan tingkat kestabilan produksi
diantisipasi (anticipated requirements), untuk sementara menggunakan inventori yang
setiap periode waktu. bervariasi untuk mengakumulasi output apabila
7. Projected On – Hand merupakan projected terjadi kelebihan permintaan total.
available balance (PAB), dan tidak termasuk b. Chase Strategy didefinisikan sebagai
planned orders. metode perencanaan produksi yang
8. Projected Available merupakan kuantitas yang mempertahankan tingkat kestabilan
diharapkan ada dalam inventori pada akhir inventori, sementara produksi bervariasi
periode, dan tersedia untuk penggunaan dalam
mengikuti permintaan total.
periode selanjutnya.
c. Compromise Strategy merupakan kompromi
9. Net Requirements merupakan kekurangan
material yang diproyeksikan untuk periode anatara kedua metode perencanaan produksi
ini, sehingga perlu diambil tindakan ke dalam diatas
perhitungan planned orders receipts agar Sistem Manufacturing Resources Planning
menutupi kekurangan material pada periode ( MRP II ) Pada dasarnya merupakan suatu
itu. sistem informasi manufaktur formal dan eksplisit
10. Planned Order Receipts merupakan kuantitas yang mengintegrasikan fungsi – fungsi utama
pesanan pengisian kembali (pesanan dalam industri manufaktur, seperti : keuangan,
manufakturing dan/atau pesanan pembelian) pemasaran, dan produksi. Sistem MRP II
yang telah direncanakan oleh MRP untuk mencakup dan mengintegrasikan semua aspek
diterima pada periode tertentu guna memenuhi bisnis dari perusahaan industri manufaktur,
kebutuhan (net requirements). sejak perencanaan strategi bisnis pada tingkat
11. Planned Order Releases merupakan kuantitas manajemen puncak (Top Management) sampai
planned oreders yang ditempatkan atau perencanaan dan pengendalian terperinci pada
dikeluarkan dalam periode tertentu, agar tingkat manajemen dan supervisor ”. (Analysis and
item yang dipesan itu akan tersedia pada saat Control of Production Sistems, Elsayed & Thomas
dibutuhkan. O. Boucher, 1994 : 31). Manufacturing Resources
Perencanaan Produksi pada dasarnya Planning ( MRP II ) membantu kita untuk dapat
49
mengubah bentuk wajah perindustrian kita. Hal F. Wallace, 1990 : 3). MRP II merupakan suatu
itu memungkinkan kita membuat peningkatan sistem informasi terintegrasi yang menyediakan
dalam perusahaan manufaktur seperti yang terjadi data di antara berbagai aktivitas produksi dan area
di seluruh Amerika Utara, Jepang, Eropa Barat, fungsional lainnya dari bisnis secara keseluruhan.
dan Amerika Latin. Suatu definisi Manufacturing Sistem MRP II mengkoordinasikan pemasaran,
Resources Planning ( MRP II ) yang tepat dan manufacturing, pembelian, dan rekayasa melalui
terperinci yang memungkinkan untuk dipahami pengadopsian rencana produksi serta melalui
oleh kita adalah : “ Suatu perusahaan sistem penggunaan satu data base terintegrasi guna
manajemen lebar/luas berdasar pada penjadwalan, merencanakan dan memperbaharui aktivitas dalam
yang mana memungkinkan kita dengan tingkat sistem industri modern secara keseluruhan, dari
pelayanan pelanggan yang tinggi dan produktivitas pada MRP I sebagai single level dan juga merupakan
yang secara serempak dapat menurunkan biaya dan adalah satu dari elemen – elemen MRP II.
inventori “. (MRP II: Making It Happen,Thomas

MPS = Master Production Scheduling CRP = Capacity Requirement Planning


MRP = Material Requirement planning PAC = Production Activity Control
Gambar Sistem Manufacturing Resources Planning ( MRP II )
(Sumber :Vincent Gaspersz, 2002 : 31)
Master Production Schedule konfigurasi spesifik dengan nomor-nomor item
yang ada dalam item master dan BOM (Bill Of
Pada dasarnya jadwal induk produksi (Master
Material) files.
Production Schedule = MPS) merupakan suatu
Aktivitas penjadwalan produksi induk (MPS)
pernyataan tentang produk akhir (termasuk parts
pada dasarnya berkaitan dengan bagaimana
pengganti dan suku cadang) dari suatu perusahaan
menyusun dan memperbaharui jadwal produksi
industri manufaktur yang merencanakan
induk (MPS), memproses transaksi dari MPS,
memproduksi output berkaitan dengan kuantitas
memelihara catatan-catatan MPS, mengevaluasi
dan periode waktu. MPS mendisagregasikan dan
efektifitas dari MPS, mengevaluasi dalam periode
mengimplementasikan rencana produksi. Apabila
waktu yang teratur untuk keperluan umpan-balik
rencana produksi yang merupakan hasil dari proses
dan tinjauan ulang.
perencanaan produksi dinyatakan dalam bentuk
Sebagai suatu aktivitas proses, penjadwalan
agregat, MPS yang merupakan hasil dari proses
produksi induk (MPS) membutuhkan lima input
penjadwalan induk produksi dinyatakan dalam
utama, dapat dijelaskan beberapa hal berikut :
50
a. Data Permintaan Total merupakan salah satu dalam periode waktu aktual. Apabila proses RCCP
sumber data bagi proses penjadwalan produksi mengindikasikan bahwa MPS adalah layak, MPS
induk. Data permintaan total berkaitan dengan akan diteruskan ke proses MRP guna menentukan
ramalan penjualan (sales forecasts) dan pesanan- bahan baku atau material, komponen dan sub
pesanan (orders). assemblies, yang dibutuhkan dalam perusahaan
b. Status Inventori berkaitan dengan informasi yang berorientasi pada kapasitas.
tentang on-hand inventory, stok yang
Capacity Requirement Planning (CRP)
dialokasikan untuk penggunaan tertentu
Capacity Requirement Planning (CRP) dilakukan
(allocated stock), pesanan-pesanan produksi
setelah RCCP menunjukkan bahwa jadwal produksi
dan pembelian yang dikeluarkan (released
mungkin dilaksanakan. CRP menggunakan output
production and purchase orders), dan firm
MRP dan menghasilkan profil kapasitas terperinci
planned orders. MPS harus mengetahui secara
untuk semua sumber daya untuk tiap mingguan
akurat berupa banyak inventori yang tersedia
(atau lebih sedikit) sesuai dengan perencanaan.
dan menentukan berapa banyak yang harus
(Analysis And Control Of Production Systems,
dipesan.
Elsayed & Thomas O. Boucher, 1994 : 215)
c. Rencana Produksi memberikan sekumpulan
MRP mengasumsikan bahwa apa yang dijadwalkan
batasan kepada MPS. MPS harus
dapat diterapkan, tanpa memperhatikan keterbatasan
menjumlahkannya untuk menentukan tingkat
kapasitas. Kadang – kadang asumsi ini valid, tetapi
produksi, inventori, dan sumber-sumber daya
kadang – kadang tidak dapat dipenuhi. Perencanaan
lain dalam rencana produksi itu.
kebutuhan kapasitas (RCP) menguji asumsi ini dan
d. Data Perencanaan berkaitan dengan aturan-
mengidentifikasikan area yang melebihi kapasitas
aturan tentang lot-sizing yang harus digunakan,
(overload) dan yang berada di bawah kapasitas
shrinkage factor, stok pengaman (safety stock),
(underload), sehingga perencana dapat mengambil
dan waktu tunggu (lead time) dari masing-
tindakan yang tepat. CRP membandingkan beban
masing item yang biasanya tersedia dalam file
(load) yang ditetapkan pada setiap pusat kerja
induk dari item (item master file).
(work center) melalui open and planned orders
e. Informasi dari RCCP berupa kebutuhan kapasitas
yang diciptakan oleh MRP, dengan kapasitas yang
untuk mengimplementasikan MPS menjadi
tersedia pada setiap pusat kerja dalam periode
salah satu input bagi MPS.
waktu dari horizon perencanaan. Tidak seperti
Rought Cut Capacity Planning (RCCP) sistem MRP yang menciptakan new planned orders
Rought Cut Capacity Planning (RCCP) untuk menghindari kekurangan material atau item
mengukur kapasitas yang dibutuhkan untuk di masa mendatang, sistem CRP tidak menciptakan,
melaksanakan MPS. Rencana ini berdasarkan menjadwalkan ulang, atau menghapus pesanan apa
pada informasi yang lebih detail daripada rencana pun. Sebagai suatu sistem perencanaan kapasitas
sumber daya karena RCCP mencakup jadwal dalam sistem MRP II yang lebih besar, CRP
dari spesifik komponen akhir, RCCP menghitung memiliki input, proses, output, dan umpan balik.
beban untuk semua item yang dijadwalkan dan Sistem CRP ditunjukkan dalam gambar berikut :

Gambar 2. Sistem Perencanaan Kebutuhan Kapasitas (CRP)


51
Metode Pengukuran Kapasitas per hari x hari kerja per periode.
Pada dasarnya terdapat tiga metode pengukuran Utilisasi adalah pecahan yang menggambarkan
kapasitas, yaitu : persentase clock time yang tersedia dalam pusat
a. Theoretical Capacity (synonym : Maximum kerja yang secara aktual digunakan untuk produksi
Capacity, Design Capacity) merupakan berdasarkan pengalaman lalu. Utilisasi dapat
kapasitas maksimum yang mungkin dari sistem ditentukan untuk mesin atau tenaga kerja, atau
manufakturing yang didasarkan pada asumsi keduanya, tergantung pada mana yang lebih cocok
mengenai adanya kondisi ideal seperti : tiga untuk situasi dan kondisi aktual di perusahaan.
shift per hari, tujuh hari per minggu, tidak Perlu dicatat bahwa angka utilisasi tidak dapat
ada downtime mesin, dll. Dengan demikian melebihi 1,0 (100%). Formula untuk menghitung
theoretical capacity diukur berdasarkan pada utilisasi adalah :
jam yang tersedia untuk melakukan pekerjaan,
tanpa suatu kesempatan untuk berhenti atau
istirahat, downtime mesin, atau alasan lainnya.
b. Demonstrated Capacity (synonym: Actual
Capacity, Effective Capacity) merupakan tingkat Efisiensi adalah faktor yang mengukur performansi
output yang dapat diharapkan berdasarkan pada aktual dari pusat kerja relatif terhadap standar yang
pengalaman, yang mengukur produksi secara ditetapkan. Faktor efisiensi dapat lebih besar dari
aktual dari pusat kerja di waktu lalu, yang 1,0. Formula untuk mengitung efisiensi adalah :
biasanya diukur menggunakan angka rata-rata
berdasarkan beban kerja normal.
c. Rated Capacity (synonym: Calculated Capacity,
Nominal capacity) diukur berdasarkan
penyesuaian kapasitas teoretis dengan faktor Dengan demikian rated (or calculated) capacity
produktivitas yang telah ditentukan oleh dihitung sebagai berikut:
demonstrated capacity. Dihitung melalui Calculated capacity per periode
penggandaan waktu kerja yang tersedia dengan = banyaknya orang atau mesin x jam per shift
faktor utilisasi dan efisiensi. x shifts per hari x hari kerja per periode x
Waktu kerja yang tersedia adalah banyaknya jam utilisasis x efisieni
kerja aktual yang dijadwalkan atau tersedia, pada = waktu yang tersedia per periode waktu x
pusat kerja selama periode tertentu. Waktu kerja utilisasi x efisiensi
yang tersedia per periode waktu dihitung sebagai : METODE
banyaknya orang atau mesin x jam per shift x shifts Rencana penelitian yang akan digunakan adalah
Tabel 1. Rencana Penelitian
Rancangan Penelitian Proses Perolehan
Sampel Diambil dari data – data yang mempunyai relevansi dengan metode MRP II berupa
: data struktur produk, BOM, kapasitas produksi, data permintaan produk, data
inventori, JIP, dan lain – lain.
Sumber Data Data Primer (secara langsung berupa data proses dan waktu produksi).
Data Sekunder (secara tidak langsung yaitu berupa dokumen perusahaan, berupa
data permintaan, data produk, mesin, peralatan dan lain – lain ).
Instrumen Literatur, interview, observasi, serta dokumentasi.
Analisis Data Forecasting (peramalan), MPS, RCCP, MRP I, Perencanaan Kebutuhan kapasitas
(CRP)
Untuk mendapatkan data dan informasi yang antara lain : - Bagaimana proses produksi ? .
dapat dipergunakan untuk penelitian penulis Sistem produksi apa yang dipakai perusahaan ?
langsung ke lapangan. Pengambilan data tersebut . Berapa jumlah tenaga kerja ? . Berapa jam satu
dilakukan dengan metode sebagai berikut : shift dan satu hari ada berapa shift ?. Berapa lama
Pengumpulan data dengan cara melakukan tanya lead time produk ? Dan lain –lain. Observasi,
jawab langsung mengenai permasalahan yang akan dimana penulis mengadakan pengamatan langsung
diteliti. Pertanyaan – pertanyaan yang diajukan terhadap keadaan yang sebenarnya terjadi serta hal
52
– hal yang berkaitan dengan permasalahan yang sehingga kita dapat mengambil langkah perbaikan.
diteliti. Data – data yang didapat antara lain data Usulan perbaikan Sistem Produksi ; Data dari
waktu standart, alur dari proses produksi, jenis analisis selanjutnya merupakan masukan untuk
mesin, kondisi mesin, lay out pabrik dan lain – dilakukannya perencanaan pengoptimalan sumber
lain. Pengumpulan data yang didapat dari laporan daya. Setelah dilakukan analisa, akan didapatkan
atau catatan-catatan dari pabrik. Data – data yang perencanaan produksi periode mendatang. Hal ini
diperoleh antara lain permintaan produk masa lalu, digunakan sebagai acuan dalam merencanakan
struktur produk, Bill of Material, data inventori perbaikan rencana produksi periode selanjutnya.
dan lain – lain. Kesimpulan ; Setelah diperoleh pemecahan
Adapun langkah – langkah Penelitian Dan masalah maka langkah selanjutnya adalah menarik
Pengolahan Data nya adalah sebagai berikut : kesimpulan dari hasil analisa dan memberikan
Studi Kepustakaan ; penyusun membaca literatur saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan.
dan buku-buku yang berkaitan produktivitas. Hal ini
Hasil dan pembahasan
dilakukan dengan tujuan agar penulis memperoleh
Dari hasil peramalan permintaan yang telah
gambaran tentang perencanaan produksi, seperti
didapat kemudian dijadikan Master Production
pengertian MRP II dan model-model pengukuran
Schedule ( MPS ) untuk pembuatan perencanaan
MRP II. Penelitian ke perusahaan yang dilakukan
kebutuhan material dan penentuan kapasitas
peneliti terhadap perusahaan yang dijadikan
produksi yang dibutuhkan. Untuk tabel hasil
objek penelitian. Penulis melakukan penelitian
perhitungan MPS produk yang dibahas dengan
di PT. SEMEN GRESIK Tbk. Mengidentifikasi
menggunakan lot size lot for lot dapat dilihat pada
pokok permasalahan yang akan diteliti, kemudian
tabel 4.7. sehingga nilai MPS sama dengan actual
dilanjutkan dengan perumusan masalah-masalah
demand. MPS yang menyatakan sebuah akhiran
yang menjadi objek penelitian. Penentuan Tujuan
yang berupa outputan yang akan diproduksi
; Setelah merumuskan permasalahan, menentukan
dimana inputan dari MPS adalah rencana produksi
tujuan penelitian merupakan hal yang terpenting
yang merupakan actual demand, dalam proses ini
yang dapat memberi arahan yang jelas tentang
sangat perlu sebuah peramalan karena pemenuhan
pelaksanaan penelitian selanjutnya.
produksi atas bahan baku yang mungkin harus
Metode pengumpulan data yang dilakukan
dikendalikan serta pemenuhan permintaan secara
untuk mendapatkan informasi dan data dari objek
make to order dan direncanakan agar sumber daya
penelitian. Cara atau teknik yang digunakan
(bahan baku), dimana produksi sesuai dengan
dalam melakukan pengumpulan data ini adalah:
pesanan atau permintaan pelanggan yang bervariasi
a. Interview merupakan metode pengumpulan
karena perusahaan memiliki jenis produk yang
data yang dilakukan dengan cara tanya jawab
bervariasi dan tetap bisa dijaga keberadaannya
langsung dengan pihak yang berhubungan dengan
mengingat bahan baku yang tersedia maksimal.
perusahaan. Biasanya berupa data pembobotan
Rought Cut Capacity Planning (RCCP)
terhadap kriteria yang akan diukur. b. Dokumentasi
mengukur kapasitas yang dibutuhkan untuk
adalah teknik pengumpulan data dan informasi
melaksanakan MPS. Apabila proses RCCP
dengan cara melakukan pencatatan terhadap data
mengindikasikan bahwa MPS adalah layak, MPS
asli perusahaan.
akan diteruskan ke proses MRP guna menentukan
Pengolahan data dengan MRP II ; Setelah
bahan baku atau material yang dibutuhkan dalam
informasi-informasi yang mempengaruhi masalah-
perusahaan yang berorientasi pada kapasitas.
masalah yang terkait dengan sistem produksi yang
Langkah pertama dalam melaksanakan RCCP
diperoleh, maka dapat dilakukan perhitungan agar
adalah memperoleh informasi tentang rencana
dapat lebih mudah untuk dipahami yang meliputi
produksi dari MPS yang hasilnya. Dari hasil RCCP
identifikasi penyebabnya dan mencari alternatif
diketahui bahwa setiap bulan mengalami kelebihan
solusi yang baik. Evaluasi Sistem Produksi ;
waktu terhadap beban kerja yaitu kebutuhan sumber
Melakukan analisa dan evaluasi terhadap sumber
daya yang seharusnya dijadwalkan sudah terpenuhi
daya yang diperoleh dari pengolahan data
sebelum periode yang direncanakan oleh karena
dengan MRP II. Dengan melakukan evaluasi kita
itu kelebihan waktu tersebut harus disesuaikan
dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang
dengan setiap periode untuk memenuhi sumber
mempengaruhi sistem produksi perusahaan,
53
daya tersebut. kapasitas mesin dengan adanya permintaan yang
Setelah dilakukan perhitungan RCCP maka cukup banyak, serta adanya pabrik yang tidak
akan dibahas mengenai MRP, dimana sistem MRP berfungsi (mesin-mesin produksi) juga tenaga kerja
disusun dengan maksud untuk menjawab kapan, yang dikurangi. Dengan demikian perusahaan
berapa banyak dan apa suatu material dibutuhkan harus bisa mempertimbangkan kestabilan volume
secara tepat. MRP memang komplek pengelolaannya permintaan pelanggan melainkan sebaliknya dapat
tetapi banyak memberikan keuntungan, seperti mempertahankan tingkat kestabilan inventory.
mengurangi persediaan dan biaya penyimpanan, Sedangkan biaya yang akan digunakan
memberikan informasi untuk mendukung dalam mengikuti volume bahan baku yang akan
tindakan yang tepat, baik pembatalan pesanan diproduksi, dengan melihat hasil dari perhitungan
atau penjadwalan ulang. Metode yang dipakai MRP setiap periode adanya penambahan kapasitas
untuk komponen bahan baku dalam perusahaan ini bahan baku yang akan menyebabkan biaya yang
merupakan metode EOQ, sebagai perbandingan digunakan tidak optimal sehingga mengalami
dari hasil MRP dengan menggunakan lot for lot pembengkakan biaya produksi. Dari perhitungan
dan FOQ. Perusahaan pada awal tidak punya on- perbandingan dengan menggunakan ketiga lot
hand inventory sedangkan didalam perhitungan size terdapat biaya terkecil yang diperoleh dengan
dengan menggunakan metode EOQ terdapat menggunakan metode LFL. Sementara perusahaan
penambahan dipersediaan awal dan akhir disetiap menggunakan metode EOQ yang hasilnya dapat
bulan dimana perusahaan tidak bisa memenuhi dilihat pada tabel.
Tabel 2. Analisa Biaya Pembelian Dan Inventory
Teknik Lot Frekuwensi Biaya Produksi J u m l a h Biaya Simpan
Sizing Pemesanan (Rp) Persediaan ( Rp ) Biaya total (Rp)
dalam (ton)
LFL 144 7.140.866.164.000 0 0 7.140.866.146.000
FOQ 144 7.140.866.146.000 695701970 386.581.484.800 7.527.447.649.000
EOQ 141 6.992.098.119.000 26913219770 386.581.484.800 7.378.679.604.000
Dari analisa biaya di atas maka penghematan yang kembali serta penambahan tenaga kerja untuk
dapat dilakukan dengan menggunakan sistem MRP mengoptimalkan waktu produksi apabila terjadi
II ini sebesar : kekurangan sumber data waktu. Selain itu juga
Rp. 7.378.679.604.000 – Rp. 7.140.866.164.000 = pihak perusahaan mengadakan kerja sama antara
Rp. 237.813.440.000 pabrik semen yang ada di Gresik dengan yang ada
Capacity Requirement Planning ( CRP ) di Tuban berupa pengiriman bahan baku setengah
membandingkan waktu yang dibutuhkan untuk jadi agar target yang ditetapkan di pabrik semen
pelaksanaan produksi pesan yang dihasilkan oleh yang ada di Gresik bisa tercapai.
sistem MRP. CRP menghitung beban pada setiap
KESIMPULAN
produksi dengan waktu yang telah tersedia dalam
Dari hasil penganalisaan permasalahan yang
memproduksi per unit yang dihasilkan. Beban
ada, maka didapat kesimpulan bahwa Perencanaan
dalam CRP menggambarkan set up time yang
produksi menetapkan tingkat output manufakturing
dibuthkan dalam memproduksi per unit produk.
secara keseluruhan untuk memenuhi tingkat
Dalam menganalisa dengan memperoleh informasi
permintaan dan inventori yang ada. Dengan
tentang pesan produksi yang diperoleh dari
strategi perencanaan, perusahaan menggunakan
perhitungan MRP, selanjutnya informasi tentang
make to order dimana produksi sesuai dengan
waktu – waktu tersebut digunakan untuk menghitung
permintaan pelanggan atau target perusahaan. Dari
waktu aktual dengan memperhitungkan utilitas dan
evaluasi yang dilakukan mulai dari awal diketahui
efisiensi. Dari analisa CRP diketahui bahwa terjadi
terjadi peningkatan kebutuhan bahan baku
kekurangan waktu disetiap bulan dikarenakan
sebesar 3.920.653 ton / tahun yang dikarenakan
mulai awal sudah kita ketahui bahwa tenaga kerja,
target produksi terlalu tinggi dan sangat beresiko
mesin serta bahan baku yang terbilang maksimal
mengingat persediaan bahan baku yang maksimal,
sehingga perusahaan tidak bisa menambah sumber
sedangkan perusahaan mengalami kekurangan
daya secara menyeluruh dan perusahaan perlu
sumber daya waktu sebesar 1528697,7 jam /
melakukan penyesuaian sumber daya dengan cara
periode untuk pemenuhan permintaan konsumen
mesin-mesin yang sempat berhenti difungsikan
(penentuan target produksi) yang dikarenakan
54
sumber daya waktu yang ada maksimal. Freddy Rangkuti, Manajemen Persediaan Aplikasi
Yang dilakukan perusahaan untuk pemenuhan di Bidang Bisnis ,PT.Raja Grafindo Persada
permintaan konsumen (target produksi) sangat Jakarta.
beresiko melihat kapasitas sumber daya yang ada, Gaspersz, Vincent, 1998, “ Production Planning
khususnya bahan baku yang maksimal. Untuk And Inventory Control
pemenuhan kebutuhan sumber daya bahan baku Gaspersz, Vincent, Production Planning and
(material) yang tepat adalah dengan melakukan Inventory Control – Berdasarkan Pendekatan
perencanaan MRP, yang menunjukkan persediaan Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT Menuju
akhir dan awal yang terus mengalami peningkatan. Manufakturing 21, PT. Gramedia Pustaka
Sedangkan biaya produksi yang akan digunakan Utama, Jakarta, 2002
mengikuti volume bahan baku yang akan diproduksi Hakim Nasution, Arman, Perencanaan dan
yang akan menyebabkan biaya yang digunakan tidak Pengendalian Produksi, PT. Candimas
optimal sehingga mengalami pembengkakan biaya Metropole, Jakarta, 1999
produksi. Dari perhitungan dengan menggunakan Kusuma, Hendra, Manajemen Produksi –
metode MRP II perusahaan dapat menghemat Perencanaan Pengendalian Produksi, ANDI,
sebesar Rp. 237.813.440.000 serta adanya kerja Yogya, 2002
sama dengan pabrik semen yang ada di Tuban yang Herjanto, Eddy, Manajemen Produksi dan Operasi,
akhirnya bisa menutupi kekurangan bahan baku PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta,
di pabrik semen yang ada di Gresik sehingga bisa 1999
mencapai targetnya. Nasution, Arhan Hakim, 1999, ” Perencanaan dan
Sebaiknya perusahaan lebih memperhatikan Pengendalian Produksi ”, Cetakan Pertama,
sumber daya bahan baku (material) yang tersedia Guna Widya, Jakarta
dengan mengukur standart produksi sehingga Setya, Ancan Gunawan, 2004, ” Perencanaan
target produksi yang berdasarkan sumber daya Produksi dengan Menggunakan Metode Chase
Starategy dan Compromise di PT Sierrad
yang ada menjadikan terpenuhinya permintaan
Produce, Tbk ”, Skripsi, ITATS, Surabaya
pelanggan atau target perusahaan. Agar Siswanto,1985, Persediaan Model dan Analisis,
dapat mengatasi kebutuhan sumber daya waktu,
Andi Offset Yogyakarta
perusahaan sebaiknya memperkirakan kapasitas
Sumayang, Lalu, Dasar-dasar Manajemen Produksi
mesin serta kapasitas sumber daya penunjang yang
dan Operasi, Jakarta, 2003
ada lainnya sehingga biaya produksi
Triyanto, Bambang, 1991, ” Pedoman Penulisan
DAFTAR PUSTAKA Karya Ilmiah ”, Effhar & Damara Press,
Assauri, Sofjan, 1980, “ Manajemen Produksi Jakarta.
“, Edisi ketiga, Lembaga penerbit Fakultas Zulian Yamit, Manajemen Produksi dan Operasi,
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta Ekonesia Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta
Assauri, Sofjan, 1980, Teknik dan Metoda Zulian Yamit, Manajemen Persediaan, Ekonesia
Peramalan (Penerapannya Dalam Ekonomi dan Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta
Dunia Usaha), Edisi Satu, Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Jakarta.
Arman Hakim Nasution, 1999, Perencanaan dan
Pengendalian Persediaan, Teknik Industri ITS.
Agus Ahyari,1986, Pengendalian Produksi buku I,
BPE-Yogyakarta.
Box, George P. and Jenkins, GM., Time Series
Analysis Forecasting and Control, Revised
Edition, California, Hoden Day In,1976.
Donald J. Bowersox, Manajemen Logistik, PT.
Bumi Aksara Jakarta.
Buffa, ES, 1991, “ Manajemen Produksi / Operasi
“, Jilid I, Erlangga, Jakarta
55

Vous aimerez peut-être aussi