Vous êtes sur la page 1sur 5

Angin Puting Beliung

Angin puting beliung adalah fenomena alam berupa putaran angin yang sangat kencang dan
membentuk hubungan antara cumulonimbus dengan tanah. Dalam beberapa kejadian yang cukup
langka terjadi hubungan antara dasar awan cumulus dengan permukaan tanah.

Biasanya angin ini berbentuk corong kondensasi dengan ujung menyempit menyentuh bumi dan
dikelilingi awan yang membawa puing-puing.

Angin puting beliung terjadi karena bentrokan antara udara panas dan dingin. Selain itu adanya arus
udara yang naik ke atas secara kuat di dalam awan. Biasanya angin puting beliung terjadi ketika
musim pancaroba.

Angin puting beliung dapat mengakibatkan kerusakan karena dapat merobohkan dan membawa apa
saja yang dilewatinya. Ditambah lagi angin puting beliung sering terjadi bersamaan dengan petir dan
hujan deras. Dalam setahun ada banyak kerugian jiwa dan materiil karena angin puting beliung.

Tornado

A tornado is a natural phenomenon in the form of very strong winds and forms a connection
between cumulonimbus and soil. In some rare events, there is a relationship between the base of
cumulus clouds and the surface of the ground.

Usually the wind is a condensation funnel with a narrowed tip touching the earth and surrounded by
clouds carrying debris.

A tornado is caused by a clash between hot and cold air. Besides that, there is an air current that
rises upward strongly inside the cloud. Usually tornadoes occur when the transition season.

A tornado can cause damage because it can knock down and carry whatever it passes. Plus
tornadoes often occur together with lightning and heavy rain. Within a year there were many
physical and material losses due to tornadoes.
Flood

Flooding is a disaster which commonly happens in large and densely populated cities. In Indonesia,
the floods hit Jakarta very often and cause many victims. Then, do you know the process of how
flood happens? Pay attention to the following explanation.

The process of natural flooding is preceded by rain which falls to the surface of the earth. Then the
rain water is absorbed by the ground surface and flows to the lower place. Once that condition
happens, evaporation and the water appear to the surface of the land. Flooding can be disastrous
for humans when floods happen in an area that people live because the water carries along objects
like houses, bridges, cars, furniture and even people.

On the other hand, the process of non natural flooding is usually caused by bad habits of humans
who do not care about the environment, such as littering that can make water flow clogged. This
makes the water deposited in landfills which gradually becomes more common. When water
reservoirs can no longer hold water discharge, the water then overflows out theland and cause
flooding.

Banjir adalah bencana yang sangat sering terjadi di kota-kota besar padat penduduk. Di Indonesia,
banjir sangat sering melanda kota Jakarta dan seringkali menelan banyak korban. Lalu, tahukah anda
bagaimana proses terjadinya banjir? Perhatikan penjelasan berikut ini.

Proses terjadinya banjir secara alamiah itu diawali dengan turunnya hujan yang jatuh ke permukaan
bumi. Kemudian air hujan tersebut masuk kepermukaan tanah dan mengalir ketempat yang lebih
rendah. Setelah itu terjadi penguapan dan air tersebut keluar kepermukaan daratan. Banjir yang
terjadi secara almiah dapat menjadi bencana bagi manusia ketika banjir melanda tempat tinggal
mereka karena air bah menyeret benda-benda seperti rumah, jembatan, perabotan, dan bahkan
manusia.

Di sisi lain, proses terjadinya banjir secara non alamiah biasanya disebabkan oleh kebiasaan buruk
manusia yang tidak perduli lingkungan seperti,membuang sampah tidak pada tempatnya sehingga
menyebabkan aliran air tersumbat. Hal tersebut menyebabkan air tersebut tertampung di tempat
pembuangan yang semakin lama semakin banyak. Saat penampungan air tak mampu lagi menahan
debit air, maka air meluap keluar sehingga mengenai daratan dan menyebabkan banjir.
Aurora

WHY DO AURORAS HAPPEN

Aurora is an electro-static phenomenon, characterised by a bright glow and caused by the collision
of charged particles in the magnetosphere with atoms in the Earth’s upper atmosphere.

Ultimately, the source lies in the solar wind, a fast-moving stream of particles constantly flowing
from the Sun that carries the Sun’s magnetic field out into space. The solar wind, typically moving at
250 miles (400 kilometers) per second, flows past Earth’s magnetic field and molds it into an
elongated bubble or cavity, compressing its sunward side and stretching its night side far beyond the
Moon’s orbit.

Under certain conditions, the solar wind’s magnetic field can merge with Earth’s, creating electrical
currents that drive protons and electrons into the polar atmosphere. Powerful events occurring on
the Sun can drive enormous changes in the solar wind, increasing both its speed and density and
enhancing its effect on Earth.

An aurora is usually observed in the night sky, particularly in the polar zone. For this latter reason,
some scientists call it a “polar aurora” (aurora polaris).

Aurora Coloured light in the night sky near the Earth’s magnetic poles, called aurora borealis
(northern lights) in the northern hemisphere and aurora australis (southern lights) in the southern
hemisphere.

MENGAPA AURORAS TERJADI Aurora adalah fenomena elektro-statis, yang ditandai oleh partikel
cerah di magnetosfer dengan atom di atmosfer atas Bumi. Pada akhirnya, sumber angin matahari,
adalah aliran partikel yang bergerak cepat yang terus-menerus mengalir dari Matahari yang
membawa medan magnet Matahari ke luar angkasa. Angin matahari biasanya bergerak dengan
kecepatan 250 mil (400 kilometer) per detik, mengalir melewati medan magnet Bumi dan
membentuk gelembung atau gravitasi yang memanjang, memampatkan sisi matahari dan
meregangkan sisi malamnya jauh di luar orbit Bulan. Dalam kondisi tertentu, medan magnet angin
matahari dapat bergabung dengan Bumi, menciptakan arus listrik yang mendorong proton dan
elektron ke atmosfer kutub. Peristiwa kuat yang terjadi di Matahari dapat mendorong perubahan
besar dalam angin matahari, meningkatkan kecepatan dan kepadatannya serta meningkatkan
pengaruhnya di Bumi. Anurora biasanya diamati di langit malam, terutama di zona kutub. Untuk
alasan yang terakhir ini, beberapa ilmuwan menyebutnya "kutub aurora" (polaris aurora). Aurora
Berwarna cahaya di langit malam dekat kutub magnet Bumi, yang disebut lampu utara di belahan
bumi utara dan lampu selatan di belahan bumi selatan.
Drought

Drought is the most complex hidrological factors, embodiment, and additional issues related to
climate, land use, and water consumption norms. Its complexity increases because it is known that
drought is a disaster with slow process, that’s why drought often called as “crawl” disaster. Drought
doesn’t come suddenly like flood or earthquake, but it comes slowly so it is easily ignored. We can
not predicted when drought would begin and when it would end, but we will realize after being in
the middle of the period.

There are two kinds of drought, natural drought and anthropogenic drought. Natural drought occurs
as a result of the rainfall level is low in one season. It is caused the supply shortage of surface water
and underground water. The shortage of underground water can not fulfil the needs of particular
plants in a certain time period on a large area. Then the plants would die slowly. Long term of supply
shortage of water slowly will caused drought.

Anthropogenic drought occurs because of water demand more than the water supply. It is happen
due to human disobdience on cropping pattern or water use pattern and the destruction of water
reservoir area. The increasing amount of agricultural lands that changed into residential could lead
to the decrease of water absorption. It can caused the increase of surface flow. This increase causes
the water which is supposed to be deposited in the ground carried by the surface’s flow. So, it is
causing supply shortage of surface water and underground water which lead to drought.

Kekeringan

Kekeringan merupakan faktor hidrologi yang paling kompleks, perwujudan, dan penambahan isu-isu
yang berkaitan dengan iklim, tata guna lahan dan norma pemakaian air. Kompleksitas betambah
karena diketahui bahwa kekeringan adalah bencana dengan proses yang lambat, itu mengapa
kekeringan sering disebut sebagai bencana “merangkak”. Kekeringan tidak terjadi tiba-tiba seperti
banjir atau gempa bumi, tapi kekeringan terjadi perlahan sehingga mudah diabaikan. Kita tidak bisa
mempresiksi kapan kekeringan berawal maupun kapan akan berhenti, tapi kita akan menyadarinya
setelah berada di periode pertengahannya.

Ada dua jenis kekeringan, kekeringan alamiah dan kekeringan antropogenik. Kekeringan alamiah
terjadi sebagai hasil dari rendahnya curah hujan dalam satu musim. Itu akan menyebabkan
kurangnya pasokan air permukaan maupun air tanah. Kurangnya air tanah tidak dapat memenuhi
kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu tertentu di wilayah yang luas. Kemudian tanaman-
tanaman tersebut akan mati perlahan. Kekurangan pasokan air dalam jangka panjang lama-
kelamaan akan menyebabkan kekeringan.

Kekeringan antropogenik terjadi karena kebutuhan air lebih banyak dari pasokan air. Ini terjadi
karena ketidakpatuhan manusia terhadap pola tanam atau pola pemakaian air dan kerusakan
kawasan tangkapan air. Semakin meningkatnya jumlah lahan pertanian yang beralih menjadi
pemukiman menyebabkan menurunnya jumlah air resapan. Hal ini mengakibatkan aliran permukaan
meningkat. Peningkatan ini menyebabkan air yang seharusnya tersimpan di dalam tanah terbawa
aliran permukaan. Sehingga terjadi kekurangan pasokan air permukaan adan air tanah yang akhirnya
menyebabkan kekeringan.
Drought

Drought is a condition where the availability of water in a place is very low even not available at all
which occurs in a long period of time.

The coverage of the area with drought is usually quite extensive which has an impact on the life of
living things in that place. Drought can occur at any time, especially in the dry season where the
intensity of the rain is very small or even nonexistent.

The cause itself can be due to the natural conditions themselves and also human factors. For natural
factors, for example, there is a prolonged drought and a very fast rate of evaporation which causes
the water reserves in the soil to disappear quickly.

While human factors such as the occurrence of global warming or global warming caused by
activities such as factories, motor vehicle fumes and other actions that trigger global warming.

If drought continues to occur, the impact is not only felt by humans, but all living things. Plants will
be difficult to carry out photosynthesis because of lack of water and nutrients in the soil lost due to
drought, and animals cannot get food in the form of plants because many plants die.

To overcome this, it can be done by making artificial rain to wet the area that lacks water, but of
course the cost to make this artificial rain is not small.

So, drought is one of the natural disasters that the impact is not only felt by humans, but by all living
things on earth, because actually water is a basic necessity of all living things, without water, life
cannot take place.

Kekeringan adalah suatu kondisi dimana ketersediaan air disuatu tempat sangat rendah bahkan
tidak tersedia sama sekali yang terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama.

Cakupan wilayah yang terdapat kekeringan biasanya cukup luas yang berdampak pada kehidupan
makhluk hidup yang hidup ditempat tersebut. Kekeringan dapat terjadi kapan saja, terutama pada
musim kemarau dimana intensitas hujan sangat kecil sekali bahkan tidak ada.

Penyebabnya sendiri bisa karena kondisi alam itu sendiri dan juga faktor manusia. Untuk faktor alam
misalnya terjadi kemarau yang berkepanjangan dan tingkat evaporasi yang sangat cepat yang
mengakibatkan cadangan air didalam tanah menjadi cepat hilang.

Sedangkan faktor manusia misalnya terjadinya global warming atau pemanasan global yang
disebabkan oleh aktivitas-aktivitas seperti pabrik, asap kendaraan bermotor dan tindakan-tindaan
lain yang memicu terjadinya pemanasan global.

Jika kekeringan terus terjadi, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh manusia saja, melainkan
seluruh makhluk hidup. Tumbuhan akan sulit untuk melakukan fotosintesis karena kekurangan air
dan unsur hara dalam tanah yang hilang karena kekeringan, dan hewan tidak dapat memperoleh
makanan berupa tumbuhan karena tumbuhan banyak yang mati.

Untuk menanggulanginya bisa dengan membuat hujan buatan untuk membasahi daerah yang
kekurangan air, namun tentunya biaya untuk membuat hujan buatan ini tidaklah kecil.

Jadi, kekeringan menjadi salah satu bencana alam yang dampaknya tidak hanya dirasakan oleh
manusia saja, melainkan oleh seluruh makhluk hidup yang ada di bumi, karena sejatinya air adalah
kebutuhan pokok seluruh makhluk hidup, tanpa air maka kehidupan tidak dapat berlangsung.

Vous aimerez peut-être aussi