Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This study aims to (1) To determine and analyze the impact of competence on the application
of patient safety in nursing care diruang hospitalization. (2) Determine and analyze the influence of
motivation nurses on the application of patient safety in nursing care diruang hospitalization. (3) Know
and analyze the influence of discipline nurses on the application of patient safety in nursing care in room
hospitalization. This study was conducted at Hospital Haji South Sulawesi province in October to
December 2016. This type of research is cross sectional with a total sampling 48 respondents.
Questionnaires as a means of collecting data from respondents. The research method using the t test, test
and test f β with SPSS version 20 for Windows. Results simultaneous Competence (X1), motivation
(X2) and Discipline (X3) influence on the implementation of Patient Safety in Nursing in patient wards
Ar-Rahim, Ar-Rahman and Sayang Duafa Haji Hospital of South Sulawesi province. Partially,
Competence (X1), motivation (X2) and Discipline (X3) Impact of the implementation of Patient Safety
in Nursing. Based on the results of the regression coefficient (β), the variables that have a dominant
influence on the implementation of Pateient Safety in Nursing is a Nurse Competence in which the
obtained value of regression coefficient (β) of 0.410 and a significant 0.000. The conclusion of this study
is that there is significant influence between the nurse's competence, motivation, and discipline on the
application of patient safety in nursing care.
Keywords: Competence nurse, motivation and discipline with the implementation of patient safety
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi perawat terhadap
penerapan keselamatan pasien dalam asuhan keperawatan diruang rawat inap. (2) Mengetahui dan
menganalisis pengaruh motivasi perawat terhadap penerapan keselamatan pasien dalam asuhan
keperawatan diruang rawat inap. (3) Mengetahui dan menganalisis pengaruh kedisiplinan perawat
terhadap penerapan keselamatan pasien dalam asuhan keperawatan diruang rawat inap. Penelitian ini
dilakukan pada RSUD Haji Provinsi Sulawesi Selatan bulan Oktober sampai dengan Desember 2016.
Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan total sampling sebanyak 48 responden.
Kuisioner sebagai alat pengumpulan data dari responden. Metode penelitian dengan menggunakan Uji t,
Uji f dan Uji β dengan bantuan SPSS Versi 20 for Windows. Hasil secara simultan Kompetensi (X 1 ),
Motivasi (X 2 ) dan Kedisiplinan (X 3 ) berpengaruh terhadap penerapan Patient Safety dalam Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Ar-Rahim, Ar-Rahman dan Sayang Duafa RSUD Haji Provinsi
Sulawesi Selatan. Secara parsial, Kompetensi (X 1 ), Motivasi (X 2 ) dan Kedisiplinan (X 3 ) Berpengaruh
terhadap penerapan Patient Safety Dalam Asuhan Keperawatan. Berdasarkan hasil nilai koefesien
regresi (β) maka variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap penerapan Pateient Safety dalam
Asuhan Keperawatan adalah Kompetensi Perawat dimana didapatkan nilai koefesien regresinya (β)
sebesar 0,410 dan signifikan sebesar 0,000. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh
signifikan antara kompetensi perawat, Motivasi, dan Kedisiplinan terhadap penerapan patient safety
dalam Asuhan Keperawatan.
sebuah prioritas strategik. Mereka juga pasien dalam penerapan keselamatan pasien
menetapkan capaian-capaian peningkatan yang adalah akurasi dalam pemberian obat. Penelitian
terukur untuk medication safety sebagai target serupa juga dilakukan oleh Dede Sri Mulyani
utamanya. Menurut laporan IOM (Institute Of (2013) mengenai analisis penyebab insiden
Medicine) di Amerika tahun 1999 secara keselamatan pasien oleh perawat di unit rawat
terbuka menyatakan bahwa paling sedikit inap rumah sakit “X” Jakarta didapatkan bahwa
44.000 bahkan 99.000 pasien meninggal di faktor yang yang paling berpengaruh terhadap
Rumah Sakit dalam satu tahun akibat kesalahan terjadinya insiden keselamatan pasien di rumah
medis (medical errors) yang sebetulnya bisa sakit ialah Kompetensi perawat.
dicegah. Kuantitas ini melebihi kematian akibat RSUD Haji Provinsi Sulawesi Selatan
kecelakaan lalu lintas, kanker payudara dan merupakan rumah sakit tipe B milik pemerintah
AIDS. Penelitian Bates (JAMA, 1995, 274; 29 Provinsi Sulawesi Selatan dengan kapasitas
– 34) menunjukkan bahwa peringkat paling tempat tidur sekitar 208, jumlah tenaga
tinggi kesalahan pengobatan (medication error) keperawatan yang bekerja di RSUD Haji
yaitu pada tahap ordering (49%). Makassar 160 perawat dengan rincian Ners
(8,58%), S1 Keperawatan (4,85%), DIII
Perawat diharapkan mampu bertanggung Keperawatan (63,68%), SPK (10,82%) dimana
jawab dan melindungi hak pasien. Salah satu sebagian dari tenaga keperawatan tersebut telah
hak yang harus dipenuhi adalah hak melakukan Program sosialisasi dan pelatihan
memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya mengenai keselamatan pasien pada seluruh unit
selama perawatan di rumah sakit (UU no. pelayanan sudah berjalan dengan baik. Masalah
44/2009 pada pasal 32 tentang rumah sakit). yang masih perlu diperhatikan yaitu kenyataan
Penelitian yang dilakukan oleh Prawitasari dilapangan yang merujuk pada konsep patient
(2009) di rumah sakit Jakarta mengenai safety, karena walaupun sosialisasi, pelatihan
hubungan beban kerja perawat pelaksana sudah dilaksanakan tetapi masih ada kasus
dengan keselamatan pasien didapatkan bahwa kesalahan pada identifikasi pasien, komunikasi
ada hubungan yang bermakna antara beban yang kurang efektif dan dan masih adanya infeksi
kerja perawat pelaksana dengan keselamatan menular , yang mengakibatkan penerapan
pasien. Penelitian lain terkait keselamatan keselamatan pasien menjadi kurang optimal. Hal
pasien dari perspektif pasien yang dilakukan ini diduga bahwa praktik perawat dalam
oleh Maryam (2010) di Irina Bedah dan Irina melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien
Medik rumah sakit “S” didapakan bahwa faktor secara aman merujuk pada penerapan program
yang paling berhubungan dengan kepuasan keselamatan pasien belum optimal.
Populasi dalam penelitian ini seluruh validitas tiap butir digunakan analisis item,
perawat pelaksana di ruang rawat inap .Ar- yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan
Rahim ( 14 perawat ), Ar- Rahman ( 13 skor total yang merupakan jumlah tiap skor
perawat ), Sayang Duafa ( 19 perawat ). butir setelah dikurangi dengan item yang
Sampel yang digunakan dalam penelitian diuji. Validitas akan dihitung dengan
ini adalah semua perawat yang ada di ruangan menggunakan total koefisien korelasi dengan
rawat inap Ar- Rahim, Ar- Rahman,dan taraf signifikan sebesar 0,05 (5%). Adapun
Sayang Duafa di RSUD Haji Provinsi Sulawesi rumus yang digunakan adalah :
Selatan dengan dengan teknik total sampling
adalah keseluruhan jumlah sampel yang ada �𝑟𝑟𝑥𝑥𝑥𝑥 ��𝑠𝑠𝑠𝑠𝑦𝑦 �− (𝑠𝑠𝑠𝑠𝑥𝑥 )
r pq =
2
diruangan rawat inap Ar- Rahim, Ar- �(𝑠𝑠𝑠𝑠𝑥𝑥 )+�𝑠𝑠𝑠𝑠𝑦𝑦 2 �− �𝑟𝑟𝑥𝑥𝑥𝑥 �(𝑠𝑠𝑠𝑠𝑥𝑥 )(𝑠𝑠𝑠𝑠𝑦𝑦 )
Rahman,dan Sayang Duafa di Rumah Sakit
Umum Daerah Haji Provinsi Sulawesi Selatan dimana,
. Maka sampel dalam penelitian ini sebanyak
rxy = Momen tangkar yang baru
48 perawat .
2.3 Teknik Pengumpulan Data rpq = koefisien korelasi bagian
total sbx = simpangan baku skor
Dalam penelitian ini, teknik faktor sby = simpangan baku skor
yang digunakan dalam
butir
pengumpulan data adalah:
Perhitungan validitas data ini diolah
a. Observasi Observasi adalah tekhnik dengan program SPSS. Hasil perhitungan
pengumpulan data dengan pengamatan ditunjukkan pada nilai corrected item total
langsung di lapangan yang berkaitan dengan correlation. Jika nilai corrected item total
perawat. correlation > 0,3 maka item dinyatakan
b. kuisioner adalah daftar pertanyaan valid.
maupun pernyataan yang diajukan peneliti
Uji Reliabilitas
kepada responden untuk dijawab secara
sistematis guna memperoleh data sehingga Instrumen yang reliabel berarti
dihasilkan data berupa respon atau tanggapan instrument yang bila digunakan beberapa
dari responden tersebut yang kemudian data kali untuk mengukur obyek yang sama
ini yang akan diolah oleh peneliti. akan menghasilkan data yang sama.
c. Wawancara merupakan tekhnik Pengujian reliabilitas instrument dengan
pengumpulan data secara langsung dengan konsistensi dengan teknik Alpha
melakukan tanya jawab secara langsung Cronbach. Model pengukuran yang
dengan responden. Dalam hal ini hal-hal dimaksud adalah pemeriksaan
yang berkaitan erat dalam prosesi perawat mengenai reliabilitas dan validitas
dalam melanjutkan pendidikan keperawatan. instrument (Sugiyono, 2012). Apabila
koefisien korelasi antara skor suatu
2.4 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis indikator dengan skor total seluruh
2.4.1 Rancangan analisis data indikator lebih besar dari 0,3 (r ≥ 0,3),
Sebelum instrumen digunakan, maka maka instrumen tersebut dianggap
dalam penelitian ini dilakukan valid. Sedangkan untuk memeriksa
pengujian instrument meliputi; reliabilitas instrumen metode yang sering
Uji Validitas digunakan adalah koefisien Alpha
Pengujian validitas data digunakan Cronbach. Dimana dikatakan reliabel bila α
untuk menguji validitas dari instrument yang > 0,6.
akan digunakan dalam penelitian, pengujian
Jurnal Mirai Management Volume 2 No. 2 April – Januari 2017
206
Total 7.473 48
Uji F dilakukan untuk mengetahui
M Std. Error
pengaruh, kompetensi, motivasi dan R Adjusted durbin
od R of the
kedisiplinan terhadap kinerja perawat di Ruang Square R Square watson
el estimate
Rawat Inap Haji Provinsi Sulawesi Selatan
secara simultan (bersama-sama). Uji F 1 916a .840 .828 .17092 2.845
dilakukan dengan membandinngkan nilai F Hasil analisis pengaruh kompetensi,
hitung dengan F tabel. Apabila F hitung > F motivasi dan kedisiplinan perawat terhadap
tabel, maka dikatakan pengaruhnya signifikan, penerapan patient safety dalam asuhan
dan apabila F hitung < F tabel, maka dikatakan keperawatan di RSUD Haji Makassar Provinsi
pengaruhnya tidak signifikan. Dari tabel 4.13 Sulawesi Selatan, sebagai berikut :
diperoleh F hitung lebih besar dari F tabel, Pengaruh Kompetensi (X 1 ) dengan
yakni 71.594 > 2,081 dan nilai Probabilitas penerapan patient safety dalam Asuhan
yang lenih kecil besar dari α 0,05 (P = 0,000). Keperawatan (Y)
Jadi, variabel kompetensi, motivasi dan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kedisiplinan mempunyai pengaruh yang positif ada pengaruh yang bermakna antara kompetensi
dan signifikan terhadap kinerja perawat secara perawat terkait aspek manajemen asuhan
simultan. keperawatan dengan penerapan keselamatan
pasien di Instalasi Rawat Inap RSUD Haji
Pengujian Korelasi
Provinsi Sulawesi Selatan yakni semakin baik
Untuk mengetahui keeratan pengaruh
kompetensi perawat maka semakin baik dalam
antara variabel kompetensi, motivasi, dan
melakukan penerapan keselamatan pasien dalam
kedisiplinan terhadap penerapan patient safety
asuhan keperawatan sementara semakin kurang
dalam asuhan keperawatan maka dilakukan uji
kompetensi perawat maka kecenderungan
korelasi. Dari hasil uji korelasi yang dilakukan
perawat melakukan penerapan keselamatan
didapat nilai korelasi (R) sebesar 0,916 yang
pasien semakin kurang.
signifikan pada α = 0,05. Hal ini menujukkan
Penelitian ini sesuai dengan pendapat
ada pengaruh yang sangat kuat dan signifikan
yang dikemukakan oleh Emslie (2005) yang
antara kompetensi, motivasi dan kedisiplinan
mengemukakan bahwa penerapan keselamatan
dengan penerapan patient safety.
pasien berkaitan erat dengan kemampuan
Pengujian Koefisien Determinasi perawat dalam mengelola dan memberikan
Koefisien determinasi (R2) digunakan asuhan keperawatan yang aman pada pasien
untuk mengetahui seberapa besar kontribusi meliputi pencegahan terhadap kesalahan dan
kejadian nyaris cedera serta penurunan kondisi Keperawatan (Y) dalam kategori baik, yaitu
pasien sebelum terjadi kesalahan dan kejadian sebanyak 27 responden (56,2%) sedangkan yang
yang tidak diinginkan. Peran perawat dalam terendah adalah responden yang mengatakan
keselamatan pasien melalui penerapan standar motivasi kerja (X 2 ) dalam kategori kurang dan
asuhan keperawatan. Melalui penerapan dan dengan penerapan patient safety dalam asuhan
kepatuhan terhadap standar yang sudah keperawatan (Y) dalam kategori kurang, yaitu
ditetapkan diharapkan insiden kesalahan sebanyak 21 responden (43,8 %).
menurun (Loh & Gelinas, 2004). Berdasarkan hasil perhitungan analisis
diperoleh pernyataan responden regresi linier berganda dengan pengujian secara
terbanyak adalah yang berpendapat parsial diketahui bahwa kompetensi perawat
Keselamatan Pasien (X 1 ) dalam kategori baik memiliki nilai koefesien sebesar 0,283 nilai beta
dengan penerapan patient safety dalam asuhan sebesar 0,410. t hitung 3,305 dan nilai signifikasi
keperawatan (Y) dalam kategori baik, yaitu 0,004 yang berarti jika variabel kompetensi
sebanyak 28 responden (58,3%) sedangakn meningkat maka akan meningkatkan penerapan
yang terendah adalah responden yang patient savety dalam asuhan keperawatan RSUD
mengatakan konpetensi perawat (X 1 ) dalam Haji Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 2.83
penerapan patient safety dalam keperawatan (Y) Dengan kata lain, kompetensi Perawat yang
dalam kategori kurang yaitu sebanyak 20 bertambah baik akan meningkatkan penerapan
responden (41,7%). patient savety dalam asuhan keperawatan di
Berdasarkan hasil perhitungan RSUD Haji Provinsi Sulawesi Selatan
analisis regresi linier berganda dengan Hasil penelitian ini senada dengan Hasil
pengujian secara parsial diketahui bahwa penilitian Sri Aini Sanusi (2011). Berdasarkan
kompetensi perawat memiliki nilai koefesien hasil uji nilai p = 0,029. Nilai ini lebih kecil dari
sebesar 0,345 nilai beta sebesar 0,410. t hitung α = 0,05, yang mengambarkan bahwa ada
3.904 dan nilai signifikasi 0.000 yang berarti hubungan antara Motivasi dengan penerapan
jika variabel kompetensi meningkat maka akan Patient Safety di Rumah Sakit Islam Faisal
meningkatkan penerapan patient savety dalam Makassar. Demikian pula dengan hasil penelitian
asuhan keperawatan RSUD Haji Provinsi Rasidah Abdullah (2013) didapatkan nilai P=
Sulawesi Selatan sebesar 0,345. Dengan kata 0,001 dengan bantuan uji Fisher’s Excat Text
lain, kompetensi Perawat yang bertambah baik tingkat kemaknaan α ≤ 0,05 yang artinya nilai p
akan meningkatkan penerapan patient savety < α, berarti ada hubungan yang signifikan antara
dalam asuhan keperawatan di RSUD Haji motivasi perawat dengan penerapan Patient
Provinsi Sulawesi Selatan. Safety dirumah sakit Woodward Palu.
Hasil penelitian ini senada dengan Menurut Ngalim Purwanto Motivasi
hasil penelitian Prawitasari (2009). adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang
Berdasarkan hasil uji nilai p = 0,029. Nilai ini untuk melakukan sesuatu. Motivasi adalah
lebih kecil dari α = 0,05 yang mengambarkan memberikan rangsangan atau pendorong atau
bahwa ada hubungan antara kompetensi dengan suatu kegairahn kepada seseorang atau kelompok
kinerja perawat dalam patient safety dalam agar mau bekerja dengan semesatinya dan penuh
asuhan keperawatan di Rumah Sakit Jakarta semangat. Dengan kemampuan yang dimikianya
Pengaruh Motivasi (X 2 ) dengan penerapan untuk mencapai untuk mencapai tujuan secara
Patient Safety dalam Asuhan Keperawatan berdaya guna dan hasil guna (Nursalam, 2009)
(Y) Motivasi merupakan dorongan dari
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh dalam diri seseorang terhadap sesuatu yang ingin
pernyataan responden terbanyak adalah yang dicapai dan menimbulkan kepuasan jika berhasil
berpendapat Motivasi (X 2 ) dalam kategori baik mencapai keinginan tersebut. Menurut beberapa
dengan penerapan patient safety dalam Asuhan ahli, motivasi merupaakan dorongan internal
harus dilakukan seiring dengan pelaksanaan 1. 1. Secara simultan, Kompetensi (X1), Motivasi
tugas pokok dan fungsi pegawai sebagai abdi (X2), Kedisiplinan (X3) secara simultan
negara dan pelayan masyarakat. Karenanya, berpengaruh terhadap Penerapan Patient Safety
disiplin kerja menjadi perhatian. dalam Asuhan Keperawatan (Y) di Ruang Rawat
Perhatian tentang disiplin kerja pada Inap Ar-Rahim, Ar-Rahman dan Sayang duafa
dasarnya berfokus kepada lima hal yang RSUD Haji Provinsi Sulawesi Selatan.
menjadi fenomena sentral ditemukan banyak 2. Secara parsial, Kompetensi (X1), Motivasi
penyimpangan atau penyalahgunaan terhadap (X2), Kedisiplinan (X3) berpengaruh
uraian tugas yang diembankan kepada setiap terhadap Penerapan Patient Safety dalam
pegawai. Prijodarminto (2001) menyatakan Asuhan Keperawatan (Y) di Ruang Rawat
bahwa ada empat hal yang perlu Inap Ar-Rahim, Ar-Rahman dan Sayang
dipertimbangkan dalam memberikan penilaian duafa RSUD Haji Provinsi Sulawesi
terhadap disiplin kerja pegawai yaitu disiplin Selatan.
dalam kehadiran, disiplin dalam tepat waktu, 3. Berdasarkan nilai koefesien regresi (β)
disiplin terhadap kepatuhan konsensus dan antara variabel Kompetensi (X1), Motivasi (X2),
pemberian sanksi untuk mempengaruhi dan Kedisiplinan (X3), maka variabel yang
memberikan sikap yang sesuai dengan unsur- mempunyai pengaruh dominan terhadap
unsur penilaian aktivitas kerja. penerapan Patient Safety dalam Asuhan
Variabel paling dominan yang Keperawatan (Y) di Ruang Rawat Inap Ar-
mempengaruhi Penerapan Patient Safety Rahim, Ar-Rahman dan Sayang duafa RSUD
dalam Asuhan Keperawatan di RSUD Haji Haji Provinsi Sulawesi Selatan. Adalah variabel
Provinsi Sulawesi Selatan kompetensi dimana nilai koefesien regresinya (β)
sebesar 0,410 dan signifikan sebesar 0,000. Hal
Variabel yang paling berpengaruh ini dapat disimpulkan bahwa variabel kompetensi
dominan terhadap penerapan Patient Safety merupakan variabel yang mempunyai pengaruh
ialah Kompetensi Perawat dimana berdasarkan paling dominan terhadap penerapan patient safety
hasil uji t hitung untuk variabel kompetensi (X I ) dalam asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap
Lebih besar dari t tabel yakni 3,904 > 2,129 dan Ar-Rahim, Ar-Rahman dan Sayang duafa RSUD
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yakni Haji Provinsi Sulawesi Selatan.
0,000. Jadi variabel kompetensi mempunyai
pengaruh yang positive dan signifikan terhadap
penerapan patient safety, hal ini sesuai dengan REFERENSI
indikator kompetensi perawat berpengaruh
positif dan signifikan, karena kompetensi Aditama Tjandra Yoga, (2007). Manajemen
perawat yang baik dimana meliputi praktek Administrasi Rumah Sakit : Universitas
modal etis, pemberian Manajemen Asuhan Indonesia Jakarta
Keperawatan dan pengembangan kuaitas Ali, Z. (2010). Dasar-Dasar Kepemimpinan
personal dimana dapat dilihat dari hasil uji Dalam Keperawatan. Jakarta : TIM.
regresi linier berganda dengan nilai koefisien Alfredsdottir & Bjondottir, (2008). Detection of
regresi β 0,345. patient risk by nurse: a theorical frame
work. Journal of advanced nursing. 66
KESIMPULAN (2), 464-474
Berdasarkan dari hasil penelitian dan Amstrong, K Laschinger, H, & Wong , C.
pembahasan sebagaimana telah dikemukakan (2009). Work Place empowerment and
pada bagian terdahulu, dapat ditarik simpulan magnet hospital characteristics as
sebagai berikut : predictors of patient safety climate.
Journal of nursing care quality. 24(1).