Vous êtes sur la page 1sur 2

ABSTRACT

ANALYSIS OF ANTIBIOTIC USE IN SURGICAL INPATIENTS USING DEFINED


DAILY DOSE
(Study in Airlangga University Hospital)
Novan Yusuf Indra Pratama

Resistance is the biggest problem in antibiotic therapy and the mortality rate due to
resistance is high. The inappropriate antibiotics use is a risk factor for resistance development.
AMRIN study showed that there were 42% of inappropriate antibiotic use in surgical patients.
Quantity evaluation of antibiotics is an attempt to encourage appropriate antibiotics use.
ATC/DDD is the recommended method of Ministry of Health and WHO that can be used to
compare drug use among regions, countries, health facilities and to identify misuse, underuse, and
overuse. The objective of this study was to determine the pattern, trend, and value of DDD
antibiotics in surgical patients. This study was cross-sectional observational study in surgical
patient who receive antibiotics in Airlangga University Hospital from November 1st 2016 to April
30th 2017.
The samples obtained were 464 patients. The results indicated that there were 379 patients
who received prophylactic antibiotic and 83 patients who receive therapeutic antibiotics. The most
widely used of prophylactic antibiotic was cefazolin. The duration of prophylactic antibiotics
administration was stopped in less than 24 hours post-operative. Meanwhile, the most common
therapeutic antibiotics was ceftriaxone and combination of ceftriaxone-metronidazole. The
majority of antibiotic use had been in accordance with the guidelines. Trends in the use of
prophylactic antibiotics showed no change every month, while therapeutic antibiotics changed
monthly over the course of the study. The highest DDD of prophylactic antibiotic and therapeutic
antibiotic were cefazolin and ceftriaxone with the value of 19.00 / 100 patient-days and 52.62 /
100 patient-days respectively.
RINGKASAN
ANALISIS PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN RAWAT INAP BEDAH
DENGAN MENGGUNAKAN DEFINED DAILY DOSE
(Penelitian di Rumah Sakit Universitas Airlangga)
Novan Yusuf Indra Pratama

Resistensi adalah masalah terbesar dalam terapi antibiotika. Di negara maju, tingkat
kematian akibat resistensi terhitung tinggi. Penggunaan antibiotika yang tidak tepat merupakan
faktor resiko berkembangnya resistensi. Penelitian AMRIN menunjukkan sebesar 42%
penggunaan antibiotika pada pasien bedah terindikasi kurang tepat. Evaluasi kuantitas antibiotika
merupakan salah satu upaya untuk mendorong penggunaan antibiotika secara bijak. ATC/DDD
adalah metode yang direkomendasikan kemenkes dan WHO. ATC/DDD dapat digunakan untuk
membandingkan penggunaan obat antar wilayah, negara, fasilitas kesehatan dan mengidentifikasi
missuse, underuse, dan overuse. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola, trend, dan
Nilai DDD antibiotika pada pasien bedah. Penelitian ini merupakan penelitian observasional cross-
sectional pada pasien bedah yang mendapatkan antibiotika di Rumah sakit Universitas Airlangga
selama 1 November 2016 sampai 30 April 2017.
Hasil Penelitian menunjukkan jumlah sampel sebanyak 464 pasien. Pasien yang
mendapatkan antibiotika profilaksis sebanyak 379 pasien, sementara yang mendapatkan
antibiotika terapi sebanyak 83 pasien. Antibiotika profilakis yang paling banyak digunakan adalah
sefazolin, lama pemberian antibiotika profilaksis sebagian besar dihentikan dalam waktu kurang
dari 24 jam post operasi. Sedangkan antibiotika terapi yang paling banyak digunakan adalah
seftriakson dan kombinasi seftriakson metronidazole. Sebagian besar penggunaan antibiotika telah
sesuai dengan pedoman. Trend penggunaan antibiotika profilaksis menunjukkan tidak ada
perubahan setiap bulan, Sementara untuk antibiotik terapi mengalami perubahan setiap bulan
selama kurun waktu penelitian. Sefazolin merupakan antibiotika profilaksis yang memiliki DDD
tertinggi yaitu 19.00/100 patient-days. Antibiotik terapi yang memiliki DDD tertinggi adalah
seftriakson dengan 52.62/100 patient-days. Kedepan diharapkan dapat dilakukan penelitian serupa
di rumah sakit lain, dan dilakukan penelitian lanjutan terkait evaluasi kualitas penggunaan
antibiotika,.

Vous aimerez peut-être aussi