Vous êtes sur la page 1sur 10

Penentukan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah dengan

Menggunakan Sistem Informasi Dan Geografis (SIG) Di Kota Tidore


Kepulauan Provinsi Maluku Utara.
Muhammad Farhan Baba
Email: Farhanbaba08@gmail.com

Program Studi Teknik Lingkungan


Fakultas Sains Terapan

Abstract
The availability of adequate landfills is one of the needs that must be met by an area,
including the City of Tidore Islands. This study aims to determine and determine the location that has
potential as a Final Disposal Site in the City of Tidore Islands in accordance with SNI 19-3241-1994
with the help of the application of Geographic Information Systems (GIS), determine the
characteristics of prospective landfill sites in terms of geology, hydrology, the topographic, which is
in the City of Tidore Islands, knows the amount of waste generation in the City of Tidore Islands in
the next 5 years, and knows how much land is needed for a new landfill in the City of Tidore Islands
for a 10-year usage period.
This research was conducted in accordance with SNI 19-3241-1994 and is a quantitative
descriptive study with descriptive analysis and GIS techniques namely buffer and overlay. The
population in this study are land units in the City of Tidore Islands, with variable geological
conditions, hydrogeological conditions, slope, distance to the airfield, and protected / nature reserves
and floods, climate, utilities, soil conditions, biological environment, odor, noise, aesthetics, and
economics. Data processing techniques used AND analysis and scoring techniques.
Based on this study there are locations that have potential landfill in the City of Tidore Islands
in accordance with SNI 19-3241-1994 with Arcgis application of 5 locations with very suitable
criteria (class I) in Guraping Village, North Oba District, Kaiyasa Village, North Oba District,
Togome Village Oba Tengah District, Siokona Village Oba Tengah District and 1 location with
appropriate criteria (class II) in Siokona Village Oba Tengah District. Characteristics of landfill
prospective landfill site from the geological side are not in the geological hazard zone, the topography
can be seen from the slope of the soil / slope of the hydrological side can be seen from the soil
graduation / soil permeability. Prediction of the amount of waste generation in the City of Tidore
Islands annually is 2019 91.82 m3 / day, 2020 91.84 m3 / day, 2021 91.86 m3 / day, 2022 91.88 m3 /
day, 2023 91 , 91 m3 / day. The area of land needed by the new landfill in the City of Tidore Islands
for a 10-year usage period of 9.94 ha.

Keywords: Amount of waste generation, Landfill area, Tidore Islands City, TPA site selection,
GIS
Intisari
Tersedianya tempat pembuangan akhir sampah yang memadai merupakan salah satu
kebutuhan yang harus dipenuhi oleh suatu daerah, termasuk Kota Tidore Kepulauan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan lokasi yang mempunyai potensi
sebagai Tempat Pembuangan Akhir di Kota Tidore Kepulauan yang sesuai dengan SNI 19-
3241-1994 dengan bantuan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG), mengetahui
karakteristik lahan calon tapak TPA dari sisi geologi, hidrologi, topografis, yang ada di Kota
Tidore Kepulauan, mengetahui jumlah timbulan sampah di Kota Tidore Kepulauan dalam 5
tahun kedepan, dan mengetahui berapa luas lahan yang dibutuhkan TPA yang baru di Kota
Tidore Kepulauan untuk jangka pemakaian 10 tahun.
Penelitian ini dilakukan sesuai dengan SNI 19-3241-1994 dan merupakan penelitian
deskriptif kuantitatif dengan analisis diskriptif dan teknik SIG yaitu buffer dan overlay.
Populasi dalam penelitian ini adalah satuan unit lahan di Kota Tidore Kepulauan, dengan
variabel kondisi geologis, kondisi hidrogeologis, kemiringan lereng, jarak dengan lapangan
terbang, dan daerah lindung/cagar alam dan banjir, iklim, utilitas, kondisi tanah, lingkungan
biologis, bau, kebisingan, estetika, dan ekonomi. Teknik pengolahan data yang digunakan
analisis AND dan teknik pengharkatan (scoring).
Berdasarkan penelitian ini terdapat lokasi yang memiliki potensi TPA di Kota Tidore
Kepualauan sesuai dengan SNI 19-3241-1994 dengan aplikasi Arcgis sebanyak 5 lokasi
dengan kriteria sangat sesuai (kelas I) di Desa Guraping Kecamatan Oba Utara, Desa Kaiyasa
Kecamatan Oba Utara, Desa Togome Kecamatan Oba Tengah, Desa Siokona Kecamatan Oba
Tengah dan 1 lokasi dengan kriteria sesuai (kelas II) di Desa Siokona Kecamatan Oba
Tengah. Karakteristik lahan calon tapak TPA dari sisi geologi tidak berada pada zona bahaya
geologi, sisi topografi dapat dilihat dari kemiringan tanah/kelerengan tanah sisi hidrologi
dapat dilihat dari kelulusan tanah/permeabilitas tanah. Prediksi jumlah timbulan sampah di
Kota Tidore Kepulauan setiap tahunnya yaitu tahun 2019 91,82 m3/hari, tahun 2020 91,84
m3/hari, tahun 2021 91,86 m3/hari, tahun 2022 91,88 m3/hari, tahun 2023 91,91 m3/hari.
Luas lahan yang dibutuhkan TPA yang baru di Kota Tidore Kepulauan untuk jangka
pemakaian 10 tahun sebesar 9,94 ha.
Kata kunci: Jumlah timbulan sampah, Luas lahan TPA, Kota Tidore Kepulauan, Pemilihan lokasi
TPA, SIG
PENDAHULUAN Tujuan penilitian ini adalah, sebagai
berikut:
Kota Tidore Kepulauan masih
terkendala dengan Tempat Pembuangan 1. Mengetahui dan menentukan lokasi
Akhir, karena saat ini tempat pembuangan yang mempunyai potensi sebagai Tempat
akhir di Kota Tidore Kepulauan sudah Pembuangan Akhir di Kota Tidore
hampir mencapai kapasitas, maka kota Kepulauan yang sesuai dengan SNI 19-
tidore kepulauan membutuh lahan TPA 3241-1994 dengan bantuan aplikasi Sistem
yang baru. Masyarakat setempat masih Informasi Geografis (SIG).
membuang sampah sembarangan dan 2. Mengetahui karakteristik lahan calon
sararan tempat untuk membuang sampah tapak TPA dari sisi geologi, hidrologi,
yaitu di jalan dan juga masih membuang topografis, yang ada di Kota Tidore
dilaut. Maka dari itu sangat diperlukan Kepulauan.
suatu metode yang beracuan, untuk 3. Mengetahui jumlah timbulan sampah di
menentukan lokasi tempat pembuangan Kota Tidore Kepulauan pertahun dalam 5
akhir yang sesuai dengan tata pemilihan tahun kedepan.
lokasi Tempat Pembungan Akhir Sampah, 4. Mengetahui berapa luas lahan yang
dengan kriteria SNI 19-3241-1994. dibutuhkan TPA yang baru di Kota Tidore
Menggunakan aplikasi sistem informasi Kepulauan untuk jangka pemakaian 10
geografis dalam penentuan lokasi TPA tahun.
tergantung pada data spasial. Kegiatan
pemilihan lokasi pembuangan sampah Sampah adalah limbah yang bersifat
harus dipertimbangkan secara matang padat terdiri dari bahan organik dan bahan
dengan memperhatikan faktor fisik lahan anorganik yang dianggap tidak berguna
yang berkaitan dengan kondisi alam dan lagi dan harus dikelola agar tidak
faktor non fisik yang berkaitan dengan mambahayakan lingkungan dan
sarana dan prasaran yang tersedia, melindungi investasi pembangunan. (SNI
termasuk aspek sosial yang meliputi 19-2454-1993).
pengaruh lokasi TPA tersebut terhadap
kehidupan sosial penduduk sekitarnya. Tempat pembuangan akhir atau TPA
Penentuan lokasi yang tepat untuk TPA adalah suatu areal yang menampung
harus mempertimbangkan faktor fisik sampah dari hasil pengankutan dari TPS
lahan dan non fisik lahan yang maupun lansung dari sumbernya (bak /
mempengaruhi tiga lokasi TPA tersebut, tong sampah) dengan tujuan akan
maka dengan bantuan analisis SIG dapat mengurangi permasalah kapsitas /
memberikan estimasi kesesuaian lahan timbunan sampah yang ada dimasyarakat
untuk tujuan tersebut. (Suryono dan Budiman, 2010).
Berdasarkan uraian diatas, maka Sistem Informasi Geografis (SIG) atau
diperlukan suatu penelitian untuk Geographic Information System (GIS)
menentukan lokasi tempat pembuangan adalah sebuah sistem yang didesain untuk
akhir di Kota Tidore Kepulauan yang menangkap, menyimpan, memanipulasi,
sesuai dengan standar yang telah menganalisa, mengatur dan menampilkan
ditetapkan pemerintah, sehingga tidak seluruh jenis data geografis.
berdampak buruk bagi lingkungan maupun
bagi kesehatan masyarakat di sekitar lokasi Untuk memprediksi timbulan sampah:
TPA. Qn = Qt (1+Cs)n Cs =
[1+(Ci+ Cp+Cqn)/3]
[1+ p]
Keterangan:
Qn = timbulan sampah pada (n) tahun Sampah yang berada di wilayah Kota
mendatang Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku
Qt = timbulan sampah pada tahun awal Utara.
perhitungan
Cs = Peningkatan/pertumbuhan kota Penelitian ini dilaksanakan di wilayah
Ci = laju pertumbuhan sector industri Kota Tidore Kepulauan dan berlangsung
Cp =laju pertumbuhan sector dari bulan September – November 2019.
pertanian Variabel – variabel yang digunakan
Cqn = laju peningkatan pendapatan per untuk penentuan lokasi TPA yang baru
kapita dalam penilitian ini mengacu paa SNI 19-
P= laju pertumbuhan penduduk 3241:1994 tentang pedoman pemilihan
lokasi TPA antar lain: keadaan geologis,
Luas lahan TPA untuk jangka pemakaian keadaan hidrogeologis, topografis, jarak
10 tahun TPA dengan bandara, daerah
Volume sampah yang dipadatkan (m3/hari) lindung/cagar alam dan banjir, iklim,
D=ExA utilitas, kondisi tanah, lingkungan biologis,
E = Volume sampah dipadatkan demografi, bau, kebisingan, estetika,
setiap hari (m3/hari) ekonomi.
A = Faktor pemadatan Alat yang digunakan dalam penelitian
Luas lahan yang diperlukan pertahun ini adalah: GPS (Global Positioning
D x 365 System), Seperangkat laptop, Software GIS
G= x 1,25
F (Arc View ), Seperangkat printer
G = Luas lahan TPA yang
diperlukan pertahun (m2 ) Bahan-bahan yang digunakan dalam
D = Volume sampah padat penelitian ini terdiri dari:
F = Ketinggian timbulan Peta-peta digitalisasi wilayah Kota Tidore
Luas lahan total TPA Kepulauan skala 1:25.000, meliputi:
H=GxIxJ Peta administratif wilayah Kota Tidore
H = Luas lahan total (m2 ) Kepulauan.
I = Umur lahan Peta geologi wilayah Kota Tidore
J = rasio luas lahan total dengan Kepulauan.
luas lahan efektif (1,2) Peta sungai di wilayah Kota Tidore
Kepulauan.
METODE PENELITIAN Peta topografi wilayah Kota Tidore
Penelitian ini di laksankan di Kepulauan.
wilayah Kota Tidore Kepulauan, Peta tataguna lahan wilayah Kota Tidore
Provinsi Maluku Utara. Kota Tidore Kepulauan.
Kepulauan, dengan luas wilayah Peta daerah lindung atau cagar alam
1.550,37 km2, dengan luas laut 4.746, wilayah Kota Tidore Kepulauan.
Secara geografis, letak wilayah Kota Peta jenis jalan wilayah Kota Tidore
Tidore Kepulauan berada pada batas Kepulauan.
astronomis 0⁰-20⁰ Lintang Utara dan Peta Curah Hujan wilayah Kota Tidore
pada posisi 127⁰- 127,45⁰ Bagian Kepulauan.
Timur. Peta Jenis Tanah wilayah Kota Tidore
Kepulauan.
Obyek Penilitian ini diawali Data-data
dengan penentuan kriteria pemilihan Data kedalaman air tanah di wilayah Kota
lokasi TPA berdasarkan SNI 19- Tidore Kepulauan.
3241:1994 tentang Tata Cara Pemilihan Data TPS di wilayah Kota Tidore
Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Kepulauan.
Titik centroid sampah. 3241:1994 yang menunjukkan tingkat
kesesuaiannya. Semakin tinggi skor yang
Pada tahap persiapan ini, langkah diperoleh maka semakin besar pula potensi
pertama yang dilakukan adalah daerah tersebut untuk lokasi TPA.
mempersiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan serta literatur yang akan di Teknik analisa data yang digunakan
pakai. dalam penelitian ini menggunakan teknik
analisis SIG dalam menganalisis data-data
Pada tahap ini penelitian dimaksudkan
spasial yang menjadi parameter dalam
untuk mendapatkan gambaran secara
menentukan lokasi TPA sampah yang
umum daerah penelitian dan lokasi layak
layak berdasarkan SNI No. 19-3241-1994.
TPA di wilayah Kota Tidore Kepulauan
Dalam studi ini perangkat lunak SIG yang
menggunakan alat berupa Global
digunakan adalah ArcView 3.3. ArcView
Positioning System (GPS).
adalah perangkat lunak pengolah data
Populasi dalam penelitian ini adalah spasial berbentuk vektor dan raster dengan
satuan wilayah di Kota Tidore Kepulauan tujuan dianalisa, overlay, dan buffering
dengan variabel kondisi geologis, kondisi (Prahasta 2011).
hidrogeologis, kemiringan lereng, jarak
lapangan terbang dengan lokasi TPA, Analisis spasial jenis ini akan
daerah lindung/cagar alam dan banjir, mengkombinasikan unsur-unsur spasial
iklim, utilitas, kondisi tanah, lingkungan baik yang terdapat pada layer 1 dan layer 2
biologis, bau, kebisingan, estetika, dan untuk menghasilkan layer baru (yang
ekonomi. berdomain spasial terluas). Layer baru
yang dihasilkan (output) akan berisi atribut
Teknik pengumpulan data yang yang berasal dari kedua tabel atribut yang
digunakan dalam penelitian ini berupa menjadi masukannya (Prahasta 2009).
teknik observasi dan dokumentasi. Untuk tahap regional memang harus
menggunakan teknik analisis ini karena
Teknik observasi digunakan dalam syarat yang ada memang harus terpenuhi
rangka mencari data awal seperti jenis tanpa ada kriteria atau kelas yang lain
tanah, kedalaman air tanah, dan peta sebagai salah satu syarat penentuan lokasi
topografi tentang daerah penelitian untuk TPA baru sesuai yang tercantum dalam
mendapatkan gambaran secara umum SNI 19-3241:1994.
daerah penelitian dan lokasi layak TPA di
wilayah Kota Tidore Kepulauan penentuan Untuk mengetahui daerah yang cocok
koordinat lokasi TPA menggunakan untuk lokasi TPA dilakukan tumpang
Global Positioning System (GPS). susun peta. Peta yang ditumpang susun
yaitu: peta letak holocent fault, peta
Teknik dokumentasi digunakan untuk bahaya geologi, peta kedalaman muka air
memperoleh data yang diperlukan, yaitu tanah, peta jenis tanah, peta buffering
peta administrasi, peta genangan, peta sungai, peta topografi, peta tata guna
penggunaan lahan, data jumlah penduduk, lahan, peta buffering lokasi lapangan
data persebaran sarana pendidikan, data terbang, peta administratif, peta daerah
jumlah sarana ekonomi. lindung atau cagar alam dan banjir, peta
penguasaan tanah, peta sistem aliran air
Teknik pengolahan data yang tanah, peta buffering jenis jalan, peta
digunakan adalah analisis dan teknik buffering centroid sampah wilayah Kota
pengharkatan (scoring). Setiap parameter Tidore Kepulauan.
yang digunakan untuk penentuan lokasi
TPA mempunyai nilai dan bobot yang Buffering adalah analisis spasial yang
sudah ditentukan di dalam SNI 19- akan menghasilkan unsur – unsur spasial
(di dalam layer) yang bertipe polygon. kemiringan lereng, jarak dengan lapangan
Unsur – unsur ini merupakan area atau terbang, dan wilayah lindung/cagar alam
buffer yang berjarak (yang ditentukan) dari dan banjir menghasilkan peta zona daerah
unsur – unsur spasial yang menjadi layak dan tidak layak untuk TPA. Setiap
masukannya (ditentukan atau terpilih tahapan overlay maka akan terjadi
sebelumnya melalui salah satu mechanism pengurangan daerah yang layak untuk
query) (Eddy, 2010) dijadikan TPA.
Buffering bertujuan untuk membuat
daerah jangkauan obyek dalam radius
tertentu. Metode buffering dalam
penelitian ini digunakan untuk menentukan
zona jarak dengan lapangan terbang, jarak
lokasi layak dengan sumber air minum,
jarak lokasi layak dengan jenis jalan dan
lokasi layak TPA yang terpilih dengan
centroid sampah.
PEMBAHASAN
Gambr 1. Peta lokasi layak hasil overlay tahap regional
Analisis penentuan lokasi Tempat Kota Tidore kepulauan
Pembuangan Akhir (TPA) dilakukan
bersarkan SNI 19-3241:1994 tentang “Tata Analisis tahap penyisih adalah analisis
cara pemilihan lokasi tempat pembungan yang digunakan untuk memilih lokasi
akhir sampah” yang diterbitkan oleh terbaik yaitu terdiri dari kriteria regional
Badan Standar Nasional Indonesia. ditambah dengan kriteria berikut:
Peta administrasi, peta curah hjan, peta
Analisis tahap regional penguasaan tanah, peta tata guna lahan,
Analisis regional adalah analisis peta jenis lajan, peta centroid sampah.
yang digunakan untuk menentukan zona
Tabel.1 Hasil analisis tahap penyisih pada
layak atau zona tidak layak sebagai lokasi layak
berikut: No. Parameter Lokasi layak
Peta letak holosent fault, peta bahaya penentu 1 2 3 4 5 6
geologi, peta kedalaman muka air tanah, lokasi TPA
I. Umum
peta jenis tanah, peta daerah 1 Batas 25 25 25 25 25 25
lindung/bencana banjir, peta topografi, Administratif
peta letak sungai, peta jarak bandara 2 Pemilik Atas Hak 9 9 9 9 9 9
dengan lokasi TPA. Tanah
3 Kapasitas lahan 50 50 50 50 50 50
Analisis kelayakan lokasi TPA 4 Jumlah pemilik 3 3 3 3 3 3
tanah
diawali dengan analisis geologis, kondisi
5 Partisipasi 15 15 15 15 15 15
hidrologi, kemiringan lereng, jarak dengan masyarakat
lapangan terbang, daerah lindung/cagar II. Lingkungan Fisik
alam dan daerah banjir. Parameter – 1 Tanah 35 35 35 35 35 35
parameter yang digunakan dalam analisis 2 Air tanah 40 40 40 40 40 40
regional ini sesuai dengan SNI nomor 19- 3 Sistem aliran tanah 3 3 3 3 3 3
3241-1994 yang diterbitkan oleh Badan Kaitan dengan 30 30 30 30 30 30
Standarisasi Nasional. 4 pemanfaatan
air tanah
Hasil overlay sembilan parameter yaitu 5 Bahaya banjir 20 20 20 20 20 20
letak holocent fault, daerah bencana 6 Tanah Penutup 40 40 40 40 40 40
geologis, kedalaman muka air tanah, 7 Intensitas hujan 3 3 3 3 3 3
permeabilitas tanah, sumber air minum,
8 Jalan menuju 50 50 50 5 5 50 ( tidak sesuai untuk lokasi TPA baru )
lokasi
Berdasarkan analisis tahap penyisih tidak
9 Transportasi 50 40 40 15 40 50
sampah
ada yang termasuk pada tingkat
10 Jalan masuk 20 20 20 20 20 20
kesesuaian lahan kelas III ( tidak sesuai
11 Lalu lintas 9 30 30 30 30 9 untuk lokasi TPA baru ) kaerena setiap
12 Tata guna lahan 25 25 25 25 25 25 lokasi memiliki nilai diatas 234. Jadi
13 Pertanian 3 3 3 3 3 3 dapat dikatakan semua lokasi layak yang
14 Daerah 20 20 20 20 20 20 terpilih memiliki tingkat kesesuaian
lindung/cagar alam
lahan sangat sesuai dan sesuai untuk
15 Biologis 30 30 30 30 30 30
lokasi TPA yang baru.
16 Kebisingan 20 2 20 2 20 2
dan bau
Karakteristik lahan calon tapak TPA
17 Estetika 3 3 3 3 3 3
Jumlah 503 496 514 431 469 485 Karakteristik lahan calon tapak TPA
dari sisi geologi. Tidak berada pada zona
bahaya geologi, zona bahaya geologi
∑ harkat tertinggi−¿ ∑ harkat terendah ¿ merupakan daerah yang rentan terhadap
K i= gerakan tanah yang merupakan daerah
∑ kelas yang diinginkan yang tidak layak bagi lokasi TPA, karena
514−431 akan menimbulkan bencana baik
Ki =
3 terhadap insfrastrukturnya sendiri
maupun memicu terjadinya penyebaran
= 27,66 pencemaran dan membahayakan
Perhitungan di atas digunakan untuk opoerasinya. Penentuan kriteria tidak
menentukan nilai kelas kesesuaian lahan berada pada zona bahaya geologi ini
yaitu nilai kesesuaian lahan kelas I (sangat berdasarkan atas tata cara Pemilihan
sesuai) untuk dijadikan lokasi TPA Lokasi Tempat Pembuangan Akhir
berkisar >468. Nilai kesesuaian lahan Sampah SNI 19-3241-1994.
kelas II (sesuai) untuk dijadikan lokasi Aspek karakteristik lahan calon
TPA berkiar antara 243-468, sedangkan tapak TPA dari sisi gerlogi adalah aspek
nilai kesesuaian lahan kelas III (tidak morfologi atau relief, sifat fisik tanah
sesuai) untuk dijadikan lokasi TPA dan batuan, tatanan air tanah dan bahaya
berkisar <234. Lokasi layak pada masing- geologi.
masing kelas adalah sebagai berikut:
Karakteristik lahan calon tapak TPA
Tingkat kesesuaian lahan kelas I dari sisi topografi. Karakteristik lahan
(sangat sesuai untuk lokasi TPA baru) calon tapak TPA dari sisi topografi dapat
Berdasarkan hasil analisis tahap penyisih, dilihat dari kemiringan tanah/kelerengan
lokasi layak yang termasuk tingkat tanah. Kondisi kemiringan tanah/
kesesuaian lahan kelas I adalah lokasi kelerengan tanah ini berpengaruh pada
layak 1, lokasi layak 2, lokasi layak 3, aliran air lindi sehingga kriteria
lokasi 5 dan lokasi 6 kemiringan tanah ini penting dimasukan
dalam kriteria penentuan lokasi TPA
Tingkat kesesuaian lahan kelas II sampah. Selain itu kemiringan lereng
(sesuai untuk lokasi TPA baru) berkaitan erat dengan kemudahan
Berdasarkan hasil analisis tahap penyisih, pekerjaan konstruksi dan operasional
lokasi layak yang termasuk tingkat TPA sampah. Semakin terjal suatu
kesesuaian lahan kelas II adalah lokasi daerah semakin sulit perkerjaan
layak 4. konstruksi dan pengoperasiannya.
Daerah dengan kemiringan lereng lebih
Tingkat kesesuaian lahan kelas III dan 20% dianggap tidak layak untuk
menjadi TPA sampah. = 90,81 m3/hari + ( 1 + 0,0193 )1
Karakteristik lahan calon tapak TPA = 91,82 m3/hari
dari sisi hidrologi. Karakteristik lahan b) Q(2020) = Qt + (1 + Cs)n
calon tapak TPA dari sisi hidrologi dapat
dilihat dari kelulusan tanah/permeabilitas = 90,81 m3/hari + ( 1 + 0,0193 )2
tanah. Kriteria ini dipilih untuk = 91,84 m3/hari
menanggulangi dampak pencemaran c) Q(2021) = Qt + (1 + Cs)n
yang akan terjadi pada lokasi TPA
= 90,81 m3/hari + ( 1 + 0,0193 )3
sampah yang baru. Kelulusan
= 91,86 m3/hari
tanah/permebeabilitas tanah ini
d) Q(2022) = Qt + (1 + Cs)n
berhubungan dengan material batuan
berbutir halus seperti batu lempung dan = 90,81 m3/hari + ( 1 + 0,0193 )4
napal mempunyai daya peredaman yang = 91,88 m3/hari
lebih tinggi jika dibandingkan dengan e) Q(2023) = Qt + (1 + Cs)n
materialbesar atau kristalin. Batu
gamping dianggap tidak layak untuk = 90,81 m3/hari + ( 1 + 0,0193 )5
menjadi TPA sampah karena batuan ini = 91,91 m3/hari
umumnya berongga. Jenis batuan ini
sangat berperan dalam mencegah atau Luas lahan TPA untuk jangka pemakaian
mengurangi pencemaran air tanah dan 10 tahun
air permukaan secara alami yang berasal
dari air lindi. Karena keterbatasan data Volume sampah yang dipadatkan
tentang permabilitas tanah pada wilayah (m3/hari)
studi maka data diganti dengan peta jenis
D =ExA
tanah. Dimana jenis tanah juga
berpengaruh dalam proses penyerapan = 90,81 m3/hari x 0.6
air permukaan.
= 54,486 m3/hari
Jumlah timbulan sampah
Prediksi jumlah timbulan sampah Luas lahan yang diperlukan
Diketahui: pertahun
Qt = timbulan sampah pada tahun
awal perhitungan 90,81 m3/hari D x 365
Ci = laju pertumbuhan sector G = x 1,25
F
industri 9,37 %
Cqn = laju peningkatan pendapatan m3
54,486 x 365 hari
per kapita 3,49 % G = hari x
Cp = laju pertumbuhan sector pertanian 3
0,82 % 1,25
P = laju pertumbuhan penduduk
1,88 % = 6629,13 m3 x 1,25
Ditanya: Q(2019) - Q(2024) ?
Penyelesaian: = 8286,41 m2 = 0,82 ha
9,37 %+0,82 % +3,49 %
[1+ ]
1) Cs = 3
[1+1,88 % ] Luas lahan total TPA
= 1,93 % = 0,0193
H =GxIxJ
2) Qn = Qt + (1 + Cs)n
a) Q(2019) = Qt + (1 + Cs)n = 8286,41 m2 x 10 x 1,2
= 99436,92 m2 sebanyak 91,88 m3/hari, tahun
3
2023sebanyak 91,91 m /hari.
= 9,94 ha Luas lahan yang dibutuhkan TPA
Jadi kebutuhan luas lahan TPA yang baru di Kota Tidore Kepulauan
selama 10 tahun dengan model sanitary untuk jangka pemakaian 10 tahun
landfill di Kota Tidore Kepulauan ialah sebesar 9,94 ha.
9,94 ha.

KESIMPULAN
Lokasi yang mempunyai potensi Saran
sebagai Tempat Pembuangan Akhir Berdasarkan hasil penelitian yang
(TPA) di Kota Tidore Kepulauan yang telah dilakukan, maka ada masukan
sesuai dengan SNI 19-3241-1994 dengan yang ingin peneliti berikan, yaitu:
bantuan aplikasi Sistem Informasi Pemerintah Daerah Kota Tidore
Geografis (SIG) yang sangat sesuai Kepulauan hendaknya membangun TPA
(kelas kesesuaian kelas I) terdapat 5 pada lokasi yang tepat dan jauh dari
lokasi meliputi lokasi layak 1 dengan permukiman warga di wilayah Kota Ujung
nilai 503 di Desa Guraping Kecamatan batu dengan acuan dasar yaitu SNI
Oba Utara, lokasi layak 2 dengan nilai nomor19-3241:1994 yang telah di
496 dan lokasi layak 3 dengan nilai 514 keluarkan oleh Badan Standarisasi
di Desa Kaiyasa Kecamatan Oba Utara, Nasional (BSN), sehingga tidak merusak
wilayah lokasi layak 5 dengan nilai 469 estetika lingkungan dan permasalahan
di Desa Togome Kecamatan Oba pelayanan publik terutama pada
Tengah, dan wilayah lokasi layak 6 penyediaan layanan pembuangan akhir
dengan nilai 485 di Desa Siokona sampah.
Kecamatan Oba Tengah. Lokasi yang
mempunyai potensi sebagai TPA di Kota Perlu adanya penambahan fasilitas
Tidore Kepulauan yang sesuai (kelas tempat penampungan sementara pada
kesesuain kelas II) terdapat 1 lokasi masing-masing kecamatan di Kabupaten
meliputi lokasi layak 4 dengan nilai 431 Kota Tidore Kepulauan sehingga proses
di Desa Akelamo Kecamatan Oba pengumpulan dan pendistribusian sampah
Tengah. ke TPA dapat berjalan optimal.
Karakteristik lahan calon tapak TPA
DAFTAR PUSTAKA
di Kota Tidore Kepulauan dari sisi
geologi tidak berada pada zona bahaya Badan Pusat Statistik, 2018, Kota
geologi dan aspek karakteristik dari sisi Tidore Kepulauan Dalam
geologi adalah aspek morfologi atau Angka 2018, Kota Tidore
relief, sifat fisik tanah dan batuan, Kepulauan.
tatanan air tanah dan bahaya geologi.
Karakteristik dari sisi topografi dapat Badan Standarisasi Nasional, 1994,
dilihat dari kemiringan tanah/kelerengan SNI 19-3241-1994 Tata Cara
tanah. Karakteristik dari sisi hidrologi Pemilihan Lokasi Tempat
dapat dilihat dari kelulusan Pembuangan Akhir Sampah,
tanah/permeabilitas tanah. Jakarta, BSN
Jumlah timbulan sampah di Kota Bappeda Provinsi Maluku Utara, 2018,
Tidore Kepulauan setiap tahunnya yaitu Shapefile (shp), Provinsi Maluku
tahun 2019 sebanyak 91,82 m3/hari, tahun Utara
2020 sebanyak 91,84 m3/hari, tahun 2021 BAPPENAS, 2010, Rencana Tata
sebanyak 91,86 m3/hari, tahun 2022 Ruang Wilayah (RTRW),
(http://perpustakaan.bappenas.go
.id/lontar/file?file=digital/97605-
[_Konten_]-c6519a.pdf, diakses Uli Keban, F.A.J, 2018, Studi
pada 29 November 2019) Pemilihan Lokasi Tempat
Pembuangan Akhir (TPA)
Damanhuri, E dan Padmi, T, 2010, Diktat dengan Metode Sistem
Pengelolaan Sampah. ITB, Bandung Informasi Geografis (SIG) Di
Damanhuri, E, 2008, Diktat Pengelolaan Kabupaten Malaka Nus
Sampah. ITB, Bandung Tenggara Timur(NTT), Skripsi,
Irwansyah, E, 2013, Sistem Informasi Jurusan Teknik Lingkungan
Geografis: Prinsip Dasar dan IST AKPRIND, Yogyakarta.
Pengembangan Aplikasi,
Digibooks, Yogyakarta Undang-Undang Lingkungan Hidup,
Sustanugraha, D, 2013, Aplikasi 2009, Undang-undang Nomor
Sistem Informasi Geografis 32 Tahun 2008 Tentang
(SIG) Untuk Penentuan Lokasi Perlindungan dan Pengelolaan
Tempat Pembuangan Akhir Lingkungan Hidup, Jakarta.
(TPA) Sampah di Wilayah Kota
Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Undang-Undang Pemerintah Republik
dan Kabupaten Bantul Indonesia, 2008, Undang-
(Kartamantul), Skripsi, Jurusan undang Nomor 18 Tahun 2008
Pendidikan Geografi UNY, Tentang Pengelolaan Sampah,
Yogyakarta Jakarta

Vous aimerez peut-être aussi