Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
www.al-ard.uinsby.ac.id
sulistiya@uinsby.ac.id
4Teknik Lingkungan UIN Sunan Ampel, Surabaya, Indonesia
shinfiwazna @uinsby.ac.id
Abstract
The increase of population is equal with the increase of clean water demand. Almost 80% of clean air becomes
wastewater. Before being discharged into the river, wastewater needs to be treated. The aim of WWTP is to
treat wastewater to be safely disposed to the environment. One of the area that has a communal WWTP is RT
2 RW 12, Bendul Merisi Sub-District, Wonocolo District, Surabaya City. The sustainability of sanitation facilities
become important because of some sanitation facilities such as WWTP that has been built being abandoned.
The purpose of this study was to examine the sustainability of communal WWTP in RT 2 RW 12 Bendul Merisi
Sub Distric, Wonocolo District, Surabaya City. This research is using quantitative descriptive method. The
sustainabality of communal WWTP in this area, identify from technical aspects, community participation,
institutional, and economic aspects. Technical aspects have good sustainability status (83.48%), community
participation is in fairly sustainable category (71.38%), institutional aspects also have a fairly sustainable
category (56.54%) and economic aspects have a less sustainable sustainability status (50%). The results of the
study showed that the sustainability status of communal WWTP in RT 2 RW 12, Bendul Merisi Subdistrict,
Wonocolo Sub-District, Surabaya City was fairly sustainable (63.85%).
Keyword: sustainability aspect, sanitation facilities, communal WWTP, wastewater.
Abstrak
Peningkatan jumlah penduduk berbanding lurus dengan peningkatan jumlah air bersih. Hampir 80% air bersih
menjadi air limbah. Sebelum dibuang ke badan air, air limbah perlu diolah terlebih dulu. Pengoperasian IPAL
bertujuan untuk mengolah air limbah agar aman dibuang ke lingkungan. Salah satu kawasan yang mempunyai
IPAL komunal adalah RT 2 RW 12 Kelurahan Bendul Merisi Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya.
Keberlanjutan sarana sanitasi menjadi penting karena beberapa fasilitas sanitasi seperti IPAL yang telah
terbangun terbengkalai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji keberlanjutan IPAL komunal yang ada di
RT 2 RW 12 Kelurahan Bendul Merisi, Kecamatan Wonocolo Kota Surabaya. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kuantitatif. Keberlanjutan IPAL komunal di wilayah ini, dinilai dari aspek teknis,
partisipasi masyarakat, kelembagaan dan aspek ekonomi. Aspek teknis memiliki status keberlanjutan baik
(83,48%), aspek partisipasi masyarakat masuk dalam kategori cukup berkelanjutan (71,38%), aspek
kelembagaan memiliki status keberlanjutan cukup berkelanjutan (56,54%) dan aspek ekonomi memiliki
status keberlanjutan kurang berkelanjutan (50%). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Status
keberlanjutan IPAL komunal di RT2 RW 12 Kelurahan Bendul Merisi Kecamatan Wonocolo Kota Surabaya
masuk dalam kategori cukup berkelanjutan (63,85%).
Kata Kunci: Aspek keberlanjutan, Sarana sanitasi, IPAL komunal, air limbah.
limbah cair secara maksimal (Kurniati dan Tabel 6. Bentuk Partisipasi Masyarakat
Simamora, 2010). Bentuk Partisipasi Masyarakat f Prosentase
Tidak ada 1 3
Pikiran/ide 1 3
Tabel 4. Perbandingan Kualitas Effluent IPAL Komunal
Uang/materi 22 74
di RT 2 RW 12 Kelurahan Bendul Merisi dengan Baku
Mutu Tenaga 6 20
(Sumber: Analisis Penulis, 2018)
PermenLHK
Kualitas
No.P.68
Parameter Effluent Keterangan
Tahun 2016 Hal ini sama dengan penelitian dari (Wati &
Mg/l Jamil, n.d.2017) tentang efektifitas pengelolaan
TSS 15 30 Memenuhi
air limbah komunal berbasis masyarakat di
BOD 30 30 Memenuhi
Tidak Kota Makasar menunjukkan inisiatif warga
COD 142,6 100 untuk membangun IPAL komunal hanya 35,8%,
Memenuhi
Minyak & sedangkan selebihnya menyatakan inisiatif
2,4 5 Memenuhi
lemak program berasal dari tokoh masyarakat dan
(Sumber: Analisis Penulis, 2018) pemerintah. Penelitian dari (Karyadi, n.d.2010)
tentang partisipasi masyarakat dalam program
Aspek Partisipasi masyarakat instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
Partisipasi masyarakat dinilai dari tingkat komunal di RT 30 RW 07 Kelurahan
kehadiran pada saat berbagai tahap, mulai dari Warungboto, Kecamatan Umbulharjo Kota
tahap perencanaan, tahap pemilihan teknologi, Yogyakarta juga menunjukkan tingkat
tahap pemilihan lokasi IPAL dan tahap partisipasi warga di lokasi penelitian pada
operasional serta tahap evaluasi.Keberlanjutan tahap perencanaan 61,90 persen termasuk
dimensi partisipasi masyarakat adalah 71,38% dalam kategori tingkat partisipasi rendah.
yaitu cukup berkelanjutan. Pada tahap pemilihan lokasi, dari tabel 4.17
Partisipasi pada tahap perencanaan dilihat di bawah dapat dilihat jika pada tahap
dari kehadiran warga dalam pertemuan yang penetuan lokasi IPAL, mayoritas jawaban
membahas tentang sosialisasi perencaanaan reponden adalah tidak setuju yaitu sebanyak
IPAL. Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa 17 responden (50 %) dan 6 responden
sebagian besar responden yaitu 21 orang menjawab kurang setuju. Sedangkan
(70%) dilibatkan dalam pertemuan yang responden yang menjawab sangat setuju
membahas tentang sosialisasi perencanaan adalah 3 orang atau 10% responden dan yang
pembangunan IPAL. Pada tahap perencanaan, menjawab setuju adalah 4 orang (13%). Pada
warga hanya hadir dan mendapat sosialisasi. tahap pemilihan lokasi pembangunan IPAL
Warga tidak memberikan kontribusi seperti masyarakat tidak dilibatkan oleh KSM yang
ide/ pikiran serta tenaga. saat itu diketuai oleh Ketua RW 12. Hal ini sama
seperti penelitian yang dilakukan oleh Karyadi
Tabel 5 Frekuensi Pertemuan Warga Dalam Rangka
yang menunjukkan 80,95 persen warga tidak
Perencanaan IPAL
Frekuensi Pertemuan f Prosentase ikut berpartisipasi aktif pada tahap pemilihan
< 3kali 21 70 lokasi (Karyadi, n.d.2017).
3 kali 2 7 Keterlibatan masyarakat pada tahap
6 kali 6 20 penetuan pemilihan teknologi IPAL, mayoritas
9 kali 1 3 jawaban reponden adalah tidak setuju yaitu
Total 30 100
sebanyak 16 responden (57 %) Hanya 3 orang
(Sumber: Analisis Penulis, 2018)
responden (10,7%) yang menjawab sangat
setuju . Dari jawaban responden dapat
Partisipasi masyarakat pada tahap
disimpulkan bahwa pada tahap pemilihan
pembangunan mayoritas dalam bentuk materi,
lokasi pembangunan IPAL masyarakat tidak
yaitu membrikan konsumsi secara bergilir
dilibatkan oleh KSM yang saat itu diketuai oleh
untuk pekerja yang membangun IPAL. Bentuk
Ketua RW 12.
partisipasi masyarakat dapat terwujud Keterlibatan masyarakat pada tahap
dalam bentuk lahan, sambungan rumah, operasional, dilihat dari partisipasi
fasilitas di dalam rumah dan tenaga kerja masyarakat dalam merawat IPAL dengan cara
(Kustiah, 2005). Bentuk partisipasi masyarakat tidak membuang sampah pada saluran IPAL.
pada tahap pembangunan dapat dilihat di Sebanyak 13 responden menjawab sangat
Tabel 6. setuju (46%), yang menjawab setuju 14 (50%)
responden dan yang menjawab tidak setuju
6 Widya N., Arqowi P., Sulistiya N., Shinfi W.A. Dyah R.N / Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan Vol.4 No.2 – Maret 2019
hanya 1(4%) responden.Selain itu, partisipasi juga sangat penting. Berdasarkan hasil
pada tahap operasional adalah pembayaran wawancara, anggota KPP pernah mendapatkan
iuran secara berkala tiap bulan sebesar Rp pelatihan sebanyak 5 kali.
5000. Semua warga setuju untuk membayar
iuran tiap bulan. Hasil penelitian Ulum dkk Tabel 7. Keterbukaan KPP
(2015) menunjukkan hanya 76% masyarakat Keterbukaan KPP f %
Sangat tertutup 1 3,5
pemanfaat yang mau berpartisipasi dalam Tertutup 7 25
membayar iuran secara rutin tiap bulan. Terbuka 16 57
Penelitian ini juga melihat motivasi Sangat Terbuka 4 14,3
masyarakat dalam berpartisipasi, hasilnya Total 30 100
menunjukkan mayoritas responden (50%)
berpartisipasi atas inisiatif sendiri dan secara
sukarela.Sedangkan yang menjawab tidak Aspek Ekonomi
setuju adalah 1 responden (4%). Nilai keberlanjutan dari dimensi ekonomi
adalah 50%. Atribut yang dinilai dari aspek
Aspek Kelembagaan ekonomi adalah iuran dan biaya sambungan
Kelembagaan yang terlibat dalam program rumah.
ini adalah BKM, KSM dan KPP. Berdasarkan IPAL komunal di RT 2 RW 12 Kelurahan
hasil wawancara , BKM mempunyai peran Bendul Merisi Kecamatan Wonocolo Kota
sebagai pihak yang memfasilitasi pencairan Surabaya merupakan yang diselenggarakan
dana BLM yang digunakan untuk program sebagai program pendukung PNPM-Mandiri.
sanimas. Dana bantuan sanimas disalurkan Pembangunan IPAL komunal di RT 2 RW 12
melalui rekening khusus dari BKM/LKM dibangun menggunakan dana dari pemerintah
(Dirjen Cipta Karya, 2016). dengan pendanaan berasal dari Asian
Pelaksana program sanimas adalah KSM Development Bank. Dana untuk pembangunan
Legowo Jaya. Ketua KSM adalah ketua RW 12, IPAL sebesar 350 juta rupiah. Dana tersebut
karena ada pergantian kepengurusan RW maka digunakan untuk pembangunan IPAL dan
KSM Legowo Jaya sudah tidak aktif lagi dan sambungan pipa di rumah warga, sedangkan
digantikan oleh KPP yang bertugas untuk untuk pengelolaan dan pemeliharaan IPAL
operasional dan pemeliharaan IPAL. ditanggung oleh masyarakat.
Operasional dan pemeliharaan IPAL Bentuk kontribusi masyarakat berupa
dilaksanakan oleh KPP. Tugas KPP antara lain kontribusi uang tunai/in-cash dan kontribusi
mengoprasionalkan IPAL dan merawat IPAL natura atau in-kind. Bentuk kontribusi in-cash
seperti menghidupkan pompa untuk dari masyarakat RT 2 RW 12 berupa kesediaan
mengeluarkan effluent ke badan warga untuk melakukan iuran yang mana hasil
air ,membersihkan manhole serta menguras iuran tersebut akan digunakan sebagai biaya
IPAL. Pola kelembagaan di RT 2 RW 12 operasional dan pemeliharaan bangunan IPAL
diwujudkan dengan membentuk KPP komunal dari program USRI yang telah
(Kelompok Kerja Pelaksana) yang terbangun. Pada Tabel 8 dapat dilihat jika
beranggotakan dari masyarakat pengguna mayoritas responden (71%) bersedia
sendiri. membayar iuran sebesar 5000 rupiah,
Penilaian KPP dinilai sangat terbuka oleh sedangkan 25% menjawab mau membayar
masyarakat dalam kepengurusannya. iuran sebesar 7500 rupiah dan hanya satu
Berdasarkan data pada Tabel 7 dapat dilihat responden yang mau membayar iuran Rp
bahwa mayoritas responden menjawab 10.000 rupiah.
terbuka dengan jumlah 16 orang (57%), Besaran iuran di RT 2 RW 12 Kelurahan
sedangkan yang menjawab tertutup ada 7 Bendul Merisi adalah Rp 5000, sehingga total
orang (25%). iuran perbulan adalah Rp 210.000. Pendapatan
Salah faktor yang mempengaruhi yang diperoleh dari iuran bulanan digunakan
keberlanjutan sistem pengelolaan air limbah untuk perbaikan dan perawatan IPAL.
adalah adanya kelembagaan lokal yang Berdasarkan hasil wawancara, perawatan yang
didukung oleh komitmen dan kebijakan pernah dilakukan oleh petugas KPP adalah
pemerintah (Parkinson dan Teyler, 2003). mengurasan IPAL dengan menggunakan jasa
Peningkatan kapasitas kelembagaan dengan mobil tinja dan perbaikan manhole yang rusak
memberikan pelatihan kepada anggota KPP karena terlindas ban mobil. Biaya operasional
p-ISSN: 2460-8815, e-ISSN: 2549-1652
Widya N., Arqowi P., Sulistiya N., Shinfi W.A. Dyah R.N / Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan Vol.4 No.2 – Maret 2019 7
IPAL berupa biaya listrik untuk menghidupkan Kecamatan Wonocolo Kota Surabaya, dimana
pompa diambil dari penerangan jalan,sehingga aspek kelembagaan berpengaruh terhadap
tidak diambilkan dari iuran. Petugas KPP partisipasi masyarakat dan aspek ekonomi.
bekerja secara sukarela dan tidak Aspek kelembagaan mempunyai peran
mendapatkan gaji. penting dalam keberlanjutan program sanitasi
berbasis masyarakat. Peran
Tabel 8. Besaran Iuran IPAL pemerintah/lembaga antara lain mendorong
Besar Iuran f % dan memotivasi masyarakat sehingga timbul
5000 22 71
7500 7 25
kesadaran di dalam diri masyarakat untuk
10000 1 4 menolong dirinya sendiri dalam mewujudkan
Total 28 100 kemandirian (Nahor, 2010). Aspek-aspek
(Sumber: Analisis Penulis, 2018) penting dalam kelembagaan antara lain
pembentukan badan pengelola, pemanfaatan
Penilaian Keberlanjutan badan/kelompok eksisting, penguatan
Keberlanjutan IPAL komunal di RT 2 RW 12 kapasitas badan pengelola, regenerasi dan
Kelurahan Bendul Merisi Kecamatan Wonocolo kemitraan (Pokja AMPL, 2008). Salah satu
dinilai berdasarkan dimensi keberlanjutan aspek penting dalam kelembagaan di RT 2 RW
yaitu aspek teknis, aspek partisipasi 12 adalah regenerasi dikarenakan peran tokoh
masyarakat, aspek kelembagaan, dan aspek masyarakat yang sangat kuat di RT 2 dan RW
ekonomi. Berdasarkan hasil perhitungan 12.
terhadap dimensi keberlanjutan Aspek teknis Peran tokoh masyarakat yaitu ketua KSM
memiliki status keberlanjutan baik (83,48%), Legowo Jaya sangat kuat dalam program IPAL
aspek partisipasi masyarakat masuk dalam ini. Masyarakat mau berpartisipasi dalam
kategori cukup berkelanjutan (71,38%), aspek program ini karena ada pemberian motivasi
kelembagaan memiliki status keberlanjutan yang kuat dari ketua KSM. Pada tahap awal
cukup berkelanjutan (56,54%) dan aspek pembangunan IPAL, ada beberapa masyarakat
ekonomi memiliki status keberlanjutan kurang yang menolak tapi tetap mau berpartisipasi
berkelanjutan (50%). Status keberlanjutan untuk menyambung IPAL di rumahnya. Setelah
IPAL komunal di RT2 RW 12 Kelurahan Bendul masyarakat mendapatkan manfaat IPAL,
Merisi Kecamatan Wonocolo Kota Surabaya partisipasi masyarakat meningkat. Beberapa
masuk dalam kategori cukup berkelanjutan warga yang rumahnya belum tersambung IPAL,
(63,85%). Status keberlanjutan IPAL komunal berminat untuk tersambung dengan IPAL
di RT 2 RW 12 Kelurahan Bendul Merisi dapat meskipun harus mengeluarkan biaya sendiri.
dilihat di Tabel 9. Akan tetapi karena pergantian pengurus RT
dan RW, KSM tidak aktif lagi. Peran tokoh yang
Tabel 9 Status Keberlanjutan IPAL Komunal di
berada pada badan pengelola yang terlalu kuat
RT 2 RW 12 Kelurahan Bendul Merisi memberikan dampak negative terhadap
keberlanjutan pengelolaan program(Pokja
Dimensi Persentase analisis
Keberlanjutan keberlanjutan AMPL, 2008).
Aspek Teknis 83,48% Aspek ekonomi yang kurang berkelanjutan
Aspek Partisipasi 71,38% dikarenakan biaya investasi pembangunan
Masyarakat IPAL komunal didominasi dari pemerintah.
Aspek Kelembagaan 56,54% Akan tetapi pada tahap operasional, warga mau
Aspek Ekonomi 50%
Rata-rata 63.85%
berkontribusi dalam aspek ini yaitu dengan
Status Cukup berkelanjutan membayar iuran sebesar Rp 5000 rupiah per
Sumber:Analisis peneliti, 2018 bulan. Hasil penelitian dari Bahar dkk pada
tahun 2017 tentang status keberlanjutan IPAL
Hasil penelitian dari Siswati,dkk tahun komunal di wilayah Kecamatan Krembangan
2017 tentang uji kriteria manajemen dalam Kota Surabaya juga menunjukkan hasil yang
pengelolaan air limbah domestik terpusat sama dimana aspek ekonomi/pembiayaan
menunjukkan bahwa kinerja pengelolaan memiliki skor keberlanjutan yang kurang
dipengaruhi oleh aspek teknis, aspek (Bahar, n.d.2017).
kelembagaan, aspek peraturan, aspek
pembiayaan dan aspek peran serta masyarakat. 4. KESIMPULAN
Hasil penelitian ini sejalan dengan keadaan di Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
RT 2 RW 12 Kelurahan Bendul Merisi
8 Widya N., Arqowi P., Sulistiya N., Shinfi W.A. Dyah R.N / Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan Vol.4 No.2 – Maret 2019