Vous êtes sur la page 1sur 13

Model Pelaksanaan dan Evaluasi Asuhan Kebidanan Berkesinambungan

dalam Praktik Kebidanan Prodi D.IV Kebidanan

Gita Kostania1*
1
Poltekkes Kemenkes Surakarta Jurusan Kebidanan
*Email : kostania.gita@gmail.com

Abstract
Background: Continuity of Care (CoC) is a philosophical foundation of midwifery education that can
promote the understanding of midwifery students to care for women holistically. In implementing the
curriculum of Diploma-IV Midwifery study program, the application of CoC by students is carried out
integrated in the implementation of the Comprehensive Community Midwifery Practices. This study aims
to describe the implementation model and the results of the evaluation of the application of CoC.
Methods: It’s descriptive research study, with subjects 89 people (clients and students) in 7th semester of
Diploma-IV Midwifery Study Program of Poltekkes Surakarta. The instruments were in the form of
observation guidelines, observation sheets on the results of CoC, satisfaction of care, and achievement of
student competencies. Data is presented in verbal and numeric form. Results: The ongoing midwifery
care model that is applied refers to the management of the client by a care-provider team (midwives,
students and supervisors). The implementation cycle consists of: planning, implementation and
evaluation. Outcomes of CoC: there were no complications in labor (91.01%) and newborns (95.51%),
client's condition in the postpartum period and breastfeeding was normal (100%). The majority of clients
expressed very satisfied with care (73.03%). Evaluation from students, CoC can support the achievement
of competencies (93.26%). Conclusion: CoC is carried out by a care provider team in three stages. The
application of care has an impact on good delivery outcomes, and for students to support the achievement
of competencies.

Keywords: continuity of care, care implementation model, results of care evaluation

PENDAHULUAN
Konsep asuhan kebidanan holistik. Asuhan yang dimaksud adalah
berkesinambungan merupakan bagian pengalaman yang berhubungan dengan
terintegrasi dalam konsep holistik asuhan mahasiswa dan klien pada pelayanan
yang berpusat pada wanita, dan hal ini kebidanan (Yanti, et.al, 2015).
merupakan suatu hal yang fundamental Program studi Diploma-IV
bagi layanan praktik kebidanan. Prinsip Kebidanan (Sarjana Terapan Kebidanan)
dasar asuhan ini memastikan fokus pada merupakan program pendidikan
kehamilan dan kelahiran sebagai awal profesional kebidanan yang menuntut
kehidupan keluarga, tidak hanya sebagai lulusannya kompeten dalam melakukan
tahap kehidupan yang harus dilindungi, tugas-tugasnya sesuai dengan peran yang
namun memperhitungkan makna dan nilai diharapkan, sebagai bidan pelaksana,
setiap wanita secara lengkap (Guilliland& pengelola, pendidik dan peneliti. Dalam
Pairman, 2010). proses pendidikan, mengacu pada
Asuhan kebidanan berkesinam- kurikulum pendidikan vokasi kebidanan
bungan adalah landasan filosofis dari dengan persentase pembelajaran teori
pendidikan kebidanan, yang pada (40%) dan pembelajaran praktik (60%).
gilirannya mempromosikan pemahaman Pembelajaran praktik dapat dilakukan di
yang dibutuhkan oleh mahasiswa dalam gedung (laboratorium) dan di lahan
kebidanan untuk merawat wanita secara praktik. Pembelajaran praktik di lahan

1
2 Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional, Volume 5, No 1, Maret 2020, hlm 1-66

praktik terdiri atas Praktikum Klinik dan koordinasi, dan tukar informasi antara
Praktik Kebidanan. Praktikum Klinik pemberi asuhan yang berbeda.
adalah pembelajaran praktik di lahan (Gulliford,et.al., 2006). Mahasiswa juga
praktik dengan tujuan mempraktikkan diharapkan dapat mengintegrasikan
mata kuliah yang mengandung unsur SKS seluruh pengetahuan, sikap dan
praktik. Sedangkan Praktik Kebidanan keterampilan yang telah didapat pada
adalah praktik klinik komprehensif, yang perkuliahan teori maupun praktik
merupakan bagian dari implementasi laboratorium dan klinik, sehingga
kurikulum pendidikan vokasi kebidanan kompetensi yang diharapkan dapat
yang dimulai pada semester lima (Tim tercapai.
Jur.Kebidanan, 2014). Untuk mengatahui dampak
Dalam implementasi kurikulum penerapan asuhan kebidanan
program studi Diploma-IV Kebidanan, berkesinambungan pada kualitas
penerapan asuhan kebidanan berkesinam- pelayanan kebidanan dan kualitas
bungan oleh mahasiswa dilaksanakan mahasiswa, maka perlu dilakukan
terintegrasi pada pelaksanaan Praktik evaluasi program. Evaluasi berkaitan
Kebidanan semester tujuh. Deskripsi dengan hasil implementasi asuhan pada
praktik klinik ini adalah Praktik klien, dan juga berkaitan dengan
Kebidanan Komunitas Komprehensif, pencapaian kompetensi mahasiswa.
yang bertujuan memberikan kemampuan Kajian mengenai model implementasi
kepada peserta didik untuk menerapkan asuhan kebidanan berkesi-nambungan
ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan pada Prodi Diploma-IV Kebidanan juga
dalam praktik kebidanan sebagai kandidat perlu dilakukan, mengingat project
bidan dengan melaksanakan asuhan asuhan kebidanan berkesinam-bungan
kebidanan secara komprehensif dalam pada Prodi Diploma-IV Kebidanan tidak
setting komunitas, yang meliputi asuhan dijadikan project tugas akhir mahasiswa
kehamilan, persalinan, nifas dan seperti yang dilakukan pada Prodi
menyusui, neonatus, bayi, balita dan anak Diploma-III Kebidanan.
pra sekolah, kesehatan reproduksi dan Penelitian ini bertujuan untuk
akseptor keluarga berancana, serta mendeskripsikan model pelaksanaan dan
pertolongan pada kegawatdaruratan hasil evaluasi penerapan asuhan
maternal neonatal (Tim Pengelola, 2015). kebidanan berkesinambungan yang
Penerapan asuhan kebidanan dilaksanakan oleh mahasiswa semester
berkesinambungan dalam pelaksanaan VII Prodi Diploma-IV Kebidanan
Praktik Kebidanan dilakukan dengan Poltekkes Kemenkes Surakarta pada
harapan bahwa mahasiswa sebagai pelaksanaan Praktik Kebidanan.
kandidat bidan dapat mendapatkan
pengalaman sebagai penyedia layanan METODE PENELITIAN
kesehatan dalam sistem pelayanan Penelitian ini bersifat deskriptif,
kesehatan yang memberikan asuhan bertujuan untuk memberikan gambaran
terpadu secara vertikal, dilakukan secara lengkap dalam bentuk verbal dan numerik
berkesinambungan, yaitu pemberian tentang penerapan asuhan kebidanan
layanan kesehatan tanpa batas kepada berkesinambungan dalam pelaksanaan
pasien, melalui layanan terintegrasi, Praktik Kebidanan semester VII oleh
Gita Kostania, Model Pelaksanaan dan Hasil Evaluasi dalam Praktik Kebidanan 3

mahasiswa Prodi Diploma-IV Kebidanan berkesinambungan oleh mahasiswa. Data


Poltekkes Kemenkes Surakarta (tanggal 5 diolah dengan pendekatan kualitatif dan
November s.d. 15 Desember 2018). kuantitatif.
Subjek penelitian berjumlah 89
orang mahasiswa dan kliennya (ibu HASIL PENELITIAN
hamil). Pelaksanaan Praktik Kebidanan Hasil penelitian menunjukkan model
berada dalam wilayah kerja Dinas Pelaksanaan Asuhan Kebidanan
Kesehatan Kabupaten: Klaten (34 orang), Berkesinambungan. Asuhan kebidanan
Boyolali (16 orang), Karanganyar (20 berkesinam-bungan dilakukan sebagai
orang), dan Sragen (19 orang). Klien yang proyek studi kasus Praktik Kebidanan
dijadikan sebagai subjek penelitian adalah dilakukan selama 6 minggu, pada ibu
ibu hamil yang sudah didampingi oleh hamil trimester III (mulai usia kehamilan
bidan pendamping (Clinical Instructure) minimal 35 minggu) yang diikuti sampai
sejak awal kehamilan, dengan status dengan proses persalinan dan masa nifas
kehamilan resiko rendah maupun tinggi, minimal kunjungan nifas ke-2 (dua kali
yang dibuktikan dengan hasil penskoran kunjungan). Jumlah kunjungan minimal
menggunakan instrumen Kartu Skor Pudji yang dilakukan selama periode kehamilan
Rohjati (KSPR). sebanyak dua kali. Pada proses persalinan,
Instrumen yang digunakan dalam sebagian besar mahasiswa melakukan
pengumpulan data berupa pedoman pendampingan dan pertolongan langsung
observasi, lembar observasi hasil asuhan pada klien. Untuk kasus rujukan,
kebidanan berkesinambungan, kepuasan mahasiswa menggunakan data sekunder
ibu terhadap pelaksanaan asuhan, dan sebagai bahan laporan asuhan persalinan.
ketercapaian kompetansi mahasiswa. Proses pelaksanaan asuhan
Data verbal yang disajikan berupa kebidanan berkesinambungan dapat
data tentang model pelaksanaan asuhan digambarkan sebagai berikut:
kebidanan berkesinambungan.

Evaluasi asuhan kebidanan

Gambar 1. Model Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Berkesinambungan


4 Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional, Volume 5, No 1, Maret 2020, hlm 1-66

Dalam pelaksanaan asuhan dengan klien dan keluarga.


kebidanan berkesinambungan ini, satu Tahap kedua adalah implementasi,
orang ibu hamil dikelola oleh satu tim yaitu pelaksanaan asuhan kebidanan
care-provider, yang terdiri atas 3 unsur, berke-sinambungan, dilakukan selama
yaitu bidan, mahasiswa dan dosen periode kehamilan, persalinan, nifas-
pembimbing. Bidan (Clinical Instructure), menyusui, dan asuhan bayi baru lahir.
sebagai manager kasus. Bertugas untuk Pelaksanaan asuhan berdasarkan
menentukan sasaran studi kasus. manajemen asuhan kebidanan, dengan
Mahasiswa bidan, sebagai pelaksana melaksanakan asuhan sesuai standar
asuhan. Asuhan dapat mulai dilaksanakan asuhan (Kepmenkes No. 938/ Menkes/
setelah manager kasus merekomendasikan SK/ VIII/ 2007), dan pendokumentasian
subjek studi kasus. Mahasiswa membuat asuhan menggunakan model SOAP notes.
rencana asuhan yang didiskusikan dengan Dalam melaksanakan asuhan, mahasiswa
manager kasus dan dikonsultasikan mengkomunikasikannya dengan bidan
dengan supervisor. Pembimbing (dosen), sebagai manager kasus untuk berdiskusi
sebagai supervisor. Supervisor bertugas terkait hasil pengkajian, diagnosis,
memantau perkembangan kasus dan juga rencana asuhan, implementasi dan
membimbing mahasiswa dalam evaluasi asuhan. Mahasiswa juga
memberikan asuhan kebidanan. melaporkan asuhan yang telah diberikan
Berdasarkan bagan model asuhan kepada pembimbing sebagai supervisor
kebidanan berkesinambungan di atas untuk mendiskusikan hal-hal yang perlu
(Gambar 1.), dapat dijelaskan bahwa ditindaklanjuti. Asuhan dilakukan dalam
pelaksanaan asuhan kebidanan konteks layanan primer maupun sekunder,
berkesinambungan terdiri atas tiga bagian, dapat dilakukan secara mandiri,
yaitu perencanaan, implementasi dan kolaborasi maupun rujukan, serta
evaluasi. Pada tahapan pertama melibatkan keluarga.
perencanaan, mahasiswa di awal praktik Tahap terakhir adalah evaluasi
melakukan kesepakatan bersama dengan program. Hal ini bertujuan untuk
bidan melalui kontrak belajar. Bidan menggali sejauhmana keberhasilan
menentukan subyek studi kasus, kemudian pelaksanaan asuhan berkesinambungan
mendiskusikan dengan mahasiswa tentang yang dilakukan setelah asuhan selesai.
gambaran karakteristik klien dan rencana Evaluasi berupa hasil asuhan kebidanan
asuhan jangka panjang. Selanjutnya bidan berkesinambungan dan kepuasan ibu,
beserta mahasiswa yang didampingi oleh serta ketercapaian kompetensi mahasiswa.
dosen pembimbing bersama dengan klien, Hasil Evaluasi Pelaksanaan Asuhan
mendiskusikan program asuhan yang akan Kebidanan Berkesinambungan oleh
diberikan. Bidan menjelaskan program Mahasiswa diawali oleh gambaran
asuhan, mahasiswa membuat kontrak karakteristik umum Ibu seperti pada
asuhan dan juga membangun kepercayaan gambar tabel 1.
Gita Kostania, Model Pelaksanaan dan Hasil Evaluasi dalam Praktik Kebidanan 5

Tabel 1. Karakteristik Umum Ibu yang Diberikan Asuhan Kebidanan


Berkesinambungan
Karakteristik N %
Umur
a. <20 tahun 3 3,37
b. 20-35 tahun 85 95,51
c. >35 tahun 1 1,12
Jumlah 89 100,0
Pendidikan
a. Pendidikan Dasar 38 42,70
b. Sekolah Menengah 42 47,19
c. Perguruan Tinggi 9 10,11
Jumlah 89 100,0
Status Pekerjaan
a. Bekerja 13 14,61
b. Tidak Bekerja 76 85,39
Jumlah 89 100,0
Resiko Kehamilan
a. Risiko Rendah 65 73,03
b. Risiko Tinggi 19 21,35
c. Risiko Sangat Tinggi 5 5,62
Jumlah 89 100,0
Resiko KEK Berdasarkan LILA
a. Risiko (<23,5) 3 3,37
b. Tidak Risiko (≥23,5) 86 96,63
Jumlah 89 100,0
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 1, dapat kehamilan rendah (73,03%), dan tidak
dijelaskan bahwa subjek asuhan mempunyai resiko KEK berdasarkan
didominasi oleh ibu berusia 20-35 tahun LILA (96,63%).
(95,51%), dengan tingkat pendidikan Selanjutnya peneliti akan
sekolah menengah (47,19%), status menggambarkan keadaan ibu saat
pekerjaan tidak bekerja (85,39%), resiko persalinan seperti tergambar pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil Asuhan Kebidanan berkesinambungan pada Periode Persalinan


Hasil N %
Tempat Persalinan
a. Praktik Mandiri Bidan 53 59,55
b. Polindes 2 2,55
c. Puskesmas (PONED) 12 13,48
d. Klinik Bersalin 5 5,62
e. Rumah Sakit 17 19,10
Jumlah 89 100,00
6 Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional, Volume 5, No 1, Maret 2020, hlm 1-66

Penolong Persalinan
a. Bidan 75 84,27
b. DokterUmum 2 2,25
c. Dokter Kandungan 12 13,48
Jumlah 89 100,00
Metode Pengurangan Rasa Sakit
a. Obat-Obatan 0 0
b. Komplementer Therapy 62 69,66
c. Tidak Satupun 0 0
d. Tidak Terdokumentasikan 27 30,34
Jumlah 89 100,00
Jenis Persalinan
a. Spontan 75 84,27
b. Forcep 4 4,49
c. Vacum Ekstraksi 7 7,87
d. Presbo (Spontan) 1 1,12
e. Presbo (Ekstraksi) 0 0
f. SC Elective 1 1,12
g. SC Emergency 1 1,12
Jumlah 89 100,00
Episiotomi
a. Ya 11 12,64
b. Tidak 76 89,66
Jumlah 87 100,00
Keadaan Perineum
a. Utuh 24 27,59
b. Ruptur Grade 1 8 9,20
c. Ruptur Grade 2 50 57,47
d. Ruptur Grade 3 5 5,75
e. Ruptur Grade 4 0 0
Jumlah 87 100,00
Komplikasi Persalinan
a. Ada 8 8,99
b. Tidak 81 91,01
Jumlah 89 100,0
Rujukan Persalinan Kasus Komplikasi
a. Faskes Tk.1 ke Tk.2 6 75
b. Faskes Tk.2 ke Tk.3 0 0
c. Bukan Rujukan 2 25
Jumlah 8 100
Gita Kostania, Model Pelaksanaan dan Hasil Evaluasi dalam Praktik Kebidanan 7

Jenis Komplikasi Persalinan


a. Persalinan Lama 5 62,50
b. Perawatan Intensif (PEB) 1 12,50
c. Ketuban Pecah Dini 1 12,50
d. Perdarahan ≥500 mL s.d. <1000 mL 1 12,50
Jumlah 8 100,00
Sumber: Data Primer, 2019
Hasil asuhan kebidanan berkesi- (84,27%), tidak dilakukan episiotomi
nambungan pada periode persalinan (89,66%), keadaan perineum mengalami
menunjukkan bahwa mayoritas ibu ruptur derajat 2 (57,47%), dengan
bersalin di PMB (59,55%), ditolong oleh komplikasi persalinan (8,99%), jumlah
bidan (84,27%), dengan menggunakan rujukan (75%), dan jenis komplikasi
terapi komplementer sebagai metode berupa persalinan lama (62,50%).
pengurangan rasa nyeri persalinan Keadaan bayi setelah persalinan
(69,66%), jenis persalinan spontan tergambar pada tabel 3 sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil Asuhan Kebidanan Berkesinambungan pada Bayi Baru Lahir


Hasil N %
Hasil Akhir Persalinan
a. Lahir Hidup 85 95,51
b. Lahir Mati 0 0
c. Terminasi Non-Aterm 4 4,49
Jumlah 89 100,00
Berat Badan Lahir
a.≥4000 gram 0 0
b.2500-4000 gram 87 97,75
c.<2500 gram 2 2,25
Jumlah 89 100,00
Usia Kehamilan
a.<37 minggu 1 1,12
b.37-42 minggu 85 95,51
c.>42 minggu 3 3,37
Jumlah 89 100,00
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
a.Ya 80 89,89
b.Tidak 9 10,11
Jumlah 89 100,00
Komplikasi pada Bayi Baru lahir
a.Ada 4 4,49
b.Tidak 85 95,51
Jumlah 89 100,00
8 Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional, Volume 5, No 1, Maret 2020, hlm 1-66

Jenis Komplikasi
a.BBLR 1 25
b.Asfiksia 3 75
Jumlah 4 100
Sumber: Data Primer, 2019
Hasil asuhan kebidanan berke- hidup (95,51%), dengan berat badan lahir
sinambungan pada bayi baru lahir 2500-4000 gram (97,75%), usia
menunjukkan bahwa mayoritas bayi lahir kehamilan aterm (95,51%), dilakukan
IMD (89,89%), dan komplikasi pada tergambarkan pada tabel 4 sebagai
bayi (4,49%) dengan penyebab asfiksia berikut:
(75%). Keadaan ibu nifas dan menyusui

Tabel 4.Hasil Asuhan Kebidanan Berkesinambungan pada Periode Nifas dan Menyusui
Hasil N %
Pemberian Kapsul Vitamin A
a. Ya 82 92,13
b. Tidak 7 7,87
Jumlah 89 100,00
Laktasi
a. ASI Eksklusif 82 92,13
b. ASI dan Susu Formula 5 5,62
c. Susu Formula 2 2,25
Jumlah 89 100,00
Kesimpulan Akhir Masa Nifas
a. Normal 89 100
b. Komplikasi 0 0
Jumlah 89 100,00
Pilihan Metode Kontrasepsi
a. Alamiah non Alat 16 17,98
e. Penghalang Fisik (Kondom, Cup, Diagframa) 0 0
c. Pil Menyusui 0 0
d. Suntik 50 56,18
e. AKBK 4 4,49
f. AKDR 11 12,36
g. Kontrasepsi Mantap 0 0
h. Tidak Memutuskan 8 8,99
Jumlah 89 100,00
Sumber: Data Primer, 2019
Hasil asuhan kebidanan berke- metode kontrasepsi mayoritas memilih
sinambungan pada periode nifas dan suntik (56,18%).
menyusui menunjukkan bahwa ibu nifas Kepuasan ibu terhadap pelaksanaan
diberi kapsul Vitamin A (92,13%), bayi asuhan kebidanan tergambar pada tabel 5
diberi ASI ekslusif (92,13%), hasil akhir berikut
nifas normal (100%), dengan pilihan
Gita Kostania, Model Pelaksanaan dan Hasil Evaluasi dalam Praktik Kebidanan 9

Tabel 5. Kepuasan Ibu terhadap Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Berkesinambungan


Kategori N %
Sangat Tidak Puas
0 0
(25% s/d < 43.75%)
Tidak Puas
0 0
(43.75% s/d <62.5%)
Puas
24 26,87
(62.5% s/d < 81.25%)
Sangat Puas
65 73,03
(81.25% s/d 100 %)
Jumlah 89 100,00
Sumber: Data Primer, 2019
Kepuasan ibu terhadap pelaksanaan (73,03%). Ketercapaian Kompetensi
asuhan kebidanan berkesinambungan Mahasiswa tergambar pada tabel 6
mayoritas menyatakan sangat puas sebagai berikut:

Tabel 6. Implementasi Asuhan Kebidanan Berkesinambungan pada Ketercapaian


Kompetensi Mahasiswa
Kategori N %
Mendukung 83 93,26
Tidak Mendukung 0 0
Tidak Tahu 6 6,74
Jumlah 89 100,00
Sumber: Data Primer, 2019
Evaluasi yang dilakukan pada sistem asuhan terpadu secara vertical,
mahasiswa menunjukkan hasil sebagian asuhan berkesinambungan adalah
besar menyatakan bahwa pelaksanaan pemberian layanan kesehatan tanpa batas
asuhan kebidanan berkesinambungan kepada pasien, melalui layanan
pada pelaksanaan Praktik Kebidanan terintegrasi, koordinasi, dan tukar
dapat mendukung ketercapaian informasi antara pemberi asuhan yang
kompetensi kebidanan (93,26%). berbeda. (Gulliford,et.al, 2006).
Asuhan kebidanan berkesinam-
PEMBAHASAN bungan mempunyai definisi yang
Asuhan kebidanan berkesinam- beragam. Hodnett (2008) merangkum
bungan berhubungan dengan kualitas definisi asuhan kebidanan berkesinam-
asuhan sepanjang waktu. Terdapat bungan menjadi 4 hal: (1) Suatu
perspektif yang berbeda berkaitan dengan pernyataan komitmen untuk
asuhan berkesinambungan. Secara mempopulerkan filosofi asuhan
tradisional, asuhan berkesinambungan kebidanan, bahwa proses kehamilan dan
idealnya didasarkan pada pengalaman persalinan merupakan suatu hal yang
pasien dalam pemberian asuhan fisiologis. (2) Kepatuhan terhadap standar
berkelanjutan dengan seorang bidan asuhan perawatan selama kehamilan dan
maupun tenaga kesehatan lain. Sedangkan atau persalinan. (3) Suatu sistem dimana
bagi penyedia layanan kesehatan dalam
10 Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional, Volume 5, No 1, Maret 2020, hlm 1-66

seorang pasien yang telah pulang dari Bidan juga bekerja bersama
Rumah Sakit, secara rutin dirujuk ke keluarga dalam memberikan asuhan untuk
layanan komunitas. (4) Perawatan yang mengatasi ketakutan yang dirasakan
sebenarnya oleh pemberi perawatan atau perempuan dan mencegah terjadinya
kelompok kecil pemberi perawatan yang kesalahpahaman. Proses pemecahan
sama, selama kehamilan, persalinan dan masalah dapat menjadi semakin mudah,
kelahiran bayi, dan periode postpartum. karena setiap perempuan dapat
Asuhan kebidanan berkesinam- mengeksplorasi informasi dengan baik
bungan dapat diberikan melalui model dan membuat keputusan terbaik untuk
perawatan berkelanjutan oleh bidan, yang dirinya. Bidan dan perempuan mempunyai
mengikuti perempuan sepanjang waktu yang cukup untuk mendiskusikan
masa kehamilan, kelahiran dan masa tentang persalinan, nyeri dan
pasca kelahiran, baik yang beresiko ketidaknyamanan, dampak terhadap
rendah maupun beresiko tinggi, dalam lingkungan, dan ketidakpastian dan
setting pelayanan di komunitas, praktik kerumitan yang mungkin timbul. Jadi
mandiri bidan, maupun rumah sakit idelanya pada saat perempuan memasuki
(Sandall, 2010). fase persalinan, dia mempunyai kerelaan
Guilliland & Pairman (2010), dan kepercayaan diri untuk membiarkan
menjelaskan bahwa asuhan kebidanan dan percaya pada tubuhnya menjalankan
berkesinambungan adalah asuhan proses persalinan.
kebidanan yang diberikan oleh bidan (dan Model asuhan kebidanan
tim nya) kepada perempuan sepanjang berkesinambungan secara umum
keseluruhan pengalaman persalinannya. bertujuan untuk meningkatkan kualitas
Sandall (2018) menjelaskan bahwa asuhan asuhan berkelanjutan sepanjang siklus
kebidanan berkesinambungan yang kehidupan. Sandall (2010), menguraikan
dilakukan oleh bidan setidaknya terdiri syarat asuhan berkesinambungan, yaitu:
atas tiga elemen kunci: bidan koordinator, (1)Kesinambungan manajemen, yaitu
rekan bidan sebagai pasangan bidan pendekatan pengaturan kasus yang
koordinator, dan tim bidan. Asuhan ini konsisten dan jelas, yang responsif dalam
menitikberatkan pada hubungan satu-satu, memenuhi kebutuhan klien. Manajemen
antara pasien dan pemberi asuhan, dengan juga melibatkan komunikasi berdasarkan
harapan dapat terbangun “parnership” fakta dan penilaian dalam tim, institusi
yang baik dengan pasien, sehingga terbina pendidikan, dan batasan profesional
hubungan saling percaya. Upaya tersebut kebidanan, serta antara pemberi pelayanan
dapat dimulai dari kehamilan dan dan pasien. Manajer dalam asuhan
seterusnya (bersalin dan postpartum, serta berkesinambungan adalah bidan. Asuhan
masa menyusui), yang juga merupakan kebidanan berkesinambungan dapat
waktu yang paling tepat untuk bidan dilakukan oleh 4 orang, dengan
bekerja bersama dengan perempuan untuk melibatkan mahasiswa kebidanan dan
mendiskusikan harapannya dan kader kesehatan. (2) Kesinambungan
ketakutannya akan proses kelahiran dan informasi. Semua tim yang terlibat dalam
proses menjadi ibu, serta membangun pemberian asuhan mempunyai informasi
kepercayaan dirinya. yang cukup tentang keadaan kliennya
untuk dapat memberikan asuhan yang
Gita Kostania, Model Pelaksanaan dan Hasil Evaluasi dalam Praktik Kebidanan 11

tepat. Informasi untuk klien, difokuskan yang penting, yang dibicarakan selama
pada ketersediaan waktu untuk asuhan kehamilan (Jonge,et.al., 2014).
memberikan informasi yang relevan Pengalaman ibu dalam pemberian
(terkait asuhan yang diberikan). asuhan kebidanan berkesinambungan
Semuanya penting, baik untuk para bergantung pada konteks perawatan dan
manajer (bidan) dan pasien. (3) secara signifikan lebih tinggi pada
Kesinambungan hubungan. Hubungan perempuan yang berada dalam
berarti “hubungan terapeutic” antara kepemimpinan bidan dibandingkan
pasien dan tenaga kesehatan, sepanjang dengan perawatan yang dipimpin oleh
waktu. Hubungan personal yang tetap dokter kandungan selama persalinan
terjaga sepanjang waktu, dapat (Perdok, et.al., 2018). Untuk ibu dengan
mempunyai efek yang baik pada pasien risiko komplikasi yang rendah, model
dan hasil asuhannya. Untuk memenuhi asuhan kebidanan berkesinambungan
kaidah ini, asuhan berkesinambungan dapat meningkatkan kepuasan ibu selama
hendaknya dilakukan oleh satu orang perawatan antenatal, intrapartum dan
tenaga kesehatan yang sama. postpartum (Foster,et.al., 2016) Sehingga,
Sandall (2018) menyatakan bahwa hal ini dapat menjadi tantangan tersendiri
evaluasi asuhan kebidanan berkesinam- bagi profesi bidan untuk mempertahankan
bungan setidaknya dilakukan untuk keberhasilan asuhan kebidanan
menilai outcome persalinan dan bayi baru berkesinambungan dalam sistem yang
lahir serta keadaan nifas. Dinyatakan juga terintegrasi.
bahwa pengalaman dan persepsi ibu Pelaksanaan asuhan kebidanan
selama diberikan asuhan juga perlu dikaji. berkesinambungan oleh mahasiswa dalam
Pengalaman dan persepsi berkaitan praktik kebidanan dapat mendukung
dengan kepuasan ibu dalam pemberian ketercapaian kompetensi kebidanan.
asuhan kebidanan berkesinambungan. Kompetensi ini merupakan unsur
Pelaksanaan asuhan kebidanan pengetahuan, keterampilan dan perilaku
berkesinambungan berhubungan dengan yang melekat pada diri seorang bidan
berkurangnya penggunaan teknologi dan dalam melaksanakan praktik kebidanan
intervensi farmakologi dalam persalinan secara aman dan bertanggungjawab pada
(Pairman,et.al., 2011). Asuhan kebidanan berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
berkesinambungan dapat meningkatkan Selama proses pendidikan kebidanan,
kesehatan ibu dan bayi, dengan efek pencapaian kompetensi ini dapat dilatih
samping minimal. Persentase persalinan dan dicapai selama praktik kebidanan di
spontan juga meningkat (Sandall, 2010). lahan praktik. Dalam studinya, Yanti,
Dalam kasus rujukan dari layanan et.al. (2015) menyatakan bahwa
primer ke sekunder yang terjadi selama pelaksanaan praktik klinik kebidanan
proses persalinan, bidan menyerahkan dengan model pembelajaran Continuity of
asuhannya kepada petugas yang Care lebih mungkin untuk meningkatkan
berwenang, dan diutamakan untuk tetap pemahaman peserta didik mengenai
tinggal dan menemani perempuan selama filosofi asuhan kebidanan. Adapun
persalinan di tempat rujukan. Perencanaan pemahaman yang baik akan filosofi
tempat bersalin dan antisipasi tempat asuhan kebidanan merupakan suatu hal
rujukan harus diperhatikan sebagai konsep yang fundamental dalam pelaksanaan
12 Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional, Volume 5, No 1, Maret 2020, hlm 1-66

asuhan kebidanan. Hal ini pada akhirnya DAFTAR RUJUKAN


dapat meningkatkan kualitas asuhan yang Foster, et.al. (2016). Continuity of care by
dapat meningkatkan status kesehatan a primary midwife (caseload
perempuan secara keseluruhan. midwifery) increases women’s
satisfaction with antenatal,
KESIMPULAN DAN SARAN intrapartum and postpartum care:
Asuhan kebidanan berkesinam- results from the COSMOS
bungan yang diimplementasikan oleh randomised controlled trial. BMC
Mahasiswa Semester VII Prodi Pregnancy and Childbirth 2016,
Diploma-IV Kebidanan Poltekkes 16:28.
Kemenkes Surakarta merupakan model
asuhan dimana satu orang ibu hamil Guilliland K, Pairman S. (2010). The
dikelola oleh satu tim care-provider Midwifery partnership: a Model of
(bidan, mahasiswa praktik dan dosen Practice (2nd ed.) New Zaeland
pembimbing). Siklus pelaksanaan terdiri College of Midwives, Christchurch.
atas: perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Gulliford M, Naithani S, Morgan M.
Penerapan asuhan berdampak pada (2006). What is Continuity of Care?.
outcome persalinan yang baik, Journal Health Service policy, 2006,
ditunjukkan dengan tidak adanya 11: 248.
komplikasi selama masa persalinan
(91,01%),bayi baru lahir tanpa komplikasi Hodnett ED. (2008). Review Article:
(95,51%), dan pada periode nifas dan Continuity of Caregivers for Care
menyusui sebanyak 100% ibu dalam During Pregnancy and Childbirth.
keadaan normal. Mayoritas ibu The Cochrane Collaboration, John
menyatakan sangat puas terhadap Wiley Publisher.
pelaksanaan asuhan ini (73,03%). Adapun
hasil evaluasi dari mahasiswa, mereka Jonge AD, et.al. (2014). Continuity of
menyatakan bahwa pelaksanaan asuhan care: What Matters to Women when
kebidanan berkesinambungan ini dapat They are Referres from Primary to
mendukung ketercapaian kompetensi Secondary Care during Labour?.
mahasiswa secara keseluruhan selama BMC Pregnancy and Childbirth
menempuh pendidikan Diploma-IV 2014, 14:103.
Kebidanan (93,26%).
Rekomendasi bagi mahasiswa Pairman S, Tracy S, Thorogood C, et.al.
kebidanan, diharapkan dapat memahami (2011). Midwifery: Preparation for
model asuhan kebidanan Practice. Churchill Livingstone,
berkesinambungan dengan baik agar Sydney Australia.
dapat diimplementasikan dalam praktik
kebidanan. Peneliti selanjutnya, perlu Perdok, et.al. (2018). Continuity of care is
dilakukan penelitian lanjutan tentang an important and distinct aspect of
efektivitas asuhan kebidanan childbirth experience: findings of a
berkesinambungan dengan desain studi survey evaluating experienced
eksperimental. continuity of care, experienced
Gita Kostania, Model Pelaksanaan dan Hasil Evaluasi dalam Praktik Kebidanan 13

quality of care and women’s


perception of labor. BMC
Pregnancy and Childbirth 2018,
18:13.

Sandall J. (2010). A Report: The


Contribution of Continuity of
Midwifery Care to High Quality
Maternity Care. The Royal College
of Midwives, UK.

_______. (2018). Measuring Continuity of


Carer: A Monitoring and
Evaluation Framework. King’s
College London, UK

Tim Jurusan Kebidanan Poltekkes


Surakarta. (2014). Buku Panduan
Akademik. Jurusan Kebidanan,
Poltekkes Surakarta.

Tim Pengelola Prodi DIV Kebidanan.


(2015). Buku Pedoman Pelaksanaan
Praktik Klinik. Prodi DIV
Kebidanan, Poltekkes Surakarta.

Yanti, et.al. (2015). Students’


understanding of “Women-Centred
Care Philosophy” in midwifery care
through Continuity of Care (CoC)
learning model: a quasi-
experimental study. BMC Nursing
2016, 14:22.

Vous aimerez peut-être aussi