Vous êtes sur la page 1sur 7

JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN

38 Ahmad Mustafa et al. Journal of Fishery Science and Innovation


JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 4, No. 1, 38-44, Januari 2020 e-ISSN: 2502-3276
Vol. 4, No.1, 38-44, Januari 2020
http://ojs.uho.ac.id/index.php/JSIPi

Perbandingan Pertumbuhan Fragmen Karang Acropora sp. yang


Ditransplantasi Menggunakan Metode Ikat dan Metode Gantung
Growth Comparison of Coral Fragment Acropora sp. Transplanted
Using Tie Methods and Hanging Methods
Ahmad Mustafa 1)*), Dedy Oetama1), Azwar Sidiq1)
1)
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo, Kendari, Indonesia,
Corresponding author*): astafa_611@yahoo.com

ABSTRACT
The motivation of this research is to find better transplantation methods for cultivation of ornamental coral. This
study aims to compare the growth rate and survival rate of coral fragments transplanted using the tie and hanging
methods. This research was conducted from 2017 to 2019 in the waters of Labuan Beropa South Konawe
Regency. In the tie method, coral fragments are tied to the protrusion of the iron frame of the transplant media,
whereas in the hanging method the coral fragments are hung on the frame of the transplant media. Coral
fragments tested in the first year (F1) were from natural colonies. In the second year (F2), the fragments were
taken from transplanted colonies in the first year and in the third year (F3), the fragments were taken from
transplanted colonies in the second year. The parameters observed were growth rate and survival rate. The results
showed that the average length of coral fragments transplanted by the tie method in 6 months was 51.9 mm to
58.9 mm, while the hanging method was 41.6 mm to 76.6 mm. The growth rates of coral fragments F1 and F2
were higher in the hanging method, whereas in F3 fragments the growth rates were higher in the tie method. The
survival rate of coral fragments using the hanging method ranged from 82.61% - 100%, while the tie method
ranged 51.61-82.93%.
Keywords: Acropora, coral, growth rate, survival rate, transplantation.

ABSTRAK
Motivasi penelitian ini adalah untuk menemukan metode transplantasi yang tepat bagi budidaya karang hias.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup fragmen karang
yang ditransplantasi menggunakan metode ikat dan gantung. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2017 sampai
2019 di perairan Labuan Beropa Kabupaten Konawe Selatan. Pada metode ikat fragmen karang diikat pada
tonjolan rangka besi media transplantasi yang telah disiapkan, sedangkan pada metode gantung fragmen karang
digantung pada rangka media transplantasi. Fragmen karang yang diuji pada Tahun pertama (F1) berasal dari
koloni alami, tahun kedua (F2) dari koloni hasil transplantasi tahun pertama dan tahun ketiga (F3) dari koloni
hasil transplantasi tahun kedua. Parameter yang diamati adalah tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Rata-rata pertambahan panjang fragmen karang yang ditransplantasi dengan
metode ikat dalam 6 bulan adalah 51,9 mm hingga 58,9 mm, sedangkan pada metode gantung adalah 41,6 mm
sampai 76,6 mm. Tingkat pertumbuhan fragmen karang F1 dan F2 lebih tinggi pada metode gantung sedangkan
pada fragmen F3 pertumbuhan lebih tinggi pada metode ikat. Tingkat kelangsungan hidup fragmen karang
menggunakan metode gantung berkisar 82,61% - 100%, sedangkan pada metode ikat berkisar 51,61- 82,93%.
Kata Kunci: Acropora, karang, kelangsungan hidup, pertumbuhan, transplantasi

DOI: http://dx.doi.org/10.33772/jspi.v4n1.

PENDAHULUAN keanekaragaman hayati yang tergolong tinggi.


Terumbu karang menjadi habitat berbagai jenis biota
Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu laut dengan kepadatan yang tinggi. Di antara 34 filum
ekosistem di wilayah pesisir yang memiliki nilai hewan, terdapat 32 filum yang hidup di terumbu
Ahmad Mustafa et al. 39
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 4. No. 1. 38-44, Januari 2020

karang. Diperkirakan bahwa terdapat 1 sampai 9 juta pada terumbu karang akibat pengambilan karang
spesies hidup di ekosistem terumbu karang (Reid, secara langsung untuk diperdagangkan. Apalagi bila
dkk. 2011). Hasil estimasi potensi lestari sumberdaya area tersebut menjadi obyek wisata maka uang yang
ikan karang di perairan Indonesia diperirakan dikeluarkan akan dapat dikompensasikan dengan
mencapai 80.802 ton/km2/tahun (Dahuri, 2008). Hasil uang pemasukan dari kegiatan wisata (Suharsono,
monitoring terumbu karang di Indonesia oleh LIPI 2008).
(2018) menunjukkan bahwa kondisi terumbu karang Berdasarkan pengalaman transplantasi karang di
yang masih dalam kategori baik dan cukup Indonesia, terdapat beberapa jenis karang yang telah
cenderrung semakin menurun, sedangkan terumbu ditransplantasi antara lain Acropora (Madduppa et
karang dengan kategori buruk dan sangat baik al., 2007; Haris 2012), Pocillopora, Hynopora sp,
cenderung meningkat dibanding beberapa tahun dan Sylopora (Johan, 2012), Plerogyra sinuosa,
tahun sebelumnya. Penyebab utama kerusakan Euphyllia sp, Cynarina lacrymalis (Subhan et al.,
terumbu karang di Indonesia yaitu perubahan iklim, 2008; Zamani et al., 2009). Beberapa metode
penggunaan metode penangkapan ikan yang bersifat transplantasi karang yang telah dikembangkan antara
destruktif, dan penambangan karang untuk bahan lain metode metode rak jaring dan substrat dengan
bangunan maupaun ornamen karang sebagai hiasan. tujuan memudahkan pemasangan dan pemanenan
Kegiatan transplantasi merupakan salah satu (Sadarun, 1999; Subhan et al., 2008), metode beton
pendekatan yang dapat dilakukan dalam rangka untuk memberikan substrat yang kokoh bagi karang
memperbaiki ekosistem terumbu karang yang rusak yang ditransplantasi maupun larva karang yang baru
juga sekaligus untuk meningkatkan fungsi ekologi. (Johan, 2012; Ahmad, 2017; Nugraha dkk, 2017),
Transplantasi karang merupakan sebuah metode jaring dan pecahan, untuk memudahkan memperoleh
dalam memperbanyak koloni karang dengan teknik bahan (Fadli, 2008), ada pula metode substrat alami
fragmentasi. Metode ini memanfaatkan reproduksi (Haris, 2012) dan metode biorock dengan bantuan
aseksual karang. Transplantasi karang ditujukan arus listrik tegangan rendah (Madduppa et al., 2007;
untuk meningkatkan kualitas ekosistem terumbu Zamani et al., 2009; Callista, 2015). Ada pula yang
karang yang diwujudkan melalui peningkatan tutupan menggunakan metode pohon (Nedimyer, et. al.,
karang hidup, peningkatan keanekaragaman hayati 2011), dan metode gantung untuk menjauhkan dari
dan keragaman topografi (Edwards and Clark, 1999). sedimen dan memberi ruang tumbuh (Prameliasari,
Kegiatan transplantasi dalam banyak kasus masih 2012; Yunus, dkk. 2013).
bersifat jangka pendek dan menemui kegagalan Pemilihan metode hendaknya disesuaikan dengan
karena lambatnya pertumbuhan dan menurunnya tujuan transplantasi. Metode untuk tujuan rehabilitasi
kelulushidupan fragmen karang. Banyak faktor ekosistem jangan mengadopsi metode untuk
penyebabnya seperti bibit yang kurang baik, kualitas budidaya karang hias (Subhan, dkk., 2014). Media
air dan lokasi transplantasi yang tidak sesuai, tetapi transplantasi berbentuk rak/meja diharapkan dapat
yang terpenting adalah model transplantasi yang menjadi metode yang tepat bagi transplantasi karang
kurang sesuai dan kurangnya perawatan pasca dengan tujuan budidaya karang hias. Pada media
transplantasi khususnya terhadap penempelan alga. transplantasi tersebut dapat dilakukan dua metode
Menurut Subhan, dkk., (2014) pengendalian terhadap penanaman yaitu dengan mengikatkan langsung
alga salah satu kunci keberhasilan dalam fragmen karang pada rangka meja transplantasi atau
transplantasi karang. Upaya-upaya tersebut menggantung fragmen karang dengan tali. Kedua
memerlukan biaya yang besar sehingga sering kali metode transplantasi ini perlu diuji manakah yang
metode transplantasi tidak lagi menjadi pilihan dalam memberikan petumbuhan fragmen karang yang lebih
program rehabilitasi terumbu karang. baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Menyikapi fenomena tersebut, diperlukan tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup
reorientasi kegiatan transplantasi karang dari sekedar fragmen karang yang ditransplantasi menggunakan
rehabilitasi ekosistem menjadi kegiatan ekonomi metode ikat dan gantung. Fragmen karang yang diuji
seperti budidaya karang hias. Pendekatan ini akan meliputi fragmen generasi ke-1 (diambil dari koloni
menyebabkan kegiatan transplantasi karang menjadi yang tumbuh alami), ke-2 dan ke-3 (diambil dari
kegiatan yang langsung bernilai ekonomi, tersedia koloni hasil transplantasi).
biaya untuk perawatannya dan mengurangi tekanan
40 Ahmad Mustafa et al.
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 4, No. 1, 38-44, Januari 2020

METODE PENELITIAN Setiap tahun pengamatan pertumbuhan fragmen


karang dilakukan pada awal transplantasi dan setiap 2
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 tahun bulan selama 6 bulan. Pengukuran pertumbuhan
berturut-turut yakni tahun 2017 sampai 2019 selama fragmen karang menggunakan jangka sorong atau
6 bulan setiap tahun. Lokasi penelitian terletak di caliper dengan ketelitian 1 mm
perairan Desa Labuan Beropa Kecamatan Laonti Analisis Data
Kabupaten Konawe Selatan Propinsi Sulawesi Hasil pengukuran pertumbuhan karang yang
Tenggara (S 04.060108° dan E 122.786300°). Di dilakukan setiap dua bulan dianalisis untuk
perairan ini terdapat Daerah Perlindungan Laut menghitung tingkat pertumbuhan dan kelangsungan
Berbasis Masyarakat (DPL-BM). Lokasi penelitian hidup karang yang ditransplantasi dengan merujuk
ini juga merupakan bagian dari Kawasan Konservasi pada rumus menurut Ricker (1975) sebagai berikut:
Perairan Daerah (KKPD) Propinsi Sulawesi a. Pertumbuhan
Tenggara.
Jenis fragmen karang yang digunakan dalam
penelitian ini adalah koloni dari Acropora sp. Keterangan:
Fragmen karang diambil di sekitar perairan Pulau β = Pertambahan panjang fragmen karang (mm)
Hari yang relatif dekat dengan lokasi transplantasi. Lt = Rata-rata panjang fragmen karang pada bulan
Koloni karang dipilih pada indukan yang sehat dan ke-t (mm)
tidak menunjukkan gejala terserang penyakit seperti Lo = Rata-rata panjang fragmen karang pada bulan
kematian alami atau mengalami pemutihan ke-0 (mm)
(bleaching). Setiap tahunnya, meja transplantasi yang
digunakan adalah sebanyak 2 buah. Pengambilan b. Pertumbuhan Relatif
koloni karang menggunakan gunting besi atau tang.
Rak sebagai media transplantasi terbuat dari bahan
besi siku dan besi beton diameter 12 mm, dibuat Keterangan:
menyerupai meja dengan dimensi ukuran panjang = α = Laju pertambahan panjang fragmen karang
200 cm, lebar = 100 cm, dan tinggi kaki meja = 90 (mm/t)
cm. Rak transplantasi diletakkan di sekitar area Li = Rata-rata panjang fragmen karang pada
terumbu karang pada kedalaman antara 5 sampai 7 waktu ke-i (mm)
meter. Li+1= Rata-rata panjang fragmen karang pada
Pemasangan fragmen karang dilakukan segera waktu ke-i+1 (mm)
setelah fragmen karang diambil dari koloni induknya. ti = Waktu ke-i
Panjang fragmen menegak adalah 10 cm. Pada tahun ti+1 = Waktu ke i+1
pertama fragmen karang diambil dari koloni induk di
alam (F1), tahun kedua diambil dari koloni hasil c .Tingkat Kelangsungan Hidup
transplantasi tahun pertama (F2), tahun ketiga
diambil dari hasil transplantasi tahun kedua (F3).
Pemasangan fragmen karang dilakukan dengan 2 Keterangan :
cara. Cara pertama yakni fragmen karang diikat tegak SR = Tingkat Kelangsungan Hidup fragmen (%)
pada tonjolan rangka besi media transplantasi yang Nt = Jumlah individu hidup pada akhir penelitian
telah disiapkan menggunakan tali plastik (tali sigma) N0 = Jumlah individu hidup pada awal penelitian.
pada bagian tengah fragmen. Jarak antar fragmen 25 HASIL DAN PEMBAHASAN
cm. Cara tersebut diberi nama metode “ikat”. Cara
Hasil
kedua yakni fragmen karang diikat dengan tali
polyethylene monofilamen sepanjang 30 cm pada Penelitian ini bukan saja ditujukan untuk mengkaji
bagian tengahnya kemudian digantung pada jari-jari metode transplantasi yang terbaik tetapi sekaligus
rangka media transplantasi. Jarak antar fragmen 25 menguji kemunkinan bibit diambil dari koloni hasil
cm. Posisi fragmen saat tergantung bervariasi. Cara transplantasi. Hasil pengukuran pertumbuhan
tersebut disebut sebagai metode “gantung” fragmen karang selama 6 bulan disajikan pada Tabel
1.
Ahmad Mustafa et al. 41
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 4. No. 1. 38-44, Januari 2020

Tabel 1. Tingkat Pertumbuhan dan pertumbuhan relatif tiga generasi karang Acropora sp. yang ditransplantasi
dengan metode ikat dan gantung

Pertumbuhan (mm) Pertumbuhan Relatif


Tahun Metode (mm/2 bulan)
t1 t2 t3 t1 t2 t3
2017 Ikat 27,0±8,5 42,5±7,5 54,1±8,0 27,0±8,5 15,1±5,4 12,5±3,3
F1 Gantung 37,4±10,8 47,2±12,4 59,4±14,5 37,4±8,2 19,1±6,9 14,6±6,8

2018 Ikat 18,1±14,6 38,3±22,5 58,9±41,9 18,1±14,6 21,2±14,0 21,9±14,2


F2 Gantung 20,8±13,9 48,8±24,4 76,6±29,7 20,8±13,9 28,6±18,9 28,8±10,2

2019 Ikat 21,9±11,8 36,1±15,3 51,9±20,5 21,9±11,8 14,2±7,3 15,8±10,0


F3 Gantung 17,7±10,6 29,4±13,8 41,6±19,7 17,7±10,6 11,7±8,6 12,2±7,3
Keterangan: F1 : Fragmen karang dari koloni alam;
F2 : Fragmen dari koloni hasil transplantasi tahun ke-1;
F3 : Fragmen dari koloni hasil transplantasi tahun ke-2;
t1, t2, t3 : Pengamatan ke-1, 2 dan 3.

Kelangsungan hidup karang merupakan jumlah Berdasarkan Tabel 1, rerata pertumbuhan mutlak
persentase fragmen karang yang hidup hingga pada fragmen karang F1 dan F2 yang ditransplantasi
akhir penelitian. Berdasarkan hasil penelitian yang dengan metode gantung lebih tinggi dibanding
dilakukan selama 3 tahun, tingkat kelangsungan metode ikat sebaliknya pada F3 metode ikat
hidup karang transplantasi pada setiap tahun dapat cenderung lebih tinggi. Sifat metode gantung yang
pada Tabel 2. lepas dasar menyebabkan fragmen tidak mudah
Tabel 2. Tingkat kelangsungan hidup tiga generasi diinvasi oleh alga atau biota penempel. Selain itu
fragmen karang yang ditransplantasi. fragmen karang yang tumbuh menjadi koloni baru
lebih fleksibel terhadap pengaruh hidrodinamik.
Tingkat Kelangsungan Hidup (%)
Ftlesibilitas tersebut menyebabkan fragmen karang
Metode Tahun Tahun Tahun transplan sulit mendapat penempelan berlebihan oleh
2017 2018 2019 sedimen karena fragmen yang digantung selalu
(F1) (F2) (F3) bergerak oleh arus (Yunus dkk., 2013).
Pada fragmen F3 metode ikat memiliki tingkat
Ikat 82,93 74,81 51,61
pertumbuhan yang lebih baik dari metode gantung.
Gantung 100,00 95,08 82,61 Hal ini diduga disebabkan oleh perbedaan diameter
dan bentuk percabangan awal fragmen yang
ditransplantasi. Meskipun panjang menegak (panjang
Pembahasan dari pangkal diukur lurus hingga ujung) fragmen
sama yakni 10 cm tetapi tidak dapat dihindari
a. Tingkat Pertumbuhan Fragmen Karang perbedaaan diameter batang dan bentuk percabangan
Ketiga generasi karang transplan (F1, F2 dan F3) bervariasi. Diameter batang utama fragmen berkisar
mengalami pertumbuhan yang baik. Dengan 9-18 mm. Pengambilan fragmen dari hasil
demikian dapat dikatakan bahwa transplantasi karang transplantasi tahun kedua cenderung bentuk
dari koloni hasil transplantasi dapat dilakukan. Oleh percabangannya tidak seragam. Menurut Soong dan
karena itu apa yang diharapkan/dipersyaratkan pada Chen (2003) panjang fragmen berbanding lurus
perdagangan karang hias yakni memperdagangkan dengan laju pertumbuhan fragmen tersebut.
koloni karang hasil transplantasi generasi ke-3 dapat Bila dibandingkan ketiga generasi karang
dipenuhi. transplan, rerata pertumbuhan terbesar terjadi pada
fragmen F2 atau pada transplantasi tahun ke-2
42 Ahmad Mustafa et al.
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 4, No. 1, 38-44, Januari 2020

(2018). Hal ini terutama disebabkan karena kondisi metode yang sama (gantung) oleh Yunus dkk. (2013)
iklim yang lebih mendukung. Intensitas curah hujan yakni 91,9 mm dalam 6 bulan.
tinggi di lokasi penelitian tahun 2018 (550-1100 mm Lokasi transplantasi yang berada di ujung
bulan Mei-Juli) lebih tinggi dibanding tahun 2018 semenanjung Laonti Kabupaten Konawe Selatan
(550-600 mm bulan Juni-Juli) dan 2019 (curah hujan sangat terbuka dan memiliki sirkulasi yang sangat
sedang hingga rendah bulan Juni-Oktober) (BPS, baik. Penggunaan metode rak dengan mengikatkan
2018; BPS, 2019). Pada jarak ±300 m dari lokasi langsung atau menggantung fragmen karang pada
transplantasi terdapat muara sungai periodik yang rangka rak menyebabkan sirkulasi air yang melewati
memasok aliran air dari darat pada musim penghujan fragmen karang lebih optimal. Selain itu penempatan
yang meningkatkan kesuburan perairan pesisir. Hal rangka transplantasi pada kedalaman kurang dari 7
ini tampak dari perkembangan alga yang tinggi pada meter menjamin optimalnya pencahayaan yang
media transplantasi. Pada kondisi demikian tindakan sangat penting bagi fotosintesis.
pembersihan menjadi kunci keberhasilan Perbandingan pertumbuhan relatif fragmen
transplantasi. karang transplan antara metode ikat dan metode
Metode gantung memiliki beberapa kelebihan gantung juga memiliki pola yang identik dengan
dibanding metode ikat. Selain pertumbuhannya relatif pertumbuhan mutlak. Faktor-faktor lingkungan dan
lebih cepat, juga lebih mudah dalam pemasangan dan ukuran fragmen menentukan pertumbuhan relatifnya.
pemanenannya. Hal yang lebih menarik lagi adalah Namun demikian laju pertumbuhan antara
koloninya dapat berkembang ke segala arah, pengamatan pertama (t1) hingga ketiga (t3)
termasuk pada bekas pemotongan saat pengambilan menunjukan pertumbuhan relatif atau laju
bibit. Pertumbuhan koloni pada bekas pemotongan pertumbuhan yang menurun pada fragmen F1 dan F3,
juga mempercepat pertambahan panjang fragmen sedangkan F2 cenderung meningkat. Perbedaan pada
karang transplant. Gambar 2 menunjukkan bagian pertumbuhan relatif ini diduga lebih dipengaruhi oleh
potongan dari fragmen karang yang mengalami fluktuasi kesuburan perairan yang berkaitan dengan
pertumbuhan pada metode gantung. curah hujan.

b. Tingkat Kelangsungan Hidup Fragmen


a b Karang
. .
Tingkat kelangsungan hidup suatu orgnisme
menggambarkan suatu kondisi bertahan hidup dan
tetap berlangsungnya aktifitas fisik dan biologi
sepanjang periode tertentu (Margono, 2009). Dalam
transplantasi karang, kelangsungan hidup bergantung
pada beberapa hal kesesuaian perlakuan terhadap
fragmen karang transplan, kondisi fisiologi karang
Gambar 2. Arah pertumbuhan fragmen karang yang transplan dan juga respon karang transplan terhadap
ditransplantasi dengan metode (a) ikat factor lingkungan sekitar (Clark dan Maldive, 1995
dan (b) gantung. dalam Pramelisari, 2012).
Tingkat kelangsungan hidup fragmen karang
Pertumbuhan mutlak selama 6 bulan pada metode yang ditransplantasi menggunakan metode gantung
yang diuji berkisar 41,6 - 76,6 mm. Capaian lebih tinggi dari pada metode ikat. Kelangsungan
pertumbuhan ini lebih tinggi dari metode rangka dan hidup fragmen karang menggunakan metode gantung
substrat yakni 20,1 sampai 48,9 mm dalam 5 bulan berkisar 82,61% sampai 100%, sedangkan tingkat
(Sadarun, 1999), 14,9 sampai 35 mm dalam 6 bulan kelangsungan hidup fragmen karang yang
(Yahyah, 2001), 23,0 sampai 46,7 dalam 6 bulan (Ali ditransplantasi menggunakan metode ikat 51,61%
dan Bakri, 2017), juga lebih tinggi dari metode sampai 82,93%. Tingkat kelangsungan hidup pada
substrat terumbu buatan dari beton yaitu 7,9 mm per metode gantung identik dengan metode rak jaring dan
bulan (Taufina dkk., 2018). Namun demikian capaian substrat yaitu 83,33% sampai 100% (Sadarun, 1999)
pertumbuhan ini masih lebih rendah dibanding atau substrat keramik yaitu 89% sampai 97,04%
(Johan, 2000).
Ahmad Mustafa et al. 43
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 4. No. 1. 38-44, Januari 2020

Tingkat kelangsungan hidup yang lebih rendah Metode Transplantasi. UNM Environmental
pada fragmen karang yang ditransplantasi dengan Journals. 1(1): 01-07.
metode cccikat diduga karena medianya yang bersifat BPS. 2018. Kabupaten Konawe Selatan Dalam
pasif sehingga menyebabkan proses menempelnya Angka.
organisme avertebrata Ascidian pada polip karang BPS. 2019. Kecamtan Laonti Dalam Angka.
terjadi dengan cepat. Sebaliknya tingginya Dahuri R. 2008. Pendayagunaan Sumberdaya
kelangsungan hidup karang pada metode gantung Kelautan untuk Kesejahteraan Rakyat. Jakarta:
disebebkan sulitnya organisme Ascidian menempel LISPI.
pada polip karang. Fragmen karang yang Edwards AJ, and Clark S. 1999. Coral
menggunakan metode gantung sangat fleksibel Transplantation: A Useful Management Tool or
terhadap pengaruh arus. Selain itu kematian fragmen Misguided Meddling?. Marine Pollution Bulletin
juga disebabkan oleh menempelnya sedimen. Yunus, 37(8-12):474-487. https://doi.org/10.1016/S0025-
dkk., (2013) menyatakan bahwa metode ikat/temple 326X(99)00145-9
yang stabil cenderung memudahkan menumpuknya Johan, O. 2000. Tingkat Keberhasilan Transplantasi
sedimen yang dapat mengganggu pertumbuhan Karang Batu di Pulau Pari Kepulauan Seribu
fragmen dibandingkan metode gantung. Jakarta. Tesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Beberapa fragmen pada metode ikat juga hilang. Tidak dipublikasikan.
Hal ini diduga karena mengalami patah akibat Kordi GH. 2010. Ekosistem Terumbu Karang :
pengaruh gerakan gelombang yang menjangkau rak Potensi, Fungsi dan Pengelolaan. Rineka Cipta.
transplantasi. Lokasi penelitian terpapar gelombang Jakarta.
yang cukup kuat pada musim bertiup angin utara. Kurnianto IR. 2008, Pengembangan Ekowisata
Transplantasi dengan metode ikat menyebabkan (Ecotourism) Di Kawasan Waduk Cacaban
tahanan yang besar pada fragmen karang oleh Kabupaten Tegal (Tesis). Program Studi
gerakan air sehingga beberapa fragmen mengalami Magister Ilmu Lingkungan Program Pasca
patah. Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.
LIPI. 2010. Status Terkini Terumbu Karang
KESIMPULAN
Indonesia 2018. www.lipi.go.id.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah Margono W. 2009. Perke-mbangan dan Pertumbuhan
kondisi pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup Karang Jenis Lobophyllia hemprichii Yang
fragmen karang yang ditransplantasi pada rangka rak Ditransplantasikan di Pulau Pramuka, Kepulauan
besi menggunakan metode gantung lebih baik Seribu, Jakarta. Skripsi FPIK, IPB, Bogor.
dibandingkan metode ikat. Transplantasi fragmen Nedimyer K, Gaines K, and Roach S. 2011. Coral
karang yang diambil dari koloni hasil transplantasi Tree Nursery : An innovative Approach to
generasi pertama dan kedua juga memperlihatkan Growing Corals in an Ocean-Based Field
pertumbuhan yang baik sehingga dapat menjadi Nursery. Aquaculture, Aquarium, Conservation
sumber bibit bagi transplantasi selanjutnya. Tingkat & Legislation International Journal of the Bioflux
kelangsungan hidup lebih tinggi pada metode Society. AACL Bioflux Volume 4, Issue
gantung dari pada metode ikat. 4.http://www.bioflux.com.ro/aacl.
Pramelisari TA, Munasik, Wijayanti DP. 2012.
Ucapan Terima Kasih : Penulis mengucapkan
Pengaruh Perbedaan Ukuran Fragmen dan
terima kasih kepada DRPM Kementerian Riset,
Metode Transplantasi Terhadap Pertumbuhan
Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI yang telah
Karang Pocillopora damicornis di Teluk Awur,
mendanai penelitian ini dalam skema Penelitian
Jepara. Journal Of Marine Research. Volume 1,
Terapan.
Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 159-168. Online
di:
DAFTAR PUSTAKA
http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jmr.
Ali, A.M.T. dan Bakri, M. 2017. Pertumbuhan Reid, C, Marshall, J, Logan, D, dan Kleine, D. 2011.
Karang Jenis Acropora Tenuis yang Ditanam Terumbu Karang dan Perubahan Iklim. Coral
Pada Kedalaman Berbeda dengan Menggunakan Watch, The University of Queensland, Australia
272 hlm.
44 Ahmad Mustafa et al.
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 4, No. 1, 38-44, Januari 2020

Ricker WE. 1975. Computation dan interpretation of Suharsono, 2008. Bercocok Tanam Karang dengan
biological statistic of fish population. Bulletin of Transplantasi. LIPI Press, Jakarta p.23
Fish Research Board of Canada. 119:382. Suraji, Basuki R, Soemodinoto A, Susanto HA. 2015.
Sadarun B. 1999. Transplantasi Karang Batu Di Menuju Pengelolaan Efektif Kawasan Konservasi
Kepulauan Seribu, Teluk Jakarta. [Tesis]. Perairan di Indonesia : Metode Evaluasi
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Efektivitas Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir
Pertanian Bogor. 67p. dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K).
Sadarun B. 2000. Teknik Transplantasi Karang, Thamrin, 2006. “Karang” Biologi Reproduksi dan
BKSDA. Kupang. Ekologi. Minamandiri Pres, Pekanbaru.
Soedharma D. dan Arafat D. 2005. Perkembangan Yunus B.H. Wijayanti D.P., dan Sabdono A., 2013.
Transplantasi Karang di Indonesia. Soedharma Transplantasi Karang Acropora aspera dengan
D, M. F. Rahardjo,Ferinaldy, Sri Eko Susilawati, Metode Tali di Perairan Teluk Awur Jepara.
Dondy Arafat (Ed). Prosiding Seminar Bulen Oseanografi Marina Juli 2013. Vol 2 22-
Transplantasi. Bogor, 8 September 2005. Pusat 28.
Penelitian Lingkungan Hidup - Lembaga Yahyah, 2001. Transplantasi Karang Acropora sp di
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat – IPB. Teluk Maumere Kabupaten Sikka, NTT. Posteri
Soong K. and Chen T. 2003. Coral Transplantation: Pengda NTT, Maumere. 47 hal.
Regeneration and Growth of Acropora. Nugraha MH, Setiadeswan R, Rinaldi RF. 2017.
Fragments in a Nursery. Restoration Ecology. 1: Pemanfaatan Rubble Karang Jenis Acropora
62 –71. Branching Menjadi Tempat Hidup Biota Laut
Subhan B, Madduppa H, Arafat D, Soedharma D. Kembali Dan Sumber Pemasukan Masyarakat Di
2014. Bisakah Transplantasi Karangperbaiki Pulau Tunda, Banten. Prosiding Seminar
Ekosistem Terumbu Karang?. Risalah Kebijakan Nasional Ekosistem Perairan Teluk Lada dan
Pertanian dan Lingkungan 1(3):159-164. Pulau Tunda Tahun 2017.

Vous aimerez peut-être aussi