Vous êtes sur la page 1sur 6

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia….

Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di


http://kti-skripsi.com/

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan, persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang

perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan

aman. Selama masa kehamilan, ibu dan janin adalah unit fungsi yang tidak

terpisahkan. Kesehatan ibu hamil dan menyusui adalah persyaratan penting untuk

fungsi optimal dan perkembangan kedua bagian unit itu. Dalam menanti kelahiran

bayi, si ibu harus menyiapkan terlebih dahulu keadaan psikologinya dalam

menghadapi bayinya nanti, terutama dalam hal menyusui bayi (Widia, 2007)

Menyusui mengurangi resiko bayi terkena alergi, diare, intoleransi susu

hewan, infeksi saluran nafas, penyakit saluran cerna, radang paru-paru, infeksi

telinga dan radang selaput otak, mengurangi peluang bayi terkena diabetes dan

obesitas, serta membantu meningkatkan kecerdasan bayi. Selain itu menyusui

bayi sesegera mungkin setelah bayi lahir, juga memberikan keuntungan bagi ibu

yaitu rahim ibu cepat mengecil sehingga perdarahan setelah melahirkan berkurang

(Naya, 2007).

Pengalaman dalam upaya meningkatkan penggunaan Air Susu Ibu (ASI)

selama 15 tahun menunjukkan bahwa hambatan utama penggunaan ASI adalah

kurang sampainya pengetahuan yang benar tentang ASI dan menyusui pada para

ibu. ASI dan menyusui umumnya dianggap hal yang biasa yang tidak perlu di

pelajari, manajemen laktasi atau cara menyusui yang kurang tepat, adanya mitos-

mitos yang menyesatkan yang sering menghambat pemberian ASI (Roesli,

2000).
2

dr. Josep Budi, S.SPA mengatakan meskipun menyusui itu mudah, namun

ibu-ibu yang memiliki bayi harus tetap memahami teknik menyusui bayi yang

baik dan benar banyak ibu yang menyusui bayinya, namun tidak banyak yang

menyusui dengan sukses (Kelkes.biz, 2007).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dian Nursusanti Mahasiswi Akademi

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo tahun 2006 pada 32 orang

ibu post partum primipara di Puskesmas Sawoo Ponorogo Jawa Timur,

didapatkan teknik menyusui buruk 19 orang (59,38%), teknik menyusui baik 13

orang (40,62%), sedangkan hasil penelitian yang dilakukan Ria Puspita

Mahasiswi Poltekkes Tanjung Karang Prodi Kebidanan Metro tahun 2006 pada 17

ibu primipara di BPS CH. Sudilah Ganjar Agung Metro Barat, ditemukan 11

orang yang masih salah dalam melakukan teknik menyusui (61,9). Kesalahan

banyak terletak pada posisi menyusui dan langkah-langkah menyusui.

Masalah yang tersering dalam menyusui adalah Puting susu nyeri / lecet,

sekitar 57% dari ibu yang menyusui dilaporkan pernah menderita kelecetan pada

putingnya. Kebanyakan Puting nyeri atau lecet disebabkan oleh kesalahan dalam

teknik menyusui yaitu bayi tidak menyusu sampai kekalang payudara.

(Soetjningsih, 1997). Sering kali kegagalan menyusui disebabkan karena

kesalahan memposisikan dan melekatkan bayi (Suradi, 2008). Jika bayi tidak

melekat dengan sempurna atau anda mendekap bayi sedemikian rupa sehingga

menyebabkan puting menjadi nyeri, jika puting terus-menerus tergesek oleh lidah

atau langit-langit bayi puting dapat mengalami abrasi atau luka. Puting yang lecet

sangat menyakitkan dan dapat menyebabkan perdarahan, jika puting yang lecet

tidak segera diobati dapat menyebabkan mastitis dan abses di payudara. Selain
3

menyebabkan puting susu lecet teknik menyusui yang salah juga dapat

mengakibatkan ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI

selanjutnya atau bayi enggan menyusu (Ramaiah. S, 2007).

Kurangnya asupan ASI pada minggu pertama akan berdampak ikterus

pada bayi, karena ASI pada hari-hari pertama masih sedikit dan pengeluaran feses

sedikit sehingga meningkatkan sirkulasi enterohepatik. Menyusui dini sangat

penting agar bayi mendapat kolostrum yang sifatnya furgatif. Ibu disuruh untuk

menyusui lebih sering sehingga ASI lebih banyak dan pengeluaran feses lebih

lancar (IDI, 2006).

Berdasarkan hasil perhitungan data Sensus Nasional (2006), jumlah bayi

di Lampung sebanyak 167.857, yang diberi ASI eksklusif sebanyak 68.178

(40,62%). Target pencapaian ASI eksklusif sekitar 80%, jadi target yang belum

tercapai sekitar 39,38% (Dinkes Provinsi Lampung, 2006). Di Kabupaten

Tanggamus pada tahun 2006 jumlah bayi sebanyak 19.709 yang diberi ASI

eksklusif sebanyak 5.544 (28,13%), target yang belum tercapai sebanyak 51,87%

(Dinkes Provinsi Lampung, 2006). Tahun 2008 jumlah bayi di Kabupaten

Tanggamus meningkat sebanyak 20.135 bayi. Berdasarkan laporan Dinkes

Kabupaten Tanggamus pada triwulan pertama tahun 2008 terjadi peningkatan

presentasi cakupan ASI ekslusif, namun peningkatan ini tidak mancapai target.

Bayi yang diberi ASI ekslusif sebanyak 6.040 (30%) dan target yang belum

tercapai sebesar 50%. Sedangkan di Puskesmas Kota Agung dari 837 bayi, yang

diberi ASI ekslusif 146 (17,46%) dan target yang belum tercapai sebanyak

62,55% (Dinkes Kabupaten Tanggamus 2008)


4

Rendahnya pemberian ASI eksklusif menjadi pemicu rendahnya status gizi

bayi dan balita. Akibat pemberian ASI yang salah maka sekitar 6,7 balita atau

27,3% dari seluruh balita di Indonesia menderita kurang gizi, sebanyak 1,5 juta

diantaranya menderita gizi buruk (Wikio, 2008). Berdasarkan hasil perhitungan

data Susenas 2006, jumlah balita yang menderita kurang gizi sebanyak 53664

(10,63 %) yang menderita gizi buruk 14976 (10, 63%) di Kabupaten Tanggamus

jumlah balita yang menderita gizi kurang sebanyak 2427 (4,89%) yang menderita

gizi buruk 721 (1,45%) (Dinkes Lampung, 2006). Berdasarkan laporan puskesmas

Kota Agung pada triwulan pertama tahun 2008 jumlah balita yang menderita gizi

kurang sebanyak 14 balita dan gizi buruk sebanyak 37 balita.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai gambaran pelaksanaan teknik menyusui yang benar pada ibu

nifas, didukung dengan hasil pra survey yang dilakukan penulis pada tanggal 19

Maret – 21 Maret 2008 di RB Restu Bunda Kota Agung ditemukan 5 ibu post

partum yang sedang dirawat dan 2 ibu nifas yang melakukan kunjungan nifas, dari

7 ibu tersebut penulis melakukan observasi mengenai teknik menyusui yang benar

ditemukan hanya ada 1 yang dapat melakukan teknik menyusui yang benar dan 6

lainnya masih salah dalam melakukan teknik menyusui yang benar. Kesalahan itu

banyak terletak pada langkah-langkah menyusui terutama cara melepaskan

hisapan diakhir menyusui dan menyendawakan bayi. Sebagian besar ibu yang

melahirkan di RB Restu Bunda membawa anaknya ke Posyandu Melati untuk

memantau tumbuh kembang anaknya. Perkiraan ibu menyusui yang mengunjungi

Posyandu Melati pada bulan Juni sebanyak 20 – 25 orang.


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah ”Bagaimanakah Gambaran Pelaksanaan Teknik Menyusui

Pada Ibu Menyusui di Posyandu Melati Kota Agung Tanggamus?”

C. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah:

1. Jenis Penelitian : Deskriptif

2. Objek Penelitian : Pelaksanaan teknik menyusui

3. Subjek Penelitian : Ibu menyusui

4. Tempat Penelitian : Posyandu Melati Kota Agung

Tanggamus

5. Waktu Penelitian : 10 – 17 Juni 2008

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan

teknik menyusui pada ibu menyusui di Posyandu Melati Kota Agung

Tanggamus tahun 2008.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan teknik

menyusui pada ibu menyusui dilihat dari lama dan frekuensi menyusui.

b. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan teknik

menyusui pada ibu menyusui dilihat dari posisi menyusui yang benar.
6

c. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan teknik

menyusui pada ibu menyusui dilihat dari langkah-langkah menyusui

yang benar.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :

1. Ibu menyusui di Posyandu Melati

Informasi yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

pemahaman serta kesadaran ibu menyusui betapa pentingnya teknik

menyusui.

2. Tenaga Kesehatan di Posyandu Melati

Informasi yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan

masukan bagi bidan sehingga klien dapat mendapatkan pelayanan khususnya

mengenai teknik menyusui, diharapkan kinerja pelayanan yang diberikan

tenaga kesehatan diharapkan lebih baik.

3. Untuk Institusi Pendidikan

Sebagai dokumen dan sumber bahan bacaan untuk menambah wawasan

mahswa di Poltekkes Tanjung Karang Program Studi Kebidanan Metro

4. Peneliti lain

Sebagai bahan perbandingan dan masukan untuk melakukan penelitian

selanjutnya tentang pelaksanaan teknik menyusui pada ibu menyusui dengan

jenis penelitian lain atau penambahan variabel penelitian yang lebih lengkap

dengan metode penelitian yang berbeda.

Vous aimerez peut-être aussi