Vous êtes sur la page 1sur 6

ORIGINAL ARTICLE

Intisari Sains Medis 2019, Volume 10, Number 3: 557-562


P-ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084

Karakteristik gambaran sitologi pap-smear


sebagai tes skrining untuk lesi pra-kanker serviks
di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali CrossMark
Published by DiscoverSys
Putu Risky Yoga Pradnyana,1* Anak Agung Ayu Ngurah Susraini,2
I Gusti Ayu Sri Mahendra Dewi2

ABSTRACT

Background: Cervical cancer is the second most often cancer that fulfilled the inclusion criteria and does not meet the exclusion criteria.
occurs in women worldwide after breast cancer and as many as 84% Data were analyzed using SPSS version 20 for Windows.
of the cases occur in developing countries. Pap Smear is a screening Results: This study collected as many as 590 samples. Most of the pap
method that widely used for cervical cancer screening. The aim of the smear patients at Sanglah General Hospital Denpasar were 41-50 year
study is to obtain the characteristic data of pap smear cytology as a old group as many as 188 people (31.86%), most of the patients
pre-cervical cancer screening in Sanglah General Hospital 2016 – 2017 parities were nullipara parities as many as 324 people (54.92%),
period. most had no complaints as many as 261 people (44.24%) and most
Methods: This study was descriptive research with cross sectional of the pap smear cytology description was Reactive Cellular Changes
study design. The sampling technique is total sampling where the Associated with Inflammation (RCCI) as many as 261 people (44.64%).
research data comes from the cytology registration book results of Conclusion: Most of the respondents who underwent pap-smear test
the Anatomical Pathology Laboratory at Sanglah General Hospital as a screening step for pre-cancerous lesions had a cytological picture
Denpasar 1 January 2016 - 31 December 2017 period which has of Reactive cellular changes associated with Inflammation (RCCI)

Keywords: Precancer, Pap Smear, cervix, parity, cytology, screening


Cite This Article: Pradnyana, P.R.Y., Susraini, A.A.A.N., Dewi, I.G.A.S.M. 2019. Karakteristik gambaran sitologi pap-smear sebagai tes skrining
untuk lesi pra-kanker serviks di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali. Intisari Sains Medis 10(3): 557-562. DOI: 10.15562/ism.v10i3.461

ABSTRAK

Latar Belakang: Kanker serviks merupakan kanker nomor 2 yang RSUP Sanglah Denpasar periode 1 Januari 2016 – 31 Desember 2017
paling sering terjadi pada wanita di seluruh dunia setelah kanker yang telah memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria
payudara dan sebanyak 84% kasus kanker serviks terjadi di negara – eksklusi. Data dianalisis menggunakan SPSS versi 20 untuk Windows.
negara berkembang. Pap Smear merupakan metode skrining Hasil: Terkumpul sebanyak 590 sampel terbanyak terjadi pada
yang banyak digunakan untuk skrining kanker serviks. Tujuan dari kelompok 41-50 tahun sebanyak 188 orang (31,86%), memiliki
penelitian ini adalah untuk mengetahui data karakteristik gambaran jumlah paritas nullipara sebanyak 324 orang (54,92%), sebagian besar
sitologi pap smear sebagai skrining pre kanker serviks di RSUP Sanglah tidak memiliki keluhan sebanyak 261 orang (44,24%), dan dengan
1
Program Studi Sarjana tahun 2016 - 2017. gambaran sitologi pap smear Reactive cellular changes associated with
Kedokteran dan Profesi Dokter, Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan Inflammation (RCCI) sebanyak 261 orang (44,64%).
Fakultas Kedokteran, Universitas rancangan penelitian cross-sectional. Teknik pengambilan sampel Kesimpulan: Sebagian besar responden yang menjalani pap-smear
Udayana, Bali, Indonesia
2
SMF Patologi Anatomi, Fakultas berupa total sampling dimana data penelitian berasal dari buku sebagai langkah skrining untuk lesi pra kanker memiliki gambaran
Kedokteran, Universitas Udayana, registrasi sitologi hasil pemeriksaan Laboratorium Patologi Anatomi di sitologi Reactive cellular changes associated with Inflammation (RCCI)
RSUP Sanglah Denpasar, Bali,
Indonesia
Kata Kunci: Prekanker, Pap Smear, serviks, paritas, sitologi, skrining
*
Korespondensi: Cite Pasal Ini: Pradnyana, P.R.Y., Susraini, A.A.A.N., Dewi, I.G.A.S.M. 2019. Karakteristik gambaran sitologi pap-smear sebagai tes skrining untuk
Putu Risky Yoga Pradnyana, Program lesi pra-kanker serviks di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali. Intisari Sains Medis 10(3): 557-562. DOI: 10.15562/ism.v10i3.461
Studi Sarjana Kedokteran dan
Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana, Bali, Indonesia;
riskyyoga69@gmail.com PENDAHULUAN
Serviks merupakan bagian bawah dari uterus. keganasan terutama terjadi pada bagian mukosa
Diterima: 27-03-2019 Serviks ini berbentuk silindris. Serviks ini berada di serviks. Kanker ini pun dapat berkembang secara
Disetujui: 16-08-2019 ujung dari vagina, dan merupakan pemisah antara lokal pada serviks ataupun dapat menyebar ke bagian
Diterbitkan: 01-12-2019 uterus dan vagina. Serviks dapat mengalami suatu uterus ataupun organ-organ pada pelvis lainnya.

Open access: http://isainsmedis.id/ 557


ORIGINAL ARTICLE

Kanker serviks merupakan kanker genital yang lebih dini agar prognosis dari kanker serviks terse-
sangat sering terjadi pada wanita. Kanker serviks but menjadi lebih baik.
ini merupakan kanker yang disebabkan oleh infeksi Pap Smear merupakan metode skrining yang
virus Human papilloma virus (HPV) khususnya banyak digunakan untuk skrining kanker serviks.
serotipe 16 dan 18.1 Human papilloma virus tipe Pap smear dilakukan dengan mengambil sampel
16 ini merupakan virus yang pertama kali diiso- sitologi dari serviks untuk mendiagnosis kanker
lasi pada tahun 1983 dan telah dideklarasi sebagai serviks. Pemeriksaan pap smear dikatakan memi-
karsinogen pada manusia.2 Risiko untuk terkena liki akurasi dalam mendiagnosis hingga 98% dan
kanker serviks menjadi lebih tingi pada orang– memiliki tingkat spesifisitas mencapai 93%. Akan
orang yang melakukan hubungan seks dengan tetapi, pap smear masih mungkin memberikan hasil
banyak pasangan ataupun berhubungan seks negatif palsu. Dimana studi terdahulu menunjuk-
dengan orang yang telah mengidap neoplasia pada kan bahwa tes ini dapat memberikan kemungkinan
organ genitalnya. Karsinoma serviks ini memiliki false negatif sebesar 5%-15%.5,7 Dalam berbagai
banyak tipe berdasarkan histopatologinya, yaitu penelitian akurasi dari pap smear dalam mendi-
squamous cell carcinoma (keratinizing/non-ke- agnosis kanker serviks bervariasi, yaitu sensitifitas
ratinizing), endometrioid adenocarcinoma, clear hingga 98%, nilai prediksi positif + 80,2%, nilai
cell adenocarcinoma, adenosquamous carcinoma, prediksi negatif + 91,3% dan angka positif palsu
adenoid cystic carcinoma, small cell carcinoma, dan berkisar antara 3%-15%. Di Indonesia sendiri, dari
undifferentiated carcinoma.3 beberapa penelitian didapatkan bahwa sensitifitas
Di dunia, kanker serviks merupakan kanker pap smear mencapai 96,2%, nilai prediksi positif
nomor 2 yang paling sering terjadi pada wanita sebesar 62,5% dan nilai prediksi negatif sebesar
setelah kanker payudara.4 Di Amerika Serikat, 91,5%.
kanker serviks ini merupakan kanker nomor 4 Skrining pada kanker serviks ini sangatlah
yang terjadi pada wanita dan merupakan nomor 6 penting. Hal tersebut sangat mempengaruhi prog-
sebagai kanker wanita yang menyebabkan kema- nosis dari kanker serviks. Dengan diagnosis yang
tian. Menurut World Cancer Research Fund, pada lebih akurat dan mengetahui hasil dari skrining
tahun 2012 sebanyak 84% kasus kanker serviks tersebut diharapkan dapat menurunkan angka
terjadi di negara – negara berkembang. Hal tersebut kematian akibat kanker serviks dan dapat menjadi
menunjukkan bahwa sebagian besar kasus kanker suatu tindakan yang lebih dini untuk pemilihan
serviks tersebut berada di negara berkembang. Di terapi yang tepat jika terdiagnosis kanker serviks.
Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang, Selain itu, angka kejadian kanker serviks baik di
setiap tahunnya diperkirakan terdapat 40.000 luar negeri mapun di Indonesia selalu meningkat
jumlah kasus baru pada kanker serviks ini. Di dari tahun ke tahun. Belum banyak data peneli-
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sendiri, pada tian mengenai karakteristik gambaran sitologi Pap
tahun 2005, frekuensi kanker serviks mencapai Smear sebagai tes skrining untuk lesi prekanker
sebesar 76.2% diantara kanker pada organ genital serviks yang dilaporkan di Indonesia khususnya di
wanita lainnya. Pasien rata-rata datang dengan Bali. Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan
keadaan stadium lanjut yaitu pada stadium IIB-IVB di atas, maka penulis betujuan untuk mengetahui
yaitu sebanyak 66.4%.5 mengenai karakteristik gambaran sitologi pap
Tingginya angka kanker serviks dan tingginya smear sebagai tes skrining untuk lesi prekanker
angka kematian yang disebabkan kanker serviks serviks di RSUP Sanglah, Bali
membuat kita memerlukan tindakan yang preventif
terhadap kanker serviks tersebut. Dengan perilaku
METODE
seksual yang sehat dan skrining yang baik diharap-
kan dapat menurunkan angka dari kanker serviks. Penelitian deskriptif observasional dengan rancan-
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa gan penelitian potong lintang dilaksanakan pada
parameter laboratorium seperti penggunaan rasio Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Sanglah
neutrofil dan limfosit (NLR) dapat dipergunakan Denpasar, pada bulan September 2018 sampai
sebagai nilai prediktif dalam menentukan kega- dengan November 2018. Subyek penelitian dipilih
nasan kanker serviks dengan sensitivitas tinggi.6 dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi yaitu
Akan tetapi upaya skrining menggunakan pemer- pasien yang melakukan tes skrining pap smear
iksaan histopatologi seperti pap smear lebih sering yang terdata lengkap di catatan registrasi sitologi
dipergunakan masyarakat berkembang. Dengan hasil pemeriksaan Laboratorium Patologi Anatomi
dilakukan skrining pun, masyarakat dapat menjadi di RSUP Sanglah tahun 2016 – 2017. Serta tidak
tahu bagaimana keadaannya sehingga jika hasilnya memenuhi kriteria eksklusi yaitu data pasien
positif, masyarakat dapat melakukan terapi yang yang sudah pernah terdiagnosis suatu karsinoma,

558 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(3): 557-562 | doi: 10.15562/ism.v10i3.461
ORIGINAL ARTICLE

sudah pernah mendapat terapi karsinoma seperti kemudian dianalisis dengan bantuan software IBM
kemoradiasi, serta pasien dengan hasil pap smear SPSS Statistics 20 untuk di bahas secara deskriptif.
yang tidak adekuat untuk di evaluasi.
Teknik penentuan sampel yaitu total sampling.
HASIL
Jumlah sampel yang diambil adalah seluruh popu-
lasi yang ada hingga batas waktu yang ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel
Dimana pada penelitian ini peneliti mengambil dengan rentang usia ≤ 20 tahun merupakan kelom-
populasi yang melakukan skrining pap smear pada pok usia terendah dengan jumlah sampel sebanyak
tahun 2016 – 2017. Data berupa data sekunder tujuh orang (1.19%). Pada rentang usia 21–30 tahun
yang didapatkan dari data rekam medis pasien tercatat sebanyak 63 orang (10.68%). Selanjutnya
yang tercatat dalam buku registrasi hasil pemer- sebanyak 111 orang (18.81%) merupakan sampel
iksaan Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dengan rentang usia 31-40 tahun. Kelompok
Sanglah tahun 2016 – 2017. Adapun beberapa dengan rentang usia 41-50 tahun merupakan
kriteria karakteristik pemeriksaan sitologi pap kelompok yang terbanyak yakni sebanyak 188
smear yang dilakukan pada studi ini adalah: usia, orang (31.86%). Sebanyak 122 orang (20.68%)
paritas, keluhan, dan gambaran hasil sitologi yang tercatat pada kelompok dengan rentang usia 51-60
terbagi dalam data kategorikal dan ditampilkan tahun, sebanyak 76 orang (12.88%) tercatat pada
dalam bentuk persentase. Data yang diperoleh rentang usia 61-70 tahun, dan pada rentang usia
> 70 tahun tercatat sebanyak 23 orang (3.90%).
Hasil penelitian Distribusi Pasien yang Melakukan
Tabel 1  K
 arakteristik demografis pasien yang melakukan skrining Skrining Pap Smear di RSUP Sanglah Denpasar
pap smear berdasarkan usia, paritas, dan keluhan Tahun 2016 - 2017 berdasarkan Karakteristik Usia
Parameter Frekuensi (n=590) Persentase (%) dapat dilihat pada Tabel 1.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sampel
Usia
terbanyak memiliki jumlah paritas nullipara yaitu
≤ 20 tahun 7 1,19 sebanyak 324 orang (54.92%). Sebanyak 201 orang
21 – 30 tahun 63 10,68 (34.07%) memiliki jumlah paritas kurang dari tiga,
31 – 40 tahun 111 18,81 dan sebanyak 65 orang (11.02%) pada memiliki
jumlah paritas ≥ 3. Adapun data dari variabel pari-
41 – 50 tahun 188 31,86
tas pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.
51 – 60 tahun 122 20,68 Mayoritas sampel penelitian tidak memiliki kelu-
61 – 70 tahun 76 12,88 han, yaitu sebanyak 261 orang (44.24%). Sebanyak
> 70 tahun 23 3,90 240 orang (40.68%) lainnya mengeluh keluarnya
Paritas discharge, 21 orang (3.56%) mengeluh mengalami
perdarahan, 20 orang (3.39%) mengeluh keluarnya
Nullipara 324 54,92
discharge disertai perdarahan, 13 orang (2.20%)
<3 201 34,07 mengeluhkan keluarnya discharge disertai gatal, 12
≥3 65 11,02 orang (2.03%) mengeluh keluar discharge berbau,
Keluhan sembilan orang (1.53%) mengeluh keluarnya
Tak ada keluhan 261 44,24 discharge berbau disertai gatal, masing masing
lima orang (0.85%) mengeluh keluarnya discharge
Keluarnya discharge 240 40,68
berbau disertai perdarahan dan nyeri perut, dua
Perdarahan 21 3,56 orang (0.34%) hanya mengeluh gatal, serta masing
Gatal 2 0,34 masing satu orang (0.17%) mengeluh keluarnya
Nyeri perut bagian bawah 5 0,85 discharge dengan nyeri buang air kecil serta
Kehamilan + discharge 1 0,17
kehamilan disertai keluarnya discharge (Tabel 1).
Hasil pap smear berupa Reactive cellular changes
Discharge + perdarahan 20 3,39
associated with Inflammation ditemukan terbanyak
discharge + gatal 13 2,20 yaitu sebanyak 261 orang (44,24%), tidak terlalu
Discharge + berbau 12 2,03 berbeda pada kelompok Normal Cellular Findings
Discharge + nyeri buang air 1 0,17 yaitu sebanyak 125 orang (21,18%). Sebanyak
kecil 99 orang (16,78%) ditemukan adanya Athrophy,
Discharge + berbau + 5 0,85 34 orang (5,76%) dinyatakan dengan hasil Shift
perdarahan in flora suggestive of bacterial vaginosis, 22 orang
(3,73%) dinyatakan dengan Atypical squamous cells
Discharge + berbau + gatal 9 1,53
of undetermined significance (ASC-US), 19 orang

Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(3): 557-562 | doi: 10.15562/ism.v10i3.461 559
ORIGINAL ARTICLE

Tabel 2  D
 istribusi pasien yang melakukan skrining pap smear di RSUP Sanglah Denpasar
berdasarkan karakteristik hasil sitologi Bethesda 2014
Hasil Sitologi Bethesda 2014 Frekuensi (n=590) Persentase
Negative for intraepithelial lesion or malignancy 545 92.37
Non Neoplastic Findings 360 61,01
Atrophy 99 16,78
Reactive cellular changes associated with inflammation 261 44,24
Organism 60 10,17
Trichomonas Vaginalis 7 1,19
Fungal organisms (Candida sp.) 19 3,22
Shift in flora suggestive of bacterial vaginosis 34 5,76
Normal Cellular Findings 125 21,18
Epithelial Cell Abnormalities 45 7,63
Squamous Cell 45 7,63
Atypical squamous cell 40 6,78
Atypical squamous cells of undetermined significance (ASC-US) 22 3,73
Atypical squamous cells cannot exclude HSIL (ASC-H) 18 3,05
Low-grade squamous intraepithelial lesion (LSIL) 3 0,51
High-grade squamous intraepithelial lesion (HSIL) 2 0,34

(3,22%) dinyatakan dengan hasil Fungal organisms Penelitian ini juga menunjukkan bahwa jumlah
(Candida sp.), lalu 18 orang (3.05%) dinyatakan paritas tertinggi pada penelitian ini pada kelom-
dengan hasil Atypical squamous cells cannot exclude pok nullipara yaitu sebanyak 324 orang (54,92%),
HSIL (ASC-H), tujuh orang (1.19%) ditemukan sedangkan angka terendah terdapat pada kelom-
organisme Trichomonas vaginalis, dan tiga orang pok paritas ≥ 3 yaitu sebanyak 65 orang (11,02%).
(0.51%) dinyatakan dengan hasil Low-grade Hasil tersebut menunjukkan bahwa lebih dari
squamous intraepithelial lesion (LSIL), dan yang separuh dari total sampel keseluruhan belum
terendah ditemukan adalah hasil High-grade squa- pernah melakukan proses kelahiran. Hasil terse-
mous intraepithelial lesion (HSIL) yaitu sebanyak but memiliki sedikit perbedaan pada beberapa
dua orang (0.34%) (Tabel 2). penelitian sebelumnya. Menurut hasil penelitian
dari Wiwit Ade et  al di Kecamatan Tenayan Raya
Pekanbaru, jumlah paritas yang ditemukan pada
PEMBAHASAN
penelitian tersebut paling banyak pada kelompok
Hasil penelitian menunjukan karakteristik pasien paritas kurang dari tiga namun tidak nullipara.8
yang melakukan skrining pap smear di RSUP Begitu pula dengan penelitian oleh Fetty Try et al
Sanglah tahun 2016 - 2017 yang memiliki angka yang dilaksanakan di Kecamatan Marpoyan Damai
tertinggi yaitu pada rentang usia 41 – 50 tahun yaitu Pekanbaru juga mendapatkan hasil bahwa angka
sebanyak 188 orang (31,86%) dan yang terendah tertinggi yang ditemukan pada kelompok jumlah
sebanyak tujuh orang (1,19%) pada kelompok usia paritas kurang dari tiga namun tidak nullipara.9
≤ 20 tahun. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Hal tersebut terjadi karena peneliti mengambil
terdapat kesesuaian dengan penelitian yang sebel- sampel dari pasien RSUP Sanglah di Denpasar
umnya pernah dilakukan. Rentang usia 41-50 sedangkan pada penelitian sebelumnya mengambil
tahun tertinggi juga ditemukan pada penelitian sampel pada wanita pekerja seksual tidak langsung
di Puskesmas Tanah Kali Kedinding dan Rumah di Pekanbaru. Hal tersebut bisa saja terjadi karena
Sakit Mawadah Mojokerto tahun 2015.7 Selain itu perbedaan latar belakang pekerjaan diantara
menurut literatur dikatakan kanker serviks lebih populasi yang peneliti ambil, selain itu perbedaan
sering terdapat pada usia diatas 30 hingga 55 tahun, kebiasaan penggunaan kontrasepsi, tingkat pendi-
hal tersebut juga dapat menjadi alasan banyaknya dikan, serta keikutsertaan pada program Keluarga
wanita dengan usia 41 -50 tahun melakukan tes Berencana dapat menjadi alasan dari perbedaan
skrining pap smear. hasil yang didapatkan tersebut.

560 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(3): 557-562 | doi: 10.15562/ism.v10i3.461
ORIGINAL ARTICLE

Karakteristik pasien yang melakukan skrining pap pre kanker serviks pada tahun 2016 - 2017 yang
smear di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2016 - 2017 telah memenuhi syarat inklusi, diperoleh simpu-
berdasarkan karakteristik keluhan terbanyak adalah lan bahwa pasien yang melakukan skrining pap
tidak memiliki keluhan yaitu 261 orang (46,84%). smear di RSUP Sanglah Denpasar terbanyak
Hasil ini dapat memperlihatkan perbedaan dengan terjadi pada kelompok 41-50 tahun yakni seban-
beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelum- yak jumlah paritas 0 (nullipara), tidak memiliki
nya oleh A. Verma et al tahun 2017 yang dilakukan di keluhan, dan karakteristik gambaran sitologi
Himachal Pradesh, India menunjukkan bahwa kelu- yang paling banyak ditemukan adalah Reactive
arnya discharge merupakan keluhan terbanyak dari cellular changes associated with Inflammation
orang orang yang melakukan skrining pap smear (RCCI).
yaitu sebesar 57,5%.10 Pada penelitian lainnya yang
dilakukan oleh Mahadik et al tahun 2016 di Gujarat,
KONFLIK KEPENTINGAN
India, menunjukkan juga bahwa keluarnya discharge
merupakan keluhan terbanyak dengan persentase Penulis menyatakan bahwa tidak terdapat konflik
21,64% dari total sampel orang yang melakukan kepentingan dalam penulisan laporan hasil pene-
skrining pap smear yang diteliti.11 Hal tersebut litian ini.
bisa terjadi karena adanya perbedaan karakteristik
populasi tempat sampel diambil dimana sampel
ETIKA PENELITIAN
yang peneliti ambil berada di Indonesia, sedang-
kan sampel pada penelitian sebelumnya berada di Penelitian ini telah memperoleh persetujuan etik
India. Perbedaan kemajuan ekonomi kedua negara dari Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas
dan tingkat pengetahuan kedua negara juga dapat Udayana, Bali, Indonesia sebelum penelitian
menjadi alasan perdebadaan hasil pada populasi berjalan
yang peneliti lakukan.
Kemudian yang terakhir, hasil skrining sitologi
PENDANAAN
pap smear terbanyak yang ditemukan di RSUP
Sanglah pada tahun 2016 - 2017 pada kelom- Penulis bertanggung jawab mandiri terhadap
pok Reactive cellular changes associated with pendanaan penelitian tanpa melibatkan pihak
Inflammation yaitu sebanyak 261 orang (44,64%), sponsor maupun beasiswa.
dan kelompok High-grade squamous intraepithelial
lesion (HSIL) merupakan yang terendah yaitu dua
KONTRIBUSI PENULIS
orang (0,34%). Hasil tersebut sesuai dengan pene-
litian yang dilakukan oleh Mehmetoglu et al., yang Seluruh penulis memiliki kontribusi yang sama
dilakukan di Turkey pada tahun 2010, dimana pada dalam penulisan artikel penelitian ini baik dari
penelitian tersebut juga ditemukan jumlah yang tahap pengumpulan data, analisis data penelitian,
dinyatakan dengan hasil Reactive cellular changes hingga laporan hasil penelitian.
due to Inflammation merupakan yang tertinggi
dengan persentase 67,2% dan High-grade squa-
DAFTAR PUSTAKA
mous intraepithelial lesion (HSIL) merupakan yang
terendah dengan persentase 0,6%.12 Pada penelitian 1. Steben M, Duarte-Franco E. Human papillomavirus infec-
tion: epidemiology and pathophysiology. Gynecol Oncol.
lainnya yang dilakukan di Puskesmas Tanah Kali 2007;107(2 Suppl 1):S2-5.
Kedinding dan Rumah Sakit Mawadah Mojokerto 2. Gillison ML, Castellsagué X, Chaturvedi A, Goodman MT,
tahun 2015 terdapat sedikit perbedaan dimana Snijders P, Tommasino M, et al. Eurogin Roadmap: com-
parative epidemiology of HPV infectionand associated
angka tertinggi terdapat pada kelompok Negative cancers of the head and neck and cervix. Int J Cancer. 2014
for Intraepithelial Lesion or Malignancy dengan Feb 1;134(3):497-507.
persentase 86,4%, namun terdapat kesamaan pada 3. Wiebe E, Denny L, Thomas G. Cancer of the cervix uteri.
Int J Gynaecol Obstet. 2012;119 Suppl 2:S100-9.
kelompok yang memiliki angka terendah yaitu 4. Prat J. Pathology of cancers of the female genital tract. Int J
pada kelompok High-grade squamous intraepithe- Gynaecol Obstet. 2015;131 Suppl 2:S132-45.
lial lesion (HSIL) dengan persentase 0%.7 5. Rasjidi I. Epidemiologi Kanker Serviks. Indonesian
Journal of Cancer. 2009;3(3):103–108.
6. Prabawa IPY, Bhargah A, Liwang F, Tandio DA,
Tandio AL, Lestari AAW, et al. Pretreatment Neutrophil-
SIMPULAN to-Lymphocyte ratio (NLR) and Platelet-to-Lymphocyte
Ratio (PLR) as a Predictive Value of Hematological
Berdasarkan hasil penelitian karakteristik gamba- Markers in Cervical Cancer. Asian Pac J Cancer Prev.
ran sitologi pap smear sebagai skrining terhadap 2019;20(3):863-868.

Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(3): 557-562 | doi: 10.15562/ism.v10i3.461 561
ORIGINAL ARTICLE

7. Mastutik G, Alia R, Rahniayu A, Kurniasari N, Rahaju AS, 11. Mahadik JD, Patel S, Gupta S, Patel AS, Ramani PR.
Mustokoweni S. Skrining Kanker Serviks dengan Epithelial abnormalities on Pap smear in Postmenopausal
Pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Tanah Kali Kedinding Women: A two-year hospital-based study. International
Surabaya dan Rumah Sakit Mawadah Mojokerto. Majalah Journal of Medical Science and Public Health.
Obstetri & Ginekologi. 2015;23(2):54-60 2017;6(2):365–371.
8. Deas P, Ade W, Sofian A. Gambaran hasil pemeriksaan 12. Mehmetoglu HC, Sadikoglu G, Ozcakir A. Bilgel N. Pap
sitologi serviks wanita pekerja seksual tidak langsung pada smear screening in the primary health care setting: A study
Hotspot X Kecamatan Payung Sekaki Pekanbaru Putri. from Turkey. North American Journal of Medical Sciences.
Jom FK. 2016;3(1):1–14. 2010;2(10):467–472.
9. Rahmadani FT, Ade W, Sofian A. Gambaran Hasil Sitologi
Serviks Wanita Pekerja Seksual Tidak Langsung Pada
Hotspot X Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru. Jom
FK. 2016;3(2):1-12
10. Verma A, Verma S, Vashist S, Attri S, Singhal A. A study
on cervical cancer screening in symptomatic women This work is licensed under a Creative Commons Attribution
using Pap smear in a tertiary care hospital in rural area
of Himachal Pradesh, India. Middle East Fertility Society
Journal. 2017;22(1):39–42.

562 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(3): 557-562 | doi: 10.15562/ism.v10i3.461

Vous aimerez peut-être aussi