Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
AUDIT STRUKTUR
SEBAGAI SOLUSI MENCEGAH
KEGAGALAN STRUKTUR BANGUNAN
Multidisciplinary Consultant - Engineers - Architects
qies_nusantara_konsultan
Qies Nusantara
www.qies.co.id
Apa itu Audit Struktur ?
Structural Audit is an overall health and performance checkup of a building like a
doctor examines a patient. It ensures that the building and its premises are safe and
have no risk. It analyses and suggests appropriate repairs and retrofitting measures
required for the buildings to perform better in its service life.
11
Mengapa diperlukan Audit Struktur ?
SPECIFIC INSPECTION 12
Mengapa diperlukan Audit Struktur ?
13
Kapan diperlukan Audit Struktur ?
Seperti yang tercantum dalam Undang-undang No. 77 “Revised Bye-Laws of
Cooperative Housing Societies”, Audit Struktur dilakukan :
• 5 tahun sekali untuk bangunan dengan umur antara 15 sampai dengan 30 tahun
• 3 tahun sekali untuk bangunan dengan umur di atas 30 tahun
Selain dari peraturan di atas, Audit Struktur juga perlu dilakukan pada bangunan yang
secara visual mengalami kerusakan, muncul defect, retak, lendutan, kebocoran,
kemiringan untuk pencegahan dan keperluan lainnya seperti antisipasi dari efek
gempa, beban layan, penambahan lantai, renovasi, penambahan beban dan
sebagainya.
Bangunan Yang Perlu Audit Struktur
Audit Struktur dilakukan pada bangunan secara umum meliputi bangunan gedung, jembatan, workshop, pabrik,
dermaga dan bangunan sipil lainnya.
Bangunan yang perlu dilakukan Audit Struktur :
• Bangunan yang secara visual terlihat adanya defect, kerusakan, retak struktur, spalling concrete, kebocoran,
adanya lendutan, penurunan bangunan, kemiringan bangunan
• Pencegahan bangunan terhadap Gempa
• Bangunan dengan Penambahan Beban dan Penambahan Lantai
• Bangunan dengan Perubahan Fungsi
• Bangunan yang kurang pemeliharaan (maintenance)
• Bangunan yang diragukan mutu material eksisting
• Bangunan dengan Perubahan Sistem Struktur
• Bangunan untuk memenuhi perijinan seperti Sertifikat Laik Fungsi
• Bangunan baru sebelum dihuni
• Bangunan yang akan direnovasi arsitektur dan MEP
• Bangunan yang ingin meningkatkan Service Life Time-nya
• Perubahan Code/Peraturan Bangunan seperti Peraturan Gempa Terbaru
Berapa Lama Waktu Audit Struktur ?
Waktu Pekerjaan Audit Struktur tergantung dari Luas Bangunan, Jumlah Lantai, Ketersediaan
As Built Drawing, Tersedia Soil Test Data, Item Pekerjaan Audit, Lokasi Bangunan, Akses dan
sebagainya.
Secara Pengalaman PT. QIES Nusantara Konsultan selama 5 tahun Fokus di Audit Struktur
dan sudah mengaudit > 200 Bangunan di Indonesia, waktu yang diperlukan untuk melakukan
Audit Struktur (Review Dokumen, Visual Survey dan Pengujian Lapangan, Analisis Struktur dan
Rekomendasi Perbaikan/Perkuatan) :
• Estimasi 2 Minggu sampai dengan 1 Bulan untuk Bangunan Kecil sampai Bangunan
Sedang
• Estimasi Maksimal 1 sampai 2 Bulan untuk Bangunan Tinggi atau Jumlah Lebih dari 4
Bangunan
Noted :
Untuk bangunan yang diperlukan tinjauan pondasi, tidak ada data as buit drawing dan soil test
(tes tanah), maka akan dilakukan soil test seperti deep boring dan sondir, penggalian pondasi,
pengujian pondasi, maka otomatis waktu pengerjan lebih lama estimasi minimal 1 bulan.
Lingkup Pekerjaan Audit Struktur ?
1. SURVEY INSTASIONAL, KOORDINASI DAN REVIEW DOKUMEN
Kegiatan meliputi koordinasi dengan pihak terkait untuk menentukan arah kegiatan dan
proses singkronisasi rencana kegiatan yang berhubungan dengan perijinan dan
koordinasi wilayah pemeriksaan pada Bangunan, review dokumen dan data eksisting
Bangunan dari pihak pengelola Bangunan.
Dokumen-dokumen teknis struktur yang dimiliki oleh pemilik Bangunan sangat penting
untuk dicermati sebelum dilakukan pemeriksaan. Data-data yang bersumber pada
dokumen tersebut harus diverifikasi dengan pemeriksaan lapangan bila dianggap perlu.
Sementara data-data penting yang tidak tersedia harus dapat diperoleh melalui
pemeriksaan lapangan. Dokumen teknis struktur antara lain:
• Dokumen-dokumen dan gambar-gambar perencanaan
• Dokumen-dokumen dan gambar-gambar pelaksanaan (As-built-drawing)
• Dokumen-dokumen sertifikat bahan dan hasil uji bahan
Bila As Built Drawing tidak tersedia, Perlu Dilakukan Redrawing Struktur dan Arsitektur
Lingkup Pekerjaan Audit Struktur ?
2. VISUAL INSPECTION (PEMERIKSAAN VISUAL)
Pemeriksaan visual dilakukan terhadap elemen-elemen bangunan dan kondisi lingkungannya,
dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi mengenai struktur bangunan.
Pemeriksaan visual dilakukan dengan menggunakan indera penglihatan untuk memeriksa
setiap elemen-elemen struktur, yang kemudian setiap jenis elemen struktur serta lokasi akan
didokumentasikan.
DIAGONAL CRACK
Penyebab utama retak diagonal pada
kolom beton adalah daya dukung kolom
terhadap beban yang tidak memadai;
penampang tidak cukup dan baja
tulangan tidak memadai.
Tipe Retak Pada Struktur Kolom
HORIZONTAL CRACK
Sebagian besar terjadi di pertemuan
balok-kolom, dan pada permukaan kolom
di mana tegangan tarik besar. Retak
terjadi karena pengaruh gaya geser dan
beban langsung serta lentur uniaksial.
SPLITTING CRACKS
Splitting Cracks pada kolom beton bertulang adalah retakan vertikal paralel pendek
dengan lebar tidak seragam. Kolom dengan tulangan baja tidak mencukupi, dan kualitas
beton rendah rentan mengalami jenis retakan semacam ini. Splitting Cracks pada kolom
beton merupakan awal mula mencapai kapasitas beban maksimumnya.
Tipe Retak Pada Struktur Balok
SHEAR CRACK
Retak pada balok beton karena peningkatan tegangan geser muncul di dekat tumpuan
dinding atau kolom. Retak ini membentuk pola 45 derajat.
Tipe Retak Pada Struktur Balok
Umumnya balok di bagian atas tertutup oleh pelat, sehingga bagian atas balok tidak
terkena dampak lingkungan. Namun, Bagian bawah balok terpapar ke lingkungan dan jika
selimut beton tidak cukup melindungi tulangan baja, maka korosi tulangan baja terjadi.
Jadi, retakan akibat korosi tulangan baja muncul di bagian bawah balok.
Tipe Retak Pada Struktur Balok
Retakan sejajar dengan tulangan utama jika terjadi korosi pada balok
Retak ini juga muncul karena korosi tulangan tetapi pada permukaan bawah balok. Ini
tampak sejajar dengan tulangan utama di bagian bawah.
Penyebab korosi ini juga karena selimut beton yang melindungi tulangan tidak memadai
yang mengarah pada korosi tulangan utama.
Tipe Retak Pada Struktur Balok
Flexural Cracks
Retak akibat peningkatan tegangan lentur pada balok muncul di tengah bentang balok
dengan pola retak membentuk sudut 45 derajat terhadap horizontal karena momen lentur
maksimum pada titik itu.
Jika tulangan yang disediakan tidak cukup, tegangan lentur meningkat dan mengarah pada
peningkatan defleksi pada tengah bentang balok.
Tipe Retak Pada Struktur Balok
Retak pada balok akan muncul di bagian atas jika balok over reinforced. Dalam hal
tulangan over reinforced, balok memiliki kapasitas untuk menanggung tegangan lentur
yang lebih tinggi, tetapi pada saat yang sama, jika tulangan atas yang disediakan tidak
cukup untuk menahan tegangan tekan, bagian atas balok akan retak.
Tipe Retak Pada Struktur Pelat Beton
Retak pada pelat beton bertulang akibat Korosi Tulangan Retak pada pelat beton bertulang karena
(retak sejajar dengan tulangan baja) susut beton
Tipe Retak Pada Struktur Pelat Beton
Retak pada pelat beton bertulang akibat meningkatnya Retak pada pelat beton bertulang karena
beban pada pelat sulphate attack
Tipe Retak Pada Struktur Pelat Beton
Pengujian Covermeter
Non Destructive Test (NDT)
• Ultrasonic Thickness Test (Ketebalan Dimensi Profil Baja)
Pengukuran ketebalan suatu bahan (Thickness Material Gauge) dilakukan guna
mengetahui seberapa besar nilai pendekatan ketebalan pada suatu material. Alat
ini dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa kecepatan rambat gelombang yang
melalui suatu media padat bergantung pada sifat-sifat elastik media padat tersebut.
Standar yang dipakai dalam pengujian ini adalah:
• ASTM E 797 - 95 Standard Practice for Measuring Thickness By Manual
Ultrasonic Pulse Contact Method
• EN 15317 Non-destructive testing, Ultrasonic testing, Characterization and
verification of ultrasonic thickness measuring equipment
Non Destructive Test (NDT)
Pengujian Hardness/Brinell
Destructive Test (DT)
• Halfcell Potential Test (Pengujian Korosi Tulangan Baja)
Metode pengukuran half-cell potential biasanya melibatkan pengukuran kekuatan tulangan relatif
terhadap rujukan penempatan half-cell pada permukaan beton. Pada pengujian half-cell biasanya
digunakan tembaga/tembaga sulfat atau perak/sel perak klorida atau kombinasi lainnya. Beton
berfungsi sebagai elektrolit dan resiko korosi tulangan di dekat lokasi pengujian, dapat terkait
secara empiris pada perbedaan pengukuran potensial. Pada beberapa kondisi, pengukuran yang
bermanfaat dapat diperoleh antara dua half-cell pada permukaan beton. Teknik ini biasa
digunakan untuk penilaian ketahanan beton bertulang dimana diprediksi terjadi korosi tulangan.
Sondir Test
Boring Log/Deep Boring
(Menentukan jenis dan sifat-sifat tanah/soil properties)
Pengujian Boring Log/Deep Boring bertujuan untuk :
• Mengetahui susunan lapisan tanah pendukung secara visual dan terperinci.
• Mengambil sample tanah terganggu (disturbed sample) lapis demi lapis
sampai kedalaman yang diinginkan untuk deskripsi dan klasifikasi tanah
(visual soil classification) dan juga digunakan sebagai bahan pengujian
laboratorium.
• Mengambil sample tanah tak terganggu (undisturbed sample) untuk bahan
pengujian di laboratorium.
• Melaksanakan pengujian standard penetration test (SPT) setiap interval 2
meter.
• Mengamati dan melaksanakan pengukuran kedalaman muka air tanah
(Ground Water Level disingkat GWL).
Boring Log/Deep Boring
(Menentukan jenis dan sifat-sifat tanah/soil properties)
Pada sewaktu pengeboran lobang bor dilindungi dengan casing agar tidak
terjadi kelongsoran sehingga diperoleh hasil pengeboran yang baik dimana
contoh tanah (sample) tidak terganggu oleh tanah longsoran. Untuk tanah
lunak (soft soil) pengeboran harus dilakukan dengan casing berputar, drilling
rod dan ujung casing diberi mata bor. Bila ditemui tanah keras maka
pemboran harus dilakukan dengan diamond bit.
Hasil pengujan pengeboran dengan alat bor mesin pada lubang bor berupa
deskripsi tanah (jenis tanah, warna, kadar air, plastisitas dan
kekakuan/kepadatan) secara visual menurut kedalaman lobang bor dapat
dilihat seperti pada tabel drilling / boring LOG (Deskripsi Tanah Lobang Bor
Mesin),
Boring Log/Deep Boring
(Menentukan jenis dan sifat-sifat tanah/soil properties)
Analisis Struktur dilakukan dengan bantuan Software FEA seperti Etabs, SAP2000,
Midas dan sebagainya.
CODE/STANDARD
• Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain (SNI-
1727- 2013)
• Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan
Non Gedung (SNI-1726-2019)
• Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017 (ISBN 978-602-5489-01-3)
• Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung dan Penjelasan (SNI 2847
2019)
• Spesifikasi Untuk Gedung Baja Struktural (SNI-1729-2015)
ANALISIS STRUKTUR
ANALISIS STRUKTUR
ANALISIS STRUKTUR
REKOMENDASI PERBAIKAN/PERKUATAN
Setelah dilakukan hasil visual, pengujian lapangan dan analisis struktur diperoleh
kesimpulan dan rekomendasi perbaikan/perkuatan bila diperlukan.
Adapun rekomendasi perbaikan/perkuatan dalam dunia konstruksi ada beberapa
metode yang dapat dilakukan sebagai berikut :
Strengthening/Perkuatan Struktur :
• Concrete Jacketing
• Steel Plate Bonding/H-Beam
• Fiber Reinforced Polymer
CONCRETE REPAIR BY PATCHING METHOD
Proses Patching
Mixing Epoxy Mortar
Pembersihan area aplikasi patching
CONCRETE REPAIR BY GROUTING METHOD
Keunggulan
• Meningkatkan Kekakuan Struktur
• Untuk memenuhi syarat Strong
Column-Weak Beam
• Meningkatkan Kapasitas Struktur
• Biaya Relatif Murah
Kelemahan :
- Pekerjaan cukup rumit
- Mengurangi keindahan arsitektur
- Ruang semakin sempit dan menambah beban mati struktur
- Mobilisasi sulit
- Masalah dilekatan beton baru dan beton lama
STRENGTHENING BY STEEL PLATE BONDING/H-BEAM
Keunggulan Kelemahan :
• Meningkatkan Kekakuan Struktur - Pekerjaan cukup rumit
• Biaya Relatif Murah - Mengurangi keindahan arsitektur
• Mengubah Sistem Struktur - Ruang semakin sempit dan menambaha beban mati
- Mobilisasi sulit
STRENGTHENING BY FIBER REINFORCED POLYMER (FRP)
Keunggulan
- Mobilisasi material sangat mudah
- Meningkatkan kapasitas struktur
- Tidak memerlukan peralatan khusus
- Memiliki kuat tarik lebih tinggi dibandingkan
- Pekerjaan lebih bersih dan tidak berisik
dengan baja
- Tidak memerlukan waktu
- Pekerjaan sangat praktis dan cepat
shutdown/waktu shutdown singkat
- Dapat diaplikasikan di lokasi yang sempit
- Bergaransi
STRENGTHENING BY FIBER REINFORCED POLYMER (FRP)
Kelemahan :
- Biaya relatif mahal
- Membutuhkan tenaga khusus FRP
SUMBER DAN REFERENSI