Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. Pengertian
Perkataan vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar. Pengertian
vertigo adalah : sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya,
dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat
keseimbangan tubuh Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja,
melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus,
unstable), otonomik (pucat, peluh dingin, mual, muntah) dan pusing. Dari
(http://www.kalbefarma.com).
B. Etiologi
1. Lesi vestibular :
o Fisiologik
o Labirinitis
o Menière
o Obat ; misalnya quinine, salisilat.
o Otitis media
o “Motion sickness”
o “Benign post-traumatic positional vertigo”
2. Lesi saraf vestibularis
o Neuroma akustik
o Obat ; misalnya streptomycin
o Neuronitis
o vestibular
3. Lesi batang otak, serebelum atau lobus temporal
o Infark atau perdarahan pons
o Insufisiensi vertebro-basilar
o Migraine arteri basilaris
o Sklerosi diseminata
o Tumor
o Siringobulbia
o Epilepsy lobus temporal
Menurut (http://www.kalbefarma.com)
1. Penyakit Sistem Vestibuler Perifer :
o Telinga bagian luar : serumen, benda asing.
o Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta
akuta, otitis media dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma, rudapaksa
dengan perdarahan.
o Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan
vaskular, alergi, hidrops labirin (morbus Meniere ), mabuk gerakan,
vertigo postural.
o Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor.
o Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli
posterior inferior, tumor, sklerosis multipleks.
2. Penyakit SSP :
o Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia,
hipertensi kardiovaskular, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan
insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik, blok
jantung.
o Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses, lues.
o Trauma kepala/ labirin.
o Tumor.
o Migren.
o Epilepsi.
3. Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor medula adrenal,
keadaan menstruasi-hamil-menopause.
4. Kelainan psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi, fobia.
5. Kelainan mata: kelainan proprioseptik.
6. Intoksikasi.
C. Patofisiologi
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat
kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler
atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat
keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-
jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan
vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor
vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling
besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil
kontribusinya adalah proprioseptik.
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan
tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan
diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih
lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh
dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya
terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral
dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau
berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala
vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak
adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness,
ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya (http://www.kalbefarma.com).
D. Klasifikasi Vertigo
1. Vertigo paroksismal
Yaitu vertigo yang serangannya datang mendadak, berlangsung beberapa menit
atau hari, kemudian menghilang sempurna; tetapi suatu ketika serangan tersebut
dapat muncul lagi. Di antara serangan, penderita sama sekali bebas keluhan.
Vertigo jenis ini dibedakan menjadi :
o Yang disertai keluhan telinga :
Termasuk kelompok ini adalah : Morbus Meniere, Arakhnoiditis
pontoserebelaris, Sindrom Lermoyes, Sindrom Cogan, tumor fossa cranii
posterior, kelainan gigi/ odontogen.
o Yang tanpa disertai keluhan telinga :
Termasuk di sini adalah : Serangan iskemi sepintas arteria
vertebrobasilaris, Epilepsi, Migren ekuivalen, Vertigo pada anak (Vertigo
de L’enfance), Labirin picu (trigger labyrinth).
o Yang timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi :
Termasuk di sini adalah : Vertigo posisional paroksismal laten, Vertigo
posisional paroksismal benigna.
2. Vertigo kronis
Yaitu vertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa (Cermin Dunia
Kedokteran No. 144, 2004: 47) serangan akut, dibedakan menjadi:
o Yang disertai keluhan telinga : Otitis media kronika, meningitis Tb,
labirintitis kronis, Lues serebri, lesi labirin akibat bahan ototoksik, tumor
serebelopontin.
o Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, ensefalitis pontis, sindrom pasca
komosio, pelagra, siringobulbi, hipoglikemi, sklerosis multipel, kelainan
okuler, intoksikasi obat, kelainan psikis, kelainan kardiovaskuler, kelainan
endokrin.
o Vertigo yang dipengaruhi posisi : Hipotensi ortostatik, Vertigo servikalis.
3. Vertigo yang serangannya mendadak/akut, kemudian berangsur-angsur
mengurang, dibedakan menjadi :
o Disertai keluhan telinga : Trauma labirin, herpes zoster otikus, labirintitis
akuta, perdarahan labirin, neuritis n.VIII, cedera pada auditiva
interna/arteria vestibulokoklearis.
o Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis, sindrom arteria
vestibularis anterior, ensefalitis vestibularis, vertigo epidemika, sklerosis
multipleks, hematobulbi, sumbatan arteria serebeli inferior posterior.
D. Manifestasi klinik
Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan
lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat
dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan
kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan
selaput tipis.
E. Pemerikasaan Penunjang
1. Pemeriksaan fisik :
o Pemeriksaan mata
o Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
o Pemeriksaan neurologik
o Pemeriksaan otologik
o Pemeriksaan fisik umum.
2. Pemeriksaan khusus :
o ENG
o Audiometri dan BAEP
o Psikiatrik
3. Pemeriksaan tambahan :
o Laboratorium
o Radiologik dan Imaging
o EEG, EMG, dan EKG.
F. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi kausal
2. Terapi simtomatik
3. Terapi rehabilitatif.
A. Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat
o Letih, lemah, malaise
o Keterbatasan gerak
o Ketegangan mata, kesulitan membaca
o Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.
o Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau
karena perubahan cuaca.
2. Sirkulasi
o Riwayat hypertensi
o Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.
o Pucat, wajah tampak kemerahan.
3. Integritas Ego
o Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu
o Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi
o Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala
o Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik).
4. Makanan dan cairan
o Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju,
alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog,
MSG (pada migrain).
o Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)
o Penurunan berat badan
5. Neurosensoris
o Pening, disorientasi (selama sakit kepala)
o Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.
o Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.
o Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis.
o Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore
o Perubahan pada pola bicara/pola pikir
o Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.
o Penurunan refleks tendon dalam
o Papiledema.
6. Nyeri/ kenyamanan
o Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain,
ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis.
o Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.
o Fokus menyempit
o Fokus pada diri sendiri
o Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.
o Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.
7. Keamanan
o Riwayat alergi atau reaksi alergi
o Demam (sakit kepala)
o Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis
o Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).
8. Interaksi sosial
o Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan
dengan penyakit.
9. Penyuluhan / pembelajaran
o Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga
o Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein. Kontrasepsi oral/hormone,
menopause.
C. Intervensi
Diagnosa Keperawatan 1. :
Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan syaraf,
vasospasme, peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri yang
dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan posisi, perubahan pola tidur, gelisah.
Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri.
Rasional : Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
Anjurkan klien istirahat ditempat tidur.
Rasional : istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri.
Atur posisi pasien senyaman mungkin
Rasional : posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan
otot serta mengurangi nyeri.
Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam
Rasional : relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih nyaman.
Kolaborasi untuk pemberian analgetik.
Rasional : analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi
lebih nyaman.
Diagnosa Keperawatan 2. :
Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi, metode
koping tidak adekuat, kelebihan beban kerja.
Tujuan : koping individu menjadi lebih adekuat
Kriteria Hasil :
Mengidentifikasi prilaku yang tidak efektif
Mengungkapkan kesadaran tentang kemampuan koping yang di miliki.
Mengkaji situasi saat ini yang akurat
Menunjukkan perubahan gaya hidup yang diperlukan atau situasi yang tepat.
Intervensi :
Kaji kapasitas fisiologis yang bersifat umum.
Rasional : Mengenal sejauh dan mengidentifikasi penyimpangan fungsi fisiologis
tubuh dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
Sarankan klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Rasional : klien akan merasakan kelegaan setelah mengungkapkan segala
perasaannya dan menjadi lebih tenang.
Berikan informasi mengenai penyebab sakit kepala, penenangan dan hasil yang
diharapkan.
Rasional : agar klien mengetahui kondisi dan pengobatan yang diterimanya, dan
memberikan klien harapan dan semangat untuk pulih.
Dekati pasien dengan ramah dan penuh perhatian, ambil keuntungan dari kegiatan
yang dapat diajarkan.
Rasional : membuat klien merasa lebih berarti dan dihargai.
Diagnosa Keperawatan 3. :
Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi dan kurang
mengingat ditandai oleh memintanya informasi, ketidak-adekuatannya mengikuti
instruksi.
Tujuan : pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses
pengobatan.
Kriteria Hasil :
Melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatu tindakan.
Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimen
perawatan.
Intervensi :
Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.
Rasional : megetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan
keluarga tentang penyakitnya.
Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.
Rasional : dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan
keluarganya akan merasa tenang dan mengurangi rasa cemas.
Diskusikan penyebab individual dari sakit kepala bila diketahui.
Rasional : untuk mengurangi kecemasan klien serta menambah pengetahuan klien
tetang penyakitnya.
Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah
diberikan.
Rasional : mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai
keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.
Diskusikan mengenai pentingnya posisi atau letak tubuh yang normal
Rasional : agar klien mampu melakukan dan merubah posisi/letak tubuh yang
kurang baik.
Anjurkan pasien untuk selalu memperhatikan sakit kepala yang dialaminya dan
faktor-faktor yang berhubungan.
Rasional : dengan memperhatikan faktor yang berhubungan klien dapat
mengurangi sakit kepala sendiri dengan tindakan sederhana, seperti berbaring,
beristirahat pada saat serangan.
C. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien
dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan
melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Carpenito, 1999:28)
Tujuan Pemulangan pada vertigo adalah :
DAFTAR PUSTAKA
I. BIODATA
Identitas Klien
Nama : Ny. M
Umur : 47 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : PNS (Dinas Pendidikan )
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar / Indonesia
Alamat : Jl. Murakata No.48 Barabai Komp.DPR ).
No RMK : 770 / 05
Tanggal MRS : 10 Maret 2005
Tanggal Pengkajian : 11 Maret 2005
Diagnosa Medis : Vertigo
Penanggung Jawab : PT. ASKES
II.RIWAYAT PENYAKIT
Nyeri kepala hebat dan rasa pusing disertai muntah dan sesak napas
± 1 hari sebelum MRS pada siang hari sewaktu klien berada dtempat kerja tiba-tiba
merasakan nyeri kepala hebat yang disertai Pusing rasa perputar di ikuti dengan muntah,
mual serta sesak napas. Kemudian klien minum obat analgetik dan Obat gastritis tetapi
hanya sedikit ada ada kemajuan, yakni masih terjadi Pusing rasa berputar dan muntah
namun sesak napasnya sudah hilang. Kemudian oleh keluarga klien dibawa
RSUD.H.Dammn Huri barabai dan di sarankan untuk menjalani opname di Rg. Jamrud
RSUD.H.Daman Huri Barabai.
Menurut penuturan klien dan keluarga klien pernah dirawat di RSUD Ulin Banjarmasin
karena Penyakit jantung kroner dan hyperklestrol dan klien menjalani pengobatan rutin
dan kontrol secara teratur ke Poliklinik RSUD Ulin Banjarmasin. Hingga sampai saat ini
tidak ada lagi keluhan tentang penyakit tersebut Klien tidak ada riwayat hypertensi, DM
asma, maupun batuk-batuk yang lama.
Dalam keluarga klien tidak pernah menderita penyakit seperti klien (Vertigo), tetapi ada
keluarga riwayat menderita hypertensi yaitu orang tua (ayah & ibu) klien. Keluarga klien
tidak ada riwayat DM, asma maupun batuk-batuk yang lama.
III.PENGKAJIAN FISIK
Bentuk kepala simetris, kulit kepala cukup bersih, warna rambut hitam beruban, distribusi
merata, tidak ada lesi maupun peradangan. Terdapat jaringan parut (bekas operasi) pada
daerah temporal dekstra . Bentuk leher simetris, tidak terdapat pembesaran vena
jugularis, kelenjar limfe atau thyroid, pergerakan leher cukup baik, klien mengeluh nyeri
kepala sebelah kanan (skala nyeri 2), nyeri dirasakan seperti ditindih / tumpul dan
mendalam serta terus menerus dan klien tampak meringis apabila serangan nyerinya tiba;
otot wajah
pada waktu senyum otot wajah kanan lebih terangkat dari pada otot wajah kiri (gangguan
N. VII).tidak simetris
3. Mata
Keadaan mata bersih, konjungtiva tidak anemis, pupil isokor kiri dan kanan dengan
diameter 3 mm, pupil miosis bila melihat cahaya, sklera tidak ikterik, pergerakan bola
mata dapat bergerak bebas, tidak terdapat nyeri. Visus OD : 1/~; VOS : 6/60 (gangguan
N.II dekstra).
Bentuk simetris, tidak terdapat epitaksis, tidak ada lesi, tidak terdapat polip, tidak
terdapat sekret yang keluar, tidak ada nyeri maupun peradangan. Fungsi penciuman klien
baik, terbukti klien dapat membedakan bau alkohol dan bau balsem.
Bentuk telinga luar simetris, tidak ada cairan yang keluar dari liang telinga, tidak terdapat
perdarahan, peradangan ataupun lesi, klien mampu berkomunikasi dan mengikuti
pembicaraan perawat.
6. Mulut
Hygiene cukup baik. Mukosa mulut tidak kering, lidah cukup bersih, bibir klien tidak
kering, tidak terdapat caries. Klien dapat bicara dengan jelas.
7. Dada
Bentuk simetris, kebersihan cukup, dada berkembang sama antara kiri dan kanan ,
frekuensi 20 x/menit. Pada palpasi : fremitus focal simetris, perkusi : bunyi sonor, tidak
terdapat wheeze maupun ronchi dan bunyi nafas bronchovesikuler.
8. Abdomen
Keadaan abdomen secara umum bersih, tidak ada ditemukan pembesaran hati , limfa
,vena abdomen , tidak ada nyeri tekan , bising usus (+).
9. Ekstremitas
Secara keseluruhan hygiene cukup bersih, tidak terdapat kelemahan pada tangan dan
tungkai., pergerakan terbatas; karena masih terpasang infus, tonus otot pada ekstremitas
kiri dan kanan baik.
55
55
10.Kulit
Secara umum keadaan kulit bersih, turgor kulit baik terbukti cepat kembali dalam waktu
< 2 detik , tidak ada ikterus atau sianosis , tidak terdapat lesi dan tekstur kulit halus.
1. Nutrisi
Di rumah :
Makan 3 x sehari , dengan jenis nasi putih, sayur dan lauk pauk, klien mempunyai
riwayat alergi dengan ayam dan telor. Klien minum 8 - 10 gelas sehari dengan jenis air
putih dan teh.
Di rumah sakit :
Makan 3 x sehari dengan diet Nasi Biasa , makanan yang disediakan dapat dihabiskan
semuanya. Minum 6 - 9 gelas / hari dengan jenis air putih dan teh, tidak ada masalah
dalam makan.
2. Eliminasi
Faeces / BAB.
Kebiasaan BAB klien sebelum sakit maupun saat sakit 1 kali sehari. Konsistensi padat
dengan warna kuning. Tidak ada masalah dalam defekasi.
Pemeriksaan Fisik :
Abdomen : Struktur simetris, bising usus (+) dengan frekuensi 11 x/menit, tidak terdapat
nyeri tekan.
Urine / BAK.
Sebelum Sakit :
Klien biasa BAK 2-4 kali/hari dengan warna kuning jernih.
Saat Sakit :
Klien BAK 2-4 kali/hari dengan warna kuning muda dan klien tidak menggunakan alat
bantu untuk BAK.
Pemeriksaan Fisik :
Ginjal tidak teraba dari luar, tidak ada distensi blast.
Sebelum Sakit :
Klien biasa tidur malam ± 6-7 jam sehari. Dan klien tidur siang ± 1-2 jam sehari.
Saat Sakit :
Selama dirawat klien tidur malam ± 5-6 jam dan tidur siang ± 1-2 jam. Klien merasa
segar setelah bangun dari tidur, tidak terdapat lingkaran hitam disekitar mata.
4. Personal Hygiene
Sebelum sakit
Klien biasa mandi 2x sehari dan ganti pakaian 2 kali sehari. Menggosok gigi 3 x sehari.
Saat sakit
Dalam perawatan dirinya klien dapat melakukan sendiri tapi dengan bantuan dari
keluarganya karena pergerakan (sebelah tangan kirinya terpasang infus ), ia mandi 2 x
sehari, gosok gigi 2 x sehari (sehabis makan) dan ganti pakaian 2 x sehari.
5. Psiko- Sosial
Klien dapat menyesuaikan diri dengan perawat. Komunikasi lancar, klien mau
bekerjasama dengan perawat dalam pelaksanaan perawatan selama di rumah sakit.
Hubungan sosial klien baik, terbukti dengan banyaknya keluarga klien yang mengunjungi
dan mendampingi klien selama klien dirawat di RS.
6. Spiritual.
Klien seseorang yang beragama Islam. Klien biasa sholat 5 waktu. Selama dirawat klien
tidak bisa melaksanakan sholat dan klien hanya bisa berdo’a dan berdzikir kepada Allah
SWT demi kesembuhan penyakitnya saat ini.
Therapi :
o IVF D5 / RL 20 tts/menit.
o Mertigo 3 x 1 Tablet
o Ulsikur 3 x 1 ampul.
o Roklunit 3 x 1 ampul.
o Bravoedin 3 x 100 mg.
1.
Jum,at
11-3-2005.
DS: Klien menyatakan mau pulang hari ini , karena pusing dan mualnya sudah hilang
2.
Jum,at
11-3-2005.
DS:Klien mengatakan
tidak Tahu tentang
penyebab, tanda dan
gejala serta
penceghanpenyakitnya.
- Klien mengatakan baru
pertama kali
mengalami penyakit
seperti dideritanya
sekarang.
DO: Klien tampak bisa
merawat dirinya
sendiri., Kelihatan
bersih.
- Klien bingung bila
ditanyakan tentang
penyakit dan
penyebabnya.
Klien belum pernah sebelumnya mengalami(Vertigo )
Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang
Penyakit Vertigo.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1.
Jum,at
11-3-2005
Cemas sehubungan dengan Kurangnya pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang Penyakit
Vertigo
Jangka pendek :
Jangka Panjang :
Klein mengerti
dan dapat menghin
darifaktor-faktor
pencetus Vertigo
- Berikan pendidikan
kesehatan
1. Kaji tingkat
pengetahuan pasien
tentang penyakit vertigo
2. Jelaskan pada pasien tentang
prinsif dan cara perawatan
bila terjadi serangan
vertigo dirumah
3. Berikan pengetahuan
tentang deteksi dini/
mengenali tanda- tanda dan
pencetus serangan Vertigo,
Menjelaskan/memperkenalkan penyakit pertigo.
- Penyuluhan
kesehatan
pada umumnya
dan mengenai
penyakit Vertigo
pada khususnya.
- Klein sangat antusias mendengarkan penjelasan tentang pengakitnya
- Klein dapat menjawab pertanyaan atau mengulang hal-hal penting mengenai penjelasan
mengenai penyakit yang dirasakannya
SATUAN ACARA PENYULUHAN
VERTIGO
8. Deskripsi singkat :
Vertigo adalah suatu keadaan dimana penderita mengalami sensasi pergerakan berupa
sensasi gerak bumi berputar (objektif) atau merasa diri berputar (subjektif).Yang
disebabkan oleh banyak faktor kelainan, dan vertigo dibagi menjadi beberapa macama
yaitu :
Vertigo Kronik : berlangsung tidak menentu dan mempunyai dasar psikogenik
Vertiga spontan dan berlangsung lama : yang disebabkan oleh depresi fungsi
vestibular.
Vertigo spontan ber ulang : disebabkan oleh adanya lesi pada system bestibular.
Bertigo Sikap : dicetuskan oleh adanya gerakan kepala.
Vertigo Aibat tekanan dalam telinga : disebabkan oleh adanya sumbatan serumen
didalam liang telinga.
7. Metode : Ceramah dan Tanya jawab
8. Kegiatan :
NO KEGIATAN WAKTU PENYAJI AUDIENCE
1 Pembukaan
- mengucapkan salam
- memperkenalkan diri
- penjelasan topik 3 menit
Mengucapkan salam
- memperkenal kan
diri
- memberikan
penjelasan topik
-membalas salam
-memperhatikan dan mendengarkan
-memperhatikan dan mendengarkan
2 Penjelasan materi
- pengertian Vertigo
- penyebab dan pencetus terjadi Vertigo
- tanda dan gejala Vertigo
- penatalaksanaan Vertigo di rumah
- pencegahan Vertigo di rumah 10 menit
Menjelaskan materi
Memperhatikan dan mendengarkan
3 Penutup
- diskusi
- evaluasi
- kesimpulan
2 menit
- memberikan jawaban
- memberikan pertanyaan
- memberikan kesimpulan
- memberikan
pertanyaan
- memberikan
jawaban
- memperhatikan
dan
mendengarkan