Vous êtes sur la page 1sur 8

Jurnal Penelitian Ilmu Komputer, System Embedded & Logic

p-ISSN: 2303-3304, e-ISSN: 2620-3553


6 (1): 1 - 8 (Maret 2018)

Metode Per Connection Classifier Untuk Implementasi


Load Balancing Jaringan Internet

Yoga Pangestu 1, Didik Setiyadi 1, Fata Nidaul Khasanah 2,*


1
Sistem Informasi; Institut Sains dan Teknologi Pradita; Scientia Business Park,
Summarecon Serpong, Jalan Boulevard Gading Serpong Blok O/1, Kelapa Dua, Banten –
15810, Indonesia, Telp. (021) 29673618; e-mail: yogapangestu@gmail.com,
didiksetiyadi@yahoo.com
2
Teknik Informatika; STMIK Bina Insani; Jalan Siliwangi No.6 Rawa Panjang Bekasi
Timur 17114 Indonesia. Telp. (021) 824 36 886 / (021) 824 36 996. Fax. (021) 824 009 24; e-
mail: fatanidaul@gmail.com

* Korespondensi: e-mail: fatanidaul@gmail.com

Diterima: 5 Februari 2018; Review: 19 Februari 2018; Disetujui: 5 Maret 2018

Abstract

Communication needs is crucial due to the progress and development of data communication
technology that is growing rapidly. In meeting the needs of data communication technology
must be wise in choosing an Internet Service Provider (ISP) which we will use. Using two or
more ISP can be the solution to meet the needs of the internet at the Office. Load balancing is
one of the routing techniques can take advantage of some of the ISP to be used simultaneously
or if other ISP backing up each other down or troubled. However, there are a variety of methods
that can be used, one of which is the method Per Connection Classifier (PCC). PCC can be
used to classify the traffic connection through router mikrotik into several groups. So that the
router will remember the path that passed early traffic connections and on subsequent packets
that are still associated with the connection will initially passed on the same lines as well. Based
on the research results show that the proposed load balancing techniques make the burden of
traffic on each ISP or gateway will be in balance so that the bandwidth usage for more efficient
and capable of accelerating the network connection the Internet. In addition the proposed
techniques help network connection failover internet connection problems occur in order not to
fail or a link down on one of the ISP.

Keywords: Failover, Load Balancing, Per Connection Classifier, Routing

Abstrak

Kebutuhan komunikasi sangat penting seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi
komunikasi data yang semakin berkembang pesat. Dalam memenuhi kebutuhan akan teknologi
komunikasi data, administrator jaringan harus bijak dalam memilih Internet Service Provider
(ISP) yang akan kita gunakan. Menggunakan dua ISP atau lebih dapat dijadikan solusi untuk
memenuhi kebutuhan internet. Load balancing merupakan salah satu teknik routing yang dapat
memanfaatkan beberapa ISP untuk dapat digunakan secara bersamaan atau saling
membackup jika ISP lainnya down atau bermasalah. Ada berbagai metode yang dapat
digunakan, salah satunya adalah metode Per Connection Classifier (PCC). PCC dapat
digunakan untuk mengelompokan trafik koneksi yang melalui router mikrotik menjadi beberapa
kelompok, sehingga router akan mengingat jalur yang dilewati diawal trafik koneksi dan pada
paket-paket selanjutnya yang masih berkaitan dengan koneksi awalnya akan dilewatkan
pada jalur yang sama juga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik load balancing yang
diusulkan menjadikan beban traffic pada masing-masing ISP atau gateway seimbang sehingga
dalam pemakaian bandwidth lebih efisien dan mampu mempercepat koneksi jaringan internet.

1
Yoga Pangestu, Didik Setiyadi, Fata Nidaul Khasanah

Selain itu diusulkan pula teknik failover yang membantu koneksi jaringan internet agar tidak
terjadi koneksi gagal atau link down pada salah satu jalur ISP.

Kata kunci: Failover, Load Balancing, Per Connection Classifier, Routing, Mikrotik

1. Pendahuluan
Saat ini komunikasi tidak mengenal batasan ruang dan waktu, sehingga teknologi
networking menjadi kebutuhan penting dalam berbagai bidang. Jasa layanan internet atau
yang lebih dikenal dengan Internet Service Provider (ISP) juga saling berkompetisi untuk
memberikan layanan terbaik bagi user nya dalam rangka memenuhi kebutuhan penting akan
komunikasi data. Namun, banyak user yang mengeluh perihal masalah gangguan koneksi
yang kerap kali terjadi. Adapun masalah-masalah tersebut meliputi permasalahan bandwidth
yang tidak sesuai, koneksi lambat atau intermitten, pemakaian traffic overload sampai ke
putusnya koneksi jaringan tersebut. Meskipun user sudah menggunakan dua atau lebih jalur
koneksi jaringan internet, namun itu bukanlah merupakan solusi terbaik. Teknik Load
Balancing bisa menjadi pilihan bagi para konsumen untuk meminimalisir gangguan koneksi
tersebut.
Load balancing merupakan teknik yang dimanfaatkan untuk mendistribusikan beban
traffic pada dua atau lebih jaluk koneksi secara seimbang. Hal ini bertujuan agar traffic dapat
berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari
overload. Teknik Load balancing dengan metode Per Connection Classifier (PCC) merupakan
salah satu metode yang dapat digunakan. PCC digunakan untuk mengelompokan traffic
koneksi yang melalui router menjadi beberapa kelompok, sehingga router akan mengetahui
jalur gateway yang dilewati diawal traffic koneksi dan pada paket-paket selanjutnya yang
masih berkaitan dengan koneksi awalnya; selanjutnya akan dilewatkan pada jalur gateway
yang sama[Bhayangkara and Riadi, 2014]. Peningkatan kecepatan akses internet diperoleh
dengan menggunakan squid proxy server dimana halaman situs website yang sudah pernah
diakses akan tersimpan dalam cache, sehingga user selanjutnya akan lebih cepat dalam
mengakses halaman website secara penuh [Khasanah, 2017]. Untuk single ISP, bisa
menggunakan Mobile Syncing Owncloud untuk aplikasi keamanan pertukaran data serta
aplikasi-aplikasi lain yang berjalan di traffic yang stabil [Siregar and Rahmanto, 2017].
Ketika lalu lintas dalam keadaan padat dikarenakan banyak pengguna yang
mengakses internet secara bersamaan dan gangguan dari ISP. Maka diperlukan ISP
cadangan untuk memberikan dukungan sebagai jalur akses utama yang dapat memindahkan
jalur akses secara otomatis dengan teknik failover [Pambudi and Muslim, 2017]. Teknik ini
memiliki kemampuan dalam memindahkan jalur akses secara otomatis apabila salah satu ISP
down [Pambudi and Muslim, 2017].
Tujuan dari penelitian ini untuk meminimalkan gangguan koneksi dalam bandwidth
traffic yang mungkin terjadi sehingga penggunaan jaringan internet menjadi lebih stabil dan
mudah dikontrol.

2. Metode Penelitian
Kerangka pemikiran yang dijadikan acuan dalam penelitian dituangkan dalam diagram
alur (flow diagram) pada Gambar 1.
Tahapan yang digunakan dalam penelitian meliputi: Pertama, Analysis: Pada tahapan
ini penulis melakukan analisa dengan sistem yang sudah berjalan dan mengumpulkan data-
data dari hasil capture di masing masing ISP, setelah itu mencari solusi agar permasalahan
overload traffic dan link down yang terjadi dapat tersolusikan. Dalam hal ini penulis mengambil
solusi load balancing dengan metode PCC. Kedua, Design: Setelah tahapan analisis telah di
lakukan dan mendapat solusi, penulis membuat desain topologi untuk di implementasikan ke
dalam load balancing dengan metode PCC, dan setelah tahap desain topologi sudah selesai
kemudian penulis memberikan IP address pada masing-masing interface. Ketiga, Simulation
Prototyping: Dalam tahapan simulasi penulis tidak menggunakan aplikasi atau tools networking
seperti packet tracert atau GNS3 dikarenakan untuk perangkat mikrotik pada kedua tools
tersebut tidak ada atau belum support. Penulis juga menggunakan aplikasi PuTTY untuk dapat
mengconsole langsung pada perangkat mikrotik dan mencoba mensimulasikannya. Keempat,
Implementations: Tahapan ini penulis mengimplementasikan hasil analisa, desain serta
2 Jurnal Piksel 6(1): 1-8 (Maret 2018)
Metode Per Connection…

simulasi yang sudah di lakukan, dengan menjelaskan tahapan-tahapan untuk membangun load
balancing dengan metode PCC. Kelima, Monitoring: Tahap monitoring merupakan tahapan
setelah selesai melakukan implementasi dan mencoba me-monitoring dengan bentuk traffic
yang ter-capture pada masing-masing interface. Keenam, Management: Tahap terakhir,
penulis membuat sistem failover agar dalam sistem load balancing dalam saling membackup
dan tidak terjadi waktu downtime saat salah satu link down (terputus).

Sumber: Hasil Penelitian (2017)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

3. Hasil dan Pembahasan


Kebutuhan manusia terhadap informasi telah menjadikan internet suatu sarana untuk
mendapatkan informasi yang aktual dan real time dari suatu peristiwa. Semakin tingginya
permintaan terhadap informasi yang ada di internet akan berbanding lurus dengan tingginya
pengiriman paket-paket data yang ada. Dan hal ini juga akan mempengaruhi tingkat kecepatan
akses data melalui internet.
Berdasarkan hasil analisa kondisi jaringan yang sedang berjalan memfungsikan dua
jaringan atau lebih sebagai mainlink dan backup link saja, hal tersebut kurang efisien
Jurnal Piksel 6(1) : 1-8 (Maret 2018) 3
Yoga Pangestu, Didik Setiyadi, Fata Nidaul Khasanah

dikarenakan jaringan yang sebagai backup link terkadang tidak digunakan karena mainlink
masih bisa di gunakan, sehingga setiap bulan harus membayar tagihan jaringan yang tidak
dipergunakan (backup link). Dan sering kali terjadi masalah ketika mainlink yang digunakan
sedang full traffic karena keterbatasan bandwidth yang di sewa. Namun, link sebagai backup
tidak bisa di pergunakan untuk membantu koneksi jaringan mainlink, akibatnya link menjadi
lambat dan sering terjadi transaksi gagal.

Sumber: Hasil Penelitian (2017)

Gambar 2. Topologi Jaringan Berjalan

Aplikasi Winbox dan speedtest.com digunakan untuk menganalisa dengan me-


monitoring traffic pada jaringan internet. Ini sangat diperlukan untuk melihat kondisi
pemakaian saat koneksi jaringan internet yang sedang digunakan serta melihat bandwidth
yang di dapat oleh masing masing ISP. Gambar 3 merupakan hasil analisa traffic yang terjadi
ketika koneksi jaringan internet sedang penuh atau sedang banyak digunakan pada ISP 1 dan
pada ISP 2 kosong karena status link tidak digunakan. Hal ini lah yang menyebabkan sering
terjadi link lambat dan tidak efisien dalam penyewaan bandwidth pada ISP.

Sumber: Hasil Penelitian (2017)

Gambar 3. Pengujian Saat Traffic Full


4 Jurnal Piksel 6(1): 1-8 (Maret 2018)
Metode Per Connection…

Berdasarkan analisa traffic jaringan yang telah dilakukan, maka penelitian ini
mengusulkan implementasi load balancing. Dengan usulan diharapkan mampu memaksimalkan
penyewaan koneksi jaringan internet pada ISP, mengefisiensikan dana yang di keluarkan untuk
menambah koneksi jaringan internet, dan meminimalisir terjadinya overload pada salah satu
jalur ISP agar tidak ada permasalahan seperti gagal transaksi atau transaksi terputus.
Tahap design atau perancangan merupakan tahapan yang bertujuan untuk mengatasi
permasalahan yang ada. Dari data-data yang didapatkan dari tahap analisis, tahap
perancangan ini akan mengikuti rancangan topologi existing atau topologi yang sudah ada
karena dari segi topologi sudah sesuai namun hanya di sisi konfigurasi dan sistem saja yang
harus di perbaiki agar load balancing dapat bekerja dengan baik.

Sumber: Hasil Penelitian (2017)

Gambar 4. Topologi Jaringan Baru

Jurnal Piksel 6(1) : 1-8 (Maret 2018) 5


Yoga Pangestu, Didik Setiyadi, Fata Nidaul Khasanah

Tahap simulasi atau uji coba terhadap sistem yang telah dirancang dengan
menggunakan bantuan software. Tahap simulasi bertujuan untuk melihat kinerja awal dari
jaringan yang akan dibangun, memperkecil resiko kegagalan dan akan dijadikan sebagai bahan
pertimbangan sebelum jaringan benar-benar akan di implementasikan. Adapun tujuan dari
dibuatnya prototype antara lain memprediksi apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam
proses implementasi dan memperkecil resiko kegagalan saat proses pembangunan dan
implementasi sistem pada lingkungan jaringan yang sesungguhnya. Pada tahap simulasi
menggunakan aplikasi PuTTY untuk membantu melakukan simulasi. Dengan cara langsung
meng-console perangkat mikrotik routerOS. Karena untuk tools networking seperti packet
tracert dan GNS3 tidak memiliki perangkat mikrotik dan sulit ketika melakukan simulasi load
balancing.
Setelah load balancing dengan metode PCC sudah diimplementasikan tahap
selanjutnya dalam pengembangan sistem NDLC yaitu tahap monitoring. Dalam tahap tersebut
penulis akan melakukan pengujian sejauh mana sistem yang telah dibangun dapat berjalan
dalam mengoptimalisasi kinerja dari jaringan tersebut. Dalam melakukan monitoring sistem
menggunakan tools yang terdapat pada winbox untuk melihat traffic dari masing masing ISP,
dan pengujian dengan melakukan download file dengan melihat kondisi traffic yang melewati
kedua gateway ISP untuk mengetahui hasil pembagian atau penyeimbangan beban dan
kecepatan koneksi, apakah hasil dari implementasi PCC load balancing memberikan hasil yang
optimal atau tidak.

Sumber: Hasil Penelitian (2017)

Gambar 5. Hasil Pengujian Load Balancing

Berdasarkan hasil monitoring dapat disimpulkan bahwa dari capture traffic pada
masing-masing ISP saat download file terlihat telah memaksimalkan bandwidth pada masing
masing ISP. Parameter yang dilihat dari kedua traffic di interface adalah besar rata-rata
penyebaran dari tiap-tiap gateway ISP. Pada interface ISP-1 dan interface ISP-2 terlihat
besar packet dan bytes yang telah dilewati.

6 Jurnal Piksel 6(1): 1-8 (Maret 2018)


Metode Per Connection…

Sumber: Hasil Penelitian (2017)

Gambar 6. Hasil Monitor Rata-rata Penyebaran Packet

Berikut data perbandingan penyetaraan kecepatan sesudah dan sebelum


menggunakan teknik load balancing melalui hasil monitoring dari masing masing gateway ISP
dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2..

Tabel 1. Hasil Monitoring Sebelum Menggunakan Load Balancing


ISP 1 ISP 2
File Size Kecepatan/30sec
Download Upload Download Upload

1 2 Mbps 149,1 kbps - -

2 2 Mbps 123,5 kbps - -

3 2 Mbps 156,9 kbps - -

4 2 Mbps 94,7 kbps - -

5 2 Mbps 99,7 kbps - -

6 2 Mbps 83,4 kbps - -


77.920 MB
7 2 Mbps 78,1 kbps - -
8 2 Mbps 113,5 kbps - -
9 2 Mbps 101,9 kbps - -
10 2 Mbps 90,2 kbps - -
11 2 Mbps 80,6 kbps - -
12 2 Mbps 91,5 kbps - -
13 2 Mbps 180 kbps - -

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

Selain mengusulkan teknik load balancing, penelitian ini juga menambahkan suatu
kebijakan (policy) yang bertujuan agar sistem yang dibangun berjalan dengan baik dan dapat
berlangsung lama dan unsur reliability terjaga. Kebijakan yang diusulkan dalam penelitian ini
yaitu menambahkan teknik failover dan blocking situs website yang berkoneten negatif.

Jurnal Piksel 6(1) : 1-8 (Maret 2018) 7


Yoga Pangestu, Didik Setiyadi, Fata Nidaul Khasanah

Tabel 2. Hasil Monitoring Setelah Menggunakan Load Balancing


ISP 1 ISP 2
File Size Kecepatan/30sec
Download Upload Download Upload
1 2 Mbps 64,6 kbps 1027,7 kbps 29,1 kbps
2 2 Mbps 170,6 kbps 1018,2 kbps 30,2 kbps
3 2 Mbps 149,2 kbps 1034,4 kbps 28,6 kbps
4 2 Mbps 45 kbps 1027,7 kbps 29,2 kbps

77.920 MB 5 2 Mbps 46 kbps 1064,2 kbps 30,7 kbps


6 2 Mbps 88 kbps 1057,8 kbps 27,6 kbps
7 2 Mbps 60,9 kbps 1051 kbps 26,6 kbps
8 2 Mbps 60,4 kbps 685,1 kbps 16,8 kbps
9 2 Mbps 74,9 kbps 1010,7 kbps 37,2 kbps
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

Teknik failover ini cukup penting ketika menginginkan adanya koneksi jaringan internet
yang handal, dan dapat meminimalisir downtime. Adapun untuk perintah yang di gunakan untuk
membuat konfigurasi failover sudah di sampaikan sebelumnya pada bagian konfigurasi. Dalam
konfigurasi ini penulisan menggunakan “Distance” sebagai routing decision bagi mikrotik untuk
memilih jalur yang akan dilalui.

Sumber: Hasil Penelitian (2017)

Gambar 5. Hasil Pengujian Teknik Failover

4. Kesimpulan
Dengan diimplementasikannya teknik load balancing beban traffic pada masing-masing
ISP atau gateway, traffic akan menjadi seimbang sehingga pemakaian bandwidth lebih efisien.
Teknik load balancing mampu mempercepat koneksi jaringan internet. Dengan diterapkannya
teknik failover akan membantu koneksi jaringan internet agar tidak terjadi permasalahan
koneksi gagal atau link down pada salah satu jalur ISP.

Daftar Pustaka

Bhayangkara FJ, Riadi I. 2014. Implemetasi Proxy Server dan Load Balancing Menggunakan
Metode Per Connection Classifier (PCC) Berbasis Mikrotik (Studi kasus : Shmily.net). Sarj.
Tek. Inform. 2: 1206–1217.
Khasanah FN. 2017. Performa Kecepatan Akses Internet Dengan Squid Proxy Server Pada
Ubuntu Server 10.10. Informatics Educ. Prof. 2: 11–18.
Pambudi R, Muslim MA. 2017. Implementasi Policy Base Routing dan Failover Menggunakan
Router Mikrotik untuk Membagi Jalur Akses Internet di FMIPA Unnes. J. Teknol. dan Sist.
Komput. 5: 57.
Siregar S, Rahmanto H. 2017. Implementasi Mobile Syncing Owncloud Sebagai Media Storage
Menggunakan Sistem Operasi Berbasis Open Source. PIKSEL 5: 33–41.

8 Jurnal Piksel 6(1): 1-8 (Maret 2018)

Vous aimerez peut-être aussi