Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
?
?
?
Pelingkupan merupakan suatu proses awal untuk menentukan lingkup permasalahan dan
mengidentifikasi dampak penting (hipotesis) yang terkait dengan rencana kegiatan. Pelingkupan
umumnya dilakukan melalui tiga tahap yaitu identifikasi dampak potensial, evaluasi dampak potensial
dan klasifikasi dan prioritas dampak penting.
eskripsi rencana
kegiatan
Rona lingkungan
hidup
AMPAK PENTING PRIORITAS AMPAK
AMPAK POTENSIAL
HIPOTETIK PENTING
Kegiatan lain di
sekitarnya
Saran, tanggapan dan
pendapat masyarakat
Identifikasi dampak Evaluasi dampak Klasifikasi dan
potensial potensial prioritas
Identifikasi dampak potensial dilakukan dengan cara pengamatan lapangan (observasi), konsultasi
dan diskusi dengan para pakar, instansi bertanggung jawab, dan masyarakat yang berkepentingan,
penelaahan pustaka atau metode lain yang dapat dipertanggung jawabkan. Matriks sederhana, bagan
alir dan lain-lain dapat disajikan sebagai pelengkap.
Metode yang digunakan dalam studi ini adalah adalah matrik interaksi sederhana, sehingga terlihat
hubungan sebab akibat (G G) antara komponen kegiatan dengan komponen lingkungan
yang akan terkena dampak. Uraian interaksi dampak potensial antara komponen kegiatan dengan
komponen lingkungan terkena dampak di bawah ini.
c ccc
c c
cc
c
# $
#
%
"&$"
'#
%
Pada tahap pra konsruksi diprakirakan dari kegiatan (% dan $
"&& $ akan berdampak terhadap sikap dan persepsi masyarakat. Kegiatan survey
lapangan akan menimbulkan kekhawatiran masyarakat apakah lahannya akan terkena pembebasan
dan nilai ganti rugi jika lahannya akan terkena pembebasan. ampak dari kegiatan pengadaan lahan
dan pembebasan lahan yaitu tentang penentuan nilai ganti rugi dan kepastian proses ganti lahan yang
terkena pembebasan. Apabila hasil proses pembebasan lahan tidak memuaskan kedua pihak
(pemrakarsa dan masyarakat), maka akan menimbulkan persepsi negatif dari masyarakat, tetapi
kondisi sebaliknya akan menimbulkan dampak positif.
)# !
"
Kegiatan yang diprakirakan akan mempengaruhi konflik penerimaan ganti rugi adalah kegiatan
$ "&& $ Kegiatan tersebut akan menimbulkan dampak berupa
protes terkait dengan kesepakatan akan nilai ganti rugi dan proses pelaksanaan ganti rugi lahan yang
akan dibebaskan.
# "*"
# ?"
Pada tahap konstruksi komponen lingkungan yang diprakirakan akan berdampak terhadap iklim mikro
adalah kegiatan "&$ $ "& & Kegiatan tersebut akan
menyebabkan hilangnya vegetasi sepanjang tapak proyek rencana pembangunan jalan menjadi lahan
terbuka, hal ini akan berdampak terhadap meningkatnya suhu dan menurunnya kelembaban.
Kualitas udara diprakirakan akan terkena dampak berupa peningkatan debu dan gas buang dari
komponen kegiatan "& & + $ " &+
"&$ $ "& &+ " $+ , & -
,+ , ,"& dan , !À . Peningkatan
c ccc
c c
cc
c
frekuensi kendaraan pengangkut dan adanya ceceran material saat pengangkutan, pengoperasian
alat berat dan kegiatan perataan tanah serta pekerjaan konstruksi akan meningkatkan kadar
pencemar udara berupa debu dan gas buang akibat pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna.
)# &
Kebisingan diprakirakan akan terkena dampak berupa peningkatan kebisingan dari komponen
kegiatan "& & + $" &+"&$$
"& &+ " $+ , & -
,+,,"& dan ,!À Peningkatan frekuensi kendaraan
pengangkut, pengoperasian alat berat, dan kegiatan perataan tanah serta aktifitas pekerjaan
konstruksi jalan, jembatan dan
akan meningkatkan kebisingan.
.#
Komponen kegiatan yang diprakirkan akan berdampak terhadap getaran adalah kegiatan
" $+ , ,"& dan , ëÀ Aktivitas galian pada kegiatan
pematangan lahan berpotensi timbulnya getaran yang akan berdampak terhadap keberadaan
bangunan yang berdekatan dengan tapak proyek. Kegiatan pemancangan tiang pondasi jembatan
hingga kedalaman 10 m menggunakan J pada saat pembangunan jembatan dan
akan
menyebabkan terjadinya getaran.
Kegiatan yang diprakirakan akan mempengaruhi kualitas air permukaan di tiga kecamatan yang
terkena rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede ± Kemang pada tahap konstruksi adalah
kegiatan
"&$ $ "& & dan " $. Kegiatan
pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan akan menyebabkan peningkatan air larian yang
selanjutnya akan berdampak pada kualitas air permukaan dan sedimentasi berupa peningkatan
kekeruhan, TSS, dan TS perairan. ampak dari kegiatan pematangan lahan adalah peningkatan
kekeruhan dan sedimentasi sungai akibat tanah yang terbawa oleh aliran permukaan dan
menurunnya kualitas kimia perairan akibat dari peningkatan debu.
Kegiatan "&$ $ "& &+ " $ dan ,
& , , diprakirakan akan menimbulkan dampak berupa
peningkatan air larian (
). Adanya perubahan topografi dan morfologi akibat pematangan tanah
dan pelapisan pengkerasan jalan akan meningkatkan aliran air di permukaan tanah (
) yang
berarti akan meningkatkan
Komponen kegiatan yang diprakirakan menimbulkan dampak pada sedimentasi sungai adalah
"&$ $ "& &+ " $ dan , &
, , Adanya perubahan lahan dari yang bervegetasi menjadi
c ccc
c c
cc
c
lahan terbuka dan aktivitas konstruksi pada tapak proyek akan meningkatkan material tanah yang
terbawa air larian (
) yang akan menyebabkan terjadinya peningkatan sedimen pada sungai
(Kalibaru, Pesangrahan dan Kaliangke) dan hal ini akan menurunkan daya tampung atau
pendangkalan pada sungai-sungai tersebut
Komponen kegiatan yang diprakirakan menimbulkan dampak pada muka air tanah adalah
"&$ $ "& &+ " $ dan , &
,, Adanya kegiatan pembersihan lahan dari vegetasi penutup,
pembongkaran bangunan, gali timbun, perataan tanah dan konstruksi badan jalan akan mengurangi
laju infiltrasi air hujan kedalam tanah sehingga akan menurunkan muka air tanah pada tapak proyek
terutama pada musim kemarau. Sedangkan pada pengkerasan jalan air hujan yang jatuh akan
menjadi
atau tidak terjadi infiltrasi air hujan kedalam tanah.
&# "4
Komponen kegiatan yang diprakirakan menimbulkan dampak pada flora darat adalah "&$
$ "& & Kegiatan tersebut berupa pembersihan lahan menyebabkan
hilangnya seluruh vegetasi yang menjadi habitat satwa pada lahan yang dibuka.
Komponen kegiatan yang diprakirakan menimbulkan dampak pada fauna darat adalah "&
& + $" &+"&$$"&
&+ , & , ,+ , ,"& dan
, ëÀ . Pembersihan lahan dari vegetasi yang terdapat pada tapak proyek akan
mngakibatkan hilangnya habitat fauna darat. Kegiatan-kegiatan tersebut juga akan menimbulkan
kebisingan, menyebabkan terganggu atau pindahnya satwa burung sekitar tapak proyek.
&)# *
Kegiatan yang diprakirakan akan berdampak pada flora air pada tahapan konstruksi di tiga kecamatan
yang terkena rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede ± Kemang yaitu kegiatan
"&$ "& &, " $, , & ,
, dan , ,"& . ampak dari kegiatan±kegiatan tersebut
adalah meningkatnya air larian sehingga kekeruhan dan sedimentasi perairan sungai meningkat,
menyebabkan flora air khusunya flora air mikro seperti fitoplankton akan terganggu dalam proses
fotosintesis. Selain itu, kegiatan-kegiatan tersebut akan meningkatkan debu dan gas buang yang akan
berpengaruh pada menurunnya kualitas kimia air dan mengganggu komunitas flora air.
Kegiatan yang diprakirakan akan berdampak pada flora air pada tahapan konstruksi di tiga kecamatan
yang terkena rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede ± Kemang yaitu kegiatan
c ccc
c c
cc
c
"&$ "& &, " $, , & ,
,, dan , ,"& . ampak dari kegiatan-kegiatan tersebut
adalah meningkatnya air larian sehingga kekeruhan dan sedimentasi perairan sungai meningkat,
menyebabkan produktifitas primer akan berkurang, dampak lanjutannya adalah terganggunya biota air
yang sebagian besar hidupnya bergantung pada produktifitas primer perairan. Meningkatnya kekeruhan
perairan juga akan mengakibatkan terganggunya pernafasan dan daya lihat organisme air.
5# "4% $
5#
Komponen kegiatan " , diprakirakan akan berdampak terhadap kependudukan.
Adanya penerimaan tenaga kerja dari luar daerah akan berpotensi terhadap meningkatnya jumlah
penduduk.
5'#
%
"&$"
Komponen kegiatan " , diprakirakan akan berdampak terhadap pendapatan
masyarakat. Adanya penerimaan tenaga kerja lokal, akan mempengaruhi pendapatan masyarakat
lokal yang diterima bekerja.
Komponen kegiatan " , diprakirakan akan berdampak terhadap kesempatan
kerja. Adanya prioritas pada penerimaan tenaga kerja lokal dalam kegiatan pembangunan jalan, akan
berpengaruh terhadap meningkatnya kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar tapak proyek.
Komponen kegiatan " , diprakirakan akan berdampak terhadap adat istiadat
dan kebiasaan. Adanya penerimaan tenaga kerja dari luar daerah dengan adat dan nilai budaya yang
berbeda akan berpengaruh terhadap perubahan adat istiadat dan pola kebiasaan (cara/sikap) hidup
masyarakat lokal menjadi lebih positif atau negatif.
5/#
%
Komponen kegiatan yang diprakirakan akan berdampak terhadap sikap dan persepsi masyarakat
adalah " ,+ "& & + $ "
&+ "&$ $ "& &+ " $+ ,
& , ,+ , ,"& + , ëÀ +
" "& " , 1À# dan $, Perubahan sikap dan persepsi
masyarakat (+/-) dari kegiatan tersebut merupakan dampak turunan dari perubahan komponen
lingkungan. ampak negatif timbul dari adanya perubahan iklim mikro (peningkatan suhu dan
penurunan kelembaban), peningkatan debu dan gas buang, kebisingan, getaran, kerusakan jalan
umum, dan gangguan lalu lintas/kemacetan lalu lintas. Sedangkan dampak positif timbul dari adanya
c ccc
c c
cc
c
penerimaan tenaga kerja lokal, keamanan dan kenyamanan berkendara dengan adanyapemasangan
rambu dan marka jalan () dan dari kegiatan penghijauan.
Komponen kegiatan yang diprakirakan akan berdampak terhadap kesehatan masyarakat adalah
"& & + $ " &+ "&$ $
"& &+ " $ dan , & ,
, Gangguan terhadap kesehatan masyarakat merupakan dampak turunan dari
penurunan kualitas udara (peningkatan debu dan gas buang) dari kegiatan-kegiatan tersebut.
52# -""
Komponen kegiatan yang diprakirakan akan berdampak terhadap kerusakan jalan umum adalah
"& & dan $" & Adanya peningkatan G
dari kegiatan pengangkutan alat-alat berat dan material selama masa konstruksi jalan, jembatan dan
berpotensi terjadinya kerusakan pada jalan-jalan yang dilalui kendaraan proyek.
Komponen kegiatan yang diprakirakan akan berdampak terhadap komponen lingkungankegiatan lain
di sekitar adalah "&$ $ "& &+ , ,"& dan
, ëÀ . Timbulnya kebisingan dan peningkatan debu dan gas buang dari kegiatan-
kegiatan tersebut dan rusak atau terganggunya rel kereta api (perkerjaan
), jaringan listrik dan
telpon khususnya pada saat pembongkaran bangunan, akan berdampak terhadap terganggunya
aktivitas di sekitar tapak proyek.
Komponen kegiatan yang diprakirakan akan berdampak terhadap bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu
lintas adalah "& & + $ " &+ "
$+ , & , ,+ , ëÀ + dan
" "& " , 1À# Adanya peningkatan G dari kendaraan
pengangkut alat berat, tanah timbun dan material jalan dan buka tutup beberapa ruas jalan akan
menyebabkan terjadinya peningkatan kemacetan terutama pada jalan-jalan yang padat kendaraan.
)# $8
# "*"
# ?"
c ccc
c c
cc
c
iklim (peningkatan suhu dan penurunan kelembaban). ari kegiatan pemeliharaan jalan, yaitu adanya
kegiatan perawatan tanaman pada median dan rumija akan berdampak terhadap membaiknya kondisi
iklim mikro.
)# &
Komponen kegiatan , ,"& diprakirakan akan berdampak terhadap
kualitas air permukaan. engan dioperaskannya jalan dan jembatan akan mengakibatkan adanya
partikel debu yang terbawa air larian akan mencemari air permukaan sehingga terjadi peningkatan
TSS perairan. Beroperasinya jalan dan jembatan akan meningkatkan frekuensi kendaraan sehingga
gas/emisi buangan kendaraan akan meningkat dan akan berdampak pada peningkatan kandungan
SO x dan NOx perairan, selanjutnya akan berdampak pada terjadinya asidifikasi perairan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
c ccc
c c
cc
c
2# $
Komponen kegiatan , ,"& diprakirakan akan berdampak terhadap
perubahan ruang dan lahan. Beroperasinya jalan berpotensi tumbuhnya kegiatan-kegiatan usaha di
sekitar di sepanjang jalur jalan Bojonggede-Kemang, hal ini akan berdampak terhadap perubahan tata
guna lahan seperti pembangunan ruko, perumahan atau kegiatan-kegiatan usaha lainnya pada lahan-
lahan pertanian di sekitar tapak proyek.
&# "4
&'# *
Komponen kegiatan , ,"& diprakirakan akan berdampak terhadap
komunitas flora air. engan dioperasikannya jalan dan jembatan akan mengakibatkan adanya partikel
debu yang terbawa air larian akan mencemari air permukaan sehingga terjadi peningkatan TSS
perairan. Peningkatan TSS akan selalu diiringi dengan peningkatan kekeruhan perairan sehingga
akan berdampak pada berkurangnya penetrasi cahaya kedalam perairan. Proses fotosintesis
tumbuhan air khususnya fitoplankton akan terganggu dengan berkurangnya penetrasi cahaya ke
dalam perairan.
Komponen kegiatan , ,"& diprakirakan akan berdampak terhadap
komunitas biota air pada Sungai Kalibaru dan Pesangrahan di Kecamatan Bojonggede. engan
dioperasikannya jalan dan jembatan akan mengakibatkan adanya partikel debu yang terbawa air
larian akan mencemari air permukaan sehingga terjadi peningkatan TSS perairan. Peningkatan TSS
akan menyebabkan peningkatan kekeruhan perairan sehingga pernafasan dan daya lihat biota
perairan akan terganggu. Pengoprasian jalan juga akan mengakibatkan meningkatnya SOx dan NOx
sehingga akan menyebabkan asidifikasi perairan. Asidifikasi perairan akan menyebabkan
meningkatnya toksisitas logam berat dan akan mengganggu biota perairan.
5#
Komponen kegiatan , ,"& diprakirakan akan berdampak terhadap
kependudukan. Adanya pendatang dari luar daerah yang ingin membuka usaha (perdagangan,
c ccc
c c
cc
c
industri, rumah makan maupun jasa) yang menetap dan pembangunan perumahan di sekitar jalan
Bojonggede-Kemang berpotensi meningkatkan jumlah penduduk.
5'#
%
"&$"
Komponen kegiatan , ,"& diprakirakan akan berdampak terhadap
pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Pada tahap operasional akan terjadi kelancaran
arus barang dan jasa sehingga akan meningkatkan aktifitas perekonomian baik bagi penduduk
setempat maupun perekonomian secara regional. Hal tersebut, akan berdampak terhadap
meningkatnya pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi khususnya pada wilayah dampak
primer.
Komponen kegiatan , ,"& diprakirakan akan berdampak terhadap
kependudukan. engan beroperasinya jalan berpotensi tumbuhnya tempat-tempat usaha baru (ruko,
warung, kios, kaki lima, dan jasa-jasa-transportasi) di sekitar lokasi Jalan Bojonggede-Kemang.
Komponen kegiatan , ,"& diprakirakan akan berdampak terhadap
adat istiadat dan kebiasaan. Adanya pendatang dari luar daerah yang menetap di daerah sekitar jalan
Bojonggede-Kemang dengan adat dan nilai budaya yang berbeda, akan berpangaruh terhadap
perubahan adat istiadat dan pola kebiasaan (cara/sikap) hidup masyarakat lokal menjadi lebih positif
atau negatif.
5/#
%
Komponen kegiatan , ,"& dan "$ , ,"&
diprakirakan akan berdampak terhadap sikap dan persepsi masyarakat. Kemudahan akses dengan
beroperasinya jalan akan mempunyai persepsi positif dari masyarakat. Kegiatan pemeliharaan jalan
akan timbul dampak berupa sikap dan persepsi negatif masyarakat. Hal ini disebabkan karena adanya
kemacetan lalu lintas pada saat adanya perbaikan jalan.
50# $ %
Komponen kegiatan , ,"& diprakirakan akan berdampak terhadap
kesehatan masyarakat. Kelancaraan arus lalu lintas dan peningkatan kapasitas kendaraan yang
melewati wilayah studi akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat, dari adanya peningkatan
debu dan gas pencemar kendaraan bermotor.
Komponen kegiatan , ,"& diprakirakan akan berdampak terhadap
Kegiatan di sekitar. Peningkatan kebisingan dengan beroperasinya jalan akan menyebabkan
gangguan kenyamanan terhadap aktivitas dari fasilitas umum seperti sekolah, kantor, dll.
c ccc
c c
cc
c
53# 4 7 5
Komponen kegiatan , ,"& dan "$ , ,"&
diprakirakan akan berdampak terhadap bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas. ari kegiatan
pengoperasian jalan akan terjadinya kelancaran arus lalu lintas dan sebaliknya hal ini juga akan
berdampak terhadap meningkatnya kasus kecelakaan lalu lintas. ari kegiatan pemeliharaan jalan
akan mengganggu kelancaran lalu lintas karena jalan tidak dapat beroperasi secara maksimal atau
akan terjadi penurunan kapasitas jalan pada ruas-ruas tertentu.
Pelingkupan pada tahap ini bertujuan untuk menghilangkan/meniadakan dampak potensial yang
dianggap tidak relevan atau tidak penting, sehingga diperoleh daftar " $ yang
selanjutnya dipandang perlu dan relevan untuk ditelaah secara mendalam dalam studi ANAL. aftar
dampak penting hipotetik ini disusun berdasarkan pertimbangan atas hal-hal yang dianggap penting
oleh masyarakat di sekitar rencana kegiatan pada saat dilaksanakan sosialisasi kegiatan/konsultasi
publik maupun penyampaian kegiatan melalui media massa, tanggapan dari instansi yang
bertanggung jawab, para pakar lingkungan yang relevan, dan LSM.
Metode yang digunakan dalam melakukan evaluasi dampak potensial ini adalah interaksi kelompok
(rapat,
) dalam Tim Studi ANAL. Evaluasi terhadap dampak-dampak potensial yang
dihasilkan pada tahap identifikasi dampak potensial yang akhirnya menghasilkan "
$ berdasarkan tahapan pelaksanaan rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede-
Kemang yang dikelola oleh inas Bina Marga dan Pengairan (BMP) sebagai berikut :
# $
Pada tahap Pra-Konstruksi, dampak potensial yang relevan menjadi dampak penting hipotetik
dikemukakan pada Tabel IV-1.
Tabel IV-1. Evaluasi ampak Potensial Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede ± Kemang
pada Tahap Prakonstruksi
c ccc
c c
cc
c
'# $
Pada tahap Konstruksi, dampak potensial yang relevan menjadi dampak penting hipotetik
dikemukakan pada Tabel IV-2.
Tabel IV-2. Evaluasi ampak Potensial Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede ± Kemang pada
Tahap Konstruksi
c ccc
c c
cc
c
Komponen Lingkungan Terkena ampak Kriteria ikaji
Sumber
dalam
ampak Penerima ampak 1 2 3 4
ANAL
akibat sedimen yang
terbawa air larian terutama
pada musim hujan
Muka air tanah Penurunan muka air tanah Tidak ya Tidak Tidak
Hilangnya vegetasi
Flora darat sepanjang jalur tapak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
proyek
Gangguan terhadap burung
Fauna darat Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
(aves) dan reptilia
Flora air Gangguan terhadap flora air Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Terganggunya biota air
Tidak
Biota air karena meningkatnya Ya Tidak Tidak Ya
diketahui
kekeruhan perairan
Kesehatan Penurunan kesehatan
Tidak Ya Ya Tidak Ya
masyarakat masyarakat
Sikap dan persepsi Munculnya sikap dan
Tidak tidak Ya Tidak Ya
masyarakat persepsi negatif masyarakat
Gangguan pada fasilitas
Kegiatan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
umum
Peningkatan debu dan gas Tidak
Kualitas udara Ya Ya Tidak Ya
buang diketahui
Peningkatan kebisingan Tidak
Kebisingan Tidak Ya Tidak Ya
suara alat-alat berat diketahui
Kualitas air Penurunan kualitas air Tidak Tidak
Ya Ya Ya
permukaan permukaan diketahui diketahui
Air larian (
) Peningkatan air larian Tidak Ya Ya Tidak Ya
Pendangkalan sungai
akibat sedimen yang Tidak
Sedimentasi sungai Ya Ya Tidak Ya
terbawa air larian terutama diketahui
5. Pema-
pada musim hujan
tangan
Muka air tanah Penurunan muka air tanah Tidak Ya Ya Tidak Ya
Lahan
Flora air Gangguan terhadap flora air Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Gangguan terhadap biota
Tidak
Biota air air akibat kualitas air yang Ya Tidak Tidak Ya
diketahui
menurun
Kesehatan Penurunan kesehatan
Tidak Tidak Ya Tidak Ya
masyarakat masyarakat
Sikap dan persepsi Sikap dan persepsi negatif
Tidak Ya Ya Tidak Ya
masyarakat masyarakat
Bangkitan lalu lintas
Kemacetan lalu lintas Ya Tidak Ya Tidak Ya
/kecelakaan lalu lintas
Peningkatan konsentrasi Tidak
Kualitas udara Tidak Ya Tidak Ya
debu dan gas pencemar diketahui
Peningkatan kebisingan,
Tidak
Kebisingan suara alat berat hingga ke Tidak Ya Tidak Ya
diketahui
pemukiman
Gangguan terhadap Tidak
Kualitas air permukaan Ya Tidak Tidak Ya
kualitas air permukaan diketahui
Air larian (
) Peningkatan air larian tidak Ya Ya Tidak Ya
6. Pekerjaan
Peningkatan sedimen pada Tidak
badan jalan Sedimentasi sungai Ya Tidak Tidak Ya
sungai diketahui
dan
Penurunan kuantitas air
pelapisan Muka air tanah Tidak ya ya Tidak ya
tanah
pengkeras-
an jalan Gangguan terhadap burung
Fauna darat Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
(aves)
Flora air Gangguan terhadap flora air Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Gangguan terhadap biota Tidak
Biota air Ya Tidak Tidak Ya
air diketahui
ampak turunan dari
Kesehatan peningkatan kebisingan,
Tidak Ya Ya Tidak Ya
masyarakat debu dan gas buang
kendaraan
c ccc
c c
cc
c
Komponen Lingkungan Terkena ampak Kriteria ikaji
Sumber
dalam
ampak Penerima ampak 1 2 3 4
ANAL
Sikap dan persepsi Persepsi negatif
Tidak Tidak Ya Tidak Ya
masyarakat masyarakat
Gangguan lalu lintas akibat
Bangkitan lalu lintas/
buka tutup beberapa jalan Tidak Ya Ya Tidak Ya
kecelakaan lalu lintas
umum
Peningkatan debu dan gas
Kualitas udara dan buang operasional alat Tidak
Tidak Ya Tidak Ya
debu berat dan truk saat diketahui
konstruksi
Peningkatan kebisingan
Tidak
Kebisingan pada saat pemancangan Tidak Ya Tidak Ya
diketahui
tiang jembatan
Peningkaan getaran saat
Getaran Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
7. Pekerjaan pemancangan paku bumi
jembatan Kualitas air Gangguan terhadap
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
permukaan kualitas air permukaan
Fauna darat Gangguan terhadap burung Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Flora air Gangguan terhadap flora air Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Biota air Terganggunya biota air Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Sikap dan persepsi Persepsi negatif
Tidak Tidak Ya Tidak Ya
masyarakat masyarakat
Gangguan terhadap fasilitas
Kegiatan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
umum
Peningkatan debu dan gas
Kualitas udara dan buang operasional alat Tidak
Tidak Ya Tidak Ya
debu berat dan truk saat diketahui
konstruksi
Peningkatan kebisingan
Tidak
Kebisingan pada saat pemancangan Tidak Ya Tidak Ya
diketahui
tiang
Peningkaan getaran saat
8. Pekerjaan Getaran Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
pemancangan paku bumi
Gangguan terhadap
Fauna darat Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
keberadaan burung
Sikap dan persepsi Persepsi negatif
Ya Tidak Ya Tidak Ya
masyarakat masyarakat
Bangkitan lalu lintas/
Kemacetan lalu lintas Ya Tidak Ya Tidak Ya
kecelakaan lalu lintas
Gangguan terhadap fasilitas
Kegiatan sekitar Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
umum
9. Pema- Bangkitan lalu lintas Keamanan dan
Tidak Tidak Ya Ya Ya
sangan /kecelakan lalu lintas kenyamanan berkendara
rambu dan
Sikap dan persepsi
marka jalan Persepsi positif masyarakat Tidak Ya Ya Tidak Ya
masyarakat
(leger)
Sikap dan persepsi Munculnya persepsi positif
10.Penghijauan Tidak Ya Tidak Tidak Ya
masyarakat masyarakat
Kriteria: 1. Beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi.
2. Mempunyai nilai sosial dan ekonomi dan nilai ekologis
3. Kekuatiran masyarakat yang tinggi
4. Aturan/kebijakan yang akan dilanggar, melampaui baku mutu lingkungan
c ccc
c c
cc
c
)# $8
Pada tahap operasi, dampak potensial yang relevan menjadi dampak penting hipotetik dikemukakan
pada Tabel IV-3.
Tabel IV-3. Evaluasi ampak Potensial Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede ± Kemang
pada Tahap Operasi
c ccc
c c
cc
c
2. Mempunyai nilai sosial dan ekonomi dan nilai ekologis
3. Kekuatiran masyarakat yang tinggi
4. Aturan/kebijakan yang akan dilanggar, melampaui baku mutu lingkungan
.#
"
"&-4, 9 "
c ccc
c c
cc
c
42. Hilangnya flora darat akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan
43. Gangguan terhadap fauna darat akibat mobilisasi alat berat
44. Gangguan terhadap fauna darat akibat pengangkutan tanah dan material bangunan
45. Gangguan terhadap fauna darat akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan
46. Gangguan terhadap fauna darat akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan
47. Gangguan terhadap fauna darat akibat pekerjaan jembatan
48. Gangguan terhadap fauna darat akibat pekerjaan
49. Gangguan terhadap fauna darat akibat pengoperasian jalan dan jembatan
50. Gangguan terhadap fauna darat akibat pemeliharaan jalan dan jembatan
51. Gangguan terhadap flora air akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan
52. Gangguan terhadap flora air akibat pematangan lahan
53. Gangguan terhadap flora air akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan
54. Gangguan terhadap flora air akibat pekerjaan jembatan
55. Gangguan terhadap flora air akibat pengoperasian jalan dan jembatan
56. Gangguan terhadap biota air akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan
57. Gangguan terhadap biota air akibat pematangan lahan
58. Gangguan terhadap biota air akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan
59. Gangguan terhadap biota air akibat pekerjaan jembatan
60. Gangguan terhadap biota air akibat pengoperasian jalan dan jembatan
61. Peningkatan penduduk akibat rekrutmen tenaga kerja
62. Peningkatan penduduk akibat pengoperasian jalan dan jembatan
63. Perubahan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi akibat pengadaan lahan dan
pembebasan lahan
64. Perubahan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi akibat rekrutmen tenaga kerja
65. Perubahan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi akibat pengoperasian jalan dan
jembatan
66. Terbukanya kesempatan kerja akibat rekrutmen tenaga kerja
67. Adanya peluang/kesempatan berusaha akibat pengoperasian jalan dan jembatan
68. Perubahan adat istiadat dan kebiasaan akibat rekrutmen tenaga kerja
69. Perubahan adat istiadat dan kebiasaan akibat pengoperasian jalan dan jembatan
70. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat survey lapangan
71. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pengadaan lahan dan pembebasan lahan
72. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat rekrutmen tenaga kerja
73. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat mobilisasi alat berat
74. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pengangkutan tanah dan material bangunan
75. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pembersihan lahan dan pembongkaran
bangunan
76. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pematangan lahan
77. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan
perkerasan jalan
78. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pekerjaan jembatan
79. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pekerjaan
80. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pemasangan rambu dan marka jalan (
81. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat penghijauan
82. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pengoperasian jalan dan jembatan
83. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pemeliharaan jalan dan jembatan
c ccc
c c
cc
c
84. Gangguan kesehtan masyarakat akibat mobilisasi alat berat
85. Gangguan kesehtan masyarakat akibat pengangkutan tanah dan material bangunan
86. Gangguan kesehtan masyarakat akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan
87. Gangguan kesehtan masyarakat akibat pematangan lahan
88. Gangguan kesehtan masyarakat akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan
89. Gangguan kesehtan masyarakat akibat pengoperasian jalan dan jembatan
90. Terjadinya konflik penerimaan ganti rugi akibat pengadaan lahan dan pembebasan lahan
91. Kerusakan jalan umum akibat mobilisasi alat berat
92. Kerusakan jalan umum akibat pengangkutan tanah dan material bangunan
93. Gangguan terhadap kegiatan lain disekitar (fasilitas umum) akibat pembersihan lahan dan
pembongkaran bangunan
94. Gangguan terhadap kegiatan lain disekitar (fasilitas umum) akibat pekerjaan jembatan
95. Gangguan terhadap kegiatan lain disekitar (fasilitas umum) akibat pekerjaan
96. Gangguan terhadap kegiatan lain disekitar (fasilitas umum) akibat pengoperasian jalan dan
jembatan
97. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat mobilisasi alat berat
98. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pengangkutan tanah dan material bangunan
99. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pematangan lahan
100. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan
perkerasan jalan
101. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pekerjaan
102. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pemasangan rambu dan marka jalan (
103. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pengoperasian jalan dan jembatan
104. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pemeliharaan jalan dan jembatan
/#
"
"&-4, 9 "
1. Perubahan iklim mikro akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-P)
2. Perubahan iklim mikro akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-P)
3. Perubahan iklim mikro akibat pemeliharaan jalan dan jembatan (+P)
4. Penurunan kualitas udara dan debu akibat mobilisasi alat berat (-P
5. Penurunan kualitas udara dan debu akibat pengangkutan tanah dan material bangunan (-P)
6. Penurunan kualitas udara dan debu akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-P)
7. Penurunan kualitas udara dan debu akibat pematangan lahan (-P)
8. Penurunan kualitas udara dan debu akibat pekerjaan badan Jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-P)
9. Penurunan kualitas udara dan debu akibat pekerjaan jembatan (-P)
10. Penurunan kualitas udara dan debu akibat pekerjaan
(-P)
11. Penurunan kualitas udara dan debu akibat Pengoperasian jalan dan Jembatan (-P)
12. Penurunan kualitas udara dan debu akibat Pemeliharaan jalan dan jembatan (-P)
13. Peningkatan kebisingan akibat mobilisasi alat berat (-P)
14. Peningkatan kebisingan akibat pengangkutan tanah dan material bangunan (-P)
15. Peningkatan kebisingan akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-P)
16. Peningkatan kebisingan akibat pematangan lahan (-P)
17. Peningkatan kebisingan akibat pekerjaan badan Jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-P)
18. Peningkatan kebisingan akibat pekerjaan jembatan (-P)
19. Peningkatan kebisingan akibat pekerjaan
(-P)
c ccc
c c
cc
c
20. Peningkatan kebisingan akibat Pengoperasian jalan dan Jembatan (-P)
21. Peningkatan kebisingan akibat Pemeliharaan jalan dan jembatan (-P)
22. Peningkatan getaran akibat pematangan lahan (-TP)
23. Peningkatan getaran akibat pekerjaan jembatan (-TP)
24. Peningkatan getaran akibat pekerjaan
(-TP)
25 Penurunan kualitas air permukaan akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-P)
26. Penurunan kualitas air permukaan akibat pematangan lahan (-P)
27. Penurunan kualitas air permukaan akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-P)
28. Penurunan kualitas air permukaan akibat pekerjaan jembatan (-TP)
29. Penurunan kualitas air permukaan akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-P)
30. Peningkatan air larian (
) akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-P)
31. Peningkatan air larian (
) akibat pematangan lahan (-P)
32. Peningkatan air larian (
) akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-P)
33. Peningkatan air larian (
) akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-P)
34. Sedimentasi sungai akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-P)
35. Sedimentasi sungai akibat pematangan lahan (-P)
36. Sedimentasi sungai akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-P)
37. Penurunan muka air tanah akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-TP)
38. Penurunan muka air tanah akibat pematangan lahan (-P)
39. Penurunan muka air tanah akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-P)
40. Penurunan muka air tanah akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-P)
41. Perubahan ruang dan lahan akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-P)
42. Hilangnya flora darat akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-TP)
43. Gangguan terhadap fauna darat akibat mobilisasi alat berat (-TP)
44. Gangguan terhadap fauna darat akibat pengangkutan tanah dan material bangunan (-TP)
45. Gangguan terhadap fauna darat akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-TP)
46. Gangguan terhadap fauna darat akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan(-TP)
47. Gangguan terhadap fauna darat akibat pekerjaan jembatan (-TP)
48. Gangguan terhadap fauna darat akibat pekerjaan
(-TP)
49. Gangguan terhadap fauna darat akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-TP)
50. Gangguan terhadap fauna darat akibat pemeliharaan jalan dan jembatan (+TP)
51. Gangguan terhadap flora air akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-TP)
52. Gangguan terhadap flora air akibat pematangan lahan (-TP)
53. Gangguan terhadap flora air akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-TP)
54. Gangguan terhadap flora air akibat pekerjaan jembatan (-TP)
55. Gangguan terhadap flora air akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-TP)
56. Gangguan terhadap biota air akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-P)
57. Gangguan terhadap biota air akibat pematangan lahan (-P)
58. Gangguan terhadap biota air akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-P)
59. Gangguan terhadap biota air akibat pekerjaan jembatan (-TP)
60. Gangguan terhadap biota air akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-TP)
61. Peningkatan penduduk akibat rekrutmen tenaga kerja (-TP)
62. Peningkatan penduduk akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-P)
63. Perubahan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi akibat pengadaan lahan dan
pembebasan lahan (-P)
64. Perubahan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi akibat rekrutmen tenaga kerja (+P)
c ccc
c c
cc
c
65. Perubahan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi akibat pengoperasian jalan dan
jembatan (+P)
66. Terbukanya kesempatan kerja akibat rekrutmen tenaga kerja (+P)
67. Adanya peluang/kesempatan berusaha akibat pengoperasian jalan dan jembatan (+P)
68. Perubahan adat istiadat dan kebiasaan akibat rekrutmen tenaga kerja (-/+TP)
69. Perubahan adat istiadat dan kebiasaan akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-/+TP)
70. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat survey lapangan (-P)
71. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pengadaan lahan dan pembebasan lahan (-P)
72. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat rekrutmen tenaga kerja (-P)
73. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat mobilisasi alat berat (-TP)
74. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pengangkutan tanah dan material bangunan
75. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pembersihan lahan dan pembongkaran
bangunan (-P)
76. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pematangan lahan (-P)
77. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan
perkerasan jalan (-P)
78. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pekerjaan jembatan (-P)
79. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pekerjaan
(-P)
80. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pemasangan rambu dan marka jalan ((+P)
81. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat penghijauan (+P)
82. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pengoperasian jalan dan jembatan (+P)
83. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pemeliharaan jalan dan jembatan (+P)
84. Gangguan kesehatan masyarakat akibat mobilisasi alat berat (-TP)
85. Gangguan kesehatan masyarakat akibat pengangkutan tanah dan material bangunan (-P)
86. Gangguan kesehatan masyarakat akibat pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan (-P)
87. Gangguan kesehatan masyarakat akibat pematangan lahan (-P)
88. Gangguan kesehatan masyarakat akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan perkerasan jalan (-P)
89. Gangguan kesehatan masyarakat akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-P)
90. Terjadinya konflik penerimaan ganti rugi akibat pengadaan lahan dan pembebasan lahan (-P)
91. Kerusakan jalan umum akibat mobilisasi alat berat (-TP)
92. Kerusakan jalan umum akibat pengangkutan tanah dan material bangunan (-P)
93. Gangguan terhadap kegiatan di sekitar (fasilitas umum) akibat pembersihan lahan dan
pembongkaran bangunan (-TP)
94. Gangguan terhadap kegiatan di sekitar (fasilitas umum) akibat pekerjaan jembatan (-TP)
95. Gangguan terhadap kegiatan di sekitar (fasilitas umum) akibat pekerjaan
(-TP)
96. Gangguan terhadap kegiatan di sekitar (fasilitas umum) akibat pengoperasian jalan dan
jembatan (-TP)
97. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat mobilisasi alat berat (-P)
98. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibatpengangkutan tanah dan material bangunan (-P)
99. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pematangan lahan (-P)
100. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pekerjaan badan jalan dan pelapisan
perkerasan jalan (-P)
101. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pekerjaan
(-P)
102. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintasakibat pemasangan rambu dan marka jalan ( (-P)
103. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pengoperasian jalan dan jembatan (-P)
104. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas akibat pemeliharaan jalan dan jembatan (-TP)
c ccc
c c
cc
c
5 ! "
Pada tahap pra-konstruksi tidak terdapat dampak-dampak potensial yang dihapuskan. ampak-
dampak yang ditimbulkan dari dua komponen kegiatan pra-konstruksi dinilai relevan untuk ditelaah
lebih lanjut, sehingga tetap dipandang sebagai dampak penting hipotetik.
Pada tahap konstruksi dari kegiatan rekrutmen tenaga kerja untuk dampak berupa kependudukan,
adat istiadat dan kebiasaan dan sikap dan persepsi masyarakat. Penerimaan tenaga kerja yang
memprioritaskan penduduk lokal tidak akan berdampak terhadap meningkatnya jumlah penduduk
maupun adat istiadat dan kebiasaan serta hal tersebut juga tidak akan terlalu mempengaruhi sikap
dan persepsi masyarakat jika dilihat dari sisi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan; Kegiatan mobilisasi
alat berat terhadap dampak berupa gangguang terhadap fauna burung (aves),kesehatan masyarakat,
sikap dan persepsi masyarakat dan kerusakan jalan umum dinilai kecil. Lalu lalang kendaraan pada
saat pengangkutan alat berat yaitu meningkatnya kebisingan, peningkatan debu dan gas buang
diprakirakan tidak akan terlalu berpengaruh terhadap terganggunya burung, kesehatan masyarakat,
sikap dan persepsi masyarakat serta terhadap kerusakan jalan umum jika dilihat dari sisi intensitas
kegiatan pengangkutan alat berat; ampak kegiatan pembersihan lahan dan pembongkaran
bangunan, pengangkutan tanah dan material bangunan, pekerjaan badan jalan dan pekerjaan
pelapisan pengkerasan jalan, pekerjaan jembatan dan pekerjaan
(di Kecamatan Bojonggede)
terhadap komponen lingkungan fauna darat yaitu terganggunya burung (aves) yang disebabkan oleh
aktifitas-aktifitas pekerja dan kebisingan di sekitar tapak proyek dan berkurangnya habitat burung.
Gangguan terhadap fauna burung dirakirakan tidak penting karena dilokasi pengamatan tidak
ditemukan spesies yang endemik, dilindungi ataupun spesies kunci juga burung-burung tersebut
masih dapat melakukan aktifitasnya di sekitar tapak proyek; Kegiatan pembersihan lahan dan
pembongkaran bangunan menyebabkan hilangnya flora darat. Kegiatan pembersihan lahan dan
pembongkaran bangunan yaitu kegiatan land clearing menyebabkan hilangnya vegetasi pada tapak
proyek. Hilangnya vegetasi pada tapak proyek diprakirakan tidak penting karena jenis tanaman
termasuk kedalam jenis tanaman budidaya dan tidak dilindungi; Kegiatan pembersihan lahan dan
pembongkaran bangunan, pematangan Lahan, pekerjaan jembatan dan pekerjaan
(di
Kecamatan Bojonggede) berupa gangguan terhadap komponen lingkungan flora air (fitoplankton)
pada daerah aliran sungai tidak penting untuk dikaji karena sifat fitoplankton yang pasif (mudah
terbawa arus) dan ekosistem sungai merupakan tipe perairan mengalir sehingga fitoplankton tidak
dapat dijadikan sebagai bioindikator; ampak kegiatan pematangan lahan yaitu adanya kegiatan
galian dan timbunan (G ) untuk mendapatkan kondisi lahan yang sesuai dengan persyaratan
teknis, kegiatan J (pemancangan) pada saat pekerjaan jembatan dan pekerjaan
terhadap
3
getaran. Volume galian pengupasan lahan penutup mencapai 676.817 m , sedangkan volume urugan
mencapai 1.055.328 m3 dan pemasangan tiang pancang (J) dengan menggunakan
J.
ampak terhadap geologi terutama kaitannya dengan getaran mekanik dinilai kecil sehingga tidak
layak untuk dikaji lebih lanjut. ampak dari kegiatan pekerjaan jembatan yaitu terganggunya kualitas
air permukaan dan biota air. Kegiatan pembangunan jembatan yaitu jatuhnya material konstruksi
kedalam perairan dan jembatan yang akan dibangun < 20 m sehingga tidak diperlukan tiang di badan
sungai sehingga diprakirakarikan kecil dan tidak layak untuk dikaji lebih lanjut; an kegiatan
pemebersihan lahan dan pembongkaran bangunan, pekerjaan jembatan dan pekerjaan
dampaknya terhadap kegiatan di sekitar. Kegiatan-kegiatan tersebut yaitu terjadinya peningkatan
c ccc
c c
cc
c
kebisingan, peningkatan debu yang akan mengganggu fasilitas umum seperti sekolah, kantor, dll dan
gangguan terhadap jaringan listrik (pembersihan lahan dan pembongkaran bangunan) dinilai kecil
sehingga tidak dikaji lebih lanjut. ampak-dampak potensial tersebut dihapuskan karena tidak
dipandang sebagai dampak penting hipotetik
Pada tahap operasi, secara umum semua dampak dipandang relevan untuk dikaji lebih lanjut, kecuali
dampak berupa gangguan terhadap fauna burung (aves), kualitas air permukaan, flora air, biota air,
adat istiadat dan kebiasaan serta kegiatan di sekitar dari kegiatan operasional jalan. an dari kegiatan
pemeliharaan jalan dan jembatan pada komponen lingkungan fauna darat dan bangkitan lalu
lintas/kecelakaan lalu lintas. Gangguan terhadap komponen-komponen lingkungan tersebut dinilai
tidak layak untuk dikaji lebih lanjut.
Sebagai langkah akhir dari proses pelingkupan adalah klasifikasi dan prioritas dampak penting. Tahap
ini bertujuan untuk mengelompokkan atau mengorganisir berdasarkan komponen lingkungan yang
terkena dampak penting yang telah dirumuskan dari tahap sebelumnya dengan maksud agar
diperoleh klasifikasi dan prioritas dampak penting hipotetik yang akan dikaji lebih lanjut dalam
dokumen ANAL dan memudahkan dalam perumusan dokumen RKL dan RPL dengan diarahkan
dampak-dampak penting yang akan terjadi.
Telah diuraikan pada identifikasi dampak potensial telah dihilangkan beberapa komponen lingkungan
pada tahapan kegiatan yang ditampilkan pada matrik evaluasi dampak potensial yang selanjutnya
menjadi dampak penting hipotetik, yang dijadikan klasifikasi dampak yang akan dikaji sebagai berikut:
1. Kependudukan
2. Pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi
3. Kesempatan berusaha
4. Sikap dan Persepsi masyarakat
5. Kesehatan mayarakat
6. Konflik penerimaan ganti rugi
7. Kerusakan jalan umum
8. Bangkitan lalu lintas/kecelakaan lalu lintas
9. Kesempatan kerja
&#
1. Iklim mikro
2. Kualitas udara dan debu
3. Kebisingan
4. Kualitas air permukaan
5. Air Larian (
)
6 Sedimentasi sungai
7. Muka air tanah
8. Ruang dan lahan
9. Biota air
'#
"
c ccc
c c
cc
c
Salah satu cara untuk membuat prioritas dampak ialah dengan menggunakan metoda yang
memprakirakan besarnya peluang terhadap dampak (J
) dan memprakirakan besarnya akibat
atau konsekuensi (G
) yang mungkin terjadi. Peluang kejadian dibuatkan suatu gradasi nilai
yang mewakili gradasi peluang kejadian yang kemungkinan kecil (1), sedang (2), dan besar (3). Besar
konsekuensi dibuat pula gradasi nilai yang mewakili gradasi besarnya dari yang kemungkinan kecil
(1), sedang (2), dan besar (3).
ari daftar dampak penting hipotetik yang akan dikaji, masing-masing dampak terlebih dahulu diberi
³nilai´ untuk mewakili besar ³peluang kejadian´ dan besar ³ akibat´. Kedua nilai dikalikan, sehingga
diperoleh ³nilai total´ untuk dampak tersebut. Prioritas dampak penting hipotetik dari Kegiatan
Pembangunan Jalan Bojonggede ± Kemang, untuk klasifikasi dampak kepentingan aspek sosial
ekonomi disajikan pada Tabel IV-4.
Tabel IV-4. Nilai Prioritas ampak Penting Hipotetik dari Kegiatan Pembangunan Jalan
Bojonggede ± Kemang, Klasifikasi ampak Kepentingan Aspek Sosial Ekonomi
ari Tabel IV-4. urutan prioritas kajian dampak penting hipotetik adalah bangkitan lalu
lintas/kecelakaan lalu lintas, kesehatan mayarakat, kerusakan jalan umum, konflik penerimaan ganti
rugi, sikap dan persepsi masyarakat, kesempatan berusaha, pendapatan masyarakat dan
pertumbuhan ekonomi, kependudukan, kesempatan kerja. Prioritas dampak penting hipotetik dari
Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede ± Kemang, untuk klasifikasi dampak kepentingan aspek
ekologi disajikan pada Tabel IV-5.
Tabel IV-5. Nilai Prioritas ampak Penting Hipotetik dari Kegiatan Pembangunan Jalan
Bojonggede ± Kemang, Klasifikasi ampak Kepentingan Aspek Ekologi
c ccc
c c
cc
c
ari Tabel IV-5 urutan prioritas kajian dampak penting hipotetik adalah Kualitas udara dan debu,
Kebisingan, kualitas air permukaan, sedimentasi sungai, air larian (
), iklim mikro, Ruang dan
lahan, muka air tanah, biota air,
'
Berdasarkan hasil proses pelingkupan dampak penting Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede ±
Kemang yang dilaksanakan oleh inas Bina Marga dan Pengairan, maka diperoleh secara runtut
dampak penting hipotetik. Secara keseluruhan alur proses pelingkupan dampak penting hipotetik
Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede - Kemang disajikan pada Gambar IV-2.
c ccc
c c
cc
c
Tabel IV-6. Matriks Interaksi ampak Potensial Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede-Kemang dengan Komponen Lingkungan
c ccc
c c
cc
c
Gambar IV-2. Bagan Alir ampak Potensial Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede - Kemang
c ccc
c c
cc
c
01
1
+V23?1-
,
1 .
?
01
1
23V?347?
+V2V?
?+?V101
1
23V?34
1 . 7?
+V2V?
4
?
+ !
" 1 (
&&)
$
1. /
% 6,
' ! 1 - (
&&)
" 2.
$ 3.
/ /
% 4.
&
.
5.
.
Evaluasi / /
Klasifikasi
Identifikasi V 6.
/
ampak /
dan
ampak 7.
Potensial Prioritas
Potensial 5
5
8.
'
-
!
! 1
"
"
&
. $
/
% / 6, ! 1 (
&&)
$
0 iskusi antar " ?
%
&
pakar ' $
' 0 Studi pustaka %
* 0 Survei lapang ' /
/ 0 Profesional
6, judgement
0 Konsultasi
publik
Gambar IV-3. iagram Alir Pelingkupan Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede - Kemang
c ccc
c c
cc
c
4 <?
?
4< -?
<%$
Lingkup wilayah studi dibentuk dari empat unsur yang berhubungan dengan dampak lingkungan suatu
rencana kegiatan, yaitu unsur kegiatan/proyek, ekologi, sosial dan administrasi pemerintahan.
4
%
Batas proyek adalah lokasi dimana seluruh komponen rencana kegiatan akan dilakukan, terutama
komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak. Batas proyek ditetapkan berdasarkan batas
kepemilikan lahan (J
J ) yang dimiliki oleh pemrakarsa.
Batas kegiatan rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede -Kemang adalah batas dimana
kegiatan-kegiatan proyek dilakukan selama tahap pra-konstruksi, konstruksi dan operasi. aerah ini
meliputi lahan yang diperuntukan untuk kegiatan rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede -
Kemang dengan panjang 8.719 m dan lebar 50 meter seluas 43,6 ha yang melalui 9 desa di
Kecamatan Bojonggede, Kecamatan Tajurhalang, dan Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor
Propinsi Jawa Barat.
& 4
Batas ekologis adalah wilayah terjadinya sebaran dampak yang akan dikaji, mengikuti medium
lingkungan masing-masing (air dan udara). Batas ekologis akan mengarahkan penentuan lokasi
pengumpulan data rona lingkungan awal.
Batas ekologis ditentukan berdasarkan luas persebaran dampak suatu rencana kegiatan yang
menyebabkan proses alami yang berlangsung di dalam ruang tersebut diprakirakan akan mengalami
perubahan yang mendasar. Batas ekologis maksimal / terluar berdasarkan persebaran dampak
melalui medium air adalah sekitar 500 m dari tapak proyek dengan asumsi setelah jarak 500 m dari
proyek persebaran dampak yang melalui medium air tidak disebabkan proses J dan
pengenceran.
Batas sosial adalah ruang di mana masyarakat, yang terkena dampak limbah, emisi atau kerusakan
lingkungan, tinggal atau melakukan kegiatan. Batas sosial akan mempengaruhi identifikasi kelompok
masyarakat yang terkena dampak sosial-ekonomi-kesehatan masyarakat dan penentuan masyarakat
yang perlu dikonsultasikan (pada tahap lanjutan keterlibatan masyarakat).
c ccc
c c
cc
c
Batas sosial adalah ruang di sekitar rencana kegiatan yang merupakan tempat berlangsungnya
berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah mapan (termasuk
sistem dan struktur sosial), sesuai dengan proses dinamika sosial suatu kelompok masyarakat yang
diprakirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat rencana kegiatan tersebut.
Batas sosial wilayah studi ANAL rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede - Kemang
ditentukan berdasarkan wilayah yang diprakirakan terkena dampak langsung atau wilayah dampak
primer. Wilayah yang diprakirakan terkena dampak langsung adalah pemukiman di esa Jampang
Kecamatan Kemang; esa Nanggerang, esa Sukmajaya, esa Tajurhalang, esa Tonjong dan
esa Kalisuren, Kecamatan Tajurhalang; dan di esa Bojongbaru, esa Susukan, esa Bojonggede,
Kecamatan Bojonggede; Kabupaten Bogor.
Batas administratif adalah wilayah administratif (desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten) yang
wilayahnya tercakup dalam salah-satu unsur diatas. Batas administratif sebenarnya diperlukan untuk
mengarahkan Pelaksana Kajian ke lembaga pemerintah daerah yang relevan, baik untuk koordinasi
administratif (misalnya peniliaian AMAL dan pelaksanaan konsultasi masyarakat), pengumpulan
data tentang kondisi rona lingkungan awal, Kegiatan di sekitar lokasi kegiatan, dan sebagainya.
Batas administratif adalah ruang dimana masyarakat dapat secara leluasa melakukan kegiatan sosial
ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di dalam
ruang tersebut. Batas administratif kegiatan rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Bojonggede -
Kemang yaitu wilayah Kecamatan Kemang, Kecamatan Tajurhalang dan Kecamatan Bojonggede
Kabupaten Bogor.
Batas wilayah studi adalah perpaduan dari ke-empat wilayah di atas yang membentuk lokasi dimana
kajian akan dilakukan, seperti yang disajikan pada Gambar IV-4.
c ccc
c c
cc
c