Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
LETAK SUNGSANG
Disusun oleh:
Luqman Yanuar R. C11.04.0034
Julian M. S. C11.02.187
Tita Rosita C11.04.0040
Rini Mulia Sari C11.04.0069
Dien Danayanti C11.04.0073
Preceptor :
Wiryawan Permadi, dr., SpOG(K)
1
BAB I
PENDAHULUAN
pada usia kehamilan 38 minggu dan 5% pada usia kehamilan 40 minggu(3). Letak
sungsang banyak terdapat pada kehamilan muda dan lebih banyak pada
primigravida.
2
BAB II
LETAK SUNGSANG
2.1 Definisi
2.2 Klasifikasi
1. Letak bokong murni (frank breech), yaitu hanya bokong saja yang jadi
3
2.3 Etiologi
presentasi kepala pada kehamilan aterm atau pada persalinan prematur sebelum
• Oligohidramnion
• Multiparitas
• Gemelli
2.4 Diagnosis
melenting pada fundus uteri. Punggung anak dapat diraba pada salah satu sisi
perut dan bagian-bagian kecil pada pihak yang berlawanan. Di atas simfisis, akan
teraba bagian yang kurang bundar dan lunak. Bunyi jantung terdengar pada
4
2.4.2 Pemeriksaan Dalam
Pada pemeriksaan dalam, jika pembukaan sudah besar dapat teraba tiga
tonjolan tulang, yaitu kedua tubera ossis ischii dan ujung os sacrum, sedangkan
os scrum dapat dikenal sebagai tulang yang meruncing dengan deretan prosesus
Antara tiga tonjolan tulang tadi dapat diraba anus dan genitalia anak.
Persentasi bokong harus dibedakan dari muka karena pada letak muka jika caput
succedaneum besar, muka dapat disangka bokong karena kedua tulang pipi dapat
mulut di sangka anus. Yang menentukan ialah bentuk os sacrum yang mempunyai
Bo s ka dep
(sakrum menjadi petunjuk)
Pada letak bokong kaki, teraba kaki di samping bokong
Perbedaan kaki dan tangan(1) :
1. Pada kaki ada calcaneus, jadi ada tiga tonjolan tulang, yaitu mata kaki dan
calcaneus, sedangkan pada tangan hanya ada mata dipergelangan tangan.
2. Kaki tidak dapat diluruskan terhadap tungkai, selalu ada sudut.
3. Jari kaki jauh lebih pendek dari telapak kaki.
5
2.4.3 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan menggunakan Röntgen
dan USG. Namun karena adanya faktor resiko paparan radiasi maka USG lebih
sering digunakan pada saat ini. Dengan menggunakan USG dapat diketahui
presentasi, letak dan habitus dari bayi, adanya kehamilan multipel, lokasi dari
plasenta dan volume cairan amnion. (3)
2.5 Penatalaksanaan
2.5.1 Penatalaksanaan antepartum
Apabila telah ditegakkan diagnosis sungsang, seorang ibu harus
diobservasi apakah terjadi versi spontan menjadi presentasi kepala. Apabila posisi
sungsang tetap bertahan diatas usia kehamilan 36 minggu maka perlu
dipertimbangkan untuk dilakukan versi luar. (3)
6
Tabel. Kriteria persalinan pervaginam atau seksio sesaria pada letak sungsang (2)
Persalinan Pervaginam Seksio Sesaria
- Letak sungsang bokong murni - Berat janin >3500 gr atau <1500 gr
- Umur kehamilan >=34 minggu - Ukuran pelvis yang sempit atau
perbatasan
- Taksiran berat badan janin 2000 – - Kepala janin yang defleksi atau
3500 gr hiperekstensi
- Kepala janin fleksi - Pecah ketuban yang lama
- Ukuran pelvis yang memadai - Bagian bawah janin yang tidak
engaged
- Tidak ada indikasi ibu maupun anak - Primi tua
untuk seksio sesaria
- Janin yang preamatur (umur
kehamilan 25-34 minggu)
- Presentasi kaki
7
Lovset’s manoeuvre
8
The Mauriceau Smellie Veit manoeuvre
9
Ekstraksi disebut parsial karena sebagian tubuh anak sudah lahir. Oleh
karena itu, untuk melahirkan lengan depan sedangkan bahu terhenti di
pintu bawah panggul, dilakukan cara Muller yaitu melahirkan lengan
depan terlebih dahulu, kemudian lengan belakang. Sedangkan apabila
bahu masih tinggi, lengan dilahirkan dengan cara klasik dengan
melahirkan tangan belakang terlebih dahulu. Sedangkan untuk melahirkan
kepala anak, tangan luar melakukan tarikan ke arah bawah dan tangan
dalam memutar dagu ke belakang sampai suboksiput terdapat di bawah
simfisis. Kemudian badan anak dibawa keatas kearah perut ibu, sehingga
berturut-turut lahirlah dagu, mulut, hidung, dahi dan akhirnya belakang
kepala pada komisura posterior.(1,3)
Jika kepala anak sulit dilahirkan, dianjurkan perasat de Lee yaitu
dipasang spekulum pada dinding vagina belakang yang ditekan ke bawah
supaya hidung dan mulut anak bebas dan dapat bernafas walaupun kepala
belum lahir.
2.6 Komplikasi
• Anoksia
Kompresi dan prolaps pada tali pusat mungkin berhubungan
dengan persalinan letak sungsang terutama pada letak sungsang presentasi
bokong-kaki dan letak kaki. Kompresi dari tali pusat yang prolaps dapat
terjadi selama kontraksi uterus yang menyebabkan deselerasi yang sedang
10
sampai berat dari denyut jantung yang pada akhirnya akan menyebabkan
anoksia atau kematian janin. .(3)
• Luka persalinan
Insidensi terjadinya trauma lahir selama persalina letak sungsang
pervaginam 13 kali lebih tinggi dibanding presentasi kepala. Jenis luka
perinatal yang pernah dilaporkan selama persalinan sungsang diantaranya
robeknya tentorium cerebelum, sefal hematom, brachial palsy, fraktur
tulang panjang dan rupturnya otot sternocleidomastoideus. Persalinan
sungsang pervaginam juga penyebab utama perlukaan terhadap kelenjar
adrenal, hepar, anus, genital, tulang belakang dan sendi panggul bayi. .(3)
2.7 Prognosis
Bagi ibu pada letak sungsang tidak banyak berbeda dengan prognosis pada
letak kepala, mungkin ruptura perineum lebih sering terjadi. Sebaliknya,
prognosis bagi anak dengan letak sungsang lebih buruk terutama jika anaknya
besar dan ibunya seorang primigravida. Kematian anak dengan letak sungsang
kurang lebih 14%, jika kematian karena prematuritas dikurangi, kematian anak
dengan letak sungsang tetap 3 kali lebih besar daripada kematian anak letak
kepala.
Penyebab kematian anak pada letak sungsang :
1. Setelah tali pusat lahir, kepala anak mulai masuk kedalam rongga
panggul, sehingga tali pusat tertekan antara kepala dan rongga
panggul. Diduga, bahwa kepala harus lahir dalam 8 menit setelah tali
pusat lahir, supaya anak dapat lahir selamat.
11
2. Pada letak sungsang dapat terjadi perdarahan otak karena kepala
dilahirkan dengan cepat.
3. Dapat terjadi kerusakan tulang belakang karena tarikan badan anak.
4. Pada letak sungsang lebih sering terjadi tali pusat menumbung, karena
bagian depan anak kurang baik menutup bagian bawah rahim.
Selain itu, angka kesakitan pada bayi juga tinggi, karena mungkin
terjadi fraktur dari humerus atau clavicula pada waktu melahirkan lengan,
paralisis lengan karena tekanan atau tarikan pada pleksus brachialis pada
waktu melahirkan kepala dengan cara Mauriceau. .(1)
2.8 Versi
Versi merupakan prosedur yang digunakan untuk mengubah letak bokong
menjadi letak kepala atau sebaliknya.
12
2. Bunyi jantung janin baik
3. Ketuban belum pecah
4. Pada persalinan, pembukaan serviks kurang dari 3 cm
Kontraindikasi dilakukannya versi luar : (3)
1. Kepala sudah masuk pintu atas panggul
2. Oligohidroamnion
3. Plasenta previa
4. Anomali uterus
5. Gestasi multipel
6. Ketuban pecah sebelum waktunya.
7. Riwayat operasi pada uterus sebelumnya (miomektomi atau
metroplasti).
8. Suspek malformasi kongenital atau abnormalitas (IUGR)
Komplikasi dilakukannya versi luar : (3)
1. Solusio plasenta
2. Ruptura uteri
3. Emboli cairan amnion
4. Kelahiran preterm
5. Gawat janin
6. Lilitan tali pusat
7. Ketuban pecah
13
3. Pasien diletakkan dalam posisi dorsolitotomi. Kemudian salah satu
tangan dimasukkan ke dalam lubang serviks menyusuri badan janin
sampai menemukan kedua kaki yang kemudian menariknya keluar.
Setelah itu, dilakukan ekstraksi bokong yang diikuti dengan
kelahiran badan dan kepala bayi.
14
Obstetric manoeuvres for breech delivery:
Maternal expulsion
delivers the frank breech
from the lower birth canal,
while the contractile
forces of the uterus
maintain flexion of the
fetal head.
Inappropriate traction on
the breech at this point
may lead to extension of
the fetal head, or
entrapment of an arm
behind the head (nuchal
arm).
After spontaneous
expulsion of the breech to
the umbilicus, the
obstetrician delivers the
extended legs. The fingers
splint the thigh, while
flexing and abducting the
hip.
15
Note the lateral rotation of
the thighs on the hips, to
deliver the legs. The
obstetrician must avoid
the instinctive manoeuvre
of hooking the thigh
down, thus bending the
knee in the wrong
direction.
16
If the fetal arms have
extended, the obstetrician
applies Lovset's
manoeuvre. Lateral flexion
of the fetus is
exaggerated to enable
descent of the posterior
shoulder below the sacral
promontory.
Lovset's manoeuvre.
(Continued). The
obstetrician then rotates
the body with the back
uppermost, 180 degrees.
(b) The posterior shoulder
has been rotated
anteriorly, and lies
beneath the symphysis.
The obstetrician hooks the
arm downwards, then
rotates the body back 180
degrees, to deliver the
other arm in the same
manner.
Application of Piper's
forceps to the fetal head,
the preferred method of
delivering the head.
17
When Piper's forceps have
been applied, the fetal
trunk, wrapped in a
'breech towel', is
supported by one hand,
while the other exerts
gentle traction on the
forceps in the direction of
the pelvic axis (arrow).
While an assistant
supports the fetal trunk,
avoiding hyperextension,
the obstetrician kneels, to
facilitate application of the
forceps, and subsequent
traction in the axis of the
pelvis.
The Mauriceau-Smellie-
Veit manoeuvre, although
not as desirable as Piper's
forceps, can prove useful
when events progress
rapidly, and the
obstetrician has
inadequate time to apply
forceps. The fetal trunk
lies astride the
obstetrician's forearm,
and the obstetrician's
middle finger, placed in
the fetal mouth, gently
flexes the head. The
upper hand on the fetal
back enables gentle
downward and backward
traction, while the middle
finger of the upper hand
pushes upwards on the
occiput, encouraging
flexion of the head, to
avoid damage to the fetal
cervical spine.
18
DAFTAR PUSTAKA
19